Sie sind auf Seite 1von 4

Lewis B.

Terman
Dari hasil studinya ini Terman kemudian merumuskan konsepsinya tentang arti
keberbakatan istimewa atau giftedness. Ia memberikan batasan bahwa anakanak Gifted adalah anak-anak yang memiliki kapasitas kognitif sebagaimana
terukur dengan tes intelegensi Stanford Binet, berada pada kisaran skor IQ di
atas 140. Berdasarkan penelitiannya Terman juga meyakini bahwa meski anakanak gifted ini di kemudian hari pada umumnya sukses sebagai orang-orang
dewasa di berbagai bidang profesi, tetapi kesuksesan mereka tersebut tak
semata disebabkan oleh karena kapasitas kognitif mereka yang sangat tinggi
tetapi juga disumbangkan oleh faktor-faktor non kognitif yang mereka miliki
seperti semangat, motivasi, komitmen, ketekunan, dan keberanian mengambil
risiko
1926 Leta Hollingworth
Pada tahun 1926 Leta Hollingworth, seorang ahli psikologi pendidikan Amerika
Serikat, merilis bukunya yang dikemudian hari menjadi salah satu buku
legendaris dalam khazanah literatur tentang keberbakatan istimewa yang
bertajuk Gifted Children, Their Nature and Nurture . Dalam buku ini ia
mengemukakan pendapatnya bahwa meski potensi keberbakatan istimewa
adalah sesuatu yang sifatnya menurun tetapi tanpa adanya pola pengasuhan
dan ketersediaan lingkungan yang mendukung maka potensi keberbakatan
istimewa tersebut hanya akan tinggal potensi, tak akan pernah teraktualisasi.
Oleh karena itu pada periode 1930-an ia tampil menjadi penganjur utama
tentang perlunya orang tua memberikan pola asuh dan menciptakan lingkungan
yang kondusif bagi anak-anak dengan bakat istimewa untuk dapat
mengaktualisasikan potensinya. Karena masifnya kampanye yang dilakukan oleh
Leta Hollingworth inilah maka sejak saat itu istilah gifted selalu dipergunakan
orang untuk merujuk pada potensi yang sangat tinggi yang dimiliki oleh seorang
anak atau individu.

1970-an, Jozeph Renzulli

Pada dekade 1970-an, Jozeph Renzulli dari Universitas Connecticut mengajukan konsepsinya
The Three Rings of Giftedness. Pokok konsepsi dari teori Renzulli ini adalah keberbakatan
istimewa baru akan dapat muncul dan teraktualisasikan jika terdapat 3 traits (sifat) utama
yang terdapat atau muncul pada diri seorang individu. Ke-3 traits itersebut adalah :
1. Potensi kognitif atau kapasitas intelektual yang berada pada kisaran di atas rata-rata (High
Potential Ability).
2. Dorongan atau motivasi yang kuat untuk meraih tujuan (task commitment).
3. Kreatifitas (creativity).
Menurut Renzulli selama ketiga traits tersebut tidak dapat ditunjukkan (dimiliki) oleh seorang
anak atau individu maka maka belumlah dapat disebut sebagai anak atau individu dengan
bakat istimewa (gifted child).
Linda K. Silverman

Linda K. Silverman juga mengajukan konsepsi tentang keberbakatan istimewa. Konsepsi


yang diajukannya agak berbeda dengan ahli-ahli sebelumnya. Dalam konsepsinya yang
terkenal dengan teori Asynchronous Development (perkembangan yang tidak serasi), ia
menyebutkan bahwa dimensi terpenting dari adanya keberbakatan istimewa adalah adanya
fenomena tumbuh kembang yang tidak serasi dalam diri seorang anak atau individu.
Perbedaan utama konsepsi yang diajukan oleh Linda Silverman dengan ahli-ahli sebelumnya
adalah jika ahli-ahli sebelumnya hanya melihat keberbakatan istimewa dari sudut pandang
bakat atau potensi yang sangat tinggi (istimewa) yang ditunjukkan atau dimiliki oleh seorang
anak atau individu, maka Linda Silverman menambahkan satu aspek lain yang sangat penting
yaitu aspek emosi. Jadi selain dilihat dari sudut pandang potensi yang sangat tinggi
(istimewa) yang dimiliki oleh seorang anak atau individu maka pola perkembangan anak atau
individu dari aspek intelegensi, emosi, dan fisik juga sangat perlu mendapat perhatian khusus.
Berdasarkan penelitian yang dilakukannya ia menyebutkan bahwa ternyata pola
perkembangan anak atau individu yang memiliki bakat istimewa (gifted) jauh berbeda
dengan pola perkembangan anak-anak normal, baik secara kuantitatif maupun kualitatif.
the Columbus Group.
Giftedness atau keberbakatan istimewa adalah suatu pola perkembangan yang
tidak sinkron (tidak serasi; asynchronous development ) pada individu-individu
tertentu, dimana didalamnya terkombinasi suatu tingkat kemampuan kognitif
yang sangat maju yang disertai dengan intensitas emosi (kedalaman perasaan;
emotional intensity) yang sangat kuat, yang pada akhirnya menciptakan suatu
pola pengalaman dan kesadaran dalam diri individu-individu tersebut yang
secara kualitatif sangat berbeda dengan anak-anak lain yang seusianya.
Ketidakserasian ini akan semakin meningkat dengan semakin tingginya
kapasitas intelektual yang mereka miliki. Keunikan seperti inilah yang pada
akhirnya mempersyaratkan adanya suatu pola pengasuhan, pengajaran, dan
pembimbingan yang khusus agar proses tumbuh kembang mereka dapat
berjalan dengan optimal (The Columbus Group, 1991)
teori Gagne yang diperbaharui pada tahun 2003

Teori Gagne ini pada dasarnya menitikberatkan konsepsi keberbakatan istimewa sebagai
sesuatu yang merupakan hasil interaksi antara faktor keturunan (genetic) dan faktor tumbuh
kembang (developmental) yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan Teori Gagne ini pada
dasarnya menitikberatkan konsepsi keberbakatan istimewa sebagai sesuatu yang merupakan
hasil interaksi antara faktor keturunan (genetic) dan faktor tumbuh kembang (developmental)
yang sangat dipengaruhi oleh lingkungan. Di samping itu salah satu pokok konsepsi
keberbakatan istimewa dalam teori Gagne ini adalah keberbakatan istimewa pada prinsipnya
bersifat multi domain. Konsepsi inilah yang membedakan secara eksplisit antara teori Gagne
dengan teori lain yang cenderung bertumpu pada konsepsi keberbakatan istimewa sebagai
semata keberbakatan dalam domain intelektual. Di samping itu teori Gagne juga
mendapatkan basis ilmiah yang kuat karena sejalan dengan teori intelegensi paling mutakhir
yaitu teori Cattel-Horn-Carrol (2003) yang menyebutkan bahwa kecerdasan sebagai
konstelasi kemampuan manusia yang bersifat hirarkis dan multi facet.
Francoys Gagn adalah ahli psikologi pendidikan dari universitas Quebec di Kanada.
Menurutnya istilah gifted (potensi istimewa) dan talenta (bakat yang telah berkembang secara

sistematis) adalah dua hal yang berbeda. Dalam konsepsi Gagne, istilah Gifted lebih merujuk
pada kepemilikan potensi istimewa di dalam satu atau lebih domain kemampuan (natural
abilities).
Kemampuan atau potensi alami (Natural Abilities)
Gagn mengajukan 4 domain keberbakatan istimewa yang menurutnya sangat bersifat gentik,
yaitu :
Domain kemampuan intelektual seperti : kemampuan penalaran, mengingat, pengamatan,
penilaian situasi, dan meta kognisi
Domain kreatifitas seperti : imajinasi, orisinalitas, dan kelancaran ide.
Domain sosio afektif, seperti : perceptiveness, kemampuan berkomunikasi (empati dan
diplomasi), dan kemampuan mempengaruhi.
Domain sensori motor, seperti : kepekaan panca indra, kekuatan fisik, dan koordinasi alat
gerak tubuh.
Sedangkan Talenta atau bakat yang telah berkembang secara sistematis adalah bentuk
tampilan langsung dari potensi istimewa tersebut yang merupakan hasil dari proses belajar,
baik yang bersifat formal maupun informal.
Talenta (Talents)
Talenta dalam konsepsi Gagne adalah bidang-bidang prestasi dimana potensi atau
kemampuan alami (natural abilities) akan dapat mewujud. Bidang-bidang prestasi ini antara
lain adalah (namun tidak terbatas pada daftar di bawah ini) :
Bidang akademik,
Bidang seni,
Bidang usaha (bisnis),
Bidang hoby atau kesenangan,
Bidang hubungan antar manusia,
Bidang olahraga,
Bidang teknologi.
Untuk dapat berkembang atau muncul kedalam bentuk talenta maka potensi istimewa yang
bersifat alami ini perlu mendapatkan apa yang oleh Gagne disebut sebagai faktor pemercepat
(catalyst factor). Selanjutnya Gane merumuskan bahwa faktor pemercepat teresebut terbagi
menjadi 3 :
1. Faktor pemercepat dari dalam diri (intra personal catalyst), yang mencakup beberapa
karakteristik yang dimiliki oleh individu berbakat istimewa yang dapat berpengaruh secara
positif maupun negatif terhadap proses belajar anak berbakat istimewa tersebut. Karakteristik
ini antara lain :
Kondisi fisik seperti faktor kesehatan,
Motivasi atau dorongan untuk berprestasi,
Kemampuan mengelola emosi,
Sifat-sifat kepribadian (temperamen, kepercayaan diri, kemampuan beradaptasi dll).
2. Faktor pemercepat dari luar diri (interpersonal atau environmental catalyst). Gagn
menyebut ada 4 faktor pemercepat utama yang sangat berpengaruh terhadap proses
pengembangan bakat istimewa menjadi talenta yang telah berkembang :

Milieu (budaya lingkungan tempat tinggal, keluarga).


Individu atau orang lain.
Program dan fasilitas .
Kejadian-kejadian yang dialami selama kehidupan.
Peluang (Chance)
Faktor terakhir yang mempengaruhi kemunculan keberbakatan istimewa adalah faktor
peluang. Peluang disini diartikan oleh Gagne sebagai faktor genetika atau keturunan. Dengan
kata lain yang akan menentukan kepemilikan dan dalam domain mana keberbakatan istimewa
si anak akan muncul adalah faktor gen kedua orang tuanya.

Das könnte Ihnen auch gefallen