Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Disusun oleh
Hayati Diana Taru
1504012177
1504015310
1504015384
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan kesehatan
dan kesempatan kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan tugas mata kuliah Bahasa
Indonesia dengan judul ANTIKOLINERGIK ini dengan baik.
Tujuan suatu pendidikan tak lain adalah untuk mencerdaskan bangsa, membentuk
sumber daya manusia yang handal dan berdaya saing, membentuk watak dan jiwa sosial,
berbudaya, berakhlak dan berbudi luhur, serta berwawasan pengetahuan yang luas dan
menguasai tekhnologi. Makalah ini kami buat bertujuan untuk mengetahui berbagai macarm
obat dari antikolinergik.
Mudah-mudahan makalah ini memberikan manfaat dalam segala bentuk kegiatan
belajar, sehingga dapat memperlancar dan mempermudah proses pencapaian tujuan-tujuan
yang telah direncanakan.
Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam makalah (karya tulis) ini. Oleh
karena itu segala kritikan dan saran yang membangun akan kami terima dengan lapang dada
sebagai wujud koreksi atas diri kami yang masih belajar. Akhir kata, semoga makalah ini
bermanfaat bagi pembaca, amin.
Jakarta, 31 Oktober 2016
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Sistem saraf merupakan salah satu bagian yang menyusun sistem koordinasi yang
bertugas menerima rangsangan, menghantarkan rangsangan ke seluruh bagian tubuh,
serta memberikan respons terhadap rangsangan tersebut. Pengaturan penerima
rangsangan dilakukan oleh alat indera, pengolah rangsangan dilakukan oleh saraf pusat
yang kemudian meneruskan untuk menanggapi rangsangan yang datang dilakukan oleh
sistem saraf dan alat indera.
Obat-obat otonom adalah obat yang dapat memengaruhi penerusan impuls dalam
SSO dengan jalan mengganggu sintesa, penimbunan, pembebasan,atau penguraian
neurotransmitter atau memengaruhi kerjanya atas resptor khusus. Akibatnya adalah
dipengaruhinya fungsi otot polos dan organ, jantung dan kelenjar. Ada 2 macam
golongan obat otonomik yakni, Golongan simpatomimetik (merangsang) yang kerjanya
mirip dengan saraf simpatis, dan Golongan simpatolitik (menghambat) untuk simpatis
dan parasimpatolitik. Menurut khasiatnya, obat otonom dapat digolongkan sebagai
berikut:
1. Zat-zat yang bekerja terhadap SP, yakni:
a. Parasimpatikomimetika (kolinergika) yang merangsang organ-organ yang
dilayani saraf parasimpatis dan meniru efek perangsangan oleh asetilkolin,
misalnya pilokarpin dan fisostigmin.
b. Parasimpatikolitika (antikolinergika) justru melawan efek-efek
2.
kilonergika,
Tujuan
Untuk dapat mengetahui golongan obat kolinergik.
Untuk dapat mengetahui antikolinegik.
Untuk dapat mengetahui golongan obat antikolinergik.
Untuk dapat mengetahui hubungan struktur dengan aktivitas anti-kolinergik
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2. 1. Devinisi Antikolinergik
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
berlawanan dengan obat kolinergik baik yang bekerja langsung atau tidak langsung.
Antikolinergik digunakan untuk mestimulasi peristaltis, meningkatkan sekresi
kelenjar ludah, getah lambung dan air mata, dan memperkuat sirkulasi dengan