Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Dinding
Kolom
Sumber :
http://www.cybermq.com/pustaka/
http://assalamualaikumzie.multiply.com/
di
atas
umpak.
Dari beberapa kali guncangan gempa hingga 8,3 skala richter, konstruksi
tersebut mampu memperlambat ambruknya seluruh bangunan karena
fungsi dinding bukan sebagai penahan beban tetapi bertumpu kepada
struktur kolom dan pilar baja yang diikat baut hingga mampu mengiringi
gaya
tekan
horizontal
maupun
vertikal.
Kata Sutopo, umumnya, kerusakan bangunan saat gempa terjadi karena bangunan itu dibangun tidak
dengan konstruksi yang tahan gempa. Meskipun gempa tidak dapat diprediksi kapan terjadinya.
Namun dapat diminimalisir dampaknya dengan membangun rumah tahan gempa," ujar dia.
Konsep bangunan tahan gempa pada dasarnya adalah upaya untuk membuat seluruh elemen rumah
menjadi satu kesatuan yang utuh. Dengan demikian, rumah tersebut tidak runtuh akibat gempa.
Penerapannya dengan cara membuat sambungan yang cukup kuat diantara berbagai elemen serta
pemilihan material dan pelaksanaan yang tepat.
Dewasa ini, teknologi rumah tahan gempa di Indonesia sudah sangat banyak. Masyarakat tidak
terlalu sulit untuk mengadopsinya. Tinggal konsultan bangunan memilih konstruksi yang dinilai
lebih efisien dan aman untuk suatu daerah.
Nenek moyang kita, sejak dulu sebenarnya sudah memikirkan tentang bangunan tahan gempa.
Rumah-rumah tradisional di Indonesia, seperti rumah Gadang, rumah kayu di Jawa dan Sunda
merupakan rumah yang dibangun dengan mengadaptasikan ancaman gempa bumi.
Terbukti, ratusan tahun rumah-rumah adat tetap kokoh berdiri. Namun seiring dengan perubahan
gaya hidup, rumah tradisional berganti dengan tembok. Sayangnya, banyak dari mereka yang tidak
diikuti kaidah konstruksi yang tahan gempa.
Masih banyak rumah-rumah penduduk yang dibangun dengan belum memperhatikan kaidah
konstruski tahan gempa. Beberapa penyebab antara lain, minimnya sosialisasi, terbatasnya
pengetahuan tukang, lebih mahalnya konstruksi rumah tahan gempa, lemahnya pengawasan IMB,
dan sebagainya," jelas Sutopo.
(kap/rin/nis)
BERANDA
BERITA HARIAN
o Haluan Padang
o Sumatera Barat
o Riau & Kepri
o Wanita & Keluarga
ARTIKEL
o Haluan Kita
o Refleksi
o Opini
o Feature
MINGGUAN
o Aksen
o Anak & Keluarga
o Kultur
o Lancong
o Panggung
o Rumah
o Seni
o Laporan Utama
ARSIP
E-PAPER
TENTANG KAMI
Eko mengakhiri.
Sementara itu, Darmansyah ahli konstruksi dari Lembaga Penanggulangan Bencana
Alam, Sumatera Barat, dalam acara talkshow di Radio Siaga 107,5 FM menyebutkan,
dari sisi ilmu konstruksi bangunan rumah gadang jauh lebih maju setidaknya 300 tahun
dibanding konstruksi yang ada di dunia pada zamannya.
Bentuk rumah gadang membuat Rumah Gadang tetap stabil menerima guncangan dari
bumi. Getaran yang datang dari tanah terhadap bangunan terdistribusi ke semua
bangunan.
Rumah gadang tidak menggunakan paku sebagai pengikat, tetapi berupa pasak sebagai
sambungan membuat bangunan memiliki sifat sangat lentur. Selain itu kaki atau tiang
bangunan bagian bawah tidak pernah menyentuh bumi atau tanah. Tapak tiang dialas
dengan batu sandi.
Menurutnya, batu tersebut akan berfungsi sebagai peredam getaran gelombang dari
tanah, sehingga tidak mempengaruhi bangunan di atasnya. Kalau ada getaran gempa
bumi, Rumah Gadang hanya akan berayun atau bergoyang mengikuti gelombang yang
ditimbulkan getaran tersebut. (h/wan)
"Kita
meninggalkannya. " Ungkap Mak Sirul dan Mak Ulil ke Padang Today
(Minggu/05/10). Mereka adalah tukang tuo yang piawai membuat rumah
gadang dari Limopuluah Koto.
"Setelah banyak rumah roboh karena guncangan gempa, kita buru-buru
memikirkannya," tambahnya kemudian, sebelum membincangkan
alasan-alasan mengapa rumah gadang itu mereka katakan tahan gempa.
<a href="http:
deskonstruksi.wordpress.com"="">Beranda</a href="http:>
Profil
My Gallery
Forum
Konsultasi
Survey
Daftar Tulisan
Rumah adat joglo yang merupakan rumah peninggalan adat kuno dengan karya seninya
yang bermutu memiliki nilai arsitektur tinggi sebagai wujud dan kebudayaan daerah
yang sekaligus merupakan salah satu wujud seni bangunan atau gaya seni bangunan
tradisional.
Joglo merupakan kerangka bangunan utama dari rumah adat Kudus terdiri atas soko
guru berupa empat tiang utama dengan pengeret tumpang songo (tumpang sembilan)
atau tumpang telu (tumpang tiga) di atasnya. Struktur joglo yang seperti itu, selain
sebagai penopang struktur utama rumah,juga sebagai tumpuan atap rumah agar atap
rumah bisa berbentuk pencu.
Pada arsitektur bangunan rumah joglo, seni arsitektur bukan sekadar pemahaman seni
konstruksi rumah, juga merupakan refleksi nilai dan norma masyarakat pendukungnya.
Kecintaan manusia pada cita rasa keindahan, bahkan sikap religiusitasnya terefleksikan
dalam arsitektur rumah dengan gaya ini.
Pada bagian pintu masuk memiliki tiga buah pintu,yakni pintu utama di tengah dan
pintu kedua yang berada di samping kiri dan kanan pintu utama. Ketiga bagian pintu
tersebut memiliki makna simbolis bahwa kupu tarung yang berada di tengah untuk
keluarga besar, sementara dua pintu di samping kanan dan kiri untuk besan.
Pada ruang bagian dalam yang disebut gedongan dijadikan sebagai mihrab, tempat
Imam memimpin salat yang dikaitkan dengan makna simbolis sebagai tempat yang
disucikan, sakral, dan dikeramatkan. Gedongan juga merangkap sebagai tempat tidur
utama yang dihormati dan pada waktuwaktu tertentu dijadikan sebagai ruang tidur
pengantin bagi anak-anaknya.
Ruang depan yang disebut jaga satru disediakan untuk umat dan terbagi menjadi dua
bagian, sebelah kiri untuk jamaah wanita dan sebelah kanan untuk jamaah pria. Masih
pada ruang jaga satru di depan pintu masuk terdapat satu tiang di tengah ruang yang
disebut tiang keseimbangan atau soko geder, selain sebagai simbol kepemilikan rumah,
tiang tersebut juga berfungsi sebagai pertanda atau tonggak untuk mengingatkan pada
penghuni tentang keesaan Tuhan.
Begitu juga di ruang dalam terdapat empat tiang utama yang disebut soko guru
melambangkan empat hakikat kesempurnaan hidup dan juga ditafsirkan sebagi hakikat
dari sifat manusia.
Kesan yang akan timbul dari arsitektur bangunan tradisional joglo sering kali terasa
antik dan kuno, hal ini timbul melalui kehadiran perabot hingga pernak-pernik
pendukung bernuansa lawas yang dibiarkan apa adanya. Namun, dalam penataan
hunian bergaya ini tidak ada salahnya bila dikombinasikan dengan gaya modern
maupun minimalis.
Nuansa asli sering terasa melalui kehadiran hunian berarsitektur tradisional joglo.Kesan
inilah yang sengaja dihadirkan oleh bangunan-bangunan modern bergaya etnik yang
banyak diaplikasikan pada hunian maupun bangunan umum seperti restoran.
Eksotika
Joglo
Pencu
Tiga pintu yaitu depan, samping kiri dan kanan hadir dengan makna simbolisnya.
JOGLO Pencu. Ketika seseorang mengatakan kata tersebut, ingatan kita akan segera
tertuju pada sebuah rumah tradisional yang berasal dari daerah Kudus (salah satu bagian
dari kebudayaan Jawa).
Rumah dengan berbagai keindahan dengan karakter khusus ini tampil memikat melalui
kerumitan yang cukup tinggi pada ornamen hias yang ada pada hampir setiap ruang
yang ada pada rumah joglo pencu. Karakter spesifik yang ada tersebut sangat berbeda
dengan apa yang ada di dalam bangunan tradisional yang ada di Jawa pada umumnya.
Perbedaan lain dapat dijumpai pada bentuk ornamen ukir yang diterapkan, pola susunan
ruang dan dimensi yang kemudian berdampak pada proporsi ukuran dari masingmasing ruangnya. Meskipun ruang yang digunakan sama, tetapi terjadi perbedaan yang
cukup besar pada dimensidimensi ruangan yang terjadi jika dibandingkan dengan
rumah tradisional Jawa pada umumnya.
Hal tersebut dapat terjadi karena kebudayaan yang berpengaruh besar di dalam
masyarakat Kudus bukan hanya kebudayaan Jawa saja. Letaknya di jalur perdagangan
dan mata pencaharian sebagian besar penduduknya sebagai pedagang memunculkan
bentuk yang sekarang dapat dijumpai pada rumah joglo pencu.
Bangunan tradisional seperti rumah joglo yang banyak memakai elemen natural di
dalamnya, terbukti tahan terhadap bencana alam seperti gempa. Banyak faktor yang
menyebabkan joglo tanggap gempa. Sengaja digunakan kata tanggap gempa bukan
tahan gempa karena bangunan ini sepertinya dapat merespons dan berdialog dengan
gaya gempa.
Pertama, sistem struktur yang digunakan. Orang menganggap joglo berstruktur rangka
karena memang terlihat batang-batang kayu yang disusun membentuk rangka. Struktur
joglo menerapkan sistem tenda atau tarik. Hal ini didasarkan pada sistem dan sifat
sambungan kayu yang digunakan (cathokan dan ekor burung), semuanya bersifat
mengantisipasi gaya tarik. Sistem struktur tarik inilah yang membuat joglo bersifat
fleksibel sehingga dapat tanggap terhadap gaya-gaya gempa.
Bangunan joglo dapat meredam gempa karena memiliki keterkaitan antarstruktur dan
materialnya, sambungan antarkayu yang tidak kaku sehingga fleksibel dan memiliki
toleransi tinggi terhadap gempa, ungkap arsitek dan kontraktor dari Mitra Graha Asri
Mandiri Ir Wisnu Brata. Kedua, sistem distribusi beban.
Bangunan joglo memiliki soko guru (tiang utama) 4 buah dan 12 buah soko pengarak.
Ruang yang tercipta dari keempat soko guru disebut rong-rongan, yang merupakan
struktur inti joglo. Soko-soko guru disatukan oleh balok-balok (blandar-pengeret dan
sunduk-kili) dan dihimpun-kakukan oleh susunan kayu yang berbentuk punden
berundak terbalik di tepi (tumpangsari) dan berbentuk piramida di tengah (brunjung).
Susunan kayu ini bersifat jepit dan menciptakan kekakuan sangat rigid. Soko-soko
pengarak di peri-peri dipandang sebagai pendukung struktur inti. Faktor ketiga adalah
sistem tumpuan dan sistem sambungan. Sistem tumpuan bangunan joglo menggunakan
umpak yang bersifat sendi. Hal ini untuk mengimbangi perilaku struktur atas yang
bersifat jepit.
Sistem sambungannya yang tidak memakai paku, tetapi menggunakan sistem lidah alur,
memungkinkan toleransi terhadap gaya-gaya yang bekerja pada batang-batang kayu.
Toleransi ini menimbulkan friksi sehingga bangunan dapat akomodatif menerima
gaya-gaya gempa, tutur Wisnu.
Pemilihan dan penggunaan bahan bangunan adalah faktor keempat. Penggunaan kayu
untuk dinding (gebyok) dan genteng tanah liat untuk atap disebabkan material ini
bersifat ringan sehingga relatif tidak terlalu membebani bangunan.
Pada awalnya penutup atap yang dipakai adalah jerami, daun kelapa, daun tebu, sirap,
dan ilalang. Oleh karena merebak penyakit pes, pemerintah kolonial Belanda mengganti
penutup atap dengan genteng supaya lebih sehat.
Rumah Joglo adalah rumah arsitektur tradisional Jawa. Rumah tradisional ini
dibangun oleh nenek moyang suku Jawa sejak lama. Tidak hanya asal
bangun, rumah Joglo mengandung falsafah yang sarat makna dan nilai-nilai
sosiokultural. Selain itu, rumah Joglo juga dikenal memiliki desain yang
megah dan indah. Namun ternyata ada satu kelebihan lain pada arsitektur
bangunan
joglo.
Rumah
ini
juga
dapat
meredam
gempa.
Bangunan ini dicirikan dengan pemakaian konstruksi atap yang kokoh dan
berbentuk lengkungan-lengkungan yang terpisah pada satu ruang dengan
ruang lainnya. Sebuah rumah joglo terbangun dari empat tiang utama.
Struktur joglo yang seperti itu, selain sebagai penopang struktur utama
rumah,
Bangunan
juga
sebagai
tradisional
joglo
tumpuan
banyak
memakai
atap
elemen
rumah.
natural.
bersifat
mengantisipasi
gaya
tarik.
tinggi
terhadap
gempa.
bangunan
dapat
akomodatif
menerima
gaya-gaya
gempa.
1.
2.
3.
4.
1.
2.
3.
Pondasi
Pondasi merupakan bagian dari struktur yang paling bawah dan berfungsi untuk
menyalurkan beban ke tanah. Untuk itu pondasi harus diletakkan pada tanah yang keras.
Kedalaman minimum untuk pembuatan pondasi adalah 6- 75 cm. Pasangan batu
gunung untuk pondasi dikerjakan setelah lapisan urug dan aanstamping selesai
dipasang.Pondasi juga harus mempunyai hubungan yang kuat dengan sloof. Hal ini
dapat dilakukan dengan pembuatan angkur antara sloof dan pondasi dengan jarak 1 m.
Angkur dapat dibuat dari besi berdiameter 12 mm dengan panjang 20 -25 cm. Pondasi
salah satu hal yang harus di perhatikan pada saat membangun, karena pondasi termausk
kalah satu bagian penting dalam bangunan.
Beton
Beton adalah bagian umum pada bangunan, beton dapat di buat dengan mencapur
Pasir(ageregat halus, kerikil (ageregat kasar) air dan semen.
Beton Bertulang
Beton bertulang merupakan bagian terpenting dalam membuat rumah menjadi tahan
gempa. Pengerjaan dan kualitas dari beton bertulang harus sangat diperhatikan karena
dapat melindungi besi dari pengaruh luar, misalnya korosi. Para pekerja atau tukang
suka menganggap remeh fungsinya. Penggunaan alat bantu seperti molen atau vibrator
sangat disarankan untuk menghasilkan beton dengan kualitas tinggi.
Kesimpulan
Bahwa banyak bangunan yang mudah roboh saat gempa disebabkan karena
konstruksi bangunan yang kurang kokoh dan tidak memenuhi standar baku. Maka dari
itu untuk mendapatkan bangunan tahan gempa yang baik buatlah struktur bangunan
yang lebih simetris. Karena bangunan dengan struktur simetris sudah terbukti lebih kuat
dibandingkan dengan struktur yang tidak simetris. Dan salah satu penunjang agar
bangunan itu kokoh yang harus dipikirkan terlebih dahulu adalah kerangka bangunan
yang kuat, serta bahan baku yang memenuhi syarat untuk bangunan tahan gempa
seperti baja ringan dan semen mortar. Jika sebuah bangunan di bangun dengan bahan
baku seperti yang di jelaskan di atas, maka bangunan tersebut akan mampu bertahan
dari gempa hingga berkekuatan 7 skala Ritcher.
Ketika terjadi gempa bumi, banyak korban berjatuhan sebenarnya bukan karena
gempanya, tetapi karena tertimpa bangunan yang rusak atau runtuh. Oleh karena itu
sebaiknya ketika membangun sebuah rumah atau gedung harus memenuhi persyaratan
bangunan tahan gempa. Bangunan Tahan gempa yang dimaksud adalah bangunan yang
apabila:
digoyang gempa besar, boleh mengalami kerusakan pada elemen non struktural
maupun struktural, tetapi bangunan harus tetap berdiri dan tidak boleh rubuh.
3. Pondasi:
Pondasi harus diletakkan di atas tanah keras, bila kondisi tanah kurang baik
maka harus dilakukan perbaikan tanah terlebih dahulu. Sebaiknya pondasi
terletak lebih dari 45 cm dari tanah asli:
Sedangkan Pondasi, sloof dan kolom praktis harus saling terikat antar satu
dengan yang lainnya.
4. Pada setiap luasan dinding 12 m2 , harus dipasang kolom, bisa menggunakan bahan
kayu, beton bertulang, baja, plester ataupun bambu.
10. Perhatikan bahan spesi/adukan, setiap jenis tras, pasir, atau semen, mempunyai sifat
khusus. Sebaiknya perbandingan campuran mengikuti standar yang ada.
11. Bangunan tahan gempa memiliki komponen-komponen yang terikat antara satu
dengan yang lainnya, baik antara komponen struktural maupun non struktural.