Sie sind auf Seite 1von 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan
kesehatan masyarakat sangat diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk
menangani masalah-masalah tersebut. Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang
bersifat khusus berupa asuhan kebidanan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggungjawab
bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki butuhan dan atau
masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu . Kebidanan
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan
ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval
dengan upaya promotif, preventative dan rahabilitatif baik secara individu, keluarga,
kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan
pada wanita sesuai wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.
Pada teori Asuhan Kebidanan pada Akseptor keluarga berencana pil progestin
yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan, keluhan utama, riwayat
kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari hari, kehidupan
sosial budaya, pengetahuan pasien tentang alat kontrasepsi menurut pasien, psikologi
pasien), dan pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum, kesadaran, status
emosional, TTV, dan head to toe).
Pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Akseptor KB Pil Progestin Pada Ny. P
P1A0 umur 21 tahun di BPM Hj. Thoiffah Sugeng Am.Keb, SKM Tlogosari
Semarang, asuhan yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan
keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan
sehari hari, kehidupan sosial budaya, pengetahuan pasien, psikologi pasien), dan
pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum, kesadaran, status emosional, TTV,
dan head to toe) dan dilakukannya komunikasi, informasi dan edukasi tentang metode
yang diinginkan, indikasi, kentungan dan kerugian dan fasilitas layanan. Berdasarkan
pengkajian data didapatkan Ny. P P1A0 umur 21 tahun dengan calon akseptor KB Pil
Progestin.

Pelaksanaan Asuhan Asuhan Kebidanan Akseptor KB Pil Progestin Pada Ny. P


P1A0 umur 21 tahun di BPM Hj. Thoiffah Sugeng Am.Keb, SKM Tlogosari
Semarang sudah sesuai dengan manajemen kebidanan 7 langkah varney. Pengkajian
dan pemeriksaan yang dilakukan sudah lengkap dan akurat, sehingga data yang
dianalisis menghasilkan diagnosa yang tepat. Dan dengan diagnosa yang tepat dapat
merencanakan dan melakukan asuhan secara efektif.
1.2.
RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan asuhan kebidanan ?
2. Apa yang saja macam-macam suhan kebidanan ?
3. Apa yang dimaksud dengan keluarga berencana ?
4. seperti apa contoh kasus keluarga berenacana ?
1.3. TUJUAN
1. Untuk mengetahui tentang asuhan kebidanan.
2. Untuk mengetahui tentang macam-macam asuhan kebidanan.
3. Untuk mengetahui tentang keluarga berencana.
4. Untuk mengetahui tentang seperti apa contoh kasus keluarga berencana.

BAB II
PEMBAHASAN
21. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu dan
klien.
Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan
karakteristik berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita
atau khususnya dalam masa prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi
baru lahir, upaya masa interval dengan upaya promotif, preventative dan
rahabilitatif baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai
wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu
kebidanan pada wanita sesuai wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebtuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh
seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
1. Remaja Putri
2. Wanita Pranikah
3. Ibu hamil
4. Ibu Bersalin
5. Ibu Nifas
6. bayi Baru lahir
7. bayi dan balita
8. menopause
9. Wanita dengan gangguan reproduksi
2.2.

Macam-macam Asuhan kebidanan


1. Asuhan Kebidanan pada Ibu hamil
Asuhan kebidanan pada ibu hamil adalah asuhan yang diberikan Bidan pada
ibu hamil utuk mengetahui kesehatan ibu dan janin serta untuk mencegah dan
menangani secara dini kegawatdaruratan yang terjadi pada saat kehamilan.
Tujuan pemeriksaan dan pengawasan Ibu hamil
1. Tujuan umum
Menyiapkan seoptimal mungkin fisik dan mental ibu dan anak selama dalam
kehamilan, persalinan dan nifas, sehingga didapatkan ibu dan anak yang sehat.

2. Tujuan khusus
o Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas
o Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
o Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
o Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari
Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 40 minggu)
Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis
bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual,
tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis
yang menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan
bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :
mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan
kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil
dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam
permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan
membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya,
pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan observasi
pada Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.
1)
kala I: Pembukaan 0-10
Pembukaan: 1. fase laten : 8jam : 0-3
2. fase Aktif : 6jam : 1. Akselerasi: (2jam) 3-4
2. Dilatasi max: (2jam) 4-9
3. Deselerasi: (2jam) 9-10
Asuhan yang diberikan :
1) memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam
2) mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada
fase aktif.
3) palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
4) emonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase laten
dan fase aktif setiap 4 jam.
5) memonitoring pengeluaran urine setiap 2jam
6) menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau
temandekat untuk mendampingi ibu.
4

7) Menginformasikan hasil pemeriksaan dan rencana asuhan selanjutnya serta


kemajuan persalinan dan meminta persetujuan ibu untuk rencana asuhan
selanjutnya.
8) mengatur aktifitas dan posisi dan membimbing relaksasi sewaktu ada his.
9) menjaga privasi ibu.
10) menjaga kebersihan diri
11) memberi rasa aman dan menghindari rasa panas, mengurangi rasa nyeri ketika his
misalnya dengan membuat rasa sejuk dan masase.
12) memberikan cukup minum dan makan
13) memastikan dan mempertahankan kandung kemih tetap kosong
14) menciptakan rasa kedekatan antara bidan dan ibu misalnya dengan sentuhan.
2)

kala II: Lahirnya janin


Asuhan yang diberikan :
1) memberikan dukungan terus menerus kepada ibu
2) memastikan kecukupan makan dan minum
3) mempertahankan kebersihan diri
4) mempersiapkan kelahiran bayi
5) membimbing meneran pada waktu his
6) melakukan pemantauan keadaan ibu dan denyut jantung bayi terus menerus
7) melakukan amniotomi
8) melakukan episiotomi jika diperlukan
9) melahirkan kepala sesuai mekanisme persalinan dan jalan lahir
10) melonggarkan atau melepaskannya, bila ada lilitan tali pusat pada kepala dan
badan bayi.
11) melahirkan bahu dan diikuti badan bayi
12) nilai tanda-tanda kehidupan bayi minimal 3 aspek adalah asuhan bernafas , denyut
jantung, warna kulit
13) klem/jepit tali pusat didua tempat dan potong dengan gunting steril/DTT
14) menjaga kehangatan bayi
15) merangsang pernafasan bayi bila diperlukan
3.

kala III: Lahirnya Plasenta


Asuhan yang diberikan :
1) melaksanakan menagemen aktif kala III
a) melakukan palpasi uterus untuk memastikan tidak ada bayi laindalam 2 menit
b) memberikan suntikan oksitosin 10 im
o segera diberikan dalam 2 menit setelah kelahiran bayi, jika bayi tunggal
o pemberian oksitosin 10 unit im dapat diulangi setelah 15 jika plasenta
masih belum lahir.
o jika oksitosin tidak tersedia, rangsang putting payudara ibu dan susukan
bayi segera guna menghasilkan oksitosin alamiah.
c) melakukan penegangan tali pusat terkendali (PTT)
d) setelah ada tanda-tanda pelepasan plasenta, plasenta dilahirkan dengan perasat
brandt Andrew.
e) setelah kelahiran plasenta, lakukan masase fundus uteri
2) memotong dan mengikat tali pusat

3) memperlihatkan/mendekatkan bayi dengan ibunya.


4) meletakkan bayi segera mungkin, kurang dari 30 menit setelah lahir bila
Memungkinkan.

1)

2)
3)
4)
5)
6)
7)

4. kala IV: 2 jam Post partum


Asuhan yang diberikan :
lanjutkan pemantauan kontraksi uterus, pengeluaran darah, tanda-tanda Vital
a) 2-3 kali selama 10 menit pertama
b) setiap 15 menit selam 1 jam
c) setiap 20-30 menit selama jam kedua
d) jika uterus tidak berkontraksi dengan baik, lakukan masase fundus dan berikan
methyl-ergometrine 0,2 mg IM (jika ibu tidak mengalami hipertensi).
melakukan pemeriksaan jalan lahir dan perineum
melakukan pemeriksaan kelengkapan plasenta dan selaputnya
ajarkan ibu/keluarga tentang cara mengecek/meraba uterus dan memasasenya.
evaluasi darah yang hilang.
memantau pengeluaran klohkea (biasanya tidak lebih dari darah haid )
mempertahankan kandung kemih tetep kosong (tidak dengan kateterisasi).

3. Asuhan kebidanan pada Ibu Nifas


Asuhan kebidanan pada Ibu nafas adalah Asuhan yang di berikan Pada Ibu
Nifas. Biasanya berlangsung selama 40 hari atau sekitar 6minggu. Pada Asuhan ini
Bidan memberikan Asuhan berupa Memantau Involusi Uteri, Kelancaran ASI, dan
Kondisi Ibu dan Anak.
Ibu setelah melahirkan akan mengalami fase ini yaitu fase ibu nifas. Ibu nifas
juga mengalami perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis.
Oleh karena itu, diperlukan juga komunikasi pada saat nifas. Perubahan fisiologis
pada ibu nifas meliputi: proses pengembalian fungsi rahim, keluarnya lochea, dsb.
Sedangkan perubahan psikologis meliputi: perasaan bangga setelah melewati proses
persalinan, bahagia bayi telah lahir sesuai dengan harapan, kondisi-kondisi yang
membuat ibu sedih saat nifas (keadaan bayi tidak sesuai harapan, perceraian, dsb).
Pelaksanaan komunikasi yang dilakukan bidan pada ibu nifas harus memperhatikan
kestabilan emosi ibu, arah pembicaraan terfokus pada penerimaan kelahiran bayi,
penyampaian informasi jelas dan mudah dimengerti oleh ibu dan keluarga tersebut.

4.

Asuhan Kebidanan pada Bayi baru lahir


Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir adalah Asuhan yang di berikan Bidan
pada bayi baru lahir. Pada bayi baru lahir Bidan memotong tali plasenta,
memandikan, mengobservasi ada tidaknya gangguan pada pernafasan dsb dan
memakaikan pakaian dan membendong dengan kain.
Komunikasi pada bayi dimulai sejak kelahiran sejak bayi mulai menangis
sampai lancar berbicara.
Fase pertumbuhan dan perkembangan komunikasi bayi meliputi :

(1) fase prelinguistic


(2) kata pertama
(3) kalimat pertama
(4) kemampuan bicara egosentris dan memasyarakat
(5) perkembangan semantik
FasePrelinguistic
Suara pertama kali yang dikeluarkan bayi baru lahir adalah tangisan. Hal tersebut
sebagai reaksi perubahan tekanan udara dan suhu luar uterin. Bayi menangis
dikarenakan lapar, tidak nyaman oleh karena basah, kesakitan atau minta
perhatian. Bunyi refleksi (reflek vocal) juga termasuk dalam fase prelinguistic,
yang meliputi :
a) Babling (meraban), fase ini dimulai ketika bayi tahu suaranya, senang
mendengar suaranya dan kemudian diulang seperti berbicara sendiri.
b) Echolalia, mengulang gema suara dari suara yang diucapkan orang
lain.
5.

Asuhan kebidanan pada Neunatus dan Balita


Asuhan kebidanan pada neunatus dan balita adalah Asuhan yang di berikan
Bidan pada Neunatus dan balita. Pada balita Bidan memberikan Pelayanan, informasi
tentang Imunisasi dan KIE sekitar kesehatan neunatus dan balita.

6.

Asuhan kebidanan pada Pelayanan KB


Asuhan Kebidanan pada pelayanan KB adalah Asuhan yang diberikan Bidan
pada Ibu yang akan melakukan pelayanan KB. Bidan memberikan asuhan tentang
macam-macam KB, efek dan dampak dari pemakaian KB, serta memberikan
wewenang terhadap IBu untuk memilih macam-macam KB yang akan di gunakan.
Tidak semua akseptor KB mengalami kenyamanan dalam menggunakan alat
kontrasepsi. Ada juga yang mengalami perubahan baik secara fisiologis maupun
psikologis setelah penggunaan alat kontrasepsi. Perubahan fisiologis yang sering
terjadi adalah akibat dari efek samping penggunaan alat kontrasepsi tersebut.
Misalnya pusing, BB bertambah, timbul flek-flek di wajah, gangguan menstruasi,
keputihan, gangguan libido, dll. Adapun perubahan psikologis yang dialami adalah
kecemasan atau ketakutan akan keluhan-keluhan yang terjadi, kegagalan dalam
pemakaian alat kontrasepsi.

7.

Asuhan kebidanan pada Wanita dengan gangguan Reproduksi


Asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan Reproduksi adalah Asuhan
yang di berikan Bidan pada wanita yang mengalami gangguan reproduksi. Bidan
memberikan KIE (Konseling Informasi Edukasi) tentang gangguan-gangguan
reproduksi yang sering muncul pada wanita seperti keputihan, menstruasi yang tidak
teratur.
Wanita dengan gangguan sistem reproduksi akan mengalami gangguan atau
perubahan yang bersifat fisiologis maupun psikologis. Perubahan fisiologis yang
terjadi seperti keputihan, gangguan haid, penyakit menular seksual, dll. Sedangkan
7

perubahan yang bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalahmasalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini
terhadap kelainan sehubungan
dengan gangguan reproduksi, pemberian
informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan
pemberian support mental.
2.3. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma
laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
2. Tujuan Keluarga Berencana (KB)
Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
a. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
3. Manfaat Keluarga Berencana
1) Perbaikan kesehatan badan ibu
2) Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
3) Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
4) Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
4. Macam-Macam Jenis Kontrasepsi
A. Kontrasepsi sederhana tanpa alat

1) Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini
tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu
kapan spermanya keluar.

2) Pantang Berkala (sistem berkala)


Cara ini dilakukan dengan tidak melakukan senggama pada saat istri
dalam masa subur.Selain sebagai sarana agar cepat hamil,kalender juga
difungsikan untuk sebaliknya alias mencegah kehamilan. Cara ini kurang
dianjurkan karena sukar dilaksanakan dan membutuhkan waktu lama
untuk puasa. Selain itu, kadang juga istri kurang terampil dalam
menghitung siklus haidnya setiap bulan.
B. Kontrasepsi sederhana dengan alat
1). Kondom

1.
2.
3.

Kondom merupakan salah satu pilihan untuk mencegah kehamilan


yang sudah populer di masyarakat. Kondom adalah suatu kantung karet tipis,
biasanya terbuat dari lateks, tidak berpori, dipakai untuk menutupi penis yang
berdiri (tegang) sebelum dimasukkan ke dalam liang vagina. Kondom sudah
dibuktikan dalam penelitian di laboratorium sehingga dapat mencegah
penularan penyakit seksual, termasuk HIV/AIDS.
Indikasi
1.
Apabila pasangan ingin menggunakan metode kontrasepsi yang
reversibel.
2.
Selama masa latihan pemakaian topi,
3. Setelah melahirkan atau aborsi terapeutik, sebelum menggunakan metode
lain.
4. Kondom dapat di gunakan untuk perlindungan pribadi terhadap IMS,
bahkan apabila tidak di perlukan kontrasepsi atau di gunakan metode
hormon untuk mencegah kontrasepsi.
5. Apabila metode lain tidak dapat di gunakan atau di perlukan kontrasepsi
tambahan ( misalnya, saat lupa minum pil kontrasepsi )
Kontraindikasi
Apabila secara psikologis pasangan tidak dapat menerima metode ini.
Malformasi penis.
Apabila sala satu pasangan alergi terhadap karet lateks.

Keunggulan :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
9

5. Murah dan dapat dibeli secara umum


6. Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatah khusus
7. Metode kontrasepsi sementara bila metode kontrasepsi lainnya harus
ditunda

1.

Kekurangan
Penampilan Tidak Menarik
2. Sensasi kenikmatan berkurang sewaktu hubungan intim, terutama
transmisi kehangatan tubuh.
3. Perlu di pasang sebelum koitus dan segera di buka sesudahnya, yang bagi
sebagian pasangan di anggap mengganggu aktvitas seksual.
4. Kesulitan ereksi dapat bertambah, walaupun sebagian pria yang lanju usia
mendapati bahwa pemakaian kondom membantu mempertahankan ereksi
mereka.
Petunjuk Pemakaian
1. Apabila kondom sebelumnya tidak di lumasi oleh spermisida, maka wanita harus
memasukan krim, jeli, atau pesarium spermisida ke dalam vagina sebelum
hubungan intim. Sebagian kondom di kemas bersama dengan pesarium
spermisida.
2. Gulungan kondom di buka pada penis yang ereksi sebelum terjadi kontak apapun
dengan vulva, dengan membiarkan ujung kondom kosong untuk menampung
ejakulat.
3. Sewaktu penis di keluarkan, kondom harus di pegag erat di pangkal penis
sehingga tetap terpasang sampai penis keluar seluruhnya.
4. Penis harus di cuci sebelum terjadi kontak lebih lanjut dengan pasangan
wanitanya.
5. Kondom sekali pakai, jangan d pakai ulang.
6. Kondom jangan di gunakan apabila sudah melewati tanggal kadaluwarsa yang
tercantum di kemasan. Semakin tua kondom, semakin besar kemungkinannya
robek sewaktu di gunakan.
7. Pelumas berbahan dasar minyak misalnya, vaselyne, baby oil, dan jeli petroleum
secara dratis menurunkan kekuatan peregangan kondom. Krim dan pesarium
vagina yang lain misalnya preparat anti jamur dan estrogen mungkin memiliki
bahan dasar minyak secara teoritis mempengaruhi kekuatan kondom lateks.
8. Pemakai kondom harus selalu di beri tahu mengenai adanya kontrasepsi darurat
seandainya kondom tidak robek atau terlepas.

2). Diafragma

10

Diafargma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang
di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma :

1) Flat spring (flat metal band)


2) Coil spring (coiled wire)
3) Arching spring)
Cara kerja kontrasepsi diafragma :
Menahan sperma agar tidak mendapatkan akses mencapai saluran alat
reproduksi bagian atas (uterus dan tuba falopi) dan sebagai alat tempat spermisida.
Manfaat kontrasepsi diafragma :

1.

Efektif bila digunakan dengan benar

2.

Tidak mengganggu produksi ASI


3. Tidak mengganggu hubungan seksual karena telah terpasang sampai 6
jam sebelumnya

4.

Tidak mengganggu kesehatan klien

5.

Tidak mengganggu kesehatan sistemik

3). Spermisida

Spermisida adalah bahan kimia (biasanya non oksinol-9) digunakan


untuk menon-aktifkan atau membunuh sperma.

11


a)
b)
c)

Jenis kontrasepsi spermasida :


Aerosol
Tablet vaginal, suppositoria, atau dissolvablefilm
Krim

Cara kerja kontrasepsi spermisida :


Menyebabkan sel membrane sperma terpecah, memperlambat
pergerakan sperma dan menurunkan kemampuan pembuahan sel telur.

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4).

Manfaat kontrasepsi spermisida :


Efektif seketika (busa dan krim)
Tidak mengganggu produksi ASI
Bisa digunakan sebagai pendukung metode lain
Tidak mengganggu kesehatan klien
Tidak mempunyai pengaruh sistemik
Mudah digunakan
Meningkatkan lubrikasi selama hubungan seksual
Tidak perlu resep dokter atau pemeriksaan kesehatan khusus
KB Suntik

Kontrasepsi suntikan adalah cara untuk mencegah terjadinya


kehamilan dengan melalui suntikan hormonal
1. KB Suntik 1 bulan (kombinasi)
Adalah 25 mg Depo medroksiprogestreon asetat dan 5 mg esestradiol
sipionat yang diberikan injeksi I.m sebulan sekali (Cyclofem). Dan 50 mg
roretindron enantat dan 5mg Estradional Valerat yang diberikan injeksi I.m
sebulan sekali
Keuntungan menggunakan KB Suntik
Praktis, efektif dan aman dengan tingkat keberhasilan lebih dari 99%.
Tidak membatasi umur
Obat KB suntik yang 3 bulan sekali (Progesteron saja) tidak
mempengaruhi ASI dan cocok untuk ibu menyusui
Kerugian menggunakan KB Suntik
Di bulan-bulan pertama pemakaian terjadi mual, pendarahan berupa
bercak di antara masa haid, sakit kepala dan nyeri payudara
Tidak melindungi dari IMS dan HIV AIDS
Indikasi
Wanita usia 35 tahun yang merokok aktif
Ibu hamil atau diduga hamil
12

Pendarahan vaginal tanpa sebab


Penderita jantung, stroke, lever, darah tinggi dan kencing manis
Sedang menyusui kurang dari 6 minggu
Penderita kanker payudara

2.

KB Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam
golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti
kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program
postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
Keuntungan KB suntik 3 bulan
Resiko terhadap kesehatan kecil.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
Jangka panjang
Efek samping sangat kecil
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Kerugian KB suntik 3 bulan
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya
pemakaian

kembali

kesuburan

setelah

penghentian

5. Terjadi perubahan pada lipid serum pada penggunaan jangka


panjang
6. Pada penggunaan jangka panjang dapat menurunkan densitas
tulang
7. Pada penggunaan jangka panjang dapat menimbulkan
kekeringan pada vagina, menurunkan libido, gangguan emosi,
sakit kepala, nervositas, dan jerawat.
e.

KB Pil

13

Pil adalah obat pencegah kehamilan yang diminum. Pil telah


diperkenalkan sejak 1960. Pil diperuntukkan bagi wanita yang tidak hamil dan
menginginkan cara pencegah kehamilan sementara yang paling efektif bila
diminum secara teratur. Minum pil dapat dimulai segera sesudah terjadinya
keguguran, setelah menstruasi, atau pada masa post-partum bagi para ibu yang
tidak menyusui bayinya. Jika seorang ibu ingin menyusui, maka hendaknya
penggunaan pil ditunda sampai 6 bulan sesudah kelahiran anak (atau selama
masih menyusui) dan disarankan menggunakan cara pencegah kehamilan yang
lain.

Jenis-jenis kontrasepsi Pil :


1. Pil gabungan atau kombinasi
Tiap pil mengandung dua hormon sintetis, yaitu hormon estrogen dan
progestin. Pil gabungan mengambil manfaat dari cara kerja kedua hormon
yang mencegah kehamilan, dan hampir 100% efektif bila diminum secara
teratur.

Jenis jenis pil kombinasi:


a. Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7
tablet tanpa hormone aktif.
b. Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam dua dosis yang berbeda
adalah estrogen dan progesteron, dengan 7 tablet tanpa hormone aktif.
c. Trifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone aktif estrogen/progesterone dalam tiga dosis yang berbeda
adalah mengandung berbagai dosis progestin. Pada sejumlah jenis obat
tertentu, dosis estrogen didalam ke 21 pil aktif bervariasi. Maksud dari
variasi ini adalah mempertahankan besarnya dosis pada pasien
serendah mungkin selama siklus dengan tingkat kemampuan dalam
pencegahan kehamilan yang setara
3. Pil khusus Progestin (pil mini)

14

Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher
rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
Kontra indikasi Pemakaian Pil:
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita
hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal
melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada
sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit
jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat
badan.
f.

AKDR (Alat Kontrasepsi Dalam Rahim)

AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu
diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak
akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun,
ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.

Jenis-jenis AKDR :
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan

15

200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis
Coper-T.
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah
3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan
250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi
load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang
hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik.

3.

4.

g.

Kontrasepsi Implant

Disebut alat kontrasepsi bawah kulit, karena dipasang di bawah kulit


pada lengan atas, alat kontrasepsi ini disusupkan di bawah kulit lengan atas
sebelah dalam .Bentuknya semacam tabung-tabung kecil atau pembungkus
plastik berongga dan ukurannya sebesar batang korek api. Susuk dipasang
seperti kipas dengan enam buah kapsul atau tergantung jenis susuk yang akan
dipakai. Di dalamnya berisi zat aktif berupa hormon. Susuk tersebut akan
mengeluarkan hormon sedikit demi sedikit. Jadi, konsep kerjanya
menghalangi terjadinya ovulasi dan menghalangi migrasi sperma. Pemakaian
susuk dapat diganti setiap 5 tahun, 3 tahun, dan ada juga yang diganti setiap
tahun.
h.

Kontrasepsi Tubektomi (Sterilisasi pada Wanita).

16

Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian,
jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan
lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,
karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling
penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk
mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 2530 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.
i.

Kontrasepsi vasektomi

Vasektomi adalah prosedur klinik untuk menghentikan kapasitas


reproduksi pria dengan jalan melakukan oklusi vasa deferensia alur
transportasi sperma terhambat dan proses fertilisasi tidak terjadi.
Indikasi kontrasepsi vasektomi:
Vasektomi merupakan upaya untuk menghenttikan fertilis dimana
fungsi reproduksi merupakan ancaman atau gangguan terhadap kesehatan pria
dan pasangannya serta melemahkan ketahanan dan kualitas keluarga.
17

Kondisi yang memerlukan perhatian khusus bagi tindakan vasektomi


1. Infeksi kulit pada daerah operasi
2. Infeksi sistemik yang sangat mengganggu kondisi kesehatan klien
3. Hidrokel atau varikokel
4. Hernia inguinalis
5. Filarisasi(elephantiasis)
6. Undesensus testikularis
7. Massa intraskotalis
8. Anemia berat, gangguan pembekuan darah atau sedang menggunakan
antikoaglansia

2.4. Contoh Kasus Keluarga Berencana


ASUHAN KEBIDANAN PADA AKSEPTOR KB
Ny P P1A0 UMUR 21 TAHUN CALON AKSEPTOR KB PIL PROGESTIN
DI BPM Hj. THOIFFAH SUGENG, Am.Keb, SKM JL. SERUNI IV NO 1
TLOGOSARI SEMARANG
Tempat Praktek: BPM Hj. Thoiffah Am.Keb Nama Mahasiswa : Lina fatma
Tanggal Masuk : 05 November 2014
Tingkat/ Semester : III/ V
I.
PENGKAJIAN
A. Data Subyektif
Identitas/ Biodata
Nomer RM
Nama Ibu
Umur
Pendidikan
Pekerjaan
Suku/ Bangsa
Agama
Alamat

:
: Ny P
Nama Suami
: Tn. H
: 21 tahun
Umur
: 25 tahun
: SMA
Pendidikan
: SMA
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
: Jawa/Indonesia Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
: Islam
Agama
: Islam
: JL. Kamiluto raya 16 Tlogosari Semarang

18

Anamnesa pada tanggal 05 November 2014 pukul 20.00 WIB


1. Alasan datang
: Ibu ingin menggunakan KB pil setelah 1 bulan melahirkan
2. Keluhan Utama : Tidak ada keluhan.
3. Riwayat kesehatan :
a. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu menyatakan tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDS, TBC, hepatitis),
menurun (DM,hipertensi, asma), menahun (jantung, ginjal)
b. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu menyatakan bahwa tidak pernah menderita penyakit menular seperti (HIV/AIDS, TBC,
hepatitis) menurun seperti (hipertensi, DM, Asma) dan menahun seperti (jantung , ginjal)
c. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu menyatakan bahwa dalam keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular
(HIV/AIDS, TBC, hepatitis), menurun (DM, hipertensi), menahun (jantung, ginjal)
Riwayat Obstetri
1. Riwayat menstruasi :
a. Menarche : 13 tahun
Siklus : 28 hari
b. Lama
: 7 hari
Jumlah : 2-3 x ganti pembalut /hari
c. Warna
: Merah darah Keluhan : tidak ada
2. Riwayat Perkawinan :
a. Umur waktu nikah
: 20 tahun
b. Lama
: 1 tahun
c. Perkawinan ke
:1
d. Jumlah anak
:1
3.

Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas yang lalu :

Hami
l Ke

Penyulit/
komplikasi

Tgl Lahir
Anak

Jenis
Kelamin
Anak

Jenis
Persalin
an

Penolong

Tidak ada

Oktober 2014

spontan

bidan

4.

2800 gr

Keadaan
Anak

Nifas

Sehat

Normal

Riwayat KB :
Jenis

Dahulu : belum pernah KB


Rencana: KB pil progestin

5.

BB lahir

Lama penggunaan

Keluhan

Alasan berhenti

Pola Pemenuhan Kebutuhan Sehari-hari :


19

Kebutuhan
Nutrisi :
MAKAN

Frekuensi

m
MINUM

Makan 3x/ hari dengan


nasi porsi sedang, lauk
pauk dan sedikit sayur.

Minum 6- 7 gelas per hari

Keluhan
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan

Eliminasi :
BAK
BAB

Ibu BAK 4 6 x /hari


Ibu BAB 1x /hari

Tidak ada keluhan


Tidak ada keluhan

Istirahat

8 9 jam /hari

Tidak ada keluhan

Aktifitas

Melakukan aktifitas rumah


tangga

Tidak ada keluhan

Personal Hygiene

Mandi 2x/hari , gosok gigi


2x/hari, ganti baju 2x/hari,
ganti celana dalam 3x/hari
1 bulan sekali
1x /minggu

Tidak ada keluhan

Rekreasi
Pola seksual

Tidak ada keluhan


Tidak ada keluhan

6. Data Psikologis :
Klien mengatakan senang karena telah memiliki anak dan sekarang dia ingin berKB untuk
menunda kehamilannya
7. Data Sosial Budaya :
a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan
: ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak
kumuh.
c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya dengan
keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi
d. Adat istiadat
: ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang ada dalam
keluargannya
e. Data Spiritual
: ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu
sesuai dengan kepercayaannya
9. Pengetahuan Ibu :
a. Tentang jenis alat kontrasepsi : ibu mengetahui jenis kontrasepsi antara lain pil,
suntik, IUD dan steril.
b. Tentang efek samping : ibu menyatakan jika memakai KB pil dan suntik dapat
menyebabkan kegemukan, kalau memakai IUD akan mengalami ketidaknyamanan
saat berhubungan suami istri dan kalau melakukan steril dia tidak kan hamil lagi

20

B.
1.

e.
1)

c. Tentang manfaat kontasepsi : ibu menyatakan jika memakai alat kontrasepsi dapat
menunda kehamilan.
Data Obyektif
Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran: Composmenthis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital
1. Tensi
: 110/80 mmHg
2. Nadi
: 84x/ menit
3. RR : 22x/ menit
4. Suhu
: 36,7C
5. BB : 59 kg
Status present
Kepala : Mesochepal
a) Rambut
: distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
b) Muka
: tidak ada oedema, tidak pucat
c) Mata
: conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d) Hidung
: bersih, tidak ada polip
e) Telinga
: tidak ada serumen, simetris
f) Mulut
: tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang

2)
3)
4)
6)
7)
8)
9)
10)

Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
Perut
: tidak ada pembesaran hati dan limfa
Pinggang : tidak ada nyeri tekan
Genetalia : bersih, tidak ada varises
Anus
: tidak ada hemoroid
Ekstremitas
a) Atas
: tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari jari lengkap
b) Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik
2. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
a) Protein urine : Tidak dilakukan
b) HB
: Tidak dilakukan
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Ny P P1A0 Umur 21 tahun calon akseptor KB pil progestin
Dasar :
DS :
a. Ibu menyatakan bernama Ny. P dan berumur 21 tahun
b. Ibu menyatakan sekarang ia masih menyusui anaknya.
c. Ibu menyatakan ingin menggunakan KB Pil Progestin untuk menunda kehamilannya
dan tidak menghambat produksi ASInya.
d. Ibu mengatakan tidak menderita penyakit yang mengharuskan dia untuk minum obat
yang dapat mengganggu penyerapan pil progestin.

21

DO :
a. KU
b. Kesadaran
c. TTV
1). Tensi
2). Nadi
3). BB sekarang
4). RR
5) TB
6) Suhu

: Baik
: composmentis
:
: 110/80 mmHg
: 84x/ menit
: 59 kg
: 22x/ menit
: 156 cm
: 36,7C

III. IDENTIFIKASI MASALAH/ DIAGNOSA POTENSIAL


IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN TINDAKAN SEGERA
V. PERENCANAAN
1. Beritahu ibu tentang hasi pemeriksaan.
2. Beritahu kepada ibu bahwa KB Pil Progestin tidak mengganggu produksi ASI.
3. Beritahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi dari KB pil Progestin
4. Beritahu kepada ibu tentang keuntungan dan kerugian dari KB Pil Progestin.
5. Beritahu kepada ibu tentang cara meminumnya
6. Lakukan informed consent dengan ibu jika ibu setuju menggunakan KB Pil Progestin
7. Anjurkan ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi ( pil sudah habis) atau jika
ada keluhan.
VI. IMPLEMENTASI
1. Memberitahu ibu tentang hasil pemeriksaan, setelah dilakukan pemeriksaan tidak ada
kontrainikasi pada ibu untuk menggunanakan KB Pil Progestin.
2. Memberitahu kepada ibu bahwa pil KB progestin tidak menghambat produksi ASI
karena pil KB ini tidak memberikan efek samping estrogen (hormon wanita) yaitu
hormon yang dapat mempengaruhi produksi ASI.
3. Memberitahu kepada ibu tentang indikasi dan kontraindikasi KB pil progestin, yaitu :
` a. Indikasi pil progestin (mini pil)
1) Usia reproduksi, baik yang sudah mempunyai anak ataupun yang belum
mempunyai anak
2) Memiliki masalah dengan pembekuan darah seperti trombositosis yaitu
peningkatan jumlah trombosit.
3). Pascapersalinan dan menyusui
4). Pascake guguran
b. kontraindikasi pil progestin (mini pil)
1) Hamil/ diduga hamil.
2) Perdarahan pervaginam yang belum jelas penyebabnya.
3) Tidak dapat menerima terjadinya gangguan haid.
4) Menggunakan obat tuberkulosis atau epilepsi
5) Kanker payudara atau riwayat kanker payudara
6) Sering lupa menggunakan pil

22

7) Mioma uterus
8) Riwayat stroke

4.

Memberitahu ibu tentang keuntungan dan kekurangan dari KB Pil Progestin:


a. Keuntungan
1) Sangat efektif bila digunakan secara benar.
2) Tidak akan mengganggu hubungan suami istri.
3) Tidak mempengaruhi produksi ASI.
4) Kesuburan cepat kembali.
5) Nyaman dan mudah digunakan.
6) Sedikit efek samping.
7) Dapat dihentikan setiap saat.
b. Kekurangan
1) Akan mengalami gangguan haid.
2) Peningkatan atau penurunan berat badan.
3) Harus digunakan setiap hari dan pada waktu yang sama.
4) Bila lupa satu pil saja, kegagalan menjadi besar.
5) Payudara menjadi tegang, mual, pusing dan kadang timbul jerawat.
6) Tidak efektif jiga diminum bersamaan dengan obat lain seperti obat TBC dan
epilepsi.

5. Memberitahu kepada ibu tentang cara meminum KB pil progestin, yaitu :


a. Mulai hari 1-5 siklus haid.
b. Diminum setiap hari pada saat yang sama.
c. Bila ibu minum pilnya terlambat lebih dari 3 jam, minumlah pil tersebut begitu
ingat, dan gunakan metode pelindung selama 48 jam.
d. Bila ibu lupa 1-2 pil minumlah segera pil yang terlupa dan gunakan metode
pelindung sampai akhir bulan.
6. Melakukan informed consent yaitu persetujuan tertulis yang dilakukan oleh bidan dan ibu
sebagai bukti bahwa ibu telah setuju memakai kontrasepsi tersebut dan sebagai bukti jika
terjadi suatu hal di kemudian hari.
7. Memberikan 1 paket KB Pil Progestin kepada ibu.
8. Menganjurkan kepad ibu untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah habis)
atau jika ada keluhan.

23

VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui kondisinya dalm keadaan baik sehingga ia diperbolehkan untuk
menggunanakan KB Pil Progestin.
2. Ibu mengerti bahwa KB Pil Progestin tidak mengganggu produksi ASI.
3. Ibu mengerti tentang indikasi dan kontraindikasi KB Pil Progestin.
4. Ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugian KB Pil Progestin.
5. Ibu mengerti tentang cara meminum KB Pil Progestin.
6. Bidan dan ibu telah melakukan informed consent tentang penggunaan KB Pil Progestin.
7. KB Pil progestin telah ibu dapat.
8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah habis) atau jika ada
keluhan.

BAB III
PENUTUP
3.1.

KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social bagi ibu dan
keluarga
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
3.2. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari rekan-rekan semua demi
perbaikan makalah yang akan datang.

24

DAFTAR PUSTAKA
Glasier, Anna. 2006. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi,
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi,
Salemba Medika, Jakarta.
Varney, Helen.2008. Buku Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta,
http://www.anekatips.info/2009/07/makalah-konsep-dasar-kespro.html.25/10/2016
http://www.remaja.html#ixzz0jdlQOsYc.25/10/2016
http://www.anekatips.info/2010/10/makalah-asuhan-kebidanan

25

Das könnte Ihnen auch gefallen