Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Dalam ruang lingkup kebidanan, seperti permasalahan kehamilan, persalinan,
nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana kesehatan reproduksi wanita dan pelayanan
kesehatan masyarakat sangat diperlukan seorang bidan yang berkompeten untuk
menangani masalah-masalah tersebut. Maka dari itu, diperlukan pelayanan yang
bersifat khusus berupa asuhan kebidanan.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggungjawab
bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki butuhan dan atau
masalah kebidanan (kehamilan, persalinan, nifas, bayi baru lahir, keluarga berencana,
kesehatan reproduksi wanita, dan pelayanan kesehatan masyarakat).
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu . Kebidanan
adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan karakteristik berdasarkan
ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita atau khususnya dalam masa
prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi baru lahir, upaya masa interval
dengan upaya promotif, preventative dan rahabilitatif baik secara individu, keluarga,
kelompok masyarakat sesuai wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu kebidanan
pada wanita sesuai wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.
Pada teori Asuhan Kebidanan pada Akseptor keluarga berencana pil progestin
yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan, keluhan utama, riwayat
kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan sehari hari, kehidupan
sosial budaya, pengetahuan pasien tentang alat kontrasepsi menurut pasien, psikologi
pasien), dan pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum, kesadaran, status
emosional, TTV, dan head to toe).
Pada pelaksanaan Asuhan Kebidanan Akseptor KB Pil Progestin Pada Ny. P
P1A0 umur 21 tahun di BPM Hj. Thoiffah Sugeng Am.Keb, SKM Tlogosari
Semarang, asuhan yang diberikan yaitu anamnesa (meliputi identitas pasien dan
keluhan utama, riwayat kesehatan, riwayat persalinan, pola pemenuhan kebutuhan
sehari hari, kehidupan sosial budaya, pengetahuan pasien, psikologi pasien), dan
pemeriksaan fisik pasien (meliputi keadaan umum, kesadaran, status emosional, TTV,
dan head to toe) dan dilakukannya komunikasi, informasi dan edukasi tentang metode
yang diinginkan, indikasi, kentungan dan kerugian dan fasilitas layanan. Berdasarkan
pengkajian data didapatkan Ny. P P1A0 umur 21 tahun dengan calon akseptor KB Pil
Progestin.
BAB II
PEMBAHASAN
21. Pengertian Asuhan Kebidanan
Asuhan adalah bantuan yang diberikan oleh bidan kepada individu dan
klien.
Kebidanan adalah bentuk pelayanan kesehatan yang komperhensif dan
karakteristik berdasarkan ilmu dan seni kebidanan yang ditujukan pada wanita
atau khususnya dalam masa prakonsepsi, masa kehamilan, masa nifas dan bayi
baru lahir, upaya masa interval dengan upaya promotif, preventative dan
rahabilitatif baik secara individu, keluarga, kelompok masyarakat sesuai
wewenang, tanggung jawab dan kode etik profesi bidan.
Asuhan kebidanan adalah bantuan yang diberikan berdasarkan ilmu
kebidanan pada wanita sesuai wewenang dan tanggung jawab seorang bidan.
Asuhan Kebidanan adalah penerapan fungsi dan kegiatan yang menjadi
tanggungjawab dalam memberikan pelayanan kepada klien yang mempunyai
kebtuhan masalah dalam bidang kesehatan ibu hamil, masa persalinan, masa
nifas, bayi setelah lahir serta keluarga berencana.
Secara Ringkas, Asuhan kebidanan adalah Asuhan yang di berikan oleh
seorang Bidan yang mempunyai Ruang Lingkup sebagai berikut:
1. Remaja Putri
2. Wanita Pranikah
3. Ibu hamil
4. Ibu Bersalin
5. Ibu Nifas
6. bayi Baru lahir
7. bayi dan balita
8. menopause
9. Wanita dengan gangguan reproduksi
2.2.
2. Tujuan khusus
o Mengenal dan menangani penyakit-penyakit yang mungkin dijumpai dalam
kehamilan, persalinan dan nifas
o Mengenal dan mengobati penyakit-penyakit yang mungkin diderita sedini
mungkin
o Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas ibu dan anak
o Memberikan nasehat-nasehat tentang cara hidup sehat sehari-hari
Standar Asuhan Kehamilan Kunjungan antenatal care (ANC) minimal :
1. Satu kali pada trimester 1 (usia kehamilan 0 13 minggu).
2. Satu kali pada trimester II (usia kehamilan 14 27 minggu)
3. Dua kali pada trimester III (usia kehamilan 18 40 minggu)
Kehamilan memberikan perubahan baik secara fisiologis maupun psikologis
bagi ibu hamil. Perubahan-perubahan yang bersifat fisiologis misalnya; pusing, mual,
tidak nafsu makan, BB bertambah dan sebagainya. Sedangkan perubahan psikologis
yang menyertai ibu hamil diantaranya; ibu menjadi mudah tersinggung, bangga dan
bergairah dengan kehamilannya dan sebagainya.
Adapun pelaksanaan komunikasi bagi ibu hamil, bidan diharapkan :
mampu melaksanakan asuhan dan tindakan pemeriksaan, pendidikan
kesehatan dan segala bentuk pelayanan kebidanan ibu hamil
dengan adanya komunikasi terapeutik diharapkan dapat meredam
permasalahan psikososial yang berdampak negatif bagi kehamilan
membantu ibu sejak pra konsepsi untuk mengorganisasikan perasaannya,
pikirannya untuk menerima dan memelihara kehamilannya.
2. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Bersalin
Asuhan yang di berikan Bidan pada Ibu Bersalin. Bidan melakukan observasi
pada Ibu Bersalin, yani pada Kala I, Kala II, kala III, Dan kala IV.
1)
kala I: Pembukaan 0-10
Pembukaan: 1. fase laten : 8jam : 0-3
2. fase Aktif : 6jam : 1. Akselerasi: (2jam) 3-4
2. Dilatasi max: (2jam) 4-9
3. Deselerasi: (2jam) 9-10
Asuhan yang diberikan :
1) memonitoring tekanan darah, suhu badan, denyut nadi setiap 4 jam
2) mendengarkan denyut jantung janin setiap jam pada fase laten dan 30 menit pada
fase aktif.
3) palpasi kontraksi uterus setiap jam setiap fase laten dan 30 menit pada fase aktif.
4) emonitoring pembukaan servik penurunan bagian daerah terendah pada fase laten
dan fase aktif setiap 4 jam.
5) memonitoring pengeluaran urine setiap 2jam
6) menghadirkan orang yang dianggap penting oleh ibu seperti suami, keluarga atau
temandekat untuk mendampingi ibu.
4
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
4.
6.
7.
perubahan yang bersifat psikologis diantaranya ibu cemas, takut akan masalahmasalah yang terjadi dan ketidaksiapan dalam menerima kenyataan.
Pelaksanaan komunikasi pada wanita dengan gangguan sistem reproduksi
adalah penjelasan kemungkinan penyebab gangguan yang dialaminya, deteksi dini
terhadap kelainan sehubungan
dengan gangguan reproduksi, pemberian
informasi tentang layanan kesehatan, membantu dalam pengambilan keputusan dan
pemberian support mental.
2.3. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana (KB)
Keluarga berencana adalah usaha untuk mengukur jumlah dan jarak anak yang
diinginkan. Cara-cara tersebut termasuk kontrasepsi atau pencegahan kehamilan dan
perencanaan keluarga. Metode kontrasepsi bekerja dengan dasar mencegah sperma
laki-laki mencapai dan membuahi telur wanita (fertilisasi) atau mencegah telur yang
sudah dibuahi untuk berimplantasi (melekat) dan berkembang di dalam rahim.
2. Tujuan Keluarga Berencana (KB)
Tujuan keluarga berencana di Indonesia adalah:
a. Tujuan umum
Meningkatkan kesejahteraan ibu, anak dalam rangka mewujudkan NKKBS
(Norma Keluarga Kecil Bahagia Sejahtera) yang menjadi dasar terwujudnya
masyarakat yang sejahtera dengan mengendalikan kelahiran sekaligus menjamin
terkendalinya pertambahan penduduk.
b. Tujuan khusus
1) Meningkatkan jumlah penduduk untuk menggunakan alat kontrasepsi.
2) Menurunnya jumlah angka kelahiran bayi.
3) Meningkatnya kesehatan keluarga berencana dengan cara penjarangan
kelahiran
3. Manfaat Keluarga Berencana
1) Perbaikan kesehatan badan ibu
2) Adanya waktu yang cukup untuk mengasuh anak-anaak, beristirahat, dan
menikmati waktu luang serta melakukan kegiatan-kegiatan lain.
3) Perkembangan fisik, mental dan sosial anak lebih sempurna.
4) Perencanan kesempatan pendidikan yang lebih baik.
4. Macam-Macam Jenis Kontrasepsi
A. Kontrasepsi sederhana tanpa alat
1) Senggama Terputus
Merupakan cara kontrasepsi yang paling tua. Senggama dilakukan
sebagaimana biasa, tetapi pada puncak senggama, alat kemaluan pria
dikeluarkan dari liang vagina dan sperma dikeluarkan di luar. Cara ini
tidak dianjurkan karena sering gagal, karena suami belum tentu tahu
kapan spermanya keluar.
1.
2.
3.
Keunggulan :
1. Efektif bila digunakan dengan benar
2. Tidak mengganggu produksi ASI
3. Tidak mengganggu kesehatan klien
4. Tidak mempunyai pengaruh sistemik
9
1.
Kekurangan
Penampilan Tidak Menarik
2. Sensasi kenikmatan berkurang sewaktu hubungan intim, terutama
transmisi kehangatan tubuh.
3. Perlu di pasang sebelum koitus dan segera di buka sesudahnya, yang bagi
sebagian pasangan di anggap mengganggu aktvitas seksual.
4. Kesulitan ereksi dapat bertambah, walaupun sebagian pria yang lanju usia
mendapati bahwa pemakaian kondom membantu mempertahankan ereksi
mereka.
Petunjuk Pemakaian
1. Apabila kondom sebelumnya tidak di lumasi oleh spermisida, maka wanita harus
memasukan krim, jeli, atau pesarium spermisida ke dalam vagina sebelum
hubungan intim. Sebagian kondom di kemas bersama dengan pesarium
spermisida.
2. Gulungan kondom di buka pada penis yang ereksi sebelum terjadi kontak apapun
dengan vulva, dengan membiarkan ujung kondom kosong untuk menampung
ejakulat.
3. Sewaktu penis di keluarkan, kondom harus di pegag erat di pangkal penis
sehingga tetap terpasang sampai penis keluar seluruhnya.
4. Penis harus di cuci sebelum terjadi kontak lebih lanjut dengan pasangan
wanitanya.
5. Kondom sekali pakai, jangan d pakai ulang.
6. Kondom jangan di gunakan apabila sudah melewati tanggal kadaluwarsa yang
tercantum di kemasan. Semakin tua kondom, semakin besar kemungkinannya
robek sewaktu di gunakan.
7. Pelumas berbahan dasar minyak misalnya, vaselyne, baby oil, dan jeli petroleum
secara dratis menurunkan kekuatan peregangan kondom. Krim dan pesarium
vagina yang lain misalnya preparat anti jamur dan estrogen mungkin memiliki
bahan dasar minyak secara teoritis mempengaruhi kekuatan kondom lateks.
8. Pemakai kondom harus selalu di beri tahu mengenai adanya kontrasepsi darurat
seandainya kondom tidak robek atau terlepas.
2). Diafragma
10
Diafargma adalah kap berbentuk bulat cembung, terbuat dari lateks(karet) yang
di insersikan ke dalam vagina sebelum berhubungan seksual dan menutup serviks.
Jenis kontrasepsi diafragma :
1.
2.
4.
5.
3). Spermisida
11
a)
b)
c)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
4).
2.
KB Suntikan 3 bulan.
Depo Depo-provera ialah 6-alfa-metroksiprogesteron yang digunakan
untuk tujuan kontrasepsi parenteral, mempunyai efek progesterone yang kuat
dan sangat efektif. Obat ini termasuk obat depot. Noristerat termasuk dalam
golongan kontrasepsi ini. Mekanisme kerja kontrasepsi ini sama seperti
kontrasepsi hormonal lainnya. Depo-provera sangat cocok untuk program
postpartum oleh karena tidak mengganggu laktasi.
Keuntungan KB suntik 3 bulan
Resiko terhadap kesehatan kecil.
Tidak berpengaruh pada hubungan suami istri
Tidak di perlukan pemeriksaan dalam
Jangka panjang
Efek samping sangat kecil
Klien tidak perlu menyimpan obat suntik
Kerugian KB suntik 3 bulan
1. Gangguan haid. Siklus haid memendek atau memanjang,
perdarahan yang banyak atau sedikit, spotting, tidak haid sama
sekali.
2. Tidak dapat dihentikan sewaktu-waktu
3. Permasalahan berat badan merupakan efek samping tersering
4. Terlambatnya
pemakaian
kembali
kesuburan
setelah
penghentian
KB Pil
13
14
Pil ini mengandung dosis kecil bahan progestin sintetis dan memiliki
sifat pencegah kehamilan, terutama dengan mengubah mukosa dari leher
rahim (merubah sekresi pada leher rahim) sehingga mempersulit pengangkutan
sperma. Selain itu, juga mengubah lingkungan endometrium (lapisan dalam
rahim) sehingga menghambat perletakan telur yang telah dibuahi.
Kontra indikasi Pemakaian Pil:
Kontrasepsi pil tidak boleh diberikan pada wanita yang menderita
hepatitis, radang pembuluh darah, kanker payudara atau kanker
kandungan, hipertensi, gangguan jantung, varises, perdarahan abnormal
melalui vagina, kencing manis, pembesaran kelenjar gondok (struma),
penderita sesak napas, eksim, dan migraine (sakit kepala yang berat pada
sebelah kepala).
Efek Samping Pemakaian Pil
Pemakaian pil dapat menimbulkan efek samping berupa perdarahan di luar
haid, rasa mual, bercak hitam di pipi (hiperpigmentasi), jerawat, penyakit
jamur pada liang vagina (candidiasis), nyeri kepala, dan penambahan berat
badan.
f.
AKDR atau IUD (Intra Uterine Device) bagi banyak kaum wanita
merupakan alat kontrasepsi yang terbaik. Alat ini sangat efektif dan tidak perlu
diingat setiap hari seperti halnya pil. Bagi ibu yang menyusui, AKDR tidak
akan mempengaruhi isi, kelancaran ataupun kadar air susu ibu (ASI). Namun,
ada wanita yang ternyata belum dapat menggunakan sarana kontrasepsi ini.
Karena itu, setiap calon pemakai AKDR perlu memperoleh informasi yang
lengkap tentang seluk-beluk alat kontrasepsi ini.
Jenis-jenis AKDR :
1. Copper-T
AKDR berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelen di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik.
2. Copper-7
AKDR ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan
pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan
ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan
15
200 mm2, fungsinya sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis
Coper-T.
Multi Load
AKDR ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan
kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah
3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan
250 mm2 atau 375 mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi
load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.
Lippes Loop
AKDR ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf
S bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya.
Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian
atasnya. Tipe A berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang
hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang
putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah.
Keuntungan lain dari pemakaian spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi
jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan
plastik.
3.
4.
g.
Kontrasepsi Implant
16
Tubektomi adalah setiap tindakan pada kedua saluran telur wanita yang
mengakibatkan wanita tersebut tidak akan mendapatkan keturunan lagi.
Sterilisasi bisa dilakukan juga pada pria, yaitu vasektomi. Dengan demikian,
jika salah satu pasangan telah mengalami sterilisasi, maka tidak diperlukan
lagi alat-alat kontrasepsi yang konvensional. Cara kontrasepsi ini baik sekali,
karena kemungkinan untuk menjadi hamil kecil sekali. Faktor yang paling
penting dalam pelaksanaan sterilisasi adalah kesukarelaan dari akseptor.
Dengan demikia, sterilisasi tidak boleh dilakukan kepada wanita yang
belum/tidak menikah, pasangan yang tidak harmonis atau hubungan
perkawinan yang sewaktu-waktu terancam perceraian, dan pasangan yang
masih ragu menerima sterilisasi. Yang harus dijadikan patokan untuk
mengambil keputusan untuk sterilisasi adalah jumlah anak dan usia istri.
Misalnya, untuk usia istri 2530 tahun, jumlah anak yang hidup harus 3 atau
lebih.
i.
Kontrasepsi vasektomi
:
: Ny P
Nama Suami
: Tn. H
: 21 tahun
Umur
: 25 tahun
: SMA
Pendidikan
: SMA
: Swasta
Pekerjaan
: Swasta
: Jawa/Indonesia Suku/bangsa
: Jawa/Indonesia
: Islam
Agama
: Islam
: JL. Kamiluto raya 16 Tlogosari Semarang
18
Hami
l Ke
Penyulit/
komplikasi
Tgl Lahir
Anak
Jenis
Kelamin
Anak
Jenis
Persalin
an
Penolong
Tidak ada
Oktober 2014
spontan
bidan
4.
2800 gr
Keadaan
Anak
Nifas
Sehat
Normal
Riwayat KB :
Jenis
5.
BB lahir
Lama penggunaan
Keluhan
Alasan berhenti
Kebutuhan
Nutrisi :
MAKAN
Frekuensi
m
MINUM
Keluhan
Tidak ada keluhan
Tidak ada keluhan
Eliminasi :
BAK
BAB
Istirahat
8 9 jam /hari
Aktifitas
Personal Hygiene
Rekreasi
Pola seksual
6. Data Psikologis :
Klien mengatakan senang karena telah memiliki anak dan sekarang dia ingin berKB untuk
menunda kehamilannya
7. Data Sosial Budaya :
a. Hewan peliharaan : ibu menyatakan tidak memiliki hewan peliharaan.
b. Lingkungan
: ibu menyatakan lingkungan rumahnya bersih, nyaman dan tidak
kumuh.
c. Hubungan dengan suami dan/ keluarga : ibu menyatankan hubungannya dengan
keluarga dan suami harmonis, saling menyayangi
d. Adat istiadat
: ibu menyakan tidak menganut adat istiadat yang ada dalam
keluargannya
e. Data Spiritual
: ibu menyatakan beragama islam menjalankan sholat 5 waktu
sesuai dengan kepercayaannya
9. Pengetahuan Ibu :
a. Tentang jenis alat kontrasepsi : ibu mengetahui jenis kontrasepsi antara lain pil,
suntik, IUD dan steril.
b. Tentang efek samping : ibu menyatakan jika memakai KB pil dan suntik dapat
menyebabkan kegemukan, kalau memakai IUD akan mengalami ketidaknyamanan
saat berhubungan suami istri dan kalau melakukan steril dia tidak kan hamil lagi
20
B.
1.
e.
1)
c. Tentang manfaat kontasepsi : ibu menyatakan jika memakai alat kontrasepsi dapat
menunda kehamilan.
Data Obyektif
Pemeriksaan umum
a. Keadaan Umum : Baik
b. Kesadaran: Composmenthis
c. Status emosional : Stabil
d. Tanda vital
1. Tensi
: 110/80 mmHg
2. Nadi
: 84x/ menit
3. RR : 22x/ menit
4. Suhu
: 36,7C
5. BB : 59 kg
Status present
Kepala : Mesochepal
a) Rambut
: distribusi merata, tidak rontok dan kulit kepala tidak ketombe
b) Muka
: tidak ada oedema, tidak pucat
c) Mata
: conjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik
d) Hidung
: bersih, tidak ada polip
e) Telinga
: tidak ada serumen, simetris
f) Mulut
: tidak ada caries dentis, stomatitis dan gigi berlubang
2)
3)
4)
6)
7)
8)
9)
10)
Leher
: tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
Dada
: simetris, tidak ada retraksi dinding dada
Mammae : simetris, tidak ada benjolan abnormal
Perut
: tidak ada pembesaran hati dan limfa
Pinggang : tidak ada nyeri tekan
Genetalia : bersih, tidak ada varises
Anus
: tidak ada hemoroid
Ekstremitas
a) Atas
: tidak ada oedema, tidak pucat, tugor baik, jari jari lengkap
b) Bawah : tidak ada oedema, varises, tidak pucat, tugor baik
2. Pemeriksaan Penunjang/ laboratorium
a) Protein urine : Tidak dilakukan
b) HB
: Tidak dilakukan
II.
INTERPRETASI DATA DASAR
Ny P P1A0 Umur 21 tahun calon akseptor KB pil progestin
Dasar :
DS :
a. Ibu menyatakan bernama Ny. P dan berumur 21 tahun
b. Ibu menyatakan sekarang ia masih menyusui anaknya.
c. Ibu menyatakan ingin menggunakan KB Pil Progestin untuk menunda kehamilannya
dan tidak menghambat produksi ASInya.
d. Ibu mengatakan tidak menderita penyakit yang mengharuskan dia untuk minum obat
yang dapat mengganggu penyerapan pil progestin.
21
DO :
a. KU
b. Kesadaran
c. TTV
1). Tensi
2). Nadi
3). BB sekarang
4). RR
5) TB
6) Suhu
: Baik
: composmentis
:
: 110/80 mmHg
: 84x/ menit
: 59 kg
: 22x/ menit
: 156 cm
: 36,7C
22
7) Mioma uterus
8) Riwayat stroke
4.
23
VII. EVALUASI
1. Ibu mengetahui kondisinya dalm keadaan baik sehingga ia diperbolehkan untuk
menggunanakan KB Pil Progestin.
2. Ibu mengerti bahwa KB Pil Progestin tidak mengganggu produksi ASI.
3. Ibu mengerti tentang indikasi dan kontraindikasi KB Pil Progestin.
4. Ibu mengerti tentang keuntungan dan kerugian KB Pil Progestin.
5. Ibu mengerti tentang cara meminum KB Pil Progestin.
6. Bidan dan ibu telah melakukan informed consent tentang penggunaan KB Pil Progestin.
7. KB Pil progestin telah ibu dapat.
8. Ibu bersedia untuk melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi (pil sudah habis) atau jika ada
keluhan.
BAB III
PENUTUP
3.1.
KESIMPULAN
Kehamilan merupakan suatu proses alamiah dan fisiologis. Setiap wanita
yang memiliki organ reproduksi sehat, yang telah mengalami menstruasi, dan
melakukan hubungan seksual dengan seorang pria yang organ reproduksinya
sehat sangat besar kemungkinannya akan mengalami kehamilan.
Persalinan dan kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam
kehidupan. Kelahiran seorang bayi juga merupakan peristiwa social bagi ibu dan
keluarga
Asuhan ibu nifas oleh bidan dilakukan dengan cara mengumpulkan data,
menetapkan diagnosis dan rencana tindakan, serta melaksanakannya untuk
mempercepat proses pemulihan dan mencegah komplikasi dengan memenuhi
kebutuhan ibu dan bayi selama periode nifas.
3.2. SARAN
Dalam pembuatan makalah ini mungkin masih terdapat kesalahan, kami
mohon kritik dan saran yang sifatnya membangun dari rekan-rekan semua demi
perbaikan makalah yang akan datang.
24
DAFTAR PUSTAKA
Glasier, Anna. 2006. Keluarga Berencana Dan Kesehatan Reproduksi,
Hidayati, Ratna. 2009. Metode dan Teknik Penggunaan Alat Kontrasepsi,
Salemba Medika, Jakarta.
Varney, Helen.2008. Buku Asuhan Kebidanan, EGC, Jakarta,
http://www.anekatips.info/2009/07/makalah-konsep-dasar-kespro.html.25/10/2016
http://www.remaja.html#ixzz0jdlQOsYc.25/10/2016
http://www.anekatips.info/2010/10/makalah-asuhan-kebidanan
25