Sie sind auf Seite 1von 4

NAMA

NIM
KELAS
ABSEN

: I PUTU URIP ADI PRABAWA


: 1515323002
: 2A MI
:1
RESENSI BUKU

Judul
Penulis
Tahun Terbit
Tempat / Penerbit
Tebal
Harga
ISBN

: Ramayana Kisah Kasih Perjalanan Rama


: Wayan Nurkancana
: 2010
: Denpasar / Pustaka Bali Post
: 172 Halaman
: Rp.40.000
: 978-979-8496-98-1

Siapa yang tidak mengenal epos Ramayana, kisah kepahlawanan yang begitu besar
dan melegenda di seluruh muka bumi ini. Dimana dlam Agama Hindu, Rama dipercaya
sebagai Awatara (titisan Tuhan) yang menjelma ke dunia untuk menyelamatkan bumi dari
marabahaya. Epos ini pertama kali ditulis dan digubah oleh Rsi Walmiki. Epos ini terdiri dari
tujuh bab atau yang mana dikenal dalam Ramayana dengan kata Kanda. Kali ini cerita
tersebut ditulis kembali oleh Wayan Nurkancana dengan bahasa yang lebih ringan dan lugas,
tanpa mengurangi usur penting dan detail yang terdapat di dalamnya.
Kisah ini diawali dai Raja Dhasaratha yaitu raja Kerajaan Ayodhya (bakal ayah Rama)
dengan berpermaisuri 3, tidak kunjung memilki keturunan. Kemudian atas nasehat dari
penasehat kerajaan, keluarga kerajaan melakukan suatu upacara untuk memohon keturunan.
Atas upacara tersebut mereka dianugrahi ketuunan, yaitu Sri Rama, sepasang anak kembar
bernama Laksmana dan Satrugna serta seorang lagi bernama Bharata. Mereka berempat lalu
didik oleh seorang Rsi yaitu Rsi Wasistha. Setelah mereka dewasa mereka diberi kabar oleh
seorang Rsi bernama Rsi Wiswamitra bahwa ada sebuah sayembara dimana orang yang
berhasil membentangkan busur panah keramat yang dimiliki oelh kerajaan tersebut, maka
putri dari kerajaan tersebut dapat dipersunting oleh orang yang berhasil membentangkan
busur tersebut.
Akhirnya Rama berhasil memenangkan sayembara tersebut dan mempersunting gadis
tersebut. Gadis itu adalah Sita. Setelah menikah mereka kembali ke Ayodhya dan hendak
diangkat menjadi raja oleh ayahnya. Namun ibu tiri dari Rama yaitu permaisuri ketiga dari
Raja Dhasaratha tidak setuju dan memerintahkan agar Rama pergi mengasingkan diri ke
hutan selama 14 tahun. Rama mengasingkan diri ditemani oleh sang istri dan adiknya yang
setia yaitu Laksmana. Saat Rama diasingkan inilah Rahwana melihat kecantikan Sita da ingin
memiliki Sita seutuhya. Rahwana yang haus akan keserakahan ini akhirnya menculik Sita dan
membawa Sita ke kerajaannya yaitu Kerajaan Alengka. Ketika mengetahui istrinya hilang,
Rama menjadi sangat sedih dan gelisah. Setelah beretmu dengan para kera da membantu
Sugriwa dan Hanoman, maka mereka siap membantu dan mengabdi pada Rama. Mereka

kemudian bekerjasama dan membuat sebuah jembatan agar dapat menyebrangi lautan menuju
Kerajaan Alengka. Dengan ratusan bahkan ribuan kera, mereka saling bahu membahu
membuat sebuah jembatan yang akan menghantarkan Rama ke Alengka.
Setelah mencapai Alengka perang pun pecah saat beberapa kali negosiasi tidak
menuai titik terang. Rahwana mengorbankan semua yang ia miliki. Korban banyak yang
berjatuhan. Adik Rahwana yang bernama Kumbakarna dan anak dari Rahwana bernama Indra
Jit (Megananda) juga ikut menjadi korban. Dan akhirnya Rama memenangkan perang dan
berhasil membawa kembali Sita. Semua berbahagia dan semua kembali ke Ayodhya dengan
sampai di Kerajaan Ayodhya Rama akhirnya diangkat sebagai seorang raja. Semua
berbahagia, beberapa waktu berselang, Rama dan Sita pun dikaruniai sepasang anak kembar
yang kemudian diberi nama Kusa dan Lawa.
Tokoh utama dari serita ini adalah Sang Rama. Diamana ia diakatan merupakan
awatara yang turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia beserta isinya dari marabahaya.
Sesuai hal tersebut watak Rama disini ialah, bijaksana, adil, jujur, rendah hati, menghormati
orang lain, pemurah senang menolong dan selalu berbuat kebajikan. Contohnya adalah sikap
adilnya. Sifat ini sangat mencolok terlihat pada diri Rama saat akhir cerita. Dimana saat
anaknya yang kembar yaitu Kusa dan Lawa telah beranjak dewasa, Ia membagi wilayah
kerajaannya menjadi dua bagian dan masing-msing diberikan pada anaknya. Sifatnya yang
penyayang terlihat saat ia telah kembali setelah menyelamatan Sita dan membinasakan
Rahwana, dia selalu menyanyai istrinya, sahabatnya, keluarganya dan lainnya. Bahkan ibu
tirinya yang telah mengusirnya dan menyuruhnya agar mengasingkan diri di hutan selama 14
tahun tetap disayangi sepenuh hati tanpamengingat kejadian masa lalu tersebut.
Laksmana yang merupakan adik dari Rama. Sifatnya yang sangat terlihat adalah
kesetiaan dan keteguhan hatinya. Dimana diceritakan dia selalu setia mendampingi kakaknya
yaitu Rama kemanapun pergi. Keteguhannya tergambar ketika ia telah memutuskan tidak
akan pernah menikah. Saat itu di dalam hutan dia dirayu oleh adik dari Rahwana yang
bernama Surpanaka agar mau menikahinya. Namun Laksmana sama sekali tidak bergeming.
Sita. Istri dari Rama yang mana Sita merupakan anak Raja Janaka. Berkarakter lemah
lembut dan setia. Kesetiaannya ini sangat diuji ketika ia diculik oleh Rahwana dan diajak ke
Alengka. Rahwana menjanjikan kemewahan dan segala hal kepada Sita asal ia mau menikah
dengan Rahwana. Namun Sita memang sangat teguh terhadap Rama. Dibagian akhir cerita
sedikit diceritakan Sita ingin menceburkan diri ke dalam kobaran api demi membuktikan
bahwa dia sewaktu diculik tetap setia terhadap Rama.
Hanoman yang mana merupakan seekor monyet putih yang sangat sakti.
Kesaktiannya ini diperoleh atas berkat dari para Dewa. Salah satunya adalah dia bisa terbang.
Membantu Rama dalam menyampaikan pesan dari Rama kepada Sita sewaktu Rama belum
bisa menyebrangi lautan.
Sugriwa sang raja kera. Adik dari Subali dan istri dari Dewi Tara. Ikut membantu dan
mengab di pada Rama setelah ia dibantu oleh Rama dalam membunuh kakaknya. Hal tersebut
terpaksa dilakukan karena sang kakak melanggar janji yang telah disepakati sebelumnya.
Rahwana yang berwatak jahat, agresif dan serakah. Ia melakukan segala hal dan
menghalalkan segala cara agar mendapat segala sesuatu yang dia inginkan. Seperti saat di
hutan, dia menginnginkan Sita menjadi istrinya, lalu ia menculik Sita dan membawanya

kabur ke Alengka. Dan keserakahannya itu harus dibayar mahal dengan tewasnya sanak
saudara dan kehancuran kerajaannya.
Kumbakarna yang merupakan adik dari Rahwana. Bersifat sedikit bijak namun
terkadang cukup bodoh. Namun ia sangat anti dengan kakaknya. Ia sangat tidak suka dengan
kelakuan kakaknya yang selalu bertindak sesuka hati. Saat perang pun ia tidak mau membela
kakaknya dan lebih baik memilih untuk tidur. Namun seketika ia tersadar dan terjun ke
medan perang. Tetapi disini Kumbakarna bukan bertarung demi kakaknya melainkan demi
membela tanah kelahirannya yang telah dirusak.
Wibhisana. Adik bungsu dari Rahwana. Paling bijak diantara sudaranya. Dialah yang
memihak Rama dan memberi Rama petunjuk akan kelemahan musuh-musuhnya. Ia secara
tidak langsung ikut membantu Rama dalam pengaturan strategi ataupun lainnya. Setelah
perang tersebut Wibhisana diangkat menjadi raja yang baru di Kerajaan Alengka tersebut.
Jika dilihat kembali secara kekseluruhan, alur yang digunakan dalam buku ini adalah
alur mundur. Ini terlihat saat akhir buku, dimana terdapat kalimat, Demikianlah akhir dari
Ramayana gubahan Rsi Walmiki. Ini menunjukkan bahwa sang penulis disini menceritakan
kembali cerita atau epos yang telah ditulis oleh Rsi Walmiki secara lebih ringkas tanpa
mengurangi suatu makna apapun.
Latar tempat yang digunakan ialah di Kerajaan Ayodhya,yaitu saat awal cerita dimulai
dan saat mengisahkan tentang keturunan dari Raja Ayodhya. Di hutan yaitu ketika Rama
diasingkan selama 14 tahun oleh ibu tirinya karena tidak menyetujui Ram menjadi raja. Goa
Kiskiendha, dimana merupakan tempat tinggal para kera, dari Sugriwa, Hanoman, dan
lainnya dan tempat bertemunya Rama dengan para kera tersebut. Di lautan atau samudra
yaitu saat Rama beserta para kera yang mengabdi padanya membuat sebuah jembatan besar
untuk menyebrang ke Kerajaan Alengka demi menyelamatkan Sita yang diculik. Di Kerajaan
Alengka, yaitu saat Rahwana telah berhasil menculik Sita dan membawanya ke Kerajaan
Alengka serta latar dimana pecahnya peperangan antara pasukan Rama melawan pasukan
Rama. Sungai Serayu, saat Rama telah kembali ke wujudnya sebagai Dewa Wisnu dan
meninggalkan dunia. Latar suasana yang tergambar diantaranya adalah, suasana gelisah dan
cemas dimana saat awal cerita Sang Raja Dhasaratha tidak kunjung mempunyai keturunan.
Kebahagiaan saat anak yang dinanti-nanti tersebut akhirnya lahir atas anugrah atas upacara
yang dilakukan. Kesedihan terasa saat Rama diusir oleh ibu tirinya untuk mengasingkan diri
ke hutan selama 14 tahun. Kemarahan bercampur dengan kesedihan tergambar ketika Rama
kehilangan Sita yang diculik oelh Rahwana saat ditengah Hutan. Kebahagiaan yang tak
terbendung adalah saat pasukan Rama berhasil memenangkan pertempuran dan perang
beakhir dimenangkan oleh kebaikan.
Keunggulan dari buku ini adalah bahasa yang digunakan cukup ringan dan mudah
dimengerti. Tidak menimbulkan tafsiran ganda dan tidak membuat bacaan menjadi jenuh.
Penyampaian isi dari setiap bab yang terbagi menjadi tujuh tersebut cukup ringkas dan tepat
tanpa mengurangi dan merusak makna dan kisah dalam setiap bab tersebut. Penggambaran
dari setiap peristiwa cukup bagus dan cukup detail sehingga jika kita menghayati, kita bisa
merasakan suasana saat itu. Penggambara karakter sangat bagus, baik dari perwatakannya
maupun lainnya. Di dalam buku juga disertai beberapa gambar tokoh berupa bentuk wayang
kulit, sehingga kita tidak bosan dan hanya terpaku pada tulisan saja. Serta harganya lumayan
terjangkau bagi kalangan menengah kebawah.

Buku ini sebenarnya sudah sangat bagus, namun hanya ada sedikit kelemahan saja.
Seperti penulisan kata yang salah atau rancu. Contohnya penulisan kata Rsi atau Reshi.
Karena terkadang ada yang menulis dengan ejaan yang pertama, ada yang menulis dengan
ejaan yang kedua. Ada juga beberapa istilah asing yang kurang dijelaskan oleh penulis,
sehingga pembaca awam akan kebingungan akan arti dari kata atau istilah tersebut.
Sekebihnya buku ini sudah sangat baik.
Seperti yang telah disampaikan sedikit dalam keunggulan buku, disini gaya bahasa
yang digunakan sangat lugas dan efektif tanpa berbelit-belit. Bahasanya tersebut ringan dan
mudah dipahami serta diresapi oleh pembaca. Makna yang ingin disampaikan pun terasa
dapat langsung dipahami oleh pemabaca. Tanda bacanya sudah tepat dan tata letak tulisan
maupun formatnya sudah sangat baik.
Amanat yang dapa dipetik ialah kita tidak boleh serakah terhadap segala hal. Kita
harus bisa menahan dan mengendalikan ego yang ada di dalam diri masing-masing. Kita
harus mempunyai sikap yang sabar, adil, jujur, setia, sikap bela negara, saling tolong
menolong dalam suatu masalah dan lainnya. Agar kita selalu berjalan di jalan kebenaran.
Kesimpulannya adalah epos Ramayana ini memiliki sangat banyak nilai-nilai luhur
yang terkandung di dalamnya, dari kesabaran, adil, jujur, setia, sikap bela negara, saling
tolong menolong, kepahlawanan, pengendalian diri, dan lainnya. Terasa tidak dapat
disebutkan satu persatu karena terlalu banyak nilai yang dimuat. Bagaikan hamparan pasir
yang tardapat di tepi pantai.

Das könnte Ihnen auch gefallen