Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh Kelompok 8 :
1. Renny Oktaviani (14080694001)
2. Laila Kurnia H
3. Budi Harsono
(14080694071)
(14080694077)
A. Perdagangan Internasional
Perdagangan
transaksi
Internasional
dapat
diartikan
sebagai
penduduk
yang
terdiri
dari
warga
negara
biasa,
masing-masing
pihak.
Masing-masing
pihak
harus
yang
menerangkan
tentang
timbulnya
perdagangan
dua
bentuk
teori
yang
mendasari
perdagangan
internasional yaitu:
1. Teori Klasik
Terdapat dua pendapat yang diungkapkan oleh para ahli yaitu:
1. Absolute
Advantage
oleh
Adam
Smith,
yang
perdagangan internasional
dengan
keunggulan
mutlak
(absolute
suatu
menggunakan
barang
dan
sumber
jasa
daya
per
yang
unit
lebih
bahwa
suatu
negara
akan
tersebut
berproduksi
lebih
memiliki
efisien
kecenderungan
dan
melakukan
untuk
impor
mengapa
terjadi
perbedaan
tersebut
3. Teori Modern
Mereka
menganggap
bawa
perbedaan
dalam
suatu
dikembangkan
oleh
perluasan
teori
dari
produk.
Konsep-konsep
Hechscher-Ohlin
keunggulan
yang
merupakan
komparatif
yang
produksi
dengan
cara
mengalihkan
sebagian
besar
yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun
tertentu. Sedangkan, menurut Hartono (2006:374), neraca pembayaran (balances
of payments) adalah catatan yang berkaitan dengan arus barang, jasa, dan modal
antara satu negara dengan negara- negara lain selama periode tertentu.
Sistem atau teknik pencatatan di dalam neraca pembayaran adalah bahwa
semua transaksi yang mengalami pengeluaran devisa dicatat di sebelah debet,
sedangkan semua transaksi yang mengalami penerimaan devisa tercatat pada
sebelah kredit. (Lia,2007:100).
Neraca pembayaran adalah iktisar yang tersusun secara sistematis, yang
mencatat semua transaksi ekonomi penduduk satu negara denganpenduduk negara
lain pada periode tertentu, biasanya satu tahun. transaksi ekonomi yang dicatat
dalam neraca pembayaran internasional, antara lain ekspor dan impor, utang dan
piutang. Neraca pembayaran internasional sangat berguna karena menunjukan
struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional suatu
negara
Dengan kata lain, dalam transaksi ekonomi perlu dibedakan antara
transakasi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang meinmbulkan
kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain.
Sedangkan, transasksi kredit adalah transasksi yang menimbulkan hak untuk
menerima pembayaran dari penduduk negara lain.
Berikut ini adalah penggolongan transaksi dalam neraca pembayaran.
Menurut Sadono Sukirno (2011:390), suatu neraca pembayaran dapat dibedakan
kepada dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat transaksi- transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang tampak
b. Ekspor dan impor barang jasa (atau barang tak tampak)
c. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri
a. Ekspor dan impor barang tampak
Ia meliputi dua jenis aliran modal: aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara- negara lain. Aliran modal resmi adalah
pinjaman dan pembayaran di antara badan- badan pemerintah di suatu negara
dengan negara- negara lain. Sedangkan investasi langsung swasta alaha
penanaman modal langsung, yaiyu investasi berupa mendirikan perusahaanperusahaan terutama perindustrian. Perbedaan di antara modal jangka panjang
yang diterima dari luar negeri dengan modal jangka panjang yang dibayarakan ke
luar negeri dinamakan neraca modal jangka panjang. Apabila nilainya positif,
keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang yang diterima dari luar
negeri dari yang dibayarkan ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya.
b. Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua kaun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun modal
swasta dan kesilapan dan ketinggalan. Yang dimaksud dengan modal
swasta adalah aliran- aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi
keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valutasa asal atau
valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga sebagai hot money.
Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari satu negara ke
negara lain dengan mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya
meliputi uang yang diinvestasikan di pasar uang dan pasar modal untuk
memperoleh keuntungan dari investasi tersebut.
Akun kesilapan dan ketingggalan merupakan akun yang manaksir
besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatata. Dalam setiap neraca pembayaran
perlua ada akun kesilapan dan ketinggalan untuk memastikan agar perhitungan
aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang. Contoh mudah untuk memahami
akun ini adalah Anda mempunyai uang Rp 50.000. Ketika anda hitung sisa uang
setelah dibelanjakan, sisanya adalah Rp 20.000. Akan tetapi dalam ingatan anda
yang dibelanjakan hanyalah Rp 20.000 berarti anda tidak mengetahui bagaimana
uang sebanyak Rp 10.000 lagi digunakan. Dalam neraca pembayaran, kesalahan
yang seperti ini dicatat dalam akun kesilapan dan ketinggalan
Skema Neraca Pembayaran:
Ekspor barang dan jasa
Impor barang dan jasa
A
B
C
D
E
F
G
H
I
J
K
Kenaikan atau penurunan neraca cadangan kas (cash reserve account) atau
neraca cadangan internasional
Catatan koreksi dan penghapusan (errors and omissions) (L F K)
sudah
dipenuhi.
Berikut
ini
meupakan
grafik
Sumber: www.bi.go.id
1. Ekspor Non Migas Berdasarkan Kelompok Barang (Berdasarkan
SITC)
Produk Primer
0
Kuartal I
-2
Kuartal II
Kuartal III
-4
-6
-8
Axis Title
-10
-12
-14
-16
-18
-20
Produk primer
Kuartal IV
Produk pertanian
15
10
5
Axis Title
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
-5
-10
-15
Triwulan IV
Produk pertanian
Produk pertanian memiliki beberapa
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 9%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 10,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 1,1%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Makanan
25
20
15
Axis Title
10
5
0
Kuartal I
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
Makanan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 1,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Bahan Baku
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-5
-10
Axis Title
-15
-20
-25
Bahan baku
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 7,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 5.6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 12,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 2,3%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Tambang
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-5
-10
Axis Title
-15
-20
-25
-30
Tambang
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 18,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 4,2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,8%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 4,1%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Produk Manufaktur
10
8
6
4
Axis Title
2
0
kuartal I
-2
Kuartal II
Kuartal III
Kuartal IV
-4
-6
Produk Manufaktur
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 8,3%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 0,4%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 0,4%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 7,7%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
minyak nabati
40
35
30
25
Axis Title
20
15
10
5
0
Triwulan I
-5
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Minyak Nabati
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,9%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 25,1%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 27,2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
batu bara
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-5
-10
Axis Title
-15
-20
-25
Batu bara
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 7,2%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 5,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 0,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 6%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
1.5
1
0.5
0
Triwulan I
-0.5
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-1
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-5
-10
-15
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-5
-10
-15
Makanan Olahan
16
14
12
10
Axis Title
8
6
4
2
0
Triwulan I
-2
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Makanan olahan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 6,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,8%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 4,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 9,2%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Karet Olahan
20
15
10
5
Axis Title
0
Triwulan I
-5
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-10
-15
-20
-25
-30
Karet olahan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 27,2%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,8%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 4,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 9,2%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
0
Triwulan I
-5
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
-10
-15
-20
-25
kayu olahan
45
40
35
30
25
Axis Title
20
15
10
5
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Kayu olahan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 8,9%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 19,1%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 2,9%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 5,8%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Ekspor Migas
3
2.5
2
Axis Title
1.5
1
0.5
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Minyak kilang
800
700
600
500
Axis Title
400
300
200
100
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Gas
3
2.5
2
Axis Title
1.5
1
0.5
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
LNG
2
1.8
1.6
1.4
1.2
Axis Title
1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan Iv
Sumber : www.bi.go.id
Gas Alam
800
700
600
500
Axis Title 400
300
200
100
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor Gas alam sebesar 651 dan
mengalami kenaikan pada triwulan kedua sebesar 75% Dan turun sebesar 148%%
di triwulan ketiga di akhir tahun ekpor migas turun sebesar 175
LPG
2.5
2
1.5
Axis Title
1
0.5
0
Triwulan I
Triwulan II
Triwulan III
Triwulan IV
Ekpor LPG pada awal tahun 2015 sebesar 2. Di triwulan II tetap turun
pada triwulanI IIisebesar 1% dan di akhir tahun ekspor naik sebesar 1%
ITEMS
I . Transaksi Berjalan
2014*
Tw.I
Tw.II
Tw.III
2015
Tw.IV
Total
Tw.I*
Tw.II*
Tw.III** Tw.IV**
Total**
-4,927
-9,585
-7,035
-5,953
-27,499
-4,159
-4,296
-4,190
-5,115
A. Barang
3,350
-375
1,560
2,448
6,983
3,063
4,125
4,141
1,953
13,281
- Ekspor
43,937
44,505
43,606
43,245 175,293
37,827
39,685
36,086
34,743
148,341
- Impor
-40,588
-44,880
-34,764
-35,561
-31,945
2,832
-703
2,690
3,810
4,047
1,192
2,153
5,474
-17,761
-32,790 -135,060
2,004
12,551
- Ekspor, fob.
43,414
44,171
- Impor, fob.
-40,581
-44,874
a. Nonmigas
42,944 173,760
37,450
39,366
35,728
43,232
-34,760
-35,557
-31,680
5,581
2,475
4,326
- Ekspor, fob
35,822
36,657
35,970
- Impor, fob
-30,241
-34,182
-2,749
-3,178
-3,134
-2,769
-11,830
7,592
7,514
7,262
6,384
b. Migas
- Ekspor, fob
- Impor, fob
4,922
34,397
146,941
-32,392 -134,389
17,304
3,947
5,932
6,158
2,987
19,024
36,560 145,008
33,068
34,722
32,038
30,698
130,526
-29,122
-28,790
-25,880
-27,711
-111,502
-1,256
-2,122
-2,111
-983
-6,472
28,752
4,382
4,644
3,690
3,698
16,415
-22,887
-10,341
-10,693
-10,395
-9,153
-40,582
-5,638
-6,767
-5,801
-4,681
2. Barang Lainnya
518
328
368
295
1,509
372
315
94
-51
730
- Ekspor, fob.
524
333
374
302
1,533
376
319
358
346
1,400
- Impor, fob.
-6
-5
-6
-7
-24
-4
-4
-264
-398
-670
- Ekspor
-2,131
5,887
-2,831
5,721
-2,486
5,698
-2,561
6,226
-10,010
23,531
-1,845
5,526
-2,651
5,085
-2,151
5,446
-1,846
5,835
-8,493
21,891
- Impor
-8,018
-8,552
-8,183
-8,787
-33,541
-7,371
-7,736
-7,597
-7,681
-30,384
-7,230
-7,912
-7,313
-7,236
-29,692
-6,805
-7,195
-7,452
-6,576
-28,028
- Penerimaan
391
681
634
424
2,130
468
722
705
930
2,826
- Pembayaran
-7,621
-8,593
-7,947
-7,660
-31,822
-7,272
-7,918
-8,158
-7,506
-30,854
B. Jasa - jasa
C. Pendapatan Primer
D. Pendapatan Sekunder
1,085
1,534
1,204
1,397
5,220
1,428
1,426
1,272
1,354
5,479
- Penerimaan
2,084
2,505
2,306
2,479
9,374
2,521
2,645
2,539
2,627
10,333
- Pembayaran
-999
-970
-1,102
-1,082
-4,154
-1,094
-1,220
-1,267
-1,273
-4,853
II . Transaksi Modal
15
27
14
17
- Penerimaan
15
27
14
17
- Pembayaran
6,387
14,484
14,532
9,559
44,962
5,086
2,241
277
9,516
17,120
-5,393
-2,960
-3,786
1,353
-10,786
-8,302
-8,524
-3,787
340
-20,273
- Kewajiban
11,780
17,445
18,318
8,206
55,748
13,388
10,765
4,064
9,175
37,393
2,023
4,353
5,752
2,661
14,788
1,695
3,467
1,782
2,315
9,259
-2,883
-2,407
-2,226
-2,871
-10,388
-3,451
-3,394
-1,345
-1,237
-9,427
4,906
6,760
7,979
5,532
25,176
5,146
6,860
3,127
3,553
18,686
8,730
8,046
7,409
1,883
26,067
8,509
5,592
-2,218
4,825
16,707
465
-991
1,299
1,814
2,587
24
-737
-683
393
-1,003
8,265
9,037
6,110
69
23,481
8,484
6,329
-1,535
4,431
17,709
5,917
2,891
5,298
1,274
15,380
6,942
3,808
891
5,728
17,369
2,347
-140
-4,225
6,147
45
2,040
811
-20
1,390
-1,205
-40
5,056
8,101
-156
4,262
1,542
93
-5,210
2,521
-3
-6,815
-2,426
231
483
-1,296
-301
2,677
341
20
-8,866
1. Investasi Langsung
a. Aset
b. Kewajiban
2. Investasi Portofolio
a. Aset
b. Kewajiban
- Sektor publik
2)
3)
- Sektor swasta
3. Derivatif Finansial
4. Investasi Lainnya
a. Aset
-3,214
375
-2,871
2,283
-3,426
-5,080
-4,622
-1,955
1,148
-10,510
b. Kewajiban
-1,011
1,666
4,261
2,773
7,688
-130
-2,192
2,438
1,529
1,645
-1,534
-295
-613
-1,766
-4,209
-1,144
-1,366
1,665
377
-469
523
1,462
605
1,961
4,907
-610
4,874
7,500
-1,025
4,539
3,621
-1,211
11,897
17,489
-2,241
1,014
928
375
-826
-2,055
-870
773
-3,912
-654
1,152
4,415
675
2,113
-624
-474
- Sektor publik
2)
3)
- Sektor swasta
IV. Total (I + II + III)
V. Selisih Perhitungan Bersih
VI . Neraca Keseluruhan (IV + V)
VII . Cadangan Devisa dan yang terkait
A. Transaksi Cadangan Devisa
B. Kredit dan Pinjaman IMF
4)
C. Exceptional Financing
2,066
4,297
6,475
2,410
15,249
1,303
-2,925
-4,565
5,089
-1,098
-2,066
-2,066
0
-4,297
-4,297
0
-6,475
-6,475
0
-2,410
-2,410
0
-15,249
-15,249
0
-1,303
-1,303
0
2,925
2,925
0
4,565
4,565
0
-5,089
-5,089
0
1,098
1,098
0
101,720
105,931
105,931
Memorandum:
- Posisi Cadangan Devisa
102,592 107,678
1)
2)
3)
4)
5.7
6.1
6.3
6.4
6.4
6.6
6.8
6.8
7.4
6.4
-2.33
-4.26
-3.01
-2.70
-3.09
-1.95
-1.97
-1.94
-2.39
-2.06
Catatan
Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5
Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral
Terdiri dari Bank and Non Bank
Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit
*angka sementara ** angka sangat sementara
Sumber: www.bi.go.id
Pada tahun 2014, NPI mengalami surplus sebesar USD
15,3miliar. Sedangkan pada tahun 2015 neraca pembayaran
Indonesia
mengalami
defisit
sebesar
USD1,1miliar.
Surplus
dengan
impor
yang
mengindikasikan
bahwa
ekspor
lebih
kecil
dibandingkan
dengan
impor
yang
yang
menghendaki
neraca
pembayarannya
selalu
surplus.
Berdasarkan
artikel
yang
dirilis
oleh
Bank
demikian,
defisit
transaksi
berjalan
sebesar
dibandingkan
perbaikan
kinerja
dengan
neraca
penurunan
jasa
dan
ekspornya,
neraca
serta
pendapatan.
itu,
penurunan
melemahnya
permintaan
perekonomian
dunia
serta
eksternal
ekspor
didorong
akibat
berlanjutnya
oleh
melambatnya
penurunan
harga
tahun
2015
turun
menjadi
US$17,1
miliar
dari
yang
cukup
ketidakpastian
di
signifikan
pasar
disebabkan
keuangan
oleh
tingginya
global,
meskipun
impor
nonmigas
bertumbuh
seiring
dengan
mendorong
aliran
masuk
investasi
langsung
keuangan
global
dan
membaiknya
keyakinan
dampak
Seperti
perekonomian
dari
perlambatan
diketahui
Tiongkok
ikut
bahwa
perekonomian
perlambatan
berdampak
dengan
Daftar pustaka
Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : GrahaIlmu
Bank Indonesia.2016. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV
2015 Kembali Surplus. (online). http://www.bi.go.id/id/ruangmedia/siaran-pers/Pages/sp_181116.aspx diakses 14 februari
2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan III Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npitw315.aspx.diakses 14 Februari 2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan IV Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npitw415.aspx.diakses 14 Februari 2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan II Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npitw215.aspx.diakses 14 Februari 2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan I Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npi_tw115.aspx.diakses 14 Februari 2016
Murni, Asfia.2006. Ekonomika Makro. Jakarta:Refika Aditama
Nehan, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar :
Udayana University Press
Siregar, AR.2010. Chapter II. (online).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19830/3/Chapter
%20II.pdf diakses 14 februari 2016
Sukirno, Sadono. 2011. MakroEkonomiTeoriPengantar.
EdisiKetiga. Jakarta : PT RajawaliPers
Wiranto T, 2013. Bab 2. (0nline).
http://digilib.unila.ac.id/962/8/BAB%202.pdf diakses 14 Februari
2016