Sie sind auf Seite 1von 34

PEREKONOMIAN INDONESIA

PERDAGANGAN LUAR NEGERI DAN


NERACA PEMBAYARAN

Oleh Kelompok 8 :
1. Renny Oktaviani (14080694001)
2. Laila Kurnia H
3. Budi Harsono

(14080694071)
(14080694077)

4. Inkha Maylalang (14080694095)

Program Studi Akuntansi


Fakultas Ekonomi
Universitas Negeri Surabaya
Tahun 2016

A. Perdagangan Internasional
Perdagangan
transaksi

Internasional

dapat

diartikan

sebagai

dagang antara subyek ekonomi negara yang satu

dengan subyek ekonomi negara yang lain, baik mengenai barang


ataupun jasa-jasa. Adapun subyek ekonomi yang dimaksud
adalah

penduduk

yang

terdiri

dari

warga

negara

biasa,

perusahaan ekspor, perusahaan impor, perusahaan industri,


perusahaan negara ataupun departemen pemerintah yang dapat
dilihat dari neraca perdagangan (Sobri dalam Siregar 2010).
Perdagangan atau pertukaran dapat diartikan sebagai
proses tukar menukar yang didasarkan atas kehendak sukarela
dari

masing-masing

pihak.

Masing-masing

pihak

harus

mempunyai kebebasan untuk menentukan untung rugi dari


pertukaran tersebut, dari sudut kepentingan masing-masing dan
kemudian menetukan apakah ia mau melakukan pertukaran atau
tidak (Boediono dalam Siregar 2010). Pada dasarnya ada dua
teori

yang

menerangkan

tentang

timbulnya

perdagangan

internasional. Yaitu teori klasik dan teori modern


B. Teori Perdagangan Internasional
Terdapat

dua

bentuk

teori

yang

mendasari

perdagangan

internasional yaitu:
1. Teori Klasik
Terdapat dua pendapat yang diungkapkan oleh para ahli yaitu:
1. Absolute

Advantage

oleh

Adam

Smith,

yang

menjelaskan bahwa suatu negara akan memperoleh


manfaat dari

perdagangan internasional

dengan

cara meng-ekspor jika memiliki keunggulan mutlak

(absolute advantage) dan mengimpor jika tidak


memiliki

keunggulan

mutlak

(absolute

disadvantage). Keunggulan mutlak menurut Adam


Smith merupakan kemampuan suatu negara untuk
meng-hasilkan
dengan

suatu

menggunakan

barang

dan

sumber

jasa

daya

per

yang

unit
lebih

sedikit dibanding kemampuan negara-negara lain


(Deliarnov dalam Wiranto, 2013). Namun kelemahan
Teori Adam Smith ini adalah perdagangan antara dua
negara akan menguntungkan jika kedua negara memiliki
keunggulan absolut yang berbeda, apabila hanya satu
negara yang memiliki keunggulan absolut untuk kedua
jenis produk maka manfaat perdagangan internasional
(gain from trade) tidak akan didapatkan. . (Wiranto,2013)
2. Comparative Advantage oleh David Ricardo, yang
menjelaskan

bahwa

suatu

negara

akan

mendapatkan manfaat perdagangan internasional


jika melakukan spesialisasi. Ekspor dilakukan saat
negara

tersebut

berproduksi

lebih

memiliki
efisien

kecenderungan
dan

melakukan

untuk
impor

ketika relatif kurang efisien. Kelemahan teori ini adalah


dengan adanya perbedaan fungsi tenaga kerja yang
menyebabkan perbedaan efisiensi dan produktivitas antara
kedua negara. Sehingga menimbulkan perbedaan harga
barang sejenis di kedua negara. Teori Klasik tidak dapat
menjelaskan

mengapa

terjadi

perbedaan

tersebut

walaupun fungsi faktor produksi sama di kedua negara. .


(Wiranto,2013)

3. Teori Modern

Teori Proportion Factor


Teori ini dikemukakan oleh Eli Heckscher dan Bertil
Ohlin.

Mereka

menganggap

bawa

perbedaan

dalam

jumlah faktor produksi yang dimiliki setiap negara akan


menimbulkan perbedaan dalam opportunity cost untuk
menghasilkan

suatu

dikembangkan

oleh

perluasan

teori

dari

produk.

Konsep-konsep

Hechscher-Ohlin
keunggulan

yang

merupakan

komparatif

yang

dikemukakan Richardo. Mereka menyatakan keberadaan


keunggulan komparatif suatu negara tergantung pada
proporsi faktor produksi yang dimiliki negara tersebut.
(Murni, 2006:223).
Ada negara yang memiliki tenaga kerja lebih besar
daripada barang modal(mesin). Sehingga harga tenaga kerja
dapat dikatakan lebih murah daripada harga barang mesin.
Kondisi ini mengarahkan kegiatan produksi di negara tersebut
akan bersifat labor intensif. Artinya ada upaya untuk menghemat
biaya

produksi

dengan

cara

mengalihkan

sebagian

besar

penggunaan barang modal pada penggunaan tenaga kerja.


Sehingga terjadi opportunity cost dari biaya mesin ke biaya
tenaga kerja yang lebih murah.
Sebaliknya, bagi negara yang memiliki jumlah tenaga kerja
yang lebih sedikit daripada barang modal, harga tenaga kerja
akan lebih mahal. Kegiatan produksi lebih baik bersifat capital
intensif. Artinya ada upaya penggunaan barang modal lebih
diutamakan daripada penggunaan tenaga kerja, karena akan
dapat menghemat biaya produksi.
C. Sistematika Neraca Pembayaran\
Menurut Sukirno (2011:390), neraca pembayaran adalah suatu catatan
aliran keuangan yang menunujkkan nilai transaksi perdagangan dan aliran dana

yang dilakukan di antara suatu negara dengan negara lain dalam suatu tahun
tertentu. Sedangkan, menurut Hartono (2006:374), neraca pembayaran (balances
of payments) adalah catatan yang berkaitan dengan arus barang, jasa, dan modal
antara satu negara dengan negara- negara lain selama periode tertentu.
Sistem atau teknik pencatatan di dalam neraca pembayaran adalah bahwa
semua transaksi yang mengalami pengeluaran devisa dicatat di sebelah debet,
sedangkan semua transaksi yang mengalami penerimaan devisa tercatat pada
sebelah kredit. (Lia,2007:100).
Neraca pembayaran adalah iktisar yang tersusun secara sistematis, yang
mencatat semua transaksi ekonomi penduduk satu negara denganpenduduk negara
lain pada periode tertentu, biasanya satu tahun. transaksi ekonomi yang dicatat
dalam neraca pembayaran internasional, antara lain ekspor dan impor, utang dan
piutang. Neraca pembayaran internasional sangat berguna karena menunjukan
struktur dan komposisi transaksi ekonomi dan posisi keuangan internasional suatu
negara
Dengan kata lain, dalam transaksi ekonomi perlu dibedakan antara
transakasi debit dan kredit. Transaksi debit adalah transaksi yang meinmbulkan
kewajiban untuk melakukan pembayaran kepada penduduk negara lain.
Sedangkan, transasksi kredit adalah transasksi yang menimbulkan hak untuk
menerima pembayaran dari penduduk negara lain.
Berikut ini adalah penggolongan transaksi dalam neraca pembayaran.
Menurut Sadono Sukirno (2011:390), suatu neraca pembayaran dapat dibedakan
kepada dua bagian yang utama, yaitu neraca berjalan dan neraca modal.
1. Neraca Berjalan
Neraca berjalan mencatat transaksi- transaksi berikut:
a. Ekspor dan impor barang tampak
b. Ekspor dan impor barang jasa (atau barang tak tampak)
c. Pembayaran pindahan neto ke luar negeri
a. Ekspor dan impor barang tampak

Transaski ini meliputi hasil-hasil sektor pertanian, barang- barang produksi


industri, dan barang-barang yang diproduksi oleh sektor pertambangan dan
berbagai jenis ekspor dan impor barang tampak lainnya. Nereca ( yaitu perbedaan
di antara ekspor dan impor) dari perdagangan tampak, dinamakan neraca
perdagangan. Apabila nilai neraca itu positif, ia berarti bahwa ekspor barangbarang tampak adalah melebihi impornya. Sebaliknya apabila ia negatif, maka ia
berarti bahwa impor melebihi ekspor.
b. Ekspor dan impor barang jasa (atau barang tak tampak)
Transaksi ini meliputi pembayaran biaya pengangkutan dan asuransi dari
barang- barang tampak yang diekspor atau diimpor, perbelanjaan para pelancong,
dan pendapatan investasi (yang meliputi keuntungan, bunga atas modal yang
diinvestasikan, dan deviden). Neraca perdagangan tak tampak-yaitu selisih nilai
bersih ekspor dan impor jasa-jasa, dinamakan neraca jasa. Nilai neraca jasa suatu
negara yang positif berarti negara tersebut lebih banyak menjual jasa- jasanya ke
luar negeri daripada membelinya dari negara- negara lain. Dan apabila nilainya
negatif (masalah ini) juga dihadapi oleh neraca pembayaran Indonesia), ia berarti
bahwa negara itu lebih banyak membeli jasa pihak-pihak luar dariopada menjual
jasanya ke luar negeri.
c. Pembayaran Pindahan
Ini meliputi pembayaran pindahan yang dilakukan oleh pihak pemerintah
maupun pihak swasta. Transaksi ini meliputi pembayaran dimana penerimanya
tidak perlu membayar dalam bentuk uang atau jasa. Contoh- contoh dari
pembayaran pindahan adalah bantuan uang suatu negara Arab ke Afghanistan,
atau bantuan bahan makanan Amerika Serikat ke penderita kelaparan di Afrika.
2. Neraca Modal
Neraca modal meliputi dua golongan transasksi, yaitu aliran modal jangka
panjang dan aliran modal keuangan swasta.
a. Aliran Modal Jangka Panjang

Ia meliputi dua jenis aliran modal: aliran modal resmi dan investasi
langsung oleh pihak swasta ke negara- negara lain. Aliran modal resmi adalah
pinjaman dan pembayaran di antara badan- badan pemerintah di suatu negara
dengan negara- negara lain. Sedangkan investasi langsung swasta alaha
penanaman modal langsung, yaiyu investasi berupa mendirikan perusahaanperusahaan terutama perindustrian. Perbedaan di antara modal jangka panjang
yang diterima dari luar negeri dengan modal jangka panjang yang dibayarakan ke
luar negeri dinamakan neraca modal jangka panjang. Apabila nilainya positif,
keadaan ini berarti lebih banyak modal jangka panjang yang diterima dari luar
negeri dari yang dibayarkan ke luar negeri. Begitu pula sebaliknya.
b. Modal Swasta dan Kesilapan-Ketinggalan
Dua kaun penting lain dalam neraca pembayaran meliputi akun modal
swasta dan kesilapan dan ketinggalan. Yang dimaksud dengan modal
swasta adalah aliran- aliran modal dalam bentuk tabungan atau investasi
keuangan yang dapat dengan cepat ditukarkan kembali kepada valutasa asal atau
valuta lainnya. Aliran keuangan ini selalu dinamakan juga sebagai hot money.
Dinamakan demikian karena dana tersebut dapat mengalir dari satu negara ke
negara lain dengan mudah dan dalam waktu yang cepat. Uang tersebut biasanya
meliputi uang yang diinvestasikan di pasar uang dan pasar modal untuk
memperoleh keuntungan dari investasi tersebut.
Akun kesilapan dan ketingggalan merupakan akun yang manaksir
besarnya aliran uang yang tidak dapat dicatata. Dalam setiap neraca pembayaran
perlua ada akun kesilapan dan ketinggalan untuk memastikan agar perhitungan
aliran ke luar dan aliran masuk adalah seimbang. Contoh mudah untuk memahami
akun ini adalah Anda mempunyai uang Rp 50.000. Ketika anda hitung sisa uang
setelah dibelanjakan, sisanya adalah Rp 20.000. Akan tetapi dalam ingatan anda
yang dibelanjakan hanyalah Rp 20.000 berarti anda tidak mengetahui bagaimana
uang sebanyak Rp 10.000 lagi digunakan. Dalam neraca pembayaran, kesalahan
yang seperti ini dicatat dalam akun kesilapan dan ketinggalan
Skema Neraca Pembayaran:
Ekspor barang dan jasa
Impor barang dan jasa

A
B

Pendapatan dari investasi


Pembayaran bunga dan cicilan hutang
Saldo kiriman dan transfer uang
Total saldo neraca transaksi (A - B + C D + E)

C
D
E
F

Investasi swasta langsung


Utang luar negeri (swasta dan pemerintah), dikurangi amortisasi
Kenaikan aset luar negeri dalam sistem perbankan domestik
Arus keluar modal milik penduduk
Total saldo neraca transaksi modal (G + H I J)

G
H
I
J
K

Kenaikan atau penurunan neraca cadangan kas (cash reserve account) atau
neraca cadangan internasional
Catatan koreksi dan penghapusan (errors and omissions) (L F K)

D. Perkembangan Ekspor Indonesia


Menurut survey Bank Indonesia Pertumbuhan ekspor di
Indonesia untuk 2 tahun terakhir belum begitu membaik, hal ini
memiliki beberapa faktor diantaranya, pertumbuhan ekonomi,
inflasi, turunnya harga minyak dunia, kenaikan kurs dolar yang
menyebabkan krisis, dan kebutuhan bahan baku di Negara
tersebut

sudah

dipenuhi.

Berikut

ini

meupakan

grafik

pertumbuhan ekspor Indonesia dalam kurun 2 tahun terakhir


Ekspor Non Migas Berdasarkan Kelompok Barang (Berdasarkan
SITC)

Sumber: www.bi.go.id
1. Ekspor Non Migas Berdasarkan Kelompok Barang (Berdasarkan
SITC)

Produk Primer
0
Kuartal I
-2

Kuartal II

Kuartal III

-4
-6
-8
Axis Title

-10
-12
-14
-16
-18
-20

Grafik 1 perkembangan Ekpor produk Primer


Sumber : www.bi.go.id

Produk primer

Kuartal IV

Produk primer dalam kategori ekspor Indonesia adalah


dalam produk pertanian, makanan, bahan baku, dan produk
bahan bakar non pertambangan. Dalam laporan grafik tersebut
terjadi penurunan di akhir kuartal. Di kuartal pertama terjadi
penurunan sebesar 1,2 dibandingkan tahun 2014. Di kuartal
kedua terjadi kenaikan sebesar 3.7. di kuartal ketiga terjadi
penurunan drastis dengan selisih sebesar 15,4. Dan dikurtal ke
empat terjadi selisih sebasar 5,2. Penurunandalam produk
primeer ini memiliki beberapa factor seperti, naik turunnya harga
minyak dunia, inflasi, dan beberapa Negara memiliki kendala di
bidang keuangan. Penurunan ekspor ini banyak terjadi dalam
produk tambang, diurutan kedua bahan baku. Kekuatan produk
ekspor terdapat di bidang makanan.

Produk pertanian
15
10
5
Axis Title

0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

-5
-10
-15

Grafik 2 perkembangan Ekpor produk Pertanian


Sumber : www.bi.go.id

Triwulan IV

Produk pertanian
Produk pertanian memiliki beberapa
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 9%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 10,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 1,1%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Makanan
25
20
15
Axis Title
10
5
0
Kuartal I

Kuartal II

Kuartal III

Kuartal IV

Grafik 3 perkembangan Ekpor produk Makanan


Sumber : www.bi.go.id

Makanan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 1,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 2,6%


dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 1%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Bahan Baku
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-5

-10
Axis Title
-15

-20

-25

Grafik 4 perkembangan Ekpor produk Bahan baku


Sumber : www.bi.go.id

Bahan baku
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 7,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 5.6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 12,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 2,3%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Tambang
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-5
-10
Axis Title

-15
-20
-25
-30

Grafik 5 perkembngan Ekpor produk Tambang


Sumber : www.bi.go.id

Tambang
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 18,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 4,2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,8%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 4,1%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Produk Manufaktur
10
8
6
4
Axis Title

2
0
kuartal I
-2

Kuartal II

Kuartal III

Kuartal IV

-4
-6

Grafik 6 perkembangan Ekpor produk Manufaktur


Sumber : www.bi.go.id

Produk Manufaktur
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 8,3%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 0,4%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 0,4%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 7,7%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

2. Ekspor Komoditas Nonmigas Utama (Berdasarkan HS)

minyak nabati
40
35
30
25
Axis Title

20
15
10
5
0
Triwulan I
-5

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 7 perkembangan Ekpor produk Minyak Nabati


Sumber : www.bi.go.id

Minyak Nabati
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,9%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 25,1%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 27,2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

batu bara
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-5

-10
Axis Title
-15

-20

-25

Grafik 8 perkembangan Ekpor produk Batu Bara


Sumber : www.bi.go.id

Batu bara
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 7,2%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 5,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 0,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 6%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

tekstil dan produk tekstil


3.5
3
2.5
2
Axis Title

1.5
1
0.5
0
Triwulan I
-0.5

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-1

Grafik 9 perkembangan Ekpor Tektil dan produk tekstil


Sumber : www.bi.go.id

Tekstil dan produk tekstil


Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 0,1%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 0,9%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 3,2%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Alat Listrik dan lain-lain


15
10
5
Axis Title

0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-5
-10
-15

Grafik 10 perkembangan Ekpor Listrik dll


Sumber : www.bi.go.id

Alat listrik dan lain-lain


Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,8%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 1,3%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 5%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Barang dan Logam mulia


20
15
10
5
Axis Title
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-5
-10
-15

Grafik 11 perkembangan Ekpor Barang dan Logam Mulia


Sumber : www.bi.go.id

Barang dari logam tidak mulia


Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 4,7%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 10,4%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 8,2%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 5,5%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama

Makanan Olahan
16
14
12
10
Axis Title

8
6
4
2
0
Triwulan I
-2

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 12 perkembangan Ekpor Makan Olahan


Sumber : www.bi.go.id

Makanan olahan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 6,5%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,8%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 4,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 9,2%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Karet Olahan
20
15
10
5

Axis Title

0
Triwulan I
-5

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-10
-15
-20
-25
-30

Grafik 12 perkembangan Ekpor Karet Olahan


Sumber : www.bi.go.id

Karet olahan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 27,2%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 3,8%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 4,6%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 9,2%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Kendaraan Bermotor dan Bagiannya


25
20
15
10
5
Axis Title

0
Triwulan I
-5

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

-10
-15
-20
-25

Grafik 14 perkembngan Ekpor Kendaraan bermotor dan bagiannya


Sumber : www.bi.go.id

Kendaraan bermotor dan bagiannya


Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 6,7%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 11,1%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 13%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami penurunan 20,6%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

kayu olahan
45
40
35
30
25
Axis Title

20
15
10
5
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 15 perkembangan Ekpor produk Kayu Olahan


Sumber : www.bi.go.id

Kayu olahan
Triwulan I : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 8,9%
dibanding Triwulan IV pada tahun sebelumnya.
Triwulan II : Pada tahun 2015 mengalami peninkatan 19,1%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan III : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 2,9%
dibanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.
Triwulan IV : Pada tahun 2015 mengalami peningkatan 5,8%
disbanding Triwulan sebelumnya pada tahun yang sama.

Ekspor Migas
3
2.5
2
Axis Title

1.5
1
0.5
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 13 perkembangan ekpor migas


Sumber : www.bi.go.id

Perkembangan Ekspor Migas di Indonesia pada tahun 2015


Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor migas sebesar 1.927, dan
mengalami kenaikan pada triwulan kedua sebesar 0,648%. Dan turun sebesar
0.853% di triwulan ketiga di akhir tahun ekpor migas turun sebesar 0.507

Ekspor Minyak Mentah


2.5
2
1.5
Axis Title
1
0.5
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 14 perkembangan ekspor minyak


Sumber : www.bi.go.id

Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor minyak mentah sebesar


1.927, dan mengalami kenaikan pada triwulan kedua sebesar 0,076%. Dan turun
sebesar 0.73% di triwulan ketiga di akhir tahun ekpor migas turun sebesar 0.169%

Minyak kilang
800
700
600
500
Axis Title

400
300
200
100
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 16 Perkembangan Ekspor Minyak Kilang


Sumber : www.bi.go.id

Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor minyak kilang ebesar


701, dan mengalami penurunan pada triwulan kedua sebesar 94. Dan
turun sebesar 112 di triwulan ketiga di akhir tahun ekpor migas turun
sebesar 115.

Gas
3
2.5
2
Axis Title

1.5
1
0.5
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 17 Perkembangan Ekspor Gas


Sumber : www.bi.go.id

Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor Gas 2.455, dan mengalami


kenaikan pada triwulan kedua sebesar 0.42 Dan turun sebesar 0.124 di triwulan
ketiga di akhir tahun ekpor migas turun sebesar 0.786.

LNG
2
1.8
1.6
1.4
1.2
Axis Title

1
0.8
0.6
0.4
0.2
0
Triwulan I

Triwulan II

Grafik 18 Perkembangan Ekspor LNG

Triwulan III

Triwulan Iv

Sumber : www.bi.go.id

Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor LNGs sebesar 1.802, dan


mengalami kenaikan pada triwulan kedua sebesar 0.51%. Dan turun sebesar
00.024%di triwulan ketiga di akhir tahun ekpor migas turun sebesar0.322

Gas Alam
800
700
600
500
Axis Title 400
300
200
100
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 19 Perkembangan Ekspor Gas Alam


Sumber : www.bi.go.id

Pada triwulan pertama perkembangan Ekspor Gas alam sebesar 651 dan
mengalami kenaikan pada triwulan kedua sebesar 75% Dan turun sebesar 148%%
di triwulan ketiga di akhir tahun ekpor migas turun sebesar 175

LPG
2.5
2
1.5
Axis Title
1
0.5
0
Triwulan I

Triwulan II

Triwulan III

Triwulan IV

Grafik 20 perkembangan ekspor LPG


Sumber : www.bi.go.id

Ekpor LPG pada awal tahun 2015 sebesar 2. Di triwulan II tetap turun
pada triwulanI IIisebesar 1% dan di akhir tahun ekspor naik sebesar 1%

E. Analisis Kebijakan Neraca Pembayaran Luar Negeri


Tabel berikut ini adalah Neraca Pembayaran Indonesia (NPI)
periode 2014-2015 yang diambil dari situs Bank Indonesia,
Neraca Pembayaran Indonesia
Ringkasan
(Juta USD)
Februari 2016

ITEMS
I . Transaksi Berjalan

2014*
Tw.I

Tw.II

Tw.III

2015
Tw.IV

Total

Tw.I*

Tw.II*

Tw.III** Tw.IV**

Total**

-4,927

-9,585

-7,035

-5,953

-27,499

-4,159

-4,296

-4,190

-5,115

A. Barang

3,350

-375

1,560

2,448

6,983

3,063

4,125

4,141

1,953

13,281

- Ekspor

43,937

44,505

43,606

43,245 175,293

37,827

39,685

36,086

34,743

148,341

- Impor

-40,588

-44,880

-42,046 -40,797 -168,310

-34,764

-35,561

-31,945

2,832

-703

2,690

3,810

4,047

1. Barang Dagangan Umum

1,192

2,153

5,474

-17,761

-32,790 -135,060
2,004

12,551

- Ekspor, fob.

43,414

44,171

- Impor, fob.

-40,581

-44,874

a. Nonmigas

42,944 173,760

37,450

39,366

35,728

-42,039 -40,791 -168,286

43,232

-34,760

-35,557

-31,680

5,581

2,475

4,326

- Ekspor, fob

35,822

36,657

35,970

- Impor, fob

-30,241

-34,182

-2,749

-3,178

-3,134

-2,769

-11,830

7,592

7,514

7,262

6,384

b. Migas
- Ekspor, fob
- Impor, fob

4,922

34,397

146,941

-32,392 -134,389

17,304

3,947

5,932

6,158

2,987

19,024

36,560 145,008

33,068

34,722

32,038

30,698

130,526

-31,644 -31,638 -127,704

-29,122

-28,790

-25,880

-27,711

-111,502

-1,256

-2,122

-2,111

-983

-6,472

28,752

4,382

4,644

3,690

3,698

16,415
-22,887

-10,341

-10,693

-10,395

-9,153

-40,582

-5,638

-6,767

-5,801

-4,681

2. Barang Lainnya

518

328

368

295

1,509

372

315

94

-51

730

- Ekspor, fob.

524

333

374

302

1,533

376

319

358

346

1,400

- Impor, fob.

-6

-5

-6

-7

-24

-4

-4

-264

-398

-670

- Ekspor

-2,131
5,887

-2,831
5,721

-2,486
5,698

-2,561
6,226

-10,010
23,531

-1,845
5,526

-2,651
5,085

-2,151
5,446

-1,846
5,835

-8,493
21,891

- Impor

-8,018

-8,552

-8,183

-8,787

-33,541

-7,371

-7,736

-7,597

-7,681

-30,384

-7,230

-7,912

-7,313

-7,236

-29,692

-6,805

-7,195

-7,452

-6,576

-28,028

- Penerimaan

391

681

634

424

2,130

468

722

705

930

2,826

- Pembayaran

-7,621

-8,593

-7,947

-7,660

-31,822

-7,272

-7,918

-8,158

-7,506

-30,854

B. Jasa - jasa

C. Pendapatan Primer

D. Pendapatan Sekunder

1,085

1,534

1,204

1,397

5,220

1,428

1,426

1,272

1,354

5,479

- Penerimaan

2,084

2,505

2,306

2,479

9,374

2,521

2,645

2,539

2,627

10,333

- Pembayaran

-999

-970

-1,102

-1,082

-4,154

-1,094

-1,220

-1,267

-1,273

-4,853

II . Transaksi Modal

15

27

14

17

- Penerimaan

15

27

14

17

- Pembayaran

6,387

14,484

14,532

9,559

44,962

5,086

2,241

277

9,516

17,120

III . Transaksi Finansial


- Aset

-5,393

-2,960

-3,786

1,353

-10,786

-8,302

-8,524

-3,787

340

-20,273

- Kewajiban

11,780

17,445

18,318

8,206

55,748

13,388

10,765

4,064

9,175

37,393

2,023

4,353

5,752

2,661

14,788

1,695

3,467

1,782

2,315

9,259

-2,883

-2,407

-2,226

-2,871

-10,388

-3,451

-3,394

-1,345

-1,237

-9,427

4,906

6,760

7,979

5,532

25,176

5,146

6,860

3,127

3,553

18,686

8,730

8,046

7,409

1,883

26,067

8,509

5,592

-2,218

4,825

16,707

465

-991

1,299

1,814

2,587

24

-737

-683

393

-1,003

8,265

9,037

6,110

69

23,481

8,484

6,329

-1,535

4,431

17,709

5,917

2,891

5,298

1,274

15,380

6,942

3,808

891

5,728

17,369

2,347
-140
-4,225

6,147
45
2,040

811
-20
1,390

-1,205
-40
5,056

8,101
-156
4,262

1,542
93
-5,210

2,521
-3
-6,815

-2,426
231
483

-1,296
-301
2,677

341
20
-8,866

1. Investasi Langsung
a. Aset
b. Kewajiban
2. Investasi Portofolio
a. Aset
b. Kewajiban
- Sektor publik

2)
3)

- Sektor swasta
3. Derivatif Finansial
4. Investasi Lainnya
a. Aset

-3,214

375

-2,871

2,283

-3,426

-5,080

-4,622

-1,955

1,148

-10,510

b. Kewajiban

-1,011

1,666

4,261

2,773

7,688

-130

-2,192

2,438

1,529

1,645

-1,534

-295

-613

-1,766

-4,209

-1,144

-1,366

1,665

377

-469

523
1,462
605

1,961
4,907
-610

4,874
7,500
-1,025

4,539
3,621
-1,211

11,897
17,489
-2,241

1,014
928
375

-826
-2,055
-870

773
-3,912
-654

1,152
4,415
675

2,113
-624
-474

- Sektor publik

2)
3)

- Sektor swasta
IV. Total (I + II + III)
V. Selisih Perhitungan Bersih
VI . Neraca Keseluruhan (IV + V)
VII . Cadangan Devisa dan yang terkait
A. Transaksi Cadangan Devisa
B. Kredit dan Pinjaman IMF

4)

C. Exceptional Financing

2,066

4,297

6,475

2,410

15,249

1,303

-2,925

-4,565

5,089

-1,098

-2,066
-2,066
0

-4,297
-4,297
0

-6,475
-6,475
0

-2,410
-2,410
0

-15,249
-15,249
0

-1,303
-1,303
0

2,925
2,925
0

4,565
4,565
0

-5,089
-5,089
0

1,098
1,098
0

111,164 111,862 111,862 111,554 108,030

101,720

105,931

105,931

Memorandum:
- Posisi Cadangan Devisa

102,592 107,678

Dalam Bulan Impor dan Pembayaran Utang Luar Negeri Pemerintah


- Transaksi Berjalan (% PDB)

1)
2)
3)
4)

5.7

6.1

6.3

6.4

6.4

6.6

6.8

6.8

7.4

6.4

-2.33

-4.26

-3.01

-2.70

-3.09

-1.95

-1.97

-1.94

-2.39

-2.06

Catatan
Berdasarkan BPM6, namun penggunaan tanda "+" and "-" mengikuti BPM5
Terdiri dari Pemerintah dan Bank Sentral
Terdiri dari Bank and Non Bank
Negatif berarti surplus dan positif berarti defisit
*angka sementara ** angka sangat sementara

Sumber: www.bi.go.id
Pada tahun 2014, NPI mengalami surplus sebesar USD
15,3miliar. Sedangkan pada tahun 2015 neraca pembayaran

Indonesia

mengalami

defisit

sebesar

USD1,1miliar.

Surplus

perdagangan (trade surplus) terjadi jika ekspor lebih besar


dibandingkan

dengan

impor

yang

mengindikasikan

bahwa

negara tersebut lebih banyak menjual barang dan jasa ke luar


negeri dibandingkan dengan membeli barang dan jasa dari
negara lain. Sedangkan defisit perdagangan (trade deficit) terjadi
jika

ekspor

lebih

kecil

dibandingkan

dengan

impor

yang

mengindikasikan bahwa negara tersebut lebih sedikit menjual


barang dan jasa ke luar negeri dibandingkan dengan membeli
barang dan jasa dari negara lain. Oleh karena itu, maka banyak
negara

yang

menghendaki

neraca

pembayarannya

selalu

surplus.
Berdasarkan

artikel

yang

dirilis

oleh

Bank

Indonesia(bi.go.id, 12/02/2016), Secara keseluruhan tahun, NPI


2015 mengalami tekanan di tengah dinamika perkembangan
ekonomi global dan domestik. NPI 2015 mengalami defisit
US$1,1 miliar setelah tahun sebelumnya mencatat surplus
US$15,2 miliar. Tekanan terhadap kinerja NPI tersebut bersumber
dari penurunan surplus transaksi modal dan finansial yang tidak
dapat sepenuhnya membiayai defisit transaksi berjalan.
Namun

demikian,

defisit

transaksi

berjalan

sebesar

US$17,8 miliar (2,06% PDB), lebih baik dibandingkan dengan


tahun sebelumnya yang mencapai US$27,5 miliar (3,09% PDB).
Perbaikan tersebut disebabkan penurunan impor yang lebih
besar

dibandingkan

perbaikan

kinerja

dengan
neraca

penurunan

jasa

dan

ekspornya,

neraca

serta

pendapatan.

Penurunan impor diakibatkan melemahnya permintaan domestik


sebagai dampak dari melambatnya pertumbuhan ekonomi pada
2015.
Sementara

itu,

penurunan

melemahnya

permintaan

perekonomian

dunia

serta

eksternal

ekspor

didorong

akibat

berlanjutnya

oleh

melambatnya

penurunan

harga

komoditas global. Di sisi lain, surplus transaksi modal dan


finansial

tahun

2015

turun

menjadi

US$17,1

miliar

dari

sebelumnya US$45,0 miliar pada 2014. Hal tersebut terutama


didorong oleh aliran masuk modal investasi langsung dan
kebutuhan pendanaan korporasi melalui pinjaman luar negeri
yang menurun seiring dengan melambatnya perekonomian
domestik. Selain itu, penurunan transaksi modal finansial juga
disebabkan oleh penurunan aliran masuk modal portofolio asing
dan investasi lainnya. Penurunan aliran masuk modal portofolio
asing

yang

cukup

ketidakpastian

di

signifikan
pasar

disebabkan

keuangan

oleh

tingginya

global,

meskipun

ketidakpastian di pasar keuangan global sudah mereda pada


triwulan IV 2015. Sementara itu, penurunan investasi lainnya
diakibatkan oleh kenaikan simpanan sektor swasta di bank luar
negeri akibat persepsi pelaku ekonomi terhadap perekonomian
domestik yang sempat melemah.
Dari permasalahan defisit NPI tersebut seharusnya dibuat
kebijakan untuk mengatasinya, kebijakan yang bisa dilakukan
salah satunya adalah sebagai berikut:
1. Berupaya untuk memperbaiki neraca berjalan yang defisit.
Kenaikan defisit transaksi berjalan yang utama bersumber
dari penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas
karena

impor

nonmigas

bertumbuh

seiring

dengan

meningkatnya permintaan domestik pada triwulan IV 2015,


sedangkan ekspor nonmigas cenderung lesu. Oleh karena
itu, pemerintah harus meningkatkan ekspor terutama di
sektor nonmigas.
2. Meningkatkan transaksi modal dan finansial. Pemerintah
harus

mendorong

aliran

masuk

investasi

langsung

asing(FDI) seiring dengan menurunnya ketidakpastian di


pasar

keuangan

global

dan

membaiknya

terhadap prospek perekonomian Indonesia

keyakinan

3. Menjaga kestabilan harga komoditas. Agar harga komoditas


tetap stabil dan tidak mengalami peningkatan, salah satu
cara yang dapat ditempuh adalah dengan menjaga stok
ketersediaan komoditas. Karena apabila harga komoditas
dalam negeri meningkat, maka permintaan akan barang
dalam negeri akan berkurang. Masyarakat indonesia akan
cenderung memilih mengonsumsi barang impor yang
harganya jauh lebih murah
4. Mewaspadai
Tiongkok.

dampak
Seperti

perekonomian

dari

perlambatan

diketahui

Tiongkok

ikut

bahwa

perekonomian
perlambatan

berdampak

dengan

perlambatan ekonomi di Indonesia. Oleh karena itu, perlu


adanya koordinasi kebijakan moneter dengan kebijakan
pemerintah.

Daftar pustaka
Amalia, Lia. 2007. Ekonomi Internasional. Yogyakarta : GrahaIlmu
Bank Indonesia.2016. Neraca Pembayaran Indonesia Triwulan IV
2015 Kembali Surplus. (online). http://www.bi.go.id/id/ruangmedia/siaran-pers/Pages/sp_181116.aspx diakses 14 februari
2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan III Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npitw315.aspx.diakses 14 Februari 2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan IV Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npitw415.aspx.diakses 14 Februari 2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan II Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npitw215.aspx.diakses 14 Februari 2016
Bank Indonesia.2016. Laporan Neraca Pembayaran Indonesia
Triwulan I Tahun 2015.
(online).http://www.bi.go.id/id/publikasi/neracapembayaran/Pages/npi_tw115.aspx.diakses 14 Februari 2016
Murni, Asfia.2006. Ekonomika Makro. Jakarta:Refika Aditama
Nehan, Ketut. 2012. Perekonomian Indonesia. Denpasar :
Udayana University Press
Siregar, AR.2010. Chapter II. (online).
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/19830/3/Chapter
%20II.pdf diakses 14 februari 2016
Sukirno, Sadono. 2011. MakroEkonomiTeoriPengantar.
EdisiKetiga. Jakarta : PT RajawaliPers
Wiranto T, 2013. Bab 2. (0nline).
http://digilib.unila.ac.id/962/8/BAB%202.pdf diakses 14 Februari
2016

Das könnte Ihnen auch gefallen