Sie sind auf Seite 1von 18

TITIK NYALA, TITIK API, API GRAVITY DAN TITIK ASAP

I. TUJUAN PERCOBAAN
Setelah melakukan percobaan ini mahasiswa mampu:
1. Menjelaskan pengertian dan peranan titik nyala, titk api dan oAPI Gravity
dari solar dan kerosin
2. Menentukan titik nyala, titik api dan oAPI Gravity yang dimiliki oleh solar
dan kerosin
3. Dapat menjelaskan metoda smoke point (titik asap) dan peranan smoke
point (titik asap) dalam analisa solar dan kerosin
4. Dapat menentukan smoke point (titik asap) dari solar dan kerosin
5. Mampu mengoperasikan alat smoke point apparatus

II. ALAT DAN BAHAN


II.1. Alat yang Digunakan

Gelas kimia (Beker Gelas) 250 ml


Termokopel
Alat penentu titik nyala ( Flash Point Testers)
Smoke point apparatus
Piknometer
Neraca Analitik

II.2. Bahan yang Digunakan


Kerosin
Solar

III. DASAR TEORI


Titik nyala adalah Temperatur terendah di mana campuran senyawa
dengan udara pada tekanan normal dapat menyala setelah ada suatu inisiasi,

misalnya dengan adanya percikan api. Titik nyala dapat diukur dengan metoda
wadah terbuka (Open Cup /OC) atau wadah tertutup (Closed cup/CC). Nilai yang
diukur pada wadah terbuka biasanya lebih tinggi dari yang diukur dengan metoda
wadah tertutup.
Adapun kelas temperatur penyalaan senyawa dapat dikelompokkan sebagai
berikut:
1.

Bahan bakar cair yang mudah menyala (yang punya titik nyala dibawah
37.8 oC dan tekanan uap tidak lebih dari 2.84 kg/cm2), terbagi :
a. kelas IA, punya titik nyala dibawah 22.8oC dan titik didih dibawah37.8
o

C,
b. kelas IB, punya titik nyala dibawah 22.8 oC dan titik didih sama atau
diatas 37.8 oC,
c. kelas IC,punya titik nyala sama atau di atas 22.8 oC dan titik didih
2.

dibawah 60 oC.
Bahan bakar cair mudah terbakar (yang punya titik nyala sama atau diatas
37.8 oC, terbagi:
a. kelas IIA, punya titik nyala sama atau diatas 37.8 oC dan titik didih
dibawah 60 oC,
b. kelas IIB, punya titik nyala sama atau diatas 37.8 oC dan titik didih
dibawah 93 oC
c. kelas IIC, punya titik nyala sama atau diatas 93 oC
Setiap zat cair yang mudah terbakar memiliki tekanan uap yang merupakan

fungsi dari temperatur cair, dengan naiknya suhu, tekanan uap juga meningkat.
Dengan meningkatnya tekanan uap, konsentrasi cairan yang mudah terbakar
menguap diudara meningkat. Jika titik nyala lebih rendah dari temperatur
cairannya maka uap diatas permukaannya siap untuk terbakar atau meledak. Lebih
rendah dari titik nyala adlah lebih berbahaya, terutama bila temperatur ambientnya
labih dari titik nyala.
Metoda yang banyak dipakai untuk melakukan pemeriksaan terhadap
minyak dan produknya adalah:
1.
2.
3.

ASTM (American Society for Testing Material)


API (American Petroleum Institute)
IP (Institute du Petrol)

4.

ISI (Indian Specification Institute)

Macam-macam pemeriksaan rutin yang dilakukan di laboratorium


dimaksudkan untuk melakukan pengawasan dan pengendalian pada proses dan
operasi pengilangan terutama menyangkut kualitas produk yang dihasilkan.
Pemeriksaan rutin tersebut salah satunya:
o

API Gravity dan Berat Jenis (Specific Gravity)


Berat jenis oAPI Gravity menyatakan densitas atau berat per satuan volume

suatu zat. oAPI dapat diukur dengan Hidrometer (ASTM D-287), sedangkan berat
jenis dapat ditentukan dengan piknometer (ASTM D-941 dan D-1217).
Pengukuran oAPI Gravity dengan hidrometer dinyatakan dengan angka 0 s/d 100.
Hubungan oAPI Gravity dengan berat jenis adalah sebagai berikut:

Satuan berat jenis dapat dinyatakan dengan lb/gal atau lb/barrel atau m3/ton.
Tujuan dilaksanakan pemeriksaan terhadap oAPI Gravity dan berat jenis
adalah untuk indikasi mutu minyak. Makin tinggi oAPI atau makin rendah berat
jenis maka minyak tersebut makin berharga, karena banyak mengandung bensin.
Sebaliknya makin rendah oAPI maka mutu minyak makin rendah, karena lebih
banyak mengandung lilin.
Minyak yang mempunyai berat jenis tinggi berarti minyak tersebut
mempunyai kandungan panas (heating value) yang rendah dan sebaliknya bila
minyak mempunyai berat jenis rendah berarti memiliki kandungan panas yang
tinggi.
Derajat Api (oApi Gravity)
Derajat API (API Gravity) merupakan satuan yang digunakan untuk
menyatakan berat jenis minyak dan digunakan sebagai dasar klasifikasi minyak
bumi yang paling sederhana. Hubungan berat jenis dengan derajat api adalah

saling berkebalikan. Makin kecil berat jenis minyak bumi atau makin tinggi
derajat APInya, makin berharga minyak bumi itu karena lebih banyak
mengandung bensin. Tinggi rendahnya berat jenis minyak bumi juga berpengaruh
pada viskositasnya. Pada umumnya semakin tinggi derajat API atau makin ringan
minyak bumi tersebut, makin kecil viskositasnya. Tinggi rendahnya derajat API
juga berpengaruh pada titik didih minyak bumi, kalau API Gravity minyak bumi
rendah, maka titik didihnya tinggi. Demikian sebaliknya kalau derajat APInya
tinggi, maka titik didihnya rendah, dan juga lebih mudah terbakar atau
mempunyai titik nyala yang lebih rendah daripada yang derajat APInya rendah.
Ternyata terdapat hubungan antara berat jenis dengan nilai kalori minyak bumi,
pada umumnya minyak bumi dengan API tinggi menghasilkan kalori yang lebih
kecil daripada minyak bumi dengan API lebih rendah.
Berdasarkan derajat API, minyak mentah dibagi kedalam lima jenis minyak
mentah yaitu: minyak mentah ringan, minyak mentah ringan sedang, minyak
mentah berat sedang, minyak mentah berat, minyak mentah sangat berat.

Hidrometer
Hidrometer adalah suatu alat terbuat dari kaca yang berguna untuk
mengukur density. Yang berarti fungsi hidrometer adalah untuk mengukur density.
Terdapat banyak jenis hidrometer. seperti untuk mengukur berat jenis air, berat
jenis minyak dan berat jenis larutan lainnya. Tetapi ada juga hidrometer yang
digunakan untuk mengukur kadar suatu zat.
Densitas
Densitas merupakan ukuran kerapatan suatu zat yang dinyatakan banyaknya
zat (massa) per satuan volume. Jadi satuannya adalah satuan massa per satuan
volume, misalnya kg per meter kubik atau gram per centimeter kubik.
= m/v
misalkan untuk kerapatan baja, _baja = 7.85 g/cm

Specific Gravity
Specific gravity adalah ukuran kerapatan relatif terhadap kerapatan zat yang
dijadikan acuan, biasanya yang dijadikan acuan adalah kerapatan air pada suhu 4
derajat celcius.
SG = _zat/_air
misalnya untuk
SG_baja = _baja/_air = 7.85 g/cm/(1 g/m)
SG_baja = 7.85 (tanpa satuan)
MINYAK SOLAR
Solar adalah hasil dari pemanasan minyak bumi antara 250-340C, dan
merupakan bahan bakar mesin diesel. Solar tidak dapat menguap pada suhu
tersebut dan bagian minyak bumi lainnya akan terbawa ke atas untuk diolah
kembali. Umumnya, solar mengandung belerang dengan kadar yang cukup tinggi.
Kualitas minyak solar dinyatakan dengan bilangan setana.
Angka setana adalah tolak ukur kemudahan menyala atau terbakarnya suatu
bahan bakar di dalam mesin diesel. Saat ini, Pertamina telah memproduksi bahan
bakar solar ramah lingkungan dengan merek dagang Pertamina DEX (Diesel
Environment Extra).
Angka setana DEX dirancang memiliki angka setana minimal 53 sementara
produk solar yang ada di pasaran adalah 48. Bahan bakar ramah lingkungan
tersebut memiliki kandungan sulfur maksimum 300 ppm atau jauh lebih rendah
dibandingkan solar di pasaran yang kandungan sulfur maksimumnya mencapai
5000 ppm.
Kegunaan Minyak Solar antara lain:
-Digunakan sebagai bahan bakar untuk mesin diesel pada kendaraan bermotor
seperti bus, truk, kereta api dan traktor .

-Memproduksi uap
-Mencairkan hasil peridustrian
-Membakar batu
-Mengerjakan panas dari logam
Sifat utama dari bahan bakar diesel / solar
Bahan bakar diesel biasa juga disebut light oil atau solar, adalah suatu
campuran dari hydrocarbon yang telah di distilasi setelah bensindan minyak tanah
dari minyak mentah pada temperatur 200 sampai340. Sebagian besar solar
digunakan untuk menggerkkan mesin diesel.
Bahan bakar diesel mempunyai sifat utama , yaitu :
* Tidak berwarna atau sedikit kekuning-kuningan dan berbau.
* Encer dan tidak menguap dibawah temperatur normal.
* Mempunyai titik nyala tinggi (40 C-100 C).
* Terbakar spontan pada 350, sedikit dibawah temperatur bensin yangterbakar
sendiri sekitar .
* Mempunyai berat jenis 0,82-0,86.
* Menimbulkan panas yang besar (sekitar 10.500 kcal/kg).
* Mempunyai kandungan sulfur lebih besar dibanding bensin
* Memiliki rantai Hidrokarbon C14 s/d C18.
Syarat-syarat Kualitas solar yang diperlukan sebagai berikut.
* Mudah terbakar
*Solar harus dapat memungkinkan engine bekerja lembut dengan sedikit
knocking.

*Tetap encer pada suhu dingin (tidak mudah membeku)


Solar harus tetap cair pada temperatur rendah sehingga engine akan mudah
dihidupkan dan berputar lembut.
*Daya Pelumasan
Solar juga berfungsi sebagai pelumas untuk pompa injeksi dan nosel Oleh karena
itu harus mempunyai sifat daya pelumas yang baik.
*Kekentalan Solar
solar harus mempunyai kekentalan yang memadai sehingga dapat disemprotkan
oleh injektor.
*Kandungan Sulfur
Sulfur merusak pemakaian komponen engine, dan kandungan sulfur solar harus
sekecil mungkin.
*Stabil
Tidak berubah dalam kualitas, tidak mudah larut selama disimpan.
Nomor Cetane(Cetane Number)
Nomor cetane atau tingkatan dari solar adalah satu cara untuk mengontrol
bahan bakar solar dalam kemampuan untuk pencegah terjadinya knocking.
Tingkatan yang lebih besar memiliki kemampuan yang lebih baik. Ada dua skala
indek untuk mengontrol kemampuan solar untuk mencegah knocking dan mudah
terbakar yaitu cetane index dan diesel index. Minimal tingkatan cetane yang dapat
diterima untuk bahan bakar yang digunakan untuk engine diesel kecepatan tinggi
umumnya 40-45. Oleh karena, itu engine diesel perbandingan kompresinya (15:122:1) lebih tinggi daripada engine bensin(6:1-12:1) dan juga engine diesel dibuat
dengan

kontruksi

yang

jauh lebih

kuat

dari

pada

engine

bensin.

Perbedaan Bahan Bakar Untuk Mesin Diesel Dengan Mesin Besin


Perbedaan antara bahan bakar diesel dengan bahan bakar bensin yang nyata
adalah terletak pada proses pembakaran bahan bakar. Maka dari itu,untuk sebuah
mesin kendaraan atau alat berat yang beroperasi dengan menggunakan tenaga
diesel, pasti membutuhkan bahan bakar diesel yang kandungannya tersebut harus
disesuaikan dengan jenis kendaraan atau apapun itu yang penting menggunakan
mesin diesel. Pada mesin bensin pembakaran bahan bakar terjadi karena adanya
loncatan api listrik yang dihasilkan oleh dua elektroda busi (spark plug),
sedangkan pada mesin diesel pembakaran terjadi karena kenaikan temperatur
campuran udara dan bahan bakar akibat kompresi torak hingga mencapai
temperatur nyala.
Jenis- Jenis Bahan Bakar Mesin Diesel untuk jenis bahan bakar untuk mesin
diesel mempunyai beberapa jenis dan dapat dipilih sesuai dengan kebutuhan untuk
mesin diesel yang digunakan. Menurut informasi dari Kementrian Pendidikan
Nasional dalam website, bahwa jenis bahan bakar untuk mesin diesel dibedakan
menjadi sebagai berikut :
Minyak Solar (HSD)
High Speed Diesel (HSD) merupakan bahan bakar jenis solar untuk mesin
tenaga diesel yang memiliki angka performa cetane number 45. Mesin diesel yang
umum menggunakan bahan bakar ini mengadopsi sistem injeksi pompa mekanik
dan elektronik injeksi. Jenis BBM ini diperuntukkan untuk jenis kendaraan
bermotor untuk trasportasi dan mesin industri.
Minyak Diesel (MDF)
Minyak diesel adalah hasil penyulingan minyak yang berwarna hitam yang
berbentuk cair pada temperatur rendah. Pada umumnya minyak diesel memiliki
kandungan sulfur yang rendah dan dapat diterima oleh mesin diesel berkecepatan
sedang di sektor industri. Oleh karena itu, minyak diesel disebut juga Industrial
Diesel Oil (IDO) atau Marine Diesel Fuel (MDF). Minyak Bakar (MFO)

Minyak bakar atau marine fuel oil bukan merupakan hasil destilasi (pemisahan
fraksi-fraksi minyak bumi berdasarkan perbedaan titik didihnya) tetapi hasil dari
jenis residu yang berwarna hitam. Minyak jenis ini memiliki tingkat kekentalan
yang tinggi dibandingkan minyak diesel.
Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar yang cukup baik sebagai sumber bahan bakar
pengganti karena dapat terbarukan (renewable). Bahan ini adalah hasil reaksi
asam lemak dengan metil alkohol membentuk senyawa metil ester. Biodiesel
merupakan bahan bakar yang tidak beracun, karena lebih mudah diurai secara
alami, menghasilkan karbon monoksida dan hidrokarbon yang relatif rendah. Hal
yang menarik dari biodiesel adalah memiliki kualitas yang memenuhi seluruh
persyaratan bahan bakar diesel.
Diesel Performa Tinggi
Bahan bakar ini merupakan bakar mesin diesel modern yang memiliki
cetane number 53 dan memiliki kualitas tinggi dengan kandungan sulfur di bawah
300 ppm. Jenis bahan bakar ini direkomendasikan untuk mesin diesel dengan
sistem injeksi coomonrail. Sistem common rail adalah sebuah tube bercabang
dengan katup injektor yang dikendalikan oleh komputer, dimana masing-masing
tube tersebut terdiri atas nozzle mekanis yang sangat presisi dan sebuah plunger
yang dikedalikan oleh solenoid dan actuator piezoelectric.
RUMUS KIMIA MINYAK TANAH
Minyak tanah (kerosin) merupakan campuran alkana dengan rantai C12H26
C15H32.

Kerosin

selain banyak

digunakan

dalam

lampu

minyak

tanah, kerosindigunakan sebagai bahan bakar mesin jet (lebih teknikal Avtur, JetA, Jet-B, JP-4 atau JP-8).
SIFAT FISIK MINYAK TANAH

Titik didih : 175-284 C


berat jenis : 0,7-0,83
Minyak bumi biasanya mengandung 5-25% minyak tanah, sedangkan dalam
minyak tanah mengandung senyawa-senyawa seperti parafin, naften, aromatik,
dan senyawa belerang. Jumlah kandungan komponen senyawa dalam minyak
tanah akan mempengaruhi sifat-sifat minyak tanah. Sifat-sifat yang harus dimiliki
minyak tanah adalah : titik nyala, titik asap, kekentalan, kadar belerang, sifat
pembakaran serta bau dan warna yang khas.
KANDUNNGAN MINYAK TANAH
1.

Parafin

Parafin adalah kelompok senyawa hidrokarbon jenuh berantai lurus (alkana),


CnH2n+2. Contohnya adalah metana (CH4), etana (C2H6), n-butana (C4H10),
isobutana (2-metil propana, C4H10), isopentana (2-metilbutana, C5H12), dan
isooktana (2,2,4-trimetil pentana, C8H18). Jumlah senyawa yang tergolong ke
dalam senyawa isoparafin jauh lebih banyak daripada senyawa yang tergolong nparafin. Tetapi, di dalam minyak bumi mentah, kadar senyawa isoparafin biasanya
lebih kecil daripada n-parafin
2.

Naften

Naften adalah senyawa hidrokarbon jenuh yang membentuk struktur cincin


dengan rumus molekul CnH2n. Senyawa-senyawa kelompok naften yang banyak
ditemukan adalah senyawa yang struktur cincinnya tersusun dari 5 atau 6 atom
karbon. Contohnya adalah siklopentana (C5H10), metilsiklopentana (C6H12) dan
sikloheksana (C6H12). Umumnya, di dalam minyak bumi mentah, naftena
merupakan kelompok senyawa hidrokarbon yang memiliki kadar terbanyak kedua
setelah n-parafin.
3.

Aromatik

Aromatik adalah hidrokarbon-hidrokarbon tak jenuh yang berintikan atom-atom


karbon yang membentuk cincin benzen (C6H6). Contohnya benzen (C6H6),

metilbenzen (C7H8), dan naftalena (C10H8). Minyak bumi dari Sumatera dan
Kalimantan umumnya memiliki kadar aromat yang relatif besar.
4.

Senyawa Belerang

Belerang terdapat dalam bentuk hidrogen sulfida (H2S), belerang bebas (S),
merkaptan (R-SH, dengan R=gugus alkil), sulfida (R-S-R), disulfida (R-S-S-R)
dan tiofen (sulfida siklik).
PROSES PENGOLAHAN MINYAK TANAH
a.

Pencucian dengan asam sulfat

Pada pengolahan minyak tanah dilakukan pencucian dengan asam sulfat, untuk
mengetahui kadar belerang dan kandungan senyawa yang membentuk kerak pada
sumbu serta warna. Proses ini dilakukan dengan cara penambahan asam sulfat
sampai 5 X, setelah dipisahkan kemudian dicuci dengan soda dan air.
b.

Proses Adeleanu

Proses ini pada prinsipnya hanya ekstraksi senyawa aromatik menggunakan


belerang dioksida.
Pemakaian terpenting dan sifat fisik kerosin antara lain:
1. Minyak Lampu
Kerosin sebagai minyak lampu dihasilkan dengan jalan penyulingan
langsung, sifat-sifatn yang harus diperhatikan bila kerasin digunakan
sebagai minyak lampu adalah :
a. Warna Kerosin dibagi dalam berbagai kelas warna:
- Water spirit (tidak berwarna)
- Prime spirit
- Standar spirit
Di India, pemakai di pedalaman tidak mau membeli kerosin putih
karena mengira ini adalah air dan mengira hanya yang berwarna
kuning atau sawo matang saja yang dapat membakar dengan baik.
b.Sifat bakar
Nyala kerosin tergantung pada susunan kimia dari minyak tanah :
- Jika mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat
dibesarkan karena apinya mulai berarang.

- Alkana-alkana memiliki nyala api yang paling baik.


- Sifat bakar napthen terletak antara aromatik dan alkana.
c. Viskositas
Minyak dalam lampu kerasin mengalir ke sumbu karena adanya
gaya kapiler dalam saluran-saluran sempit antara serat-serat
sumbu. Aliran kerosin tergantung pada viskositas yaitu jika minyak
cair kental dan lampu mempunyai tinggi-naik yang besar maka api
akan tetap rendah dan sumbu menjadi arang (hangus) karena
kekurangan minyak.
d.Kadar belerang
Kerugian yang disebabkan bila kadar belerang terlalu tinggi,
adalah

- Memberikan bau yang tidak enak dari gas-gas yang dihasilkan.


- Mengakibatkan korosi dari bagian-bagian logam, seperti rusaknya
silinder silinder yang disebabkan oleh asam yang mengembun pada
didnding silinder.
2. Bahan bakar untuk pemanasan untuk memasak
Macam-macam alat pembakar kerosin:
- Alat pembakar dengan sumbu gepeng: baunya tidak enak.
- Alat pembakar dengan sumbu bulat: mempunyai pengisian udara yang
dipusatkan.
3. Bahan bakar motor
Motor-motor yang menggunakan kerosin sebagai bahan bakar adalah :
- Alat-alat pertanian (traktor).
- Kapal perikanan.
- Pesawat penerangan listrik kecil.
Motor ini selain memiliki sebuah karburator juga mempunyai alat penguap
untuk kerosin. Motor ini jalannya dimulai dengan bensin dan dilanjutkan
dengan kerosin kalau alat penguap sudah cukup panas. Motor ini akan
berjalan dengan baik bila kadar aromatik di dalam bensin tinggi.
4. Bahan pelarut untuk bitumen
Kerosin jenis white spirit sering digunakan sebagai pelarut untuk bitumen
aspal.
5. Bahan pelarut untuk insektisida
Bubuk serangga dibuat dari bunga Chrysant (Pyerlhrum cinerarieotollum)
yang telah dikeringkan dan dihaluskan, sebagai bahan pelarut digunakan

kerosin. Untuk keperluan ini kerasin harus mempunyai bau yang enak atau
biasanya obat semprot itu mengandung bahan pengharum.

IV. PROSEDUR PERCOBAAN


1. Penentuan Titik Nyala dan Titik Api
a. Mempersiapkan dan memastikan alat tersambung dengan gas
dan sumber listrik
b. Mengisi glass nozzel dengan sampel yang akan digunakan
sebanyak kurang lebih setengah volume glass nozzel
c. Menghidupkan sumber api dengan korek api dan meletakkan
glass nozzel pada tempatnya
d. Mengamati proses hingga terlihat nyala api warna biru yang
menunjukkan titik nyala, dan terus-menerus terbakar yang
menunjukkan titik api
e. Mencatat suhu saat tercapai titik nyala dan titik api
2. Penentuan Smoke Point
a. Membersihkan alat smoke point apparatus
b. Merendam sumbu kedalam 25 mL sampel selama 5 menit
c. Mengisi candle dengan 25 mL sampel
d. Memasang sumbu pada wick tube (tabung sumbu)
e. Memotong ujung sumbu hingga permukaannya rata
f. Memasang tabung sampel dan tabung sumbu padalampu
g. Menghidupkan sumbu api hingga nyala konstan (skala
mendekati nol)
h. Mengatur ketinggian sumbu hingga terlihat jelaga yang
melewati cerobong
i. Mengamati nyala api dan ketinggian api

3. Penentuan Berat Jenis


a. Menimbang piknometer kosong
b. Mengisi piknometer kosong dengan sampel yang akan diuji
c. Memasukkan piknometer ke dalam beaker glass yang berisi es
d. Menimbang piknometer setelah diisi dengan sampel (suhu 15C)
e. Menghitung berat jenis sampel

V.

DATA PENGAMATAN
1. Tabel Pengamatan Titik Nyala dan Titik Api
Sampel
Kerosin
Solar

Titik Nyala (C)


Teori
Praktik
37-63
53,4
40-100
81,4

Titik Api (C)


Teori
Praktik
39-65
53,7
51-100
82

2. Tabel Pengamatan Titik Asap (Smoke Point)


Sampel
Kerosin
Solar

Titik Maksimum (mm)


30
25

Titik Minimum (mm)


20
15

VI. PENGOLAHAN DATA


1.

Perhitungan densitas kerosin pada 15C


-

Berat piknometer kosong

Berat piknometer + aquadest (15C) = 61,8220 gr

Berat piknometer + kerosin

Volume aquadest =
=
= 24,8990 mL
kerosin =

= 36,9279 gr
= 57,6966 gr

=
= 0,8341 gr/mL

2.

Perhitungan API GRAVITY


API kerosen =

- 131,5

= 38,1439
3.

Perhitungan densitas solar pada 15C


solar =
=
= 0,8302 gr/ml

4.

Perhitungan API GRAVITY


API solar =

- 131,5
= 38,94

VII. ANALISA PERCOBAAN


Pada praktikum kali ini bertujuan untuk mengetahui titik nyala, titik
api, api gravity dan smoke point dari kerosin dan solar. Dimana, pada
kerosin nyalanya bergantung pada susunan kimia dari minyak tanah, jika
mengandung banyak aromatik maka apinya tidak dapat dibesarkan karena
apinya mulai berarang.
Pada proses percobaan, sampel mulai mendekati titik nyala ketika
terlihat seperti berasap, hal ini disebabkan karena tekanan uap yang
meningkat sejalan dengan meningkatnya suhu. Sehingga didapat titik nyala
kerosin sebesar 53,4C dan titik apinya 53,7C. sebelum melakukan uji
sampel solar, maka pemanas didinginkan terlebih dahulu karena dapat
menyebabkan peningkatan suhu yang cepat dan dapat membahayakan saat
pengujian dan solar juga dapat terbakar pada temperatur tertentu. Titik nyala
solar sebesar 81,4C dan titik apinya 82C.
Untuk penentuan API memiliki peranan menunjukkan indikasi mutu
minyak. Semakin tinggi api dan semakin rendah berat jenisnya maka minyak
tersebut semakin berharga karena banyak mengandung bensin. Dari hasil
perhitungan didapatkan berat jenis kerosin 0,8341 gr/ml dan solar 0,8302
gr/ml. API kerosin 38,1439 dan API solar 38,94. Perlu diperhatikan suhu
saat penimbangan sampel agar didapatkan perbandingan spesific gravity
untuk penentuan API.

Pada penentuan titik asap (smoke point) dalam praktik ini ialah untuk
menentukan kualitas kerosin yang penggunaannya sebagai bahan bakar lampu
penerangan. Kerosin yang baik harus mempunyai titik asap yang tinggi,
sehingga nyala api bahan bakar kerosin ini dapat dibesarkan dengan
kecenderungan untuk memberikan asap yang kecil. Tinggi maksimum smoke
point kerosin ialah 70 mm dan solar 25 mm.

VIII. KESIMPULAN
Dari percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :
1. Titik nyala pada kerosin dan solar secara berurutan adalah 53,4C dan
81,4C
2. Titik api pada kerosin dan solar secara berurutan adalah 53,7C dan
82C
3. Berat jenis pada kerosin dan solar secara berurutan adalah 0,8341 gr/ml
dan 0,8302 gr/ml
4. API pada kerosin dan solar secara berurutan adalah 38,1439 dan 38,94
5. Tinggi maksimum titik asap pada kerosen adalah 70 mm sedangkan
pada solar adalah 25 mm
DAFTAR PUSTAKA
http://edypratono.blogspot.co.id/2013/09/minyak-tanah-kerosine.html(diunduh
pada 16 Oktober)
http://feryhariyanto.blogspot.co.id/2015/12/minyak-solar-sifat-sifat-jenisjenis.html (diunduh pada 16 Oktober 2016)
Tim

Penyusun

Laboratorium.2016.panduan

praktikum

hidrokarbon.Palembang:POLSRI
www.scribd.com/titik-nyala (diunduh pada 18 Oktober 2016)
www.scribd.com/smoke-point (dunduh pada 18 Oktober 2016)

laboratorium

Das könnte Ihnen auch gefallen