Sie sind auf Seite 1von 28

1

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun 1990-an menjadi 35-40 juta, dan
pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta (BKKBN,
1996).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. Keluarga sebagai unit pelayanan perawatan sebab keluarga unit
utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat.

Keluarga

sebagai

kelompok

dapat

menimbulkan,

mencegah,

mengabaikan, atau memperbaiki masalah-masalah kesehatan dalam kelompoknya sendiri.


Masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan, penyakit yang diderita salah satu
anggota keluarga akan mempengaruhi keluarga tersebut, karena keluarga merupakan
perantara yang efektif dan mudah untuk berbagai usaha-usaha kesehatan masyarakat.
Keluarga mempunyai tahap perkembangan dan tugas perkembangan yag harus
diselesaikan pada tahapnya, khususnya tugas perkembangan keluarga pada usia dewasa
akhir. Banyaknya masalah dan perubahan yang terjadi pada masa tua seperti bagaimana
mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasanganya, adpatasi dengan perubahan yang akan terjadi: kehilangan pasangan,
kekuatan fisik, dan penghasilan keluarga, mempertahankan keakraban pasangan dan
saling merawat, serta melakukan life review masa lalu, memungkinkan suatu keluarga
untuk memahami bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik. Untuk itu pada
Bab ini, penulis ingin menguraikan berbagai hal yang berhubungan dengan keluarga dan
perkembangan pada dewasa akhir yang merupakan dasar untuk menentukan masalah dan
melaksanakan asuhan keperawatan keluarga.

B. Tujuan
1. Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajarmengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.
2. Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui konsep dasar
keluarga dan usia dewasa akhir, mengetahui tahap perkembangan usia dewasa akhir,
mengetahui tugas perkembangan pada keluarga dan asuhan keperawatan keluarga pada
tahap usia dewasa akhir.
C.
1.
2.
3.

Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dari konsep dasar keluarga?
Apa yang dimaksud dari konsep dasar usia dewasa akhir
Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada tahap

BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar keluarga

usia

dewasa

akhir?

1. Definisi keluarga
Beberapa definisi keluarga menurut para ahli, adalah sebagai berikut:
a. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan, emosional dan individu yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
c. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
d. Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998. Keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan bebrapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas
pertolongan

ini

merupakan

yang

tepat

upaya
sesuai

keluarga

yang

utama

dengan

keadaan

untuk

keluarga

mencari
dengan

pertimbangan siapa diantara keluarga yang mempunyai kemampuan memutuskan untuk


menentukan tindakan keluarga. Tindakan kesehatan yang dilakukan oleh keluarga
diharapkan tepat agar masalah kesehatan dapat dikurangi atau bahkan teratasi. Jika
keluarga

mempunyai

keterbatasan

dapat

meminta

bantuan

kepada

orang di lingkungan tinggal keluarga agar memperoleh bantuan.


c. Merawat keluarga yang mengalami gangguan kesehatan
Seringkali keluarga telah mengambil tindakan yang tepat dan benar,
tetapi
sendiri.

keluarga
Jika

memiliki
demikian,

keterbatasan
anggota

yang

keluarga

telah
yang

diketahui
mengalami

keluarga
gangguan

kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih
parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
3. Tugas perkembangan keluarga sesuai tahap perkembangan
Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan (utama)
a. Keluarga baru menikah
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok social.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga Child Bearing
1) Mempersiapkan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan
seksual, dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
c. Keluarga dengan anak usia pre-school
1) Memenuhi kebutuha anggota keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi,
dan rasa aman.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yag lain juga
4)
5)
6)
7)

harus terpenuhi.
Mempertahankan hubunga yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga.
Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
Merencaakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasika pertumbuhan dan
perkembangan anak.

d. Keluarga dengan anak usia sekolah


1) Membantu sosialisasi anak terhadap lingkungan luar rumah, sekolah, dan lingkungan
lebih luas.
2) Mempertahankan keintima pasangan.
3) Memenuhi kebutuhan yang meningkat, termasuk biaya kehidupan dan kesehatan
anggota keluarga.
e. Keluarga dengan anak remaja
1) Memberikan kebebasan yang seimbang dan bertanggung jawab mengingat remaja
adalah seorang dewasa muda dan mulai memiliki otonomi.
2) Mempertahankan hubungan intim dalam keluarga.
3) Mempertahankan komunikasi terbuka antara anak dan orang tua. Hindarka terjadinya
perdebatan, kecurigaan, dan permusuhan.
4) Mempersiapkan perubahan system peran dan peraturan (anggota) keluarga untuk
memenuhi kebutuha tumbuh kembang anggota keluarga.
f. Keluarga dengan dewasa muda

1) Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi keluarga besar.


2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di masyarakat.
4) Penataan kembali peran orang tua dan kegiatan di rumah.
g. Keluarga usia pertengahan
1) Mempertahankan kesehata individu dan pasangan usia pertengahan.
2) Mempertahankan hubungan yang serasi dan memuaskan dengan anak-aaknya dan
sebaya.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Keluarga usia dewasa akhir
1) Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga yang saling menyenangkan
pasanganya.
2) Adaptasi perubahan yang akan terjadi : kehilanga pasangan, kekuatan fisik, dan
penghasilan keluarga.
3) Mempertahanka keakraban pasangan dan saling merawat.
4) Melakukan life review masa lalu.

B. Konsep Dasar Usia Dewasa Akhir


1. Perkembangan dan Proses Menjadi Tua/Dewasa Akhir
Sekarang sudah umum diakui bahwa suatu perkembangan tidak berhenti pada
waktu orang mencapai kedewasaan fisik pada masa remaja atau kedewasaan sosial pada
masa dewasa awal. Selama manusia berkembang terjadi perubahan perubahan. Perubahan
tersebut terjadi pada fungsi biologis dan motoris,pengamatan dan berpikir,motif motif
dan kehidupan afeksi,hubungan sosial serta integrasi masyarakat.perubahan fisik yang
menyebabkan seseorang berkurang harapan hidupnya disebut proses menjadi tua.proses
ini merupakan sebagian daripada keseluruhan proses menjadi tua.proses menjadi tua ini
banyak dipengaruhi oleh faktor kehidupan bersama dan faktor pribadi orang itu sendiri
yaitu regulasi diri sendiri.
Perkembangan dalam arti tumbuh ,bertambah besar,mengalami diferensiasi yaitu
sebagai proses perubahan yang dinamis pada masa dewasa berjalan bersama dengan
keadaan menjadi tua.
Thomae (1968) berpendapat bahwa proses menjadi tua merupakan suatu struktur
perubahan yang mengandung berbagai macam dimensi.ia menyebutkan mengenai:
a. Proses biokemi dan pisiologis yang oleh burger di sebut proses penuaan yang
primerdalam daerah batas psikologis.
b. Proses fisiologis atau timbulnya penyakit -penyakit.
c. Perubahan fungsional psikologis.
d. Perubahan kepribadian dalam arti sempit.

e. Penstrukturan kembali dalam hal sosial psikologis yang berhubungan dengan


bertambahnya usia.
f. Perubahan yang berhubungan dengan kenyataan bahwa orang tidah hanya mengalami
keadaan menjadi tua ini melainkan bahwa seseorang juga mengambil sikap terhadap
keadaan tersebut.perubahan yang terakhir ini di sebut oleh Thomae proses chrono-estetis
mengenai orang menjadi tua (h.195).
Birren dan Schroots (1984) membedakan 3 proses sentral yaitu penuaan sebagai
proses biologis, menjadi senior dalam masyarakat atau penuaan sosial dan penuaan
psikologis subyektif. Disini ada 3 macam perubahan,yaitu dalam tubuh orang yang
menjadi tua ,dalam kedudukan sosial dan dalam pengalaman batinnya .berbagai
peubahan ini terjadi selama hidup seseorang meskipun tidak harus terkait pada usia
tertentu secara eksak.tempo dan bentuk akhir proses penuaan tadi berbeda beda pada
orang yang satu dengan yang lain.begitu pula berhubung masyarakat juga ikut
memberikan struktur pada proses penuaan tersebut,maka juga ada perbedaan antara
periode sejarah yang satu dengan yang lain.
2. Fase fase perkembangan pada usia dewasa
a. Struktur dalam rentang kehidupan
Teori pentahapan biasanya banyak dikenal.pembagian dalam fase fase kehidupan
kebanyakan mempunyai suatu sifat normatif.namun sering di pakai sebagai standar
tingkah laku.hal ini sesuai dengan kecenderungan masyarakat untuk memperoleh standar
tingkah laku.
Dalam masyarakat yang maju maka usia tidak merupakan standar tingkah laku
terutama pada masa sesudah remaja.namun fenomena sosial clock belum seluruhnya
hilang .masyarakat masih menaruh pengharapan tertentu mengenai tingkah laku yang
sesuai untuk usia usia tertentu.pengharapan masyarakat ini di internalisasi oleh individu
dengan demikian maka seseorang yang diharapkan melakukan tugas tertentu pada usia
tertentu dapat merasakan apakah ia teleh melakukan nya pada waktu yang kurang tepat.
Dengan menggunakan metode pentahapan dimungkinkan untuk membandingkan
jalan hidup seseorang secara thematis.dengan demikian maka terciptalah pengertian yang
formal dan universal .hal ini lebih penting dari pada suatu pendekatan yang individual.
b. Dua jenis teori pentahapan
1) Erikson
Teori rentang hidup menurut Erikson (1963).sesudah masa remaja yaitu masa
penemuan identitas seseorang sekaligus memasuki masa dewasa awal yang ditandai
oleh penemuan intimitas atau isolasi ,maka seseorang tinggal mengalami dua fase lagi

yang meliputi sebagian besar masa hidup seseorang.dalam fase ketujuh atau masa
dewasa pertengahan seseorang dapat berkembang kearah generativitas atau stagnasi
,sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir sesorang dapat berkembang ke
arah integritas ego atau putus asa
Fase ketujuh meliputi bagian yang terpenting dalam hidup seseorang.dalam
fase ini orang bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya yaitu manjadi
orangtua.menjadi orang tua yang berarti untuk orang lain ,untuk benda-benda ,untuk
hasil karya dan ide ide merupakan persyaratan untuk menyelesaikan dengan baik
proses psikososial fase yang berikutnya.yaitu fase integritas ego,atau integritas diri
dengan kutub yang berlawanan yaitu putus asa.orang yang mencapai integritas diri
adalah mereka yang dengan salah satu cara telah mengasuh generasi muda yang tetap
tegar

menghadapi

keberhasilan

maupun

kegagalan

yang

dialami

sebagai

orangtua.begitu juga mereka yang sudah menghasilkan Sesuatu ,memperjuangkan ide


atau keyakinannnya.
Seseorang yang mencapai integritas diri mempertahankan gaya hidup yang
telah dipilihnya karena ia sadar bahwa ia hidup dalam zaman dan konteks social
tertentu yang ditandai oleh gaya integritas sendiri.orang yang mencapai integritas diri
bersifat bijaksana dalam tingkah lakunya.alternatif lain yang dapat dicapai seseorang
adalah putus asa.sikap hidup ini adalah sebaliknya daripada sikap orang yang
mencapai integritas diri yang memiliki pengertian yang mendalam terhadap orang
lain.
2) Levinson
Levinson dkk (1978) mempelajari fase-fase hidup manusia. Perhatiannya
lebih tertuju pada siklus hidup daripada jalan hidup seseorang. Ia mencari pola
universalnya daripada periode hidup yang berurutan.Jalan hidup seseorang berbedabeda dari orang yang satu dengan orang yang lain. Apa yang berubah selama orang
hidup adalah struktur kehidupannya. Struktur kehidupan seseorang mengatur
transaksi antara struktur kepribadian dengan struktur social.
Levinson membedakan empat periode kehidupan yaitu :
a)
b)
c)
d)

Masa anak dan masa remaja (0-22 tahun)


Masa dewasa awal (17-40 tahun)
Masa dewasa madya (40-60tahun)
Masa dewasa akhir (60 tahun ke atas).
Usia tumpang tindih selama 5 7 tahun adalah masa peralihan. Levinson
menganggap pembagian dalam fase-fase kehidupan sebagai sesuatu yang universal.

3. Menjadi tua sebagai proses individual


a. Berbagai macam teori dan tipologi
Teori mengenal proses menjadi tua melukiskan betapa proses tersebut dapat
diintervensi sehingga dapat mencapai hasil yang optimum. Teori-teori yang ada dapat
dibagi menjadi teori yang bersifat biologis dan yang bersifat sosiologis (Thomae, 1970).
Diantara teori-teori itu termasuk teori psikologis yang dapat bersifat sosiologis maupun
biologis. Dalam bidang yang sosiologis termasuk teori disengagement (teori pelepasan)
dan teori aktivitas.
Disamping itu ditemukan juga teori psikologis perkembangan dalam perspektif
sepanjang hidup yang dikemukakan erikson (1963), Charlotte Bucher (1959, 1972) dan
havighurst (1953). Ryff (1982) menyebutkan sebagai teori optimalisasi karena titik
beratnya ada dalam kemungkinan berkembangan seseorang sampai pada usia yang lanjut.
Teori-teori ini memandang seseorang sebagai manusia yang utuh. Dalam proses menjadi
tua seseorang dipandang dalam hubungannya dengan diri sendiri dan dengan
lingkunganya. Teori-teori ini mempunyai dasar yang sama, yaitu bawa tahap-tahap
perkembangan dihubungkan dengana tahapan usia sehingga memberikan pendekatan
yang normative. Kurang bersifat normative adalah teori koginif Thomae (1970) dalam
proses orang menjadi tua,
Disamping teori proses menjadi tua yang memandang seseorang sebagai person
yang utuh, diketemukan teori-teori yang berhubungan dengan proses menjadi tua dengan
bertambahnya usia yang merubah beberapa kemampuan seseorang. Teori mengenai
perkembangan ingatan, inteligensi, seksualitas, kepuasan kerja selama rentang
kehidupan,

adalah

contoh-contoh

mengenai

teori

mikro

dan

teori

aspek.

Semula diduga adanya gejala yang global dan universal dalam proses orang menjadi tua
namun dengan datangnya data yang empiris mengenai berbagai hasil penelitian diketahui
bahwa menjadi tua itu adalah proses yang sangat individual, tidak sama pada orang yang
satu dengan orang yang lain.
Dalam tahun enam puluhan dimulai penelitian mengenai pola dan gaya hidup
orang lanjut usia yang khas. Penelitian-penelitian ini sering menghasilkan tipologi yang
berbeda-beda. Tipologi yang bermacam-macam ini berkaitan dengan sifat sample dan
cara pengukuran yang dipakai.
Dalam hubungan nasib yang menimpa dirinya orang lanjut usia berbuat
berbagai macam aktivitas dengan tingkatan kompetensi yang cukup tinggi. Baik
tingkatan problematika yang rendah, baik aktivitas yang tinggi, maupun kompetensi yang

besat tidak menjmin kepuasan hidup seseorang, dalam hal ini tidak menjamin optimum
aging orang usia lanjut. Dalam semua kelompok gaya hidup dapat dijumpai baik pria
maupun wanita. Dalam membandingkan berbagai macam biografi orang lanjut usia
Thomae menemukan (1983, h.204) betapa besarnya perbedaan yang ada antara mereka.
Bahkan bila mereka dapat dibandingkan diantara mereka sendiri dalam kelompok
dimensi yang cukup besar. Hal ini menimbulkan keraguan akan kegunaan usaha untuk
membagi orang lanjut usia dalam kelompok-kelompok tertentu, baik berdasarkan
pengalaman hidup yang mereka terima maupun berdasarkan gaya hidup mereka dalam
proses manjadi tua.
b. stabilitas dan perubahan
Bila orang dengan usia tua betul-betul memiliki sifat yang begitu unik maka
sebaiknya kita hanya menulis biografinya saja dan tidak perlu mengadakan
pengelompokan atas dasar kesamaan antara mereka. Menurut Thomae maka cara tersebut
di muka masih lebih baik. Dalam tahun 1976 Thomae telah tidak setuju akan usaha
mmengadakan tipologi orang usia lanjut. Citra orang usia lanjut usia merupakan hasil
ineraksi antara individu dan lingkungannya. Pola-pola orang menjadi tua merupakan
proses biologis, sosial, dan persepsual-motivasional. Thomae menganggap proses
tersebut sebagai interaksi antara perubahan-perubahan dalam sepuluh subsystem yang
menyebabkan orang lanjut usia begitu berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Kesepuluhan subsystem tersebut adalah:
1) permasalahan nature-nurure (pemasakan-belajar) pada awal proses menjadi tua, misalnya
pembawaan, riwayat pendidikan, kebiasaan dalam mengadakan aktivitas fisik dan
mental, makanan, hobi, hubungan sosial.
2) perubahan dalam system biologis, misalnya kesehatan, fungsi sensoris, biomorfosa, atau
proses penuaan yang primer, kemunduran dalam ingatan.
3) perubahan dalam hubungan sosial, misalnya pidah kepanti, kehilangan temanhidup,
sahabat atau keluarga lain, menjalani persahabatan baru, peran sosial baru.
4) situasi sosio-ekonomis dan ekologis,misalnya hal-hal yang berkaitan dengan penghasilan,
jaminan sosial,perumahan, kendaraan, jaminan pelaanan medis, dan aturan-aturan
preventif.
5) konsistensi dan perubahan sifat-sifat kepribadaian, misalnya dalam hal aktifitas,
perhatian, suasana hati, kretivitias, penyesuaian, control diri.
6) konsistensi dan perubahan berbagai macam asfek fungsi kognitif.
7) ruang hidup individual ( life-space) seperti konsep-diri, pengamatan terhadap orangorang penting (significant others) pengamatan terhadap situasi sosio-ekonomis, politik
dan histories, orientasi nilai dan agama, sikap terhadap kematian dan keterbatasan.

10

8) kepuasan hidup atau keseimbangan yang dicapai antara kebutuhan individual dan situasi
kehidupan.
9) kemampuan untuk mengembalikan keseimbangan melalui konfrontasi aktif dan sikap
tidak menyerah yang mengakibbatkan tingakah laku prestasi.penyesuaian dan pengaturan
kembali kognisi.
10) Kompetensi sosial sebagai ukuran global kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan
sosial dan biologis.disamping itu juga diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
dan mengembangkan kemampuan yang ada pada individu dalam hal ini orang usia
tua(bandingkan Thomae, 1976 hal. 161).
Thomae dapat menemukan cara untuk menggambarkan pola-pola proses menjadi
tua. Dengan membandingkan beberapa dimensi pada para lanjut usia Thomae dapat
mengadakan pengelompokan lanjut usia yang lebih mengarah pada perbedaan di antara
mereka dari pada menekankan pada pengelompokan global seperti: kelompok yang
mencapai kepuasan dengan mengundurkan diri dari aktivitas dan hubungan sosial (teori
disengagement/pelepasan) dan kelompok yang mencapai kepuasan dengan masih tetap
aktif dan memelihara hubungan sosial (teori aktivitas).

11

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. M DENGAN REMATIK PADA NY.
M DI BABAKAN SIRNA RT 7 RW 3 DESA BENTENG KECAMATAN WARUNG
DOYONG
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan hari Selasa
tanggal 17 Mei 2016 di rumah keluarga Ny.M
B. Data Umum
1. Nama KK
: Ny.M
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Usia
: 83 tahun
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Babakan Sirna RT 7 RW3 Desa Benteng Kec Warung Doyong
6. Pekerjaan
:7. Pendidikan
: SR
8. Keadaan fisik
: Sakit
9. Komposisi Keluarga
N

Na

ma

JK Hub

Umur Pend

Status Imunisasi
DPT
Hepatitis

BCG Polio
I

III IV I

I
1

Ny. P

Anak

47 Th

III I

Campak Ke

III

SMK

seh

W
2

An. L
S

t
Cucu

9 th

SD

seh
t

12

10. Genogram

Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: garis keluarga
: tinggal serumah
: meninggal
: klien

11. Tipe Keluarga


Multigenerational family (generasi atau kelompok umur yang tinggal bersama dalam
satu rumah) karena dalam satu rumah terdiri dari, anak dan cucu.
12. Latar Belakang Budaya (suku)
a. Suku Bangsa
Keluarga Ny. M berasal dari suku Sunda dan merupakan penduduk asli di wilayah
Babakan Sirna RT 7 RW3 Desa Benteng Kec Warung Doyong
b. Bahasa yang digunakan
Bahasa yang digunakan Keluarga Ny.M adalah bahasa Sunda dan Indonesia.
c. Pantangan
Dalam keluarga tidak ada pantangan apapun yang berkaitan dengan masalah
kesehatan, menurut ajaran agama yang keluarga anut, ada jenis makanan

13

pantangan yaitu daging anjing, babi, dan kodok. Keluarga juga tidak ada yang
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Keluarga Ny. M adalah penduduk Sunda asli, dan tidak ada adat istiadat yang
berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan didalam keluarganya
13. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitarnya, kecuali Ny. M. Ny. M tidak bisa mengikuti kegiatan
keagamaan di daerah tersebut karena tidak bisa berjalan jauh, cepat lelah. Tapi Ny. M
dapat sholat lima waktu di rumah.
14. Status Sosial ekonomi Keluarga
Ny. M saat ini sudah tidak bekerja. Sedangkan Ny. W, Pedagang di

rumah.

Penghasilan Ny. W yaitu 1.500.000/bulan. Menantunya yang bekerja di luar kota,


sering memberi uang kira-kira 1.500.000/bulan. Anaknya yang sudah bekerja sering
memberikan uang kira-kira 500.000/bulan. Pengeluaran keluarga Ny. M yaitu
3.000.000/bulan. Bila dihitung pemasukan dikurangi pengeluaran yaitu 3.500.000 3.000.000 = 500.000. Maka keluarga Ny.M dapat menabung 500.000/bulan.
15. Aktifitas rekreasi keluarga
Rekreasi yang digunakan di dalam rumah, keluarga mengatakan biasa mengisi waktu
luang dirumah dengan menonton TV dan mengobrol bersama anak serta mengobrol
dengan tetangga sekitar tempat tinggalnya. Rekreasi yang dilakukan di luar rumah,
keluarga Ibu.S mengatakan jarang sekali bepergian ke tempat hiburan.
C. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Riwayat perkembangan keluarga saat ini
Keluarga Ny. M sekarang pada tahap keluarga Lanjut Usia, keluarga Ny. M sudah
dapat:
a. Adaptasi perubahan yang akan terjadi : kehilanga pasangan, kekuatan fisik,
dan penghasilan keluarga.
b. Melakukan life review masa lalu.
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Tugas perkembangan yang seharusnya dilalui oleh keluarga saat ini:
a. Mempertahankan suasana kehidupan rumah tangga

yang

saling

menyenangkan pasanganya, karena suami Ny. M sudah meninggal.


b. Mempertahanka keakraban pasangan dan saling merawat, karena suami Ny. M
sudah meninggal.
3. Riwayat keluarga inti
Pada saat pengkajian pada keluarga Ny.M mengatakan tidak memiliki penyakit
berat tetapi Ny. M mengatakan memiliki penyakit reumatik dan mengeluh sendinya

14

terasa nyeri dan linu sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya terasa
senat-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan.
Ny. W mengatakan ketika Ny.M merasa sakit , Ny.M jarang di bawa ke tempat
pelayanan kesehatan atau puskesmas.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Di dalam keluarga Ny.M tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti darah
tinggi, DM, dll. Dan tidak mempunyai penyakit TBC dan penyakit menular lainnya.
D. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
10 m
Keterangan:
1. Kamar tidur
2. Kamar mandi
1

3. Warung
5

10 m

4
1

4. Ruang tengah dan dapur


5. Ruang tamu

1
U

B
2

2
S

Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah sendiri, terdiri dari ruang tamu,
3 kamar tidur, dapur dan warung. Menurut Ny. W, rumahnya baru saja dibetulkan
oleh anaknya yang sudah bekerja.
Kondisi rumah terlihat rapi tipe rumah

permanen lantainya kramik, atapnya

genting. Cahaya masuk rumah melalui kaca jendela rumah , ventilasi udara cukup.
Penerangan setiap ruangan memakai lampu listrik untuk malam hari kecuali di ruang
tamu redup karena lampunya mati dan siang hari cukup dengan terangnya sinar
matahari dari pintu yang selalu terbuka. Jarak antara rumah Tn. U dengan yang
lainnya sangat dekat, hanya berjarak kurang dari 1 meter. Letak sumur dengan
pembuangan, berjarak 20 meter.
Sampah yang terkumpul dibuang sementara di tempat pembuangan dekat rumah.
2. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
a. Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar
Adat istiadat yang dianut adalah kebudayaan sunda.
b. Pola pergaulan keluarga

15

Hubungan keluarga dengan tetangga tampak baik dan harmonis, tampak


keluarga menyapa tetangga yang kebetulan lewat depan rumahnya. Keluarga
sering berkumpul dengan tetanggnya yang ada disamping

rumah, atau pada

pembeli yang datang ke warungnya.


An.S juga dapat bergaul dengan baik dengan teman sebayanya di sekitar
rumah.
c. Persepsi Keluarga terhadap komunitas
Keluarga merasa nyaman hidup ditengah tengah masyarakat karena
keluarga merasa mereka saling bantu membantu dan tidak merugikan dalam
berbagai hal.
d. Pengetahuan Keluarga mengenai Masalah kesehatan Yang berkaitan Dengan
Komunitas
Keluarga mengatakan masalah kesehatan yang muncul dalam kehidupan
ditengah masyarakat secara khusus saat ini rhematik dan tekanan darah tinggi
karena mayoritas penduduk RT 15 adalah lansia.
3. Mobilitas geografi keluarga
Sejak menikah, mereka sudah tinggal di lingkungan yang saat ini mereka tempati
dan tidak pernah pindah rumah. Alat transportasi yang ada di daerah adalah angkutan
kota namun untuk masuk sampai rumahnya biasanya jalan kaki.
Ny. M bangun jam 05.00 WIB. Mandi jam 05.30 WIB. Dari jam 13.00 sampai
jam 15.00 WIB tidur siang. Tidur malam jam 03.00 WIB. Saat bersantai, klien sering
ada di depan rumah, sesekali mengobrol dengan tetangga.
4. Hubungan keluarga dengan masyarakat
Hubungan keluarga dengan masyarakat cukup baik, selalu ramah dengan orangorang yang belanja di warungnya.
5. Sistem pendukung sosial keluarga
Dukungan keluarga Ny.M Apabila ada anak yang sakit, maka mereka hanya
memberinya obat warung. Jika sakitnya tidak kunjung sembuh baru di periksa ke
puskesmas terdekat.
E. Struktur Keluarga
1. Pola Komunikasi
Pola komunikasi yang digunakan adalah komunikasi terbuka, setiap anggota
keluarga bebas menyampaikan keluhan atau tanggapan hal ini dapat terlihat saat
perawat berkunjung. Komunikasi yang digunakan di dalam keluarga adalah
komunikasi dua arah.
2. Struktur kekuatan keluarga

16

Dalam keluarga keputusan yang diambil adalah hasil musyawarah

bersama,

setiap anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat menyampaikan idenya
jika ada masalah yang dirasakan.
3. Struktur Peran
Ketika di keluarga ada yang sakit, semua anggota keluarga perannya bertambah
sebagai orang yang merawat. Biasanya yang banyak bertambah perannya saat salah
satu anggota yang sakit adalah Ny. W. Tapi saat Ny. W sakit, maka semua pekerjaan
rumah tidak terkontrol.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya yang bertentangan dengan
kesehatan.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny.M sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota keluarga satu
dengan anggota keluarga yang lain. Ny.M Berusaha mendidik anaknya agar selalu
menghormati orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga dan teman sebaya
2.

serta berusaha menanamkan kedisiplinan pada anaknya.


Fungsi Sosial
Keluarga Ny.M mengatakan bahwa cara menanamkan hubungan interaksi sosial
pada anaknya dengan tetangga dan masyarakat yaitu dengan membiarkan anaknya
bermain dengan teman sebayanya di kampung rumahnya serta selalu menyapa orang
yang ditemuinya dengan sopan, hal itu terbukti ketika perawat berkunjung ke rumah

keluarga Ny. M para tetangga juga ikut menyambut dengan baik.


3. Fungsi Perawatan kesehatan
Pengetahuan Keluarga Tentang Penyakit dan Penanganannya
a. Mengenal Masalah
Saat dikaji Ny. M mengatakan sering merasa pegal-pegal,nyeri dan linu pada
sendi sehingga kaku untuk berjalan, dan juga sudah mengetahui bahwa saya
terkena rematik. Ny.M mengatakan bahwa penyakit rematik merupakan penyakit
orang tua, tetapi keluaga Ny. M tidak mengetahui tentang Rematik dan bagaimana
cara perawatan terhadap orang yang terkena rematik.
b. Mengambil Keputusan
Keluarga Ny.M mengatakan ketika Ny.M sakit, hanya minum obat di
warung atau memanggil mantri dekat rumah itupun jika sendi-sendinya terasa
nyeri berat.
c. Merawat anggota keluarga yang sakit
Keluarga Ny.M mengatakan tidak tahu bagaimana cara perawatan
terhadap orang yang terkena rematik. Ny. W hanya menyuruh Ny. M untuk mandi
air hangat.

17

d. Kemampuan Keluarga Menciptakan Lingkungan yang dapat Meningkatkan


Kesehatan
Keluarga Ny. M mengatakan setiap hari selalu membersihkan lingkugan
rumahnya seperti menyapu dan mengepel.
Keluarga Ny. M belum mengetahui cara mencegah penyakit rematik,
hanya menganjurkan kepada Ny.M untuk mandi air hangat. Dan tidak mengetahui
manfaat dari jahe yang ada di rumahnnya.
e. Menggunakan Fasilitas Kesehatan yang Ada
Di dalam keluarga Ny.M apabila ada anggota keluarganya yang sakit langsung
diberi obat warung, tapi apabila keadaannya tidak semakin membaik, keluarga
membawanya ke Puskesmas, dokter atau klinik terdekat.
4. Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny.M sudah memiliki anak satu orang dan tidak ingin menambah jumlah
anak lagi.
5. Fungsi Ekonomi
Keluarga Ny.M mengatakan penghasilannya dirasa hanya cukup untuk memenuhi
kebutuhan hidup sehariharinya dan belum termasuk biaya kesehatan yang ringan,
itupun ada anaknya yang sudah bekerja membantu memenuhi kebutuhan sehari-hari
sehingga jika ada anggota keluarga yang sakit dan biaya kesehatan kurang maka
Ny.M Merasa berat dalam membiayai anggota keluarga yang sakit.
G. Koping Keluarga
1. Stressor Jangka Panjang dan Pendek
a. Stressor jangka pendek
Keluarga mengatakan, yang dipirkan saat ini adalah penyakit reumatik Ny. M
yang belum sembuh.
b. Stressor jangka panjang
Keluarga memikirkan anaknya agar memperoleh pendidikan yang tinggi dan
pekerjaan yang layak agar kehidupannya mapan.
2. Kemampuan Keluarga Berespon Terhadap Stressor
Pemecahan masalah dalam keluarga Ny. M biasanya dengan cara musyawarah
antar anggota keluarga, kadang juga melibatkan anaknya. Dan juga menganggap
bahwa setiap masalah itu adalah ujian atau kehendak Allah SWT lebih banyak
berdoa, sabar dan bertawakal agar masalah terselesaikan dengan baik. Dalam
menentukan pengobatan

yang harus dijalani salah satu anggota keluarga, Ny.M

pengambil keputusan karena Ny.M yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang
kuat.
3. Strategi Koping Yang digunakan
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau konsultasi dengan
orang yang lebih tahu.
4. Strategi adaptasi disfungsional

18

Bila

keluarga

sedang

mengalami

masalah

kesehatan

mereka

cenderung

megesampingkan sebelum masalah tersebut parah.


H. Harapan Keluarga
Keluarga sangat mengharapkan bantuan dari petugas kesehatan dalam mengatasi masalah
Ny.M dan masalah lainnya. Sehingga Ny.M dapat melakukan aktivitas sehariharinya
tanpa ada gangguan.
I. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan
Keluhan yang

Ny. M
Nyeri dan linu pada

Ny.W

An. S

dirasakan

sendi kaki sehingga

TD
BB
TB
Nadi
Respirasi
Suhu Tubuh
Kepala
Rambut

kaku untuk berjalan


140/80 mmHg
45kg
150 cm
84 x/menit
21x/menit
37,5C
Simetris
Bersih , ada uban,tidak

130/90 mmHg
65kg
153 cm
62x/menit
20x/menit
37,3C
Simetris
Bersih, tidak ada

25 kg
120 cm
82x/menit
22x/menit
36,9C
Simetris
Bersih, tidak ada

ketombe
Konjungtiva tidak

ketombe
Konjungtiva tidak

anemis, sclera tidak

anemis, sclera

ikterik

tidak ikterik

ikterik
Tidak ada secret, tidak

Tampak secret

Tidak ada secret,

terdapat pernafasan

dalam hidung,

tidak terdapat

cuping hidung

terdapat pernafasan

pernafasan cuping

Telinga bersih
Mukosa bibir lembab,

cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir

tidak ada stomatitis,

lembab, tidak ada

lembab, tidak ada

gigi tidak lengkap

stomatitis, batuk

stomatitis

Tidak terdapat

berdahak
Tidak terdapat

Tidak terdapat

pembesaran kelenjar

pembesaran

pembesaran

tiroid
Pergerakan dinding

kelenjar tiroid
Pergerakan dinding

kelenjar tiroid
Pergerakan

dada simetris,

dada simetris, tidak

dinding dada

ada ketombe
Mata
Konjungtiva
normal,sklera tidak
Hidung

Telinga
Mulut

Leher

Dada

No
.
1

Data

Etiologi

Data Subyektif :

Masalah

Ketidakmampuan

19

Nyeri sendi pada

Ny.M sering mengeluh keluarga Tn. U dalam Ny.M

auskultasi paru
ada luka,anggota
perkusi
sendi-sendinya terasa merawat
vesikuler
bunyi
paru sonor,
keluarga
yang
sakit,
nyeri dan linu-linu.
Ny.M
mengatakan
auskultasi
terutama
pada Ny.paru
M
tidak
kuat
untuk
vesikuler
Abdomen
Bentuk abdomen datar, Bentuk abdomen
melakukan kegiatan
tidak ada luka, suara
datar, tidak ada
berlebihan
Ny.M perkusi
mengatakan
dullness, tidak luka, suara perkusi

simetris,
auskultasi paru
vesikuler
Bentuk abdomen
datar, tidak ada
luka, suara

nyeri tekan
bahwa terdapatpenyakit

dullness, bising

perkusi dullness,

pada merupakan
kuadran I, II, III,
Reumatik

usus 10x/menit,

tidak terdapat

IV orang tua,
penyakit

nyeri tekan pada

nyeri tekan pada

tetapi

ulu hati

kuadran I, II, III,

Pergerakan normal

IV
Pergerakan

keluarga

mengatakan
belum
Ekstermitas
Atas : pergerakan
paham benar apa yang
normal
dimaksud
dengan
Bawah : nyeri pada
pengertian,
sendi, adanya bengkak
penyebab,tanda dan
pada lutut
gejala,
akibat
Kulit
Turgor kulit
<3 detik,
Reumatik
dandetikcara
CRT<2

normal

Turgor kulit <3

Turgor kulit <3

detik, CRT<2 detik

detik, CRT<2

perawatannya.

detik

c.
Data Obyektif :

Lutut bagian kaki


kanan

Ny.M

Tampak
J.

agak
Anali

bengkak
Keluarga

sa

membiarkan
keluhan Ny.M
TD: 140/80 mmHg
N: 84 x/menit
RR: 21 x/menit
S : 37,5
Data Subyektif:

Data

Ketidakmampuan

Kurang

keluarga mengatakan tidak keluarga Tn. U dalam pengetahuan


tahu

tentang

penyakit mengenal

rematik.

kesehatan

masalah tentang
tentang penyakit

rematik pada Tn M
Data Obyektif:
Saat

ditanya,

keluarga

proses

20

K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri sendi pada Ny. M b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan

L. Skoring
1. Nyeri sendi pada Ny. M b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
No
1.

Kriteria
Sifat masalah

Score
3/3x1

Pembenaran
Karena reumatik penyakit yang

Tidak sehat

=1

menyebabkan nyeri dan dapat


menyebabkan

2.

3.

Kemungkinan

masalah

dapat 1/2x2

kerusakan

sendi

maka harus dicegah.


Karena penyakit reumatik adalah

diubah

=1

penyakit yang menetap dan lama

Sebagian
Potensial masalah dapat diubah

3/3x1

sehingga sulit untuk di hilangkan.


Karena penyakit reumatik adalah

Tinggi

=1

penyakit yang menetap sehingga


sulit untuk di hilangkan, dan selalu

4.

Menonjolnya masalah

2/2x1

hilang timbul.
Masalah harus segera ditangani

Masalah harus segera ditangani

=1

untuk menghindari bertambahnya


penderita

Total

2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d ketidakmampuan keluarga dalam


mengenal masalah kesehatan
No
1.

2.

Kriteria
Sifat masalah

Score
3/3x1

Pembenaran
Masalah kurang pengetahuan

Kurang sehat

=1

adalah masalah yang dapat

Kemungkinan masalah bisa 1/2x2

diubah
Karena

diubah

pengetahuan

Sebagian

=1

masalah

terselesaikan
mengetahui

akan

kurang
dapat

bila

keluarga

pasti

mengenai

21

3.

Potensial

masalah

untuk 2/3x1

dicegah
4.

penyakitnya tersebut.
Masalah dapat dicegah dengan

Cukup
Menonjolnya masalah

= 2/3

penngetahuan

2/2x1

dengan pentingnya pengobatan.


Masalah berat, harus segera

Masalah berat harus segera = 1

ditangani

ditangani

komplikasi

yang

untuk

akurat

mencegah
yang

membahayakan
3

2/3

M. Intervensi Keperawatan
No

Tujuan

Kritria

Standar

Intervensi

.
Dx
1
TUM: Setelah 3x

Cara

Menyebutkan 5

-Diskusikan

kunjungan rumah,

perawatan

dari 9 perawatan

dengan

masalah nyeri

rematik

rematik:

keluarga cara

dapat terkontrol

(respon

-Kompres dengan

perawatan

TUK: Setelah

verbal)

air hangat bila

rematik dengan

1x30 menit

tidak ada

menggunakan

kunjungan rumah,

bengkak/nyeri

lembar balik

keluarga mampu

-Kompres dengan

-Motivasi

merawat anggota

air dingin bila ada

keluarga untuk

keluarga dengan

bengkak dan

menyebutkan

rematik, dengan

nyeri

kembali

kriteria hasil:

-Hindari

perawatan

-Keluarga dapat

penekanan

rematik

menyebutkan cara

-Makan makanan

-Beri

perawatan rematik

rendah protein

reinforcement

Rasional

22

-Keluarga dapat

nabati

positif atas

mendemonstrasika

-Konsumsi vit C,

usaha yang

n cara pembuatan

zat besi

dilakukan

obat tradisional

-Istirahat yang

keluarga

-Keluarga dapat

cukup

menyebutkan jenis

-Latihan

makanan untuk

pergerakan

rematik

-Hindari kerja
berat
-Jaga keamanan
lingkungan rumah
Demonstrasi

Keluarga dapat

cara

mendemonstrasika

Demonstrasika

pembuatan

n cara pembuatan

n pada

obat

obat tradisional:

keluarga

tradisional

Jahe diparut,

tentang cara

(respon

kemudian

pembuatan

psikomotorik

dicampur oil,

obat tradisional

selanjutnya

-Beri

dioleskan ke

inforcement

bagian yang sakit

positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
-Pastikan
keluarga akan
melakukan
tindakan yang
diajarkan jika
diperlukan

Jenis

Hindari makan

-Diskusikan

makanan

kacang-kacangan,

bersama

23

untuk

makanan yang

keluarga

rematik

merangsang asam

tentang jenis

(respon

urat yang tinggi

makanan/diet

verbal)

seperti jeroan.

untuk rematik
-Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan
kembali diet
rematik
-Beri
reinforcement
positif atas
jawaban

TUM: Setelah 3x

Pengertian

Rematik yaitu

keluarga
-Diskusikan

kunjungan rumah,

rematik

suatu peradangan

bersama

masalah

(respon

kronik pada sendi

keluarga

pengetahuan dapat

verbal)

atau pegal-pegal

pengertian

teratasi

yang disertai

rematik dengan

TUK: Setelah

dengan rasa nyeri

menggunakan

1x30 menit

lembar balik

kunjungan rumah,

-Tanyakan

keluarga mampu

kembali pada

mengenal masalah

keluarga

rematik pada

tentang

anggota keluarga,

pengertian

dengan kriteria

rematik

hasil:

-Beri pujian

-Keluarga dapat

atas usaha

menyebutkan

yang dilakukan

pengertian rematik

keluarga

-Keluarga dapat
menyebutkan
penyebab rematik
-Keluarga dapat

24

menyebutkan
tanda dan gejala
rematik

Penyebab

Menyebutkan 3

-Diskusikan

rematik

dari 5 penyebab

bersama

(respon

rematik:

keluargatentan

verbal)

-proses menua

g penyebab

-kelelahan

rematik dengan

-cedera mendadak

menggunakan

-infeksi kuman

leaflet

-penurunan

-Motivasi

kekebalan tubuh

keluarga untuk
menyebabkan
penyebab
rematik
-Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga

Tanda dan

Menyebutkan 3

-Diskusikan

gejala

dari 5 tanda dan

dengan

rematik

gejala rematik:

keluargatentan

(respon

-nyeri

g tanda-tanda

verbal)

-pembengkakan

rematik

25

sendi

-Motivasi

-gerakan yang

keluarga untuk

terbatas

menyebutkan

-kekakuan,

kembali tanda-

kelemahan

tanda rematik

Perasaan mudah

-Beri

lelah

reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga

N. Implementasi Keperawatan
No. Dx
1

Diagnose
keperawatan
Nyeri sendi pada

Waktu
16.00 WIB

Implementasi

Respon

-Mendiskusikan

-Keluarga

Ny. M b/d

dengan keluarga

memahami

ketidakmampuan

cara perawatan

cara

keluarga dalam

rematik dengan

perawatan

merawat anggota

menggunakan

rematik.

keluarga yang sakit

lembar balik

Ketika

-Memotivasi

ditanya,

keluarga untuk

dapat

menyebutkan

menyebutka

kembali perawatan

n 5 dari 9

rematik

perawatan

-Memberi

rematik

reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
16.15 WIB

keluarga
-

-klien dapat

Mendemonstrasika

mengikuti

Paraf

26

n pada keluarga

cara

tentang cara

pembuatan

pembuatan obat

obat

tradisional

tradisonal

-Memberi

dari jahe.

inforcement positif

Keluarga

atas usaha yang

mengatakan

dilakukan keluarga

akan

-Memastikan

melakukan

keluarga akan

tindakan

melakukan tindakan yang

16.30

yang diajarkan jika

diajarkan

diperlukan

jika

-Mendiskusikan

diperlukan.
-keluarga

bersama keluarga

dapat

tentang jenis

menjawab

makanan/diet untuk

dan

rematik

menyebutka

-Memotivasi

n jenis

keluarga untuk

makanan apa

menyebutkan

saja untuk

kembali diet

diet rematik

rematik
-Memberi
reinforcement
positif atas jawaban
2

keluarga
-Mendiskusikan

-keluarga

pengetahuan

bersama keluarga

dapat

tentang proses

pengertian rematik

menjelaskan

penyakit b/d

dengan

pengertian

ketidakmampuan

menggunakan

rematik saat

keluarga dalam

lembar balik

ditanya

mengenal masalah

-Menanyakan

Kurang

17.00 WIB

27

kesehatan

kembali pada
keluarga tentang
pengertian rematik
-Memberi pujian
atas usaha yang
17.15 WIB

dilakukan keluarga
-Mendiskusikan

-keluarga

bersama

dapat

keluargatentang

menyebutka

penyebab rematik

n 3 dari 5

dengan

penyebab

menggunakan

rematik

lembar balik
-Memotivasi
keluarga untuk
menyebabkan
penyebab rematik
-Memberi
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
17.30

keluarga
-Mendiskusikan

-keluarga

dengan

dapat

keluargatentang

menyebutka

tanda-tanda rematik

n 3 dari 5

-Memotivasi

tanda dan

keluarga untuk

gejala

menyebutkan

rematik

kembali tandatanda rematik


-Memberi
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan

28

keluarga
O. Evaluasi Keperawatan
No. Dx
1

Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Nyeri sendi pada Ny. M S: Keluarga mengatakan paham cara
b/d ketidakmampuan

perawatan rematik, keluarga akan

keluarga dalam

melakukan tindakan yang diajarkan jika

merawat anggota

diperlukan.

keluarga yang sakit


O: Ketika ditanya, dapat menyebutkan 5
dari 9 perawatan rematik, dapat mengikuti
cara pembuatan obat tradisonal dari jahe,
dapat menjawab dan menyebutkan jenis
makanan apa saja untuk diet rematik
A: Masalah teratasi sepenuhnya

Kurang pengetahuan

P: intervensi dihentikan
S: keluarga mengatakan paham mengenai

tentang proses penyakit

pengertian rematik, penyebab rematik,

b/d ketidakmampuan

tanda-tanda rematik

keluarga dalam
mengenal masalah

O: keluarga saat ditanya dapat menjelaskan

kesehatan

pengertian rematik,
dapat menyebutkan 3 dari 5 penyebab
rematik, dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda
dan gejala rematik.
A: masalah teratasi sepenuhnya
P: intervensi dihentikan

Paraf

Das könnte Ihnen auch gefallen