Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga merupakan bagian dari manusia yang setiap hari selalu berhubungan
dengan kita. Keadaan ini perlu kita sadari sepenuhnya bahwa setiap individu merupakan
bagiannya dan di keluarga juga semua dapat diekspresikan tanpa hambatan yang berarti.
Tahun 1960, keluarga di Indonesia sekitar 30 juta, tahun 1990-an menjadi 35-40 juta, dan
pada awal abad ke-21 diperkirakan berlipat jumlahnya menjadi 60-65 juta (BKKBN,
1996).
Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan
menggunakan pendekatan sistematis untuk bekerja sama dengan keluarga dan individu
sebagai anggota keluarga. Keluarga sebagai unit pelayanan perawatan sebab keluarga unit
utama dari masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut kehidupan
bermasyarakat.
Keluarga
sebagai
kelompok
dapat
menimbulkan,
mencegah,
B. Tujuan
1. Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini adalah untuk mendukung kegiatan belajarmengajar jurusan keperawatan khususnya pada mata kuliah Keperawatan Keluarga.
2. Tujuan penulis dalam menyusun makalah ini agar mahasiswa mengetahui konsep dasar
keluarga dan usia dewasa akhir, mengetahui tahap perkembangan usia dewasa akhir,
mengetahui tugas perkembangan pada keluarga dan asuhan keperawatan keluarga pada
tahap usia dewasa akhir.
C.
1.
2.
3.
Rumusan Masalah
Apa yang dimaksud dari konsep dasar keluarga?
Apa yang dimaksud dari konsep dasar usia dewasa akhir
Bagaimana asuhan keperawatan keluarga pada tahap
BAB II
PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar keluarga
usia
dewasa
akhir?
1. Definisi keluarga
Beberapa definisi keluarga menurut para ahli, adalah sebagai berikut:
a. Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama dengan keterikatan
aturan, emosional dan individu yang mempunyai peran masing-masing yang merupakan
bagian dari keluarga (Friedman, 1998).
b. Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari suami istri dan anaknya,
atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya (Suprajitno, 2004).
c. Menurut WHO (1969), keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
d. Menurut Departemen Kesehatan RI, 1998. Keluarga adalah unit terkecil dari suatu
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan bebrapa orang yang terkumpul dan
tinggal di suatu tempat dibawah suatu atap dalam keadaan saling ketergantungan.
2. Tugas Keluarga di Bidang Kesehatan
Suprajitno (2004) menyatakan bahwa fungsi pemeliharaan kesehatan, keluarga
mempunyai tugas di bidang kesehatan yang perlu dipahami dan dilakukan, meliputi:
a. Mengenal masalah kesehatan keluarga
Kesehatan merupakan kebutuhan keluarga yang tidak boleh diabaikan karena
tanpa kesehatan segala sesuatu tidak akan berarti dan karena kesehatanlah kadang seluruh
kekuatan sumber daya dan dana keluarga habis. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan-perubahan yang dialami anggota keluarga. Perubahan sekecil
apapun yang dialami anggota keluarga secara tidak langsung menjadi perhatian orang
tua/keluarga. Apabila menyadari adanya perubahan keluarga, perlu dicatat kapan
terjadinya, perubahan apa yang terjadi, dan seberapa besar perubahannya.
b. Memutuskan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga
Tugas
pertolongan
ini
merupakan
yang
tepat
upaya
sesuai
keluarga
yang
utama
dengan
keadaan
untuk
keluarga
mencari
dengan
mempunyai
keterbatasan
dapat
meminta
bantuan
kepada
keluarga
Jika
memiliki
demikian,
keterbatasan
anggota
yang
keluarga
telah
yang
diketahui
mengalami
keluarga
gangguan
kesehatan perlu memperoleh tindakan lanjutan atau perawatan agar masalah yang lebih
parah tidak terjadi.
d. Memodifikasi lingkungan keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga.
e. Memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan disekitarnya bagi keluarga.
3. Tugas perkembangan keluarga sesuai tahap perkembangan
Tahap Perkembangan Tugas Perkembangan (utama)
a. Keluarga baru menikah
1) Membina hubungan intim yang memuaskan.
2) Membina hubungan dengan keluarga lain, teman, dan kelompok social.
3) Mendiskusikan rencana memiliki anak.
b. Keluarga Child Bearing
1) Mempersiapkan menjadi orang tua.
2) Adaptasi dengan perubahan adanya anggota keluarga, interaksi keluarga, hubungan
seksual, dan kegiatan.
3) Mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangannya.
c. Keluarga dengan anak usia pre-school
1) Memenuhi kebutuha anggota keluarga, misalnya kebutuhan tempat tinggal, privasi,
dan rasa aman.
2) Membantu anak bersosialisasi.
3) Beradaptasi dengan anak yang baru lahir, sementara kebutuhan anak yag lain juga
4)
5)
6)
7)
harus terpenuhi.
Mempertahankan hubunga yang sehat, baik di dalam atau luar keluarga.
Pembagian waktu untuk individu, pasangan, dan anak.
Pembagian tanggung jawab anggota keluarga.
Merencaakan kegiatan dan waktu untuk menstimulasika pertumbuhan dan
perkembangan anak.
yang meliputi sebagian besar masa hidup seseorang.dalam fase ketujuh atau masa
dewasa pertengahan seseorang dapat berkembang kearah generativitas atau stagnasi
,sedangkan dalam fase kedelapan atau fase terakhir sesorang dapat berkembang ke
arah integritas ego atau putus asa
Fase ketujuh meliputi bagian yang terpenting dalam hidup seseorang.dalam
fase ini orang bertanggung jawab terhadap generasi berikutnya yaitu manjadi
orangtua.menjadi orang tua yang berarti untuk orang lain ,untuk benda-benda ,untuk
hasil karya dan ide ide merupakan persyaratan untuk menyelesaikan dengan baik
proses psikososial fase yang berikutnya.yaitu fase integritas ego,atau integritas diri
dengan kutub yang berlawanan yaitu putus asa.orang yang mencapai integritas diri
adalah mereka yang dengan salah satu cara telah mengasuh generasi muda yang tetap
tegar
menghadapi
keberhasilan
maupun
kegagalan
yang
dialami
sebagai
adalah
contoh-contoh
mengenai
teori
mikro
dan
teori
aspek.
Semula diduga adanya gejala yang global dan universal dalam proses orang menjadi tua
namun dengan datangnya data yang empiris mengenai berbagai hasil penelitian diketahui
bahwa menjadi tua itu adalah proses yang sangat individual, tidak sama pada orang yang
satu dengan orang yang lain.
Dalam tahun enam puluhan dimulai penelitian mengenai pola dan gaya hidup
orang lanjut usia yang khas. Penelitian-penelitian ini sering menghasilkan tipologi yang
berbeda-beda. Tipologi yang bermacam-macam ini berkaitan dengan sifat sample dan
cara pengukuran yang dipakai.
Dalam hubungan nasib yang menimpa dirinya orang lanjut usia berbuat
berbagai macam aktivitas dengan tingkatan kompetensi yang cukup tinggi. Baik
tingkatan problematika yang rendah, baik aktivitas yang tinggi, maupun kompetensi yang
besat tidak menjmin kepuasan hidup seseorang, dalam hal ini tidak menjamin optimum
aging orang usia lanjut. Dalam semua kelompok gaya hidup dapat dijumpai baik pria
maupun wanita. Dalam membandingkan berbagai macam biografi orang lanjut usia
Thomae menemukan (1983, h.204) betapa besarnya perbedaan yang ada antara mereka.
Bahkan bila mereka dapat dibandingkan diantara mereka sendiri dalam kelompok
dimensi yang cukup besar. Hal ini menimbulkan keraguan akan kegunaan usaha untuk
membagi orang lanjut usia dalam kelompok-kelompok tertentu, baik berdasarkan
pengalaman hidup yang mereka terima maupun berdasarkan gaya hidup mereka dalam
proses manjadi tua.
b. stabilitas dan perubahan
Bila orang dengan usia tua betul-betul memiliki sifat yang begitu unik maka
sebaiknya kita hanya menulis biografinya saja dan tidak perlu mengadakan
pengelompokan atas dasar kesamaan antara mereka. Menurut Thomae maka cara tersebut
di muka masih lebih baik. Dalam tahun 1976 Thomae telah tidak setuju akan usaha
mmengadakan tipologi orang usia lanjut. Citra orang usia lanjut usia merupakan hasil
ineraksi antara individu dan lingkungannya. Pola-pola orang menjadi tua merupakan
proses biologis, sosial, dan persepsual-motivasional. Thomae menganggap proses
tersebut sebagai interaksi antara perubahan-perubahan dalam sepuluh subsystem yang
menyebabkan orang lanjut usia begitu berbeda antara yang satu dengan yang lain.
Kesepuluhan subsystem tersebut adalah:
1) permasalahan nature-nurure (pemasakan-belajar) pada awal proses menjadi tua, misalnya
pembawaan, riwayat pendidikan, kebiasaan dalam mengadakan aktivitas fisik dan
mental, makanan, hobi, hubungan sosial.
2) perubahan dalam system biologis, misalnya kesehatan, fungsi sensoris, biomorfosa, atau
proses penuaan yang primer, kemunduran dalam ingatan.
3) perubahan dalam hubungan sosial, misalnya pidah kepanti, kehilangan temanhidup,
sahabat atau keluarga lain, menjalani persahabatan baru, peran sosial baru.
4) situasi sosio-ekonomis dan ekologis,misalnya hal-hal yang berkaitan dengan penghasilan,
jaminan sosial,perumahan, kendaraan, jaminan pelaanan medis, dan aturan-aturan
preventif.
5) konsistensi dan perubahan sifat-sifat kepribadaian, misalnya dalam hal aktifitas,
perhatian, suasana hati, kretivitias, penyesuaian, control diri.
6) konsistensi dan perubahan berbagai macam asfek fungsi kognitif.
7) ruang hidup individual ( life-space) seperti konsep-diri, pengamatan terhadap orangorang penting (significant others) pengamatan terhadap situasi sosio-ekonomis, politik
dan histories, orientasi nilai dan agama, sikap terhadap kematian dan keterbatasan.
10
8) kepuasan hidup atau keseimbangan yang dicapai antara kebutuhan individual dan situasi
kehidupan.
9) kemampuan untuk mengembalikan keseimbangan melalui konfrontasi aktif dan sikap
tidak menyerah yang mengakibbatkan tingakah laku prestasi.penyesuaian dan pengaturan
kembali kognisi.
10) Kompetensi sosial sebagai ukuran global kemampuan individu untuk memenuhi tuntutan
sosial dan biologis.disamping itu juga diharapkan masyarakat dapat memenuhi kebutuhan
dan mengembangkan kemampuan yang ada pada individu dalam hal ini orang usia
tua(bandingkan Thomae, 1976 hal. 161).
Thomae dapat menemukan cara untuk menggambarkan pola-pola proses menjadi
tua. Dengan membandingkan beberapa dimensi pada para lanjut usia Thomae dapat
mengadakan pengelompokan lanjut usia yang lebih mengarah pada perbedaan di antara
mereka dari pada menekankan pada pengelompokan global seperti: kelompok yang
mencapai kepuasan dengan mengundurkan diri dari aktivitas dan hubungan sosial (teori
disengagement/pelepasan) dan kelompok yang mencapai kepuasan dengan masih tetap
aktif dan memelihara hubungan sosial (teori aktivitas).
11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY. M DENGAN REMATIK PADA NY.
M DI BABAKAN SIRNA RT 7 RW 3 DESA BENTENG KECAMATAN WARUNG
DOYONG
A. PENGKAJIAN
Pengkajian dilakukan pada hari Senin tanggal 16 Mei 2016 sampai dengan hari Selasa
tanggal 17 Mei 2016 di rumah keluarga Ny.M
B. Data Umum
1. Nama KK
: Ny.M
2. Jenis kelamin
: Perempuan
3. Usia
: 83 tahun
4. Agama
: Islam
5. Alamat
: Babakan Sirna RT 7 RW3 Desa Benteng Kec Warung Doyong
6. Pekerjaan
:7. Pendidikan
: SR
8. Keadaan fisik
: Sakit
9. Komposisi Keluarga
N
Na
ma
JK Hub
Umur Pend
Status Imunisasi
DPT
Hepatitis
BCG Polio
I
III IV I
I
1
Ny. P
Anak
47 Th
III I
Campak Ke
III
SMK
seh
W
2
An. L
S
t
Cucu
9 th
SD
seh
t
12
10. Genogram
Keterangan :
: laki-laki
: perempuan
: garis keluarga
: tinggal serumah
: meninggal
: klien
13
pantangan yaitu daging anjing, babi, dan kodok. Keluarga juga tidak ada yang
alergi terhadap jenis makanan tertentu.
d. Kebiasaan budaya yang berhubungan dengan masalah kesehatan
Keluarga Ny. M adalah penduduk Sunda asli, dan tidak ada adat istiadat yang
berpengaruh negatif terhadap masalah kesehatan didalam keluarganya
13. Agama
Keluarga memeluk agama islam dan sering terlibat dalam kegiatan keagamaan di
lingkungan sekitarnya, kecuali Ny. M. Ny. M tidak bisa mengikuti kegiatan
keagamaan di daerah tersebut karena tidak bisa berjalan jauh, cepat lelah. Tapi Ny. M
dapat sholat lima waktu di rumah.
14. Status Sosial ekonomi Keluarga
Ny. M saat ini sudah tidak bekerja. Sedangkan Ny. W, Pedagang di
rumah.
yang
saling
14
terasa nyeri dan linu sehingga kaku untuk berjalan, ketika bangun pagi kakinya terasa
senat-senut (nyeri) dan berat untuk berjalan.
Ny. W mengatakan ketika Ny.M merasa sakit , Ny.M jarang di bawa ke tempat
pelayanan kesehatan atau puskesmas.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga Sebelumnya
Di dalam keluarga Ny.M tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti darah
tinggi, DM, dll. Dan tidak mempunyai penyakit TBC dan penyakit menular lainnya.
D. Data Lingkungan
1. Karakteristik Rumah
10 m
Keterangan:
1. Kamar tidur
2. Kamar mandi
1
3. Warung
5
10 m
4
1
1
U
B
2
2
S
Rumah yang ditempati keluarga merupakan rumah sendiri, terdiri dari ruang tamu,
3 kamar tidur, dapur dan warung. Menurut Ny. W, rumahnya baru saja dibetulkan
oleh anaknya yang sudah bekerja.
Kondisi rumah terlihat rapi tipe rumah
genting. Cahaya masuk rumah melalui kaca jendela rumah , ventilasi udara cukup.
Penerangan setiap ruangan memakai lampu listrik untuk malam hari kecuali di ruang
tamu redup karena lampunya mati dan siang hari cukup dengan terangnya sinar
matahari dari pintu yang selalu terbuka. Jarak antara rumah Tn. U dengan yang
lainnya sangat dekat, hanya berjarak kurang dari 1 meter. Letak sumur dengan
pembuangan, berjarak 20 meter.
Sampah yang terkumpul dibuang sementara di tempat pembuangan dekat rumah.
2. Karakteristik tetangga dan lingkungan RW
a. Adat dan Istiadat Komunitas Sekitar
Adat istiadat yang dianut adalah kebudayaan sunda.
b. Pola pergaulan keluarga
15
16
bersama,
setiap anggota berperan sesuai dengan perannya, dan dapat menyampaikan idenya
jika ada masalah yang dirasakan.
3. Struktur Peran
Ketika di keluarga ada yang sakit, semua anggota keluarga perannya bertambah
sebagai orang yang merawat. Biasanya yang banyak bertambah perannya saat salah
satu anggota yang sakit adalah Ny. W. Tapi saat Ny. W sakit, maka semua pekerjaan
rumah tidak terkontrol.
4. Nilai dan Norma Budaya
Keluarga mengatakan tidak ada nilai dan norma budaya yang bertentangan dengan
kesehatan.
F. Fungsi Keluarga
1. Fungsi Afektif
Ny.M sangat menyayangi keluarga, saling menjaga antara anggota keluarga satu
dengan anggota keluarga yang lain. Ny.M Berusaha mendidik anaknya agar selalu
menghormati orang tua dan menyayangi sesama anggota keluarga dan teman sebaya
2.
17
pengambil keputusan karena Ny.M yang dianggap mampu dan memiliki fisik yang
kuat.
3. Strategi Koping Yang digunakan
Jika ada masalah keluarga lebih suka berunding bersama atau konsultasi dengan
orang yang lebih tahu.
4. Strategi adaptasi disfungsional
18
Bila
keluarga
sedang
mengalami
masalah
kesehatan
mereka
cenderung
Ny. M
Nyeri dan linu pada
Ny.W
An. S
dirasakan
TD
BB
TB
Nadi
Respirasi
Suhu Tubuh
Kepala
Rambut
130/90 mmHg
65kg
153 cm
62x/menit
20x/menit
37,3C
Simetris
Bersih, tidak ada
25 kg
120 cm
82x/menit
22x/menit
36,9C
Simetris
Bersih, tidak ada
ketombe
Konjungtiva tidak
ketombe
Konjungtiva tidak
anemis, sclera
ikterik
tidak ikterik
ikterik
Tidak ada secret, tidak
Tampak secret
terdapat pernafasan
dalam hidung,
tidak terdapat
cuping hidung
terdapat pernafasan
pernafasan cuping
Telinga bersih
Mukosa bibir lembab,
cuping hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir
hidung
Telinga bersih
Mukosa bibir
stomatitis, batuk
stomatitis
Tidak terdapat
berdahak
Tidak terdapat
Tidak terdapat
pembesaran kelenjar
pembesaran
pembesaran
tiroid
Pergerakan dinding
kelenjar tiroid
Pergerakan dinding
kelenjar tiroid
Pergerakan
dada simetris,
dinding dada
ada ketombe
Mata
Konjungtiva
normal,sklera tidak
Hidung
Telinga
Mulut
Leher
Dada
No
.
1
Data
Etiologi
Data Subyektif :
Masalah
Ketidakmampuan
19
auskultasi paru
ada luka,anggota
perkusi
sendi-sendinya terasa merawat
vesikuler
bunyi
paru sonor,
keluarga
yang
sakit,
nyeri dan linu-linu.
Ny.M
mengatakan
auskultasi
terutama
pada Ny.paru
M
tidak
kuat
untuk
vesikuler
Abdomen
Bentuk abdomen datar, Bentuk abdomen
melakukan kegiatan
tidak ada luka, suara
datar, tidak ada
berlebihan
Ny.M perkusi
mengatakan
dullness, tidak luka, suara perkusi
simetris,
auskultasi paru
vesikuler
Bentuk abdomen
datar, tidak ada
luka, suara
nyeri tekan
bahwa terdapatpenyakit
dullness, bising
perkusi dullness,
pada merupakan
kuadran I, II, III,
Reumatik
usus 10x/menit,
tidak terdapat
IV orang tua,
penyakit
tetapi
ulu hati
Pergerakan normal
IV
Pergerakan
keluarga
mengatakan
belum
Ekstermitas
Atas : pergerakan
paham benar apa yang
normal
dimaksud
dengan
Bawah : nyeri pada
pengertian,
sendi, adanya bengkak
penyebab,tanda dan
pada lutut
gejala,
akibat
Kulit
Turgor kulit
<3 detik,
Reumatik
dandetikcara
CRT<2
normal
detik, CRT<2
perawatannya.
detik
c.
Data Obyektif :
Ny.M
Tampak
J.
agak
Anali
bengkak
Keluarga
sa
membiarkan
keluhan Ny.M
TD: 140/80 mmHg
N: 84 x/menit
RR: 21 x/menit
S : 37,5
Data Subyektif:
Data
Ketidakmampuan
Kurang
tentang
penyakit mengenal
rematik.
kesehatan
masalah tentang
tentang penyakit
rematik pada Tn M
Data Obyektif:
Saat
ditanya,
keluarga
proses
20
K. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri sendi pada Ny. M b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
2. Kurang pengetahuan tentang proses penyakit b/d ketidakmampuan keluarga dalam
mengenal masalah kesehatan
L. Skoring
1. Nyeri sendi pada Ny. M b/d ketidakmampuan keluarga dalam merawat anggota keluarga
yang sakit
No
1.
Kriteria
Sifat masalah
Score
3/3x1
Pembenaran
Karena reumatik penyakit yang
Tidak sehat
=1
2.
3.
Kemungkinan
masalah
dapat 1/2x2
kerusakan
sendi
diubah
=1
Sebagian
Potensial masalah dapat diubah
3/3x1
Tinggi
=1
4.
Menonjolnya masalah
2/2x1
hilang timbul.
Masalah harus segera ditangani
=1
Total
2.
Kriteria
Sifat masalah
Score
3/3x1
Pembenaran
Masalah kurang pengetahuan
Kurang sehat
=1
diubah
Karena
diubah
pengetahuan
Sebagian
=1
masalah
terselesaikan
mengetahui
akan
kurang
dapat
bila
keluarga
pasti
mengenai
21
3.
Potensial
masalah
untuk 2/3x1
dicegah
4.
penyakitnya tersebut.
Masalah dapat dicegah dengan
Cukup
Menonjolnya masalah
= 2/3
penngetahuan
2/2x1
ditangani
ditangani
komplikasi
yang
untuk
akurat
mencegah
yang
membahayakan
3
2/3
M. Intervensi Keperawatan
No
Tujuan
Kritria
Standar
Intervensi
.
Dx
1
TUM: Setelah 3x
Cara
Menyebutkan 5
-Diskusikan
kunjungan rumah,
perawatan
dari 9 perawatan
dengan
masalah nyeri
rematik
rematik:
keluarga cara
dapat terkontrol
(respon
-Kompres dengan
perawatan
TUK: Setelah
verbal)
rematik dengan
1x30 menit
tidak ada
menggunakan
kunjungan rumah,
bengkak/nyeri
lembar balik
keluarga mampu
-Kompres dengan
-Motivasi
merawat anggota
keluarga untuk
keluarga dengan
bengkak dan
menyebutkan
rematik, dengan
nyeri
kembali
kriteria hasil:
-Hindari
perawatan
-Keluarga dapat
penekanan
rematik
menyebutkan cara
-Makan makanan
-Beri
perawatan rematik
rendah protein
reinforcement
Rasional
22
-Keluarga dapat
nabati
positif atas
mendemonstrasika
-Konsumsi vit C,
usaha yang
n cara pembuatan
zat besi
dilakukan
obat tradisional
-Istirahat yang
keluarga
-Keluarga dapat
cukup
menyebutkan jenis
-Latihan
makanan untuk
pergerakan
rematik
-Hindari kerja
berat
-Jaga keamanan
lingkungan rumah
Demonstrasi
Keluarga dapat
cara
mendemonstrasika
Demonstrasika
pembuatan
n cara pembuatan
n pada
obat
obat tradisional:
keluarga
tradisional
Jahe diparut,
tentang cara
(respon
kemudian
pembuatan
psikomotorik
dicampur oil,
obat tradisional
selanjutnya
-Beri
dioleskan ke
inforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
-Pastikan
keluarga akan
melakukan
tindakan yang
diajarkan jika
diperlukan
Jenis
Hindari makan
-Diskusikan
makanan
kacang-kacangan,
bersama
23
untuk
makanan yang
keluarga
rematik
merangsang asam
tentang jenis
(respon
makanan/diet
verbal)
seperti jeroan.
untuk rematik
-Motivasi
keluarga untuk
menyebutkan
kembali diet
rematik
-Beri
reinforcement
positif atas
jawaban
TUM: Setelah 3x
Pengertian
Rematik yaitu
keluarga
-Diskusikan
kunjungan rumah,
rematik
suatu peradangan
bersama
masalah
(respon
keluarga
pengetahuan dapat
verbal)
atau pegal-pegal
pengertian
teratasi
yang disertai
rematik dengan
TUK: Setelah
menggunakan
1x30 menit
lembar balik
kunjungan rumah,
-Tanyakan
keluarga mampu
kembali pada
mengenal masalah
keluarga
rematik pada
tentang
anggota keluarga,
pengertian
dengan kriteria
rematik
hasil:
-Beri pujian
-Keluarga dapat
atas usaha
menyebutkan
yang dilakukan
pengertian rematik
keluarga
-Keluarga dapat
menyebutkan
penyebab rematik
-Keluarga dapat
24
menyebutkan
tanda dan gejala
rematik
Penyebab
Menyebutkan 3
-Diskusikan
rematik
dari 5 penyebab
bersama
(respon
rematik:
keluargatentan
verbal)
-proses menua
g penyebab
-kelelahan
rematik dengan
-cedera mendadak
menggunakan
-infeksi kuman
leaflet
-penurunan
-Motivasi
kekebalan tubuh
keluarga untuk
menyebabkan
penyebab
rematik
-Beri
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
Tanda dan
Menyebutkan 3
-Diskusikan
gejala
dengan
rematik
gejala rematik:
keluargatentan
(respon
-nyeri
g tanda-tanda
verbal)
-pembengkakan
rematik
25
sendi
-Motivasi
-gerakan yang
keluarga untuk
terbatas
menyebutkan
-kekakuan,
kembali tanda-
kelemahan
tanda rematik
Perasaan mudah
-Beri
lelah
reinforcement
positif atas
usaha yang
dilakukan
keluarga
N. Implementasi Keperawatan
No. Dx
1
Diagnose
keperawatan
Nyeri sendi pada
Waktu
16.00 WIB
Implementasi
Respon
-Mendiskusikan
-Keluarga
Ny. M b/d
dengan keluarga
memahami
ketidakmampuan
cara perawatan
cara
keluarga dalam
rematik dengan
perawatan
merawat anggota
menggunakan
rematik.
lembar balik
Ketika
-Memotivasi
ditanya,
keluarga untuk
dapat
menyebutkan
menyebutka
kembali perawatan
n 5 dari 9
rematik
perawatan
-Memberi
rematik
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
16.15 WIB
keluarga
-
-klien dapat
Mendemonstrasika
mengikuti
Paraf
26
n pada keluarga
cara
tentang cara
pembuatan
pembuatan obat
obat
tradisional
tradisonal
-Memberi
dari jahe.
inforcement positif
Keluarga
mengatakan
dilakukan keluarga
akan
-Memastikan
melakukan
keluarga akan
tindakan
16.30
diajarkan
diperlukan
jika
-Mendiskusikan
diperlukan.
-keluarga
bersama keluarga
dapat
tentang jenis
menjawab
makanan/diet untuk
dan
rematik
menyebutka
-Memotivasi
n jenis
keluarga untuk
makanan apa
menyebutkan
saja untuk
kembali diet
diet rematik
rematik
-Memberi
reinforcement
positif atas jawaban
2
keluarga
-Mendiskusikan
-keluarga
pengetahuan
bersama keluarga
dapat
tentang proses
pengertian rematik
menjelaskan
penyakit b/d
dengan
pengertian
ketidakmampuan
menggunakan
rematik saat
keluarga dalam
lembar balik
ditanya
mengenal masalah
-Menanyakan
Kurang
17.00 WIB
27
kesehatan
kembali pada
keluarga tentang
pengertian rematik
-Memberi pujian
atas usaha yang
17.15 WIB
dilakukan keluarga
-Mendiskusikan
-keluarga
bersama
dapat
keluargatentang
menyebutka
penyebab rematik
n 3 dari 5
dengan
penyebab
menggunakan
rematik
lembar balik
-Memotivasi
keluarga untuk
menyebabkan
penyebab rematik
-Memberi
reinforcement
positif atas usaha
yang dilakukan
17.30
keluarga
-Mendiskusikan
-keluarga
dengan
dapat
keluargatentang
menyebutka
tanda-tanda rematik
n 3 dari 5
-Memotivasi
tanda dan
keluarga untuk
gejala
menyebutkan
rematik
28
keluarga
O. Evaluasi Keperawatan
No. Dx
1
Diagnosa Keperawatan
Evaluasi
Nyeri sendi pada Ny. M S: Keluarga mengatakan paham cara
b/d ketidakmampuan
keluarga dalam
merawat anggota
diperlukan.
Kurang pengetahuan
P: intervensi dihentikan
S: keluarga mengatakan paham mengenai
b/d ketidakmampuan
tanda-tanda rematik
keluarga dalam
mengenal masalah
kesehatan
pengertian rematik,
dapat menyebutkan 3 dari 5 penyebab
rematik, dapat menyebutkan 3 dari 5 tanda
dan gejala rematik.
A: masalah teratasi sepenuhnya
P: intervensi dihentikan
Paraf