Sie sind auf Seite 1von 70

DAFTAR ISI

Halaman
BAB I
PENDAHULUAN
3.
-

........................................................................................... ........

Latar
Belakang ............................................................................................ ...
..
3.
Tujuan

3.
Ruang Lingkup

.3.
Batasan Operasional
.
4.
Landasan Hukum
.
4.

BAB II
STANDAR
KETENAGAAN .................................................................................... .....

6.

A. Kualifikasi sumber daya


manusia .....................................................................
6.
B. Standar kopetensi
..
6.
C. Distribusi
ketenagaan ................................................................................. ......
9.
D. Pengaturan
jaga
........................................................................................ ......
10.
E. Pola ketenagaan
..
11.
BAB III STANDAR
FASILITAS
....................................................................................... ........

17.

A. Denah
ruang
............................................................................................ ....
...
17.
B. Standar
fasilitas
......................................................................................... ......
.17.
BAB IV TATA LAKSANA
PELAYANAN
...................................................................................

19.
1

A. Persyaratan
Pelayanan
....................................................................................
19.
B. Alur
Pelayanan
..........................................................................................
.....
20.
C. Kriteria pemeriksaan (Waktu Tunggu Hasil)
.................................................. 21.
D. Pengelolaan
Spesimen
.....................................................................................
23.
E. Pengolahan
Spesimen .......................................................................................
25.
F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen
.. 25.
G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium
........................................................... 27.
H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )
..
30.
I. Pengolahan Limbah
.
32.
J. Laporan Hasil dan Arsip

33.
K. Pemeliharaan dan Kaliberasi Alat
. 34.
BAB V
LOGISTIK
..............................................................................................................
57.
BAB VI KESELAMATAN
PASIEN
....................................................................................... .

59.

A. Pengertian
...........................................................................................
............
59.
B. Tujuan
................................................................................................
............
59.
C. Tata laksana keselamatan
pasien
....................................................................59.
BAB VII KESELAMATAN
KERJA
.......................................................................................... .

62.

A. Pengertian

.. 62.
B. Tujuan

.
62.
C. Tatalaksana Keselamatan Kerja
. 62.
D. Penanganan Keadaan Darurat dilaboratorium

64.

E. Pemakaian kaca mata


.... 65.
F. Pemakaian Jas Laboratorium
......
65.
G. Pemakaian Masker
.
65.
H. Pemakaian Sarung Tangan
. 66.
I. Pemeliharaan Kesehatan tenaga Laboratorium
..
66.
BAB VIII PENGENDALIAN
MUTU
......................................................................................... ..

68.

A. Pemantapan Mutu Internal


..............................................................................
68.
B. Pemantapan Mutu
Eksternal................................................................................

70.

BAB IX
PENUTUP
............................................................................................................. ...
73.

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan Pembangunan Kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk
hidup sehat bagi setiap penduduk agar dapat mewujudkan derajat kesehatan
masyarakat yang optimal, sebagai salah satu unsur kesejahteraan umum
dari tujuan nasional. Untuk itu perlu ditingkatkan upaya guna memperluas
dan mendekatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat dengan mutu
yang baik dan biaya yang terjangkau.
B.

Tujuan
Tujuan dari disusunnya pedoman pelayanan Instalasi laboratorium
RSUD Yuliddin Away Tapaktuan ini adalah untuk memberikan arah atau
standar bagi seluruh petugas yang bekerja di Instalasi Laboratorium dalam
memberikan pelayanan pada pasien khususnya pelayanan laboratorium.

C. Batasan Operasional
Laboratorium Klinik RSUD Yuliddin Away Tapaktuan merupakan
laboratorium yang melaksanakan pelayanan pemeriksaan spesimen klinik di
bidang Hematologi, Kimia Klinik, Klinik Rutin, Imunologi dan Serologi serta
Mikrobiologi.
Batasan operasional untuk jenis pemeriksaan tersebut adalah sebagai
berikut :
1. Pemeriksaan Hematologi
Pemeriksaan Hematologi adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain Hematologi Rutin, Hematologi
lengkap, golongan darah, analisa darah tepi dan hemostasis
lengkap.
2. Pemeriksaan Kimia Klinik
Pemeriksaan Kimia Klinik adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan antara lain : Glukosa darah, Faal hati
lengkap, Faal Ginjal, Analisa lipid, Elektrolit, Analisa Gas Darah.
3. Pemeriksaan Klinik Rutin
Pemeriksaan Klinik Rutin adalah : pemeriksaan yang mencakup
beberapa pemeriksaan yang membutuhkan bahan urin antara lain :
Urine rutin, Urine lengkap, Tes kehamilan Drug tes.
4. Pemeriksaan Imunologi dan Serologi
Pemeriksaan Imunologi dan Serologi adalah : pemeriksaan yang
mencakup beberapa pemeriksaan yeng memerlukan serum
sebagai bahan pemeriksaan, adapun pemeriksaannya antara lain :
HbsAg, Anti HIV, Anti HCV, NS1, IgG IgM Anti Salmonella atau widal.
5. Pemeriksaan Mikrobiologi
4

Pemeriksaan mikrobiologi adalah : pemeriksaan yang mencakup


beberapa pemeriksaan antara lain : Sputum Gram, cairan pleura
dan BTA
D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4437) sebagaimana telah
beberapa kali diubah terakhir dengan Undang-Undang Nomor 32 Tahun
2004

tenteng

Pemerintahan

Daerah

(Lembaran

Negara

Republik

Indonesia Nomor 4844);


2. Undang-Unadang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan (Lembaga
Negara Tahun 2009 Nomor 144, Tambahan Lembaran Negara Nomor
5063);
3. Peraturan pemerintah Nomor 32 Tahun 1996 tentang Tenaga Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1996 Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara
Nomor 3637);
4. Peraturan Mentri Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Departemen Kesehatan sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Mentri Kesehatan Nomor
493/Menkes/Per/VI/2009 tentang Perbahan Kedua atas Peraturan Mentri
Kesehatan Nomor 1575/Menkes/Per/XI/2005 tentang Organisasi dan Tata
Kerja Departemen Kesehatan;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 298/Menkes/SK/III/2008 tentang
Pedoman Akreditasi Laboratorium Kesehatan;
6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 657/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Pengiriman dan Penggunaan Spesimen Klinik, Materi Biologik dan Muatan
Informasinya;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 658/Menkes/Per/VIII/2009 tentang
Jejaring Laboratorium Diagnosis Penyakit Infeksi New Emerging dan ReEmerging;
8. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 835/Menkes/PSK/IX/2009 tentang
Pedoman Keselamatan dan Keamanan Laboratorium Mikrobiologik dan
Biomedik;

BAB II
STANDAR KETENAGAAN
A. Kualifikasi SDM
NO
1

NAMA JABATAN
Penanggungjawab
Laboratorium(

KUALIFIKASI

kepala

S2 Kedokteran ( Dr
Spesialis
Patologi

TENAGA YANG
TERSEDIA
1 Orang

instalasi)

klinik )

1 Orang
Ka.Ruangan/Koordinator Lab

4
Staff Analis

D
III
Analis
Kesehatan/S1 Biologi

11 Orang
1 Orang

DIIIAnalis Kesehatan
DIII Analis Kimia

1 orang
Staf Administrasi

SMAK

B. Standar Kompetensi
I. Kepala Instalasi Laboratorium
1. Mengetahui dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan tugas-tugas yang didelegasikan oleh
Ka..Bidang Penunjang Medik
3. Mampu bekerjasama dengan pelanggan external dan internal
4. Mengelola dan bertanggung jawab terhadap pelayanan patologi
klinik
5. Menyusun dan melakukan inovasi pengembangan pelayanan
patologi klinik sesuai perkembangan iptek
6. Melakukan motivasi pengembangan SDM dan evaluasi kinerja staf
patologi klinik
7. Menciptakan suasana kerja yang harmonis dan kondusif di
lingkungan patologi klinik
8. Mampu mengimplementasikan sistem manajemen mutu
II. Kepala Ruangan Instalasi Laboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik


Mampu melaksanakan tugas-tugas Ka.Inst yang di delegasikan
Mampu bekerjasama dengan pelanggan external maupun internal
Mampu mendokumentasikan setiap kegiatan dilaboratorium.
Mampu membuat laporan kegiatan di laboratorium Patologi Klinik
Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
7. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai dengan prosedur tetap
8. Mampu bekerja sama baik sesama profesi maupun team kesehatan
lain
9. Mampu bersikap ramah ,sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
10.Mampu berbahasa inggris aktif dan fasif
11.Menguasai komputer minimal MS World
III. Pelaksana analis Laboratorium
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang patologi klinik
2. Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat dengan
kualitas sampel yang maximal
3. Mampu menyiapkan sampel pada kondisi siap diperiksa

4. Mampu mengoperasikan alat-alat penunjang pemeriksaan sesuai


dengan instruksi kerja alat
5. Mampu melaksanakan kalibrasi alat sebelum alat dioperasikan
6. Mampu mengklarifikasi obyektifitas hasil pemeriksaan sesuai nilai
standart
7. Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
8. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
9. Mampu melaksanakan penyimpanan reagen dan bahan berbahaya
sesuai denga prosedur tetap
10.Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun gudang team
kesehatan lain
11.Mampu bersikap ramah sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
12.Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
13.Menguasai komputer minimal MS World
IV. Pelaksana Sampling Laboratorium
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Memiliki dasar pengetahuan tentang anatomi tubuh


Mampu melaksanakan pengambilan sampel secara tepat
Mampu melaksanakan administrasi serah terima sampel
Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan infeksius
dan berbahaya pada petugas dan klien
Mampu melaksanakan penyimpanan bahan dan alat sampling
sesuai prosedur tetap
Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
Mampu berbahasa Inggris aktif dan pasif
Menguasai komputer minimal MS World

V. Pelaksana Administrasi.
1. Memiliki dasar pengetahuan tentang administrasi
2. Mampu melaksanakan registrasi kunjungan pasien ke laboratorium
3. Mampu melaksanakan administrasi, serah terima sampel dan hasil
pemeriksaan dengan unit pengirim
4. Mampu mencegah terjadinya kontaminasi bahan-bahan berbahaya
maupun infeksius pada petugas dan klien
5. Mampu bekerjasama, baik sesama profesi maupun dengan team
kesehatan lain
6. Mampu bersikap ramah, sopan dan berkelakuan baik serta
mengutamakan kepuasan pelanggan
7. Mampu berbahasa Inggris
8. Menguasai komputer
1. Tugas pokok dan fungsi Ahli Teknologi Laboratorium Kesehatan
Tugas pokok Ahli teknologi Laboratorium Kesehatan adalah
melaksanakan pelayanan laboratorium kesehatan meliputi bidang
Hematologi, Kimia klinik, Mikrobiologi, Imunoserologi, Toksikologi, Kimia
Lingkungan, Patologi anatomi (Histopatologi, Sitopatologi, Histokimia,
Imunopatologi, Patologi Molekuler), Biologi dan fisika.
Selain tugas pokok, Ahli Teknologi Laboratorium
mempunyai fungsi atau kewajiban sebagai berikut :

Kesehatan

a. Mengembangkan prosedur untuk mengambil dan memproses


spesimen.
b. Melaksanakan uji analitik terhadap reagen dan spesimen.
c. Mengoprasikan dan memelihara peralatan/instrumen laboratorium.
d. Mengevaluasi teknik, instrument, dan
menentukan manfaat kepraktisannya.

prosedur

baru

untuk

e. Membantu klinisi dalam pemanfaatan data laboratorium secara


efektif dan efisien untuk menginterprestasikan hasil uji
laboratorium.
f.

Merencanakan, mengatur,
kegiatan laboratorium.

melaksanakan

dan

mengevaluasi

g. Membimbing dan membina tenaga kesehatan lain dalam bidang


teknik kelaboratoriuman.
h. Merancang
dan
melaksanakan
laboratorium kesehatan.
2. Kompetensi
Kesehatan

yang

harus

dimiliki

oleh

penelitian
Ahli

dalam

Teknologi

bidang

Laboratorium

Dalam menjalankan tugas pokok dan fungsi/kewajibannya, Ahli


Teknologi Laboratorium Kesehatan harus mempunyai kompetensi sebagai
berikut :
a. Menguasai ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan tugas pokok
dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan.
b. Mampu merencanakan/merancang proses yang berkaitan dengan
tugas pokok dan fungsinya di Laboratorium Kesehatan sesuai
jenjangnya.
c. Memiliki keterampilan untuk melaksanakan
operasional pelayanan laboratorium, yaitu :

proses

teknis

1. Ketrampilan pengambilan specimen, termasuk penyiapan


pasien
(bila
diperlukan),
labeling,
penanganan,
pengawetan, fiksasi, pemrosesan, penyimpanan dan
pengiriman specimen.
2. Keterampilan
melaksanakan
prosedur
laboratorium,
metode pengujian dan pemakaian alat dengan benar.
3. Keterampilan melakukan perawatan dan pemeliharaan alat,
kalibrasi dan penanganan masalah yang berkaitan dengan
uji yang dilakukan.
4. Keterampilan melaksanakan uji kualitas media dan reagen
untuk pengujian specimen.
d. Mampu memberikan
laboratorium.

penilaian

analitis

terhadap

hasil

uji

e. Memiliki pengetahuan untuk melaksanakan kebijakan pengendalian


mutu dan prosedur laboratorium.
f.

Memiliki kewaspadaan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi


hasil uji laboratorium.

STRUKTUR ORGANISASI INSTALASI LABORATORIUM RSUD Yuliddin Away


DIREKTUR

KABID PENUNJANG MEDIS

KASIE PENUNJANG DIAGNOSTIK &


LOGISTIK

KEPALA INSTALASI LABORATORIUM

KA. RUANGAN INST. LABORATORIUM

KOORDINATOR LAB
KIMIA KLINIK

KOORDINATOR LAB
MIKROBIOLOGI,IMUNOlO
GI DAN URINALISA

KOORDINATOR LAB
HEMATOLOGI

KOORDINATOR
ADMINISTRASI DAN
SAMPLING

C. Distribusi Ketenagaan
Pola pengaturan tenaga di Instalasi Laboratorium RSUD Yuliddin Away
Tapaktuan diatur dalam 3 shift jaga dengan distribusi sebagai berikut:
1. Dinas pagi:
Yang bertugas sejumlah 7( tujuh ) orang dengan rincian :
a. 1 orang koordinator
b. 1 orang petugas sampling dan urinalisa
c. 1 orang petugas administrasi
d. 1 orang bertugas di hematologi /serologi
e. 1 orang bertugas di kimia klinik
f. 1 orang petugas sampling ke Rawat inap atau UGD
Jam dinas dari pukul 08.00 wib s/d pukul 17.00 wib.
2. Dinas sore:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang, dengan rincian :
a. 1 orang penanggung jawab Shift merangkap pelaksana
b. 1 orang petugas billing merangkap pelaksana sampling
Jam dinas dari pukul 14.00 wib s/d pukul 20.00 wib.
3. Dinas malam:
Yang bertugas 2 ( dua ) orang dengan rincian tugas :
a. Sebagai penanggung jawab Shift merangkap pelaksana,
b. Sebagai petugas billing merangkap pelaksana
c. Sebagai petugas sampling merangkap pelaksana.
9

Jam dinas dari pukul 20.00 wib s/d pukul 08.00 wib.
D. Pengaturan Jaga
Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis di Instalasi Laboratorium RSUD
Yuliddin Away Tapaktuan adalah sebagai berikut:
1. Pengaturan jadwal dinas pelaksana analis dibuat oleh Ka Ruangan/
koordinator laboratorium, disetujui oleh Kepala Instalasi Laboratorium dan
ditandatangani oleh Kasi Penunjang Medis dan Kabid Penunjang RSUD
Yuliddin Away Tapaktuan.
2. Jadwal dinas dibuat untuk jangka waktu satu bulan dan direalisasikan ke
analis pelaksana laboratorium setiap satu bulan.
3. Untuk tenaga analis yang memiliki keperluan penting pada hari tertentu,
maka analis tersebut dapat mengajukan permintaan dinas melalui
koordinator dengan menulis pada buku permintaan dinas. Permintaan
akan disesuaikan dengan kebutuhan tenaga yang ada dan tidak
mengganggu pelayanan, maka permintaan dapat disetujui.
4. Jadwal dinas terdiri atas dinas pagi, dinas sore, dinas malam, lepas
malam, libur dan cuti. Apabila ada tenaga analis jaga karena sesuatu hal
tidak dapat jaga sesuai jadwal yang telah ditetapkan ( terencana ), maka
analis bersangkutan harus memberitahu koordinator laboratorium satu
hari sebelumnya, dan diharapkan yang bersangkutan sudah mencari
analis pengganti. Apabila analis bersangkutan tidak mendapatkan analis
pengganti, maka koordinator laboratorium akan mencari tenaga analis
pengganti.
5. Apabila ada tenaga analis tiba-tiba tidak dapat jaga sesuai jadwal yang
telah ditetapkan ( tidak terencana ), maka koordinator laboratorium akan
mencari analis pengganti yang libur. Apabila tidak dapat analis pengganti,
maka analis yang dinas pada shift sebelumnya untuk menggantikan.
E. POLA KETENAGAAN DILABORATORIUM
1. Latar Belakang
Pelayanan Laboratorium RSUD Yuliddin Away Tapaktuan merupakan unit
pelayanan diagnostik dengan pelayanan 24 jam yang datang ke laboratorium.
Dalam upaya penetapan tenaga di Laboratorium yang handal, diperlukan
perencanaan, pengadaan dan pemeliharaan SDM yang tepat bagi kelancaran
pelayanan Laboratorium.
Perencanan tersebut diatas bertujuan untuk mengatasi dan menyiapkan turn
over SDM didalam Laboratorium. Untuk meningkatkan kompetensi SDM
Laboratorium diperlukan pendidikan dan pelatihan secara berkala.
2. Tujuan Umum
Tersedianya kuantitas dan kualitas SDM sesuai dengan persyaratan ketetapan
ketenagaan di Laboratorium.
3. Tujuan Khusus
a) Menyediakan tenaga Laboratorium sesuai dengan kebutuhan.
10

b) Meningkatkan kompetensi tenaga Laboratorium RSUD Yuliddin Away


Tapaktuan.
4. Rencana Perhitungan Kebutuhan Tenaga
Metode perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan beban kerja
Workload Indicators of Staffing Need (WISN) adalah suatu metode perhitungan
berdasarkan beban pekerjaan nyata yang dilaksanakan oleh tiap kategori tenaga
kesehatann pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan. Metode ini
diciptakan oleh PJ Shipp (1984) dan sangat dianjurkan oleh Organosasi
Kesehatan sedunia (WHO). Kelebihan metode ini mudah dioperasikan , mudah
digunakan,secara teknis mudah diterapkan, komprehensif dan realistis.
Langkah-langkah perhitungan kebutuhan tenaga kesehatan berdasarkan
Workload Indicators of Staffing Need (WISN), meliputi 5 (lima) langkah yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Menetapkan Waktu kerja tersedia dalam dalam 1 (satu) tahun


Menetapkan Unit Laboratorium dan kategori SDM
Menyusun standar beban kerja Laboratorium
Menyusun Kebutuhan Kelonggaran
Perhitungan kebutuhan tenaga kerja di Laboratorium
Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium.

5. Perhitungan Kebutuhan Tenaga dr Penanggung Jawab Laboratorium


a. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
2. Cuti tahunan
: 12 hari
3. Hari libur dan libur Nasional
: 13 hari
4. Ketidakhadiran kerja
: 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan
: 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu
:
8 jam /hari
Hari kerja 260 47 = 213 hari
Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium meliputi :
1. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.
2. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 2
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu ratarata 3 menit.
3. Standar beban kerja per satu tahun:
Waktu Kerja Tersedia
Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cyto

Pasien tidak Cyto

= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 38.340 jam/tahun


2 menit
= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun
3 menit

c. Standar kelonggaran dr Spesialis Penanggung Jawab Laboratorium


11

Pada umumnya dr Spesialis Penanggung jawab Laboratorium memiliki faktor


kelonggaran sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.

Rapat 2 jam per bulan


Kegiatan profesi 3 jam per bulan
Berobat
Lain-lain urusan pribadi
Rumus kelonggaran

Perhitungan

= 0.5 jam /minggu


= 0.75 jam/minggu
= 1 jam /minggu
= 2 jam/minggu

: Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia
: 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12
1.704

d. Perhitungan kebutuhan dr Spesialis Penanggung jawab di Laboratorium .


Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000
pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Analis

= Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto

= 3.600 +
38.340

0.12

Pasien Tidak Cyto

= 36.000 + 0.12
25.560

= 0.09

= 1.40

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.09
+ 1.40 = 1 Orang / shif.
6. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Analis Di Laboratorium.
b. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
2. Cuti tahunan
: 12 hari
3. Hari libur dan libur Nasional
: 13 hari
4. Ketidakhadiran kerja
: 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan
: 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu
:
8 jam /hari
Hari kerja 260 47 = 213 hari
Waktu kerja tersedia = 213x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Analis meliputi :
4. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.
Yang meliputi Proses Pra Analitik, analitik Dan Pos Analitik.
5. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
12

Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 20


Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu ratarata 40 menit.
6. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cyto

Pasien tidak Cyto

= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 3.834 jam/tahun


20 menit
= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 1.917 jam/tahun
40 menit

c. Standar kelonggaran Analis di Laboratorium


Pada umumnya Analis memiliki faktor kelonggaran sebagai berikut :
e.
f.
g.
h.

Rapat 2 jam per bulan


Kegiatan profesi 3 jam per bulan
Berobat
Lain-lain urusan pribadi
Rumus kelonggaran

Perhitungan

= 0.5 jam /minggu


= 0.75 jam/minggu
= 1 jam /minggu
= 2 jam/minggu

: Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

: 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12


1.704

d. Perhitungan kebutuhan analis di Laboratorium .


Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2013, yaitu 36.000
pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Analis

= Kuantitas kegiatan pokok + standar kelonggaran


Standar beban kerja

Pasien Cyto

= 3.600 +
3.834

0.12

Pasien Tidak Cyto

= 36.000 + 0.12
1.917

= 1.056

= 18.77

Kesimpulan :

13

Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need


(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga Analis = 1.05 + 18.77 = 19 Orang /
shif.
disesuaikan dengan kebutuhan jadwal jaga dalam tiga (3) shif, jaga pagi 8 Orang,
siang 2 orang, malam 2 Orang.sehingga dibutuhkan tenaga Analis sebanyak 19
orang.

7. Perhitungan Kebutuhan Tenaga Administrasi di laboratorium


c. Menetapkan waktu kerja yang tersedia dalam 1 (satu) tahun
1. Hari kerja
: 260 hari
2. Cuti tahunan
: 12 hari
3. Hari libur dan libur Nasional
: 13 hari
4. Ketidakhadiran kerja
: 12 hari
5. Pendidikan dan pelatihan
: 10 hari
6. Waktu kerja 56 jam/minggu
:
8 jam /hari
Hari kerja 260 47 = 213 hari
Waktu kerja tersedia = 213 x 6 jam = 1.278 jam/tahun
b. Standar beban kerja Tenaga Administrasi di laboratorium meliputi :
7. Kegiatan pokok yang dilakukan di Laboratorium adalah pelayanan
Laboratorium yang dilakukan terhadap pasien Cyto dan tidak Cyto.
8. Rata-rata waktu yang diperlukan berdasarkan pengamatan selama
satu tahun untuk menyelesaikan tiap kegiatan pokok pelayanan
Laboratorium terhadap pasien Cyto membutuhkan waktu rata-rata 3
Menit. Sedangkan untuk pasien tidak Cyto membutuhkan waktu ratarata 5 menit.

9. Standar beban kerja per satu tahun:

Waktu Kerja Tersedia


Rata-rata waktu per kegiatan pokok
Pasien Cyto

Pasien tidak Cyto

= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 25.560 jam/tahun


3 menit
= 1.278 per jam/tahun x 60 menit = 15.336 jam/tahun
5 menit

c. Standar kelonggaran Tenaga Administrasi di laboratorium


Pada umumnya tenaga Administrasi memiliki faktor kelonggaran sebagai
berikut :
14

i.
j.
k.
l.

Rapat 2 jam per bulan


Kegiatan profesi 3 jam per bulan
Berobat
Lain-lain urusan pribadi
Rumus kelonggaran

Perhitungan

= 0.5 jam /minggu


= 0.75 jam/minggu
= 1 jam /minggu
= 2 jam/minggu

: Rata-rata waktu factor kelonggaran


Waktu kerja tersedia

: 4.25 jam/minggu x 51 minggu = 0.12


1.704

d. Perhitungan kebutuhan tenaga Administrasi di Laboratorium .


Kuantitas kegiatan pokok disusun berdasarkan berbagai data kegiatan pelayanan
yang telah dilakukan di laboratorium selama kurun waktu 2015, yaitu 36.000
pasien tidak Cyto dan 3.600 pasien Cyto.
Kebutuhan tenaga Administrasi
kelonggaran

= Kuantitas kegiatan pokok + standar


Standar beban kerja

Pasien Cyto

= 3.600 + 0.12
25.560

= 0.14

Pasien Tidak Cyto

= 36.000 + 0.12
15.336

= 2.34

Kesimpulan :
Berdasarkan perhitungan dengan metode Workload Indicators of Staffing Need
(Wisn), maka didapatkan kebutuhan tenaga dr Spesialis Penanggung Jawab = 0.14
+ 2.34 = 2 Orang / shif.

6. Analisis kebutuhan tenaga di Laboratorium


Kualifikasi
tenaga

Hasil perhitungan
tenaga

Kondisi tenaga
saat ini

Kekurangan
tenaga

Dokter Spesialis
Pathologi Klinik

1 Orang/hari

1 Orang/hari

Orang

Analis

15 Orang/hari

11 Orang/hari

Orang

15

Administrasi

2 Orang/hari

1 Orang/hari

1 Orang

Keterangan :
Berdasarkan perhitungan kebutuhan tenaga di Laboratorium RSUD Yuliddin Away
Tapaktuan dengan kondisi tenaga saat ini, maka kekurangan Tenaga Analis 4 orang,
tenaga Administrasi 1 orang.
9. Kesimpulan
Sesuai dengan analisis diatas maka untuk memenuhi kekurangan tenaga di
Laboratorium RSUD Yuliddin Away Tapaktuan, maka diperlukan penambahan tenaga
Analis, Dan tenaga Administrasi.

BAB III
STANDAR FASILITAS
A. Denah Ruangan Laboratorium

BPJS Rumah
Sakit

R./ Tunggu Pasien

Toilet

Meja Pengolahan
Hasil

Ruang Dokter
Gudang Mushola
Dan Ka. Ruangan Barang

Ruang Mikrobiologi

16

OK
Central

Ruang
Sampling

Meja
Ruang Administrasi
Administrasi
Ruang Ganti Analis

Ruang Kimia Klinik


Dan

Toilet

Ruang Urinalisa

Tempat Reagen

Haematologi

Keterangan : Ruangan laboratorium luasnya : 108 m 2, dengan masing masing luas


ruangan 15,4m2 ditambah ruang tunggu pasien kurang lebih 20 m 2 ,
terdiri dari :
1. Ruangan Sampling
Yaitu tempat untuk penerimaan, pengambilan sampel
2. Ruangan administrasi
Yaitu tempat untuk registrasi data pasien, tempat untuk proses akhir
hasil laboratorium
3. Tempat reagen
Yaitu tempat reagen yang sudah didistribusikan dari gudang barang
laboratorium
4. Gudang barang laboratorium
Yaitu tempat untuk penyimpanan stok reagen dan semua barang habis
pakai di laboratorium.

B. Standar fasilitas.
Fasilitas alat yang dimiliki Laboratorium RSUD Yuliddin Away Tapaktuan
antara lain :
No

NAMA ALAT

FUNGSI

Jumlah

KET

Sismex KX 21

Hematology 3 diff

1 Buah

Baik

Sismex XN-1000

Hematology 5 diff

1 Buah

Baik

Mindray BC 3000

Hematology 3 diff

1 Buah

Baik

Proline Respon910

Kimia Klinik

1 Buah

Baik

17

Photometer 5010 V5T

Kimia Klinik

Baik

1 Buah

Baik

Buah
7

Edan i15

Electrolit
Blood Gas

dan

Sterilisator memmert

Sterilisasi

1 buah

Baik

Card Rotator VRN 200

Rotator

1 Buah

Baik

10

Uritec Pharma 21

Urinalisa

1 Buah

Baik

11

Water Bath Nuve BM 30

Urinalisa

1 Buah

Baik

12

Microskop Axiom

Sediaan
mikrocopis

1 Buah

Baik

13

Centrifuge EB420

Sentrifugasi

1 Buah

Baik

14

Centrifuge nuve NF 200

Sentrifugasi

1 Buah

Baik

15

Centrifuge nufe NF 400

Sentrifugasi

1 Buah

Baik

16

GCU-Check

Gula darah

3buah

Baik

17

Sysmex Ca 600

Hemoststis

1 buah

Baik

BAB IV
TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Persyaratan Pelayanan
1. Persyaratan umum :
a. Pasien sudah terdaftar di sistim rekam medik rumah sakit sesuai dengan
jaminan perawatan masing-masing
b. Untuk Pasien rawat jalan: pasien datang langsung ke Laboratorium dengan
membawa formulir permintaan pemeriksaan yang telah diisi lengkap dan
berkas jaminan yang sesuai dengan jaminan yang dipakai.
c. Untuk pasien rawat inap; Sampel pemeriksaan dikirim

ke laboratorium
18

oleh petugas ruangan beserta formulir permintaan yang telah diisi


lengkap.
2. Persyaratan khusus :sesuai dengan jenis pemeriksaan yang akan dilakukan,
seperti puasa,tidak minum obat- obatan, tidak pada saat haid untuk
pemeriksaan UL.
Adapun tata laksana pelayanan laboratorium RSUD Yuliddin Away Tapaktuan
secara rinci dituangkan dalam bentuk alur pelayanan laboratorium dapat dilihat
dalam diagram berikut: Poin B.

B. Alur Pelayanan Laboratorium

Pasien
Rawat Jalan

Sampling Pasien IRJ


Analis Lab

Sampel Dari
Ruang
Rawat Inap

Sampel
dari IGD

Billing
Petugas billing

19

Analisa
Analis Lab

Hematologi
Petugas
Hematologi

Kimia Klinik
Petugas Kimia
Klinik

Serologi
Petugas
Serologi

Klinik Rutin
Petugas Klinik
Rutin

Manual Result
Entry
Analis Lab

Release
Analis Quality
Control
Autorized
Dokter Penanggung
Jawab Lab

Print
Analis Lab
Pasien / Petugas IRJ
/ Petugas IRI

Administrasi

C. Kriteria Pemeriksaan Laboratorium


Waktu tunggu hasil pemeriksaan laboratorium tergantung dari jenis dan
jumlah pemeriksaan yang dilakukan dan permintaan pemeriksaan seperti
permintaan cito dan permintaan biasa. Adapun kriteria pemeriksaan
laboratorium berdasarkan permintaan, jenis pemeriksaan dan waktu tunggu
hasil laboratorium sebagai berikut:
JENIS PERMINTAAN

CITO

Biasa cito

JENIS PEMERIKSAAN

WAKTU TUNGGU HASIL

1. DL tanpa LED
2. Gula
Darah
Sewaktu
3. Keton
4. PPT
5. Urine lengkap

Tiga puluh menit (30


mnt)

1.
2.
3.
4.

Satu jam (60 mnt)

LDH
AGD
Urea
Serum Creatinine

20

5. Elektrolit
6. Widal
Biasa

1. Hematologi
lengkap
2. Kimia
klinik
lengkap
3. Faeces lengkap
4. Urine lengkap

Pemeriksaan Khusus

1. Malaria
2. Apusan Darah
Tepi
3. BTA

Seratus empat puluh


menit (140 mnt)

+ 24 Jam ( Dibaca oleh


dokter spesialis
pathology klinik )

Keterangan : Hal tersebut diatas berlaku jika semua alat laboratorium berada
dalam kondisi baik, dan untuk hitung jenis leukosit jika tidak ditemukan sel
muda karena perlu konsultasi dengan penanggung jawab laboratorium.
Prosedur Pemberian Nomor dan Pencatatan Hasil Laboratorium
1. Hematologi
a) Pertama tabung EDTA yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, Ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat hematologi
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
computer atau tuliskan di buku.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
2. Kimia
a) Pertama tabung Kimia yang sudah diisi darah pasien, diberi nama,
umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan
pasien.
b) Sampel langsung dikerjakan di alat Kimia Klinik
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
komputer.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result.
3. Serologi/Imunologi
a) Pertama tabung tanpa antikoagulan yang sudah diisi darah pasien,
diberi nama, umur, ruangan, atau nomor CM ( minimal 2 identitas )
sesuai dengan pasien.
b) Sampel untuk pemeriksaan HBsAg, Anti HCV, WIdal, dikerjakan secara
manual.
c) Catat hasil d blanko laboratorium pasien, kemudian ketik hasil di
computer atau tuliskan di buku.
d) Secara otomatis hasil laboratorium pasien tersimpan pada computer
dan dapat dilihat pada menu Result atau dapat dilihat pada buku
pemeriksaan harian.
4. Bakteriologi
21

a) Pertama pot yang berisi sampel untuk pemeriksaan bakteriologi seperti


dahak, diberi nama, umur, ruangan atau nomor CM ( minimal 2
b)
c)
d)
e)
f)

identitas ) sesuai dengan pasien ,


Dilakukan pembuatan preparat BTA atau Sputum Gram
Preparat pasien dibaca pada mikroskop
Catat hasil di buku TB untuk pemeriksaan BTA
Ketik hasil pemeriksaan Sputum gram pada computer atau buku
Secara otomatis hasil sputum gram pasien tersimpan pada computer

dan dapat dilihat pada menu Result atau di buku yg telah disediakan.
5. Urine
a) Pertama pot yang berisi sampel urine, diberi nama, umur, ruangan atau
nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien ,
b) Dilakukan pemeriksaan urine dengan metode combur test
c) Dilakukan pembuatan preparat urine dan pemanasan

untuk

pemeriksaan protein dan glukosa


d) Preparat urine pasien dibaca pada mikroskop
e) Tulis kan pada buku yang telah tersedia atau Ketik hasil pemeriksaan
urine pada computer
f) Secara otomatis hasil urine pasien tersimpan pada computer dan dapat
dilihat pada menu Result atau dapat dilihat pada buku yang tersedia.
6. Faeces
a) Pertama pot yang berisi sampel faeces,diberi nama, umur, ruangan
atau nomor CM ( minimal 2 identitas ) sesuai dengan pasien.
b) Dilakukan pembuatan preparat faeces
c) Preparat faeces pasien dibaca pada mikroskop
d) Dituliskan pada buku yg telah tersedia atau Ketik hasil pemeriksaan
faeces pada computer
e) Secara otomatis hasil faeces pasien tersimpan pada computer dan
dapat dilihat pada menu Result atau dapat dilihat pada buku yang
tersedia.

D. Pengelolaan Spesimen
TATA LAKSANA PELAYANAN TEKNIK PENGAMBILAN DAN PENANGANAN SPESIMEN
1. Persiapan Pasien :
a. Pemeriksaan gula darah puasa dan 2 jam post prandial.
1) Sebelum pemeriksaan pasien harus berpuasa selama 10 - 12 jam.
Pagi hari pasien diambil darah untuk pemeriksaan glukosa puasa,
kemudian pasien makan dan minum seperti biasa, selesai makan
pasien puasa lagi selama 2 jam.
2) Pasien diambil darah dan urine yang kedua untuk pemeriksaan
glukosa 2 jam pp
b. Pemeriksaan Profil Lipid.
Pasien diharuskan puasa selama 10 - 12 jam.
2. Persiapan Alat :
a. Needle vacutainer, Tube vacutainer.
b. Spuit, Lancet, Wing needle, Tourniquet.
c. Pot urine
22

d. Objek glass, cover glass.


3. Persiapan Bahan :
a. Kapas alcohol
b. Anti koagulant
4. Teknik Pengambilan Spesimen :
a.
Darah Vena
1) Catat nama pasien pada tabung
2) Gunakan sarung tangan sebelum pengambilan darah.
3) Pasang tourniquet pada daerah yang akan diambil darahnya.
4) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
5) Tusuk vena dengan jarum spuit atau vacutainer sampai terlihat
6)
7)
8)
9)

darah keluar.
Pemeriksaan Hematologi lengkap : Darah EDTA 3 ml
Pemeriksaan Kimia Klinik
: Darah beku 3 ml.
Pemeriksaan Immunologi
: Darah beku 3 ml.
Pemeriksaan Hematologi+Kimia+Immun : Darah EDTA+beku 10

ml.
10)
Asumsi pengambilan darah diatas sesuai dengan jumlah item

b.

pemeriksaan laboratrorium.
11)
Tourniquet dilepaskan
12)
Cabut jarum dengan menempelkan kapas kering diatasnya.
13)
Rekatkan plester betadin
Darah Kapiler
1) Lokasi pengambilan 2/3 ujung jari pada orang dewasa, daun telinga
pada anak, tumit kaki pada bayi.
2) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
3) Tusuk dengan lancet secepat mungkin.
4) Buang tetes darah pertama dengan kapas kering, tetes darah

c.

selanjutnya diambil.
5) Rekatkan lokasi tusukan dengan plester betadin.
Darah Arteri
1) Lokasi pengambilan arteri radialis, arteri brachialis, arteri femoralis.
2) Gunakan spuit 1 cc atau 3 cc ambil heparin secara aseptis dan
basahi bagian dalam spuit.
3) Desinfeksi bagian yang akan ditusuk dengan kapas alcohol.
4) Tusuk arteri dengan posisi jarum tegak lurus atau pada sudut 90
derajat.
5) Tarik jarum dari pembuluh darah setelah didapat darah yang

d.

dibutuhkan kemudian ujung jarum ditusuk ke gabus atau karet.


6) Rekatkan plester betadine.
7) Bolak balik spuit agar darah tercampur homogeny.
Urine
1) Urine sewaktu : Untuk urine lengkap, tes kehamilan.
a) Urine yang dikeluarkan pada saat akan diperiksa (sewaktusewaktu)
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup.
c) Beri label identitas pasien.
2) Urine pagi : Untuk urine lengkap
a) Urine yang pertama dikeluarkan pada pagi hari setelah bangun
tidur.
b) Urine ditampung ke dalam pot urine bersih dan tertutup
c) Beri label identitas pasien.
3) Urine 24 jam : Untuk creatinin clearance, protein kwantitatif,
elektrolit urine.

23

Cara Penampungan urine 24 jam misal :


a) Jam 7 pagi, penderita mengeluarkan urine, urine dibuang.
b) Tamping semua urine yang dikeluarkan sampai dengan jam 7
pagi esok harinya.
c) Untuk creatinin clearance, penampung urine terlebih dahulu di
beri thymol 2 ml.
d) Campur semua urine setiap selesai menampung, jangan sampai
ada tertumpah.
Faeces
1) Ambil sedikit faeces ke dalam wadah bersih dan bertutup, jangan

e.

bercampur dengan urine.


2) Ambil bagian yang ada darah dan lendirnya.
Sputum
1) Ambil sputum dengan metode SPS ( sewaktu, pagi baru bangun

f.

tidur, sewaktu)
2) Tampung pada wadah bersih, kering dan bermulut besar dan
g.

h.

i.

tertutup.
Pleura dan cairan tubuh lain
Tampung semua sample/bahan pada wadah bersih, kering, dan
bermulut lebar.
Sekret / swab
Bahan diambil dari swab vagina, uretra, tenggorok, telinga, hidung
sesuai dengan permintaan dokter.
Kultur
Pada pemeriksaan kultur, sample ditampung pada wadah bersih dan
steril.

E. Pengolahan Spesimen
Jenis Spesimen

Perlakuan pada
spesimen

Bentuk yang
untuk dianalisa

Darah EDTA

Homogenisasi

Darah tidak boleh


beku

Darah Beku

Centrifuger 3000 rpm, 5


menit

Serum

Darah Citrat

Centrifuger 1000 rpm

Plasma

Darah
tanpa
anti
koagulan
(masa
pembekuan)

Segera dianalisa

Darah segar

Urine (urinalisa)

Centrifuger 2000 rpm, 5


menit

Endapan urine

Urine (tes kehamilan)

Segera dianalisa

Urine segar

Darah segar (Gall


kultur / MO darah)

Masukkan ke dalam botol


bactec

Darah dalam botol

24

F. Tata Laksana Pelayanan Penyimpanan Spesimen

Simpan semua specimen sesuai dengan nomor urut, tanggal, dan hari
serta bulan penyimpanan.
1. Serum
Disimpan di freezer selama 10 hari pada suhu -200C, setelah disimpan
selama 1 bulan, sisa serum dibuang
2. Darah EDTA
Sisa sample darah EDTA disimpan selama 24 jam pada suhu 80C,
setelah itu dibuang
3. Darah Beku
Sisa sample darah beku disimpan selama 24 jam pada suhu ruangan,
(15-300C), setelah itu dibuang .

4. Urine
Sisa sample urine di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai dengan
pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
5. Faeces
Sisa sample faeces di simpan pada suhu kamar (15-300C), sampai
dengan pergantian shift kerja, setelah itu dibuang.
6. Cairan Tubuh
Sisa sample cairan tubuh di simpan pada suhu 80C selama 1 minggu,
setelah itu dibuang.

G. Janji Hasil Pemeriksaan Laboratorium


PEMERIKSAAN

BAHAN

HARI KERJA

JANJI HASIL
(dalam
menit)

HEMATOLOGI :
1. Darah rutin

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

2. Darah lengkap
3. Golongan darah /
RH
4. Hemoglobin

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60
25

5. Hematokrit
6. Hitung leukosit
7. Hitung Trombosit
8. Hitung Eosinofil

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

2 hari

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

dirujuk

1 x 24 jam

Setiap hari

1 x 24 jam

Darah kapiler

Setiap hari

60

Darah vena

Setiap hari

60

Urin segar + 10
ml

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Setiap hari

60

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

9. IT Ratio

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

10.Hitung Eritrosit
Darah EDTA 2 ml
11.VER, HER, KHER
12.Hitung
Jenis
Leukosit
13.LED
14.Gambaran
darah tepi
15.Malaria
HEMOSTASIS :
1. Waktu
pendarahan

Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml
Darah EDTA 2 ml

2. Waktu
pembekuan
URINALISIS :
1. Urin rutin
2. Urin lengkap
3. Tes kehamilan
4. Glukosa urin

Urin segar + 10
ml
Urin segar + 10
ml
Urin segar + 10
ml

FAECES :
1. Faeces rutin

Faeces

Setiap hari

60

2. Faeces lengkap

Faeces

Setiap hari

60

Faeces

Setiap hari

60

3. Darah samar
ANALISA
CAIRAN
TUBUH :
1. Transudat/
26

exudat
2. Cairan sendi

Cairan Pleura

dirujuk

140

Cairan Sendi

dirujuk

140

Cairan Otak

dirujuk

140

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

Urin segar 10 ml

Setiap hari

60

3. Cairan otak
DRUG MONITORING
:
1. Amphetamin
2. Marijuana
3. Opiat
4. Barbiturat
5. THC
CD4

Darah EDTA 2 ml

Setiap hari

140

Kimia
PEMERIKSAAN

BAHAN

HARI KERJA

JANJI HASIL
(dalam
menit)

KARBOHIDRAT :
1. Glukosa puasa

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Glukosa 2 jam
PP

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

4. Glukosa
kurva
harian
5. Glukosa
toleransi tes
LEMAK :

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

1. Trigliserida

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Kolestrol total

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

3. Glukosa
sewaktu

3. Kolestrol HDL

27

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

1. Ureum

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Kreatinin

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Sputum, cairan
tubuh

Setiap hari

140

Sputum, cairan
tubuh

Setiap hari

140

1. Protein total

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Albumin

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

4. Kolestrol LDL
FUNGSI GINJAL :

3. Asam Urat
BAKTERIOLOGI :
1. Sediaan
langsung gram
2. Sputum
BTA
langsung

FUNGSI HATI :

3. Globulin
4. Bilirubin total

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

5. Bilirubin direk
6. Bilirubin indirek

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

7. SGOT

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

1. Natrium

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. Kalium

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Darah heparin 2
ml

Setiap hari

60

8. SGPT
9. Gamma GT
10.Alkali fosfatase
ELEKTROLIT :

3. Chlorida
Analisa Gas Darah

SEROLOGI :

28

1. VDRL

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

2. TPHA

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

3. WIDAL

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

4. Dengue Ig G

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

5. Dengue Ig M

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

6. Anti HIV
7. HbsAg

Serum 0,5 ml

Setiap hari

1 x 24 jam

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

Serum 0,5 ml

Setiap hari

140

8. Anti HBs
9. Anti HCV
10.NS1

H. Penanganan Nilai Kritis ( Critical Value )


Penetapan dan penanganan nilai kritis hasil pemeriksaan laboratorium di RSUD
Yuliddin Away Tapaktuan , berdasarkan kesepakatan dari seluruh SMF yang ada di
lingkungan RSUD Yuliddin Away Tapaktuan.
Prosedur Penyampaian Hasil Kritis
Pengertian :

Hasil kritis ( Critical Value ) adalah hasil pemeriksaan


laboratorium pada beberapa parameter dengan hasil diluar rentang
normal yang ditetapkan ( terlalu tinggi atau terlalu rendah ), yang
harus segera dilaporkan kepada dokter penanggung jawab pelayanan (
DPJP ) agar dapat diambil tindakan segera guna mengatasi keadaan /
penyakitnya.

Tujuan

Agar tidak terjadi keterlambatan penanganan pasien yang


mengalami kegawatan atau dalam keadaan kritis.

Kebijakan

Setiap hasil kritis yang ditemukan pada pemeriksaan


laboratorium di Instalasi Laboratorium RSUD Yuliddin Away Tapaktuan,
harus segera dilaporkan kepada Dokter Penanggung Jawab Pelayanan
( DPJP )/ Dokter pengirim, atau perawat penanggung jawab sebelum
hasil dicetak di kertas.

Prosedur

1. Dokter / analis penanggung jawab laboratorium segera menghubungi DPJP


atau perawat penanggung

jawab ruangan melalui telepon bila hasil

pemeriksaan pasien menunjukkan nilai kritis ( critical value ).

29

2. Petugas laboratorium yang melapor hasil kritis mencatat pada buku


pelaporan hasil kritis ( critical value ).
3. Hasil pemeriksaan laboratorium critical value segera dikirim ke ruangan /
atau ke unit pengirim oleh petugas laboratorium sesuai prosedur.
4. Hasil yang belum diambil setelah diinformasikan lebih dari tiga puluh menit
( 30 menit ), petugas laboratorium wajib mengingatkan kembali ke ruangan /
unit perawatan pasien.
Unit Terkait :

IRI, IRJ, IGD, ICU, IBS.

Daftar Hasil Laboratorium dengan Hasil Kritis


No
.

Jenis
Pemeriksaan

Glukosa
Darah

Hasil Kritis

Umum : < 45 mg/dl atau > 400 mg/dl


Neonatus : < 44 mg/dl
Diatas 1 bulan : < 65 mg/dl atau > 200
mg/dl
SMF Mata : > 200 mg/dl

SMF GIGI : 200 mg/dl


2

Elektrolit

Keterangan

-Belum bisa
dilakukan
operasi
-tidak
bisa
dilakukan
pencabutan
gigi

Umum : Na < 125 mmol/L atau > 160


mmol/L
K

< 2,5 mmol/L atau > 6,0

mmol/L
SMF Anak: Na < 125 mmol/L atau > 155
mmol/L
K

< 2,5 mmol/L atau > 5,0

mmol/L

Calcium

< 7 gr/ dl atau > 12 gr/ dl

Hb

Umum : < 8 gr/ dl atau > 18 gr/ dl


SMF Anak : < 10 gr/ dl atau > 15 gr/ dl

Trombosit

Umum : < 100.000/l atau > 800.000/l

-Khusus
untuk pasien
bukan
30

dengan
diagnose
DHF
SMF Anak
400.000/l

<

100.000/l

atau

>

WBC

< 1000/l atau > 50.000/l

APTT

Umum : > 100 detik dan APTT khusus


pasien
yang sedang
diheparinisasi
SMF Anak : 25 75 detik.

INR

Umum : > 5
SMF Anak : > 2

Albumin

Umum : < 3,8 gr/dl atau > 5,1 gr/dl


SMF Anestesi : 2,0 gr/dl
2,5 gr/dl

Non
Operatif
- Operatf

10

AGD

Umum : pH

: 7,35 7,45

pCO2 : 35 45 mmHg
pO2

: 80,0 100,0 mmHg

cHCO3 : 23 33 mmol/L
ABE

: (-2) (+2) mmol/L

SBC

: 22 26 mmol/L

SO2

: 95 99 mmol/L

* Hasil AGD harus sudah dilaporkan


segera setelah hasil keluar dari alat.

11

Analisa LCS

Harus segera dikerjakan dan dilaporkan


( khusus jumlah sel )

12

CK-MB

Tinggi > 2 kali batas atas nilai normal

31

13

Troponin T

Jika Positif

14

Myoglobin

Jika Positif

I. Pengelolaan Limbah
1. Pemisahan Limbah
a. Limbah dipisahkan dalam kantong kuning untuk sampah infeksius dan
container dengan kantong sampah hitam untuk sampah non infeksius
b. Limbah benda tajam/ sepuit bekas dimasukan ke dalam wadah khusus
benda tajam yang tahan tusukan seperti jerigen bekas.
c. Labeli tempat limbah.
d. Pergunakan alat pelindung setiap menangani limbah.
2. Pengumpulan dan Pengangkatan Limbah
a. Periksa kantong limbah jerigen, jika sudah mencapai jerigen ganti
dengan kantong limbah/ jerigen yang penuh tadi agar limbah tidak
tumpah atau berceceran.
b. Jerigen yang penuh tadi diambil oleh petugas cleaning service di
bawa ke tempat pengolahan limbah.
c. Limbah benda tajam / spuit dikumpulkan pada wadah yang tahan
tusuk, kemudian diambil oleh petugas cleaning servis, di bawa ke
tempat pengolahan limbah.
KODE WARNA YANG DISARANKAN UNTUK LIMBAH KLINIS

WARNA KANTONG

JENIS LIMBAH

HITAM

Limbah rumah tangga biasa, tidak digunakan


untuk menyimpan atau mengangkut limbah
klinis

KUNING

Semua jenis limbah yang akan dibakar

J. Laporan Hasil dan Arsip


Tata Laksana Pelaporan Hasil :
1. Penulisan hasil di buku register laboratorium
Tulis nama, umur, jenis kelamin, nomor registerasi, poli, jenis dan jumlah
sampel, jenis pemeriksan pada buku register laboratorium
2. Pengetikan hasil laboratorium.
a. Hidupkan power CPU, monitor computer dan printer.
b. Muncul di layar computer : LABORATORIUM, masukkan password , lalu
tekan enter.
c. Buka folder Form Result
32

d. Untuk mengetik hasil, ketik di masing-masing folder hasil


Tata Laksana Pengarsipan
Berkas yang harus diarsipkan :
1. Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium
a. Setiap hari formulir permintaan pemeriksaan

laboratorium

dan

kwitansi pembayaran dikumpulkan dan dipisahkan yang berasal dari


rawat inap / rawat jalan dengan formulir laboratorium dari dokter
kerja-sama.
b. Bundel formulir dan di catat tanggal, bulan, dan tahun pengiriman.
c. Simpan selama satu bulan di laci penyimpanan ruang kerja.
d. Setelah satu bulan, dapat di simpan di gudang, berkas di simpan
selama 1 tahun.
e. Berkas yang telah melewati masa simpan di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
2. Kwitansi pembayaran
3. Kertas kerja yang terdiri dari :
a. Kertas kerja Hematologi.
b. Kertas kerja Kimia Klinik
c. Kertas kerja Urine/Faeces
d. Kertas kerja Bakteriologi
e. Kertas kerja Serologi/Imunologi.
4. Buku kerja QC yang terdiri dari :
a. Buku kerja QC Hematologi
b. Buku kerja QC Kimia Klinik
c. Buku kerja QC Urine.
5. Buku arsip hasil laboratorium
a. Buku arsip hasil laboratorium adalah laporan hasil laboratorium,buku
registerasi laboratorium pasien rawat inap / rawat jalan dan medical
check up.
b. Tulis pada buku periode pencatatan hasil pemeriksaan.
c. Pisahkan dari masing-masing jenis buku, kumpulkan sesuai dengan
urutan bulan dan tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
6. Laporan bulanan dan tahunan
a. Laporan bulanan dan tahunan di kumpulkan sesuai dengan bulan dan
tahun secara berurutan.
b. Simpan dalam box file.
c. Laporan bulanan dan tahunan di simpan oleh ADM laboratorium
selama 3 tahun.
d. Berkas yang telah melewati masa simpan,di musnahkan dan di buat
berita acara pemusnahan berkas.
7. Print out hasil dari alat
a. Rekatkan print out hasil laboratorium di masing-masing kertas kerja
sesuai dengan hari dan tanggal pemeriksaan.
b. Simpan print out bersama dengan buku kerja.
K. Pemeliharaan dan Kalibrasi Alat
Tata Laksana Pemeliharaan Alat-Alat Laboratorium :
1. Lemari es (refrigerator) dan frezer
a. Menggunakan lemari es dan frezer khusus untuk laboratorium.
33

b. Tempatkan lemari es sedemikian rupa,sehingga bagian belakang


lemari es masih longgar untuk aliran udara dan fasilitas kebersihan
kondensor.
c. Pintu lemari es harus tertutup baik untuk mencegah keluarnya udara
dingin dari bagian pendingin.
d. Membersihkan dan defrost setiap 2 bulan dan setelah terjadi
pemadaman listrik.
e. Pemantauan dilakukan, pencatatan suhu setiap hari pada permulaan
f.

kerja ( 2 8 C )
Freezeer dilakukan hal yang sama, sesuai suhu yang digunakan ( -15

sampai 20 C )
g. Lemari es dan frezer harus selalu dalam keadaan hidup.
h. Untuk perawatan setiap 6 bulan sekali.
i. Catat suhu lemari es setiap hari.
2. Inkubator
a. Bagian dalam inkubator dan rak harus di bersihkan secara teratur
dengan di desinfektan.
b. Pemantauan,catat suhu setiap hari pada permulaan kerja.
c. Perbedaan suhu 2 C, pengaturan suhu perlu di stel kembali.Suhu
yang masih dapat diterima adalah 2 C dari suhu yang diinginkan.
d. Perawatan setiap 6 bulan sekali.
3. Centrifuge
a. Letakkan centrifus pada tempat yang datar.
b. Gunakan tabung dengan ukuran dan tipe yang sesuai tiap centrifus.
Beban harus di buat seimbang sebelum centrifus di jalankan,kecuali
pada sentrifus mikrohematokrit karena tabung kapiler sangat kecil.
c. Pastikan bahwa penutup telah tertutup dengan baik dan kencang
sebelum centrifus di jalankan.
d. Bersihkan dinding bagian dalam dengan laritan anti septic setiap
minggu atau bila terjadi tumpahan atu tabung pecah.
e. Pada pengguna sentrifuge mikro hematokrit,tabung kapiler harus di
f.

tutup pada salah satu ujungnya untuk menghindari keluar darahnya.


Periksa bantalan pada wadah tabung, bila bantalan tidak ada maka
tabung mudah pecah waktu di centrifus karena adanya gaya
sentrifugal yang kuat menekan tabung kaca ke dasar wadah,bantalan

harus sesuai dengan ukuran dan bentuk tabung.


g. Putar tombol kecepatan pelan-pelan sesuai kecepatan yang di
perlukan.
h. Hentikan segera bila beban tidak seimbang atau terdengar suara
i.
j.

aneh.
Jangan mengoperasikan sentrifuge dengan tutup terbuka.
Jangan menggunakan sentrifuge dengan kecepatan yang lebih tinggi

dari keperluan.
k. Jangan membuka tutup sentrifuge sebelum sentrifuge benar-benar
telah berhenti.
l. Perawatan setiap tahun.
4. Mikroskop
a. Mikroskop di letakkan di tempat yang datar.

34

b. Biasakan memeriksa dengan menggunakan lensa objektif 10x dulu,


bila saranan jelas, perbesar dengan objektif 40x, dan bila perlu
dengan 100x. Untuk pembesaran 100x gunakan dengan minyak
imersi.
c. Bersihkan lensa dengan kertas lensa yang di basahi dengan xylol
setiap hari setelah selesai bekerja,terutama bila terkena minyak
imersi.
d. Jangan membersihkan / merendam lensa dengan alcohol atau
sejenisnya karena akan melarutkan perekatnya sehingga lensa dapat
lepas dari rumahnya.
e. Jangan membiarkan mikroskop tanpa lensa okuler atau objektif,karena
f.

kotoran akan mudah masuk.


Saat mikroskop di simpan, lensa objektif 10x atau 100x tidak boleh
berada

pada

satu

garis

dengan

kondensor,

karena

dapat

mengakibatkan lensa pecah bila ulir makrometer dan mikrometernya


sudah rusak.
g. Membersihkan dan melumasi peyangga setiap minggu.
h. Mikroskop di simpan di tempat yang kelembapannya rendah, jangan
menyentuh lensa dengan jari.
i. Periksa kelurusan sumbu kondensor setiap bulan.
5. Fotometer / spectrometer
a. Gunakan lampu yang sesuai dengan masing- masing jenis fotometer.
b. Tegangan listrik harus stabil.
c. Hidupkan alat terlebih dahulu selama 5 30 menit ( tergantung jenis /
merek alat ), supaya cahaya lampu menjadi stabil.
d. Monokromator atau filter harus bersih, tidak lembab, tidak berjamur.
e. Kuvet ( tergantung jenisnya ) harus tepat meletakkannya,sisi yang
dilalui cahaya harus menghadap ke arah cahaya, bagian tersebut
harus bersih, tidak ada bekas tangan, goresan ataupun embun.Untuk
menghindari hal tersebut pegang kuvet di ujung dekat permukaan.
f. Isi kuvet harus cukup sehingga seluruh cahaya dapat melalui isi kuvet.
g. Tidak boleh ada gelembung udara dalam kuvet.
h. Untuk pemeriksaan enzimatik, kuvet harus di inkubasi pada suhu yang
i.
j.

sesuai dengan suhu pemeriksaan.


Amplifer / pengolah signal harus berfungsi dengan baik.
Jangan menyentuh lampu dengan tangan, karena lemak dari tangan
yang melekat pada permukaan lampu akan menimbulkan bekas yang
sulit dihilangkan, bila tersentuh tangan waktu mengganti lampu,

segera bersihkan dengan alcohol.


6. Sheker / rotator
a. Bersihkan bagian luar alat dan bagian-bagian yang berputar.
b. Kencangkan sekrup pada rangka pengocok.
c. Minyaki mesin.
d. Periksa ke-aus-an sikat dan bagian berputar lainnya.
7. Kamar hitung
a. Kamar hitung dan kaca penutup harus bersih sebab kotor ( jamur,
partikel debu ) pada pengamatan di bawah mikroskop akan terlihat
sebagai sel.
b. Periksa di bawah mikroskop, apakah garis-garis pada kamar hitung
terlihat jelas dan lengkap.
35

c. Kamar hitung dan kaca penutup harus kering, bila basah akan
menyebabkan terjadinya pengenceran dan kemungkinan sel darah
akan pecah, sehingga jumlah sel yang dihitung menjadi berkurang.
d. Kaca penutup harus tipis, rata, tidak cacat dan pecah, sebab kaca
penutup berfungsi untuk menutup sampel, bila cacat atau pecah maka
volume dalam kamar hitung menjadi tidak tepat.
e. Cara pengisian kamar hitung : dengan menggunakan pipet Pasteur
dalam posisi horizontal, sampel dimasukkan dalam kamar hitung yang
f.

tertutup kaca penutup.


Bila pada pengisian terjadi gelembung udara di dalam kamar hitung
atau sampel mengisi parit kamar hitung / menggenang kamar lain,

atau kamar hitung tidak terisi penuh, maka pengisian harus dibuang.
g. Cuci kamar hitung segera setelah dipakai dengan air mengalir atau
dengan air detergent encer.
h. Bila masih kotor, rendamlah dengan air detergent, kemudian bilas
dengan air bersih.
i. Pada waktu mencuci kamar hitung tidak boleh menggunakan sikat.
8. Pipet
a. Gunakan pipet gelas yang sesuai dengan peruntukan yaitu : pipet
transfer yang dipakai untuk memindahkan sejumlah volume cairan
yang tetap dengan teliti, serta pipet ukur yang dipakai untuk
memindahkan berbagai volume tertentu yang diinginkan.
b. Gunakan pipet yang bersih dan kering serta ujungnya masih utuh dan
tidak retak.
c. Cara penggunaan pipet harus disesuaikan dengan jenis pipet.
d. Pemipetan cairan tidak boleh menggunakan mulut
e. Pemindahan cairan dari pipet ke dalam wadah harus dilakukan dengan
cara menempelkan ujung pipet yang telah dikeringkan dahulu bagian
luarnya dengan kertas tissue pada dinding wadah / bejana dalam
posisi tegak lurus dan cairan di biarkan mengalir sendiri.
f. Pipetvolumetrik tidak boleh ditiup.
g. Pipet ukur yang mempunyai tanda cincin di bagian atas, setelah
semua cairan dialirkan maka sisa cairan diujung pipet dikeluarkan
dengan ditiup memakai alat bantu pipet.
h. Pipet ukur yang tidak memiliki cincintidak boleh ditiup.
i. Pipet dengan volume kecil ( 1 500 ul ), harus dibilas untuk
j.

mengeluarkan sisa cairan yang menempel pada dinding bagian dalam.


Pipet yang sudah dipakai harus direndam dalam larutan antiseptic,

kemudian baru dicuci.


9. Pipet semiotomatik
a. Pada pipet semiotomatik, tip pipet tidak boleh dipakai ulang, karena
pencucian tip pipet akan mempengaruhi kelembapan plastic tip pipet,
juga pengeringan seringkali menyebabkan tip meramping dan berubah
bentuk saat pemanasan.
b. Penggunaan tidak boleh melewati batas skala tip dan pipetnya.
c. Tip yang digunakan harus terpasang erat.
d. Sesudah penggunaan harus dibersihkan dan disimpan dengan baik di
dalam rak pipet.

36

10.Alat gelas
a. Tabung yang dipakaiharus selalu bersih.
b. Untuk pemakaian ulang, cuci gelas dengan detergen ( sedapatnya
netral ) dan oksidan (hipoklorit), kemudian bilas dengan aquades.
Pencucian alat laboratorium :
1) Cairan pencuci
: larutan netral 2 %
2) Cairan pelarut
: extran netral 20 ml
3) Air sampai
: 1 liter
Cara pencucian :
1) Rendam alat yang di cuci dalam air sampai bersih, kemudian
rendam dalam larutan extran netral 2 % selama 2 24 jam, bila
alat terlalu kotor rendam lebih lama.
2) Setelah itu bilas dengan air sampai sisa sisa larutan extran
tidak tertinggal pada alat yang dicuci.
3) Alat kaca dimasukkan dalam incubator dengan suhu 50 60 C
dan alat plastic di keringkan dengan suhu kamar 15 - 25C.
Tata Laksana Kalibrasi Alat Alat Laboratorium
1. Kalibrasi proline respons 910
a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk
pemeriksaan ulang

ke

dalam

range

kontrol,

lakukan

d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan


penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f.

Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum


pemeriksaan
terhadap darah pasien

2. Photometer 5010 V5T


a. Lakukan kalibrasi dengan serum kontrol yang sudah tertera nilainya
b. Lakukan seperti prosedur untuk serum pasien
c. Jika hasil belum masuk
pemeriksaan ulang

ke

dalam

range

kontrol,

lakukan

d. Jika hasil belum masuk juga ke dalam range kontrol, lakukan


penggantian
reagen, perbaikan dan perawatan alat uji, kemudian lakukan
kalibrasi lagi
e. Bila hasil sudah masuk ke dalam range, alat siap untuk digunakan
f.

Kalibrasi dengan kontrol tertera nilai dilakukan setiap hari sebelum


pemeriksaan terhadap darah pasien

37

3. Kalibrasi Sysmex KX21


Alat Sysmex KX 21 dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
4. Kalibrasi Sysmex XN 1000
Alat Sysmex XN 1000 dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
5. Kalibrasi mindray BC 3000
Alat Mindray BC 3000dikalibrasi pada saat :
e. Alat baru dipasang
f.

Penggantian spare part

g. Kontrol keluar range


h. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
6. Kalibrasi Alat Electrolit Edan i15
Alat Electrolit dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
7. Kalibrasi Urinalisa Uritec Pharma 21
Alat Urinalisa dikalibrasi pada saat :
a. Alat baru dipasang
b. Penggantian spare part
c. Kontrol keluar range
d. Kalibrasi dilakukan oleh teknisi pemasok alat
8. Kalibrasi sysmex Ca 600
a. Kalibrasi peralatan

sysmex

Ca

600

sudah

dilakukan

oleh

perusahaan distributor dan tidak dianjurkan kepada laboratorium


pemakai untuk melakukan kalibrasi sendiri

38

b. Dianjurkan

untuk

melakukan

control

dengan

menggunakan

Standard setiap hari pada saat akan melakukan pekerjaan

Trouble Shooting
1. Trouble Shooting Proline Respons 910
MASALAH

PENYEBAB
MASALAH

CARA MENGATASI

Rotor Cover

Tutup
rotor
terbuka
atau
belum
terpasang
sempurna

Hentikan proses sampling,


dengan mengklik tanda SS ,
tunggu sampai lengan alat
benar benar berhenti
Buka Cover Utama ( Helm )
tutup / pasang kembali tutup
rotor dengan baik dan benar
Tutup kembali Cover utama
( Helm Alat ) lanjutkan proses
analisa

Analyser
Cover

Cover
Utama
( Helm Alar )
terbuka

Hentikan proses sampling,


dengan mengklik tanda SS ,
tunggu sampai lengan alat
benar benar berhenti
Tutupkan / benarkan posisi
Cover utama
dengan baik
dan benar
Lanjutkan
proses
analisa
dengan mengklik CONT

System Liquid

System
liquid
habis ( tinggal
2% - 8 % )

Hentikan proses sampling,


dengan mengklik tanda SS ,
tunggu sampai lengan alat
benar benar berhenti
Buka Cover Utama ( Helm )
Ganti botol system liquid
yang kosong dengan yang
sudah terisi penuh / isi ulang
botol yang kosong

Current Rotor

Rotor penuh

Tunggu
berbunyi

sampai
alarm
dan pesan yang
39

muncul memang menunjukan


bahwa rotor penuh
Pastikan alat dalam kondisi
STANDBY
baru
buka
penutup Utama
Bukapenutup
rotor,
ambil
rotor yang penuh, ganti
dengan yang baru
Tutupkan penutup rotor lalu
Tutupkan penutup utama
Lakukan proses New ROTOR
klik N-Rotor
Setelah proses New Rotor
selesai maka secara otomatis
langsung melanjutkan proses
sampling
Limbah

Limbah penuh

Hentikan proses sampling,


dengan mengklik tanda SS ,
tunggu sampai lengan alat
benar benar berhenti
Buka Cover Utama ( Helm )
Lepaskan botol pembuangan,
buang isinya dan bersihkan
Pasang kembali botol yang
kosong dengan benar dan
sempurna
Lanjutkan
proses
analisa
dengan mengklik CONT

Rotor
Detection

Rotor rusak /
tidak terdeteksi

Hentikan proses sampling,


dengan mengklik tanda SS ,
Buka penutup rotor, ambil
rotor yang penuh, ganti
dengan yang baru
Tutupkan penutup rotor lalu
Tutupkan penutup utama
Lakukan proses New ROTOR
klik N-Rotor
Setelah proses New Rotor
selesai maka secara otomatis
langsung melanjutkan proses
sampling

Lamp

Lampu
mati
atau
cahaya
tidak sempurna

Ganti lampunya
Hubungi Teknisi

Sample

Sample
atau
reagen
habis
atau kurang

Matikan Buzzer ( alarm )


Lihat pesan alarm dengan
mengklik CURRENT ALARM
Jika
benar
pesannya
menyatakan sample / reagen
habis maka segera klik tanda
POSITION maka akan terlihat
di layar posisi sample atau

40

reagen yang habis


Jika ada perintah SS segeralah
klik SS
Jika lengan alat sudah benar
benar parker dan status alat
sudah Sampling Stop maka
bukalah penutup utama dan
cek rak sample
Carilah sample cup yang
kosong / kurang dengan
mengikuti gambar yang ada
di layar, lihat di lubang nomor
berapa yang warnanya beda
Segeralah isi kembali dan
letakkan di lubang yang
semula
Pada layar sorot, klik lubang
yang
beda
warna
tadi
kemudian hapuslah dengan
cara
mengklik
gambar
penghapus ( delete )
Begitu pila untuk reagent,
carilah pada rak reagen mana
botol yang berbeda warna, isi
atau ganti botolnya, hapus
yang
kosong
daftarkan
kembali pada posisi semula
Kemudian isikan / daftar
kembalilubang yang sudah
terhapus tadi dengan sample
yang sama, letakan rak
sample pada posisi semula
Jika sudah yakin tidak ada
yang keliru, tutup penutup
Utama
Kemudian
di
layar
klik
ACCEPT kembali ke layar
monitor , dan jika tidak ada
alarm lainnya , Klik CONT
untuk melanjutkan

2. Trouble Shooting XN 1000


MASALAH

PENYEBAB
MASALAH

CARA MENGATASI

0.25 Mpa Error

Kesalahan
penyetelan
tekanan
0.25
Mpa
Tidak
ada
tekanan
pada
unit Pneumatik

- Setel tekanan ke 0.25 Mpa


- Periksa koneksi kabel pada
unit pneumatic
Periksa
selang
dan
sambungan ( tidak kendur )

41

- Tekanan bocor
dari
selang
/
sambungan
0.16 Mpa Error

0.07 Mpa Error

Kesalahan
penyetelan
tekanan
0.16
Mpa
- Regulator 0.16
Mpa
tidak
berfungsi

- Setel tekanan 0.16 Mpa

Kesalahan
penyetelan
tekanan
0.07
Mpa
- regulator 0.07
Mpa
tidak
berfungsi

- Setel tekanan ke 0.07 Mpa

- Jika penyetelan 0.16 Mpa


gagal
kemungkinan
regulator rusak, hubungi
teknisi sysmex

- Jika penyetelan 0.07 Mpa


gagal,
kemungkinan
regulator rusak, hubungi
teknisis Sysmex

-0.07
Error

Mpa

Tidak
ada
vacuum
pada
unit Pneumatik
- Tekanan bocor
pada selang atau
sambungan

Unit
Pneumatik
kemungkinan
rusak,
hubungi teknisis Sysmex
- Periksa hubungan selang
mungkin kendur

-0.04
Error

Mpa

Kesalahan
penyetelan
tekanan
0.04
Mpa
ada
cairan
dalam
trap
chamber di unit
Pump
- Tekanan bocor
pada selang atau
sambungan

- Unit Pump kemungkinan


rusak.
Hubungi
teknisi
sysmex
- Periksa hubungan selang
mungkin kendur

Pressure
Lower Error

- Unit pump mati


sewaktu
alat
dijalankan
- Selang lepas

- Periksa koneksi kabel


- Periksa hubungan selang
mungkin kendur

Env Temp High


/ Temp Low

Temperatur alat
diluar
batas
yang ditetapkan

Set temperature ruangan


pada 15 - 30C
Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan,
kemungkinan
sesuatu
rusak,
hubungi
teknisi sysmex

RH Temp Low
RH Temp High

Temperatur
pemanas
reagent
diluar
batas
yang
ditetapkan

Tunggu sampai temperature


stabil pada batas yang
ditetapkan
Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan,
kemungkinan
sesuatu
rusak,
hubungi
42

teknisi sysmex
FCM RU Temp
High
FCM RU Temp
Low

Temperatur
Chamber diluar
batas
yang
ditetapkan

Tunggu sampai temperature


stabil pada batas yang
ditetapkan

FCM
Temp
FCM
Temp

Detektor
High
Detektor
Low

Temperatur
detector
optik
diluar
batas
yang ditetapkan

Tunggu sampai temperature


stabil pada batas yang
ditetapkan
Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan,
kemungkinan
sesuatu
rusak,
hubungi
teknisi sysmex

FCM
Sheat
Temp High
FCM
Sheat
Temp Low

Temperatur
reagent
sheat
diluar
batas
yang ditetapkan

Tunggu sampai temperature


stabil pada batas yang
ditetapkan
Bila 30 menit pesan tetap
ditampilkan,
kemungkinan
sesuatu
rusak,
hubungi
teknisi sysmex

RH
Therm
Sens Err

Salah satu dari


sensor
suhu
untuk pemanas
reagen rusak

Matikan alat dan nyalakan


kembali, jika pesan masih
muncul,
hubungi
teknisi
sysmex

FCM RU Therm
Sens Err

Salah satu dari


sensor
suhu
untuk chamber
reaksi rusak

Matikan alat dan nyalakan


kembali, jika pesan masih
muncul,
hubungi
teknisi
sysmex

FCM
Therm
Err

Sheat
Sens

Salah satu dari


sensor
suhu
untuk
reagen
sheat rusak

Matikan alat dan nyalakan


kembali, jika pesan masih
muncul,
hubungi
teknisi
sysmex

FCM TD Therm
Sens Err

Salah satu dari


sensor
suhu
untuk
detector
optik rusak

Matikan alat dan nyalakan


kembali, jika pesan masih
muncul,
hubungi
teknisi
sysmex

Env
Therm
Sens Err

Salah satu dari


sensor
suhu
untuk
mendeteksi
temperatur
rusak

Matikan alat dan nyalakan


kembali, jika pesan masih
muncul,
hubungi
teknisi
sysmex

Replace
Container EPK

Reagen Cellpack
habis

Ganti reagen cellpack


Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan
error, kemungkinan sensor
apung tidak bekerja atau
system
hidrolik
tidak
normal.
Lakukan
pengecekkan pada sensor
43

apung dan periksa selang,


ada yang robek / terjepit /
lepas
Replace
Container SLS

Reagen
Sulfolyser habis

Ganti reagen Sulfolyser


Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan
error, kemungkinan sensor
apung tidak bekerja atau
system
hidrolik
tidak
normal.
Lakukan
pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit /
lepas

Replace
Container FBA

Reagen
Stromalyser
habis

Ganti reagen Stromalyser


Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan
error, kemungkinan sensor
apung tidak bekerja atau
system
hidrolik
tidak
normal.
Lakukan
pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit /
lepas

Replace
Container FFD

Reagen
Stromalyser
habis

Ganti reagen Stromalyser


Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan
error, kemungkinan sensor
apung tidak bekerja atau
system
hidrolik
tidak
normal.
Lakukan
pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit /
lepas

Replace
Container FFS

Reagen
Stromalyser
habis

Ganti reagen Stromalyser


Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan
error, kemungkinan sensor
apung tidak bekerja atau
system
hidrolik
tidak
normal.
Lakukan
pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit /
lepas

Replace
Container RED

Reagen
habis

Ganti reagen Rettic


Bila setelah reagen diganti
baru masih muncul pesan
error, kemungkinan sensor

Rettic

44

apung tidak bekerja atau


system
hidrolik
tidak
normal.
Lakukan
pengecekkan pada sensor
apung dan periksa selang,
ada yang robek / terjepit /
lepas
Chamber EPK
Err / Chamber
FCM Sheat Err

Selang
antara
alat dan reagen
terjepit
/
tersumbat
/
terlepas

Periksa selang dan perbaiki

Waste
Chamber
1
Error/
Waste
Chamber
2
Error

Selang
pembuangan
tersumbat
terjepit

Periksa sumbatan khusus


pada outlet nipple
Periksa selang pembuangan,
bila
selang
tersumbat,
bersihkan lalu ganti

WB Asp Motor
Error

Beban
motor
pompa penyedot
sample
terlalu
tinggi

Periksa pompa penyedot


sample, pastikan tidak ada
cairan,
hubungan
saklar
atau
selang
yang
mengganjal bagian atas /
bawah dari pompa penyedot
sample

FCM
Sheat
Motor Error

Beban
motor
Injeksi
sheat
terlalu tinggi

Periksa pompa injeksi sheat


FCM
pastikan tidak ada
cairan,
hubungan
saklar
atau
selang
yang
mengganjal bagian atas /
bawah dari pompa penyedot
sample

Rinse
Error

Motor

Beban
motor
untuk
menggerakan
Rinse Cup terlalu
tinggi

Periksa rinse cup pastikan


tidak ada cairan, hubungan
saklar atau selang yang
mengganjal bagian atas /
bawah dari Rinse cup

Mixing
Error

Motor

Beban
mixing
reaksi
tinggi

motor
ruang
terlalu

Periksa
motor
mixing
chamber, periksa tidak ada
selang
yang
menyentuh
motor mixing

Low
Volume

blood

Volume
darah
kurang
ketika
menggunakan
sampler

- Periksa darah sample dan


ulangi analisa
- Bersihkan sample piecer ,
SRV dan jalur penyedot
sample
Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan
lakukan analisa sample

45

Sample
Asp Error

Not

- Sample darah
tidak
normal,
adanya
gumpalan dalam
darah,
konsentrasi
darah
sangat
ekstrim sedikit
- Jarum piecer,
Sample
Rotor
Valve dan selang
penyedot sample
tersumbat
Selang
penyedot sample
ke
sampler
terlepas

- Periksa darah sample dan


ulangi analisa
- Bersihkan sample piecer ,
SRV dan jalur penyedot
sample
Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan
lakukan analisa sample
- Jika kotoran tidak dapat
hilang, masukkan cellclean
ke dalam tabung sample
dan lakukan analisa pada
mode
sample
untuk
membersihkan piecer dan
jalur penyedot sample

Short Sample

Volume sample
darah
tidak
cukup,
piecer
atau
jalur
penyedot sample
kotor

Periksa darah sample dan


ulangi analisa
- Bersihkan sample piecer ,
SRV dan jalur penyedot
sample
Lakukan prosedur shutdown
dengan cellclean
- lakukan auto rinse dan
lakukan analisa sample

Blood
Asp
Sensor Error

Kerusakan
sensor
penyedotan
sample ( sensor
memonitor
adanya sample
pada
saat
dihisap
normalnya pada
penggunaan
sampler
tidak
bekerja )

Ganti
sensor
penyedot
sample ( Hubungi teknisi
Sysmex, untuk sementara
ubah kondisi sampler. Stop
untuk mengijinkan sampler
berjalan terus )

Set
Cover

CP cover
terpasang
posisi
sesuai

tidak
/
tidak

Hilangkan
debu

kotoran

atau

Rack Feed In
Func Error

Sensor
posisi
rack
Feed-in
tidak berfungsi

Hilangkan
debu

kotoran

atau

Rack Feed In
Init Error

Sensor
posisi
rack
Feed-in
tidak berfungsi

Hilangkan
debu

kotoran

atau

Piercer

46

Rack
Home
Error

Shift
Pos

Sensor
posisi
awal rack Feed
tidak berfungsi

Hilangkan
debu

kotoran

atau

Rack Feed Out


Func Error

Sensor rack Feed


tidak berfungsi

Hilangkan
debu

kotoran

atau

Rack Feed Out


Init Error

Sensor rack Feed


tidak berfungsi

Hilangkan
debu

kotoran

atau

Rack removed

Ketika
sample
diambil
oleh
Hand
clipper
pada
mode
sampler,
rack
bergeser

Pindahkan rak dari jalur


sampler dan kembalikan
pada posisi awal

Rack
Error 1

Move

Rack tidak bisa


bergeser

Pindahkan rak dari jalur


sampler dan kembalikan
pada posisi awal

Rack
Error 2

Move

Ketika
Hand
Clipper
tidak
mengambil
sampler,
Rack
berdgeser

Pindahkan rak dari jalur


sampler dan kembalikan
pada posisi awal

Rack
Error 3

Move

Ketika
diinterupsi, Rack
bergeser

Pindahkan rak dari jalur


sampler dan kembalikan
pada posisi awal

Hand
Upper
Position Error

Cylinder maju /
mundur
tidak
berfungsi

Pindahkan tabung sampler


pada hand clipper dan
kembalikan ke rak. Periksa
tidak ada benda asing pada
jalur maju / mundur

Hand
Lower
Position Error

Cylinder maju /
mundur
tidak
berfungsi

Pindahkan tabung sampler


pada hand clipper dan
kembalikan ke rak. Periksa
tidak ada benda asing pada
jalur maju / mundur

Tube
Inv
Position Error

Tabung
tidak
bisa
dibalik
/
diputar

Pindahkan tabung sampler


pada hand clipper dan
kembalikan ke vrak. Periksa
tidak ada benda asing yang
menghalangi

Tube
Error

- Sensor deteksi
tabung
tidak
menemukan
adanya tabung,
walaupun
tabung
sample
berisi darah
Sensor
mendeteksi

Bersihkan
kotoran
pada
detector tabung dan sensor
volume darah

Sensor

47

adanya tabung,
walaupun tidak
ada
tabung
sample
Tube
Error

Clamp

Pengambilan
tabung
gagal,
hand
clipper
bengkok,
dan
tabung
tidak
dapat
diambil
dengan benar

Pindahkan
tabung
pada
hand
clipper
dan
kembalikan ke rak. Periksa
tidak
ada
benda
yang
menghalangi
operasi
pengambilan
tabung.
Perbaiki dan pasang kembali
hand clipper

Rack Full Error

Rak telah penuh


dan
analisa
dengan sampler
tidak
dapat
dilanjutkan

Pindahkan rak yang telah


dianalisa

Sampler Start
Error

Ketika masih ada


rak berada pada
jalur
sampler,
analisa dengan
mode
sampler
dimulai

Pindahkan rak dari jalur


sampler dan kembalikan ke
awal, dan lakukan analisa
kembali

Background
Error

Adanya
gelembung,
Aperture kotor,
kesalahan
reagen

Lakukan
Auto
Rinse,
Remove Clog ( bila pesan
masih muncul, bersihkan
Aperture dengan sikat ) dan
anti reagen yang benar

RBC
/
PLT
Sampling Error

Aperture
Sample
normal

kotor,
tidak

Lakukan remove Clog ( bila


pesan
masih
muncul,
bersihkan Aperture dengan
sikat )

RBC / PLT Ch
Error

Jumlah sel RBC /


PLT melampaui
batas
tertinggi
yang disebabkan
gangguan noise

Jauhkan sumber noise dari


alat dan ulang analisa
sample

WBC / BASO,
Diff,
RET
Sampling Error
/ CH

- Detektor optic
flow cell kotor /
tersumbat,
sample
tidak
normal
- Sample kurang
( tidak cukup
sample
dan
tercampur
gelembung )

Bersihkan
flowcell
pada
detector optic dan lakukan
analisa
kembali,
periksa
sample
dengan
manual
( Slide )

RBC
Error

RBC
Detektor
tersumbat
/

Bersihkan sumbatan pada


detector RBC dan lakukan

Bubble
/ RBC

48

Clog Error

tercampur
gelembung

procedur remove clog. ( bila


pesan
masih
muncul,
bersihkan aperture dengan
sikat )

Low
Error

Sample
tidak
normal,
Piecer
tersumbat
SRV
tersumbat , Pipa
penyedot
tersumbat

Ulangi
analisa
sample,
Bersihkan piecer, bersihkan
SRV,
bersihkan
pipa
penyedot sample

HGB Error

Gelembung
udara tercampur
pada
jalur
analisa HGB

Lakukan Auto Rinse

HGB
Error

Kecepatan
membuang
cairan
pada
plowcell
HGB
lambat

Periksa jalur pembuangan


HGB flowcell, periksa tidak
ada sumbatan atau selang
terjepit

RET Error

Sample
tidak
normal,
sumbatan pada
SRV , terjepit
atau
terlepas
pada cairan RET
dye dan selang
diluent

Ulangi analisa sample dan


periksa reagen RET

RET Ch Error

Sample
tidak
normal,
sumbatan pada
SRV , detector
optic
flowcell
kotor
/
tersumbat, ada
gelembung
udara
pada
detector
optic
flowcell

- Analisa sample kembali,


Bersihkan SRV,
- Bersihkan Flowcell pada
detector optic
- Hilangkan gelembung dari
detector optic / flowcell

Data Errpr

Hasil
analisa
diluar batas nilai
reference
( normal ) .
Sample
tidak
normal. Aperture
kotor

- Set nilai reference


- Ulangi analisa sample,
remove clog
- Lakukan QC jika perlu

Laser
Aged

Umur laser mulai


berakhir

Matikan
dan
nyalakan
kembali alat, bila pesan
masih
muncul,
hubungi
teknisi Sysmex

Count

Drain

Tube

49

Laser
Error

Deteriorated
Laser

Ulangi analisa sampel, bila


pesan
masih
muncul,
hubungi teknisi Sysmex

Close
FCM
Detect Cover

Cover
optic
sensor
rusak

detector
terbuka,
cover

Tutup cover detector optic,


bila masih error, sensor
cover rusak, ganti sensor
cover,
hubungi
teknisi
Sysmex

ID unit
Error

Com

Kesalahan
CPU
karena Interfensi
Noise

Matikan
dan
nyalakan
kembali alat, bila pesan
masih
muncul,
hubungi
teknisi Sysmex

ID Read Error,
Pack ID Read
Error

Posisi
barcode
tidak benar /
miring,
label
barcode
kotor,
hasil
cetakan
barcode jelek

Periksa kabel barcode

Xm
Limit
Error, L-J Limit
Error, Xb Limit
Error

Hasil Xm, L-J, Xb


control
diluar
batas
yang
ditentukan

Periksa grafik QC, Periksa


analisa
data
untuk
parameter yang keluar dari
batas control jika perlu
lakukan kalibrasi

Control
Expired

Darah
control
sudah
kadaluarsa

Ganti control yang baru

Analisa
control
dilakukan tanpa
di
definisikan
lebih dahulu lot,
limit, dll

Definisikan informasi lot dari


kontrol

Replace
Piecers

Sudah
saatnya
mengganti
piecers

Ganti piecers dan reset


hitungan penggunaan piecer

Execute
Shutdown

Sudah
saatnya
menjalankan
prosedur
Shutdown

Lakukan Maintenance harian

Clean the CRV

Sudah
saatnya
memberishkan
Sample
rotor
Valve

Bersihkan SRV dan reset


hitungan penggunaan SRV

Execute Rinse
Flowcell

Sudah
saatnya
membersihkan
flowcell

Bersihkan
flowcell
detector optik

Control
Error

Power

Entry

pada

3. Trouble Shooting Edan i15


50

MASALAH

PENYEBAB
MASALAH

CARA MENGATASI

TEMP. ERROR
Suhu
keluar
dari
batas
yang
telah
ditentukan
37C + 0.3C

Calibrasi
otomatis
tidak
ditampilkan,
semua
data
pemeriksaan
ada tanda ?
Manual
kalibrasi
tidak
dapat dimulai

- Pastikan suhu di antara


15C dan 32C
- Jika ABL5 di start dari suhu
dingin,
tunggu
sampai
temperature Error hilang
- Hindarkan alat dari sinar
matahari langsung atau dari
sumber panas yang lain

GAS ERROR
Prosentase
gas
tidak
benar
atau
tidak masuk

Calibrasi
otomatis
tidak
ditampilkan, alat
dalam
kondisi
Start Up
Manual
kalibrasi
tidak
dapat dipanggil

Masukan
gas
persentasenya benar

RINSE ERROR
Cairan
Pencucian
tidak
terdeteksi

Pencucian
Error
ditampilkan
dalam
status
alat.
Kalibrasi
tidak
diterima,
Alat tidak siap

- Cek cairan pencuci


- Pastikan wadah cairan
pencuci terpasang dengan
benar
panggin
program
pencucian
- Panggil LS penyesuai
program
- Panggil Refill program
- Cek puncak dari pompa
penghisap.
Tempatkan
kembali
tabung
jika
memungkinkan
- Panggil teknisi alat

BARO ERROR
Rata
rata
barometer
tidak
benar
atau
tidak
masuk

Calibrasi
otomatis
tidak
ditampilkan, alat
dalam
kondisi
Start Up
Manual
kalibrasi
tidak
dapat dipanggil

- Masukan barometer nilai ke


program 3

CAL NEEDED

Kalibrasi
dianjurkan
setelah
perawatan
elektroda
Kalibrasi
terakhir
tidak
lengkap karena

- lakukan Kalibrasi setelah


restart

yang

51

error
pO2
FLUSH
ERROR

Nilai pO2 lebih


dari 3% selama
10 menit. Cek
level gas nya

- Cek gas supplier


- Panggil kalibrasi I

MAINT
ERROR

Operator
selama
pembersihan
terakhir
atau
pindahkan
program
Lakukan
maintenance
program selama
malfunction
dalam
system
cairan transport

- Cuci alat
Ulangi
Maintenance
program
- Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi

LS ERROR

LS Error selama
LS Adjusment

- Tekan tombol Restart


- Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi

PRINTING
ERROR

Printer
rusak
pada
saat
mencetak
terakhir

- Cek kertas printer


- Cek laporan cetak
- Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi

SENDING
ERROR

Pengiriman data
gagal pada saat
mengirim
terakhir
dari
data ke koneksi
komputer

- Cek apakah computer


sudah terkonek dengan baik
- Cek apakah computer
sudah Pentium # di set up
Windows 8
- Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi

LEAK
DETECTED

Elektrode sudah
tidak
bisa
digunakan

- Cek pemasangan elektroda


cek
electrode
untuk
dibersihkan jika diperlukan
- tekan tombol Restart
- Jika error berlanjut, hubungi
local teknisi

pH ERROR

- pH diluar yang
dianjurkan yaitu
6.3 8.0
Respon
pH
gagal
selama
dimonitor
oleh
elektrode

- Ulangi pemeriksaan
- Cek apakah pH sample
diantara batas batas yang
dianjurkan
- Ganti Elektroda

pCO2 ERROR

- pCO2 diluar
yang dianjurkan
yaitu 5 250
mmHg atau 0.7

- Ulangi pemeriksaan
- Cek apakah pCO2 sample
diantara batas batas yang
dianjurkan

PROG

52

33.3 kPa
- Respon pCO2
gagal
selama
dimonitor
oleh
elektrode

- Ganti Elektroda

pO2 ERROR

pO2
diluar
yang dianjurkan
yaitu 0 800
mmHg atau 0.0
106.7 kPa
- Respon pO2
gagal
selama
dimonitor
oleh
elektrode

- Ulangi pemeriksaan
- Cek apakah pO2 sample
diantara batas batas yang
dianjurkan
- Ganti Elektroda

BARO OUT OF
RANGE

Barometer
diluar
yang
dianjurkan yaitu
450

800
mmHg atau 60.0
106.7 kPa
- Respon pO2
gagal
selama
dimonitor
oleh
elektrode

- Ulangi pemeriksaan
- Cek barometer, sesuaikan
dmelalui set up program 3
- hubungi teknisi

4. Trouble Shooting Centrifuge


MASALAH

PENYEBAB
MASALAH

CARA MENGATASI

Err 03

Tidak ada koneksi


antara display dan
saluran utama

Cek
tombol
on/off,
pastikan pada posisi On
Pastikan
ada
tenaga
listrik yang masuk
Pastikan letak tabung
dengan
sempurna
di
lubang masing masing
Pastikan
pada
saat
memutar tidak bersuara

Err 04

Motor
panas

Tunggu sampai centrifuge


dingin
dan
ulangi
memutar

Err 06

Perputaran motor
tidak sempurna

Lid Open

Tutup
pada
memutar

terlalu

terbuka
saat

Tutupkan
penutup
centrifuge dengan benar,
ulangi memutar
53

Eoff

Listrik mati pada


saat
pemutaran
berjalan

Tunggu sekitar 2 menit


atau buka dan tutup
kembali
penutup
centrifuge

BAB V
LOGISTIK
A. Pengertian
: Logistik di laboratorium adalah penyediaan bahan bahan
habis pakai / reagen
Yang dibutuhkan untuk pelayanan di laboratorium.
B. Tujuan
: Agar kebutuhan bahan bahan habis pakai/reagen sebagai
sarana pemeriksaan
dapat tersedia dengan tepat, cepat, efektif, efisien dan
profesional untuk
meningkatkan mutu laboratorium
C. Ruang lingkup : Alur kerja pembelian dan penyimpanan bahan- bahan habis
pakai/reagen ini
Menerangkan suatu sistem mulai dari mengevaluasi jumlah
stok reagen,
membuat surat pesanan reagen sampai mendapatkan
reagen yang diperlukan
D. Alur kerja pemesanan dan penerimaan bahan bahan habis pakai/reagen :

PROSES

KETERANGAN

54

Mulai
1. Laporan bulanan Laboratorium
ditandatangani oleh:
Ka Instalasi
Ka Sie Penunjang Medis
Ka Bidang Penunjang Medis
Pengawas barang
Direktur

Ka Ruangan

Buat catatan stok &


evaluasi jumlah
stok

Ka. ruangan

tidak Stok cukup

Buat SP
ya
Setuju
selesai
ya

2. Surat pemesanan (SP) barang


ditandatangani atau disetujui oleh :
Kepala Instalasi
Ka. Bidang Penunjang
Disetujui rekanan

Ka. Ruangan
Hubungi Suplier

Suplier
Ambil SP,
ditandatangani &

3. Terima Barang disetujui oleh :

Ka Ruangan

Pengawas Barang

Ka. Ruangan
Terima Barang

OK
tidak
Ya
Retur barang

4. Setelah barang datang Ka Ruangan :


Catat di buku penerimaan
Mengentry barang( PO,DO,Faktur)

Ka Ruangan
Beri label,simpan di
gudang laboratorium

E. Alur pendistribuasian reagen/bahan habis pakai dari gudang


laboratorium

PROSES

Mulai

KETERANGAN

1. Amprahan barang ditandatangi oleh


koordinator laboratorium

Koordinator Lab.

Buat catatan stok &


evaluasi jumlah
stok

55

Koordinator Lab.
Buat Surat
amprahan ke
gudang

tidak Stok cukup

ya

2. Bila ruangan/bangsal memerlukan


bahan habis pakai koordinator
mendistribusikan ke ruangan /bangsal
dengan mencatat pada buku amprahan
ruangan yang telah disediakan

Setuju
selesai

Mengambil
amprahan
Ka.Ruangan/Gudang
lab.
Mencatat barang
keluar

Koordinator Lab.
Menyimpan reg.di lab

Koordinator Lab
Mendistribusikan ke
Ruangan

BAB VI
KESELAMATAN PASIEN

A. Pengertian
Keselamatan pasien adalah suatu sistem yang membuat asuhan
pasien di laboratorium menjadi lebih aman.
B. Tujuan
Untuk mencegah terjadinya cidera yang disebabkan oleh kesalahan
akibat melaksanakan suatu tindakan atau tidak mengambil tindakan
yang seharusnya diambil.
56

C. Tata Laksana Keselamatan Pasien


1. Pedoman umum :
Sistem keselamatan pasien di laboratorium perlu dilaksanakan sebab
a. Banyaknya jenis/item pemeriksaan dan persiapannya
b. Banyaknya jenis spesimen pemeriksaan
c. Banyaknya jenis wadah penampung/container
d. Jumlah konsumen yang banyak
e. Jumlah staf yang tidak memadai potensial bagi terjadinya kesalahan
2. Manfaat keselamatan pasien
a. Budaya safety meningkat dan berkembang (blame-free culture,
reporting culture, learning culture)
b. Komunikasi dengan pasien berkembang
c. Kejadian tidak diinginkan menurun
d. Keluhan dan litigasi (tuntutan hukum) berkurang
e. Mutu pelayanan meningkat
f. Citra laboratorium dan kepercayaan masyarakat meningkat diikuti
peningkatan kepercayaan dan kepuasan diri
3. Standar keselamatan pasien
a. Hak pasien
b. Mendidik pasien dan keluarga
c. Keselamatan pasien dan kesinambungan pelayanan
d. Penggunaan metode-metode peningkatan kinerja untuk melakukan
evaluasi dan program peningkatan keselamatan pasien
e. Mendidik staf tentang keselamatan pasien
f. Komunikasi merupakan kunci bagi staf untuk mencapai keselamatan
pasien
4. Sasaran pasien safety di laboratorium
a. Melakukan identifikasi pasien secara tepat (pasien rawat jalan :
tanyakan nama,tanggal lahir dan pasien rawat inap tanyakan nama
dan rekam madis)
b. Meningkatkan komunikasi yang efektif (lakukan read back saat
menerima pesan melalui telepon)
c. Meningkatkan keamanan pengeluaran hasil lakukan doble check untuk
verifikasi hasil laboratorium ( maker dan checker )
d. Mengurangi resiko salah lokasi, salah pasien, salah pemeriksaan dan
salah penggunaan bahan/reagen.
Ada 8 prinsip benar antara lain : permintaan pemeriksaan, persiapan
pasien, spesimen dan penampungan, transportasi, pengolahan dan
penyimpanan, jenis pemeriksan, hasil pemeriksaan,dokumentasi.
e. Mengurangi risiko infeksi dengan mengimplementasikan praktek
pencegahan infeksi (kewaspadaan standar) antara lain :
* Kebersihan tangan
* Penggunaan alat pelindung diri
* Penanganan limbah dan benda tajam
* Pengendalian lingkungan
* Peralatan perawatan pasien
* Penanganan linen
* Penyuntikan yang aman, kesalahan karyawan dan etika batuk.
5. Istilah dalam keselamatan pasien
a. Kondisi potensial cidera: Kondisi atau situasi yang sangat berpotensi
untuk menimbulkan cidera,akan tetapi belum terjadi insiden. Contoh :
jumlah pasien banyak, jumlah staf kurang, nilai kritis tidak dilaporkan
b. Kejadian nyaris cidera: terjadinya insiden yang belum terpapar ke
pasien. Contoh: salah mengerjakan item pemeriksaan ( yang diminta
57

serologi DHF tetapi dikerjakan Igm anti Salmonella typhi/diketahui


sebelum hasil dikeluarkan )
c. Kejadian sentinel: Kejadian tidak diharapkan yang menyebabkan
kematian atau cidera yang serius yang biasanya dipakai untuk
kejadian yang sangat tidak diharapkan atau tidak dapat diterima.
Contoh : amputasi atau operasi di bagian tubuh yang salah.
d. Kejadian tidak cidera : suatu insiden yang sudah terpapar ke pasien
akan tetapi tidak timbul cidera. Contoh : hasil BUN/SC pasien yang
seharusnya normal tetapi hasil yang dikeluarkan tinggi sehingga
pasien menjalani cuci darah, pasien dengan glukosa normal
dikeluarkan hasil glukosa rendah sehingga dilakukan koreksi glukosa
(terjadi karena salah sampel/terjadi gangguan pada proses
pemeriksaan).
e. Kejadian tidak diharapkan : Kejadian yang mengakibatkan cidera
kepada pasien akibat melakukan suatu tindakan atau tidak melakukan
suatu tindakan, dan bukan karena penyakit dasarnya. Contoh: pasien
DHF yang diphlebotomi dengan needle tidak disposable, dan pasien
tersebut akhirnya terjangkit HIV ( needle pakai pasien HIV ).
6. Grading risiko kejadian :
a. Biru : Kejadian sangat jarang ( > 5 tahun /kali ), tidak signifikan, tidak
ada cidera.
b. Hijau : jarang/unlikely ( > 2 5 tahun/kali ), minor, cidera ringan,
dapat diatasi dengan pertolongan pertama.
c. Kuning :mungkin/possible ( 1 _ 2 tahun/kali ), moderat, cidera
sedang/luka robek, berkurangnya fungsi reversible, kasus yang
memperpanjang perawatan.
d. Kuning : sering/likely ( beberapa kali/tahun ), mayor,cidera luas/berat (
cacat, lumpuh ), kehilangan fungsi (irreversible)
e. Merah : Sangat sering/almost certain ( tiap minggu/kali, katastropik,
kematian yang tidak berhubungan )
7. Pengalaman kasus pasien safety
a. Salah mengerjakan pemeriksaan laboratorium ( pemeriksaan yang
dikerjakan berbeda dengan pemeriksaan yang diminta)
b. Salah memberikan hasil ( hasil yang diberikan ke pasien adalah hasil
yang salah/ belum dikonfirmasi)
c. Hasil yang tertukar semua/sebagian (fungsi checker tidak berjalan)
d. Salah memberikan hasil (salah sampel, salah prosedur)
e. Hasil laboratorium / sampel tidak ada(koordinasi dengan bagian yang
lain kurang efektif)
8. Utamakan Keselamatan Pasien
Bila ada kejadian, segera tindak lanjuti dengan :
a. Membuat laporan insiden
b. Menelaah akar permasalahan, mengapa terjadi?.... hingga
menemukan fakta system yang belum berfungsi optimal
c. Menentukan solusi dan rekomendasi
d. Analisa kasus dengan FISH BONE

Faktor Kontribusi
Pengisian form dengan menulis

Tidak menjalankan

Jenis pemerik.(tidak mencentang)

protap / SPO

58

Komunikasi tidak efektif

Salah mengerjakan
pemeriksaan lab

Fungsi kroscek

dari ruangan tidak

berjalan

BAB VII
KESELAMATAN KERJA
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) Laboratorium merupakan
bagian dari pengelolaan laboratorium secara keseluruhan. Laboratorium
melakukan berbagai tindakan dan kegiatan terutama berhubungan dengan
spesimen yang berasal dari manusia maupun bukan manusia. Bagi petugas
laboratorium yang selalu kontak dengan spesimen, maka berpotensi
terinfeksi kuman pathogen. Potensi infeksi juga dapat terjadi daripetugas ke
petugas lainnya, atau keluarganya dan ke masyarakat. Untuk mengurangi
bahaya yang terjadi, perlu adanya kebijakan yang ketat. Petugas harus
memahami keamanan laboratorium dan tingkatannya, mempunyai sikap
dan kemampuan untuk melakukan pengamanan sehubungan dengan
pekerjaannya sesuai SOP, serta mengontrol bahan/spesimen secara baik.
A. Pengertian

59

Adalah suatu system dimana Instalasi Laboratorium RSUD Yuliddin


Away Tapaktuan membuat suatu asuhan kesehatan dan keselamatan kerja
rumah sakit bagi petugas di lingkungan Instalasi Laboratorium.
B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan kerja
2. Menurunnya kejadian yang tidak diharapkan
3. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak terjadi
pengulangan kejadian yang tidak diharapkan.
C. Tata laksana keselamatan kerja
1. Pra Analitik
a. Memakai jas laboratorium,

sarung

tangan,dan

masker

untuk

mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi bahan


infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
b. Sesudah mengambil sampel darah, kumpulkan jarum dan semprit
pada tempat khusus untuk limbah tajam ( Sharps Colector) yang
tersedia dan cegah jangan sampe tertusuk jarum tersebut.
c. Sampel darah dimasukkan dalam wadah tertentu anti bocor dan
tertutup rapat dengan label identitas pasien.
d. Sampel yang tidak dilakukan pemeriksaan segera, harap

disimpan

dalam lemari es sesuai syarat penyimpanan sampel.


e. Petugas sampling dilarang makan, minum, atau merokok pada waktu
sampling.

2. Analitik
a.
Penggunaan Pipet
1) Pengolahan specimen / sampel dan melaksanakan tes harus selalu
hati-hati dan menganggap semua bahan infeksius ( Universal
Precaution ).
2) Memakai jas laboratorium, sarung tangan,dan masker untuk
mencegah tertular bahan berbahaya dan atau terkontaminasi
bahan infeksius pada kulit, mulut, mata atau luka.
3) Jangan memipet langsung dengan mulut, gunakan alat bantu pipet.
4) Jangan meniup udara maupun mencampur bahan infeksius dengan
cara menghisap atau meniup cairan lewat pipet.
5) Tindakan jika terjadi tumpahan bahan kimia:
a) Segera memberitahu petugas laboratorium lain dan jauhkan
petugas yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
b) Upayakan pertolongan segera pada petugas laboratorium yang
mengalami cedera.
c) Jika bahan kimia yang tumpah adalah bahan yang mudah
terbakar, segera matikan semua api, gas dalam ruangan
tersebut

b.

dan

ruangan

yang

berdekatan.

Matikan

semua

peralatan listrik yang mungkin mengeluarkan bunga api.


d) Jangan menghirup bau dari bahan yang tumpah.
Petugas Sampling
1) Gunakan sentrifuge sesuai instruksi pabrik

60

2) Sentrifuge diletakkan pada ketinggian tertentu sehingga petugas


yang pendek pun dapat melihat kedalamnya dan menempatkan
tabung sentrifuge dengan mudah.
3) Periksa rotor sentrifuge dan selongsong secara berkala untuk
melihat tanda korosi atau keretakan
4) Gunakan air untuk menyeimbangkan, jangan NaCl atau hipoklorit
karena bersifat korosif.
5) Setelah dipakai disimpan selongsong dalam posisi terbalik agar
cairan penyeimbang dapat mengalir keluar.
c.

Mencegah penyebaran infeksi :


1) Lingkaran sengkelit harus penuh, panjang tangkai max 6 cm .
2) Gunakan alat inseransi mikro untuk membakar sengkelit karena bila
menggunakan Bunsen menimbulkan percikan bahan infeksius.
3) Jangan lakukan uji katalase diatas kaca objek, sebaiknya gunakan
tabung.
4) Tempatkan sisa specimen dan biarkan yang akan disterilkan dalam
wadah yang tahan bocor.
5) Dekontaminasi permukaan meja kerja dengan desinfektan setiap
kali habis kerja.
d. Mencegah tertelan dan terkenanya kulit serta mata oleh bahan
infeksius
1) Cuci tangan sesering mungkin dengan sabun/ desinfektan sesuai
2)
3)
4)
5)

ketentuan hand higiene


Jangan menyentuh mulut dan mata selama bekerja.
Jangan makan, minum, merokok di dalam laboratorium.
Jangan memakai kosmetik di dalam laborartorium.
Gunakan alat pelindung muka , mata, jika terdapat percikan bahan

infeksius saat bekerja.


3. Pasca Analitik
a. Hasil tes dikirim kepada pengirim secepatnya.
b. Jarum/benda tajam yang terkontaminasi masukkan kedalam wadah
tahan tusukan (sharps collector),kemudian dikelola sesuai prosedur
pengelolaan limbah rumah sakit ( Incenerator ).
c. Limbah cairan infeksius/darah dan produknya dimasukkan ke dalam
jirigen penuh, kemudian petugas sanitasi mengambil jirigen
tersebut kemudian dikelola sesuai prosedur pengolahan limbah rumah
sakit.
d. Limbah padat
1) Sampah infeksius dimasukkan kedalam kantong plastik warna
kuning.
2) Sampah

rumah

tangga

dimasukkan

pada

saat

bekerja

di

laboratorium dimasukkan ke dalam kantong plastik hitam.


D. Penanganan Keadaan Darurat Di Laboratorium
1. Kebakaran
a. Beri pertolongan pertama pada orang yang terkena, kalau perlu
dipindahkan ke unit lain.
b. Beri peringatan kepada orang yang berada di sekitar lokasi.
c. Lakukan tindakan sesuai dengan Tugas Penyelamatan
61

d. Putus aliran listrik bila diperlukan padamkan dengan alat kebakaran


yang ada di rumah sakit ( APAR )
e. Tulis berita acara kejadian.
2. Biakan atau specimen yang tumpah
a. Tumpahan dan wadahnya di tutup dengan kain atau tissue yang
dibasahi desinfektan.
b. Kain tersebut dibuang di wadah infeksius.
c. Wadah di desinfektan atau autoclaf.
3. Luka tusukan jarum
a. Keluarkan darah dengan pijatan keras sekitar luka tusuk tadi di bawah
pancuran air selama kurang lebih 1 2 menit.
b. Tutup luka dengan kapas betadin, kemudian di plester atau di balut.
c. Tulis dalam berita acara kejadian dan kirim ke instalasi gawat darurat.
4. Pecahan gelas
a. Gunakan sarung tangan.
b. Kumpulkan dengan forsep atau serokan.
c. Masukkan kedalam kantong plastik berwarna kuning.
d. Buang sarung tangan dalam kantong plastik tersebut.
e. Tutup kantong, masukkan ke wadah jarum atau wadah dinding keras,
kemudian lakukan cuci tangan sesuai prosedur hands hygiene.
5. Tumpahan bahan kimia
a. Upayakan pertolongan pertama pada orang yang terkena.
b. Jauhkan yang tidak berkepentingan dari lokasi tumpahan.
c. Pakailah masker dan sarung angan.
d. Bila tumpahan mudah terbakar, matikan semua api, gas dalam
ruangan tersebut dan matikan listrik yang mungkin mengeluarkan
api.
e. Bahan kimia asam dan korosif, netralkan dengan abu soda atau Na
f.

bikarbonat.
Tumpahan zat alkali : taburkan pasir diatasnya, bersihkan dan angkat
dengan serokan, dan buang dalam kantong plastik bahan beracun.

E. Pemakaian Kaca Mata


1. Pengertian : Suatu alat pelindung untuk melindungi mata dari cipratan
darah/cairan.
2. Tujuan : Untuk melindungi mata dari cipratan darah/cairan.
3. Kebijakan :Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas
dari infeksi silang.
4. Prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan
b. Dipakai dengan tali di bagian belakang
F. Pemakaian Jas Laboratorium
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk menahan cairan atau darah supaya
jangan sampai terkena tubuh
2. Tujuan :
Menahan darah/cairan jangan sampai mengenai tubuh.
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang.
4. prosedur :
a. Dipakai sebelum cuci tangan, jangan sampai terbalik untuk pelindung
baju kerja
b. Digunakan selama melakukan pemeriksaan atau bekerja
62

c. Setelah selesai bekerja, dilepas dan ditaruh di kamar ganti


G. Pemakaian Masker
1. Pengertian :
Suatu alat penutup mulut dan hidung
2. Tujuan :
Untuk menahan tetesan basah yang keluar sewaktu menjalankan
pekerjaan (sewaktu bicara/bersin).
3. Kebijakan :
Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dari infeksi
silang
4. Prosedur :
a. Masker tersedia dalam keadaan bersih
b. Masker dipasang menutupi hidung dan mulut
c. Tali masker ditalikan dibelakang kepala
d. Masker setelah dipakai, ditempatkan di sampah medis
e. Dipakai di kamar operasi
f. Dipakai di ruang penyakit menular
g. Dipakai memeriksa pemeriksaan tuberculosis
h. Dipakai rumah tangga/gudang arsip
i. Dipakai di laboratorium
j. Dipakai di farmasi/meramu obat
H. Pemakaian Sarung Tangan
1. Pengertian :
Suatu alat pelindung diri untuk melindungi tangan dari kontaminasi
bahan berbahaya/infeksius
2. Tujuan :
Untuk meniadakan/ mengurangi terjadinya infeksi silang.
3. Kebijakan :
a. Upaya kesehatan dan keselamatan kerja melindungi petugas dan
pasien dari infeksi silang.
b. Mencegah transmisi kulit petugas ke pasien
c. Mengurangi meniadakan kontaminasi mikroorganisme antar petugas
dan pasien
4. Prosedur :
a. Sarung tangan dipakai saat akan terjadi kontak tangan pemeriksa
dengan darah, selaput lendir atau kulit yang terluka.
b. Akan melakukan tindakan invasive
c. Akan membersihkan sisa-sisa atau memegang permukaan yang
terkontaminasi.
d. Sarung steril dibuka dari bungkusnya dipaki memegang cufnya.
e. Masukkan tangan ke dalam sarung tangan yang sesuai dengan jarinya.
f. Setelah selesai dipakai jangan memegang apapun dulu dan
dikontaminasikan dengan klorhexidine 1,5% dan centrimide 15% di
dalam tempat yang tersedia.
g. Lepas sarung dan tempatkan dalam sampah medis.
I. Pemeliharaan Kesehatan Tenaga Kesehatan
a. Pengertian
:
Pemeliharaan petugas kesehatan yang bekerja pada tempat berisiko
tertularnya penyakit.
b. Tujuan :
Untuk mengetahui kesehatan petugas laboratorium yang bekerja pada
tempat yang berisiko.
c. Kebijakan:
1. Pemeriksaan darah.
2. Ro Photo Thorax
3. Immunisasi
63

d. Prosedur :
1. Pemeriksaan darah setiap 6 bulan sekali.
2. Ro Photo Thorax setiap 1 tahun sekali.
3. Immunisasi sesuai Boster

BAB VIII
PENGENDALIAN MUTU

64

A. PEMANTAPAN MUTU INTERNAL


Pemantapan Mutu Internal adalah kegiatan pencegahan dan pengawasan yang
dilaksanakan oleh
masing-masing laboratorium secara terus menerus setiap hari
untuk mencegah dan mendeteksi suatu kesalahan serta memperbaikinya sehingga
diperoleh hasil pemeriksaan yang tepat dan teliti. Kegiatan tersebut dilaksanakan
sejak tahap preanalitik, tahap analitik sampai dengan tahap pasca analitik.
I.

Tahap pra analitik


1. Persiapan pengambilan sampel.
Pengambilan bahan pemeriksaan hendaknya memenuhi beberapa syarat,
yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Bahan diambil sebelum penderita minum obat anti mikrobia, bila sudah
terlanjur minum obat. Sebaiknya diberikan informasi tentang takaran serta
lama pemberian obat.
Pengambilan bahan dilakukan dengan alat yang steril secara aseptic
Bahan pemeriksaan diambil pada saat dan tempat yang tepat yang
dipilih dengan mempertimbangkan kemungkinan terbesar terkontaminasi
dengan kuman-kuman penyebab penyakit.
Formulir permintaan pemeriksaan laboratorium hendaknya diisi dengan
lengkap
Bahan permintaan seharusnya dikirim ke laboratorium.
Wadah bahan pemeriksaan harus diberi label identitas yang jelas dan
sesuai.

2. Pengambilan sampel
Dalam petunjuk khusus akan dirinci menurut jenis bahan pemeriksaan. Tidak
semua kegiatan pengambilan bahan pemeriksaan dapat diambil
sembarangan. Hal hal yang perlu diperhatikan :
a.
b.
c.
d.
e.

Cara pengambilan
Jumlah bahan yang dibutuhkan
Waktu pengambilan
Tempat pengambilan
Wadah

3. Pemberian identitas
Pemberian identitas ini adalah hal yang sangat penting di laboratorium dalam
menerima sampel yang memuat data antara lain :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Nama, umur, dan alamat pasien.


No. laboratorium
Pengirim
Tanggal spesimen diterima
Diagnosa
Nama petugas penerima spesimen
Tanggal spesiman selesai diperiksa
Nama pemeriksa

4. Pengiriman sampel
a.

Bahan darah, urin dan dahak harus secepatnya dikirim ke


laboratorium.

b.

Untuk pengiriman bahan (serum darah) yang jauh harus


memakai pendingin/es batu
65

5. Penyimpan sampel
a.
b.

Bahan urin bisa ditambahkan pengawet


Serum beku bisa disimpan tiga hari sampai satu
bulan didalam freezer maksimal
c.
Disimpan dalam suhu 2 8 derajat celcius dengan
batas simpan 7 hari
d.
Suhu kamar dengan batas simpan 24 jam, kecuali
untuk pemeriksaan glukosa, creatinin dan bilirubin.
6. Persiapan pemeriksaan sampel
a.

Sampel untuk pemeriksaan kimia darah supaya didiamkan


setengah jam sebelum dicentrifuge.
b.
Setelah dicentrifuge serum harus segera dipisahkan (menjaga
stabilitas)
7. Pengujian kwalitas aquadest dan reagensia yang digunakan :
a.

Pengujian mutu aquadest harus sesuai dengan spesifikasi aquades


yang dimuat dalam buku referensi Farmakope Indonesia dan buku standar
lain.
b.
Pengujian mutu reagen dapat berupa : pemeriksaa label, tanggal
kadaluarsa.
Uji fisik meliputi wujud, warna, kejernihan, larutan, konsistensi dan lainlain

II.

Tahap Analitik

1. Pengolahan sampel :
a. Sampel darah, urin, feses harus segera sampai di laboratorium.
b. darah segera disentrifus
c. Bahan yang lain sesuai dengan permintaan pemeriksaan.
2. Kalibrasi Peralatan :
a. Kalibrasi pipet dengan cara : mengisi larutan dan ditimbang pada
timbangan analitik.
b. Kalibrasi alat kimia klinik dengan blangko dan kalibrator
c. 1000/2000 jam lampu harus sudah diganti sesuai dengan jenis alat.
3. Uji Ketelitian dan Ketepatan
Uji ketelitian dan ketepatan dapat dilakukan dengan menggunakan bahan
control yang telah diketahui nilainya. Pemeriksaan bahan control dilakukan
tiap hari. Uji ini dimaksudkan untuk mengetahui ketepatan dan mengetahui
ketelitian dari sampel.

III.

Tahap Pasca Analitik


Pencatatan, interpretasi dan pelaporan hasil pemeriksaan :

66

Kegiatan pencatatan dan pelaporan harus dilaksanakan dengan cermat dan teliti
karena dapat mempengaruhi hasil pemeriksaan dan dapat mengakibatkan
kesalahan dalam intepretasi hasil.

B.

PEMANTAPAN MUTU EKTERNAL

Pemantapan Mutu Ekternal adalah kegiatan yang diselenggarakan oleh pihak lain
diluar laboratorium secara periodik untuk memantau dan menilai
penampilan laboratorium dalam bidang pemeriksaan yang ditentukan.
Tujuan

: Membandingkan hasil pemeriksaan dari laboratorium lain yang


mempunyai metode pemeriksaan yang sama atau berbeda.

Kebijakan : Prosedur tetap pemantapan mutu external sebagai pedoman bekerja di


laboratorium dan harus dipatuhi oleh semua petugas.
Pemantapan Mutu Eksternal yang telah diikuti
Instalasi laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah Yuliddin Away
Tapaktuan telah mengikuti kegiatan pemantapan mutu eksternal secara rutin
yang diselenggarakan oleh Departement Kesehatan RI dan Perhimpunan
Dokter Spesialis Patologi Klinik Indonesia.
Kegiatan PME tingkat nasional yang telah diselenggarakan oleh
pemerintah dan yang telah diikuti laboratorium Rumah Sakit Umum Daerah
Yuliddin Away Tapaktuan sampai saat ini adalah :
1. Pemantapan mutu eksternal untuk bidang KIMIA KLINIK yang biasa
dikenal PNPKLK-K ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium
Kesehatan ) bekerja sama dengan PDS PATKLIN Surabaya. Penilaian
dilakukan dengan menggunakan perhitungan WIS ( Wariance Index
Score ), dengan nilai 0 400, makin kecil nilai WIS yang diperoleh suatu
laboratorium berarti semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
2. Pemantapan mutu eksternal bidang HEMATOLOGI, yang biasa dikenal
sebagai PNPKLK-H ( Program Nasional Pemantapan Kualitas Laboratorium
Bidang Hematologi ). Penyelenggaranya adalah Pusat Laboratorium
Kesehatan bekerja sama dengan PDS Patklin. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan perhitungan ID ( Index Deviasi ) dengan nilai 0 - > 3,
semakin kecil nilai yang diperoleh oleh suatu laboratorium, berarti
semakin baik penampilan laboratorium tersebut.
3. Pemantapan mutu eksternal bidang IMUNOLOGI ( PME I ) meliputi
pemeriksaaan VDRL, HbsAg, HIV, HCV. Penilaian dilakukan dengan
menggunakan system scoring dengan nilai 0 4. Semakin tinggi nilai
yang didapat oleh suatu laboratorium, berarti semakin baik penampilan
laboratorium tersebut.
Pelaksanaan Pemantapan Mutu Eksternal
67

1. Persiapan
a. Setiap tahun dilaksanakan 2 siklus
b. Calon peserta mengirim surat pendaftaran
c. Calon peserta mengirim kembali dan mendaftar dengan membayar
biaya PME
d. Calon peserta diseleksi, bila OK diberi nomer peserta
e. Peserta dikirim bahan control ( serum control )
2. Pengiriman serum control
a. Serum control dikirim sekaligus kepada peserta
b. Dokumen lengkap :
Formulir hasil
1) Petunjuk pelaksana
2) Daftar alat dan reagen
3) Daftar pemeriksa
c. Dikirim kepada kepala laboratorium atau Direktur Rumah Sakit
Bahan control dapat dibedakan berdasarkan :
a. Sumber bahan control
Bahan kontrol dapat berasal dari manusia, binatang atau merupakan
bahan kimia
murni. Apabila bahan yang diperiksa adalah dari
manusia maka lebih baik menggunakan bahan control dari manusia.
b. Bentuk bahan kontrol
Menurut bentuknya bahan control ada bermacam macam, yaitu :
bentuk air, padat bubuk ( liofilisat ) dan bentuk strip. Pada umumnya
bentuk padat lebih stabil dan lebih tahan lama daripada bentuk cair.
Bentuk strip merupakan bentuk pada bubuk yang dikemas pada strip,
sehingga memudahkan transportasi. Penggunaan bentuk padat bubuk
atau strip harus dilarutkan terlebih dahulu dengan aquabidest. Pada
umumnya pemeriksaan dibidang kimia klinik dan imunoserologi
menggunakan bentuk padat bubuk ( liofilisat ) atau bentuk cair
(pooled sera). Dibidang hematologi digunakan bentuk cair, padat
bubuk atau strip.
3. Pemeriksaan serum kontrol
a. Serum control diperiksa sesuai dengan tanggal yang ditetapkan
b. Sifat pemeriksaan :
1) Hasil laboratorium sendiri
2) Menggunakan alat dan reagen rutin
3) Dikerjakan oleh tenaga yang biasa memeriksa
c. Hasil dikirim secepatnya setelah ditanda tangani penanggung jawab
atau kepala laboratorium.
4. Hasil pemantapan mutu ekternal
a. Hasil yang diterima di Instalasi Laboratorium dicatat tanggal terima
untuk masing masing siklus
b. Oleh petugas dimasukan di dalam arsip hasil pemantapan mutu
eksternal Laboratorium.
Sifat pengolahan data berdasarkan :
1) Metode pemeriksaan
2) Alat yang digunakan
3) Jumlah data yang ada
5. Evaluasi komputer
a. Data dibandingkan terhadap nilai target
b. Nilai target adalah kumulatif peserta dengan metode dan alat yang
c.

sama dan jumlah peserta > 20


68

c. Dinilai dengan system Variance Index Score ( VIS )


d. Setiap peserta akan mendapat nilai :
1) VIS setiap pemeriksaan
2) Overal VIS
3) Mean Running VIS
6. Evaluasi pemantapan mutu eksternal
a. Variance Index Score ( VIS )
Nilai VIS yang dibatasi maksimum 400
b. Overal VIS
Nilai rata rata VIS untuk seluruh parameter
c. Mean Running VIS
Nilai rata rata 6 VIS terakhir untuk parameter tertentu
7. Kriteria penilaian VIS, OVIS, MR VIS
0 50
: Sangat baik
51 100 : Baik
101 200
: Cukup
201 300
: Kurang
301 400
: Buruk

BAB IX
PENUTUP

Pedoman pelayanan Instalasi Laboratorium disusun sebagai acuan dalam


melaksanakan dan mengembangkan kegiatan pelayanan laboratorium RSUD
Yuliddin Away Tapaktuan.

69

Laboratorium merupakan pelayanan kesehatan di rumah sakit sebagai


salah satu bagian penunjang medik diharapkan dapat memberikan informasi
yang teliti dan akurat tentang aspek labolatoris terhadap spesimen atau sampel
yang dilakukan pengujian, sehingga mutu hasil pengujian laboratorium terus
dapat ditingkatkan seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
serta perkembangan penyakit.
Pedoman ini disusun dengan format yang telah disepakati oleh tim
akreditasi yang akan diperbaharui apabila diperlukan sesuai dengan
perkembangan serta undang-undang yang berlaku

Tapaktuan,
2016

Inst. Laboratorium RSUD


Yuliddin Away Tapaktuan

70

Das könnte Ihnen auch gefallen