Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
2.
3.
4.
Larva merupakan bentuk hewan muda yang berkembang melalui metamorfosis. Fase larva sering terjadi
pada metamorfosis serangga dan amfibia, bentuk larva akan berbeda ketika sudah berubah bentuk menjadi
dewasa. Misalnya seperti yang terjadi pada ulat yang berubah menjadi kupu-kupu. Larva memiliki organ
khusus yang tidak dimiliki saat bentuk dewasa dan juga larva tidak akan memiliki organ tubuh tertentu
ketika sudah menjadi dewasa.
Nimfa merupakan hewan muda mirip dengan hewan yang sudah tumbuh dewasa, akan tetapi ukurannya
lebih kecil dan terdapat beberapa bagian organ tubuh yang belum tumbuh. Biasanya nimfa pada
metamorfosis akan mengalami peristiwa yang disebut dengan Molting atau pergantian kulit dan setiap
setalah mengalami Molting hewan tersebut akan kelihatan mirip dengan hewan yang sudah dewasa.
Pupa merupakan tahapan dimana jaringan larva mengalami pembelahan dan deferensiasi sel-sel yang
sebelumnya tidak aktif pada tahap larva dan nantinya akan menjadi organ tubuh. Pupa bisa disebut juga
tahap kepong-pong pada metamorfosis dan setelah melewati tahap pupa hewan akan menjadi imago atau
hewan dewasa. Tahap pupa hanya bisa didapat pada hewan atau serangga yang mengalami metamorfosisi
sempurna mislnya seperti pada kupu-kupu.
B. Jenis-jenis metamorfosis
Jenis-jenis metamorfosis umunya terbagi menjadi 2 (dua), yang diantaranya sebagai berikut:
1. Metamorfosis sempurna (Holometabola)
Metamorfosis sempurna adalah metamorfosis yang dimana dalam perkembangan hewan melewati tahapan
mulai dari fase telur, larva, pupa dan menjadi imago atau hewan dewasa. Beberapa contoh hewan atau
serangga yang mengalami metamorfosis sempurna yaitu kupu-kupu dan nyamuk.
2. Metamorfosis tidak sempurna (Hemimetobola)
Yang dimaksud dengan metamorfosis tidak sempurna adalah metamorfosis yang pada tahapannya melalui
bertelur, setelah menetas akan menjadi nimfa dan tumbuh menjadi dewasa. Jadi metamorfosis tidak
sempurna merupakan proses pertumbuhan pada hewan yang tidak mengalami perubahan bentuk, hewan
yang baru menetas dari telur bentuknya sama dengan hewan yang sudah dewasa. Perubahannya hanya
terjadi pada bagian tubuh tertentu yang belum mengalami pertumbuhan. Beberapa contoh hewan atau
serangga yang mengalami metamorfosis tidak sempurna yaitu belalang, jangkrik dan kecoa.
Fertilisasi
Menurut asal serbuk sari, penyerbukan dibedakan menjadi 4 :
a. Autogami (penyerbukan sendiri)
Serbuk sarinya berasal dari satu bunga yang sama. Bila terjadi pada saat bunga belum mekar
kleistogami
b. Geitonogami (penyerbukan tetangga)
Bila serbuk sari berasal dari bunga lain yang berada dalam satu pohon (satu individu).
c. Alogami (penyerbukan silang)
Bila serbuk sari berasal dari bunga pohon lain yang masih satu spesies.
POLIEMBRIONI
disebut
Poliembrioni : dalam satu biji terdapat lebih dari satu endosperm (2-3 endosperm). Masing-masing endosperm tidak
mempunyai endocarp (kulit tanduk) sendiri-sendiri.
Gamet betina dibentuk di dalam bakal biji (ovule) atau kantung lembaga. Pada bagian ini terdapat sel induk
megaspora (sel induk kantug lembaga) yang diploid. Sel ini akan membelah secara meiosis dan dari satu sel induk
kantung lembaga membentuk 4 sel yang haploid. Tiga sel akan mereduksi dan lenyap tinggal satu yang berkembang.
Selanjutnya, sel ini membelah secara mitosis 3 kali dan terbentuklah 8 sel. Dari sel yang berjumlah 8 ini, 3 sel akan
bergerak menuju arah yang berlawanan dengan mikropil, 2 sel lainnya menjadi kandung tembaga sekunder, dan 3
sel terakhir menuju ke dekat mikropil. Dari 3 sel (yang menuju dekat mikropil) yang terakhir ini dua menjadi
sinergid dan satu sel lagi menjadi sel telur. Dalam keadaan seperti ini kandung lembaga sudah masak dan siap untuk
dibuahi. Putik yang sudah masak biasanya mengeluarkan cairan lengket pada ujungnya yang berfungsi sebagai
tempat melekatnya serbuk sari.
APOMIXIS
Di dalam ilmu tumbuh-tumbuhan, apomixis ( juga disebut apogamy) adalah reproduksi tidak berkelamin, tanpa
Fetilisasi. Di dalam tumbuhan gametophytes ( khususnya pakis), apomixis mengacu pada pembentukan sporophytes
oleh pembiakan tanpa perkawinan gametophyte sel. Apomixis juga terjadi pada tumbuhan berbunga di mana itu juga
disebut agamospermy. Apomixis di tumbuhan yang berbunga sebagian besar terjadi dua fase: agamogenesis ( juga
disebut gametophytic apomixis), embrio dari suatu telor tidak dibuahi atau diproduksi tanpa meiosis. Adventitious
embryony, suatu nucellar embrio dibentuk dari nucellus. Benih Apomictically diproduksi genetically serupa dengan
induknya. Sebagian tumbuhan apomictic genetically serupa dari satu generasi ke generasi yang berikutnya, masingmasing mempunyai karakter jenis. Mereka kemudian sering disebut microspecies. Dalam beberapa jenis ada yang
mungkin di jadikan untuk mengidentifikasi, yang mungkin adalah kelompokkan bersama-sama dengan jenis nya.
Contoh apomixis dapat ditemukan pada jenis Crataegus ( hawthorns), Amelanchier ( shadbush), Sorbus ( pohon
rowan dan whitebeams), Rubus ( sejenis semak berduri atau blackberries), Hieracium ( hawkweeds) dan Taraxacum
( Rumput dandelion). Walaupun keuntungan reproduksi seksual yang evolusiner hilang, apomixis berjalan terus dan
merupakan ciri fortuitous untuk evolusiner individu.
Suatu contoh unik pada apomixis baru-baru ini yang ditemukan pada Pohon cemara, Cupressus dupreziana, di mana
benih diperoleh seluruhnya dari tepung sari dengan tidak ada kontribusi hal keturunan dari betina " sel induk "
( Pichot, Et Al., 2000, 2001)
Apomixis adalah merupakan suatu bentuk reproduksi pada tumbuhan di mana Di tumbuhan tingkat tinggi,
embryogenesis dan spora benih pengembangan dari semua jenis seksual adalah hasil suatu fertilisasi ganda. Satu sel
mani akan membuahi sel telor dan akan berkembang menjadi embrio, sedang suatu sel mani, dalam proses
pembuahan tadi setelah sel telr dibuahai maka akan membentuk triploid endosperm. Yang berbeda genomes. keduaduanya telor dan mani dikombinasikan mendorong ke arah keturunan menanam dengan geno baru- dan phenotypes.