Sie sind auf Seite 1von 21

BAB I

PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang
Menurut peraturan Menteri Kesehatan RI No.445/MenKes/PerMenkes/1998 yaitu Kosmetik

adalah sediaan atau paduan bahan yang siap untuk digunakan pada bagian luar badan (epidermis,
rambut, kuku, bibir, dan organ kelamin bagian luar), gigi, dan rongga mulut untuk membersihkan ,
menambah daya tarik, mengubah penampakan, melindungi supaya tetap dalam keadaan baik,
memperbaiki bau badan tetapi tidak dimaksudkan untuk mengobati atau menyembuhkan suatu
penyakit.
Penuaan adalah proses biologis yang kompleks karena faktor intrinsik (dari dalam tubuh
seperti genetik) dan faktor ekstrinsik (dari lingkungan). Faktor ekstrinsik yang paling berperan
dalam penuaan adalah radikal bebas. Radikal bebas dapat memberikan dampak besar terhadap
terjadinya proses penuaan karena dapat menyebabkan stres oksidatif.[1]
Umumnya dimasyarakat peremajaan kulit dilakukan untuk meningkatkan penampilan dan
bukan untuk kesehatan, sehingga kulit yang diremajakan hanyalah kulit yang terlihat oleh orang lain
(exposed skin), misalnya daerah muka, leher, dada bagian atas, lengan atas, lengan bawah, tangan
dan tungkai bawah. Orang dewasa jarang sekali meremajakan kulit bagian dalam, kecuali memakai
kosmetik perawatan. Namun harus tetap diingat bahwa usaha meremajakan kulit bukanlah usaha
untuk memperpanjang umur, karena bagaimanapun umur manusia tetap terbatas sebagaimana
kodrat yang telah ditentukan oleh-Nya. (Wasitaatmadja, 2003).
Anti ageing adalah suatu produk yang digunakan untuk mencegah proses degenerative.
Salah satu produk anti aging terdapat dalam bentuk cream. Dalam hal ini, proses penuaan yang
gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-noda gelap. Kerutan atau pun
keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya jumlah kolagen dermis.
Krim malam merupakan krim yang digunakan dimalam hari dengan bahan-bahan pembuat
krim malam yang aman. Pemakaian krim malam ini mungkin diragukan oleh sebagian besar
masyarakat. Bagi sebagian kalangan,mengoleskan krim malam sebelum tidur merupakan suatu
keharusan. Akan tetapi bagi kalangan lain,hal tersebut bahkan tidak pernah dilakukan. Padahal jika
dilakukan secara rutin, manfaat krim malam bagi kecantikan khususnya wajah cukup banyak.
1.2

Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ditemui dalam penulisan makalah ini, sebagai berikut :
1. Bagaimana teori- teori tentang penuaan (ageing) dan anti ageing dan mekanisme terjadinya?
Page
1

2. Bagaimana anatomi kulit sehat dan proses kulit mengalami penuaan ?


3. Bagaimana cara kerja cream malam anti aging dalam menghambat proses penuaan?
4. Apa saja komponen yang termasuk dalam formula sediaan cream cnti ageing ?
5. Bagaimana metode pembuatan sediaan cream anti ageing yang sesuai standar CPKB dan
cara evaluasinya?
6. Apa manfaat dari pemakaian cream malam anti ageing?
1.3

Tujuan Penulisan
Tujuan utama penggunaan kosmetik pada masyarakat modern adalah untuk kebersihan

pribadi, meningkatkan daya tarik melalui make-up, meningkatkan rasa percaya diri dan perasaan
tenang, melindungi kulit dan rambut dari kerusakan sinar UV, polusi dan faktor lingkungan yang
lain, mencegah penuaan, dan secara umum membantu seseorang lebih menikmati dan menghargai
hidup. (New Cosmetic Science, TMitsui) [2]
Tujuan penulisan makalah ini antara lain :
Tujuan Umum
Mendapatkan deskripsi tentang formulasi sediaan kosmetik cream Anti aging dan teknologi
yang digunakan dalam pembuatan Anti aging tersebut.
Tujuan Khusus
1. Menjelaskan bagaimana memformulasikan sediaan kosmetik cream malam anti ageing
dalam menghambat proses penuaan.
2. Memberikan informasi tentang manfaat pemakaian obat cream malam anti aging dalam
menghambat proses penuaan.
3. Menjelaskan teknik metode pembuatan dan evaluasi sediaan cream malam anti aging dan
kemasannya.
BAB I
TINJAUAN PUSTAKA
2.1

TEORI
Ada 3 teori yang mendasari terjadinya penuaan (ageing), yaitu:
Page
2

A. Teori sel

Teori Wear and Tear


Dr. August Weismann, tahun 1882 menyatakan teori ini berdasarkan pada beban penggunaan

(pekerjaan) sel jaringan tubuh yang berlangsung lama, disertai pengaruh diet yang berlebihan,
beban fisik dan stres. Mengakibatkan sel jaringan rapuh (robek), dan mati.

Adanya faktor genetik yang membatasi usia sel (Hayflick limit)

Teori clock dan counter


Setiap sel diatur oleh suatu DNA yang disebut telomere (clock) yang terdapat pada bagian

akhir setiap chromosom di dalam inti sel. Sesudah terjadi pembelahan sel, telomere akan
mengecil dan memendek. Apabila telomere terlalu pendek akan menyebabkan sel menua dan
mati. Pada penelitian diketemukan suatu enzim disebut telomerase (counter) yang dapat
memperpanjang usia telomere.
Sebagian besar sel tubuh mengandung telomerase, tetapi dalam keadaan off (tidak aktif)
sehingga sel dapat tua dan mati, sedangkan dalam beberapa sel tubuh lain dalam posisi on
misalnya hemopoietic cells asal sel darah yang tidak bisa mati (immortal). Contoh lain sel
kanker yang tidak dapat tua (mati), karena ia memproduksi telomerase (on) sehingga telomere
tetap aktif. Dimasa datang terapi telomere dapat mengontrol waktu hidup setiap sel,
menghambat telomerase pada sel kanker untuk menghentikan pertumbuhannya dan
memperpanjang usia telomere pada aging sel sehingga sel tersebut menjadi remaja kembali.

Dr. Wongs Hypothesis


Grace Wong, Ph.D., adalah ilmuwan di departemen oncology moleculair Genentech

menyatakan aging disebabkan terjadinya degradasi protein didalam sel akibat oksigen radikal
bebas yang mengaktifasi enzim proteases (destructive enzym), banyaknya protein yang rusak
mengakibatkan aging sel dapat mengalami apoptosis (mati). Antioxidant, seperti vitamin C dan
E dapat mengikat radikal bebas dan mencegah aktifitas proteases. Pada penelitiannya ditemukan
pula bahwa hormon pertumbuhan (HP) ternyata dapat mengaktifasi terbentuknya protease
inhibitor yang menghambat langsung kerja proteases.
Pada laboratorium percobaannya, HP mampu melindungi binatang dari efek radikal bebas
yang mematikan saat dilakukan radiasi dan hyperoxia. Ini berarti bahwa biarpun banyak radikal
Page
3

bebas didalam sel akan tidak mampu mengaktifasi proteses sehingga proses kematian sel tidak
terjadi. Pada penelitian akhir-akhir ini, menunjukan HP tidak hanya mempengaruhi sel saja,
tetapi bekerja juga pada DNA (blueprint of the cell).

Accumulated Glycosolation Endproduct (AGE)


Tanda lain dari aging sel adalah protein mengalami proses cross-linking (perlekatan). Suatu

bentuk yang terjadi saat molecul gula mengikat protein dan DNA yang dikenal sebagai
glycosolation yang membentuk AGE. Ini yang menyebabkan terjadinya katarak pada mata,
penyumbatan pada pembuluh darah, hambatan filtrasi pada ginjal.
B. Teori Neuroendokrin
Dr. Dilmans Hypothesis
Vladimair

Dilman

mengatakan

hypothalamic-pituitary

axis

dibentuk

sebagai

neuroendocrine clock aging. Seperti telomere clock yang mengontrol berapa kali suatu sel
membelah diri, neuroendocrine mengatur waktu usia rata-rata sistim organ tubuh kita. Pada saat kita
muda feedback system antara hypothalamus, pituitary gland dan kelenjar endokrin lain bekerja
sangat baik seperti thermostat ruangan. Mekanisme ini disebut homeostasis. Tetapi saat kita tua
thermostat menjadi terganggu atau rusak, sehingga mengganggu homeostasis yang menyebabkan
timbulnya proses aging pada sel dan sistim organ tubuh kita. Dr. Dilman yakin dengan
mengembalikan homeostasis seperti pada saat kita remaja merupakan kunci untuk mengatur aging.
Dialah yang mengilhami para anti-aging physicians bahwa aging dapat diobati.
C. Teori Imunitas
Dr. Keith Kelley, peneliti imunologis University of Illinois mengatakan Adanya hubungan
terjadinya proses penuaan dengan penyusutan kelenjar thymus. Kelenjar thymus adalah organ
utama pertama dari sistem imunitas yang terletak pada tulang dada atas bagian belakang, dimana
berfungsi sebagai tempat pematangan T-cell lymphocytes yang peranannya sangat penting untuk
melawan penyakit. Pada usia rata-rata 12 tahun kelenjar thymus mulai menyusut, sampai usia 40
tahun terlihat tipis kecil dan sukar diketemukan pada usia diatas 60 tahun. Akibatnya T-cell
lymphocyte berkurang seiring kita tua yang membuat terjadinya Auto Immune Deficiency Syndrome
(AIDS) dimana disertai dengan meningkatnya penyakit-penyakit seperti kanker, penyakit infeksi,
penyakit autoimmune, dll.
Page
4

Pada penelitiannya dengan memberikan suntikan GH3 sel ( sel yang dibiakan
dilaboratorium yang dapat mengeluarkan GH ) pada tikus tua dimana kelenjar tymusnya sudah
menyusut. Kelenjar tymus membesar dan tikus tua tersebut menjadi tikus muda kembali. Ini
membuktikan adanya hubungan antara penuaan dengan menyusutnya kelenjar tymus dan
menurunnya hormon pertumbuhan. Hasil penelitiannya di publikasikan pada papernya, GH3
Pituitary Adenoma Implants Can Reverse Thymic Aging.

2.2

ANATOMI KULIT WAJAH


Kulit merupakan suatu kelenjar holokrin yang cukup besar dan seperti jaringan tubuh

lainnya, kulit juga bernafas (respirasi), menyerap oksigen dan mengeluarkan karbondioksida. Kulit
menyerap oksigen yang diambil lebih banyak dari aliran darah, begitu pula dalam pengeluaran
karbondioksida yang lebih banyak dikeluarkan melalui aliran darah.. Bagi wanita, kulit merupakan
bagian tubuh yang perlu mendapat perhatian khusus untuk memperindah kecantikan.
Kulit memiliki fungsi melindungi bagian tubuh dari berbagai macam gangguan dan
rangsangan luar. Fungsi perlindungan ini terjadi melalui sejumlah mekanisme biologis, seperti
pembentukan lapisan tanduk secara terus menerus (keratinisasi dan pelepasan sel-sel kulit ari yang
sudah mati), respirasi dan pengaturan suhu tubuh, produksi sebum dan keringat serta pembentukan
pigmen melanin untuk melindungi kulit dari bahaya sinar ultra violet matahari.
Struktur kulit terdiri dari tiga lapisan yaitu : kulit ari (epidermis), sebagai lapisan yang
paling luar, kulit jangat (dermis, korium atau kutis) dan jaringan penyambung di bawah kulit (tela
subkutanea, hipodermis atau subkutis)

Page
5

Epidermis
Epidermis merupakan bagian kulit paling luar yang paling menarik untuk diperhatikan

dalam perawatan kulit, karena kosmetik dipakai pada bagian epidermis. Ketebalan epidermis
berbeda-beda pada berbagai bagian tubuh, yang paling tebal berukuran 1 milimeter misalnya pada
telapak tangan dan telapak kaki, dan yang paling tipis berukuran 0,1 milimeter terdapat pada
kelopak mata, pipi, dahi dan perut. Sel - sel epidermis disebut keratinosit. Epidermis melekat erat
pada dermis karena secara fungsional epidermis memperoleh zat - zat makanan dan cairan antar sel
dari plasma yang merembes melalui dinding - dinding kapiler dermis ke dalam epidermis.
Lapisan epidermis itu sendiri terbagi dalam 4 lapisan (dimulai dari lapisan terbawah kelapisan
atas) :
a. Lapisan germinatum / lapisan basal
Lapisan terbawah dari lapisan epidermis yang bergerak secara terus menerus menuju keatas
memisahkan antara lapisan epidermis dengan lapisan dermis, disusun oleh sel basal aktif
yang terus menerus membelah diri, yang sangat penting dalam proses pembelahan sel,
sehingga bagian inilah yang terus menerus membuat sel-sel kulit baru untuk mengantikan
Page
6

bagian sel-sel yang tua dan rusak, oleh karena itu disebut juga sel induk. Terdapat melanocyt
yaitu sel yang memproduksi melanin untuk memberi warna pada kulit, dan yang paling
penting fungsi melanocyt untuk melindungi DNA di inti sel kulit agar tidak bermutasi
karena radiasi sinar matahari.

b. Lapisan Stratum soinosum/prickle-cell layer


Lapisan di atas sel basal tersusun dari sel keratinocyt bertugas mengisi sel-sel dengan
protein keratin yang bersifat bahan keras sehingga dapat melindungi lapisan sel basal yang
aktif membelah agar terhindar dari subtansi yang dapat merusak dan dari infeksi
mikroorganisme serta mengurangi kehilangan kelembaban sel kulit. Keratinocyt yang ada
dilapisan ini juga memproduksi lemak perekat dilapisan tanduk. Lapisan keratin ini tidak
semua dapat di tembus oleh kandungan produk kosmetik atau perawatan wajah, hanya yang
dapat bersenyawa dengan protein keratin saja yang dapat melewati lapisan ini, itulah
mengapa banyak produk perawatan wajah maupun kosmetik hanya mampu bekerja di
permukaan kulit.

c. Stratum Granulosum
Sel dilapisan ini sudah merupakan sel mati dan tidak dapat membelah diri tersusun dari selsel keratin atau sel yang sudah berisi bahan protein dan mengeras, dan banyak terdapat
filaggrin merupakan bahan penghubung sel keratin dengan bagian luar sel untuk tetap
memberikan nutrisi bagi sel keratin melalui cairan antar sel karena bagian sel ini semakin
jauh dari aliran darah. Karena letak lapisan ini makin jauh dari aliran darah maka sedikit saja
pembuluh darah yang ada di lapisan dermis mengalami gangguan aliran darah, maka akan
sangat mempengaruhi lapisan ini, sehingga sel kulit di lapisan ini akan menjadi semakin
pipih dan mati sebelum waktunya, itulah yang menyebabkan kondisi kulit kita terlihat
kusam dan tidak sehat.
d. Stratum Lucidum
Adalah lapisan tebal sel berbentuk gepeng yang tidak berwarna dan bening, banyak terdapat
zat eleidin (lapisan mengeras) yang ditemukan hanya pada lapisan telapak kaki dan tangan
Page
7

sehingga terlihat pada bagian tersebut lebih tebal, tentusaja ketebalan ini berfungsi sebagai
pelindung.
e. Stratum corneum /lapisan Horny/ lapisan tanduk/lapisan bersisik
Merupakan lapisan paling atas tersusun dari 15 -20 lapisan sel, diantara sel-selnya terdapat
lemak yang berfungsi sebagai perekat antara sel-sel, ibarat seperti susunan batu bata dengan
semen. Selain itu lemak antar sel juga untuk menstabilkan lapisan tanduk, menjaga
kesediaan air untuk kelembaban dengan kemampuan tinggi menyerap air, mencegah kulit
dari kekeringan dan dehidrasi saat penguapan akibat panasnya matahari, menjaga elastisitas
dan kekenyalan kulit, dan sebagai lapisan yang menyaring serta mencegah sel-sel kontak
dengan mikroorganisme, toksin, bahan-bahan kimia atau zat alergen yang dapat merusak.

Dermis
Kulit jangat atau dermis menjadi tempat ujung saraf perasa, tempat keberadaan kandung

rambut, kelenjar keringat, kelenjar palit atau kelenjar minyak, pembuluh - pembuluh darah dan
getah bening, dan otot penegak rambut (muskulus arektor pili). Sel - sel umbi rambut yang berada
di dasar kandung rambut, terus - menerus membelah dalam membentuk batang rambut. Kelenjar
palit yang menempel di saluran kandung rambut, menghasilkan minyak yang mencapai permukaan
kulit melalui muara kandung rambut. Kulit jangat sering disebut kulit sebenarnya dan 95% kulit
jangat membentuk ketebalan kulit. Ketebalan rata - rata kulit jangat diperkirakan antara 1 - 2 mm
dan yang paling tipis terdapat di kelopak mata serta yang paling tebal terdapat di telapak tangan dan
telapak kaki. Susunan dasar kulit jangat dibentuk oleh serat - serat, matriks interfibrilar yang
menyerupai selai dan sel-sel. Di dalam lapisan kulit jangat terdapat dua macam kelenjar yaitu
kelenjar keringat dan kelenjar palit. Lapisan dermis terdiri dari :
a. Lapisan papilari, merupakan lapisan tipis dan terdiri dari jaringan penghubung yang longgar
menghubungkan lapisan epidermis kelapisan subcutis, banyak terdapat sel mast dan sel
makrofag yang diperlukan untuk menghancurkan mikroorganisme yang menembus lapisan
dermis, tentu saja berfungsi sebagai pelindung. Di lapisan ini juga terdapat sejumlah kecil
elastin dan kolagen. Lapisan ini berbentuk gelombang yang terjulur kelapisan epidermis
untuk memudahkan kiriman nutrisi kelapisan epidermis yang tidak mempunyai pembuluh
darah.

Page
8

b. Lapisan Retikular, merupakan lapisan tebal dan terdiri dari jaringan penghubung padat
dengan susunan yang tidak merata, disebut lapisan retikular karena banyak terdapat serat
elastin dan kolagen yang sangat tebal dan saling berangkai satu sama lain menyerupai
jaring-jaring. Dengan adanya serat elastin dan kolagen akan membuat kulit menjadi kuat,
utuh kenyal dan meregang dengan baik. Komponen dari lapisan ini berisi banyak struktur
khusus yang melaksanakan fungsi kulit. Terdiri dari : Kelenjar sebaceous, Eccrine sweat
glands atau kelenjar keringat, Pembuluh darah, Serat elastin dan kolagen, Folikel Rambut,
Syaraf nyeri dan reseptor sentuh,

Hipodermis
Lapisan ini terutama mengandung jaringan lemak, pembuluh darah dan limfe, saraf-saraf

yang berjalan sejajar dengan permukaan kulit. Cabang-cabang dari pembuluh-pembuluh dan sarafsaraf menuju lapisan kulit jangat. Jaringan ikat bawah kulit berfungsi sebagai bantalan atau
penyangga benturan bagi organ-organ tubuh bagian dalam, membentuk kontur tubuh dan sebagai
cadangan makanan. Ketebalan dan kedalaman jaringan lemak bervariasi sepanjang kontur tubuh,
paling tebal di daerah pantat dan paling tipis terdapat di kelopak mata. Jika usia menjadi tua, kinerja
liposit dalam jaringan ikat bawah kulit juga menurun. Bagian tubuh yang sebelumnya berisi banyak
lemak, lemaknya berkurang sehingga kulit akan mengendur serta makin kehilangan kontur.
2.3

Ph KULIT WAJAH
pH kulit wajah yang normal terbentuk dari asam lemak dan asam amino dari kulit dan

sekresi minyak di kulit. Hasil sekresi ini dikenal dengan sebutan Acid Mantle atau perisai asam.
Perisai asam berfungsi sebagai pelindung kulit wajah dari serangan bakteri, infeksi, toksin dan
angin ke dalam kulit.
Acid mantle adalah lapisan tipis yang berada di bagian epidermis kulit yang berfungsi
melindungi kulit dari faktor eksternal seperti angin, bakteri, virus, toksin. Acid Mantle adalah
lapisan pelindung paling luar dari kulit maka harus dijaga keeksistensinya karena apabila kulit
menjadi lebih alkali (basa) serangan bakteri jahat seperti staphylococcus akan terbuka. Perlu dicatat
bahwa mikroba kulit baik seperti: micrococci cenderung menyukai pH asam sedangkan mikroba
jahat seperti : staphylococcus suka kondisi netral. Bakteri normal yang berhubungan dengan
jerawat lebih suka micro-environment pH mendekati netral.
Page
9

Sabun mandi dengan pH netral maksudnya Anda harus memilih sabun yang mendekati pH
kulit. pH kulit manusia pada umumnya sekitar 5,5-6,5. Sedangkan pH Kulit wajah memiliki pH 4,05,5 sedikit lebih rendah daripada pH kulit tubuh, karena tingkat keasamannya sesuai untuk
menghambat pertumbuhan bakteri. Sebaiknya sabun mandi tidak digunakan juga untuk sabun
muka.[7]
2.4

MEKANISME TERJADINYA AGING ATAU PENUAAN

Gejala Penuaan
Kerut/keriput merupakan gejala utama penuaan pada kulit. Namun umur bukanlah penyebab
utama. Hanya garis tawa (laugh lines) yang merupakan dampak alami dari penuaan. Garis-garis di
sekitar sudut mata seperti juga kerut antara hidung dan bibir bagian atas disebabkan serat elastis
dalam kulit berkurang sehingga menyebabkan kulit mengendur dan melipat menjadi kerut/keriput.
Sebagian besar garis-garis wajah dan kerut/keriput disebabkan oleh pemaparan berlebihan terhadap
sinar UV, baik UVA yang bertanggung jawab atas noda gelap, kerut/keriput, dan melanoma maupun
UVB yang bertanggung jawab atas kulit terbakar dan karsinoma.
Terjadinya kerut / keriput
Berkurangnya ketebalan dermis sebanyak 20% pada orang tua berkaitan dengan hilangnya
serat elastin dan kolagen. Kolagen dan elastin adalah komponen utama lapisan dermis. Hilangnya
serat-serat ini berdampak buruk terhadap kelembaban dan ketegangan kulit sehingga menimbulkan
kerut/keriput. Kolagen merupakan komponen utama di epidermis, dengan 75% berat kering dan 1830% volume lapisan epidermis. Kolagen kaya akan asam amino hidroksiprolin, hidroksilisin, dan
glisin. Fibroblast dermis memproduksi prekursor yang dikenal sebagai pro kolagen. Pro kolagen ini
mengandung terdiri dari 300-400 asam amino tambahan pada setiap cabangnya, tambahan ini
dipindahkan setelah sekresi menghasilkan molekul kolagen.
2.5

FAKTOR PENUAAN KULIT


Ada sejumlah perubahan yang terjadi sebagai bagian dari proses penuaan (ageing process).

Seiring waktu, kulit dan raut wajah mulai berubah. Hal ini pun mengakibatkan perubahan pada
bentuk wajah. Namun ketika kulit tampak lebih tua sebelum waktunya, kita dapat mengambil
langkah pencegahan dengan perawatan anti penuaan (anti ageing).
Ada berbagai factor yang berperan pada proses penuan kulit yang umumnya berhubungan
satu sama lain:
Page
10

1. Umur
Faktor fisiologik yang menyebabkan kulit menjadi tua. Umur bertambah setiap hari dan secara
perlahan tetapi pasti proses menua terjadi. Tidak jelas kapan proses menua dimulai setelah
mengalami proses pertumbuhan maksimal, antara umur 30 sampai 40 tahun. Usia yang menginjak
40 tahun akan memberi gambaran penuaan berupa perubahan-perubahan tertentu pada kulit.
Fibroblas, yang memproduksi serat kolagen dan elastin, akan mengalami penurunan jumlah
dalam proses penuaan. Serat kolagen menjadi berkurang, mengeras, dan terurai ke dalam bentuk
yang tidak beraturan. Sedangkan serat elastin menjadi kehilangan elastisitasnya, menebal dan robek.
Sehingga kulit pada penuaan akan menghasilkan gambaran celahyang disebut sebagai kerut. Sel-sel
Langerhans akan berkurang jumlahnya dan makrofag menjadi kurang aktif sehingga menurunkan
aktifitas imun pada kulit.
2. Genetik (Keturunan)
Genetika merupakan faktor utama penuaan. Adakeluarga yang lebih cepat tua, ada yang
lebih lambat. Namun faktor-faktor lain juga dapat memiliki dampak meliputi tingkat stres yang
sering dihadapi. Gaya hidup bahagia dan sehat adalah salah satu caraterbaik untuk menjaga
penampilan muda.
3. Rasial
Berbagai ras manusia mempunyai perbedaan struktur dan faal tubuh dalam perannya
terhadap lingkungan hidup sehingga mempunyai kemampuan yang berbeda dalam mempertahankan
diri terhadap pengaruh lingkungan yang merusak kehidupan. Misalnya dalam jumlah dan fungsi
pigmen

melanin.

Terjadi

proses

penuaan

yang

berbeda

antara

orang

yang berkulit pucat dan orang berkulit gelap, orang yang berkulit pucat cenderung lebih cepat
menua karena langsung terkena sinar matahari.
4. Hormonal
Hormon tertentu dalam tubuh manusia mempunyai peran penting dalam proses
pembentukan sel baru dan proses metabolic untuk mempertahankan kehidupan sel secara baik. Pada
wanita hormone estrogen yang dibuat dalam folikel kandung telur memacu pertumbuhan sel epitel
sehingga apabila terjadi penurunan kadar estrogen seorang wanita (menopause) pertumbuhan sel
baru akan terhambat.

Page
11

Tubuh seseorang akan mengubah hormon DHEA (dehydro-epi-androsterone) menjadi


estrogen dan testosteron. Hormon ini bisa membantu memperlambat proses penuaan. Sedangkan
menurunnya hormon testosteron (hormon sekspada laki-laki) akan mempengaruhi penurunan energi
dan gairah seks dalam tubuh, kelemahan otot, osteoporosis dan proses penuaan.
Hormon melatonin diproduksi dalam otak dan membantu mengatur waktu tidur. Beberapa
ahli menyatakan hal tersebut bisa mempengaruhi penundaan atau justru mempercepat proses
penuaan. Selain itu hormone ini juga bisa melawan kanker dan meningkatkan seksualitas. Dan yang
terakhir adalah human growth hormone (HGH) yaitu hormon yang mempengaruhi proses
pertumbuhan, karena itu menurunnya hormon ini akan mempercepat proses penuaan.
5. Penyakit Sistemik
Berbagai penyakit sistemik menyebabkan proses menua berlangsung lebih cepat, misalnya
kencing manis, arteriosklerosis, defesiensi gizi, dan penyakit auto imun, yang menyebabkan
terganggunya system biologi selular.
6. Lingkungan Hidup
Lingkungan hidup manusia yang tidak nyaman bagi kulit berupa suhu, kelembaban, polusi
kimia dan sinar UV. Sinar Uv dapat merusak serabut kolagen kulit dan matrik dermis sehingga kulit
menjadi tidak elastic, kering dan keriput. Sinar UV dapat memacu pertumbuhan sel ganas kulit.
Efek sinar matahari ada 2 ( dua ) yaitu pada epidermis dan dermis.
a. Efek sinar matahari pada epidermis : Perubahan pada epidermis yang disebabkan oleh
matahari termasuk penipisan epidermis dan pertumbuhan lesi kulit.
b. Efek sinar matahari pada dermis : Dalam dermis, efek matahari menyebabkan kolagen
terpecah lebih cepat. Sinar matahari merusak serat kolagen dan menyebabkan akumulasi
elastin yangabnormal. Saat elastin yang terinduksi matahari terakumulasi, enzim yang
disebut metaloproteinase diproduksi dalam

jumlah

besar. Biasanya, metaloproteinase

merombak kulit yang terluka oleh matahari serta membentuk kembali kolagen. Namun,
proses ini tidak selalu bekerja dengan baik danbeberapa metaloproteinase sebenarnya
memecah kolagen. Kolagennase terlibat dalam degradasi matriks ekstraseluler selama
remodeling jaringan. Hasil dari pembentukan serat kolagen yang tidak teratur dikenal
sebagai solar scar. Proses pembentukan yang tidak sempurna ini jika terjadi terus menerus
dapat menyebabkan keriput semakin berkembang.
c. Lain-lain: Seperti stress psikis, merokok, minuman keras, bahan tambahan dalam makanan,
radiasi sinar X, pajanan bahan kimia, dapat mempercepat penuaan kulit.[5]
Page
12

2.6

CIRI-CIRI PENUAAN KULIT

Kulit menjadi kering akibat berkurangnya aktivitas kelenjar minyak dan keringat kulit dan
penurunan kemampuan kulit untuk menahan air di dalam sel kulit (sawar kulit).

Kulit menjadi tipis akibat berkurangnya kemampuan untuk membentuk sel baru di lapisan
kulit.

Kulit menjadi kendur dan tidak elastic akibat menurunnya kemampuan serat kulit terutama
kolagen, sehingga menimbulkan kerut dan glambir.

Warna kulit bercak-bercak akibat berkurangnya daya pigmentasi sel melanosit dan daya
distribusi melanin keseluruh lapisan kulit.

Terjadinya kelainan kulit.[5]

2.7

ANTI AGING ATAU ANTI KERUT/ANTI KERIPUT

Efek Penuaan
Anda tidak bisa membalikan waktu dan menjadi muda. Bagaimanapun, dengan kemajuan
teknologi pengobatan kulit sekarang, anda dapat menghilangkan efek dari penuaan dan photoaging
(penuaan yang disebabkan oleh sinar matahari). Anda tidak dapat menjadi muda tapi anda dapat
terlihat muda dan lebih menarik dengan perawatan anti penuaan atau lebih dikenal dengan anti
ageing.
Anti ageing atau anti penuaan adalah sediaan untuk mencegah proses degeneratif. Dalam hal
ini, proses penuaan yang gejalanya terlihat jelas pada kulit seperti keriput, kulit kasar, noda-noda
gelap. Kerutan ataupun keriput dapat diartikan secara sederhana sebagai penyebab menurunnya
jumlah kolagen dermis.

Page
13

Indonesia mempunyai iklim tropis dengan sinar matahari melimpah yang dapat
menyebabkan resiko tinggi terhadap kerusakan kulit atau penuaan dini (premature ageing). Masalah
yang timbul pada kulit akibat sinar matahari dapat diatasi dengan pengobatan dermatologis.
Pengobatan yang diaplikasikan langsung ke kulit biasanya lebih efektif. Kosmetika anti kerut/anti
keriput sangat digemari oleh para wanita saat ini. Memang kerut/keriput identik dengan usia yang
sudah lanjut. Namun, kerut/keriput dapat muncul pada wanita muda yang lebih dikenal dengan
sebutan penuaan dini (premature ageing). Sinar UV dianggap sebagai penyebab utama terjadinya
penuaan dini. Oleh sebab itu, kosmetika dan perawatan tubuh yang berfungsi sebagai anti kerut/anti
keriput banyak digunakan untuk mencegah dan menghilangkan dampak penuaan dini.
Untuk menghilangkan dampak dari sinar UV dan sebagai anti kerut/anti keriput, telah
tersedia banyak kosmetika yang mengandung antioksidan. Antioksidan berfungsi menangkap
radikal bebas dalam kulit akibat sinar UV dan polusi. Molekul antioksidan berfungsi sebagai
sumber hidrogen labil yang akan berikatan dengan radikal bebas. Dalam proses tersebut,
antioksidan mengikat energi yang akan digunakan untuk pembentukan radikal bebas baru sehingga
reaksi oksidasi berhenti. Antioksidan mengorbankan dirinya untuk teroksidasi oleh radikal bebas
sehingga melindungi protein atau asam amino penyusun kolagen dan elastin. Diantara antioksidan
yang paling sering digunakan adalah vitamin C yang telah terbukti secara ilmiah. Vitamin C terbukti
menekan proses pigmentasi kulit sehingga banyak juga digunakan sebagai bahan pemutih kulit
wajah (whitening). Disamping juga mencegah proses pembentukan bintik kecil kulit (freckle),
bintik coklat kulit (brownspots) serta memulihkan efek kantong mata (eye-sack). Proses pencerahan
kulit dengan vitamin C dianggap lebih aman dibanding bahan lain, seperti hidroquinone sehingga
cocok bagi kulit wanita di Asia.
2.8

DEFINISI CREAM
Cream merupakan sediaan setengah padat, berupa emulsi mengandung air tidak kurang dari

60% dan dimaksudkan untuk pemakaian luar (FI III).[4] Menurut Moh. Anief, cream adalah
sediaan setengah padat berupa emulsi kental mengandung tidak kurang dari 60% air, dimaksudkan
untuk pemakaian luar. Tipe cream ada 2, yaitu tipe air minyak (w/o) dan tipe minyak air (o/w).[6]
Sedangkan menurut Farmakope Indonesia Edisi IV cream adalah sediaan semi solid yang
mengandung satu atau lebih bahan obat yang terlarut atau terdispersi dalam bahan dasar yang
sesuai. Ukuran partikel emulsi sekitar >1000 nm.[3] Cream merupakan bentuk kosmetik perawatan
klasik karena range stabilitasnya yang lebar. Bentuk ini diformulasikan dengan minyak, humectan,
air, dan komponen lainnya.
Page
14

Cream Malam
Night cream/ight support/Nourishing cream, yaitu pelembab untuk perawatan wajah pada
malam hari. Krim ini kandungan lemaknya lebih banyak dan berfungsi sebagai pelicin dan
membantu menahan persediaan air.
Bagi sebagian kalangan, mengoleskan krim malam pada malam hari merupakan suatu
keharusan. Tetapi bagi kalangan lain, hal tersebut bahkan tidak pernah dilakukan. Padahal jika
dilakukan secara rutin,manfaat krim malam bagi kecantikan khususnya kulit wajah cukup banyak.
Krim malam efektif memperbaiki kulit dimalam hari kareana dimalam hari kulit lebih siap
menyerap antioksidan dan gizi lainya. Krim malam sangat baik diserap kulit saat kita tidur, dimana
saat tidur kulit memakai proses alami untuk memperbaiki dirinya. Kulit memperbaiki diri sendiri
ketika seseorang tidur sangat nyenyak (Slow wave), dimana disaat inilah manusia mengeluarkan
hormon pertumbuhan yang berfungsiumengganti sel-sel rusak. Di malam hari juga proses
pengelupasan kulit menjadi sangat aktif, pembaharuan kulit dua kali lebih aktif , serta aliran darah
ke kulit meningkat.
Klasifikasi cream
1. Tipe O/W
Pada cream tipe O/W fase minyak dan fase air disiapkan secara terpisah kemudian
dicampur. Cream O/W (moisturizing cream) yang digunakan akan hilang tanpa bekas. Pembuatan
cream O/W sering menggunakan zat pengemulsi campuran dari surfaktan (non ionik) yang
umumnya merupakan rantai panjang alcohol walaupun untuk beberapa kosmetik pemakaian asam
lemak lebih popular. Cream ini menggunakan surfaktan non inonik (setil alcohol) dan surfaktan
ampifilik (stearil alcohol) agar menjadikan cream lebih stabil.
2. Tipe W/O
Berbeda dengan tipe W/O, cream jenis ini membutuhkan pengemulsi dengan HLB
(Hydrophile/Lipophile Balance) sekitar 5-7. Prinsip cream ini sama dengan tipe O/W, kecuali fase
air ditambahkan ke dalam fase minyak. Cream berminyak mengandung zat pengemulsi W/O yang
spesifik seperti adeps lanae, wool alcohol atau ester asam lemak dengan atau garam dari asam
lemak dengan logam bervalensi 2, misal Ca. Cream W/O dan O/W membutuhkan emulgator yang
berbeda. Jika emulgator tidak tepat, dapat terjadi pembalikan fase.

Page
15

2.9

KOMPONEN CREAM ANTI-AGING

Komponen sediaan cream anti aging terdiri atas :


1. Fase minyak (hidrokarbon, lilin, asam lemak dll);
2. Fase air (humektan, alkohol, pengental dan air murni);
3. Surfaktan/emulgator
-

nonionic : gliserin stearat, PEG sorbitan sabun asam lemak, dll;

anionic : sabun asam lemak, sodium alkil sulfat, dll. 9

4. Tambahan
-

antioksidan (BHT, BHA, Vitamin C, Vitamin E, Hormon pertumbuhan (growth


hormone), dll.

2.10

pengawet (asam sorbat, golongan paraben, dll)

antikelat (EDTA)

anti mikroba

parfum, pewarna dan lain-lain.

KARAKTERISTIK SEDIAAN CREAM


Cream yang baik menurut Formularium Kosmetik Indonesia harus memiliki kriteria :

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Mudah dioleskan merata pada kulit atau rambut.


Mudah dicuci besih dari daerah lekatan.
Tidak menodai pakaian.
Tidak berbau tengik.
Bebas partikulat keras dan tajam.
Tidak mengiritasi kulit.
Dalam penyimpanan, harus memiliki sifat sebagai berikut : Harus tetap homogen dan stabil,
tidak berbau tengik, bebas partikulat keras dan tajam dan tidak mengiritasi kulit.

2.11

EVALUASI SEDIAAN CREAM


Evaluasi Sediaan Cream, yaitu :

1. Uji Organoleptis
Ambil sample secukupnya lalu teteskan diatas plat tetes, amati warna dan cium baunya.
2. Uji Homogenitas
Page
16

Pengujian homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah pada saat proses pembuatan
krim bahan aktif obat dengan bahan dasarnya dan bahan tambahan lain yang diperlukan
tercampur secara homogen. Persyaratannya harus homogen sehingga krim yang dihasilkan
mudah digunakan dan terdistribusi merata saat penggunaan pada kulit. Sediaan dioleskan pada
kepingan kaca atau bahan transparan lain yang cocok untuk melihat susunan yang homogen.
Pada skala besar, alat yang digunakan untuk pengujian homogenitas ialah roller mill, colloid
mill. Homogenizer tipe katup. Dispersi yang seragam dari obat yang tidak larut dalam basis
maupun pengecilan ukuran agregat lemak dilakukan dengan melalui homogenizer atau mill pada
temperatur 30-400C. Krim harus tahan terhadap gaya gesek yang timbul akibat pemindahan
produk, maupun akibat aksi mekanis dari alat pengisi. (Anief, 1995)
3. Uji pH
Dengan mengunakan kertas indikator universal pH. Cara : Kertas indicator dicelupkan
kedalam sediaan cream, kemudian angkat dan bandingkan dengan standar yang sudah ada.
4. Test Type Emulsi (Cara Pengecatan)
Sejumlah kecil zat warna yang larut dalam air (misal Methylen Blue atau Briliant Blue FCF)
ditaburkan pada permukaan emulsi. Jika air sebagai dase luar (emulsi tipe o/w), maka zat warna
tersebut akan melarut didalamnya dan berdifusi merata ke seluruh bagian dari air tersebut. Jika
emulsi tersebut bertipe w/o, partikel-partikel zat warna akan tinggal bergerombol pada
permukaan.
5. Uji sensitivitas
Kulit dioleskan sampel, bila terjadi reaksi pada kulit seperti iritasi, terbakar, bercak, dsb
6. Test Iritasi :
Mengevaluasi potensi iritasi bahan kimia pada binatang dengan memakai kelinci albino.
Test dilakukan dengan teknik Patch Test pada kulit kelinci yang dilukai dan pada kulit yang
utuh.
Minimal binatang yang dites enam ekor, bulu-bulunya telah dicukur.
Bahan yang akan dites diletakkan pada bahan berbentuk segiempat (dapat berupa surgical
gauze).
Page
17

Bahan yang dites untuk bahan setengah padat : 0,5 gram.


Lalu selurut badan kelinci dibungkus dengan bahan yang bersifat elastic (rubberized cloth)
selama 24 jam. Ini untuk menjaga agar bahan yang akan dites tetap di posisi semula dan
mencegah bahan menguap. Setelah 24 jam bahan diangkat dan hasil reaksi dievaluasi,
diulang setelah 72 jam.
7. Uji Isi Minimum (FI Edisi IV)

Pengujian krim yang dikemas dalam wadah dengan etiket yang


mencantumkan bobot bersih tidak lebih dari 10 g.

Ambil 10 contoh, isi wadah dikeluarkan, bersihkan dan keringkan,


timbang wadah.

Timbang lagi masing-masing wadah yang kering dan bersih beserta


bagian-bagiannya.

Perbedaan antara kedua penumbangan adalah bobot bersih isi wadah.

Bobot bersih + isi dan wadah tidak kurang dari bobot yang tertera pada
etiket dan tidak satu pun wadah yang bobot bersih isinya kurang dari 90% dan bobot
yang tertera pada etiket untuk bobot 60 g dan tidak kurang dari 95% dari bobot yang
tertera pada etiket. Untuk bobot lebih besar dari 60 g dan lebih dari 150 g. Jika
persyaratan ini tidak terpenuhi, tetapkan bobot minimum.

8. Uji Stabilitas
Tujuan pemeriksaan kestabilan obat adalah untuk menjamin bahwa setiap batch obat yang
didistribusikan tetap memenuhi persyaratan yang ditetapkan meskipun sudah cukup lama dalam
penyimpanan. Pemeriksaan kestabilan digunakan sebagai dasar penentuan batas kadaluarsa,
cara-cara penyimpanan yang perlu dicantumkan dalam label. (Lachman, 1994).
Ketidakstabilan formulasi dapat dideteksi dengan pengamatan pada perubahan penampilan
fisik, warna, bau, rasa, dan tekstur dari formulasi tersebut, sedangkan perubahan kimia yang
terjadi hanya dapat dipastikan melalui analisis kimia. (Ansel,1989).
Cream dikatakan stabil jika :

Tidak ada perubahan yang berarti dalam ukuran partikel atau distribusi
partikel dari globul fasa dalam selama life time produk.

Distribusi globul yang teremulsi adalah homogen.


Page
18

Memiliki aliran tiksotropik (mudah mengalir atau tersebar tetapi memiliki


viskositas yang tinggi untuk meningkatkan stabilitas fisiknya).

Tidak terjadi koalesen fasa internal, creaming dan perubahan penampilan,


bau, warna, serta sifat fisik yang lain.

Uji Stabilitas Dipercepat :


Analisis frekuensi ukuran dari emulsi dari waktu kewaktu dengan makin duk etrsebut.
Untuk emulsi yang pecah dengan cepat, penyelidikan mikroskopik dari fase dalam yang
terpisah sudah cukup.

9. Uji Sifat Aliran (Viskositas)


Menggunakan viskometer ostwald
2.12

SIFAT FISIKO-KIMIA BAHAN YANG DIGUNAKAN PADA FORMULASI

a. Setil Alkohol (Cetyl Alkohol)


Pemerian : Berbentuk sisik, butiran, kubus atau lempengan yang licin; warna putih; bau khas
lemah; rasa tawar.
Kelarutan : Larut dalam etanol (95%) P dan dalam eter P; praktis tidak larut dalam dalam air;
kelarutan bertambah dengan kenaikan suhu.
Fungsi : Sebagai pengemulsi, penstabil, pemburam, perawatan kulit, emulien, penambah
viskositas air dan ukan air, pembusa.
Kegunaan : pelarut, pelembut dan pelembab.
b. Glycerin
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; hanya boleh berbau khas lemah, bukan bau
yang keras atau tidak enak; rasa manis; higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan etanol (95%) p; tidak larut dalam kloroform
p, eter p, minyak lemak, minyak atsiri.
Kegunaan : Sebagai emollien dan humektan.
c. Propilenglikol
Pemerian : Cairan kental, jernih, tidak berwarna; rasa khas; praktis tidak berbau; menyerap air
pada udara lembab

Page
19

Kelarutan : Dapat bercampur dengan air, dengan acetone, dan dengan kloroform; larut dalam
eter dan dalam beberapa minyak esensial; tetapi tidak dapat bercampur dengan minyak lemak
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat
Kegunaan : Anti mikroba, desinfektan, humektan, plastisizer, solvent, stabilisazer for vitamin,
cocolve pada water misable
d. Triethanolamine
Pemerian : Cairan tidak berwarna atau berwarna kuning pucat, jernih tidakberbau atau hamper
tidak berbau, higroskopis.
Kelarutan : Dapat bercampur dengan air dan etanol (95%) sukar larut dalam eter P.
Kegunaan : Pengatur pH
e. Asam stearat
Asam stearat, atau asam oktadekanoat, adalah asam lemak jenuh yang mudah diperoleh
dari lemak hewani serta minyak masak. Wujudnya padatan putif pada suhu ruang, dengan
rumus kimia CH3(CH2)16COOH
Pemerian : zat padat keras mengkilat menunjukan susuna hablur, putih atau kuning pucat;
mirip lemak lilin
Kelarutan : larut dalam pelarut organic
Kegunaan : zat tambahan
f. Paraffin
Pemerian : padat, sering menunjukan susunan hablur, agak licin, tidak berwarna atau putih dna
tidak berasa
Kelarutan : praktis tidka larut dalam air dan etanol 95%; larut dalam kloroform
Kegunaan : zat tambahan

g. Butyl hidroksitoluen
Pemerian : hablur padat, putih, bau khas
Kelarutan ; praktis tidak larut dalam air dan dalam propilenglikol, mudah larut dalam etanol
(95%)
Kegunaan: antioksidan
h. Asam sitrat
Pemerian ; hablur tidak berwarna atau serbuk putih, rasa asam kuat
Kelarutan : larut kurang dari 1 bag air dan dalam 1,5 bagian etanol (95%)
Kegunaan : Ph adjuster
Page
20

PEMBAHASAN
3.1

FORMULASI
Zat

Persen ( % )

Fungsi / karateristik

Page
21

Das könnte Ihnen auch gefallen