Sie sind auf Seite 1von 11
fol. 1 No, yucanan Bogor 16680 lengan sap, pur Ez E 7 tot pen 3) meni Jaing ategis. r * Sal: jut -b: in terjac pens non hi real penggunaan lait oakara dala dan se di kawisan_hutan temakin ber pal saat ini fan kebakaran Iahan, lerdamp) gambut di gekt ‘masih sangatlemah * Selain ‘a secara an hanya di nid leh pejabat pala Sek) nganny Lailap Syautina REKOMENDASI KEBIJAKAN '* Secara kelembagaan, pengendalian kebakaran Jahan dj Kementetian) Pertanian scbaiknya dilakukan oleh pejabat setingkat Eselon II yang memiliki Kkewenangan cukup besar, sehingga upaya pengendalian kebakaran, baik Kegittan) pencegahan tmaupun pemadaman dapat dilakukan dengan lebih optimal. Perlu pembentukan kelompok-kelompok masyarakat petani/pekebun yang terintegrasi dengan upaya pengendalian kebakaran lahan, seperti Masyarakat Pedull API (MPA), serta peningkatan dan pengembangan insentif bagi ‘masyarakat petani/pekebun yang menyiapkarr Jahantanpabakar~dan—melakukan-~ upaya pengendalian kebakaran, Perley instruksi pada perusahaan perkebunan untuk -memberikan bantuan-cakam-kegiatan penylapan_lahan_bagi-kelompok-masyarakat baik dengan cara: meminjamkan alat berat atau menyewakan alat berat, serta sosialisasitentang, est practices dalam penyiapan Jahan tanpa bakar atau pembakaran terkendali. * Perlupeningkatan alokasi dana untuk pengendalian| kebakaran Jahan |serta peningkatan dan pengembangan_ sistem peringatan dini kebakaran lahan, I. PENDAHULUAN Kabut asap atau hage merupakan istilah untuk menggambarkan kondisi udara yang didominasi asap yang berasal dari kebakaran hutan dan/atau Jahan yang memiliki_kandungan air tinggi schingga mengganggu pandangan mata, Istilah ini di Indonesia muncul sejak 1997/1998 ketika terjadi kebakaran hutan dan lahan yang sangat hias 36 Risslah Kebijkan Pershian dan Lingkungan sekitar 10 juta ha khususnya di Sumatera dan Kalimantin, Dampak yang ditimbulkan berupa kabut) asap sangat tcbal yang menggangeu kehidupan masyarakat di wilayah kejadian dani sistem transportasi nasional, Kabut asap juga melanda nepara-negara tetangga ASEAN, tetutama Singapura’ dan Malaysia, sehingga ‘miuncul istilah fransbosinday bare pallation. Kejadiant pada tahun tersebut memberi dampak terburuk: terhadap lingkungan global di akhir abad 20. Kejadian kebakaran hutan yang luas pertama Kali terjadi di Indonesia pada tahun 1982/1983 dimana sekitar 3,6 juta hektar hutan topika basah di Kalimantan Timur habis terbakar- KKejadian tersebut telah membuka mata dunia bahwa hutan tropika-yang diahggap-selalu-hijau -dan~basah tetnyata-dapat-tersulit api- Walanpun-demikian, dampak kabut asap yang. ditimbulkan- tidak, separah tahun 1997/1998, Pada tahun 1997/1998 kabut asap yang luat bias disebabkan_ oleh. kcbakaran gambut yang sangat lugs. Dari herbagai hasil penelitian, kebakaran. gambut menghasilkan emisi katbon dan pelepasan partikel yang sangat, tinggi. Pelepasan partikel tersebut akan bersatu di Japisan atmosfer dengan konsenttasi uap air yang sangat tinggi yang merupakan produk Iain dati kebakatan_gambut juga. _Gabungan_pelepasan, partikel dan uap air tersebut menghasilkan kabut, asap (omoke haze atau dikenal dengan istilah bat saja). __Sejak|itulah permasalahan_ kabut_asap mengganggu kehidupan | masyarakat Indonesia dan negara tetangga. II, SITUASI TERKINI: MASALAH KABUT, ASAP DIINDONESIA Pada bulan Juni 2013, kabut asap kembali fl} No, Apel 2014 etan States Secor Pertanian Dalam Pengedian Kebakeran Laka Gafmbut renyelimuti wilayah Sumatera dan negara (Gambar 1). Seiring dengan jumlah | botpo, tanga, Singapura dan Malaysia. Babkan di kebakaran di Kabupaten’ Bengkalis/merupakan ingapura, Kondisi kabut asap saat itu tercatat yang terluas, yaitu sckitar 6300 hektar (Fabel 1) cbagai yang terburuk dalam petiode 16 tahun | Sementarajtu, hasil pemantauan kualitas udar erakhir, Walapun telah dilakukan langkah- | di Riaur pernah mencapai Indeks Standar Polus langkah, peneegahan dan penanggulangan, tetapi Udlara > 1000 jaub mlebibi standar dara mengapa kejadian ini selalu berulang setiap (0.50), Akibatnya, kualitas udaranya tergolon, ahunnya?. dalam Kondisi yang sangat berbabaya bagi ‘bakaran hutan dan lahan yang terjadi di manusia. Kejadian) kebakaran seperti ini oping! Riau idomina ‘oleh kebakaran lahan ~ diharapkan tidak berulang di masa mendatang, gambut yang tersebar df selurub kabupat ‘Oleb Karena ta, upaya yang sungguh-sungguh, jam i sebagat Sally $28 € dari-semua” pihak” merupakan kunci uneuk an menunjukkan-angka terbanyak di Kabupaten” mi Kejadian Kebakaran dan kabutasap, ‘iis, disusul-Pelalawan~ dary Beagkalis- yang ditimbulkannya: ‘0 if a0 % « epee? efits sg fatten leeclBadhe Lpgtlaged bot ba di berbagai Kab: di Provinsi Riau pada periode 1-25 WI, ANALISI§ DAN ALTERNATIF | tersangka dan ditangkap untuk diproses lebil SOLUS! lanjut, Demikian pula, peratur in lah dikeluarkan pemerintah yan; melarang bal te Berdasarkan hasil penyelidikan dan penyidikan | penyiapan lahan dengan cara membakar. Namun Kementerian Lingkungan Hidup, pihak Pemda | demikian, pembakaran dalam penyiapan lahan lan peniegak hukum, penyebal) utama kebakaran masih saja tetjadi, Alasannya sangat seded yang terjadi di Provisi Riay adalah Kegiacan | yaitu sclain biayanys murah, waktuny4 ccpat Pembukaa lahap untuk perkebunan dan pekerjzannya mudah, pata pekebun/petani jug pettanian. Beberapa pihak telah menjadi mendapatkan) pupuk dari abu dan arang ha Risslah Kebijkan Pershian dan Lingkungan ‘Tabel 1, Perkiraan luas terbakar pada berbagai kabupaten di Propinsi Riau (Sumber: Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau, 2013) Perkiraan luas terbakar No Kabupaten/Kota (Ha) 1418 Juni 2013 19-24 Juni 2013 Total 1] Bengkalis 300% 3800 6300 2) Dumai 20 30* 50 3° Indkagiel Hilie 1 65* 6 4 Indeagir) Hulu 10+ 500* 510 5 Kampar 30% 4* 34 6 Kepulauan Meranti 40* 40 7 Kuantan Singing! 10% 10* 20 8 Pekanbaru a oF 1 9 Pelalawan 115% 5 * 250 10. Rokan Hilie 2800+ 3395" 6195 11 Rokan Hulu 200+ 700 * 900 12, Siak, 20% 72 992 Jumiah 3709 11.560 15.269 Gastan’® Lsporan Dinas yangmembidang: Kehuranan Kabuparen/ Kew s+ BalaiBesar KSDA Riau "PBI Kabupaten pembakaran, seh ingga _biaya _pemupukan berkurang. ‘Tctapi_j¢las_mercka tidak ‘mempetdulikan_ dampak lingkingan yang sangat besardan merugikah banyak orang, Apabila dikaji_Iebih_mendalam, Iahan-lahan yang terbakar sebagian besar tetdapat dalam areal penggunaan lain (APL) yang dialokasikan untuk Gambar 2 menunjukkan babwa kehakaran yang terjadi petkebunan dan_peértanian. sebagian besar (70%) di kawasan non hutan yaitu areal penggunaan lain (APL) dan sebesar 30 % di kawasan bhutan. Permasalahannya, siapa_yang bertanggung jawab meriangani kebakaran dj lahan tersebut apabila sampai meluas ke luar) batas kepemilikan lakiannya?| Pengendalian kebakaran i kawasan hutan merupakan tanggung jawab Kementerian Kehutanan. Dalam pelaksanannya, Kementerian Kehutanan | memiliki perangkat pasakan khusus pengendali kebakatan butan yang, 38 dikenal dengan Manggala Agni. Di Kementetian Kebutanan_masalah_pengendalian_kcbakaran huitan ada pada tingkat Direktorat(pejabat Eselon, I), yaitu|Ditektorat_Pengendalian | Kebakaran. Hutan_seperti_tercantum_dalam_Pasal_234 Permenhut p.40/Menhut-I1/2012. Di, lain_pihak, walaupun | hampir 70% kebakaran yang terjadi di luar kawasan hutan, tctapi hampit tidak ada_perangkat pengendali kebakaran yang terstruktur dan terbina dengan baik. Di Kementerian Pertanian, masalah pengendalian kebakaran lahan berada pada tingkat Seksi (pejabat Eselon IV) di bawah Kasubdit Dampak Perubahan Iklim dan Pencegahan Kebakarin, Direktorat Perlindungan Perkebunan. Di beberapa daerah terdapat MPA, (Masyarakat Peduli Api) yang dibina oleh berbagai pihak (Kementerian Kehutanan, Kementerian Lingkungan Hidup, Pemda, dan LSM), namun fl. 1 No, 1, Apr 2014 ‘Pefan Strategie Sehtor Pertanian Dalam Pengendalian Kebsharaa Lahaa Gambut 2 Kk 1388he SH sa0he —1UPHHKCHA ‘ 2a3ahe 6% UPHHG HT he Gambar 2, Sel ispot pada berbagai pen; aknys amp dalikan_ REFERENSL ih ak to : ygkungan Hidup Propinsi Riau. 2013. isamping| it ink sakat | Badan Lis sukarelawan tersebut belum dibekal 0. Karhutla 2013, Testa dia perf hy os idalikan kebakaran lahan. ose ee 5 i 3 5 semua pihah BE wndalian kebakaran aban ddan hutan dapat berjalan dengan (lebih) baik, [Risalgh Kebijlean Pertanian dan Lingus ol, Noy 1, Apr 2014: 40-45 ISSN +2355.6206, WISATA ALAM SEBAGAI JEMBATAN EKONOMI DAN EKOLOGI DI TAMAN NASIONAL GUNUNG HALIMUN SALAK ‘Meti Ekayani Departemen Ekonomi Sumberdaya dan Lingkungan, Fakultas Ekogtom dan Mangjemen Tnsttut Pertanian Bogor (IPB), Bogor 16680 ‘Bemailr med sa@ysboo.con RINGKASAN Perluasany kawasan ‘Taman Nasional Halimua Salak (TNGHS) tidak scharusnya meniadakan aspekSosial ekonomi masyarakat yang tercakup dalam perluasary kawasan’tersebut, Relokast ‘tmasyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas ekonomi di dalam kawasan‘T'NGHS kurang, tepat, Karena menyalahi UU-No'5 tahun 209 tentang konservast sumberdaya alanr hayat- dam ‘ekosistemnya; akan menimbulkan banyak konflik dan membutubkar biaya-sosial-yang_tinggi- Salah-satustrategi-yang-dapat-dlijalankan~ untuk menjembatanikepentingan- ekologi dant kepentingan ckonomidi kawasan TNGHS adalah dengan mengembangkan kegiatan wisata alam, PERNYATAAN KUNCI ¢-ENGHS- memilikiecopystem services berupa -wisata-alam dengan nilai-ckonomi-tinggi- Hal ini_dikarenakan_keindahan_dan—_kelestarian sumberdaya_alam_"INGHS_banyak_diminati swisatawan_untuk berkunjung, Wisatawan rela smengeluarkan biaya untuk menikmati wisata alam TNGHS. ‘* Kegiatan wisata alam TNGHS memiliki peran penting bagi_perckonomian_lokal. Hal_ini tetlihat | dati_Kontribusi_bagi_pendapatan. masyarakat, dampak ckonomi dan nilai efek pengganda dari wisata alam TNGHS cukup tinggi bagi perckonomian masyarakat. * Wisata alam dapat menjadi_jembatan kepentingan, ekologi dan ekonomi, karena memberikan manfaat bagi ekonomi masyatakat sekaligus mendukung kegiatan konservasi TNGHS., Penerimaan dari pembayarantiket-wisata~pengunjung- dan retribusi pemilik usaha wisata alam TNGHS scharusny2—dimanfagtkan untuk —kegiatan kopservasi FNGHS.Adapun—manfaat ekonomi_tlari_kegiatan—wisata—alam—dapat mendorong_perubahan_perilaku masyarakat dalam pemanfgatan sumberdaya alam ke arah konservasi, tidak lagi ckstraksi. | Masyarakat akan membantu menjaga kelestarian TNGHS demi kelangsungan_wisata_alam_yang memberikan_manfaat_ekonomi bagi masyarakat tersebut. BKSDH_dan| masyatakat_dapat_bersinergi dalam menjaga kelestatian ekosistem TNGHS, Hal ini penting guna kelangsungan kegiatan swisata alam yang dapat memberikan manfaat bagi kepentingan ekologi TNGHS dan ekonomi masyatakat. Untuk itu perlu dibangun program wisata alam yang mendukung konservasi dan kelembagaan Meti Pay community basetonriom baile di dalam maupin sekitar INGHS, ‘© Pemanfaatan jasa lingkungan (ecosystem service’) berupa wisata alam dapat menjembatani benturan kepentingan antara BKSDH dan masyarakat di TNGHS, sepanjang | dapat memenuhi kepentingan kedua belah pihak, baik Konservasi maupun perekonomian mnasyarakat. REKOMENDASI KEBIJAKAN ‘© Memperkuatlepalitas- kawasan” dan zonasi kawasan'TNGHS, dimansareat perluasan yang, terdapat masyargkat, khususnya yang telah-ada kegiatan wisata’ alam, hendaknya ditetapkanr sebagai zone pemanfaatan. # Mengembangian program wisata alam: yang mendukung konservasi FNGHS baik di dalam. maupun—disekitar TNGHS, dengan memperhatikan sinergi-kebijakan, program, dan__kegiatan—pengelolaan.wisata_bersama pemerintah daerah dan masyarakat. * Membangun kelembagaan | masyarakat bethasis wisata alam dan mekahisme pembagian manfaat melalui sinkronisasi peran antat pihak. # Peningkatansarana_prasarana_pendukung kegiatan, wisata, alam di dalam dan sekitar TNGHS. I. PENDAHULUAN ‘Taman Nasional Gunung Halimun Sakak iN di Jawa Barat yang memiliki fungsi penting sebagai 3HS) merupakan salah satu taman nasional sistem penyangga kehidupan dengan fokus a Risslah Kebijkan Pershian dan Lingkungan pengelolaan untuk mempertahankan perwakilan ekosistem) hutan pegunungan Jawa Barat yang, uunik dan memiliki keanckaragaman hayati yang sangat tinggi, Berdasarkan SK Menhut No 175/Kpts-11/2008 taman nasional ini mengalami perluasan Kawasan schingga meliputi hutani produksi dan hutan linduhg yang semula dikelola oleh Perum) Perhutani, Perhiasan Kawasan tetsebut setidaknya mencakup 314 kampung, dengan 99.782 jiwa di dalam TNGHS (INGHS, 2007). Perluasan’ Kawasan TNGHS banyak menuai benturan’ kepentingan’antara Balai Konservasi Sumberdaya Huta (BKSDH)-darr masyarakat, yang” bersifat tradeoff BKSDH berkepentingan dalam —rehabilitasi—dan —konservasi ENGHS: (ckologi) kawasan kawasan ‘Aktivitas~ masyarakat—di taman—nasional-hatus -dialihkan, sedangkan di sisi in masyarakat memanfaatkan sumberdaya-hutan “TNGHS untuk pemenuhan kebutuhan-hidup (ekonomi) Potensi-ancaman kclestarian “TNGHS. akan terus terjadi apabila tidak terdapat-aturan-dan_kontrol dalam pemanfaatan_dan_pengelolaan TNGHS. Pemanfataan sumber daya huatan secatailegal oleh, masyarakat dalam jangl apabila_tidakada_solusi_bagi_pemenuhan panjang akan sulitdiatasi kebutuhan_ekonomi_meteka, Selain_itu, untuk kegiatan konservasi diperlukan biaya yang tidak sedikit, disamping perlunya _dukungan_ dan, partisipasi masyarakat sekitar dalam kegiatan konservasi tersebut. Oleh karena jtw perky adanya suatu, kegiatan | yang dapat_menjembatani kepentingan konservas}_ dan_perekonomian masyatakat, Wisata alam dipandang sebagai salah satu alternatif, solugi bagi_pemenuhan kepentingan ¢kologi sekaligus ekonomi, karena pemanfaatan jasa lingkungan wisata alam di kawasan konservasi tidak bersifac eksploitasi, Vol. No.1, April 2014 melainkan justria mendorong kegiatan konservasi untuk elestatian SDAL. Kelestarian dan keindahan SDAL merupakan obyck utama dalam ‘wisata alam, sehingga tanpa kelestarian SDAL tidak akan ada wisata alam. I. KONTRIBUSI WISATA ALAM TNGHS BAGI KONSERVASI DAN PER- EKONOMIAN MASYARAKAT Kawasan TNGIIS meliputi 3 Kabupaten, yaitu Bogor, Sukabumi, dan Lebak. Kawasan” di ‘Kabupaten Bogor inerupakarr kawasay TNGHS yang” telah tama~mengembangkan-wisata’-alam. ‘Keindahan~alam~ yang —terjaga—kelestariannyar berupa air terjun, kawsh, pemandian air panas, dan_panorama hutan_pinus yang indah beserta kesegaran-udara di‘ TNGHS merupakan obyek utama_-yang- banyak diminati—wisacawan Kemudahan-dan-kedekatanlokasi-dari-ibukota DKI-Jakarta_-menjadikan I NGHS~ sebagai altetnauif-cajuan-wisata alam, Wisdtawan-merasa "INGHS. lebih _dekat-dan_tidak_terlalu_macet dibandingkan_berwisata_ke_kawasan_puncak. n telah lama TENGHS sebagai tujuan wisata dikenal_dan_banyak diminati_pengunjung, Kawasan Gunung Bunder, Curug Cigamea, dan |Wisata Alam Sebagel Jembatan Ekonomi Dan [kolo di Taman Nasional Gunung Halimun Sask Pemandian Air Panas merupakan 3 (tiga) diantara beberapa area wisata lainnya di TNGHS yang, banyak diminati pengunjung, Minat mayyarakat untuk) mengunjungi TNGHS cenderung terus mengalami peningkatan (Gambar 1). Peningkatan jumlah Kunjungan wisata alam tersebut Karena keindahan dan kelestarian alam di TNGHS. Hal ini tidak lepas dari jasa’TNGHS dalam melakukan konsetvasi di kawasan tersebut. Sudah selayaknya_ TN Konsetvast dati wisatawan sebagai pengguna jasa lingkungan wisata alam. SHS berhak mendapat manfaat herupa biaya “TNGHS memiliki-porensi wisata alam” yang, tinggi, tergambarkan dati nilai ekonom) wisata yang tinggi (Tabel 1). Nilai ckonomi wisata dapat digstimasi-berdasarkan~biaya-perjalanan-(tyaret Cost Method) —yang.rela~ dikeluarkan—oleh pengunjung untuk melakpkan aktivitas wisata di ENGHS (Fauzi, 2006). Jokasi wisata mestinya memberikan-manfaat bagt Belanja: pengunjung-dt taman nasional dah masyarakat yang menyediakan. jasa_swisata,-termasuk_jasa_menjaga_kelestarian’ TTINGHS sehingga wisata alam dapat berlangsung dengan _baik,Penetimaan__dari_tiket _wisata ‘TNGHS (Tabel 1) sedianya diperuntukkan bagi kegiatan konservasi, Karena wisatawan membayar untuk menikmati keindahan dan kelestarian alam TNGHS. Jumlah Kk 105000 100000 95000 0000 85000 80000 75000 2010 2011 ‘Sumber: Dinas Pariwisaca dan ‘unjungan GSE 2-lunilal Kunjungan TNGHS ore ‘Kebudayaan Kabupaten Bogos, 2012 ‘Gambar 1_Jumlah kunjungan wisata alam GSE. tahun 2010-2012 (orang) 4 Meti Pay Riciah Kebjakan Persnian dan Lingkngan ‘Tabel 1, Nilai dan Dampak Ekonomi (Langsung, Tidak Langsung, Lanjutan) Wisata Alam di TNGHS ‘Nilai “thor Penerimaan boat Ellondmt Dampak Ekonomi (Rp/Th) Mike Wisata, (Rp/Th) ‘Langsung Tidak Lanjutan (Rp/Th) Langsun G Bunder, 114.951.115.354 36,051,670, 25,899.67 1 7.349.999 100.275.000 C. Cigamea 3.633.500.000 91,460,417 48.466.667 24,797.00 96.515.000 P Air pangs 1.575.271.152— ~50,898,000, 29.360.000--—14.323.350- 9.930.000 Masyarakat di TNGHS mendapatkan manfaat ekonomi dari kegiatan wisata-alam-di“INGHS, tergambar dari dampak-ckonomi-baik lanpsung, tidak Jangsung,maupun__lanjutan—(Tabel_D) ‘Banyak diantara mereka sudah melakukan/usaha terkait_wisata alam sejak_sebelum_perluasan. kawasan. Masyarakat ini sudah bergantung hidup dati _kegiatan_wisata alam di TNGHS. Mereka mengalami kerugian apabila ada kawasan wisata yang rusak dan ditutup untuk kunjungan, Secara tidak _langsung _perekonomian_masyarakat bergantung dari kclestatian'TNGHS. Masyarakat yang semula merambah hutan untuk pemenuban ekonomi, kini turut menjaga kelestarian taman nasional untuk keberlanjutan_kepiatan_wisata alam, Sebagai contoh masyarakat yang dulunya berburu burung di TNGHS jntuk dijual, kini justru sangat peduli dengan tetjaganya populasi burung di TNGHS. Pemburu burung tersebut kin beketja sebagai pemandu ekowisata pengamatan burung, schingga semakin banyak dan mudah popalasi burung dijumpai di kawasan taman nasional, maka semakin memudabkan dan menguntungkan kerja pemandu tersebur. Pihak BKSDH (TNGHS, 2007) juga menyatakan bahwa tckanan dan degradasi hutan di kawasan TNGHS yang memiliki kegiatan wisata alam sangat _keeil dibandingkan yang tidak memiliki_kepiatan_ wisata alam. Dapat dikatakan kegiatan wis ta aldm telah mehdotong perubahan perilaku | masyarakat dalam | pemanfaatan sumberdaya alam ke arah konservasi, tidak lagi ckstraksi. Masyarakat juga menikmati pembayaran dari_kegiatan, wisata_terhadap upaya_meteka membantu BKSDH_ menjaga_kelestarian TTNGHS, terlihat dari kontribusi kegiatan wisata alam terhadap pendapatan masyarakat dan nilai efek pengganda dari dampak ekonomi (Label 2 dan 3). Kondisi ini nenguatkan bahwa kegiatan wisata alam di kawasin TNGHS memiliki peran penting bagi konservasi dan perekonomian lokal kawasan tersebut, ‘Tabel 2, Kontribusi Ekonomi Kegiatan Wisata Alam ‘Terhadap Pendapatan Masyarakat'TNGHS Penerimaan Masyarakat dari Wisata dan “Total Penerimaan (Rp) Total Pe (% Total Penerimaan (Rp) Total Penerimaan (%) ‘Kontribusi Penerimaan dari WisataTerhadap Lokasi 1 Unit Usaha Tenaga Kerja Unit Usaha, Temaga fb toga) Retin (e/a Wisata (a) Total (b) _ Wisata(c) Total dy (@/5* 100%) sos, G.Bunder) | 786.087 1.871.333 |_475.000 678.000 57,99 43,95 C.Cigamea 208,333 2.054.875 861.667 1.158.333 89,86 25,61 Ait Panas 458,214 2.540.000 | 706.2! 1.087.500 81,96 35,06 4B Vol. No.1, April 2014 |Wisata Alam Sebagel Jembatan Ekonomi Dan [kolo di Taman Nasional Gunung Halimun Sask Tabel 3, Nilai feck Pengganda Kegiatan Wisata Alam TNGHS Lokasi Wisata Tilst Gunung Curug ‘Pemandian Ait Bunder Cigamea Panas Keynesian Income Multiplayer 19 297 1,42, Ratio Income Muliplaer 1 1,72 153 1,86 Ratio Income Muliplaer Tipe 2 22 1,80 1,58 Ill. SKEMA WISATA ALAM SEBAGAI PAYMENT FOR ECOSYSTEM SERVICES (PES) Pembayaran jasa lingkungan atau Payment for Eeatystem Serves (PES) berapa pengembangan wisata alam, dapat menjadi solusi frade off antara Kepentingan ekologi dan ekonomi, Wisata alam mefupakan_kegiatan pemanfiatan_sumberdaya alam_tanpa_ekstraksi, sehingga wisata_alam mefupakan_sudtu_konsep pemanfaatan dengan memberikan_nilai_tambah, pada, kawasan konservasi, dengan tidak mengganggu kelestarian kawasan. Pengembangan | wisata_alam_ dapat memberikan pemasukan bagi pengelola, dimana dana tersebut dapat dialokasikan untuk biaya konservasi, disamping dapat_memberikan dampak ekonomi bagi masyatakat_sekitar (Eagles, 2002; Yocti 2008; Ekayani dan Nuva 201 dampak dan kontribusi_ bagi_perekonomian Jika_wisata alam) dapat) memberikan imasyarakat, maka masyarakat akan turyt menjaga kkelestatian| kaWwasan konservasi, Kelestarian kawasan diperlukan untuk kelangsungan kkegiatan wisata alam, yang artinya adalah kelangsungan pendapatan masyarakat itu send. TNGHS be Ekosistem ngsi sebagai penyedia jasa wisata alam seperti: bumi perkemahan; kawah; curug, dan-pemandianait panas. Semestinya pibak yang menjaga kelestarian, ekosistem TNGHS mendapat manfaat dari wisata, alam. "TNGHS- dan -masyarakat-dapat_saling. mendukung, bersama-saina-menjaga_kelestarian STNGHS untuk -keberlangsungan jasa lingkungan. (ecosystem. serves) etapa wisata alam, Untuk jasa, uupaya _menjaga_kelestarian_ tersebut, TNGHS maupun masyarakat berhak mendapat manfaat ekonomi dati_pengeluaran_wisatawan yang menikmati ecosystems servicer berupa keindahan dan, kelestarian_alam. Manfaat_terscbut_dapat, digunakan untuk memenuhi kepentingan kedua belah pihak. Dengan demikian ‘TNGHS dan masyarakat dapat hidup bersanding tanpa harus saling meniadakan, Data manfaat dari wisata alam, berupa penerimaan dari tiket wisata bagi TNGHS, dan dampak ekonomi bagi masyardkat menujukkan bahwa wisata alam ‘INGHS, sesuai konsep PES, dapat memiliki arti dan_peran, penting sebagai jembatan kepentingan ckologi dan ekonomi. REFERENSI Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Bogor. 2012. Kunjungan Wisata Alam TTNGHS Tahun 2010-2012. Data Base 3 Kebudayaan dan Pariwisata joni Sunpber Daya Alam dan 102, Trends in Park ‘Tourism = jakarta, jes, Finance and Management, fasional Gunung Halimun Sustainable Tourism, 10 : 132- ncana Pengelolaan Taman alia reriode Nuva, 2013, Economic of 2007-2026. JICA Guniing Halimun-Salak m (book chapter, p: 192-213). ational Park Manajement project. nities and Challenges of ibandungan-Bogor. usm in ASEAN Countries JungminYoet, .A; 2008, Ekonomi pariwis Shing Co. 278pp, Seoul. mnteoduksi, informasi, dan implementasi. eta [ID]; Kompas.

Das könnte Ihnen auch gefallen