Sie sind auf Seite 1von 3

Apa itu AFTA?

AFTA merupakan singkatan dari ASEAN Free Trade Area yang dibuat pada
Konferensi Tingkat Tinggi ASEAN ke IV di Singapura pada tahun 1992. Tujuan
dibuatnya AFTA, tentu saja baik adanya, bagaimana tidak, negara negara di
kawasan Asia Tenggara telah bersepakat untuk membentuk suatu kawasan
bebas perdagangan dalam rangka meningkatkan daya saing ekonomi kawasan
regional Asia Tenggara sekaligus menjadikan Asia Tenggara menjadi salah satu
pihak yang berpengaruh pada perdagangan dunia. Kemudian muncul kembali
pertanyaan baru. Apa hubungan AFTA dengan kesehatan? Bukankah istilah
perdagangan hanya identik dengan dunia ekonomi saja? Ternyata tidak, AFTA
pada kenyataannya tidak hanya mengedepankan satu aspek saja, setidaknya
ada lebih dari 12 sektor yang disentuh AFTA, termasuk sektor kesehatan.
ASEAN Free Trade Agreement yang akan diberlakukan pada 2015 mewajibkan
para praktisi jasa
termasuk dokter harus mempersiapkan diri. Jika sudah
diterapkan para dokter bahkan rumah sakit asing akan berpraktek di Indonesia
dengan pelayanan yang baik. Oleh sebab itu para dokter di Indonesia harus
benar-benar mempersiapkan diri dengan mengembangkan skill dan
pengetahuan ilmu kedokteran.
Apakah AFTA memberikan dampak positif atau negatif?
Dengan adanya AFTA tentunya tak lepas dari dampak positif dan negatifnya
apakah ini merugikan atau menguntungkan dalam kondisi negara kita khususnya
dalam bidang kesehatan sehingga kita harus siap untuk menerimanya. Dampak
postif yang mungkin terjadi contohnya meningkatnya jumlah fasilitas tenaga
kesehatan. Akan muncul pelayanan kesehatan yang lebih baik seperti munculnya
rumah sakit internasional juga alat alat kesehatan sehingga kondisi negara kita
khususnya dalam bidang kesehatan sehingga kita harus siap untuk
menerimanya. Kemungkinan yang terjadi lagi adalah meningkatnya persaingan
pelayanan kesehatan yang aman, bermutu dan terjangkau. Tenaga kesehatan
domestic akan bersaing dengan tenaga kesehatan asing sehingga mereka saling
menunjukkan yang terbaik dari segi keilmuan maupun pelayanan dan
transparansi kualitas tenaga kesehatan akan semakin benar benar terbuka
lebar karena kompetisi menjual kemampuan diri semakin tinggi. Yang ketiga,
meningkatnya lapangan kerja bagi tenaga kesehatan domestik seiring dengan
banyaknya pihak swasta yang masuk dan membuat lapangan kerja.
Selain dampak positif, kita juga harus memperhatikan dampak negatif yang ada
seperti meningkatnya penyalahgunaan pemanfaatan teknologi kedokteran.
Semakin banyak teknologi yang dipunya maka ketergantungan akan teknologi
meningkat sehingga bisa saja digunakan secara berlebihan dan tidak tepat guna.
Melihat dampak positif tadi mengenai meningkatnya persaingan pelayanan
kesehatan juga bisa berakibat buruk misalnya persaingan yang tidak sehat antar
tenaga kesehatan domestik dan asing dalam mempertahankan pelanggan
ataupun menurunkan tarif sehingga keadaan seperti ini tidak diawasi maka
akan timbul konflik internasional (asing vs domestik). Dampak buruk yang tidak
kalah penting yaitu berubahnya filosofi pelayanan kesehatan yang semula social

menjadi komersial dan investasi serta tenaga kesehatan asing terpusat di daerah
perkotaan ataupun kota kota besar mengakibatkan pelayanan kesehatan yang
tidak merata pada masyarakat desa atau wilayah kecil sehingga akan terabaikan
kesehatannya.
Lalu apa sajakah yang harus dipersiapkan oleh kita sebagai tenaga medis dalam
menghadapi AFTA?
Hal-hal yang perlu dipersiapkan meliputi pengetahuan dan keterampilan mental
secara fisik para tenaga kesehatan dan para calon tenaga kesehatan (dokter,
perawat, dll) adapun standart kompetensi minimum internasional dalam bidang
kesehatan meliputi :
1. Professional values, attitudes,
behavior, and ethic
2. Scientific
foundation
of
medicine
3. Clinical skills

4. Communication skills
5. Population health and health
system
6. Management of information
7. Critical thinking and research

8. Maka dari itu minimal kita harus memenuhi tujuh standart tersebut untuk
dapat bertahan dan bersaing dalam AFTA ini. Kita sebagai mahasiswa
kedokteran khususnya harus dan ingin belajar lebih tentang ilmu
kedokteran serta meningkatkan skill komunikasi dan skill klinisi karena
bagaimanapun ketika kita lulus kita langsung berkecimpung di pasar
bebas asia ini. Disamping itu perlu bantuan pemerintah untuk
memperbaiki sistem kesehatan indonesia agar lebih berkembang dan siap
untuk bersaing di kancah internasional. Selain itu diharapkan para
mahasiswa kedokteran dan para dokter untuk melakukan penelitian
mengenai penyakit-penyakit yang memang sering terjadi di Indonesia dan
penelitian mengenai pengobatan terbaru dengan demikian melalui
penelitian ini Indonesia dapat dikenal oleh dunia. Pada intinya kita sebagai
dokter dalam menghadapi AFTA 2015 harus mempersiapkan diri untuk
bersaing menjadi tenaga kesehatan yang baik di Indonesia dan di negara
lain.
9. Adakah tips untuk kita sebagai tenaga kesehatan dalam menghadapi AFTA
2015?
10.Kita sebagai calon dokter pasti harus memiliki tips untuk bisa bersaing
dengan orang-orang asing dengan diadakannya sistem AFTA di tahun
2015. Kita hanya bersaing dengan orang di dalam negeri saja sudah
susah, apalagi bersaing dengan orang se ASEAN? Di bawah ini ada
beberapa tips untuk menghadapi AFTA :

Meningkatkan skill dan kualitas diri sebagai dokter yang baik dengan rajin
belajar dan menambah ilmu pengetahuan serta up to date. Tidak hanya
belajar dari materi kuliah dosen tetapi bukalah jurnal atau textbook.
Menentukan tujuan sedini mungkin dan jangan menyepelekan. Contoh:
pada kesempatan AFTA ingin bekerja di luar negeri, tentu kita harus
menguasai bahasa asing sesuai negara tujuan. Belajar bahasa asing sejak
sekarang. Apabila ingin tetap bekerja di Indonesia pun juga tetap harus
bisa berbahasa asing untuk mempersiapkan diri menemui pasien asing
ketika sistem AFTA telah diterapkan. Tidak hanya bahasa saja namun
mental juga harus dipersiapkan karena kita akan bersaing dengan orang
asing se ASEAN.
Memperbaiki skill berkomunikasi karena seorang dokter membutuhkan
skill berkomunikasi yang baik dengan pasiennya. Selain dengan pasien,
dokter yang baik akan mendapat kepercayaan dari orang di sekitarnya.
Sinergi antara doa, usaha/ikhtiar, dan Tawaqal. Kita tahu bahwasanya
usaha tanpa doa itu sombong, dan doa tanpa usaha itu sama saja bohong.
Jadi kita sebagai manusia makhluk Allah harus senantiasa mengimbangi
antara doa dan usaha kita, apabila kita telah melakukan dua hal tersebut
maka berikhtiarlah karena segala keputusan itu ada di tangan Allah. Dan
yakinlah bahwa hasil yang Allah berikan itu pasti yang terbaik buat kita,
apapun itu terimalah dengan ikhlas dan lapang dada karena hal yang
demikian akan baik untukmu di dunia maupun di akhirat.

Das könnte Ihnen auch gefallen