Sie sind auf Seite 1von 9

1.

Pengertian

Proses adalah serangkaian langkah yang dilakukan secara teratur


untuk menghasilkan suatu produk. Hal ini merupakan definisi yang
sangat umum, tetapi di dalamnya terkandung beberapa informasi
penting, yaitu :

- Beberapa langkah kegiatan

- Langkah langkah terurut secara teratur

- Produk dihasilkan di dalam atau di akhir proses

Sedikitnya ada dua macam proses yang dikenal selama ini, yaitu :

a. Proses Produksi

Proses Produksi adalah serangkaian langkah kegiatan yang di lakukan


secara teratur untuk menghasilkan suatu produk yang bersifat nyata.
Untuk menghasilkan suatu produk (barang / jasa) pasti
membutuhkan suatu proses produksi.

b. Proses Administrasi / Manajemen

Proses Administrasi / manajemen adalah serangkaian kegiatan


yang dilakukan secara teratur dan berakhir pada suatu produk yang
tidak nyata seperti keputusan atau kebijakan. Sebenarnya
administrasi dan manajemen adalah dua hal yang berbeda, namun
dalam konteks ini kedua hal tersebut dianggap mencakup proses
yang tumpang tindih dan karenanya dianggap sama. Proses
manajemen adalah serangakaian langkah kegiatan yang dilakukan
untuk mengelola sumber daya yang dimiliki organisasi, agar tujuan
dapat tercapai dengan cara yang seefisien mungkin. Dalam proses
manajemen, produk yang dihasilkan biasanya selalu dalam bentuk
keputusan atau kebijakan manajemen. Sedang administrasi (dalam
artian luas) adalah proses kerja sama antara semua pimpinan dan
semua staf organisasi untuk mencapai tujuan organisasi yang telah
ditetapkan.

2. Tujuan Proses

Jika tujuan dan kinerja organisasi dapat dikenali, maka tujuan dan
kinerja proses juga dapat dikenali. Seperti tujuan organisasi, tujuan
proses juga bersifat ideal. Karena itu tujuan proses harus memenuhi
syarat sebagai berikut ini :

a. Sesuai dengan tujuan organisasi

b. Dapat diobservasi

c. Dapat diukur atau dibandingkan dengan standar

d. Realistis (didasarkan pada hasil analisis SWOT)

3. Desain Proses

Desain proses adalah bangunan proses, dimana dalam bangunan itu


dapat dilihat langkah langkah kegiatan yang membentuk proses
tersebut. Untuk menilai mutu suatu desain proses, cukup menanyakan
apakah proses yang terjadi lancar atau tidak, efisien efektif atau
tidak, memudahkan pegawai bekerja atau tidak, membuat pelanggan
senang atau tidak. Agar proses dapat berjalan secara optimal, maka
desain proses harus mempunyai kriteria sebagai berikut :

a. Sesuai dan mendukung desain organisasi

b. Fungsi untuk setiap point pekerjaan jelas dengan standar

c. Alur proses dari ponit ke point pekerjaan jelas tergambarkan.

4. Kinerja Proses

Jika tujuan organisasi bersifat

ideal, maka kinerja

proses

cenderung bersifat riil, seperti kinerja organisasi, kinerja proses juga


berada dilingkungan yang mempengaruhinya. Secara umum, faktor
faktor yang mempengaruhi kinerja proses adalah :

a. Sumber daya manusia

b. Sarana fisik

c. Sarana non fisik

d. Desain proses.

F. PEKERJAAN DAN PEKERJA


1. Desain Pekerjaan

Desain pekerjaan adalah struktur bangunan pekerjaan yang disusun


sedemikian rupa sehingga pekerjaan tersebut dapat dikerjakan dengan
cara yang seefektif dan seefisien mungkin. Desain pekerjaan yang ideal
selalu memperhatikan 4 (empat) hal, yaitu :

a. Deskripsi tanggung jawab

Bagi seorang pegawai atau pekerja, pekerjaan bukanlah sekedar serentetan


kegiatan yang dikerjakan begitu saja. Pekerjaan adalah tanggung
jawab. Pekerja bukanlah robot, tetapi sebagai pemegang tanggung
jawab.

Karena

itu,

suatu

desain

pekerjaan

yang

ideal

selalu

mengandung informasi tentang tanggung jawab yang diemban oleh


pegawai atau pekerja yang bersangkutan. Sedang detail pekerjaan
tidak muncul didalam deskripsi tanggung jawab, tetapi didalam
urutan kegiatan / prosedur kerja.

b. Urutan kegiatan / prosedur kerja

Desain pekerjaan juga mengandung informasi yang rinci tentang


urutan kegiatan atau prosedur kerja yang lazim disebut SOP
(Standard Operating Procedures). Suatu prosedur kerja kadangkala
juga dilengkapi informasi yang lebih rinci, yang biasa disebut sebagai
spesifikasi pekerjaan. Didalam spesifikasi pekerjaan dijelaskan hal
hal rinci seperti kondisi pekerjaan, sarana prasarana yang
diperlukan, langkah langkah tekhnis, atau alternatif jalan keluar
untuk

memecahkan

pelaksanaan pekerjaan.

c. Standar kualitas kerja

masalah

yang

mungkin

timbul

dalam

Standar kualitas kerja adalah derajat ukuran mutu pekerjaan dalam


bentuk yang ideal. Dengan standar inilah suatu kinerja dinilai baik
atau buruk, sesuai prosedur atau tidak, sah atau melanggar aturan,
layak jual atau tidak, dan seterusnya. Standar kualitas kerja
biasanya mengacu pada produk akhir suatu pekerjaan. Namun
kadangkala standar kualitas kerja juga untuk menilai suatu proses
pekerjaan.

d. Ergonomik

Desain kerja yang baik juga memperhatikan prinsip prinsip


ergonomik. Konsep ini mengacu pada desain lingkungan fisik yang
menjadi sarana dan medium tempat kerja. Dalam konteks ini, perlu
diingat bahwa kinerja yang optimal hanya bisa dicapai bila sarana
dan lingkungan fisik ini menunjang kelancaran kerja pegawai /
pekerja. Penyediaan dan pengaturan sarana fisik inilah yang menjadi
perhatian Ergonomik, yang harus diperhatikan

dengan sungguh-sungguh oleh para desainer kerja.

2. Kinerja Pekerjaan / Pekerja

Ada 2 (dua) macam kinerja pekerjaan / pekerja, yaitu :

a. Kinerja yang berujung pada produk yang konkret (Tangible)

b. Kinerja yang berujung pada produk yang tidak konkret (Intangible)

Kedua macam kinerja ini harus dapat diamati dan diukur, hanya caranya
yang berbeda. Dengan kata lain, kedua kinerja ini membutuhkan
instrumen pengamatan dan pengukuran yang berbeda, dan cara
pengamatan yang berbeda pula. Untuk kinerja yang berakhir pada
produk konkret, maka penilaian kinerja dilakukan dengan menilai hasil
akhir tersebut dengan cara membandingkannya dengan spesifikasi
standar yang telah ditentukan. Hal ini berbeda dengan kinerja jenis
kedua, dimana kinerja tersebut tidak bisa lepas dari kinerja kinerja lain
yang berkaitan.

Seperti kinerja yang lain, kinerja pegawai / pekerja juga dipengaruhi oleh
berbagai hal.

Ada 4 (empat) faktor yang dapat mempengaruhi kinerja pegawai / pekerja


(selain faktor subyektif pegawai), yaitu :

1). Spesifikasi Pekerjaan

2). Sarana dan Mekanisme pekerjaan

3). Impak Kinerja

4). Mekanisme Umpan balik.

G. PROSES ANALISIS KINERJA


Proses analisis kinerja melibatkan 6 (enam) tahapan besar, yaitu :

1. Menentukan standar kinerja

2. Menentukan kinerja

3. Menentukan masalah

4. Mengindentifikasi bukti bukti masalah

5. Menentukan penyebab masalah

6. Menentukan Solusi

Insya ALLAH, pembaca akan mendapat penjelasan mengenai Anilisis


Kinerja ini pada penyajian berikutnya dengan judul Analisis Kebutuhan
PSDM.

Sumber rujukan (Literatur) :


1. Pengembangan Sumber Daya Manusia

Oleh: Dr. Prasetya Irawan, M.Sc, penerbit STIA LAN PRESS, Jakarta.
2. Pengembangan Sumber Daya Manusia Manajemen Pelatihan Ketenagakerjaan Pendekatan
Terpadu, Oleh: Dr. Oemar Hamalik, penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
3. Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh: Prof. Dr. Sondang P. Siagian, MPA., penerbit PT. Bumi Aksara, Jakarta.
4. Manajemen Sumber Daya Manusia Dasar dan Kunci Keberhasilan
Oleh. Drs. H. Malayu S.P. Hasibuan, penerbit PT. Toko Gunung Agung, Jakarta.
5. Manajemen Sumber Daya Manusia
Oleh: Prof. Dr. F.X. Soedjadi J., MPA, Penerbit CV. Pucang Kembar, Tangerang.
6. Manajemen Pemberdayaan Sebuah Pengantar dan Panduan Untuk Pemberdayaan Masyarakat
Oleh: Randy R. Wrihatnolo dan Riant Nugroho Dwidjowijoto, penerbit PT. Alex Komputindo, Jakarta
7. Manajemen, Edisi 2, Oleh: T. Hani Handoko, Dosen FE-UGM, BPFE Yogyakarta.

< Prev

Next >

Das könnte Ihnen auch gefallen