Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
4.) Bersifat sepihak dimana hanya penanggung yg hrs melaksanakan kewajiban. Tetapi
adakalanya kreditur menawarkan suatu prestasi sehingga pihak ketiga mau menjadi
penanggung dan dlm keadaan demikian perjanjian bersifat timbal balik.
5.) Besarnya penanggungan tidak akan melebihi besarnya prestasi/perutangan pokoknya
tetapi boleh lebih kecil. Jika penanggung lebih besar maka yang dianggap sah hanya yang
sebesar utang pokok (Psl 1822 BW).
6.) Bersifat subsidiair, jika ditinjau dr sudut cara pemenuhan prestasi. Hal ini berdasarkan
Ps.1820 BW bahwa penanggung mengikatkan diri untuk memenuhi perutangan debitur
manakala debitur sendiri tidak memenuhinya. Ini berarti penanggung hanya terikat secara
subsidiair karena hanya akan melaksanakan prestasi jika debitur tdk memenuhinya sedang
debitur yg harus tetap bertanggung jawab atas pelaksanaan prestasi tsb dan stlh penanggung
melaksanakan prestasi maka ia mempunyai hak regres terhadap debitur.
7.) Beban pembuktian yang ditujukan ke si berutang dalam batas-batas tertentu juga mengikat
si penanggung.
8.) Penanggungan diberikan untuk menjamin pemenuhan perutangan yang timbul dari segala
macam hubungan hukum baik yang bersifat perdata maupun yang bersifat hukum publik,
asalkan prestasi tersebut dapat dinilai dalam bentuk uang.
E. Jenis-Jenis Jaminan Perorangan
Jaminan yang bersifat perorangan, dapat berupa borgtoch (personal guarantee) yang pemberi
jaminannya adalah pihak ketiga secara perorangan, dan jaminan perusahaan, yang pemberi
jaminannya adalah suatu badan usaha yang berbadan hukum.
Dalam perkembangannya, pihak yang bertindak sebagai penjamin tidak hanya perorangan
saja, melainkan bisa juga:
1.) Perusahaan, yang dikenal dengan istilah Corporate Guarantee,
Contohnya: PT Priyatama memberikan Corporate Guarantee (Jaminan Perusahaan) atas
pengembalian hutang Arief sebesar Rp. 1 Milyar kepada Bank ABC. Total kekayaan PT
Priyatama adalah sebesar Rp. 3Milyar. Kemudian PT. Priyatama juga menjamin hutang dari
Budi sebesar Rp. 3 Milyar kepada Bank XYZ. Suatu saat hutang dari Arief pada Bank ABC
macet. Kemudian hutang Budi kepada bank XYZ juga macet. Hal ini mengakibatkan PT
Priyatama harus memenuhi kewajibannya kepada 2 pihak. Padahal total kekayaannya yang
hanya sebesar Rp. 3Milyar tidak mencukupi untuk memenuhi kedua kewajiban tersebut yang
berjumlah Rp. 4 Milyar.
Dalam hal demikian, maka baik Bank ABC maupun Bank XYZ harus menanggung resiko
berupa kegagalan PT. Priyatama untuk memenuhi komitmennya. Karena harta bendanya
tidak mencukupi.
2.) Bank, dengan cara menerbitkan Bank Garansi, yang bisa berupa:
1)
2)
3)
4)
6.) Penjamin berhak mengajukan segala bantahandapat digunakan oleh debitur kepada
kreditur.
Bantahan tersebut tidak boleh hanya berkaitan dengan pribadi debitur (pasal 1847
KUHPerdata).
7.) Penjamin berhak menuntut debitur agar memenuhi kewajibannya kepada kreditur atau
menuntut debitur agar melepaskan penjamin dari kewajiban membayar utang debitur kepada
kreditur (pasal 1850 KUHPerdata).
Personal guarantee dari pemegang saham untuk debitur bersangkutan, jika yang
bertindak selaku debitur adalah suatu perusahaan.
Company guarantee dari perusahaan lain yang masih merupakan afiliasi debitur.
Personal guarantee dari para komisaris atau para direksi debitur.
Personal guarantee dari orangtua debitur, dengan kemampuan finansial yang
dianggap lebih baik daripada debitur bersangkutan.
Alasan adanya perjanjian penanggungan utang ini antara lain karena si penanggung
mempunyai persamaankepentingan ekonomi dalam usaha dari peminjam (ada hubungan
kepentingan antara penjamin dan peminjam), misalnya sipenjamin sebagai direktur
perusahaan selaku pemegang saham terbanyak secara pribadi ikut menjamin hutang-hutang
perusahaan tersebut secara pribadi ikut menjamin hutang-hutang perusahaan itu dan kedua
perusahaan induk ikut menjamin hutang perusahaan cabang.
a.) Akibat-akibat penanggungan antara kreditur dan penanggungnya
Pada prinsipnya, penganggung utang tidak wajib membayar utang debitur pada kreditur,
kecualidebitur lalaimembayar utangnya.
Untuk membayar utang debitur tersebut, maka barang kepunyaan debitur harus disita dan
dijual terlebih dahulu untuk melunasi hutangnya (pasal 1831 KUHPerdata)
Penanggungan tidak dapat menuntut supaya barang milik debitur lebih dahulu disita
dan dijual untuk melunasi hutangnya, jika:
a) Dia (penanggung utang) telah melepaskan hak istimewanya untuk menuntut barangbarang debitur lebihdahulu disita dan dijual;
b) Ia telah mengikatkan dirinya bersama-sama dengan debitur utama secara tanggung
menanggung, dalam hal itu akibat-akibat perikatannya diatur menurut asas asas utangutang tanggung-menanggung;
c) Debitur dapat mengajukan suatu eksepsi yang hanya mengenai dirinya sendiri secara
pribadi;
d) Debitur dalam keadaan pailit; dan
e) Dalam hal penanggungan yang diperintahkan hakim (pasal 1832KUHPerdata)
b.) Akibat-akibat penanggungan antara debtur dan penanggung dan antara para
penanggung
Hubungan hukum antara penanggung dengan debitur utama adalah erat kaitannya dengan
telah dilakukannya pembayaran debitur kepada kreditur. Untuk itu, pihakpenanggung
menuntut kepada debitur supaya membayar apayang telah dilakukan oleh penanggung kepada
kreditur. Disamping penanggung utang juga berhak menuntut:
a) Pokok dan bunga
b) Penggantian biaya,kerugian,dan bunga.
Disamping itu, penanggung juga dapat menuntut debitur untuk diberikan ganti rugi atau
untuk dibebaskan dari suatu perikatannya bahkan sebelum ia membayar utangnya:
a) Bila ia digugat dimuka hakim untuk membayar
b) Bila debitur berjanjiuntuk membebaskannya dari penanggungannya pada suatu waktu
tertentu
c) Bila utangnya sudah dapat ditagih karena lewatnya jangka waktu yang telah
ditetapkan untukpembayarannnya
d) Setelah lewat waktu 10 tahun, jika perikatan pokoktidak mengandung suatu jangka
waktutertentu untuk pengakhirannya, kecuali bila perikatan pokok sedemikian
sifatnya, sehingga tidak dapat diakhiri sebelumlewat waktu tertentu.
Hubungan antara penanggung dengan debitur disajikan berikut ini.jika berbagai orang telah
mengikatkan dirinya sebagai penanggung untuk seorang debitur dan untuk utang yang sama,
maka penanggung yang melunasi hutangnya berhak untuk menuntut kepada penanggung
yang lainnya, masing-masing untuk bagiannya.
c.) Hapusnya penanggungan utang
Hapusnya penanggungan hutang diatur dalam pasal 1845-1850 KUHPerdata. Di dalam pasal
1845 KUHPerdata disebutkan bahwa perikatan yang timbul karena penanggungan, hapus
karena sebab-sebab yang sama dengan yang menyebabkan berakhirnya perikatan lainnya,
pasal ini menunjuk kepada pasal 1381,1408, 1424, 1420, 1437, 1442, 1574, 1846, 1938, dan
1984 KUHPerdata.
Didalam pasal 1381,ditentukan 10 cara berakhirnya perjanjian penanggungan utang yaitu
pembayaran; penawaran pembayaran tunai, diikuti dengan penyimpangan atau penitipan;
pembaruan hutang; kompensasi hutang; pencampuran hutang; pembebasan utang; musnahnya
barang terutang; kebatalan atau pembatalan; dan berlakunya syarat pembatalan.
J. Contoh Sederhana Dari Jaminan Perorangan
Bu Aminah seorang dosen Fakultas Hukum meminjam uang sebesar Rp. 30 juta
dengan jaminan Rektornya
Ani seorang buruh pabrik meminjam uang pada Bank Mandiri sebesar 5 juta yg
menjamin adalah Direkturnya.
Jadi dalam hukum jamianan perorangan harus ada hubungan antara si peminjam dengan si
penjamin yaitu hubungan antara atasan dan bawahan dan hubungan antara buruh dan
majikan.
Contoh lain: Rani mempunyai hutang sebesar Rp 10jt kepada Maya, untuk pembiayaan
renovasi rumah. Untuk menjamin Rani akan membayar hutangnya kepada Maya, maka Dewi
(tante Rani) yang akan menjamin pelunasan hutang Rani bilamana Rani tidak membayar.
Jadi intinya bila Rani nanti tidak bisa membayar hutang sebesar Rp. 10jt tersebut, maka Dewi
yang akan melunasi kewajiban Rani ke Maya.
Bentuk penjaminan yang diberikan oleh Dewi tersebut dalam istilah hukumnya disebut juga
Jaminan Perorangan (persoonlijke zekerheid) atau borgtocht atau dalam istilah bisnis seharihari disebut juga personnal guarantee sebagaimana diatur dalam pasal 1820 KUHPerdata.
Rani (dalam praktik disebut sebagai debitur), sebagai pihak yang dijamin pengembalian
hutangnya oleh Dewi (dalam praktik disebut sebagai Penjamin), tidak selalu harus
mengetahui bahwa hutang dia telah dijamin pengembaliannya oleh Dewi. Karena jaminan
yang diberikan oleh Dewi tersebut bisa juga dilakukan secara diam-diam tanpa
sepengetahuan Rani.
Pemberian jaminan tersebut di dalam praktek hukum perbankan sehari-hari digunakan
sebagai jaminan pelengkap, yang sifatnya melengkapi pemberian jaminan yang sudah ada.
Karena berbeda dengan Jaminan Kebendaan sebagaimana yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, dalam Jaminan perorangan tersebut tidak disebutkan mengenai suatu harta
6
tertentu milik Penjamin yang dijadikan sebagai jaminan pelunasan kewajiban debitur kepada
Bank/Lembaga Pembiayaan.
Sebagai contoh, pada saat Dewi memberikan jaminan pelunasan hutang Rani kepada Maya,
Dewi tidak menetapkan suatu harta tertentu miliknya sebagai jaminan kepada Maya. Namun
demikian, berdasarkan pasal 1131 KUH Perdata dan Pasal 1132 KUHPerdata, maka seluruh
harta benda milik Dewi dijadikan jaminan atas pelunasan jaminan yang diberikan oleh Dewi
tersebut. Dalam hal terjadi eksekusi, dimana Dewi harus membayar hutang Rani kepada
Maya, maka pemenuhan hutang oleh Dewi kepada Maya tersebut dapat diambilkan dari harta
benda Dewi apa saja, kecuali yang sudah dibebani dengan jaminan lainnya seperti halnya
Hak Tanggungan, Gadai ataupun Hipotik.
Daftar Pustaka