Sie sind auf Seite 1von 13

BOJONEGARA

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


Fuzi Nurfauzi
M. Ikbal Tri Putra
Tiara Kurniawati

DEPARTEMEN PENDIDIKAN TEKNIK ARSITEKTUR


(1301410)
M. Dzikri Fadilah
(1305124)
(1301518)
Nafesa Nur Fadhilah
(1300634)
(1301922)
Yohanes Marbun
(1305926)

Bojonegara merupakan salah satu subwilayah kota (SWK) Bandung dengan Sub pusat Pelayanan Kota (SPK) Setrasari. Batas-batas kawasan Bojonegara diantaranya,
Barat
: Kota Cimahi
Utara
: Kabupaten Bandung Barat
Timur
: SPK Setrasari
Selatan
: SPK Kopo Kencana.
Subwilayah Bojonegara terdiri atas empat kecamatan dan 21 kelurahan diantaranya sebagai berikut.

Kelurahan Maleber
Kelurahan Dungus Cariang
Kelurahan Ciroyom
Kelurahan Kebon Jeruk
Kelurahan Garuda
Kelurahan Campaka

Kelurahan Husein Sastranegara


Kelurahan Arjuna
Kelurahan Padjajaran
Kelurahan Pasirkaliki
Kelurahan Pamoyanan
Kelurahan Sukaraja

KECAMATAN
ANDIR

KECAMATAN
KECAMATAN
CICENDO BOJONEGARA SUKAJADI
Kec. Andir
403,16 ha
Kec. Cicendo
656,94 ha
Kec. Sukajadi
716,77 ha
Kec. Sukasari
554,41 ha

KECAMATAN
SUKASARI

Kelurahan Isola
Kelurahan Sukarasa
Kelurahan Gegerkalaong
Kelurahan Sarijadi

Kelurahan Pasteur
Kelurahan Cipedes
Kelurahan Sukawarna
Kelurahan Sukagalih
Kelurahan Sukabungah

KONDISI GEOGRAFIS
SWK Bojonegara berada pada ketinggian antara 1065 Mdpl hingga 755 Mdpl dan memiliki kelerengan tanah > 40%. Kota Bandung memiliki tanah yang relatif subur yang tersiri dari lapisan tanah alluvial dan
endapan sungai dan danau.

Utara : Kec. Sukasari


Cidadap
Selatan : Kec. Cicendo
Timur : Kec. Coblong
Barat : Kota Cimahi

BATAS WILIYAH
& KETINGGIAN

750 mdpl

Kondisi Geografis Kota Bandung

Utara : Kec. Cicendo


Selatan : Kec. Bandung Kulon
Kec. Babakan Ciparay
Kec. Bojongloa Kaler
Kec. Astana Anyar
Timur : Kec. Sumur Bandung
Barat : Kota Cimahi

KECAMATAN
ANDIR
627 mdpl

Kawasan Cekungan Kota Bandung

KECAMATAN
SUKAJADI

730 mdpl
700 mdpl

KECAMATAN
CICENDO
Utara : Kec. Sukajadi
Selatan : Kec. Andir
Timur : Kec. Sumur Bandung
Bandung Wetan
Barat : Kota Cimahi

Utara : Kab. Bandung Barat


Selatan : Kec. Sukajadi
Timur : Kab. Bandung Barat
Barat : Kec. cidadap

KONDISI DEMOGRAFIS
Berdasarkan RTRW Kota Bandung 2011-2031 setiap SPK melayani 500.000 penduduk. Sebaran penduduk di SWK Bojonegara dilihat berdasarkan jumlah di masing-masing kecamatan dengan data sebagai berikut.
No

Kecamatan

Penduduk
L

1
2
3
4

Jumlah
Penduduk

Kepadatan Penduduk
(jiwa/ha)

Luas
Wilayah
(ha)

Sukasari
40644
41015
81659
130,030
628
Sukajadi
54057
53988
108045
168,820
640
Cicendo
49899
49569
99468
144,366
689
Andir
49271
48007
97278
262,205
371
Jumlah
193871 192579
386450
176,355
2328
Tabel Kepadatan Penduduk SWK Bojonegara 2016 (Sumber: http://portal.bandung.go.id)

Tabel Klasifikasi Kawasan Kepadatan Penduduk. (Sumber: SNI 03-1733-2004)

Tabel memperlihatkan bahwa kepadatan penduduk tinggi berada di Kecamatan Andir, sementara kecamatan Sukajadi, Cicendo, dan Sukasari masih berada dalam ambang kepadatan penduduk sedang.
Terdapat lampiran komposisi penduduk menurut jenis kelamin Kota Bandung dari Dinas Kependudukan ditunjukkan dalam tabel berikut.
No

Kecamatan

Penduduk
Sex Ratio
L
P
1
Sukasari
40644
41015
99,09
2
Sukajadi
54057
53988
100,13
3
Cicendo
49899
49569
100,67
4
Andir
49271
48007
102,63
Jumlah
193.871 192.579
100,63
Tabel Komposisi Penduduk Menurut Jenis Kelamin Kota Bandung (Sumber: RTRW 2011-2031)

Dari tabel diatas, SWK Bojonegara memiliki Bojonegara memiliki sex ratio lebih dari 100 yang berarti penduduk laki-laki lebih banya dari perempuan yaitu setiap 100 penduduk perempuan terdapat 101 (dibulatkan
dari 100,63) penduduk laki-laki. Angka sex ratio tertinggi berada pada Kecamatan Andir. Angka ini menyebabkan lapangan pekerjaan untuk laki-laki lebih besar, sehingga perlu diakomodasi dengan baik agar
penduduk tidak bekerja di luar kecamatan ataupun menciptakan lapangan pekerjaan yang baru.

POTENSI
Pada SWK Bojonegara terdapat kawasan yang termasuk ke dalam kawasan strategis Kota Bandung dari sudut kepentingan ekonomi, yaitu Sentra Boneka Sukamulya yang didalamnya terdapat
masyarakat/pengusaha kecil sampai menengah mengadakan kegiatan pembuatan boneka, dimana pengarajin boneka berada di kawasan Jalan Sukamulya, Kecamatan Sukajadi. Kawasan tersebut akan dilakukan
pengembangan dengan melakukan pembangunan pusat komersil boneka dan pembangunan sentra pusat promosi. Secara intensif dilakukan pengendalian berupa penyediaan ruang parkir. Juga terdapat Sentra
Jeans Cihampelas yang memerlukan penataan kawasan dengan program pemanfaatan berupa penataan pedestrian dan jalur hijau, pembangunan fasilitas parkir bersama, penataan fasad bangunan, konsolidasi
lahan komersial dan peremajaan perumahan. (Kawasan Strategis dalam RTRW Kota Bandung 2011-2031)
Terdapat juga kawasan perdagangan yang merupakan daerah tujuan berbelanja bagi masyarakat Kota Bandung maupun wisatawan domestik dan internasional di Kecamatan Andir diantaranya Pasar Baru,
Pasar Ciroyom, serta Pasar Andir. Pasar Baru adalah setra perdagangan tekstil dan pakaian jadi, sedangkan Pasar Ciroyom dan Pasar Andir merupakan pasar tradisional untuk perdagangan sayur-sayuran, daging,
ikan, dan kebutuhan pokok lainnya. (bandungkota.bps.go.id)
Di Kecamatan Sukasari memiliki potensi produk unggulan yaitu Budidaya Ulat Hongkong, Budidaya Tanaman Hias, Pembuatan Jamu Tradisional, Kerajinan Tangan (Kain perca dan pernak-pernik), Bank
Sampah, Pembuatan Telor Asin, Ternak Kelinci, Perajin Wayang Golek, Perajin Lampu Lampion, Produsen Makanan Tradisional dan Ringan, Produsen Alat Kesenian (Kendang, Dog-dog), dan Konveksi (Skaters dan
Vilour)

Fasilitas Wisata

PROBLEM STATEMENT
Kondisi geografis
Fisiograpi Kota Bandung berupa cekungan, maka pemanfaatan lahan tidak leluasan dan menjadi perangkap sirkulasi udara kota. Standar kepadatan Kota Bandung yang berkisar antara 12.000-13.000 penduduk/km2. Terdapat
keditakmerataan pesebaran penduduk Kota Bandung. Menurut Perkembangan dan Permasalahan Kota Bandung pada RTRW 2011-2031 sesuai dengan strategi dasar pengembangan fisik salah satu hal yang penting diperhatikan adalah
Limitasi dan kendala geografis Bandung Utara yang terutama berfungsi sebagai wilayah resapan air dan pengaman keseimbangan tanah. Wilayah utara Bandung ini disebutkan tidak cocok untuk pengembangan permukiman karena
rawan longsor dan bentang alamnya memiliki kelerengan tinggi. Dengan banyaknya jumlah penduduk muda ini akan berakibat pada peningkatan kebutuhan pangan dikarenakan tingginya kebutuhan akan tingginya kebutuhan akan gizi
bagi pertumbuhan fisiknya, kebutuhan akan pendidikan, dan kebutuhan akan fasilitas yang mendukung kegiatan penduduk usia produktif. Dilihat dari Sebaran tanah kota Bandung yang relatif subur dapat berarti jika kegiatan
perkotaan akan lebih didominasi agro atau urban forestry, tetapi sebaliknya akan menjadi kelemahan (opportunity cost terhadap lingkungan alami) jika lahan itu didominasi oleh pemanfaatan untuk mengadakan blok-blok bangunan,
yang sama sekali tidak memerlukan keberadaan unsur hara yang ada. Dampaknya adalah dalam perekonomian Kota Bandung sektor pertanian mengalami pertumbuhan positif tapi mengalami penurunan dari tahun sebelumnya,
bersama dengan sektor industri pengolahan dan keuangan.
Untuk Sanitasi dan Limbah Kota Bandung dengan Sistem Terpusat hanya dapat melayani lebih kurang 20% dari penduduk Kota Bandung, sisanya menggunakan on site disposal dan imperfect system, tepatnya untuk Bandung
Barat dialirkan langsung ke Sungai Citepus tanpa pengolahan. Untuk Bandung Utara, air limbah tidak mendapat pengolahan dahulu sebelum dibuang ke badan air. Sehingga menunjukkan tingginya tingkat pencemaran yang ditimbulkan
oleh air limbah (pencemaran air) Untuk air kotor terutama penanganannya pada perumahan yang padat masih banyak menggunakan sistem setempat dalam pengolahan limbah, seperti penggunaan cubluk dan pembuangan air cuci
dan mandi tanpa saluran. Saluran umumnya masih berupa saluran drainase (saluran campuran) dalam bentuk terbuka. Saluran tertutup untuk limbah domestic maupun non-domestrik masih sangat terbatas. Muncul juga
permasalahan teknis dalam pengelolaan sistem pembuangan air limbah karena kurangnya kesaran masyarakat dalam memanfaatkan sarana yang ada. Serta masih banyak pabrik-pabrik yang belum memiliki instalasi pengolahan
limbah. Bercampurnya air hujan dan drainase pada satu saluran menyebabkan besarnya volume air limbah yang harus di olah. Saluran drainase Kota Bandung di bagian utara yang dibangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada
umumnya bermuara di sungai Cikapundung.
Menurut RTRW Kota Bandung pada Perkembangan dan Permasalahan Kota Bandung, terdapat saluran pembuangan mikro yang sengaja dibuat mengikuti pola jaringan jalan. Saluran ini bermuara pada saluran makro yang dekat
dengan saluran mikro tersebut. Saluran mikro dibedakan berdasarkan karakteristiknya menjadi
1. Saluran yang berada di kota lama, sudah tidak dapat lagi menampung/menyalurkan limpahan air hujan sehingga sering terjadi flash flood terutama di wilayah Bandung Utara;
2. Saluran di wilayah pengembangan, sebagian letaknya lebih rendah dari permukaan sungai, pembangunannya tidak terintegrasi secara internal dalam wilayah Kota Bandung maupun secara eksternal dengan Kabupaten Bandung.
Data penyebaran genangan banjir Kota Bandung
- Bandung Barat 90,4 Ha
- Bandung Timur 197 ha, dan
- Bandung Utara 27,5 ha.
Penyebab terjadinya daerah rawan banjir ini karena tertutupnya street inlet oleh beberapa aktivitas, sehingga air hujan tidak bisa masuk ke dalam saluran drainase, adanya pendangkalan di beberapa bagian saluran serta konstruksi
drainase yang tidak sesuai dengan kebutuhan lapangan. Dalam masa perencanaan RUTRK ditemukan beberapa masalah terkait dengan struktur tata ruang salah satunya mengenai pengembangan Setrasari Mall sebagai pusat sekunder
WP Bojonegara tidak tercapai. Penyebab lumpuhnya pusat sekunder ini antara lain kurangnya akses jalan menuju Setrasari Mall, serta sulitnya mengikat penduduk sekitar karena lokasi Setrasari Mall yang berada di perumahan
menengah ke atas. Hal ini membuat penduduk lebih memilij pergi ke pusat kota atau kawasan perdagangan di Jl. Merdeka.
Dari aspek transportasi terdapat masalah ketidaksesuaian dengan arahan RUTRK adalah adanya kesenjangan pertumbuhan kendaraan yang mencapai lebih kurang 11% per tahun dengan pertumbuhan pertambahan jaringan
jalan yang hanya lebih kurang 2% per tahun berdampak pada kemacetan pada kinerja lalu lintas Kota Bandung dan terakumulasi sepanjang tahun meningkat. Persoalan kawasan lindung di Kota Bandung adalah Masalah Bandung
Utara karena memiliki kelerengan tanah > 40% yaitu pada Kelurahan Isoa, Gegerkalong, Sarijadi dan Sukarasa (Kecamatan Sukasari) dihadapkan pada persoalan-persoalan yang mengganggu fungsi utamanya sebagai kawasan resapan
air yang berperan penting dalam penyediaan air tanah di Cekungan Bandung. Salah satu masalah tersebut adalah pembangunan perumahan dan lainnya yang pesat dan kurang terkendali sehingga menurunkan kualitas lingkungan
alami wilayah ini dan menimbulkan persoalan lingkungan antara lain
1. Penurunan muka air tanah, timbul akibat berkurangnya wilayah tangkapan air di Bandung Utara atau besarnya pengambilan air tanah di Cekungan Bandung, oleh industry yang dalam jangka panjang akan menurunkan muka air
tanah di wilayah bawahnya, yaitu Kota Bandung sehingga penduduknya akan mengalami kekurangan air.
2. Pendangkalan sungai, timbul dari adanya tingkat erosi yang tinggi akibat dari tidak berfungsinya kawasan hutan lindung di kawasan Bandung Utara. Lumpur dan tanah akibat erosi mengalir ke sungai Citarum dan pada akhirnya
sungai menjadi dangkal dan dapat menimbulkan bencana banjir.
Persoalan ini ditambah dengan kurangnya ruang terbuka hijau, hutan kota, taman kota, ruang terbuka biru, taman bermain, dan ruang olahraga.
Kecamatan Cicendo memiliki Koefisien Dasar Bangunan (KDB) sudah sangat tinggi mencapai 80% hingga 90 % yang menyebabkan tingginya kegiatan di inti kota dan kurang merata. Pada lokasi ini terkonsentrasi kawasan kumuh,
terutama di kawasan yang memiliki nilai lokal strategis.Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL)

PERMASALAHAN
Permasalahan utama yang akan kami bahas yaitu pemukiman kumuh dan flasd flood pemukiman kumuh terjadi karena jumlah penduduk yang terus bertambah dan tidak dibarengi dengan pendapatan yang cukup bagi mereka
untuk membeli hunian yang layak dengan bertambahnya jumlah penduduk juga mengakibatkan banyaknya hunian yang tidak teratur dan menghabiskan pengalihan fungsi lahan dan pengalihan fungsi lahan tentunya akan
mengurangi kawasan terbuka hijau yang seharusnya untuk menyerap air hujan sehingga berdampak pada banjir secara tidak langsung penyebab banjir juga disebabkan oleh buruknya drainase kota.

Kepadatan Penduduk

Pemukiman Kumuh

PERMASALAHAN
Pengalihan Fungsi Lahan
Flash Flood

PEMUKIMAN KUMUH
Menurut UU No. 4 Pasal 22 Tahun 1992
tentang Perumahan dan Permukiman :
Permukiman Kumuh adalah Permukiman
tidak layak huni antara lain karena berada
pada lahan yang tidak sesuai dengan
peruntukan/tata
ruang,
kepadatan
bangunan sangat tinggi dalam luasan yang
sangat terbatas, rawan penyakit sosial dan
penyakit lingkungan, kualitas umum
bangunan
rendah,
tidak
terlayani
prasarana lingkungan yang memadai,
membahayakan
keberlangsungan
kehidupan dan penghuninya.
Tabel Pemukiman Kumuh Kota Bandung

Campaka
Meleber
Ciroyom

Lokasi Pemukiman Kumuh Kec. Andir

Tabel Pemukiman Kumuh Bojenegara

VIEW
PEMUKIMAN
KUMUH

Flash Flood

Penyebab dan Kondisi Flash Flood

Banjir Bandang atau flash flood adalah banjir di


daerah di permukaan rendah yang terjadi
akibat hujan yang turun terus-menerus dan
muncul secara tiba-tiba. Banjir bandang terjadi
saat penjenuhan air terhadap tanah di wilayah
tersebut berlangsung dengan sangat cepat
hingga tidak dapat diserap lagi. Air yang
tergenang lalu berkumpul di daerah-daerah
dengan permukaan rendah dan mengalir dengan
cepat ke daerah yang lebih rendah. Akibatnya,
segala macam benda yang dilewatinya dikelilingi
air dengan tiba-tiba. Banjir bandang dapat
mengakibatkan kerugian yang besar. Kelestarian
alam harus dijaga untuk mencegah banjir
bandang.

Flash flood pada SWK Bojonegara kemungkinan disebabkan oleh Berkurangnya resapan air
dan ada saluran air yang tersumbat, diatas adalah kondisi Flash flood yang terjadi di JL Dr.
Setiabudi bandung.

Dalam Rencana Struktur Ruang RTRW Kota Bandung 2011-2031, terlampir Rencana Sebaran Penambahan Fasilitas Subwilayah Kota Tahun 2031 (Unit) berdasarkan jumlah sebagaran
fasilitas yang ada hingga tahun 2007.

Menurut Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kota Bandung 2011-2031, terdapat perumahan dengan kepadatan tinggi berbentuk rumah susun, flat, atau apartemen, direncanakan di Kecamatan Sukasari, Sukajadi,
Cicendo, Andir, Bandung Kulon, Bojong Loa Kidul, Regol, Babakan Ciparay, Bojong Loa Kaler, Astana Anyar, Lengkong, Sumur Bandung, Buah Batu, Batununggal, Kiara Condong, Antapani, dan Cibeunying Kidul.
Sehingga, akan dilaksanakan urban renewal dan revitalisasi sehingga tercapai kualitas lingkungan yang baik, baik dengan cara pendekatan land consolidation (konsolidasi lahan) maupun land sharing (berbagi lahan).
Urban renewal dan redevelopment direncanakan pada beberapa daerah kumuh antara lain di Kelurahan Tamansari, Andir, Braga, Cigondewah, Cicadas, dan Kiara Condong di atas tanah milik pemerintahan daerah.
Peremajaan kota (urban renewal) merupakan kegiatan untuk memperbaiki daerah kota, bermaksud agar dapat meningkatkan dan pemanfaatan daerah-daerah yang dirasakan sudah kurang menguntungkan bagi
kehidupan sosial dan penghidupan ekonomi kota. Pembangunan kembali kota (urban redevelopment) merupakan pengaturan dan pembangunan kembali lahan kota; berupa upaya meningkatkan manfaat lahan bagi
masyarakat maupun pemerintah kota.

PRODUCTIVICITY CONCEPT
KONSEP PRODUKTIF YANG DIMAKSUD DISINI ADALAH KONSEP UNTUK MEMBUAT KOTA LEBIH PRODUKTIF DENGAN MENGOPTIMALKAN LAHAN UNTUK URBAN FARMING SESUAI DENGAN POTENSI YANG ADA
DI SWK BOJONEGARA, URBAN FARMING SENDIRI DAPAT MEMILIKI BANYAK KEUNTUNGAN DIANTARANYA UNTUK MEMBUKA LAPANGAN PEKERJAAN SEHINGGA MENAMBAH PENGHASILAN PENDUDUK SEKITAR,
MEMPERINDAH KOTA, MEMENUHI KEBUTUHAN SAYURAN UNTUK KOTA BANDUNG, SEBAGAI WISATA KOTA DAN DIHARAPKAN DAPAT MENGURANGI SUHU DISEKIAR, KONSEP LAIN YANG AKAN DITERAPKAN YAITU
KONSEP WATER FARMING YANG DIHARAPKAN DAPAT MENGATASI PERMASALAHAN BANJIR DAN MENGHEMAT KEBUTUHAN AIR. DAN KONSEP VERTICAL HOUSING UNTUK MEMAKSIMALKAN LAHAN DAN
MENAMBAH RUANG TERBUKA SEHINGGA DI RUANG TERBUKA TERSEBUT DAPAT DIOLAH UNTUK MENAMBAH FASILITAS UMUM ATAU PUN DIGUNAKAN UNTUK BERKEBUN SESUAI DENGAN KONSEP URBAN
FARMING YANG KAMI PAKAI. DARI KE TIGA KONSEP TERSEBUT KAMI HARAPKAN KAWASAN SWK BOJONEGARA MENJADI LEBIH PRODUKTIF DAN LEBIH LAYAK UNTUK DIHUNI OLEH MASYARAKAT. KONSEP INI KAMI
RENCANAKAN UNTUK DITERAPKAN DI 2 KECAMATAN YANG BERADA DI SWK BOJONEGARA YAITU DI KECAMATAN SUKASARI LEBIH DI UTAMAKAN UNTUK PENERAPAN WATER HARVEST DAN DI KECAMATAN ANDIR
UNTUK PENERAPAN VERTIKAL HOUSING

PERAIRAN
BUDIDAYA

PEMROSESAN
HORTIKULTURA

DISTRIBUSI

PETERNAKAN

WATANI

Dalam arti luas, pertanian urban


mendeskripsikan seluruh sistem
produksi pangan yang terjadi di
perkotaan. Lahan yang digunakan
bisa
tanah
tempat
tinggal
(pekarangan, balkon, atau atapatap bangunan), pinggiran jalan
umum, atau tepi sungai.

TUJUAN
PENERAPAN URBAN FARMING PADA
SWK BOJONEGARA INI BERTUJUAN
UNTUK

PENERAPAN VERTICAL HOUSE PADA


SWK BOJONEGARA INI BERTUJUAN
UNTUK

PENERAPAN WATER HARVEST PADA


SWK BOJONEGARA INI BERTUJUAN
UNTUK

MENAMBAH ESTETIKA KAWASAN


MENAMBAH KESEGARAN UDARA
MEMENUHI KEBUTUHAN PANGAN
TEMPAT WISATA

MENAMBAH RTH SESUAI RTRW


MENAMBAH FASILITAS PUBLIK

MENGATASI PEMUKIMAN KUMUH

MENGATASI FLASH FLOOD

PENYIMPANAN AIR TANAH

MEMENUHI KEBUTUHAN AIR

ILUSTRASI KONSEP
PENGUNAAN KONSEP WATER HARVET PADA BANGUNAN

PENGGUNAAN TEKNOLOGI MATERIAL BETON


RESAP/PERMEABLE CONCRETE AIR DAN SIGMA TANK
SIGMA TANK ADALAH SUATU SUMUR
RESAPAN MODERN YANG BERBENTUK
KUBUS
DENGAN
BANYAK
RONGGA
SEHINGGA
SELAIN
MAMPU
UNTUK
MENYIMPAN/MENAMPUNG AIR BAGIAN
ATAS SIGMA TANK DAPAT DIBEBANI
BAHKAN OLEH KENDARAAN

ILUSTRASI PENGGUNAAN KONSEP


WATER HARVEST DENGAN SIGMA
TANK PADA TAMAN / RUANG
TERBUKA DAN JALAN DENGAN
TUJUAN AGAR AIR HUJAN TIDAK
LANGSUNG DIBUANG KE SALURAN
PEMBUANGAN
NAMUN
BISA
DIMANFAAT KAN UNTUK MENYIRAM
TANAMAN ATAU JUGA UNTUK
MENGGANTI AIR PADA KOLAM
TAMAN HAL INIDIHARAPKAN DAPAT
MENCEGAH FLASH FLOOD
DAN
MENGHEMAT PEMAKAIAN AIR DI
WILAYAH TERSEBUT

ILUSTRASI PENGGUNAAN KONSEP


VERTIKAL HOUSING TERLIHAT JIKA
KONSEP INI DITERAPKAN AKAN
MENGHASILKAN RUANG TERBUKA
YANG CUKUP LUAS UNTUK
MEMBANGUN FASILITAS PULIK
DAN TAMAN DAN JUGA ADA ATAP
GEDUNG YANG DAPAT
DIMANFAATKAN UNTUK
BERKEBUN DISANA

Das könnte Ihnen auch gefallen