Sie sind auf Seite 1von 11

BAB I

PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pesatnya perkembangan zaman dan teknologi serta
meningkatnya kebutuhan energi dewasa ini mendorong para ahli untuk
meneliti reaksi-reaksi partikel di alam bebas untuk menemukan sumber
energi baru. Dari berbagai penelitian tersebut ternyata ditemukan
bahwa banyak terdapat sinar-sinar radioaktif yang tidak nampak oleh
mata manusia. Sinar-sinar radioaktif tersebut memiliki energi yang
sangat besar dan dapat dimanfaatkan apabila dibantu dengan alat
pendeteksi.
Berbagai alat pendeteksi telah ditemukan oleh para ahli seiring
dengan semakin seringnya penelitian yang dilakukan. Alat-alat tersebut
memiliki spesifikasi masing-masing. Detail spesifikasi dan cara kerja
alat-alat pendeteksi tersebut yang menjadi .ruang lingkup yang akan
dibahas dalam makalah ini.

B.
1.
2.
3.
4.
5.

RUMUSAN MASALAH
Apa itu reaktor nuklir dan apa saja jenis-jenisnya?
Bagaimana struktur dan prinsip kerja reaktor nuklir?
Apa saja kegunaan reaktor nuklir?
Apa saja peristiwa kebocoran reaktor yang pernah terjadi?
Bagaimana efek kebocoran reaktor nuklir bagi manusia dan
lingkungan?

C. TUJUAN
1. Mengetahui apa itu reaktor nuklir dan berbagai jenis reaktor
nuklir
2. Mempelajari struktur dan prinsip kerja reaktor nuklir
3. Mengetahui berbagai kegunaan reaktor nuklir
4. Mengetahui peristiwa kebocoran reaktor nuklir yang pernah
terjadi sepanjang sejarah
1

5. Mengetahui efek kebocoran reaktor nuklir bagi manusia dan


lingkungan

BAB II
PEMBAHASAN
1. Pencacah Geiger-Muller
Alat ini digunakan untuk menentukan banyaknya pancaran/radiasi
sinar radioaktif. Pencacah Geiger-Muller bekerja berdasarkan ionisasi
gas. Alat ini merupakan alat yang paling banyak digunakan.

Peralatan ini terdiri dari sebuah tabung silinder terbuat dari logam
yang diisi dengan gas bertekanan rendah ( 10 cm Hg ) dan seutas kawat
yang terletak sepanjang sumbu tabung. Kawat dipertahankan agar
memiliki beda potensial tinggi ( kira-kira 1.000 V ) terhadap tabung.
Saat sebuah partikel atau foton berenergi tinggi memasuki jendela tipis
pada salah satu ujung tabung, beberapa atom gas dalam tabung
terionisasi. Elektron-elektron yang keluar dari atom gas ditarik menuju
kawat positif ( anoda ). Dalam proses pergerakan elektron menuju
kawat positif, electron-elektron juga akan mengionisasi atom-atom gas
lainnya. Proses ini menghasilkan timbunan muatan-muatan yang akan
menghasilkan pulsa arus pada keluaran tabung. Pulsa ini diperkuat
sehingga dapat dipakai untuk menyalakan rangkaian pencacah
elektronik.

Prinsip kerja:

Terdapat dua elektrode yang dipasang pada alat ini.


Tabung silindris sebagai katode dan sebagai onade di gunakan
kawat. Gas yang di gunakan adalah gas argon pada tekanan 100

mmHg + klorin
Jika tabung menangkap partikel dari radiasi luar gas argon akan
terionisasi menjadi ion positif dan negatif. Ion negatif ditarik

menuju ke anode.
Selama perjalanan, ion ini juga akan mengionisasi gas argon.
Terjadilah banyak sekali ion pada ruang tersebut sehingga terjadi
arus listrik yang cukup besar.

2. Elektroskop Pulsa
Elektroskop pulsa digunakan untuk mendeteksi
ionosasi molekul
Radiasi dari Ra-266 mengionisasi udara
Bungkus logam yang dibumikan dengan jendela kaca

udara oleh radiasi sumber radioaktif. Pada prinsipnya, cara kerja


elektroskop pulsa mirip dengan sebuah elestroskop daun emas.

Ion-ion (+) dan (-) bergerak seperti ditunjukan

Kamar Ionisasi logam

Elektrode Atas

Prinsip kerja:

Partikel yang dipancarkan oleh unsur radioaktif masuk


ke dalam
Daun Mengembang ketika dimuati oleh arus i

kamar ionisasi, gas yang ada di kamar tersebut akan terion.


Ion-ion positif akan di tarik oleh elektrode negatif, sebaliknya ion

negatif akan di tarik oleh elektrode positif.


Akibat adanya muatan yang sejenis pada elektrode positif, daun
tersebut akan dideteksi oleh rangkaian elektronik.

3. Kamar Kabut
Alat ini berisi gas superdingin di bawah titik embun biasa. Partikel
sepanjang lintasannya. Selanjutnya, ion-ion tersebut berlaku sebagai
pusat pengembunan gas superdingin. Jejak ini dapat diamati dengan
mata telanjang dan juga dapat di foto.
Salah satu detektor yang digunakan dalam penelitian adalah
kamar gelembung (bubble chamber). Kamar gelembung menghasilkan
jejak-jejak berbentuk gelembung-gelembung yang dibentuk oleh ion-ion
hasil radiasi mirip dengan uap jenuh yang mengembun dalam kamar
kabut Wilson.
Prinsip kerja:
Prinsip kerja alat ini memanfaatkan uap jenuh.

Untuk membuat uap jenuh digunakan pendingin yang berasal dari

padat.
Jika ada partikel yang melintas uap jenuh, partikel akan

mengionisasi uap tersebut.


Ionisasi ini mengakibatkan timbulnya ini kondensasi (tetesan
cairan), dapat dilihat dengan bantuan cahaya yang dipancarkan

ke ruangan tersebut.
Jejak pertikel dapat diamati sesuai dengan panjang dan tebalnya

titik-titik tempat terjadi kondensasi.


Bila kamar kabut ditempatkan dalam medan magnet, maka
muatan dan jenis partikel dapat di tentukan dari lengkung
lintasannya.

radiasi berenergi tinggi yang melewati gas ini akan mengionkan gas

4. Emulsi Film
Alat deteksi yang dapat dipakai untuk menangkap jejak lintasan
partikel sinar radioaktif sebab emulsi ini sangat peka terhadap sentuhan
partikel. Alat ini berupa lembaran film yang terbuat dari 30 % perak
bromida, tetapi ada juga yang menggunakan 90 % perak bromida.
Ketika suatu partikel bermuatan bergerak melalui emulsi film,maka akan
terbentuk bayangan dalam butir-butir kristal perak bromida yang dapat
dilihat setelah film dicuci. Dengan mengamati jejaknya, kita dapat
mengidentifikasi jenis partikel dan menentukan energi mula-mula.
Emulsi film biasanya digunakan pada dosimeter. Alat ini berfungsi untuk
mendeteksi radiasi yang diterima (terutama di daerah-daerah yang
terdapat bahan radioaktifnya).

Emulsi film

Dosimeter

5. Detektor Sintilasi
Alat ini bekerja berdasarkan sintilasi atau kelipan yaitu pancaran
foton-foton cahaya akibat deeksitasi atom-atom yang tereksitasi oleh
partikel radiasi yang menumbuknya. Sewaktu diode pertama yang
disebut foto katoda dikenai foton cahaya, misalnya dari kelipan detektor
sintilasi akibat radiasi alfa, maka fotokatode yang dilapisi bahan yang
mudah mementalkan electron itu, lalu memancarkan fotoelektron yang
lalu dipercepat oleh beda potensial menuju diode di sebelahnya,yang
mengakibatkan terpentalnya beberapa elektron sekunder karena
ditumbuknya. Elektron-elektron sekunder ini dipercepat diode
berikutnya, sehingga semakin lama semakin banyak electron yang
sampai pada diode terakhir yang disebut anode,serta menghasilkan
pulsa tegangan listrik yang teramati. Berikut adalah diagram suatu
detektor sintilasi.

Prinsip kerja:

Kristal NaI yang di tempatkan disalah satu ujung tabung bertindak

sebagai sintilator.
Sepanjang tabung dilengkapi dengan elektrode yang bertambah

tenaganya. Elektrode ini disebut diode.


Ketika radiasi jatuh pada kristal, sebuah atom akan tereksitasi ke

tingkat yang lebih tinggi.


Sewaktu kembali ke tempat semula, sebuah foton akan di
lepaskan. Foton ini mengenai dinode sehingga elektron akan akan
di lepaskan pada dinode ini dipercepat oleh beda potensial pada

dinode yang ke dua.


Diode yang ke dua akan mengeluarkan elektron yuang bertambah

banyak akibat adanya elektron yang jatuh.


Elektron yang banyak ini dipercepat oleh dinode yang lain, begitu

seterusnya sehingga banyak elektron yang dikeluarkan.


Keluaran yang sudah di perkuat ini di deteksi dalam bentuk pulsa
listrik alat pencacah.

6. Kamar Gelembung
Prinsip kerjanya sama dengan kamar kabut. Tetapi kamar
gelembung menggunakan cairan sebagai pendeteksi yaitu hidrogen
cair. Jika partikel melewati cairan, maka akan terjadi ionisasi di titik-titik
yang di lewati partikel tersebut. Ionisasi menghasilkan gelembunggelembung pada cairan. Dengan bantuan foto gelembung ini dapat
dideteksi. Alat ini digunakan untuk mendeteksi partikel dengan energi
8

tinggi.

BAB III
PENUTUP
D. KESIMPULAN
Reaktor nuklir adalah tempat terjadinya reaksi inti berantai
terkendali, baik pembelahan inti (fisi) ataupun penggabungan inti (fusi).
Reaksi yang terjadi pada reaktor nuklir baik untuk reaktor penelitian
maupun reaktor daya konvensional, masih didasarkan pada terjadinya
reaksi pembelahan inti fissil (inti dapat belah) oleh tembakan partikel
neutron.
Reaktor nuklir memang merupakan sumber pembangkit energi yang
cukup potensial dewasa ini, mengingat sumber energi dunia mengalami
krisis jika dibandingkan dengan kebutuhan energi dunia. Akan tetapi,
setiap teknologi pasti memiliki kekurangan atau risiko yang harus
ditanggung akibat kesalahan, keteledoran, ataupun hal lain yang
menyebabkan teknologi tersebut justru memberi dampak sebaliknya.
Dalam hal ini, hal yang harus diwaspadai dari reaktor nuklir adalah efek
kebocorannya.

Kebocoran nuklir terjadi ketika sistem pembangkit tenaga nuklir atau


kegagalan komponen menyebabkan inti reaktor tidak dapat dikontrol
dan didinginkan sehingga bahan bakar nuklir yang dilindungi yang
berisi uranium atau plutonium dan produk fisi radioaktif mulai memanas
dan bocor.
Kebocoran reaktor nuklir dapat memberikan dampak yang serius baik
terhadap (kesehatan) manusia maupun lingkungan. Dampak terhadap
manusia yang terpapar radiasi ada yang berjangka panjang maupun
pendek, di antaranya pusing dan mual (jangka pendek) hingga kanker
sebagai akibat mutasi gen (jangka panjang). Dampak bagi lingkungan di
antaranya adalah hujan asam.
E. SARAN
Dikarenakan kebocoran reaktor nuklir memberikan dampak yang
cukup serius bagi kesehatan manusia dan lingkungan, maka prosedur
pencegahan sangat diperlukan untuk meminimalisir terjadinya hal yang
tidak diinginkan. Diperlukan juga prosedur penanganan yang tepat
apabila peristiwa kebocoran telah terjadi.

DAFTAR PUSTAKA
Adiwardojo, dkk. 2009. Mengenal Reaktor Nuklir dan Manfaatnya.
Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Diseminasi Iptek Nuklir.
Ikawati, Yuni, dkk. 2008. 50 Tahun BATAN Berkarya. Jakarta : Badan
Tenaga Nuklir Nasional.
Sagala, F.P., dkk. 2003. Model Atom, Uranium dan Prospeknya sebagai
Energi Masa Depan.
Jakarta : Badan Tenaga Nuklir Nasional Pusat Diseminasi Iptek Nuklir.
Kanginan,

Marthen.2000.Fisika

2000Jilid

3.Jakarta:Erlangga.
10

3C

untuk

SMU

Kelas

Seran

Daton,

Goris.2007.FISIKA

untuk

SMA/MA

Kelas

XII.Jakarta:Grasindo.
Kaninan,Marthen.2006.Fisika 3 untukSMA kelas XII.Jakarta:Erlangga.

11

Das könnte Ihnen auch gefallen