Sie sind auf Seite 1von 4

A.

Pengertian Gempa Bumi


Gerakan keras dan terjadi secara tiba tiba dibawah permukaan bumi disebut gempa
bumi. Kadangkala bumi bergoncang hebat, sehingga bangunan rumah dan gedung
gedung runtuh, jalan dan jembatan rusak serta saluran air dan kawat listrik putus.
Gempa merupakan peristiwa alam yang sangat menghancurkan. Gempa terjadi tidak
dengan peringatan atau tanda tanda awal, tetapi berlangsung begitu saja. Getaran
dahsyat dapat mengguncang dan membelah bumi. Akibatnya, bangunan bangunan
dipermukaan bumi rusak dan hancur. Contoh : Gempa di kota Tangshan, Cina Utara,
pada bulan Juli 1976 dengan korban meninggal sebanyak 242.000 jiwa. Gempa
terdahsyat dalam dua abad terakhir ini berkekuatan 8,3 Skala Richter; Gempa di
wilayah Bali pada bulan Januari dan April 2004. Gempa pada bulan Januari 2004
berkekuatan 6,1 Skala Richter. Gempa ini menyebabkan kerusakan bangunan , rumah
penduduk, dan beberapa warga terluka, terutama di Karangasem , Bali.
Kejadian gempa, baik ringan maupun dasyat, masih merupakan misteri sampai tahun
1960-an. Para ahli seismologi selama beberapa tahun melakukan penelitian mengenai
gempa yang terjadi. Penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa pusat gempa
di permukaan bumi yang disebut episenter berada di sepanjang jalur perbatasan
lempeng kerak bumi.
B. Jenis jenis Gempa Bumi
Gempa bumi terjadi oleh beberapa penyebab. Secara umum, penyebab gempa bumi
dapat dikelompokkan menjadi tiga jenis yaitu tektonik, vulkanik, dan runtuhan.
1. Gempa Tektonik
Kebanyakan gempa bumi terjadi disebabkan oleh gejala tektonik, yaitu gerakan
gerakan sepanjang sesar atau retakan kerak bumi. Gejala tektonik ini merupakan
bagian yang dipelajari dalam teori lempeng tektonik. Menurut teori lempeng tektonik
pembentukan batuan baru terus menerus berlangsung pada lapisan kerak bumi.
Materi batuan dari bagian bumi yang sangat dalam muncul di sepanjang punggung
bukit di dasar laut. Akibatnya, materi batuan yang lama terdesak oleh materi batuan
baru. Pelebaran dasar laut terjadi akibat peristiwa ini. Munculnya materi batuan baru
menyebabkan gerakan lempeng lempeng benua. Lempeng lempeng benua ini ada
yang bergerak saling mendekat ( tabrakan ), saling menjauh ( pelebaran ) dan saling
bersinggungan( sesar ).
2. Gempa Vulkanik
Gempa yang menggoncang bumi dapat ditimbulkan oleh gejala vulkanik atau gunung
api. Letusan gunung api terjadi disebabkan oleh aliran magma dari dalam bumi
menerobos keatas pada lapisan kerak bumi. Gempa vulkanik mungkin terasa sangat
keras didaerah sekeliling gunung api. Pengaruh gempa vulkanik tidak sampai dalam
radius jarak yang jauh. Intensitas gempa biasanya lemah sampai sedang.
3. Gempa runtuhan
Selain gempa tektonik dan gempa vulkanik, gempa bumi dapat terjadi karena
runtuhan lapisan batuan bagian atas. Kegiatan penambangan bawah tanah
menyisakan rongga-rongga dibawah tanah. Rongga-rongga bawah tanah yang berupa
gua-gua juga dapat terbentuk oleh pelarutan batuan kapur. Apabila rongga-rongga

bawah tanah itu runtuh,bumi akan bergetar. Gempa jenis ini bersifat lokal dan
kekuatannya paling lemah bila dibandingkan kedua gempa di atas.
C. Gelombang Seismik
Gempa yang mengguncang bumi getarannya dapat dirasakan dalam radius jarak yang
jauh. Mengapa demikian? Karena,gempa menciptakan sebuah gelombang yang
disebut gelombang seismik(gelombang gempa). Gelombang seismik ini merambat ke
segala arah dari sumber atau titik asal gempa di bawah tanah. Gelombang seismik
dapat diibaratkan gelombang yang terjadi bila kerikil yang dijatuhkan ke genangan air.
Gelombang sesmik ada yang merambat lewat bagian dalam bumi dan ada yang
merambat sepanjang permukaannya. Dengan alat pengukur gempa, ahli geologi telah
mengidentifikasi tiga jenis gelombang seismik yaitu :
1. Gelombang pertama yang mencapai seismograf adalah gelombang primer (P).
Gelombang primer mempunyai sifat yang sama seperti gelombang bunyi yang
merambat melalui udara. Gelombang primer (P) merupakan bentuk gelombang
kompresi yang merambat melalui batuan dengan memanfaatkan dan memuaikan
batuannya sendiri.
2. Gelombang kedua adalah gelombang sekunder (S) yang merambat menembus
batuan dengan gerakan naik turun.
3. Bila gelombang P dan S mencapai permukaan, sebagian berubah menjadi
gelombang seismik jenis ketiga yang merupakan gelombang permukaan.
Gelombang P merambat paling cepat dan mudah merambat pada zat padat dan cair,
sedangkan gelombang S hanya merambat pada zat padat dengan kecepatan di bawah
gelombang P. Perambatan gelombang makin cepat apabila batuan makin rapat dan
keras. Gelombang permukaan mempunyai kecepatan paling lambat, tetapi mempunyai
tenaga paling merusak. Gelombang ini dapat mengelilingi bumi beberapa kali sebelum
mereda.
Gelombang seismik memancar dalam tiga dimensi dari sumber gempa. Gelombang
yang mencapai episentrum, yaitu pusat gempa di permukaan bumi yang berada tepat
di atas sumber gempa di dalam bumi, kemudian menyebar dalam lingkaran
konsentris.
D. Penyebab Terjadinya Gempa Bumi
Kebanyakan gempa bumi disebabkan dari pelepasan energi yang dihasilkan oleh
tekanan yang dilakukan oleh lempengan yang bergerak. Semakin lama tekanan itu
kian membesar dan akhirnya mencapai pada keadaan dimana tekanan tersebut tidak
dapat ditahan lagi oleh pinggiran lempengan. Pada saat itulah gempa bumi itu terjadi.
Gempa bumi biasanya terjadi di perbatasan lempengan-lempengan tersebut. Gempa
bumi yang paling parah biasanya terjadi di perbatasan lempengan kompresional dan
translasional. Besar kemungkinan terjadi karena materi lapisan litosfer yang terjepit
ke dalam mengalami transisi fase pada pedalaman lebih dari 600 KM. Beberapa gempa
bumi lain juga dapat terjadi karena bergeraknya magma di dalam gunung berapi.
Gempa bumi seperti itu dapat menjadi gejala akan terjadinya letusan gunung berapi.
Beberapa gempa bumi (namun jarang) juga terjadi karena menumpuknya masa air
yang sangat besar di balik Dam, seperti Dam Karabia, Zambia, Afrika. Sebagian lagi

(jarang juga) juga dapat terjadi karena injeksi ( atraksi) cairan dari atau ke dalam
bumi. Contoh pada beberapa pembangkit listrik tenaga panas bumi dan di Rocky
Mountain Orsenal. Terakhir gempa juga dapat terjadi dari peledakan bahan peledak.
Gempa bumi yang disebabkan oleh manusia seperti ini dinamakan juga Seismisitas
Terinduksi.
E. Akibat Gempa Bumi

Gempa bumi dapat menimbulkan bencana lingkungan berupa banjir besar yang
menimbulkan celah permukaan bumi, tanah longsor, penurunan/ pengangkatan
lapisan tanah, pencairan, atau pelumeran tanah, serta gempa susulan. Salah satu
dampak yang paling merusak dari gempa bumi di daerah pantai adalah terjadinya
tsunami (bahasa Jepang: gelombang pelabuhan )
F. Cara Mengukur Gempa
Para ilmuwan mengukur kekuatan gempa dengan dua cara. Pertama, menggunaka
alat pengukur yang disebut Skala Richter. Mereka mengukur jumlah energy gempa
yang dilepaskan dengan member sekala 0 sampai dengan 9. Gempa berkekuatan
Skala Richter berarti 100 juta kali kuatnya dari gempa berskala 1.
Kedua, Skala Mercalli mengukur jumlah kerusakan gempa dan memberi skor dari 1
sampai dengan 12. Skor 1 berarti gempa tidak berbahaya, tetapi skor 12 berarti
gempa merusak seluruh bangunan.
G. Lokasi Gempa Bumi Dunia
Lapisan kerak bumi terdiri atas beberapa lempeng. Lempeng-lempeng yang
membentuk lapisan luar bumi tidak bersifat diam, tetapi bergerak perlahan dengan
kecepatan 10 cm pertahun. Geraka lempeng-lempeng tektonok ini ada yang saling
bertabrakan, saling menjauh dan saling bergesekan. Di sepanjang perbatasan dua
lempeng merupakan lokasi atau sumber gempa bumi yang paling sering terjadi. Selain
gempa bumi, disepanjang perbatasan itu juga merupakan jalur gunung api. Dengan
demikian, sumber gempa bumi dapat dikatakan identik dengan jalur gunung api.

H. Antisipasi Terhadap Gempa Bumi


Upaya Pengurangan Bencana Gempa Bumi
1. Menjaga kelestarian lingkungan
2. Tidak merusak hutan
3. Tidak merusak alam sehingga keseimbangan alam selalu terjaga
4. Bangunan harus dibangun dengan konstruksi tahan getaran/gempa khususnya
di daerah rawan gempa.
5. Perkuatan bangunan dengan mengikuti standar kualitas bangunan.
6. Pembangunan fasilitas umum dengan standar kualitas yang tinggi.
7. Perkuatan bangunan-bangunan vital yang telah ada.
8. Rencanakan penempatan pemukiman untuk mengurangi tingkat kepadatan
hunian di daerah rawan gempa bumi.
9. Zonasi daerah rawan gempa bumi dan pengaturan penggunaan lahan.
10. Pendidikan dan penyuluhan kepada masyarakat tentang bahaya gempa bumi
dan cara cara penyelamatan diri jika terjadi gempa bumi.
11. ikut serta dalam pelatihan program upaya penyelamatan, kewaspadaan
masyarakat terhadap gempa bumi, pelatihan pemadam kebakaran dan
pertolongan pertama.
12. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
13. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi.
14. Pembentukan kelompok aksi penyelamatan bencana dengan pelatihan
pemadaman kebakaran dan pertolongan pertama.
15. Persiapan alat pemadam kebakaran, peralatan penggalian, dan peralatan
perlindungan masyarakat lainnya.
16. Rencana kontinjensi/kedaruratan untuk melatih anggota keluarga dalam
menghadapi gempa bumi

Das könnte Ihnen auch gefallen