Sie sind auf Seite 1von 67

Laporan Resmi

Praktikum Mesin Fluida dan Sistem


Semester Ganjil 2016/2017

Oleh Kelompok 1:
1. Oky Mahardika

4213100068

2. Ajar Sembodo

4214100042

3. Putu Widhi Aprilia

4215100017

4. Adenia Nur Fitriani

4215100061

5. Gusti Alfian Nanda

4215100072

Laboratorium Mesin Fluida dan Sistem


Jurusan Teknik Sistem Perkapalan
Fakultas Teknologi Kelautan
Institut Teknologi Sepuluh Nopember
Surabaya 2016

Lembar pengesahan

Instalasi Pipa Udara


Kelompok 1

Abstract
Installation of air pipes is a piping system that drains fluid gas from one place to another. The fluid
that flows derived from the compression process using a tool that is a compressor which serves to
compress the air of normal atmospheric pressure into the high-pressure air. During the process
losses / losses caused by installations such as bends, valves, fittings, and of the pipe itself. The
working principle of the air namely air pipe into the pipe through a valve that opens and then the air
is pumped into the compressor and is compressed in the air compressor. The purpose of this lab is to
know the air pipe damages / losses on the installation of the air pipe and determine the effect of
temperature on the air pipeline. In practical installation of air pipes there are three variables,
control variables, variable manipulation, and variable response. Variable control is the pipe length
and diameter. Variable manipulation such as temperature (T), the valves are adjusted, the pressure
(P), and includes Q final response variable. The equipment used in this lab is the compressor, the
installation of air piping, flow meters, valves, pressure gauge, a container of ice, a thermometer, a
protractor, and rope. Application air pipes in everyday life can be found on a ventilator fan and a
spray of dirt on the engine, especially on the car. While applications in the maritime world is used to
turbo starter systems on ships, sea chest cleaning, coolant in the engine room, start generator sets,
gas turbines, etc.

Abstrak
Instalasi pipa udara adalah suatu sistem perpipaan yang mengalirkan fluida gas dari satu tempat yang
lain. Fluida yang mengalir berasal dari proses kompresi yang menggunakan alat yaitu kompresor yang
berfungsi untuk memampatkan udara dari tekanan normal atmosfer menjadi udara yang bertekanan
tinggi. Selama proses berlangsung terjadi kerugian/losses akibat instalasi seperti belokan, katup,
fitting, dan dari pipa itu sendiri. Prinsip kerja dari pipa udara yaitu udara masuk kedalam pipa melalui
katup yang terbuka kemudian udara dipompa menuju kompresor dan didalam kompresor udara akan
dikompres. Tujuan dari praktikum pipa udara ini adalah menegetahui kerugian/losses pada instalasi
pipa udara dan mengetahui pengaruh temperatur pada saluran pipa udara. Dalam praktikum instalasi
pipa udara terdapat 3 variabel yaitu variable control, variable manipulasi, dan variable respon.
Variable control yaitu panjang pipa dan diameter. Variable manipulasi berupa temperatur (T), katup
yang disesuaikan, tekanan (P), dan variable respon meliputi Q akhir. Peralatan yang digunakan dalam
praktikum ini adalah kompresor, instalasi pipa udara, flow meter, katup, pressure gauge, penampung
es, termometer, busur derajat, dan tali. Aplikasi pipa udara didalam kehidupan sehari-hari dapat
dijumpai pada fan ventilator dan penyemprot kotoran pada bagian mesin khususnya pada mobil.
Sedangkan aplikasi di dunia maritim digunakan untuk turbo sistem starter pada kapal, pembersih sea
chest, pendingin di kamar mesin, start generator set, turbin gas, dll.

Bab I
Pendahuluan
1.1.Latar Belakang
Mata kuliah mesin fluida mencakup materi tentang definisi fluida, sistem satuan, macam-macam
fluida, sifat fluida, macam-macam aliran, sistem perpipaan, macam-macam pompa, penentuan
putaran dan jenis pompa. Mesin fluida sendiri adalah mesin yang berfungsi untuk mengubah energi
mekanis poros menjadi energi potensial atau sebaliknya mengubah energi fluida (energi kinetik dan
potensial) menjadi energi mekanik poros. Dalam hal ini fluida yang dimaksud berupa cair, gas dan
uap. Praktikum ini dimaksudkan untuk menunjang mata kuliah mesin fluida, sehingga mahasiswa
bisa mempelajari secara langsung melalui pengamatan, pencatatan, pengolahan data dan analisis.
Praktikum instalasi pipa udara perlu dilaksanakan agar mahasiswa mengetahui kerugian/losses pada
instalasi pipa udara dan mengetahui pengaruh temperatur pada saluran pipa udara.

1.2.Rumusan Masalah
a. Bagaimana cara mengetahui kerugian pada instalasi pipa udara?
b. Apa pengaruh temperatur pada saluran pipa udara?
1.3.Tujuan
a. Mengetahui kerugian/losses pada instalasi pipa udara
b. Mengetahui pengaruh temperatur pada saluran pipa udara

Bab II
Dasar Teori
2.1.Teori Kompresi
2.1.1 Hubungan antara Tekanan dan Volume
Jika gas dikompresikan pada temperature tetap, maka tekanannya berbanding terbalik
dengan volumenya. Pernyataan ini disebeut dengan Hukum Boyle dan dapat dirumuskan :
P1V1 = P2V2

(modul praktikum mesin fluida)

2.1.2 Hubungan antar Temperatur dan Volume


Semua macam gas apabila dinaikkan temperaturmya pada tekanan yang tetap, maka
akan mengalami pertambahan volume. Pernyataan ini disebut hukum Charles dan dapat
dirumuskan :

V1
V2

T1
T2

(modul

praktikum mesin fluida)

2.1.3 Persamaan Keadaan


Hukum Boyle dan Hukum Charles dapat digabungkan menjadi hokum Boyle-Charles yang
dapat dinyatakan sebagai :
P.V = G.R.T
Dimana :
P = tekanan mutlak

( kgf/m2) atau Pa

V = Volume

(m3)

G = Berat gas

(kgf) atau (N)

T = Temperatur mutlak

(0K)

R = Konstanta gas

(m/0K)

(modul praktikum mesin fluida)

2.2.Jenis-Jenis Kompresi
2.2.1.

Kompresi Isotermal

Bila suatu gas dikompresikan, maka ada energi mekanik yang diberikan dari luar pada
gas. Energi ini diubah menjadi energi panas sehingga temperature gas akan naik jika tekanan
semakin tinggi. Namun jika proses kompresi ini dibarengi dengan pendinginan untuk
mengeluarkan panas yang terjadi, temperature dapat dijaga tetap. Kompresor ini disebut
kompresor isothermal (temperatur tetap). Hubungan antara P dan V untuk T tetap dapat
diperoleh dari persamaan:
P1V1 = P2V2 = tetap

(http://digilib.unimus.ac.id)

Gambar 2.1 Grafik tekanan dan volume kompresi isotermal


Sumber: (http://hyperphysics.phy-astr.gsu.edu/hbase/thermo/isoth.html)

2.2.2.

Kompresi Adiabatik

Yaitu kompresi yang berlangsung tanpa ada panas yang keluar/masuk dari gas. Dalam
praktek proses adiabatic tidak pernah terjadi secara sempurna karena isolasi didalam silinder
tidak pernah dapat sempurna pula.
P1V1k = P2V2k

(http://digilib.unimus.ac.id)

Untuk K disebut indek adiabatic

Gambar 2.2 Grafik tekanan dan volume kompresi adiabatic


Sumber: (http://fisikazone.com/proses-termodinamika/)

2.2.3.

Kompresi Poliprotik

Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan proses isoterma, namun
juga bukan proses adiabatic, namun proses yang sesungguhnya ada diantara keduanya
dan disebut kompresi politropik. Hubungan antara P dan V pada politropik ini dapat
dirumuskan sebagai
P1V1n= P2V2n
Dimana :
P1, P2

= tekanan

V1,V2

= Volume

= indeks politropik (1.25-1.35)

(http://digilib.unimus.ac.id)

Gambar 2.2.3 Diagram PV Politropik


Sumber: faculty.wwu.edu

2.3.Jenis-Jenis Kompresor
Secara umum kompresor dibedakan menjadi dua jenis yaitu kompresor dinamis dan kompresor
perpidahan positif.

Gambar 2.1 bagan jenis kompresor


Sumber : http://artikel-teknologi.com/macam-macam-kompresor-gas

5.3.1

Kompresor Perpindahan Positif


Positif-displacement compressor adalah kompresor yang menghisap fluida secara volume
per volume. Kompresor jenis ini dibagi menjadi 2, yaitu kompresor piston (reciprocating
compressor) dan kompresor putar (rotary)
A. Kompresor piston/torak (Reciprocating)
i.

Kompresor piston kerja tunggal


Kompresor piston kerja tunggal adalah kompresor yang memanfaatkan
perpindahan piston, kompresor jenis ini menggunakan piston yang
didorong oleh poros engkol (crankshaft) untuk memampatkan udara/ gas.
Udara akan masuk ke silinder kompresi ketika piston bergerak pada posisi

awal dan udara akan keluar saat piston/torak bergerak pada posisi
akhir/depan.

Gambar 2.1 kompresor piston kerja tunggal


Sumber : http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-macam-macam-kompresor/

ii.

Kompresor Piston Kerja Ganda

Kompresor piston kerja ganda beroperasi sama persis dengan kerja tunggal,
hanya saja yang menjadi perbedaan adalah pada kompresor kerja ganda, silinder
kompresi memiliki port inlet dan outlet pada kedua sisinya. Sehingga
meningkatkan kinerja kompresor dan menghasilkan udara bertekanan yang lebih
tinggi dari pada kerja tunggal.

Gambar 2.2
Sumber : http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-macam-macam-kompresor/

iii.

Kompresor Diafragma
Kompresor diafragma adalah jenis klasik dari kompresor piston, dan
mempunyai kesamaan dengan kompresor piston, hanya yang
membedakan adalah, jika pada kompresor piston menggunakan piston
untuk memampatkan udara, pada kompresor diafragma menggunakan
membran fleksible atau difragma.

Gambar : 2.3
Sumber : http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-macam-macam-kompresor/

B. Kompresor Putar (Rotary)

Kompresor screw merupakan jenis kompresor dengan mekanisme putar


perpindahan positif, yang umumnya digunakan untuk mengganti kompresor
piston, bila diperlukan udara bertekanan tinggi dengan volume yang lebih besar.

Gambar 2.4
Sumber : http://blog.unnes.ac.id/antosupri/pengertian-dan-macam-macam-kompresor/

5.3.2

Kompresor Dinamis
Kompresor dinamik adalah kompresor yang memberikan enegi kecepatan untuk aliran
udara atau gas yang kontinyu menggunakan impeller yang berputar pada kecepatan yang
sangat tinggi. Kompresor dinamis dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu kompresor sentrifugal
dan kompresor aksial.
A. Kompresor Sentrifugal
Kompresor sentrifugal merupakan kompresor yang memanfaatkan gaya
sentrifugal yang dihasilkan oleh impeller untuk mempercepat aliran fluida
udara (gaya kinetik), yang kemudian diubah menjadi peningkatan potensi
tekanan (menjadi gaya tekan) dengan memperlambat aliran melalui diffuser.

Gambar 2.5
Sumber : http://2.bp.blogspot.com/5EvT8IsxnYc/Te7kabIR4dI/AAAAAAAAAA4/nvwzJyClXuY/s1600/single-stage-centrifugal-turbocompressor-448884.jpg

B. Kompresor Aksial
Kompresor aksial adalah kompresor yang berputar dinamis yang menggunakan
serangkaian kipas airfoil untuk semakin menekan aliran fluida. Aliran udara
yang masuk akan mengalir keluar dengan cepat tanpa perlu dilemparkan ke
samping seperti yang dilakukan kompresor sentrifugal. Kompresor aksial
secara luas digunakan dalam turbin gas/udara seperti mesin jet, mesin kapal
kecepatan tinggi, dan pembangkit listrik skala kecil.

Gambar 2.6

Sumber : http://1.bp.blogspot.com/-t4_duzIxlE/Ubn8rrPfwzI/AAAAAAAAA1g/ZysHmwJdxEA/s1600/Axial+Compressor.jpg

2.4.Klasifikasi Rugi Rugi/ Losses


Pressure drop adalah perbedaan tekanan antara dua titik maupun ketinggian yang berbeda dalam
suatu cairan dapat dihitung dengan menggunakan persamaan :
P2 P1 = .g.(h2-h1)

(Uir pers, mekanika fluida hal 15)

Dimana:
P2-P1 = Perbedaan tekanan (Pa)
.g = Satuan berat cairan (N/m2)
h2-h1 = Perbedaan ketinggian (m)
Jika berada pada suatu titik di permukaan bebas cairan dan (h) positif kearah bawah, maka:
P= .g.h

(Uir pers, mekanika fluida hal 15)

Udara diolah oleh kompresor dengan mengkompresi udara yang masuk kemudian fluida yang
sudah dikompresi akan mengalir melalui perantara pipa. Tentunya dalam hal ini akan
mempengaruhi dinding pipa dan pipa akan mengalami loses baik dipengaruhi panjang dan
pemasangan aksesoris pada pipa .Berikut ada 3 rugi-rugi sebagai berikut :
2.4.1 Kerugian pada Saluran Akibat Panjang Pipa

P=

. l. v 2 .
2d

(www.engineering toolbox)

Dimana :
= koefisien gesekan dalam pipa = 0.0561/Q^0.148
l = panjang saluran
(m)
V = kecepatan aliran pada permukaan saluran
(m/s)
= densitas udara
(1.293 kg/m3 )
d = diameter pipa dalam
(m)
2.4.2 Kerugian pada Saluran Akibat Belokan

P=

( /90 ) . . v 2 .
2

(www.engineering toolbox)
Dimana :
= koefisien hambatan (tergantung pada sudut belokan)
= sudut lengkung (900)
V = kecepatan aliran pada permukaan s aluran (m/s)
= densitas udara (1.293 kg/m3 )
2.4.3 Kerugian pada Saluran Akibat Katup

P=

. v2 .
2

(www.engineering toolbox)

Dimana :
= koefisien hambatan (tergantung pada sudut putar bukaan katup)
V = kecepatan aliran pada permukaan saluran (m/s)
= densitas udara (1.293 kg/m3 )
2.5 Aplikasi Instalasi Pipa Udara di Bidang Marine dan Non-Marine
2.5.1 Aplikasi Instalasi Pipa Udara di Bidang Marine
2.5.1.2 Sistem Starter Mesin Utama Kapal
Pada sistem starter mesin utama kapal, udara dikompresikan dari kompressor
dan ditampung pada botol angin utama (main air receiver) pada tekanan udara
30 bar menurut ketentuan klasifikasi. Dengan memampatkan udara yang
disuplai oleh kompresor ke tabung udara bertekanan udara bertekanan lalu
disuplai oleh pipa menuju direction control valve dan kemudian ke katup udara
start silinder. Pembukaan katup start akan memberikan udara bertekanan ke
dalam silinder. Hal ini dilakukan berulang-ulang secara otomatis hingga mesin
dapat melakukan self-ignition. Prinsip-prinsip kerja sistem starter pada kapal
sebagai berikut :

Udara tekan mempunyai tekanan yang harus lebih besar dari tekanan
kompresi, ditambah dengan hambatan yang ada pada mesin kapal,
yaitu tenaga untuk menggerakkan bagian yang bergerak lainnya seperti
engkol, shaft, dan lain-lain.

Udara tekan diberikan pada salah satu silinder dimana toraknya sedang
berada pada langkah ekspansi.

Penggunaannya dalam engine membutuhkan katup khusus yang berada


pada kepala silinder.

Komponen-komponen air starting system adalah kompresor, separator, main air


receiver, reducing valve, reducing station.

Gambar 6 Instalasi sistem starting engine kapal


Sumber : http://okenetmesin.blogspot.co.id/2014/04/sistem-starter-kapal.html

2.5.2 Aplikasi Instalasi Pipa Udara di Bidang Non-Marine


2.5.2.2 Rem Udara
Rem udara adalah rem yang pengoperasiannya menggunakan udara bertekanan
untuk menjalankan sistem pengereman. Sistem rem udara ini hanya perlu
menekan satu tombol atau pedal untuk membuka katup-katup agar udara
bertekanan mengalir pada sistem rem ini, sehingga hanya perlu menggunakan
energy sekecil mungkin untuk dapat melakukan pengereman dengan daya yang
besar dengan bantuan udara bertekanan. Rem udara merupakan awal mula dari
bentuk aplikasi rem otomatis dimana sebagai control mekanisme kerja pada rem
tersebut adalah pengaturan pada katup-katup yang dioperasikan untuk mengatur
aliran udara bertekanan yang dibutuhkan dalam sistem pengereman. Rem angin
juga banyak memiliki keuntungan dibandingkan dengan rem hidrolik. Keuntungan
dari rem angin diantaranya adalah merupakan media kerja yang mudah didapat
dan diangkut, dapat disimpan dengan mudah, bersih, kering, tidak peka terhadap
suhu, aman terhadap kebakaran dan ledakan.

Gambar 2.7
Sumber : http://3.bp.blogspot.com/tUR88rdFe3s/Vofk97RPwkI/AAAAAAAACx4/7FHIkSDTpqo/s1600/air-brakes-class-3-638.jpg

Bab III
Tahapan Praktikum
3.1 Peralatan Praktikum
No

Nama Alat

Gambar

Fungsi

Spesifikasi

3.1

Kompresor

Sebagai alat untuk


memampatkan udara
(fluida kerja)

HP, 50W, 220-240, 50Hz,


1400 RPM, 3.5 Bar, 50 Psi,
68L/min, 4.4Kg/9.7lb(NW),
17(H) x 12(W) x 24 (L) cm

3.2

Instalasi Pipa
Udara

Sebagai tempat
mengalirnya fluida gas
(udara)

Temperatur max : 1300 F


Tahun Pembuatan :
17/09/1992

3.3

Flow Meter

Mengatur kapasitas
fluida

0-14 Psi, 0-1kg/cm2

3.4

Katup

Mengatur aliran fluida


yang di amati

3.5

Pressure
Gauge

Mengukur tekanan
fluida

0-20 SCFH Air


(DWYER)

3.6

Penampung Es

Menampung es pada
percobaan pipa 2
dengan es

4 (T) x 15 (P) x 5(L) cm

3.7

Termometer

Mengukur suhu pada


saat percobaan

Termometer raksa

3.8

Busur

Mengukur sudut yang


terbentuk oleh katup

3.9

Meteran

Untuk megukur panjang


pipa

3.2 Rangkaian Praktikum

3.3 Prosedur Praktikum


3.3.1

Pipa 1 (pipa panjang dengan belokan)


a) Membuka katup inlet pada pipa 1 dan menutup katup inlet pada pipa 2 dan 3.
b) Menyalakan kompresor
c) Mengatur apasitas udara pada flowmeter (mengikuti instruksi dari grader)
d) Memvariasikan tekanan (megikuti instruksi dari grader)
e) Mengukur dan mencatat besar tutupan sudut katup outlet sesuai tekanan yang
diberikan.
f)

Mencatat nilai perubahan kapasitas pada flowmeter pada masing masing


tekanan.

3.3.2

Pipa Lurus Tanpa Pendingin


a) Membuka katup inlet pada pipa 2 dan menutup katup inlet pada pipa 1 dan 3.
b) Menyalakan kompresor
c) Mengatur kapasitas udara pada flowmeter (mengikuti instruksi dari grader)
d) Memvariasikan tekanan (megikuti instruksi dari grader)
e) Mengukur dan mencatat besar tutupan sudut katup outlet sesuai tekanan yang
diberikan.
f)

Mencatat nilai perubahan kapasitas pada flowmeter pada masing masing


tekanan.

3.3.3

Pipa Lurus dengan Belokan Halus


a) Membuka katup inlet pada pipa 3 dan menutup katup inlet pada pipa 1 dan 2.
b) Menyalakan kompresor
c) Mengatur kapasitas udara pada flowmeter (mengikuti instruksi dari grader)
d) Memvariasikan tekanan (megikuti instruksi dari grader)
e) Mengukur dan mencatat besar tutupan sudut katup outlet sesuai tekanan yang
diberikan.
Mencatat nilai perubahan kapasitas pada flowmeter pada masing masing

f)

tekanan.
3.3.4

Pipa Lurus dengan Pendinginan


a) Membuka katup inlet pada pipa 2 dan menutup katup inlet pada pipa 1 dan 3.
b) Mendinginkan temperatur pipa sampai konstan ( 13 0C )
c) Menyalakan kompresor
d) Mengatur kapasitas udara pada flowmeter (mengikuti instruksi dari grader)
e) Memvariasikan tekanan (megikuti instruksi dari grader)

3.4 Data Hasil Pengamatan Praktikum


3.4.1

Pipa 1
Panjang Pipa
Kapasitas awal (Q)

Tekanan
(Kg/cm2)
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5

No
1
2
3
4
5

3.4.2

: 1.95 M
: 10
SCFH

Sudut Putar
35
40
42.5
45
45

Q (SCFH)
9.5
9
8.5
8
7.5

Pipa 2 Tanpa Es
Panjang Pipa

: 0.6

Kapasitas awal (Q)

: 10

SCFH

Tekanan
(Kg/cm2)

No
1

Sudut Putar
0.1

Q (SCFH)
25
9.5

2
3
4
5
3.4.3

0.2
0.3
0.4
0.5

9
8.5
8
8

30
31
35
37
90

Q (SCFH)
9.5
9
8.5
8
7.5

Pipa 2 dengan Es
Panjang Pipa

: 0.6

Kapasitas awal (Q)

: 10

SCFH

Tekanan
(Kg/cm2)

No
1
2
3
4
5

3.4.4

35
37
40
90

Sudut Putar
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5

Pipa 3
Panjang Pipa

: 0.6

Kapasitas awal (Q)

: 10

SCFH

Tekanan
(Kg/cm2)

No
1
2
3
4
5

Sudut Putar
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5

Q (SCFH)
25
30
32
36
34

9
8.5
8
8
7.5

Bab IV
Analisis Data
4.1.Perhitungan
Berdasarkan dari hasil data percobaan yang diperoleh, dapat dilakukan perhitungan
sebagai berikut.
4.1.1.

Perhitungan Pipa 1

a. Luas Penampang dari pipa (A) yang dialiri udara


Menghitung luas permukaan pipa dengan menggunakan rumus :

1
2
A= D
4
Diameter pipa = 0.005 m
Jari-jari pipa = 0.0025 m
Maka didapat luas permukaan sebesar :

A=

1
2
x 3.14 x 0.005
4

A = 1.9625 x 10-5
b. Menghitung Tekanan (P) Aliran Udara
Tekanan aliran udara ditentukan oleh grader untuk masing masing instalasi pipa
yang telah diamati. Pada masing-masing pipa, besar tekanan yang diberikan sama.
Contoh tekanan pada perlakuan pertama adalah 0.1 kg/cm2
1 kg/cm2 = 98046.9 Pa
0.1kg/cm2 = 9804.69 Pa
c. Menghitung Kecepatan (v) Aliran Fluida
Menghitung kecepatan aliran fluida dengan rumus :
Q=vxA
V = Q/A
Karena kapasitas yang didapat dalam satuan SCFH, jadi harus dirubah terlebih dahulu
kedalam satuan m3/s.
1 SCFH = 7.87 x 10-6 m3/s

Untuk Q yang didapat dari hasil praktikum masih dalam satuan SCFH maka harus
diubah kedalam satuan m3/s.
d. Menghitung Koefisien Gesek Pada Pipa
Menghitung koefisien gesek pada instalasi pipa udara dengan menggunakan rumus :

64

VD
v

3.8 x 0.005
1.39 x 104

Re= 137.03

64
137.03

e. Menghitung nilai gaya


F=PxA
P pipa 1 = 9804.69 Pa
A = 1.9625 x 10-5m2
F = 9804.69 x 1.9625 x 10-5
F = 0.1924 N
f.

Menghitung kerugian akibat panjang pipa

P1=

x l x v2 x
2xD

0,2289 x 1.95 x 3.82 x 1,023

2 x 0.005
= 662.73
g. Menghitung kerugian akibat belokan pipa


xxv x
(
90 )
P =
2

=( 2threded elbow 90 ) + ( Threded tees )


= (1.5 . 2) + 0.9
= 3.9

90
x 3.9 x 3.8 x 1.023
(
90 )
P =
2

28.95
h. Menghitung kerugian pada katup

x v2 x
P3 =
2
= 350

6 x 3.8 2 x 1.023
P3 =
2
= 44.54

Q (m3/s)
0.000074765

V
3.809681529

0.00007083

3.609171975

0.000066895

3.40866242

0.00006296

3.208152866

0.000059025

3.007643312

0.467
02
0.492
97
0.521
96
0.554
59
0.591
56

F
0.192417
041
0.384834
083
0.577251
124
0.769668
165
0.962085
206

P1
1352.146
31
1280.980
714
1209.815
119
1138.649
524
1067.483
929

Tabel 4.1.1 Perhitungan nilai percobaan pada pipa 1


4.1.2.

Perhitungan Pipa 2 Tanpa Es

P2
28.95260128
25.98516015
23.17812125
20.53148457
18.04525011

P3
44.542
46
69.960
05
69.831
52
80.546
59
70.792
9

R
137

129

122

115

108

a. Luas Penampang dari pipa (A) yang dialiri udara


Menghitung luas permukaan pipa dengan menggunakan rumus :

1
A= D2
4
Diameter pipa = 0.005 m
Jari-jari pipa = 0.0025 m
Maka didapat luas permukaan sebesar :

A=

1
2
x 3.14 x 0.005
4

A = 1.9625 x 10-5
b. Menghitung Tekanan (P) Aliran Udara
Tekanan aliran udara ditentukan oleh grader untuk masing masing instalasi pipa
yang telah diamati. Pada masing-masing pipa, besar tekanan yang diberikan sama.
Contoh tekanan pada perlakuan pertama adalah 0.1 kg/cm2
1 kg/cm2 = 98046.9 Pa
0.1kg/cm2 = 9804.69 Pa
c. Menghitung Kecepatan (v) Aliran Fluida
Menghitung kecepatan aliran fluida dengan rumus :
Q=vxA
Karena kapasitas yang didapat dalam satuan SCFH, jadi harus dirubah terlebih dahulu
kedalam satuan m3/s.
1 SCFH = 7.87 x 10-6 m3/s
Untuk Q yang didapat dari hasil praktikum masih dalam satuan SCFH maka harus
diubah kedalam satuan m3/s.
d. Menghitung Koefisien Gesek Pada Pipa
Menghitung koefisien gesek pada instalasi pipa udara dengan menggunakan rumus :

64

VD
v

3.8 x 0.005
1.39 x 104

Re= 137.03

64
=0.46
1.39 x 104

e. Menghitung nilai gaya


F=PxA
P pipa 2 tanpa es = 9804.69 Pa
A = 1.9625 x 10-5m2
F = 9804.69 x 1.9625 x 10-5
F = 0.1924 N
f.

Menghitung kerugian akibat panjang pipa

P1=

x l x v2 x
2xD

0,2289 x 0.6 x 3.8092 x 1,023

2 x 0.005
= 662.739
g. Menghitung kerugian akibat belokan pipa

xxv x
(
90 )
P =
2

=( 2threded elbow 90 ) + ( Threded tees )


= (1.5 . 2) + 0.9
= 3.9

90
x 3.3 x 3.809 x 1.023
(
90 )
P =
2

24.49

h. Menghitung kerugian pada katup

P3 =

x v2 x
2

= 250
P3 =

2.2 x 3.8092 x 1.023


2

= 16.33

Tabel 4.1.2 Perhitungan nilai percobaan pada pipa 2 (Tanpa Es)

Q (m3/s)
0.000074
765
0.000070
83
0.000066
895
0.000062
96
0.000062
96

v
3.8096815
29
3.6091719
75
3.4086624
2
3.2081528
66
3.2081528
66

0.4670
2
0.4929
7
0.5219
6
0.5545
9
0.5545
9

F
0.1924170
41
0.3848340
83
0.5772511
24
0.7696681
65
0.9620852
06

P1
1352.146
31
1280.980
714
1209.815
119
1138.649
524
1138.649
524

P2
24.498354
93
21.987443
21
19.612256
44
17.372794
63
17.372794
63

4.1.3 Perhitungan Pipa 2 Dengan Es


a. Luas Penampang dari pipa (A) yang dialiri udara
Menghitung luas permukaan pipa dengan menggunakan rumus :

1
A= D2
4
Diameter pipa = 0.005 m
Jari-jari pipa = 0.0025 m
Maka didapat luas permukaan sebesar :

A=

1
2
x 3.14 x 0.005
4

A = 1.9625 x 10-5
b. Menghitung Tekanan (P) Aliran Udara

P3
16.332
24
39.977
17
47.544
86
55.277
07
0

RE
137.0389039
129.82633
122.6137561
115.4011822
115.4011822

Tekanan aliran udara ditentukan oleh grader untuk masing masing instalasi pipa
yang telah diamati. Pada masing-masing pipa, besar tekanan yang diberikan sama.
Contoh tekanan pada perlakuan pertama adalah 0.1 kg/cm2
1 kg/cm2 = 98046.9 Pa
0.1kg/cm2 = 9804.69 Pa
c. Menghitung Kecepatan (v) Aliran Fluida
Menghitung kecepatan aliran fluida dengan rumus :
Q=vxA
Karena kapasitas yang didapat dalam satuan SCFH, jadi harus dirubah terlebih dahulu
kedalam satuan m3/s.
1 SCFH = 7.87 x 10-6 m3/s
Untuk Q yang didapat dari hasil praktikum masih dalam satuan SCFH maka harus
diubah kedalam satuan m3/s.
d. Menghitung Koefisien Gesek Pada Pipa
Menghitung koefisien gesek pada instalasi pipa udara dengan menggunakan rumus :

64

VD
v

3.8 x 0.005
1.36 x 104

Re= 140.06

64
=0.456
140.06

e. Menghitung nilai gaya


F=PxA
P pipa 2 dengan es = 9804.69 Pa
A = 1.9625 x 10-5m2
F = 9804.69 x 1.9625 x 10-5

F = 0.1924 N
f.

Menghitung kerugian akibat panjang pipa

P1=

x l x v2 x
2xD

0,2289 x 0.6 x 3.8092 x 1,023


2 x 0.005

= 203.91
g. Menghitung kerugian akibat belokan pipa

xxv x
(
90 )
P =
2

=( 2threded elbow 90 ) + ( Threded tees )


= (1.5 . 2) + 0.9
= 3.9

90
x 3.3 x 3.809 x 1.023
(
90 )
P =
2

24.49
h. Menghitung kerugian pada katup
2

xv x
P3 =
2
= 300
2

4 x 3.809 x 1.023
P3 =
2
= 29.69

Tabel 4.1.3 Perhitungan nilai percobaan pada pipa 2 (Dengan Es)

Q (m3/s)
0.0000747
65

v
3.809681529

0.456
94

F
0.192417
041

P1
407.0656
295

P2
24.49835493

P3
29.694
98

RE
140.06
18

0.0000708
3
0.0000668
95
0.0000629
6
0.0000590
25

3.609171975
3.40866242
3.208152866
3.007643312

0.482
33
0.510
7
0.542
62
0.578
79

0.384834
083
0.577251
124
0.769668
165
0.962085
206

385.6411
227
364.2166
159
342.7921
09
321.3676
022

21.98744321
19.61225644
17.37279463
15.26905778

25.652
02
35.658
65
147.40
55
0

4.1.4 Perhitungan Pipa 3


a. Luas Penampang dari pipa (A) yang dialiri udara
Menghitung luas permukaan pipa dengan menggunakan rumus :

1
2
A= D
4
Diameter pipa = 0.005 m
Jari-jari pipa = 0.0025 m
Maka didapat luas permukaan sebesar :

A=

1
x 3.14 x 0.0052
4

A = 1.9625 x 10-5
b. Menghitung Tekanan (P) Aliran Udara
Tekanan aliran udara ditentukan oleh grader untuk masing masing instalasi pipa
yang telah diamati. Pada masing-masing pipa, besar tekanan yang diberikan sama.
Contoh tekanan pada perlakuan pertama adalah 0.1 kg/cm2
1 kg/cm2 = 98046.9 Pa
0.1kg/cm2 = 9804.69 Pa
c. Menghitung Kecepatan (v) Aliran Fluida
Menghitung kecepatan aliran fluida dengan rumus :
Q=vxA
Karena kapasitas yang didapat dalam satuan SCFH, jadi harus dirubah terlebih dahulu
kedalam satuan m3/s.
1 SCFH = 7.87 x 10-6 m3/s

132.69
01
125.31
85
117.94
68
110.57
51

Untuk Q yang didapat dari hasil praktikum masih dalam satuan SCFH maka harus
diubah kedalam satuan m3/s.
d. Menghitung Koefisien Gesek Pada Pipa
Menghitung koefisien gesek pada instalasi pipa udara dengan menggunakan rumus :

64

VD
v

3.6 x 0.005
1.39 x 104

Re= 129.82

64
=0.49
129.82

e. Menghitung nilai gaya


F=PxA

P pipa 3 = 9804.69 Pa
A = 1.9625 x 10-5m2
F = 9804.69 x 1.9625 x 10-5
F = 0.1924 N
f.

Menghitung kerugian akibat panjang pipa

P1=

x l x v2 x
2xD
2

0,2289 x 0.6 x 3.61 x 1,023


2 x 0.005

= 184.48
g. Menghitung kerugian akibat belokan pipa


xxv x
(
90 )
P =
2

=( 2threded elbow 90 ) + ( Threded tees )


= (1.5 . 2) + 0.9
= 3.9

90
x 3.6 x 3.61 x 1.023
(
90 )
P =
2

23.98
h. Menghitung kerugian pada katup

x v2 x
P3 =
2
= 250

2.2 x 3.612 x 1.023


P3 =
2
= 14.65

Tabel 4.1.4 Perhitungan nilai percobaan pada pipa 3

Q (m3/s)
0.0000708
3
0.0000668
95
0.0000629
6
0.0000629

v
3.60917197
5
3.40866242
3.20815286
6
3.20815286

0.4929
7
0.5219
6
0.5545
9
0.5545

F
0.192417
041
0.384834
083
0.577251
124
0.769668

P1
394.14791
21
372.25080
59
350.35369
97
350.35369

P2
23.98630168

P3
14.6583

RE
129.8

21.39518884

23.7724
3
20.5314
8
34.2191

122.6

18.9521396
18.9521396

115.4

115.4

6
0.0000590
25

6
3.00764331
2

9
0.5915
6

165
0.962085
206

97
328.45659
34

25.44842964

4
25.4484
3

108.1

4.2 Analisa Grafik


4.2.1 Grafik Tekanan (P) dengan Gaya
1.2
1
0.8
Gaya

pipa 1

0.6

pipa 2 tanpa es

0.4

pipa 2 dengan es
pipa 3

0.2
0
0

20000

40000

60000

Tekanan

Dari gambar grafik tekanan dengan gaya, dapat dilihat bahwa semakin kecil tekanan
maka semakin kecil pula gaya yang timbul akibat tekanan tersebut. Begitu juga sebaliknya,
semakin besar tekanan yang diberikan maka semakin besar pula gaya yang timbul. Dari grafik di
atas juga dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan yang terjadi pada suatu instalasi pipa
udara, maka akan semakin besar gaya yang bekerja/terjadi pada instalasi tersebut, dengan
catatan bahwa luas penampangnya adalah konstan.
Hal tersebut dapat dibuktikan dalam suatu rumus. F berbanding lurus dengan P. Untuk
lebih jelasnya, berikut rumus :
F=PxA

4.2.2 Grafik Tekanan (P) dengan Kapasitas (Q)


0
0
0
Q

pipa 1
pipa 2 tanpa es

pipa 2 dengan es
0

pipa 3

0
0

20000

40000

60000

Tekanan

Pada grafik tekanan dengan kapasitas terlihat bahwa semakin besar tekanan maka semakin
kecil kapasitas udara (Q) yang mengalir pada instalasi tersebut. Dengan rumus P = F/A dan
A = Q/v maka P=F.V/Q . Sehingga dapat dilihat bahwa hubungan antara tekanan (P) dengan
Kapasitas (Q) adalah berbanding terbalik. Semakin tinggi tekanan maka Kapasitas semakin
rendah.

4.2.3 Grafik Tekanan dengan Sudut


100
90
80
70
60
Sudut

50
40
30

pipa 1

20
10

pipa 3

pipa 2 tanpa es
pipa 2 dengan es

0
0

100002000030000400005000060000
Tekanan

Dari grafik tekanan dengan sudut dapat diketahui hubungan tekanan dengan sudut putar.
Perubahan sudut mempengaruhi luas penampang dari pipa yang dialiri oleh udara. Semakin
besar sudut yang diputar pada katup, semakin kecil luasan yang dapat dialiri oleh udara
tersebut. Ketika luasan yang dialiri udara semakin kecil maka semakin besar tekanan yang
terjadi. Hal ini dapat dilihat dengan rumus dibawah ini :
F=PxA
P = F/A
Dari grafik tekanan dengan sudut dapat diketahui bahwa pada pipa 2 tanpa es dan pipa 2
dengan es terdapat data dengan sudut 900 hal ini terjadi karena kesalahan praktikan dalam
mengukur sudut putar.

4.2.4 Grafik Kapasitas (Q) dengan Gaya (F)


1.2
1
0.8
Gaya

pipa 1

0.6

pipa 2 tanpa es

0.4

pipa 2 dengan es
pipa 3

0.2
0
0

Kapasitas (Q)

Dari gambar grafik diatas, dapat diketahui bagaimana hubungan antara kapasitas (Q)
dengan gaya (F). Semakin besar nilai dari kapasitasnya, makan semakin kecil gaya yang terjadi
saat itu. Hal tersebut terjadi karena
F=PxA
Q= v x A maka P=F.V/Q

4.2.5 Grafik Kapasitas (Q) dengan Sudut Putar


100
90
80
70

pipa 1
pipa 2 tanpa es

60

pipa 2 dengan es

50

pipa 3

40
30
20
0

Dari grafik diatas dapat dilihat hubungan kapasitas dengan sudut putar. Apabila nilai dari
sudut putar katup bernilai kecil, maka kapasitas udara mempunyai nilai yang besar, tetapi
apabila sudut putar dari katup bernilai besar, maka kapasitas udara yang mengalir
mempunyai nilai yang kecil. Hal tersebut diakibatkan karena sudut putar dari katup
mempengaruhi besar kecilnya luasan penampang pipa yang dialiri udara. Berikut rumus dari
kapasitas :
Q=vxA
Dari grafik tekanan dengan sudut dapat diketahui bahwa pada pipa 2 tanpa es dan pipa 2
dengan es terdapat data dengan sudut 900 hal ini terjadi karena kesalahan praktikan dalam
mengukur sudut putar.

4.2.6 Grafik Tekanan (P) dengan P1,P2, P3


1600
1400
1200
1000
P1

800

pipa 1

600

pipa 2 tanpa es
pipa 2 dengan es

400

pipa 3

200
0
0

20000

40000

60000

Tekanan

30
28
26
24
22
P2

20
18
16

pipa 1

14
12

pipa 3

pipa 2 tanpa es
pipa 2 dengan es

10
0

20000

40000

Tekanan

60000

160
140
120
100
P3

80

pipa 1

60

pipa 2 tanpa es
pipa 2 dengan es

40

pipa 3

20
0
0

20000

40000

60000

Tekanan

Dalam grafik ini, dijelaskan mengenai hubungan antara tekanan dengan loses yang
terjadi. Dari gambar P terhadap P1, dapat diketahui hubungan tekanan dengan loses yang
diakibatkan oleh panjang pipa. Semakin panjang instalasi pipa, semakin besar loses yang
terjadi. Semakin kecil tekanan yang dibuat, maka semakin besar loses yang terjadi. Dari
gambar P terhadap P2 menunjukkan loses yang diakibatkan oleh belokan dengan aksesorisnya.
Semakin kecil tekanan yang dibuat, maka semakin besar loses yang terjadi. Gambar grafik P
terhadap P3 menunjukkan hubungan antara tekanan dengan loses yang diakibatkan oleh
katup. Dalam kondisi tertentu ketika nilai tekanan rendah, maka loses yang terjadi juga
rendah, tetapi ada beberapa titik dimana malah sebaliknya, semakin tinggi nilai tekanan, maka
semakin rendah pula loses yang terjadi.

4.2.7 Grafik Kapasitas (Q) terhadap P1,P2, P3


1600
1400
1200
1000
P1

800

pipa 3

600

pipa 1
pipa 2 tanpa es

400

pipa 2 degan es

200
0
0

Kapasitas

33
28
pipa 1

P2 23

pipa 2 tanpa es
pipa 2 dengan es

18

pipa 3

13
0

Kapasitas

160
140
120
100
P3

80

pipa 1

60

pipa 2 tanpa es
pipa 2 dengan es

40

pipa 3

20
0
0

Kapasitas

maka grafik Q terhadap P1 menunjukkan loses yang diakibatkan oleh panjang pipa, sedangkan
pada grafik Q terhadap P2 menunjukkan losses yang disebabkan oleh belokan dengan
aksesorisnya (P2). Dimana semakin kecil loses yang terjadi, maka semakin kecil juga kapasitas
udara yang mengalir dalam instalasi pipa.
Grafik P dengan P3 menunjukkan hubungan tekanan dengan loses yang diakibatkan oleh katup
(P3). Gambar grafik diatas menunjukkan dalam kondisi tertentu ketika nilai kapasitas rendah,
maka loses yang terjadi tinggi, tetapi ada beberapa titik dimana malah sebaliknya, semakin
rendah nilai kapasitas, maka semakin rendah pula loses yang terjadi.

Bab V
Penutup
Putu Widhi Aprilia
4215100017

Bab V
Penutup

5.1 Pertanyaan
1. Apa instalasi pipa udara itu?
2. Dari berbagai jenis kompresi manakah yang mungkin terjadi? Berikan alasan anda!
3. Bagaimana pengaruh temperature pada pipa udara?
4. Bagaimana pengaruh losses yang terjadi pada instalasi pipa udara?
5. Bagaimana cara menghitung losses pada instalasi pipa udara?
6. Bagaimanakah hubungan antara tekanan dengan gaya, tekanan dengan kapasitas, tekanan
dengan bukaan katup serta tekanan dengan rugi-rugi?
7. Bagaimana hubungan antara kapasitas dengan gaya dan kapasitas dengan losses?
8. Apa yang kamu ketahui tentang SCFH?

9. Sebutkan contoh aplikasi instalasi pipa udara?


10. Sebutkan 3 aplikasi pipa udara di dunia marine! Jelaskan !
5.2 Jawaban Pertanyaan
1. Instalasi pipa udara adalah suatu sistem perpipaan yang mengalirkan fluida gas dari satu
tempat yang lain. Fluida yang mengalir berasal dari proses kompresi yang menggunakan
alat yaitu kompresor yang berfungsi untuk memampatkan udara dari tekanan normal
atmosfer menjadi udara yang bertekanan tinggi. Selama proses berlangsung terjadi
kerugian/losses akibat instalasi seperti belokan, katup, fitting, dan dari pipa itu sendiri.
Prinsip kerja dari pipa udara yaitu udara masuk kedalam pipa melalui katup yang terbuka
kemudian udara dipompa menuju kompresor dan didalam kompresor udara akan
dikompres.Kompresi politropik karena Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan
merupakan proses isotermal, karena ada kenaikan temperatur. Namun juga bukan proses
adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang
sesungguhnya ada diantara keduanya.
2. Kompresi politropik karena kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan
proses isotermal, karena ada kenaikan temperatur. Namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya berada
diantara keduanya.
3. Berdasarkan hasil praktikum, temperatur berpengaruh terhadap pipa udara, apabila
temperature rendah maka pressure drop juga rendah. Pada tabel hasil pengamatan pipa 2
dengan es memiliki nilai pressure drop lebih rendah dibanding dengan pipa 2 tanpa es.
4. Setiap pipa memiliki losses yang berbeda, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh panjang
pipa, fitting dalam instalasi, dan belokan dan aksesoris pada pipa sehingga besar losses
pada rangkaian pipa 1 dan pipa 2 ataupun 3 berbeda walaupun udara yang digunakan sama,
kecepatan sama, dan diameter pipa yang sama.
5. Terdapat 3 cara dalam menghitung losses:
a. Kerugian pada saluran akibat panjang pipa (P1)

..V .
(
90 )
P=
2

b. Kerugian pada saluran akibat belokan dan aksesoris (P2)


..V .
(
90 )
P=
2

c. Kerugian pada saluran akibat katup (P3)

P=

.V 2.
2

6. (i) Hubungan gaya dan tekanan adalah berbanding lurus sesuai dengan rumus P=F/A.
Sehingga semakin besar gaya yang diberikan pada luasan yang sama, maka tekanannya pun
juga besar.
(ii) Hubungan tekanan dengan kapasitas adalah berbanding terbalik, dikarenakan kapasitas
adalah fungsi dari luasan. Jadi semakin tinggi tekanannya maka kapasitas udara yang
dikeluarkan kecil dan berlaku juga sebaliknya.
P=F/A
A=Q/v
Maka, P.v = F/ Q
(iii) Hubungan tekanan dengan bukaan katup adalah berbanding terbalik, semakin besar
bukaan katup maka tekanan semakin kecil dan begitu juga sebaliknya
(iv) Hubungan tekanan dengan losses adalah berbanding terbalik, karena apabila tekanan
semakin besar maka losses semakin kecil. Sedangkan untuk P3 (losses akibat katup) akan
bertambah seiring bertambahnya tekanan.
7. (i) Hubungan antara kapasitas dengan gaya adalah berbanding terbalik, karena semakin
besar gaya diberikan maka kapasitas yang ada semakin kecil dan begitu pula sebaliknya.
(ii) Hubungan antara kapasitas dengan losses adalah berbanding lurus, semakin besar
kapasitasnya maka losses yang dihasilakan besar, begitu juga sebaliknya.
8. SCFH adalah singkatan dari Standard Cubic Feet per Minute yang merupakan satuan
kapasitas selain m3/s. 1 SCFH adalah 7.87 x 10-6 m3/s

9. Contoh Instalasi pipa udara adalah pada Full Air Brake atau rem udara, fan ventilator dll
10. 3 Aplikasi Pipa Udara di dunia marine :
a. Sistem starter mesin utama pada kapal
b. Pipa udara pada pendingin ruangan di kapal
c. Pipa udara pada tanki bahan bakar
5.3 Kesimpulan

Instalasi pipa udara merupakan serangkaian dari suatu suatu alat yang digunakan untuk
menggerakkan fluida gas dimana karakteristik pipa sangat mempengaruhi kinerjanya. Dalam
instalasi pipa udara terdapat kompresor sebagai penggeraknya. Pada pipa udara terdapat
berbagai variabel yang mempengaruhi perhitungan diantaranya adalah tekanan (P), kecepatan
(V), temperatur (T), kapasitas (Q), gaya (F),dan luas penampang (A). Ada 3 cara untuk
mengetahui losses yaitu yang pertama Kerugian pada saluran akibat panjang pipa (P1) dengan
2

rumus P=

. l. V .
, kemudian Kerugian pada saluran akibat belokan dan aksesoris
2d

..V .
(
90 )
P=
2

(P2) dengan rumus

, dan yang terakhir adalah Kerugian pada saluran

akibat katup (P3) yang rumusnya adalah P=

. V .
.
2

5.4 Saran

Dari praktikum yang telah dilakukan pada sistem pneumatis ini terdapat
kekurangan seperti pressure gauge mengalami kerusakan, sehingga pelaksanaan
praktikum menjadi kurang optimal. Serta pembacaan sudut putar kurang tepat karena
keterbatasan praktikan. Dengan ini agar menjadi koreksi untuk penggantian peralatan
yang sudah rusak.

Bab V
Penutup
Oky Mahardika

Bab V
Penutup
5.1 Pertanyaan dan Jawaban

Apa instalasi pipa udara itu?


Sistem instalasi pipa udara adalah suatu media/lintasan penyaluran udara yang dipindahkan
dari suatu tempat ke tempat lain.

Dari berbagai jenis kompresi, kompresi manakah yang mungkin terjadi? Beri alasan?
Kompresi politropik, karena kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan
proses isotermal, dikarenakan adanya kenakan temperatur. Namun juga bukan proses adiabatik
karena adanya panas yang dipancarkan keluar. Sehingga, proses kompresi sesungguhnya yang
mungkin terjadi berada diantara kedua proses tersebut, atau dinamakan dengan kompresi
politropik.

Bagaimana pengaruh temperatur pada pipa udara?


Untuk kapasitas awal yang sama, semakin rendah temperatur pada sistem pipa udara maka
akan mengakibatkan perbedaan bukaan katup pada variasi tekanan yang sama dan juga
mengakibatkan pertambahan kapasitas (Q) yag terjadi

Bagaimana pengaruh losses yang terjadi pada instalasi pipa udara?


Semakin besar losses yang terjadi pada sebuah instalasi pipa udara, maka energi / head yang
diperlukan juga semakin besar. Pada praktikum ini ditunjukkan pada variasi tekanan yang sama
setiap pipa udara, pada saluran instalasi yang memiliki losses yang kecil, bukaan katup yang
diperlukan juga semakin kecil

Bagaimana cara menghitung losses yang terjadi pada instalasi pipa udara?
Pada sistem instalasi pipa udara prinsip kerja sama dengan instalasi pipa air bedanya terletak
pada fluida yang dialirkan dimana pada instalasi pipa udara fluida yang dialirkan berupa gas
yang bertekanan. Udara diolah oleh compressor dengan mengkompresi udara yang masuk
kemudian fluida yang sudah dikompresi akan mengalir melalui perantara pipa .Dalam akan
terjadi rugi-rugi yang dipengaruhi oleh kekasaran saluran,

panjang saluran , penggunaan

belokan dan pemasangan aksesoris pada pipa .berikut ada 3 rugi-rugi yang diakibatkan ,
dirumuskan sebagai berikut :

Kerugian pada saluran akibat panjang pipa


2

P=

. l. v .
2d

Dimana :

= koefisien gesekan dalam pipa = 0.0561/Q^0.148

= panjang saluran

(m)

V = kecepatan aliran pada permukaan saluran

(m/s)

= densitas udara

(1.293 kg/m3 )

d = diameter pipa dalam

(m)

Kerugian pada saluran akibat belokan dan aksesoris

P=

Dimana :

( /90 ) . . v 2 .
2

= koefisien hambatan (tergantung pada sudut belokan)


= sudut lengkung

(0 )

V = kecepatan aliran pada permukaan saluran (m/s)


= densitas udara

(1.293 kg/m3 )

Kerugian pada saluran akibat katup


2

.v .
P=
2

Dimana :
= koefisien hambatan (tergantung pada sudut putar bukaan katup)
V = kecepatan aliran pada permukaan saluran (m/s)
= densitas udara

(1.293 kg/m3 )

Bagaimana hubungan antara tekanan dengan gaya,tekanan dengan kapasitas, tekanan dengan
bukaan katup, serta tekanan dengan rugi-rugi?
Hubungan tekanan dengan gaya:
Dari grafik menggambarkan pengaruh tekanan terhadap besarnya gaya yang terjadi. Dari grafik
dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan maka semakin besar gaya, begitu juga
sebaliknya, semakin kecil tekanan maka semakin kecil pula gayanya. Hal ini sesuai dengan
persamaan

F=P. A , dimana besarnya gaya berbanding lurus dengan tekanan untuk luasan

yang konstan
Hubungan tekanan dengan kapasitas:
Dari persamaan

P=

R .T
v

( dimana

adalah volume spesifik =

V
g

). Sehingga dapat

dilihat bahwa hubungan antara volume ( v ) dengan tekanan ( P ) adalah berbanding


terbalik, sedangkan karena volume (

v ) berbanding lurus dengan kapasitas (Q) maka dapat

disimpulkan bahwa dengan nilai kapasitas yang makin rendah maka tekanan fluida akan

berubah semakin tinggi seiring dengan turunnya nilai kapasitas. Atau dapat dikatakan hubungan

P ) dengan kapasitas (Q) adalah berbanding terbalik.

tekanan (

Hubungan tekanan dengan bukaan katup:


Besarnya udara yang ada pada pipa kompresor di pengaruhi oleh besar kecilnya sudut katub.
Semakin besar sudut katub di tutup, maka hambatan semakin besar menyebabkan udara di
dalam pipa membesar tanpa ada penambahan volume ruangan.
Hal ini akan meningkatkan tekanan udara. Ini juga berlaku untuk kebalikannya.Dari grafik di
atas kita lihat bahwa hubungan antara tekanan dengan sudut berbanding lurus, hal ini sudah
sesuai dengan teori yang ada. Terlihat grafik pipa 1, pipa 2, dan pipa 3 bahwa semakin besar
sudut putarnya maka akan semakin besar pula tekanannya.
Hubungan tekanan dengan rugi-rugi:
Dari gambar grafik dapat dilihat dari grafik bahwa,

. . v .
(
90 )
P =

P1 =

. l. v2 .
2D

(rugi akibat gesekan)

dan

(rugi akibat katup dan aksesoris) akan semakin kecil seiring

bertambahnya tekanan, sedangkan untuk

P3 =

. v2.
2

(rugi akibat sudut katup) akan

semakin menurun seiring bertambahnya tekanan.

Bagaimana hubungan antara kapasitas dengan gaya dan kapasitas dengan losses?
Hubungan kapasitas dengan gaya:
Dari grafik hubungan antara kapasitas aliran fluida (Q) dan besarnya gaya (F) yang terjadi
adalah berbanding terbalik. Berdasarkan persamaan yang ada dapat di ketahui bahwa

Q=V . A , sedangkan untuk mendapatkan nilai F dapat dicari dari persamaan


Sehingga didapatkan persamaan baru yaitu :

P=F . A .

Q=V .

( PF )

dari persamaan ini dapat kita simpulkan bahwa besarnya kapasitas aliran fluida berbanding
terbalik dengan gayanya. Sehingga pernyataan ini telah sesuai dengan grafik yang diperoleh
dari percobaan ini.

Hubungan kapasitas dengan losses:


Dari gambar grafik diatas dapat dilihat dari grafik bahwa mengalami kebalikan dengan

hubungan antara

dengan tekanan, dimana

. . v .
(
90 )
P =

P1=

. l. v .
2D

(rugi akibat gesekan)

dan

(rugi akibat katup dan aksesoris) akan semakin besar seiring

bertambahnya kapasitas, sedangkan untuk

P3 =

.v .
2

(rugi akibat sudut katup) akan

semakin menurun seiring bertambahnya kapasitas.

Apa yang kamu ketahui dengan SCFH?


SCFH merupakan satuan kapasitas dalam unit British dimana SCFH adalah singkatan dari
Standart Cubiq Feet per Hour. Dikatakan standart disini karena ukuran yang dihasilkan
dinyatakan dalam kondisi tekanan absolut.

Sebutkan contoh aplikasi instalasi pipa udara?


Instalasi pipa udara kompressor pada bengkel-bengkel sepeda motor dan kendaraan roda 4,
instalasi pneumatis pada pabrik-pabrik, penggunaan pipa udara untuk perangkat mekatronik
industri, dll

Sebutkan 3 aplikasi pipa udara di dunia marine?


Instalasi pipa udara untuk sistem stater main engine, instalasi pipa udara untuk air receiver
sistem penyediaan air tawar pada kapal ferry dan instalasi pipa udara kapal pengambil pasir di
laut lepas

Bab V
Penutup
Ajar Sembodo

Bab V
Penutup
5.1 Pertanyaan dan Jawaban

Apa instalasi pipa udara itu?


Sistem instalasi pipa udara adalah suatu sistem perpipaan yang mengalirkan fluida gas dari satu
tempat ke tempat lain, dengan menggunakan kompresor untuk melakukan kompresi
selanjutnya memampatkan udara menjadi bertekanan tinggi.

Dari berbagai jenis kompresi, kompresi manakah yang mungkin terjadi? Beri alasan?
Kompresi politropik, karena kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan
proses isotermal, karena adanya kenakan temperatur. Namun juga bukan proses adiabatik
karena adanya panas yang dipancarkan keluar. Sehingga, proses kompresi sesungguhnya yang
mungkin terjadi berada diantara kedua proses tersebut, atau disebut kompresi politropik.

Bagaimana pengaruh temperatur pada pipa udara?


Untuk kapasitas awal yang sama, semakin rendah temperatur pada sistem pipa udara maka
semakin rendah pula pressure drop. Dari hasil pratikum pipa dengan es dengan tidak dengan es,
memiliki nilai pressure drop lebih rendah jika dengan es.

Bagaimana pengaruh losses yang terjadi pada instalasi pipa udara?


Semakin besar losses yang terjadi, maka head yang diperlukan juga semakin besar. Dan losses
dipengaruhi oleh panjang pipa, fitting dalam instalasi, dan belokan serta aksesoris dalam pipa.

Bagaimana cara menghitung losses yang terjadi pada instalasi pipa udara?
Pada sistem instalasi pipa udara prinsip kerja sama dengan instalasi pipa air bedanya terletak
pada fluida yang dialirkan dimana pada instalasi pipa udara fluida yang dialirkan berupa gas
yang bertekanan. Udara diolah oleh compressor dengan mengkompresi udara yang masuk
kemudian fluida yang sudah dikompresi akan mengalir melalui perantara pipa .Dalam akan
terjadi rugi-rugi yang dipengaruhi oleh kekasaran saluran,

panjang saluran , penggunaan

belokan dan pemasangan aksesoris pada pipa .berikut ada 3 rugi-rugi yang diakibatkan ,
dirumuskan sebagai berikut :

Kerugian pada saluran akibat panjang pipa

P=

. l. v .
2d

Dimana :

= koefisien gesekan dalam pipa = 0.0561/Q^0.148

= panjang saluran

(m)

V = kecepatan aliran pada permukaan saluran

(m/s)

= densitas udara

(1.293 kg/m3 )

d = diameter pipa dalam

(m)

Kerugian pada saluran akibat belokan dan aksesoris

P=

( / 90 ) . . v 2 .
2

Dimana :
= koefisien hambatan (tergantung pada sudut belokan)
= sudut lengkung

(0 )

V = kecepatan aliran pada permukaan saluran (m/s)


= densitas udara

(1.293 kg/m3 )

Kerugian pada saluran akibat katup

P=

. v2 .
2

Dimana :
= koefisien hambatan (tergantung pada sudut putar bukaan katup)
V = kecepatan aliran pada permukaan saluran (m/s)
= densitas udara

(1.293 kg/m3 )

Bagaimana hubungan antara tekanan dengan gaya,tekanan dengan kapasitas, tekanan dengan
bukaan katup, serta tekanan dengan rugi-rugi?
Hubungan tekanan dengan gaya:

Dari grafik menggambarkan pengaruh tekanan terhadap besarnya gaya yang terjadi. Dari grafik
dapat diketahui bahwa semakin besar tekanan maka semakin besar gaya, begitu juga
sebaliknya, semakin kecil tekanan maka semakin kecil pula gayanya. Hal ini sesuai dengan
persamaan

F=P. A , dimana besarnya gaya berbanding lurus dengan tekanan untuk luasan

yang konstan
Hubungan tekanan dengan kapasitas:
Dari persamaan

P=

R .T
v

( dimana

adalah volume spesifik =

V
g

). Sehingga dapat

dilihat bahwa hubungan antara volume ( v ) dengan tekanan ( P ) adalah berbanding


terbalik, sedangkan karena volume (

v ) berbanding lurus dengan kapasitas (Q) maka dapat

disimpulkan bahwa dengan nilai kapasitas yang makin rendah maka tekanan fluida akan
berubah semakin tinggi seiring dengan turunnya nilai kapasitas. Atau dapat dikatakan hubungan
tekanan ( P ) dengan kapasitas (Q) adalah berbanding terbalik.

Hubungan tekanan dengan bukaan katup:


Besarnya udara yang ada pada pipa kompresor di pengaruhi oleh besar kecilnya sudut katub.
Semakin besar sudut katub di tutup, maka hambatan semakin besar menyebabkan udara di
dalam pipa membesar tanpa ada penambahan volume ruangan.
Hal ini akan meningkatkan tekanan udara. Ini juga berlaku untuk kebalikannya.Dari grafik di
atas kita lihat bahwa hubungan antara tekanan dengan sudut berbanding lurus, hal ini sudah
sesuai dengan teori yang ada. Terlihat grafik pipa 1, pipa 2, dan pipa 3 bahwa semakin besar
sudut putarnya maka akan semakin besar pula tekanannya.
Hubungan tekanan dengan rugi-rugi:

P1 =

Dari gambar grafik dapat dilihat dari grafik bahwa,

. . v .
(
90 )
P =

. l. v .
2D

(rugi akibat gesekan)

dan

(rugi akibat katup dan aksesoris) akan semakin kecil seiring

bertambahnya tekanan, sedangkan untuk

P3 =

.v .
2

(rugi akibat sudut katup) akan

semakin menurun seiring bertambahnya tekanan.

Bagaimana hubungan antara kapasitas dengan gaya dan kapasitas dengan losses?
Hubungan kapasitas dengan gaya:
Dari grafik hubungan antara kapasitas aliran fluida (Q) dan besarnya gaya (F) yang terjadi
adalah berbanding terbalik. Berdasarkan persamaan yang ada dapat di ketahui bahwa

Q=V . A , sedangkan untuk mendapatkan nilai F dapat dicari dari persamaan

P=F . A .

Sehingga didapatkan persamaan baru yaitu :

Q=V .

( PF )

dari persamaan ini dapat kita simpulkan bahwa besarnya kapasitas aliran fluida berbanding
terbalik dengan gayanya. Sehingga pernyataan ini telah sesuai dengan grafik yang diperoleh
dari percobaan ini.

Hubungan kapasitas dengan losses:


Dari gambar grafik diatas dapat dilihat dari grafik bahwa mengalami kebalikan dengan

hubungan antara

dengan tekanan, dimana

. l. v .
P1=
2D

(rugi akibat gesekan)


. . v .
(
90 )
P =
2

dan

(rugi akibat katup dan aksesoris) akan semakin besar seiring

bertambahnya kapasitas, sedangkan untuk

P3 =

. v2.
2

(rugi akibat sudut katup) akan

semakin menurun seiring bertambahnya kapasitas.

Apa yang kamu ketahui dengan SCFH?


SCFH merupakan satuan kapasitas dalam unit British dimana SCFH adalah singkatan dari
Standart Cubiq Feet per Hour. Dikatakan standart disini karena ukuran yang dihasilkan
dinyatakan dalam kondisi tekanan absolut.

Sebutkan contoh aplikasi instalasi pipa udara?


Instalasi pipa udara kompressor pada bengkel-bengkel sepeda motor dan kendaraan roda 4,
instalasi pneumatis pada pabrik-pabrik, penggunaan pipa udara untuk perangkat mekatronik
industri, dll

Sebutkan 3 aplikasi pipa udara di dunia marine?


Instalasi pipa udara untuk sistem stater main engine, instalasi pipa udara untuk air receiver
sistem penyediaan air tawar pada kapal ferry dan instalasi pipa udara kapal pengambil pasir di
laut lepas

Bab V
Penutup
Adenia Nur Fitriani

Bab V
Penutup
5.1. Jawaban Pertanyaan
1

Instalasi pipa udara adalah suatu sistem perpipaan yang mengalirkan fluida gas dari satu
tempat yang lain. Fluida yang mengalir berasal dari proses kompresi yang menggunakan alat
yaitu kompresor dimana kompresor memiliki fungsi untuk memampatkan udara dari tekanan
normal atmosfer menjadi udara yang bertekanan tinggi. Selama proses berlangsung terjadi
kerugian/losses akibat instalasi seperti belokan, katup, fitting, dan dari pipa itu sendiri.
Prinsip kerja dari pipa udara yaitu udara masuk kedalam pipa melalui katup yang terbuka
kemudian udara dipompa menuju kompresor dan didalam kompresor udara akan dikompres.
Kompresi politropik karena Kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan
proses isotermal, karena ada kenaikan temperatur. Namun juga bukan proses adiabatik
karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya ada
diantara keduanya.

Kompresi politropik karena kompresi pada kompresor yang sesungguhnya bukan merupakan
proses isotermal, karena ada kenaikan temperatur. Namun juga bukan proses adiabatik

karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses kompresi yang sesungguhnya berada
diantara keduanya.
3

Dari hasil praktikum yang telah didapatkan dapat diketahui bahwa temperatur berpengaruh
terhadap pipa udara, apabila temperature rendah maka nilai pressure drop juga rendah.
Pada tabel hasil pengamatan pipa dengan es memiliki pressure drop yang lebih rendah
apabila dibandingkan dengan pipa 2 tanpa es.

Nilai losses pada pipa berbeda-beda, hal ini disebabkan oleh ada nya perbedaan panjang
pipa, fitting dalam instalasi, belokan dan aksesoris pada pipa yang dapat mempengaruhi
besar nilai losses pada rangkaian pipa 1 dan pipa 2 maupun pipa 3 walaupun udara yang
digunakan sama, kecepatan sama dan diameter yang sama pula.

Terdapat 3 cara dalam menghitung losses:


a

Kerugian pada saluran akibat panjang pipa (P1)

..V .
(
90 )
P=
2

Kerugian pada saluran akibat belokan dan aksesoris (P2)

..V .
(
90 )
P=
2

Kerugian pada saluran akibat katup (P3)

P=
6

.V 2.
2

(a) Hubungan gaya dan tekanan adalah berbanding lurus sesuai dengan rumus P=F/A.
Sehingga semakin besar gaya yang diberikan pada luasan yang sama, maka tekanannya pun
juga besar.
(b) Hubungan tekanan dengan kapasitas adalah berbanding terbalik, dikarenakan kapasitas
adalah fungsi dari luasan. Jadi semakin tinggi tekanannya maka kapasitas udara yang
dikeluarkan kecil dan berlaku juga sebaliknya.
P=F/A
A=Q/v

Maka, P.v = F/ Q
(c) Hubungan tekanan dengan bukaan katup adalah berbanding terbalik, semakin besar
bukaan katup maka tekanan semakin kecil dan begitu juga sebaliknya
(iv) Hubungan tekanan dengan losses adalah berbanding terbalik, karena apabila tekanan
semakin besar maka losses semakin kecil. Sedangkan untuk P3 (losses akibat katup) akan
bertambah seiring bertambahnya tekanan.
7

(a) Hubungan antara kapasitas dengan gaya adalah berbanding terbalik, karena semakin
besar gaya diberikan maka kapasitas yang ada semakin kecil dan begitu pula sebaliknya.
(b) Hubungan antara kapasitas dengan losses adalah berbanding lurus, semakin besar
kapasitasnya maka losses yang dihasilakan besar, begitu juga sebaliknya.

SCFH ( Standard Cubic Feet per Hour ) adalah suatu satuan yang digunakan untuk
mengetahui besar dan kecilnya aliran udara yang melewati katup dengan berbagai bukaan.
SCFH merupakan satuan kapasitas selain m3/s. Nilai 1 SCFH adalah 7.87 x 10-6 m3/s.

Contoh Instalasi pipa udara adalah pada Full Air Brake atau rem udara, fan ventilator dll

10 3 Aplikasi Pipa Udara di dunia marine :


a Sistem starter mesin utama pada kapal
b Pipa udara pada pendingin ruangan di kapal
c Pipa udara pada tanki bahan bakar
5.2. Kesimpulan
a Instalasi pipa udara adalah alat yang digunakan untuk menggerakkan fluida gas, dimana
karakteristik pipa sangat mempengaruhi kinerjanya.
b

Dari grafik hubungan antara tekanan (P) dan gaya (F), dapat diketahui bahwa tekanan dan
gaya berbanding lurus untuk luasan yang konstan.

Dari grafik hubungan antara tekanan (P) dengan kapasitas (Q) dapat diketahui bahwa
tekanan dan kapasitas berbanding terbalik.

Dari grafik hubungan tekanan dengan bukaan katup adalah berbanding terbalik, semakin
besar bukaan katup maka tekanan semakin kecil dan begitu juga sebaliknya.

Dari hasil praktikum diatas dapat diketahui bahwa hubungan tekanan dengan losses adalah
berbanding terbalik, karena apabila tekanan semakin besar maka losses semakin kecil.

Hubungan antara kapasitas dengan gaya adalah berbanding terbalik, karena semakin besar
gaya diberikan maka kapasitas yang ada semakin kecil dan begitu pula sebaliknya.

Hubungan antara kapasitas dengan losses adalah berbanding lurus, semakin besar
kapasitasnya maka losses yang dihasilakan besar, begitu juga sebaliknya.

Dari hasil praktikum dapat diketahui bahwa tinggi rendah nya temperatur dapat
mempengaruhi nilai pressure drop. Semakin rendah nilai temperature maka nilai pressure
drop juga rendah.

5.3. Saran
Berdasarkan hasil analisis pada praktikum, maka dapat disimpulkan bahwa instalasi
pada pipa udara perlu diakukan pengkalibrasian ulang dan juga dilakukan pengecekan ulang
agar instalasi pipa udara lebih akurat, bila dilakukan pengukuran terhadap hasil percobaan
dengan instalasi pipa udara. Dan juga perlu perlu dilakukan perawatan berkala terhadap
instalasi pipa udara agar instalasi tersebut lebih awet.

Bab V
Penutup
Gusti Alfian Nanda

Bab V
Penutup

5.1 Pertanyaan
11. Apa instalasi pipa udara itu?
12. Dari berbagai jenis kompresi manakah yang mungkin terjadi? Berikan alasan anda!
13. Bagaimana pengaruh temperature pada pipa udara?
14. Bagaimana pengaruh losses yang terjadi pada instalasi pipa udara?
15. Bagaimana cara menghitung losses pada instalasi pipa udara?
16. Bagaimanakah hubungan antara tekanan dengan gaya, tekanan dengan kapasitas, tekanan
dengan bukaan katup serta tekanan dengan rugi-rugi?
17. Bagaimana hubungan antara kapasitas dengan gaya dan kapasitas dengan losses?
18. Apa yang kamu ketahui tentang SCFH?
19. Sebutkan contoh aplikasi instalasi pipa udara?
20. Sebutkan 3 aplikasi pipa udara di dunia marine! Jelaskan !
5.2 Jawaban Pertanyaan

11. Sistem instalasi pipa udara adalah sistem dimana udara masuk kedalam pipa
melalui katup yang terbuka kemudian udara dipompa menuju kompresor, dan
didalam kompresor udara akan dikompres dengan alat kompresor . Selama proses

berlangsung terjadi kerugian/losses akibat instalasi seperti belokan, katup, fitting, dan dari
pipa itu sendiri. Prinsip kerja dari pipa udara yaitu udara masuk kedalam pipa melalui
katup yang terbuka kemudian udara dipompa menuju kompresor dan didalam kompresor
udara akan dikompres.
12. Yang mungkin terjadi adalah kompresi politropik karena kompresi pada kompresor yang
sesungguhnya bukan merupakan proses isotermal, karena ada kenaikan temperatur. Namun
juga bukan proses adiabatik karena ada panas yang dipancarkan keluar. Jadi proses
kompresi yang sesungguhnya berada diantara keduanya.
13. Hasil praktikum menunjukkan, temperatur berpengaruh terhadap pipa udara, apabila
temperature rendah maka pressure drop juga rendah. Pada tabel hasil pengamatan pipa 2
dengan es memiliki nilai pressure drop lebih rendah dibanding dengan pipa 2 tanpa es.
14. Losses yang terjadi pada setiap pipa berbeda, hal ini terjadi karena dipengaruhi oleh
panjang pipa, fitting dalam instalasi, aksesoris belokan belokan pada pipa sehingga nilai
losses pada rangkaian pipa 1 dan pipa 2 ataupun 3 berbeda pada udara yang digunakan
sama, kecepatan sama, dan diameter pipa yang sama.
15. Ada 3 cara dalam menghitung losses:
d. Kerugian pada saluran akibat panjang pipa (P1)

..V .
(
90 )
P=
2

e. Kerugian pada saluran akibat belokan dan aksesoris (P2)

..V .
(
90 )
P=
2

f.

Kerugian pada saluran akibat katup (P3)


2

P=

.V .
2

16. a) Hubungan gaya dan tekanan : sesuai dengan rumus P=F/A berbanding lurus. Semakin
besar gaya yang diberikan pada luasan yang sama, maka tekanannya juga besar.

b) Hubungan tekanan dengan kapasitas : karena kapasitas adalah fungsi dari luasan, maka
berbanding terbalik. Jadi semakin tinggi tekanannya maka kapasitas udara yang dikeluarkan
kecil dan berlaku juga sebaliknya.
P=F/A
A=Q/v
Maka, P.v = F/ Q
c) Hubungan tekanan dengan bukaan katup : semakin besar bukaan katup maka tekanan
semakin kecil dan begitu juga sebaliknya, maka berbanding terbalik.
d) Hubungan tekanan dengan losses : karena apabila tekanan semakin besar maka losses
semakin kecil, maka berbanding terbalik. Sedangkan untuk P3 (losses akibat katup) akan
bertambah seiring bertambahnya tekanan.
17. (i) Hubungan antara kapasitas dengan gaya : karena semakin besar gaya diberikan maka
kapasitas yang ada semakin kecil dan begitu pula sebaliknya, maka berbanding terbalik.
(ii) Hubungan antara kapasitas dengan losses : semakin besar kapasitasnya maka losses yang
dihasilakan besar, begitu juga sebaliknya, maka berbanding lurus.
18. SCFH adalah singkatan dari (Standard Cubic Feet per Minute) yang merupakan satuan
kapasitas selain m3/s. 1 SCFH adalah 7.87 x 10-6 m3/s

19. Contoh aplikasi Instalasi pipa udara : navigation alarm atau rem udara, fan ventilator dll
20. 3 Aplikasi Pipa Udara di dunia marine :
a. Main Engine Control System
b. Pipa udara pada pendingin ruangan di kapal
c. Pipa udara pada tanki : di pasang pada setiap tanki yang ada di kapal, fungsinya
agar di dalam tanki tidak ada tekanan yang membahayakan. Pipa udara harus
dipasang di tanki dan keluar menembus geladak sehingga udara keluar di udara
bebas. Ukuran diameter pipa udara harus lebih besar dari pada diameter pipa isi, di
bagian ujung pipa dipasang strainer sehingga air tidak masuk kedalam tanki.

Das könnte Ihnen auch gefallen