Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pendahuluan
Dengan kemajuan ilmu manusia bisa merasakan kemudahan lainnya
seperti
transportasi,
pemukiman,
pendidikan,
komunikasi
dan
lain
awalnya
untuk
memudahkan
kerja
manusia,
namun
kemudian
Pengertian Aksiologi
Menurut bahasa Yunani, aksiologi berasal dari kata axios artinya nilai
dan logos artinya teori atau ilmu. Menurut Kamus Bahasa Indonesia aksiologi
adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang
nilai-nilai khususnya etika.
Dalam pengertian yang lebih sempit seperti baik, menarik dan bagus.
Sedangkan dalam pengertian yang lebih luas mencakup sebagai tambahan
segala bentuk kewajiban, kebenaran dan kesucian. Nilai sebagai kata benda
konkret. Contohnya ketika kita berkata sebuah nilai atau nilai-nilai. Ia sering
dipakai untuk merujuk kepada sesuatu yang bernilai, seperti nilainya atau
nilai dia. Nilai juga dipakai sebagai kata kerja dalam ekspresi menilai,
memberi nilai atau dinilai. Aksiologi merupakan cabang filsafat ilmu yang
mempertanyakan bagaimana manusia menggunakan ilmunya. Aksiologi
adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai
atau wajar. 1[1]
Sedangkan logos yang berarti ilmu. Menurut John Sinclair, dalam
lingkup kajian filsafat nilai merujuk pada pemikiran atau suatu sistem seperti
politik, sosial dan agama. sedangkan nilai itu sendiri adalah sesuatu yang
berharga, yang diidamkan oleh setiap insan.
Dari
definisi
aksiologi
di
atas,
terlihat
dengan
jelas
bahwa
aksiologi
sebagai
ilmu
pengetahuan
yang
Secara
epistemologis,
persoalan
ini
berada
di
luar
batas
merupakan pertanyaan yang dijawab oleh ilmu itu sendiri, melainkan harus
dijawab oleh manusia di balik ilmu itu. Jawabnya adalah bahwa pengetahuan
ilmiah
harus
dibatasi
penggunaannya,
yakni
sejauh
ditentukan
oleh
kesadaran moral manusia. Namun, jadi, sejauh mana hak kebebasan untuk
meneliti? Hal ini merupakan permasalahan yang pelik.6[6]
Pedoman untuk menguji nilai dipengaruhi oleh psikologi maupun teori
logika. Para hedonis menemukan pedoman mengenai jumlah atu besarnya
kenikmatan yang dirasakan seseorang atau masyarakat sebagai barometer
dari sistem nilai. Kaum Idealis menjadikan sistem objektif mengenai normanorma rasional atau yang paling ideal sebagai kriteria. Dari berbagai corak
aliran ini maka hubungan antara nilai dan fakta dapat diselidiki melalui tiga
hal. Pertama, aliran naturalis potsitivisme yang menyatakan tidak ada kaitan
antara pengalaman manusia dengan sistem nilai. Kedua, objektifisme logis
yang menyatakan bahwa nilai merupakan esensi logis dan substnatif yang
tidak ada kaitannya dengan status atau tindakan eksistensi dalam realitas.
Ketiga, aliran objektif metafisis yang menyatakan nilai adalah norma ideal
yang mengandung unsur integral objektif dan aktif dari kenyataan metafisik. 7
[7]
Dengan demikian dalam filsafat aksiologis pembicaraan utama terkait
erat dengan kaitan ilmu dan moral. Hal ini telah lama menjadi bahan
pembahasan para pemikir antara lain Merton, Popper, Russel, dan pemikira
lainnya. Pertanyaan umum yang sering muncul berkenaan dengan hal
tersebut adalah : apakah itu itu bebas dari sistem nilai ? Ataukah sebaliknya,
apakah itu itu terikat pada sistem nilai?.8[8]
Ternyata pertanyaan tersebut tidak mendapatkan jawaban yang sama
dari para ilmuwan. Ada dua kelompok ilmuwan yang masing-masing punya
6
7
8
pemilihan
objek
penelitian,
maka
kegiatan
keilmuan
harus
2.
3.
kepentingan
argumentasi an sich.
5.
Secara aksiologis
langsung
ilmu
harus
tertentu
dan
digunakan
berdasarkan
dan
kekuatan
dimanfaatkan
untuk
memperhatikan
kodrat
manusia,
martabat
manusia,
dan
dan
pemanfaatan
pengetahuan
ilmiah
secara
komunal
universal.
Ternyata keterkaitan ilmu dengan sistem nilai khususnya moral tidak
cukup bila hanya dibahas dari tinjauan aksilogi semata. Tinjauan ontologis
dan epistemologi diperlukan juga karena azas moral juga mewarnai perilaku
ilmuwan dalam pemilihan objek telaah ilmu maupun dalam menemukan
kebenaran ilmiah.
Dari awal perkembangan ilmu selalu dikaitkan dengan masalah moral.
Copernicus (1473-1543) yang menyatakan bumi berputar mengelilingi
matahari, yang kemudian diperkuat oleh Galileo (1564- 1642) yang
menyatakan bumi bukan merupakan pusat tata surya yang akhirnya harus
berakhir di pengadilan inkuisisi. Kondisi ini selama 2 abad mempengaruhi
proses perkembangan berpikir di Eropa. Moral reasioning adalah proses
dengan mana tingkah laku manusia, institusi atau kebijakan dinilai apakah
sesuai atau menyalahi standar moral. Kriterianya: Logis, bukti nyata yang
digunakan untuk mendukung penilaian haruslah tepat, konsisten dengan
lainnya.
Moralitas sebagai persoalan penting dalam aksiologi sering juga
dipahami sebagai etika. Dalam bahasa Inggris etika disebut ethic (singular)
yang berarti a system of moral principles or rules of behavior. atau suatu
sistem, prinsip moral, aturan atau cara berperilaku. Akan tetapi, terkadang
ethics (dengan tambahan huruf s) dapat berarti singular. Jika ini yang
dimaksud maka ethics berarti the branch of philosophy that deals with moral
principles, suatu cabang filsafat yang memberikan batasan prinsip-prinsip
moral. Jika ethics dengan maksud plural (jamak) berarti moral principles that
govern or influence a persons behavior. prinsip-prinsip moral yang
dipengaruhi oleh perilaku pribadi.
11
11
[11]
Dalam bahasa Yunani Kuno, etika berarti ethos, yang apabila dalam
bentuk tunggal mempunyai arti tempat tinggal yang biasa, padang rumput,
kandang, adat, akhlak, watak perasaan, sikap, cara berpikir. Dalam bentuk
jamak (ta etha) artinya adalah adat kebiasaan. Jadi, jika kita membatasi diri
pada asal-usul kata ini, maka etika berarti ilmu tentang apa yang biasa
dilakukan atau ilmu tentang adat kebiasaan.12[12] Arti inilah yang menjadi
latar belakang bagi terbentuknya istilah etika yang oleh Aristoteles (384322 SM.) sudah dipakai untuk menunjukkan filsafat moral. Etika secara lebih
detail merupakan ilmu yang membahas tentang moralitas atau tentang
manusia sejauh berkaitan dengan moralitas.
D. Aksiologi Nilai Kegunaan Ilmu
Teori tentang nilai dalam filsafat mengacu pada permasalahan etika
dan estetika dimana makna etika memiliki dua arti yaitu merupakan suatu
kumpulan pengetahuan mengenai penilaian terhadap perbuatan manusia
dan suatu predikat yang dipakai untuk membedakan perbuatan, tingkah
laku, atau yang lainnya. Nilai itu bersifat objektif, tapi kadang-kadang
bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada
subjek atau kesadaran yang menilai.
Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek
yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran
pada pendapat individu melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai
menjadi subjektif, apabila subjek berperan dalam memberi penilaian;
kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian. Dengan demikian nilai
subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki akal budi
manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak
suka, senang atau tidak senang. Kenyataan yang tidak dapat dipungkiri
bahwa peradaban manusia sangat berhutang kepada ilmu dan teknologi,
sains dan teknologi dikembangkan untuk memudahkan hidup manusia agar
lebih mudah dan nyaman.
12
Perkembangan
ini
baik
dibidang
kesehatan,
pengangkutan,
bukan
lagi
teknologi
yang
berkembang
seiring
dengan
Sebaliknya golongan
telah
dibuktikan
dengan
adanya
dua
perang
dunia
yang
mengetahui
apa
yang
mungkin
terjadi
apabila
adanya
Jika
seseorang
suatu
ide
hendak
yang
ikut
membentuk
membentuk
suatu
dunia
dunia,
atau
atau
ikut
hendak
14
kesadaran
manusia
menjadi
tolak
ukur
penilaian.
Dengan
15
16
ilmuan
secara
moral
tidak
akam
membiarkan
hasil
tidak
lagi
menelaah
organ-organ
manusia
dalam
upaya
untuk
itu
sendiri
sekarang
menjadi
objek
penelaah
yang
akan
dari
ilmu
tersebut.Contohnya
:Membangun
Filsafat
Teknologi
essensi
(keberartian)
Pendidikan.Epistemologi metode
kebenaran
yang
ilmu-lmu
digunakan
untuk
Teknologi
membuktikan
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Filsafat adalah ilmu yang menyelidiki segala sesuatu dengan mendalam mengenai
ketuhanan, alam manusia, dan manusia sehingga dapat menghasilkan pengetahuan tentang
bagaimana hakikatnya sejauh yang dapat dicapai akal manusia setelah mencapai pengetahuan.
Perkembangan yang terjadi dalam pengetahuan ternyata melahirkan sebuah polemik baru karena
kebebasan pengetahuan terhadap nilai atau yang bisa kita sebut sebagai netralitas pengetahuan
(value free). Sebaliknya ada jenis pengetahuan yang didasarkan pada keterikatan nilai. Sekarang
mana yang lebih unggul antara netralitas pengetahuan dan pengetahuan yang didasarkan pada
keterikatan nilai? Bagian dari filsafat pengetahuan membicarakan tentang ontologis,
epistomologis dan aksiologi, Pembahasan aksiologi menyangkut masalah nilai kegunaan ilmu.
Artinya pada tahap-tahap tertentu kadang ilmu harus disesuaikan dengan nilai-nilai budaya dan
moral suatu masyarakat, sehingga nilai kegunaan ilmu tersebut dapat dirasakan oleh masyarakat
C. Tujuan
1. Untuk menjelaskan pengertian aksiologi
2. Untuk mengetahui fungsi aksiologi
3. Untuk mengetahui pendekatan-pendekatan dalam aksiologi
4. Untuk mengetahui kaitan aksiologi dengan filsafat ilmu
BAB II
AKSIOLOGI ILMU
A. Pengertian Aksiologi Ilmu
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai atau
wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi ilmu
(nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau dari
sudut pandang kefilsafatan (Kattsoff: 1992). Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki
manusia untuk melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Aksiologi meliputi
nilai-nilai, parameter bagi apa yang disebut sebagai kebenaran atau kenyataan itu sebagaimana
kehidupan kita yang menjelajahi kawasan, seperti kawasan sosial, kawasan fisik materiil, dan
kawasan simbolik yang masing-masing menunjukan aspeknya sendiri-sendiri. Lebih dari itu,
aksiologi juga menunjukan kaidah-kaidah apa yang harus kita perhatikan di dalam menerapkan
ilmu kedalam praksis.18[1] Menurut Suriasumantri aksiologi adalah teori nilai yang berkaitan
dengan kegunaan dari pengetahuan yang diperoleh. Menurut kamus Bahasa Indonesia aksiologi
adalah kegunaan ilmu pengetahuan bagi kehidupan manusia, kajian tentang nilai-nilai
khususnya etika.
Menurut Bramel, aksiologi terbagi tiga bagian, yaitu :
1.
Moral Conduct, yaitu tindakan moral, bidang ini melahirkan disiplin khusus, yaitu etika
2.
3.
Sosio-political life, yaitu kehidupan sosial politik, yang akan melahirkan filsafat sosial politik.
Dari definisi-definisi aksiologi di atas, terlihat dengan jelas bahwa permasalahan utama
adalah mengenai nilai. Nilai yang dimaksud adalah sesuatu yang dimiliki manusia untuk
melakukan berbagai pertimbangan tentang apa yang dinilai. Teori tentang nilai yang dalam
filsafat mengacu pada permasalahan etika dan estetika. Etika menilai perbuatan manusia, maka
lebih tepat kalau dikatakan bahwa objek formal etika adalah norma-norma kesusilaan manusia,
18
dan dapat dikatakan pula bahwa etika mempelajari tingkah laku manusia ditinjau dari segi baik
dan tidak baik di dalam suatu kondisi yang normative, yaitu suatu kondisi yang melibatkan
norma-norma. Sedangkan estetika berkaitan dengan nilai tentang pengalaman keindahan yang
dimiliki oleh manusia terhadap lingkungan dan fenomena di sekelilingnya. Aksiologi adalah
bagian dari filsafat yang menaruh perhatian tentang baik dan buruk (good and bad), benar dan
salah (right and wrong), serta tentang cara dan tujuan (means and and). Aksiologi mencoba
merumuskan suatu teori yang konsisten untuk perilaku etis.19[2]
Kattsoff (2004: 323) menyatakan bahwa pertanyaan mengenai hakekat nilai dapat dijawab
dengan tiga macam cara yaitu:
1. Subyektivitas yatu nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang
ini, nilai merupakan reaksi yang diberikan manusia sebagai pelaku dan keberadaannya
tergantung dari pengalaman.
2. Obyektivisme logis yaitu nilai merupakan kenyataan ditinjau dari segi ontologi, namun
tidak terdapat dalam ruang dan waktu.Nilai-nilai tersebut merupakan esensi logis dan
dapat diketahui melalui akal.
3. Obyektivisme metafisik yaitu nilai merupakan unsur obyektif yang menyusun kenyataan.
B. Fungsi Aksiologi
Aksiologi ilmu pengetahuan sebagai strategi untuk mengantisipasi perkembangan dan
teknologi (IPTEK) tetap berjalan pada jalur kemanusiaan. Oleh karena itu daya kerja aksiologi
antara lain :
1. Menjaga dan memberi arah agar proses keilmuan menemukan kebenaran yang hakiki.
2. Dalam pemilihan objek penelaahan dapat dilakukan secara etis, tidak mengubah kodrat manusia,
dan tidak merendahkan martabat manusia.
19
3.
Pengembangan ilmu pengetahuan diarahkan untuk dapat meningkatkan taraf hidup yang
memperhatikan kodrat dan martabat manusia serta memberikan keseimbangan alam lewat
pemanfaatan ilmu.20[3]
C. Pendekatan-Pendekatan dalam Aksiologi
Pendekatan-pendekatan dalam aksiologi dapat dijawab dengan tiga macam cara, yaitu :
1. Nilai sepenuhnya berhakekat subyektif. Ditinjau dari sudut pandang ini, nilai-nilai merupaka
reaksi-reaksi yang diberkan oleh manusia sebagai pelaku dan keberadaannya tergantung pada
pengalaman-pengalaman mereka.
2. Nilai-Nilai merupakan kenyataan-kenyataan yang ditinjau dari segi ontologi namun tidak
terdapat dalam ruang dan waktu.
3. Nilai-Nilai merupakan unsur-unsur obyektif yang menyusun kenyataan.21[4]
D. Hubungan Aksiologi dengan Filsafat Ilmu
Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi
kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek
atau kesadaran yang menilai. Tolak ukur suatu gagasan berada pada objeknya, bukan pada subjek
yang melakukan penilaian. Kebenaran tidak tergantung pada kebenaran pada pendapat individu
melainkan pada objektivitas fakta. Sebaliknya, nilai menjadi subjektif, apabila subjek berperan
dalam memberi penilaian; kesadaran manusia menjadi tolak ukur penilaian.
Dengan demikian nilai subjektif selalu memperhatikan berbagai pandangan yang dimiliki
akal budi manusia, seperti perasaan yang akan mengasah kepada suka atau tidak suka, senang
atau tidak senang. Bagaimana dengan objektivitas ilmu? Sudah menjadi ketentuan umum dan
diterima oleh berbagai kalangan bahwa ilmu harus bersifat objektif. Salah satu faktor yang
membedakan antara peryataan ilmiah dengan anggapan umum ialah terletak pada
objektifitasnya.
20
21
Seorang ilmuan harus melihat realitas empiris dengan mengesampingkan kesadaran yang
bersifat idiologis, agama dan budaya. Seorang ilmuan haruslah bebas dalam menentukan topik
penelitiannya, bebas melakukan eksperimen-eksperimen. Ketika seorang ilmuan bekerja dia
hanya tertuju kepada proses kerja ilmiah dan tujuannya agar penelitiannya berhasil dengan baik.
Nilai objektif hanya menjadi tujuan utamanya, dia tidak mau terikat pada nilai subjektif .
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Aksiologi adalah istilah yang berasal dari kata Yunani yaitu; axios yang berarti sesuai
atau wajar. Sedangkan logos yang berarti ilmu. Aksiologi dipahami sebagai teori nilai. Aksiologi
ilmu (nilai) adalah ilmu pengetahuan yang menyelidiki hakekat nilai, yang umumnya ditinjau
dari sudut pandang kefilsafatan (Kattsoff: 1992).
Kaitan Antara Aksiologi Dengan Filsafat Ilmu adalah Nilai itu bersifat objektif, tapi
kadang-kadang bersifat subjektif. Dikatakan objektif jika nilai-nilai tidak tergantung pada subjek
atau kesadaran yang menilai.
Aksiologi membberikan jawaban untuk apa pengetahuan yang berupa ilmu itu di
pergunakan. Bagaimana kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan kaidah-kaidah nilai.
Bagaimana penentuan objek yang ditelaah berdasarkan pilihan-pilihan nilai. Bagaimana kaitan
antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode ilmiah dengan norma-norma
nilai.
B. Saran
Seorang pendidik hendaknya tahu akan pentingya hakekat nilai yang akan diajarkan
kepada para anak didiknya, sehingga anak didik mengetahui etika keilmuan yang bermoral
dalam ilmu yang dipelajarinya.
Semoga makalah ini bisa menjadi bahan acuan dan semangat untuk mengkaji dan
membuat makalah yang semakin baik. Pembahasan makalah ini mungkin masih kurang
sempurna. Oleh karena itu penulis masih membutuhkan saran dan perbaikan dari para pembaca.
http://zudi-pranata.blogspot.co.id/2014/01/filsafat-ilmu-aksiologi.html
BABI
PENDAHULUAN
A.LatarBelakangMasalah
TasawufadalahsalahsatucabangilmuIslamyangmenekankandimensiatauaspek
spiritualdariIslam.Spiritualitasinidapatmengambilbentukyangberanekadidalamnya.Dalam
kaitannyadenganmanusia,tasawuflebihmenekankanaspekrohaniahnya(esoteris)ketimbang
aspek jasmaniahnya (eksoteris). Dalam aspek kehidupan, ia lebih menekankan kehidupan
akhirat, ketimbang kehidupan dunia yang fana. Sedangkan dalam kaitannya pemahaman
keagamaan, ia lebih menekankan aspek esoterik ketimbang eksoterik. Tasawuf lebih
menekankanpenafsiranbatiniketimbangpenafisranlahiriah.
Mengapatasawuflebihmenekankanspiritualitasdalamberbagaiaspeknya?Inikarena
para ahli tasawuf, yang kita sebut sufi, mempercayai keutamaan spirit ketimbang jasad,
mempercayaiduniaspiritualketimbangduniamaterial.Secaraontologismerekapercayabahwa
duniaspirituallebihhakikidanrealdibandingdenganduniajasmani.Bahkansebabterakhirdari
C.TujuanPenulisanMakalah
Ada beberapa tujuan yang ingin kami dapatkan dalam penulisan makalah ini, di
antaranyaaialah;
1.Untukmemenuhitugasmatakuliahfilsafatilmu.
2.Inginmengetahuilebihmendalamkeberadaantasawuf,terutamatasawufsunni.
3. Ingin mengetahui nilai apa yang terdapat pada dunia tasawuf, yang bisa membawa atau
mempengaruhi para pengikutnya begitu baik dan tunduk atas aturanaturan yang telah
ditentukan.
BABII
PEMBAHASANSTRUKTURTASAWUFSUNNI.
A.OntologiTasawufSunni.
MengawalipembahasanpadababIIini,kamiinginmengemukakanpengertiantasawuf
dari beberapa tokoh sufi atau ilmuan yang mengkaji tentang disiplin ilmu tasawuf, baik
kajiannyatentangtasawuffalsafimaupuntasawufsunni.Dalamhaliniakankamisampaikan
pengertiantasawufbaiksecaraetimologimaupunsecaraterminologi.
Definisitasawufsecaraetimologi/bahasa:
1.AbuarRahmanalBiruni(w.440H/1048M.dalamkitabnyaTahqiqmalilhindiminmaqulah
menyatakanbahwatasawufsecaraetimologiberasaldaribahasaYunanisufyangberarti
pecintahikmah.kemudianistilahinidinisbatkankepadaahlshuffahatauorangorangyang
timggaldibangkubangkuyangterbuatdaribatuberandamesjidpadamasaRasulullah.[1]
2. Prof. Dr. Harun Nasution, menyebutkan bahwa asalusul kata altasawuf dan alsufi, ialah
berasaldarikatasufyaituwol.Yangdimaksudbukanlahwoldalamartimodern,wolyang
dipakai orangorang kaya, tetapi wol primitif dan kasar yang dipakai di zaman dahulu oleh
orangorangmiskindiTimurTengah.Dizamanitupakaiankemewahanialahsutra.[2]
3.DidalamEnsiklopediIslamdisebutkanadatujuhversimengartikanasalusulkatatasawauf.Ada
yang mengatakan bahwa tasawuf berasal dari kata Saff yang artinya barisan dalam shalat
berjamaah.Adayangmengatakannbahwatasawufberasaldarikata Saufanah ;yaitusejenis
buahbuahankecilyangberbuluyangbanyaktumbuhdigurunpasir.Adapulayangmengatakan
tasawufberasaldarikata Suffah yangartinyapelanayangbiasadipakaibantaltidurolehpara
sahabatNabiSAWdisampingmasjidNabisaw.PendapatlainmengatakanbahwaTasawuf
merujukpadakataSafwahyangberartisesuatuyangterpilih.Adapulayangmerujukpadakata
Safa yang berati bersih. Ada yang mengatakan dari bahasa Yunani yaitu Theosophi (theo=
Tuhan,Sophos=hikmah.Jugaadayangmengatakanberasalkata Suf yangartinyawolatau
kainbulukasar.[3]
Itulahbeberapadefinisitasawufsacaraterminologiyangdapatkamikemukakandalam
makalahini.Selanjutnyadefinisitasawufsecaraterminologiialah:
1. Menurut Muhammad Zaki Ibrahim, tasawuf adalah : jalan menuju kedekatan kepada Allah
SWT. dengancaramelepaskandiridarisegalasesuatuyangrendahdanhinadanberpegang
teguhkepadaSunnahRasulullahSAW.[4]
2BisyrbinHaris,iamengatakanbahwasufiialahorangyangsucihatinyamenghadapAllahSWT.
3. SahlatTustari,iamengatakanbahwasufi ialahorangyangbersihdarikekeruhan,penuh
denganrenungan,putushubungandenganmanusiadalammenghadapAllahSWT.danbaginya
tiadabedaantarahargaemasdanpasir.
4. AlJunaidalBagdadi(w.289H),iamengatakatanbahwatasawufialahmembersihkanhati
darisifatyangmenyamaibinatangdanmelepaskanakhlakyangfitri,menekansifatbasyariah
(kemanusiaan),menjauhihawanafsu,memberikantempatbagisifatsifatkerohanian,berpegang
padailmukebenaran,mengamalkansesuatuyanglebihutamaatasdasarkeabadiannya,memberi
nasihatkepadaumat,benarbenarmenepatijanjiterhadapAllahSWT,danmengikutisyariat
RasulullahSAW.
5.AbuQasimAbdulKarimalQusyairi,iamemberikandefinisibahwatasawufialahmenjabarkan
ajaranajaranalQurandanSunnah,berjuangmengendalikannafsu,menjauhiperbuatanbidah,
mengendalikansyahwat,danmenghindarisikapmeringanringankanibadah.
6.AbuYazidalBustami,iasecaralebihluasmengatakanbahwaartitasawufialahmencakuptiga
aspek.Yaitu1.Takhalli(melepaskandiridariperangaiyangtercela),2.Tahalli(menghiasidiri
denganakhlakyangterpuji),dan3.Tajalli(mendekatkandirikepadaTuhan).[5]
7. AsySyekh Muhammad Amin AlKurdy mengatakan : tasawauf adalah suatu ilmu yang
dengannyadapat diketahuihal ihwal kebaikan dankeburukanjiwa,cara membersihkandari
(sifatsifat)yangburukdanmengisinyadengansifatsifatyangterpuji,caramelakukansuluk,
melangkah menuju (keridhaan) Allah dan meninggalkan (laranganNya) menuju kepada
(perintahNya).[6]
8 Dr. Syekh H. Jalaluddin, yang kita dapati dalam Bukunya Seribu Satu wasiat terakhir,
mengatakan:
Sif^e<qN1hp8Sinp=s}8qRehp8
Artinya:berkekalanmemperhambakandirilahirdanbathinkepadaAllahsertaberkekalan
hadirhatibesertaAllah.[7]
9. ImamAlGhazalimengatakanbahwatasawufsejatinyaadalah:menjernihkanhatidarinoda,
dosadantipumuslihatnafsu,dengansenantiasamendekatkandirikepadaAllahSWTdanselalu
merasamembutuhkaniNya.[8]
10.Dr.AbdulHalimmemberikankomentarnya,bahwatasawufmerupakanwasilahwathariqah
atau sarana dan jalan, sekaligus juga ghayah atau tujuan. Sarana dan jalannya berupa
mujahadahdenganberupayamenbersihkandanmensucikanhatidarisegalanoda,dosadantipu
dayanafdsudantujuannyaadalahmusyahadahataumarifatkepadaAllahSWT.[9]
11.MenurutProf.Dr,K.H.SaidAgilSiraj,dalamsebuahpengantarbukuyangberjudulMengurai
tasawuf,IrfandanKebatinan,yangditulisolehMuhsinLabib,iamengatakantasawufadalah
ajarandankeyakinanbahwamanusiasenantiasainginmeraihkesuciandiridandambauntuk
berdekatandenganDiaYangMahasuci.UntukbisaberdialogdenganYangMahasuci,maka
manusialebihduluharusmensucikandiri:mulaidaripenyucianhati,pikiran,tuturkatadan
perilaku serta harta. Lebih lanjut ia menyampaikan pendapatnya seorang sufi besar yang
bernamaSirriasSiqtimengatakan:seorangsufiadalahorangyanghatinyatidaktercemari
olehselainYangMahasuci,danhidupmyadiarahkandemimenghadapiridhadankodratIalahi.
[10]
Sedangkanintidaritasawufsunniadalahtasawufyangsegalaamalanamalandantata
caranya sesuai dengan apa yang pernah dilakukan oleh Rasulullah saw dan para sahabat
sahabatnyaberdasrkanalQurandanAlSunnah.
1.PandanganKaumSufiTantangTuhan
Sebagaisebuahsistemspiritual,tasawuf tentumemilikibasisfilosofis.Basistersebut
tidaklaindaripadabasisatauprinsipbagiseluruhyangadadialamsemestaini,yaituTuhan.
Tuhanadalahbasisontologisbagisegalasesuatu,yangtanpaNya,segalayangadainiakan
kehilanganpijakannya.ParasufimenyebutprinsipinisebagaiKebenaran(alHaqq).Disebut
alHaqq, karena Dialah satusatunya yang ada dalam arti yang sesungguhnya, yang mutlak,
sementarayanglainbersifatnisbiataumajazi.
ParasufimenggambarkanTuhansebagaisebuahprinsipyangmenyeluruhdanparipurna.
Dariasudutpandangwaktu,Dialahasaldantempatkembalisegalayangada.Darisudutruang,
DiaadalahyangLahirdanyangBatin,yakniyangimanendanyangtransenden.Dankonsep
RealitasyangparipurnainisepenuhnyadidasarkanpadaayatalQuran,tepatnyasurahalHadid
ayat:3.
Artinya;DialahyangawaldanyangAkhir,yangLahirdanyangBatin.
EsensidarisebuahsistemmistisimeadalahperasaandekatdenganTuhan.Danperasaan
dekat ini dinyatakan dalam perasaan sufi akan kehadiran Tuhan di mana pun ia berada.
KehadiranTuhaniarasakanbaikdalamdirinyamaupundialamyangmengelilinginya.Tentang
kedekatandankehadiranTuhandimanamanaini,parasufimenemukanbasisbasisnyadalam
alQuransendiri,yaitudalamsurahalBaqarahayat115.
Artinya;DankepunyaanAllahlahtimurdanbarat,makakemanapunkamumenghadap
disitulahwajahAllah.SesungguhnyaAllahMahaLuas(rahmatNya)lagiMahaMengetahui.
Artinya; Dan apabila hambahambaKu bertanya kepadamu tentang Aku , maka
(jawablah),bahwasanyaAkuadalahdekat.Akumengabulkanpermohonanorangorangyang
berdoa.(alBaqarahayat:186)
Artinya;DanKamilebihdekatkepadanyadaripadauratlehernya,(Q.SurahQafayat:
16.
Dalamhalcintaatau Mahabbah sebagaibasiskonseptualsufiadalahsurahAliImran
ayat31, secarahipotetikmenyatakankemungkinanterjadinyacintatimbalbalikantaraTuhan
danhambaNya.
Artinya; Katakanlah jika kamu benarbenar mencintai Allah, ikutilah aku,niscaya
Allahmengasihidanmengampunidosadosamu.AllahMahaPengampunlagiMahaPenyayang.
DisampingalQuran,haditshaditsNabijugamemberibasisyangsamasamakuatnyaterhadap
konsepkonseptertentuparasufi.Diantaranyaialahhaditsyangmenyatakanbarangsiapa
mengenaldirinya,makaiaakanmengenalTuhannya.Haditsinitalahdiambilolehparasufi
sebagaibasismakrifat,yaknipengetahuansejatiyangdiperolehsecaralangsungdarisumbernya
sendiri.
Jugahaditsqudsiyangartinya:maimunahr.a.berkata:NabiSAW.Bersabda:Allah
taala berfirman Tidak ada cara yang dapat mendekatkan hambaKu kepadaKu seperti
melaksanakan fardhufardhuKu, dan sesungguhnya ia mendekatkan diri kepadaKu dengan
melakukan halhal yang sunnah sehingga cintalah Aku kepadanya. Dan sesudah Aku
mencintainya Aku menjadi kakinya yang dengannya ia berjalan, tangan yang dengannya ia
memukul,lidahyangdengannyaiaberkata,danhatinyayangdengannyaiaberfikir.Bilaia
memintakepadaKu,AkumemberidanbilaiaberdoaAkumenerimadoanya.(H.R.IbnAssunni
).[11]
2.PandanganKaumSufiTentangHakikat
Kaum sufi berpendapat bahwa, syariat adalah cara formal untuk melaksnakan
peribadatan kepada Allah, yang dirujuki oleh alQuran sebagai tujuan penciptaan manusia.
Seangkan hakekat yakni tasawuf, adalah seperti yang diisyaratkan dalam definisi ihsan:
Engkau beribadah seakanakan melihat Tuhan, dan seandainya engkau tiadak melihatNya,
niscaya Dia melihatmu, merupakan pelengkap dari ibadah tersebut. Oleh karena itu, antara
syariatdanhakekatatautarekatseharusnyatidakbolehdipisahkantanpamenimbulkanmasalah.
Syariat yang dilakukan tanpa memperhatikan unsur hakekat adlah seperti sebuah
bangunankosongdanbelumdihias.Sedangkanhakekattanpasyariatakansepertihiassanyang
tanpadihias.sehinggaakanmenjadibarangtumpukanyangacak.Oalehkarenaitusepatutnyalah
aspekpentingdariagamakitaitutidakdihayatisecaraterpisah,tetapidilaksanakansebagaidua
halyangsalingmelengkapi,danharusdiperlakukansecaraseimbang.Penekananyangberat
sebelahpadasalahsatuaspekdarikeduanyahanyaakanmelahirkanahliahlieksoterikformal
(alhzhahir),yangtidakbisamengapresiasikandimensispirirtualdariibadahformalmeraka,
atau kalau tidak, ahl esoterik yang sama sekali meningglkan ibadahibadah formal yang
merupakankewajibanbagisetiapsetiapindividumuslim.
SebenarnyaahltokohtasawufsunnisepertialGhazalidalamkaryanyautamanya,Ihya
UlumalDin,alGhazalibukanhanyamembicarakankeutamaankeutamaanspiritualitasIslam
dan nilainilainya yang luhur, tetapi bahkan dalam kitab itu, selain membahas aspekaspek
formal ibadah, seperti thaharah, salat, zakat, puasa dan haji beliau juga membahas aspek
spiritualdaribabbabitu.[12]
Tarekatdanhakekatadalahsambungmenyambungantarasatusamalain.Olehkarenaitu
pelaksanaanagamaIslam,tidaksempurnajikatidakmengerjakanempathal.Yaknisyariat,
tarekat,hakekatdanMarifat.Makaapabilasyariatmerupakanperaturan,tarekatmerupakan
pelaksanaan,makahakekatmerupakantujuanpokokyaknipengenalanTuhanyangsebenarnya.
Umpamanyadalammasalahbersuciatauthaharahmenurutsyariat bersihdiridengan
air.Menuruttarekatbersihdirilahirdanbathindarihawanafsu.Menuruthakekatberesihahti
dariselainAllah.SeumpamauntukmencapaimarifatterhadapAllah.Dengancontohshalat,
menurutsyariatbilasewseworangshalatwajibmenghadapkiblat,karenaadaayatalQuran
menyebutkanhadapkanlahmukamukeMasjidilHaram(kabah)diMekah.Menuruttarekat,
hatiwajibmenghadapAllahberdasarkankarenaadafirmanAllahyangmenganjurkannya
SembahlahAku.Menuruthakekat,bahwakitamenyembahAllahseolaholahAllahituterlihat.
Karena memang ada hadits yang menjadi dasarnya. Engkau beribadah seakanakan melihat
Tuhan,danseandainyaengkautiadakmelihatNya,niscayaDiamelihatmu.Menurutmarifat,
ialahmengenalAllahuntuksiapadipersembahkanamalibadahituyangdengankhusyuseorang
hamba Allah dalam shalat merasa berhadapan dengan Allah. Karena memang Allah
menganjurkan kepada kita dalam bershalat untuk mengingat Allah. Bershalatlah untuk
mengingatAku.[13]
B.EpistemologiTasawufSunni.
Kalaudiatastelahkamisampaikantentangontologitasawufsunni,makadalamsubbab
ini kami sampaikan tentang epistemologi tasawuf sunni. Sebagaimana kita ketahui bahwa
tasawufterbagimenjadidua,yaitutasawuffalsafidantasawussunni.Dimanakeduatasawufini
hinggakinimasiheksissampaisaatini.
Tasawufmonistik,yaitutasawufyangdidasarkanpadakonsepwahdatulwujud,alhulul
danalittihad,yangkinidikenaldengantasawuffalsafi.Tasawufinidikaitkandengantokoh
tokoh besar seperti AbuYazid alBustami, alHallaj, Ibn Arabi, Ibn Masarra, Ibn Sabin,
SuhrawardialMaqtul,MullaSadra,SayidHaidarAmulidanlainnya.[14]
Ajarantasawufyangsepertiiniumumnyamemadukanvisimistisdanrasional,Banyak
ungkapandanterminologifilsafatdigunakandalamtasawufini.Percampuraninitidaklepasdari
pertemuanajaranajaranYunani,Persia,IndiadanKristen.Tasawufyangdemikianinisangat
esoterik,cenderungsamardanhanyadipahamiolehparapenempuhjalannya.Kebanyakansufi
aliraninimenguasaipemikiranfilsafatYunanisepertiyangdigagasolehSocrates,Plato,dan
sebaginya.Tokohtokohnya antara lain, asSuhrawardi, Ibn Masarra, Ibn Arabi ( yang
mengenalkankonseppantheismeataukesatuanwujud),IbnSabin.Konseppenyatuanmakhluk
denganTuhaninijugatertuangdalamkaryasastraparasufi.Diantaranyaadalahdalamkarya
IbnalFaridh,JalaluddinRumi,dansebagainya.[15]
Tasawuf Dualistik, yaitau tasawuf yang telah dimodifikasi dan disesuaikan dengan
teologiAsyariyahdanSyariah,yangdisebutdengantasawufsunni.Tasawufsunniberusaha
mengintegrasikandanmendamaikantasawufdengansyariahsejakpertengahankeduaabadke3
Hatauke9M.DiantaratokohtokohituialahAbuSaidalKharraj,AbualQasimMuhammad
alKalabadzidanAbualQasimAbdulKarimalQusyairi.Usahausahamembanguntasawuf
yangberaromasyariatdanberbasispadakalamsunnimencapaikematangandankeberhasilandi
tanganAbuHamidalGhazali(w.505H/1111M).[16]
MeskipunalGhazalidianggapsebagaipahlawandanpendiritasawufsunnidansangat
diagungkanolehparapenganutnyaahlusunah,alGhazalitidakmendpatlegimitasidalamtarikat
tarikatyangbertebarandalamduniaahlusunnah.Paraanggotatarikatlebihmengagungkanpara
syaikhdanparagurumereka.
Namun,tasawufsunnisangatlahseragam,karenadalamkenyataannyamunculberagam
mazhab dan pola tasawuf. Tasawuf sunni setidaktidaknya ada dua ragam: 1. Tasawuf
terlembagakandenganpolapembaiatan(tarikat)yangjugadisebuttasawufamali.2.Tasawuf
tidakterlembagakanyangcenderunglonggarkarenaiahanyaberupaajaranajaranmoral,seperti
ajaranalGhazalidanalHaddadyangjugaseringdisebutdengantasawufakhlaqi.[17]
Klasifikasi tasawuf falsafi dan tasawuf sunni ini, seakanakan menghakimi bahwa
tasawufyangbersumberdarialQurandanSunnahadalahyangbenar,dandengandemikian
yangbenarbenarIslamiadalahtasawufsunni.Menurutklasifikasiini,tasawuffalsafiadalah
tasawufyangmenyimpangdarialQurandansunnahsertamembawabidahdanajaranajaran
sesat. Dan karena itu, tidak sesuai ajaran Islam. Tentu saja para pendukung tasawuffalsafi
menolaktuduhanbahwatasawufmerekamenyimpangdarialqurandansunnah.
Apapunyangtelahterjadi,MistisimedalamIslamapakahitualiranFalsafiatausunni,
yangmerupakanlapisesoterisagama,dapatdijadikansebagaititiktemudanruangsejukbagi
seluruhumatIslam,baikpenganuttasawuffalsafiatausunni.
MetodologiDalamTasawuf
1.Takhalli.
Takhalliyaitupengosongandiridarisifatterceladanegoisme.JugaberartiPengosongan
ataupenceraian.Atauusahamengosongkandiridarisikapketergantunganterhadapkelezatan
hidupduniawi.Haliniakandapatdicapaidenganjalanmenjauhkandiridarikemaksiatandalam
segalabentuknyadanberusahamenundukkandoronganhawanafsu.
2.Tahalli.
Tahalliyaitumenghiasidiridengansifatterpuji.Melakukansegalahalyangdiperintahkan
olehAllah,mengisisegalaaktifitasyangdapatmendekatkandirikepadaAllah.Denganrajin
beribadahbaikyangwajibmaupunyangsunnah,berakhlakulkarimah.
3.Tajalli.
Tajalliadalahiluminasi(pencerahan)zatTuhanketikamenampakkandiridalamwujud
yangdapadikenal.Menurutparasufi,tajalliTuhaninimerupakantingkatanpengalamanrohani
tertinggi, yang yang hanya dapat dicapai orang yang telah melampaui Takhalli dan
Tahalli.
C.AksiologiTasawufSunni.
Setelahsedikitmengetahuikeberadaanontologidanepistemolgidaripadataswaufsunni,
makakiranyakitadapatsedikitpunyagambarantentangaksiologidaritasawufsunni.
Nilainilayangterkandungdalamtasawufsunnidiantaranyaialahdalamhalberibadah
harus betulbetul ikhlas, dan mencari ridhaNya, harus menjadi contoh dan selalu berada di
depansebagaimanashalatmengambilbarisanyangpertama.
Dalammenatahati,tasawufakandapatmengantarkanhatiyangkotormenjadijernihdan
bersih,sehinggatiadalainsegalabentukibadahnyaakanmampumengantarkansufimenjadi
makrifatullah.
TatacaramendekatkandirikepadaAllah,makaseorangsufiharusbetulbetulmahabbah
ataucintakepadaAllahdengancaramelakukanseluruhyangwajibdanjugamemperbanyak
ibadahsunnah.Karenabilasudahdemikianapayangialakukansematamataatasbimbingandan
petunjukAllahSWT.
Tasawufyangbenar,sejatidanlurusatausufiyangtelahmelakukanibadahdenganlurus
danistiqomah,akan dapatmencapaisebagaitingkatanihsandiatasdariduatingkatanyang
lainnyayaitutingkatanIslamdanIman.TingkatanIhsanialahyangditunjukkanolehhadits
shahihIhsanituialahkamuberibadahkepadaAllah,seolaholahkamumelihatNya.Kalaupun
kamutidakmelihatNya,namunsesungguhnyaDiamelihatmu.[18]
Islamadalahpenyerahandirisecarazahir,Imanadalahkeyakinanbatin.SedangkanIhsan
adalah pencapaian dua hakekat zahir dan batin. Hal itu karena ilmu semestinya diamalkan.
SedangkanuntukmencapaikesempurnaanderajatIhsan,amalitusemestinyadilakukandengan
ikhlas.Ikhlasialahseoranghambadenganilmuatauamalnyatidakdimaksudkanuntukyang
lain,tapihanyabagiAllahAzzawaJalla.
Bilaseseorangdalamkehidupandanbermasyarkat,tasawufataumistisismeselaluberada
padadirinya,makadalamkeadaanbagaimanapuniatidakakanberanaimelanggaraturanAllah.
KarenakapanpundalamkondisiapapunAllahselalumengawasinya.Umatislamakansemakin
mampu meningkatkan etos kerja dengan baik manakala dalam kehidupan bekerja dengan
sungguhsungguhdanmengamalkantarekatatautasawuf.
BABIII
KESIMPULAN
Daribahsanmakalahinidapatkamisimpulkansebagaiberikut:
1.Tasawufialah,ajaran(cara)untukmengenaldanmendekatkandirikepadaAllah,dengancara
berusahakerasmenjauhisifatsifatburuk(tercela)danlaranganlaranganNya,selalumenghiasi
diri dengan akhlak yang terpuji dan dengan mendekatkan diri kepada Allah dengan cara
menjalankanperintahperintahNyauntukmencarikeridhaanNya,agarmemperolehhubungan
langsungsecarasadardenganNya.Ataubahasamudah,singkatdansimpelnyaadalahTaqwa.
2.TokohyangmengintegrasikantasawufdansyariahadalahalGhazali.Didalamtasawufsunni
adaduaragamyaitu:
a.Tasawufterlembagakandenganpolapembaiatan(tarikat)yangjugadisebuttasawufamali.
b. Tasawuftidakterlembagakanyangcenderunglonggarkarenaiahanyaberupaajaranajaran
moral,sepertiajaranalGhazalidanalHaddadyangjugaseringdisebutdengantasawufakhlaqi.
3.Seorangsufiyangsudahistiqamahdalamberibadahakanmengantarkandirinyayangihsan.
DAFTARKEPUSTAKAAN
AbuddinNata,Prof.Dr.H.AkhlakTasawuf,Jakarta:P.T.RajaGrafindoPersada,1996.
AlQurandanterjemahnya
AdeArmando,dkk,EnsiklopediIslamUntukPelajar6,Jakarta:P.T.IchtiarBaruVanHoeve,2001
DewanRedaksi,EnsiklopediIslam6,Jakarta:P.T.IchtiarBaruVanHoeve,1994
HarunNasution,Prof.DR.IslamDitinjauDariBerbagaiAspeknya1,Jakarta:UIPress,1978.
HarunNasution,Prof.DR.IslamDitinjauDariBerbagaiAspeknya2,Jakarta:UIPress,1978.
Djamaluddin Ahmad alBuny, Menyelami Samudra Bashirah Shufiyah Jejak Pengabdian Sufi
MenapakJalanMarifah,Yogyakarta:MitraPustaka,2002
KharisudinAqib,DR.M.Ag.,InabahJalanKembalidariNarkoba,Stres&KehampaanJiwa.
Surabaya:BinaIlmu,2005
MustafaZahri,Dr.KunciMemahamiIlmuTasawuf,Suarabaya:BinaIlmu,1976
Mustafa,H.A.AkhlakTasawuf,Bandung:PenerbitPustakaSetia,2005
MuhsinLabib,MenguraiTasawuf,Irfan&Kebatinan,Jakarta:Lentera,2004.
SayyidNurbinSayyidAli,TasawufSyarIKritikatasKritik,Jakarta:PenerbitHikmah,2003.
MuhammadTajuddinBinAlmanawiAlhaddadi,AlAhaditsulQudsiyah,Surabaya:PT.BinaIlmu,
t.t.
MuhammadZakiIbrahim,TasawufSalafi,Bandung:Hikmah,2002
http://mbahshol.blogspot.co.id/2011/11/tasawufsunnidalamfilsafatilmu.html