Sie sind auf Seite 1von 36

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penduduk

Lanjut

Usia

merupakan

bagian

dari

anggota

keluarga dan
anggota masyarakat yang semakin bertambah jumlahnya sejalan
dengan
peningkatan usia harapan hidup. Pada tahun 1980 penduduk lanjut
usia baru
berjumlah 7,7 juta jiwa atau 5,2 persen dari seluruh jumlah
penduduk. Pada tahun
1990 jumlah penduduk lanjut usia meningkat menjadi 11,3 juta
orang atau 8,9
persen. Jumlah ini meningkat di seluruh Indonesia menjadi 15,1 juta
jiwa pada
tahun

2000

atau

7,2

persen

dari

seluruh

penduduk.

Dan

diperkirakan pada tahun


2020 akan menjadi 29 juta orang atau 11,4 persen. Hal ini
menunjukkan bahwa
penduduk lanjut usia meningkat secara konsisten dari waktu ke
waktu. Angka
harapan hidup penduduk Indonesia berdasarkan data Biro Pusat
Statistik pada
tahun 1968 adalah 45,7 tahun, pada tahun 1980 : 55.30 tahun,
pada tahun 1985 :
58,19 tahun, pada tahun 1990 : 61,12 tahun, dan tahun 1995 :
60,05 tahun serta
tahun 2000 : 64.05 tahun (BPS.2000)

Hipertensi atau Tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi

140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.


Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis.
Masalah umum yang dialami lanjut usia yang berhubungan dengan
kesehatan fisik, yaitu rentannya terhadap berbagai penyakit ,
karena berkurangnya
daya tahan tubuh dalam menghadapi pengaruh dari luar. Menurut
data SKRT
(Survey Kesehatan Rumah Tangga) masih tinggi. SKRT tahun 1980
menunjukkan
angka kesakitan penduduk usia 55 tahun ke atas sebesar 25,7
persen. Berdasarkan
3
SKRT tahun 1986 angka kesakitan usia 55 tahun 15,1%, dan
menurut SKRT 1995 angka kesakitan usia 45-59 sebesar 11,6
persen ( Wirakartakusumah : 2000)
Dalam penelitian Profil Penduduk Usia Lanjut Di Kodya Ujung
Pandang
ditemukan bahwa lanjut usia menderita berbagai penyakit yang
berhubungan
dengan ketuaan antara lain diabetes melitus, hipertensi, jantung
koroner, rematik
dan asma sehingga menyebabkan aktifitas bekerja terganggu
(Ilyas : 1997).
Berdasarkan dari uraian diatas maka kelompok kami berminat
ingin membahas masalah Hipertensi, mulai dari pemngertian,
etiologi,

tanda

&

gejala

dan

pencegahannya,

serta

Asuhan

Keperawatan Keluarganya yang dimulai dari pengkajian, diagonasa,


intervensi, implementasi dan evaluasi.

B. Tujuan

Agar kita semua terutama para mahasiswa/I POLTEKKES memahami dan


mengerti apa itu hipertensi, etiologi, tanda dan gejala serta cara pencegahannya
dan juga Asuhan Keperawatan keluarganya mulai dari pengkajian, diagnosa,
intervensi, implementasi dan juga evaluasi.

BAB II
TINJAUAN KEPUSTAKAAN
A. PENGERTIAN
Hipertensi atau Tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi

140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.


Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung kronis.
Pada pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih
tinggi diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah kurang dari
120/80 mmHg didefinisikan sebagai "normal". Pada tekanan darah tinggi,
biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik. Hipertensi biasanya
terjadi pada tekanan darah 140/90 mmHg atau ke atas, diukur di kedua lengan tiga
kali dalam jangka beberapa minggu.
Klasifikasi
Klasifikasi Tekanan Darah Pada Dewasa

Kategori

Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik

Normal

< 120 mmHg

(dan) < 80 mmHg

Pre-hipertensi 120-139 mmHg

(atau) 80-89 mmHg

Stadium 1

140-159 mmHg

(atau) 90-99 mmHg

Stadium 2

>= 160 mmHg

(atau) >= 100 mmHg

Pada hipertensi sistolik terisolasi, tekanan sistolik mencapai 140 mmHg


atau lebih, tetapi tekanan diastolik kurang dari 90 mmHg dan tekanan diastolik
masih dalam kisaran normal. Hipertensi ini sering ditemukan pada usia lanjut.

Sejalan dengan bertambahnya usia, hampir setiap orang mengalami


kenaikan tekanan darah; tekanan sistolik terus meningkat sampai usia 80 tahun
dan tekanan diastolik terus meningkat sampai usia 55-60 tahun, kemudian
berkurang secara perlahan atau bahkan menurun drastis.
Dalam pasien dengan diabetes mellitus atau penyakit ginjal, penelitian telah
menunjukkan bahwa tekanan darah di atas 130/80 mmHg harus dianggap sebagai
faktor resiko dan sebaiknya diberikan perawatan.
B. PENYEBAB HIPERTENSI
Hipertensi berdasarkan penyebabnya dibagi menjadi 2 jenis :
1. Hipertensi primer atau esensial adalah hipertensi yang tidak / belum
diketahui penyebabnya (terdapat pada kurang lebih 90 % dari seluruh
hipertensi).
2. Hipertensi sekunder adalah hipertensi yang disebabkan/ sebagai akibat dari
adanya penyakit lain.
Hipertensi primer kemungkinan memiliki banyak penyebab; beberapa
perubahan pada jantung dan pembuluh darah kemungkinan bersama-sama
menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Jika penyebabnya diketahui, maka disebut hipertensi sekunder. Pada sekitar
5-10% penderita hipertensi, penyebabnya adalah penyakit ginjal. Pada sekitar 12%, penyebabnya adalah kelainan hormonal atau pemakaian obat tertentu
(misalnya pil KB).
Penyebab hipertensi lainnya yang jarang adalah feokromositoma, yaitu
tumor pada kelenjar adrenal yang menghasilkan hormon epinefrin (adrenalin) atau
norepinefrin (noradrenalin).
Kegemukan (obesitas), gaya hidup yang tidak aktif (malas berolah raga),
stres, alkohol atau garam dalam makanan; bisa memicu terjadinya hipertensi pada

orang-orang memiliki kepekaan yang diturunkan. Stres cenderung menyebabkan


kenaikan tekanan darah untuk sementara waktu, jika stres telah berlalu, maka
tekanan darah biasanya akan kembali normal.
Beberapa penyebab terjadinya hipertensi sekunder:
1. Penyakit Ginjal
o

Stenosis arteri renalis

Pielonefritis

Glomerulonefritis

Tumor-tumor ginjal

Penyakit ginjal polikista (biasanya diturunkan)

Trauma pada ginjal (luka yang mengenai ginjal)

Terapi penyinaran yang mengenai ginjal

2. Kelainan Hormonal
o

Hiperaldosteronisme

Sindroma Cushing

Feokromositoma

3. Obat-obatan
o

Pil KB

Kortikosteroid

Siklosporin

Eritropoietin

Kokain

Penyalahgunaan alkohol

Kayu manis (dalam jumlah sangat besar)

4. Penyebab Lainnya
o

Koartasio aorta

Preeklamsi pada kehamilan

Porfiria intermiten akut

Keracunan timbal akut.

C. TANDA DAN GEJALA HIPERTENSI


Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala;
meskipun secara tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya
berhubungan dengan tekanan darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Gejala
yang dimaksud adalah sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing, wajah
kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal.
Jika hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala
berikut:

sakit kepala

kelelahan

mual

muntah

sesak nafas

gelisah

pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan


pada otak, mata, jantung dan ginjal.

Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan


bahkan koma karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati
hipertensif, yang memerlukan penanganan segera.
D. PENCEGAHAN
Perubahan gaya hidup bisa membantu mengendalikan tekanan darah tinggi.
Perubahan gaya hidup dan obat obatan bisa menurunkan tekanan darah tinggi
sampai batas normal:
1. Olahraga dan mempertahankan berat badan normal

2. Makanan sehat rendah lemak, kaya akan sumber vitamin.


3. Obat - obat anti hipertensi
- Diuretik
- beta bloker
- penggantian kalium

BAB III
PENGKAJIAN KEPERAWATAN KELUARGA
I.

Data Umum
1. Nama Kepala Keluarga

: Tn.B

2.Usia

: 65 Tahun

3. Alamat

: Jl. Lingga No. 25

4. Pekerjaan KK

: Pedagang

5. Pendidikan KK

: SMP

6. Komposisi keluarga

No Nama
1
2
3

Ny.K
Nn.M
Nn. V

JK

Hubungan
dengan KK
Perempuan Istri
Perempuan Anak
Perempuan Anak

Umur
50 Th
23 Th
20 Th

Pendidik
an
SD
SMA
SMA

Pekerjaan
IRT
-

Genogram:

Ket:
Ket:
Laki-laki
perempuan
meninggal
Tinggal
serumah

7. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Tn.B adalah tipe keluarga nuclear family (keluarga Inti) yang
terdiri dari 1 orang istri (Ny.K), dan 2 orang anak perempuan (Nn.A & An. V)
8. Suku Bangsa
Keluarga Tn B bersuku minang dan pada keluarga Tn.B terdapat kebiasaan
pola makan yang pedas dan berkuah. Dalam mengasuh anak tidak ada pola
adat atau budaya yang mempengaruhi
.
9. Agama

Agama yang di anut keluarga Tn.B adalah islam. Keluarga Tn.B biasanya
melakukan sholat 5 waktu di rumah. Ny.K aktif dalam kegiatan pengajian di
musholla bersama tetangganya. Agama tidak selalu menjadi sumber
kekuatan bagi keluarga.
10. Status Sosial Ekonami
Tn.B adalah seorang pedagang yang berpenghasilan tidak tentu, untuk biaya
sehari-hari Tn.B hanya berharap dari hasil dagangannya. Ny.K hanya di
rumah saja, Nn.M bekerja di swalayan dan An. V bekerja di RM demi
membantu keluarganya. Ny. K mengatakan bahwa hidup mereka pas-pasan
bahkan kadang-kadang kurang. Mereka tidak mempunyai tabungan dan bila
sakit mereka menggunakan kartu miskin untuk berobat ke puskesmas.
11. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Tn.B mempunyai aktivitas rekreasi yang tidak terjadwal. Aktivitas
rekreasi hanya berkumpul-kumpul bersama keluarga.

II. Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


12. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Perkembangan keluarga Tn B saat ini adalah tahap perkembangan keluarga
yang mulai melepas anak sebagai dewasa dengan tugas perkembangan
sebagai berikut :
a. Memperluas jaringan keluarga dari keluarga inti menjadi
keluarga besar
b. Mempertahankan keintimam pasangan
c. Membantu anak untuk mandiri sebagai keluarga baru di
masyarakat
d. Penataan kembali peran orangn tua dan kegiatan di rumah.
13. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Yang paling terasa bagi keluarga adalah tidak terpenuhi kebutuhan
sandang dan pangan secara maksimal dan keinginan orangtua yairu Tn.B
dan Ny.K untuk melihat anak perempuan mereka menikah dan mereka
ingin cepat menimang cucu.
14. Riwayat keluarga inti
Tn.B adalah keluarga yang sangat rajin bekerja untuk kehidupan istri dan
anaknya. Pada saat ini riwayat kesehatan keluarga Tn.B mengeluh sering
sakit kepala dan sering marah-marah kepada istrinya dan anaknya yang
sekarang sedang dekat dengan seorang laki-laki. Tn.B juga sekarang sering
mengalami lelah dalam beraktivitas. Tn.B sering mengkonsumsi kopi dan
Tn.B suka makan makanan yang asin dan pedas. Tn.B juga mengatakan
almarhum ibunya menderita darah tinggi dan Tn.B
juga pernah
memeriksa diri ke puskesmas dan pada saat itu tensinya 160/100 dan
dokter mengatakan Tn.B menderita hipertensi dan Tn.B di beri obat yaitu

10

obat captopril. Selain itu Ny.K juga mengeluh sendi lutut dan pergelangan
kaki terasa nyeri dan bengkak sejak usia 30 tahun. Ny.K mengatakan
sering terasa nyeri di dalam tulang rasanya seperti di tusuk-tusuk dan pada
saat mandi Ny.K merasa kedinginan. Ny.K juga berobat ke puskesmas dan
dokter mengatakan Ny.K menderita reumatik.
15. Riwayat keluarga sebelumnya
Tn.B mengatakan orangtuanya telah lama meninggal, ibunya meninggal 6
tahun yang lalu dan Tn.B mengatakan ibunya mempunyai riwayat
penyakit darah tinggi/hipertensi dan ayah Tn.B meninggal pada saat Tn.B
masih kecil.

III.

Pengkajian Lingkungan

16. Karakteristik Rumah


Rumah yang dimiliki keluarga Tn.B merupakan rumah permanent dan
milik pribadi, yang terdiri dari 1 ruang tamu merangkap ruang keluarga, 2
kamar tidur, 1 dapur dan 1 kamar mandi/WC dan 1 ruang makan. Rumah
tersebut berlantai semen dan dindingnya dari batu bata dan semen. Mereka
menggunakan lampu listrik sebagai penerangan. Peralatan yang ada di
rumah Tn.B adalah perabotan rumah tangga yang sederhana, sanitasi dapur
cukup memadai dengan sinar matahari dan ventilasi yang cukup serta
terdapat tempat untuk membakar sampah dan penyediaan air bersih dari
sumur pribadi. Kebersihan rumah cukup baik dan rapi, namun lingkungan
disekitar kurang bersih karena tempat tinggal mereka di daerah
pemukiman penduduk yang cukup padat.

Denah Rumah :
DP

KT

KT

RM
RT

11

Ket:
DP: dapur
KT: kamar tidur
RT: ruang tamu
RM: ruang makan
17. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Hubungan keluarga Tn.B dengan tetangga berjalan dengan baik, tipe
komunitas bersifat homogen yatiu umumnya bersuku Minang. Ny.K selalu
mengikuti pengajian dan acara yang diadakan oleh tetnagga di sekitar
lingkungan tempat tinggal mereka. Apabila penyakit reumatik Ny.K
kambuh dia tidak bisa pergi kemana-mana. Penduduk disekitar tempat
tinggal mereka umumya berprofesi sebagai nelayan.
18. Mobilitas Geografis
Keluarga Tn.B adalah penduduk asli yang mata pencahariannya sebagai
nelayan dari turun-temurun dan mereka tidak pernah berpindah rumah.
19. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
Tn.B berinteraksi yang lebih sering pada malam hari dimana seluruh
anggota keluarga dapat berkumpul secara utuh setelah kesibukan mereka
pada siang hari. Keluarga juga sering berinteraksi pada saat ada pertemuan
atau acara kampung,.
20. Sistem pendukung keluarga
Tn.B mempunyai keluarga yang sangat menyayanginya dan mereka hidup
bahagia walaupun dalam keadaan pas-pasan. Keluarga ini meggunakan
sisitem pendukung yang tersedia di lingkungan seperti puskesmas dan
keluarga menggunakan kartu miskin untuk berobat.
IV. Struktur Keluarga
21. Pola komunikasi keluarga
Keluarga Tn.B mempunyai pola komunikasi yang cukup baik, terbuka dan
dua arah. Anggota keluarga mengutarakan keingina-keinginan dan
perasaan secara terbuka. Bila timbul masalah keluarga berusaha
mendiskusikan dan memberikan umpan balik yang tepat. Tidak ada pola
komunikaasi yang disfungsional yang ditemukan dalam keluarga.
22. Struktur kekuatan keluarga

12

Tn.B sebagai pemegang kendali dalam keluarga dan Ny.K membantu


dalam urusan rumah tangga dan mengasuh anaknya. Anak mereka di beri
kebebasan untuk bertindak asalkan dalam batas yang wajar dan tidak
bertentantangan dengan norma.
23. Struktur peran
Tn.B berperan sebagai kepala keluarga yang mencari nafkah di Bantu oleh
anak perempuannya dan Ny.K berperan sebagai pengendali yang mengatur
rumah tangga dan pendapatan keluarga.
24. Nilai dan norma keluarga
Keluarga Tn.B menganggap nilai dan norma sesuai dengan apa yang ada
di masyarakat. Seperti anaknya tidak boleh pulang malam dan bertamu
sampai jam 22.00 wib dan Tn.B mengatakkan tidak percaya pada
dukun.Kalau sakit keluarga berobata ke puskemas.
V Fungsi Keluarga
25. Fungsi afektif
Tn.B mengatakan sangat bahagia dengan perkawinannya mereka hidup
rukun dan jarang sekali terjadi petengkaran yang berkepanjangan karena
mereka mampu dalam mengatasi masalah. Nn.M dan Nn. V bekerja untuk
membantu keluarganya dan hasil dari pekerjaannya digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
26. Fungsi sosialisasi
Keluarga TN.B sangat bertanggung jawab dalam merawat dan
membesarkan anak perempuan mereka.waktu luang dimanfaatkan mereka
untuk mempererat hubungan dan mencurahakan kasih sayang kepada
anaknya.
27. Fungsi perawatan kesehatan
Bagi keluarga TN.B sehat adalah apabila keluarga dapat melaksanakan
seluruh aktivitas sehari-hari dengan baik tanpa ada gangguan seperti
demam, flu, sakit kepala. Sedangkan sakit suatu keadaan dimana seluruh
kegiatan atau aktivitas sehari-hari tidak dapat dilakukan dengan baik.
Ditinjau dari tugas kesehatan keluarga:
a. Masalah hipertensi
Tn.B mengatakan baru 1 tahun mengetahui bahwa ia
terkena penyakit darah tinggi sewatru ia memeriksa diri ke
puskesmas. Menurut Tn.B penyakit hipertensi merupakan
penyakit darah tinggi akibat terlalu banyak mengkonsumsi
garam atau makanan yang asin dan tanda gejalanya sakit
kepala. Tn.B berobat ke puskesmas dan diberi obat

13

captopril oleh dokter. Tn.B tidak ada makanan pantangan


dan ia selalu mengkonsumsi kopi pada pagi dan malam
hari.
b. Masalah Reumatik
Ny.K mengatakan sejak umur 30 tahun ia sering mengeluh
sendi dan pergelangan kaki terasa nyeri. Ny.K juga
mengatakan sering merasakan nyeri di dalam tulangnya dan
rasanya seperti di tusuk-tusuk, pada saat mandi Ny.K sering
merasa kedinginan. Ny.K mengatakan sekarang jika jika
melakukan pekerjaan yang berhubungan dengan air tidak
terlalu kuat lagi untuk berdiri lama. Ny,K memeriksakan
diri ke puskesmas dan Ny.K mengatakan sakit reumatik
ialah sakit bengkak pada sendi kaki dan tangan, tanda dan
gejalanya sering kedinginan dan tidak tahan lama di air.
Pada saat berobat Ny.K di beri obat antibiotic dan asam
mefenamat oleh dokter.
28. Fungsi reproduksi
Keluarga Tn.B memilki 2 orang anak perempuan yang berusia 23
tahun.dan 20 Tahun. Pada saat ini Tn.B dan Ny.K tidak menggunakan alat
kontrasepsi apapun.
29. Fungsi ekonomi
Tn.B dan keluarganya dapat mengatur kondisi keuangan dengan baik
sampai saat ini keluarga mampu memenuhi kebutuhan pangan dan
sandang yang cukup. Dengan kondisi keuangan yang pas-pasan keluarga
memanfaatkan fasilitas kesehatan untuk meningkatkan status kesehatan
keluarga dengan menggunakan kartu miskin.
VI.

Stress dan Koping Keluarga


30. Stressor jangka pendek
Perubahan dalam kesehatan keluarga yaitu Tn. B yang sering sakit kepala
dan marah-marah tidak jelas . Ny.K juga menderita rematik yang sering
mengeluh nyeri sendi pada lutut dan pergelangan kaki.
Stressor Jangka Panjang
Tn. B dan Ny K cukup kawatir dengan anak perempuanya yang belum
menikah dan mereka sangat berharap anaknya dapat meberikan mereka
cucu agar mereka tidak kesepian apalagi sekarang Tn B dan Ny K sering
sakit-sakitan.
31. Kemampuan keluarga berespon
Terhdap stress jangka pendek keluarga sering berobat kepuskesmas namun
sampai sekarang mereka juga sering sakit dan penyakit mereka juga sering
kambuh. Untuk mengatasi stress jangka panjang keluarga selalu

14

mendiskusikanya bersama-sama dan setelah berdiskusi mereka lega


walaupun semua persoalanya belum teratasai.
32. Strategi koping yang digunakan
Keluarga menggunakan system dukungan sosial dari keluarga dan
mengguanakan layanan kesehatan seperti puskesmas dan jika ada masalah
keluarga berusaha mengkomunikasikanya.
33. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga memiliki adaptasi disfungsional dimana masalah-masalah dan
konflik terkadang tidak dapat teratasi, dengan segera dan menjadi
berlanjut. Karena kesibukan masing-masing tetapi mereka berusaha untuk
mengatasi dengan berdiskusi.
VII. Harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang ada.
34. Harapan keluarga terhadap masalah kesehatan yang dihadapai adalah agar
masalah tersebut diatasi dan keluarga dapat melakukan aktifitas sehari-hari
tanpa gangguan kesehatan. Harapan keluarga terhadap kunjungan perawat
keluarga adalah perawat keluarga dapat memberikan solusi yang tetap
terhadap masalah yang dihadapi keluarga dan membantu keluarga
mengatasi masalah tersebut. Selain itu dengan adanya kunjungan rumah
keluarga berharap dapat menambah pengetahuan mereka tentang
kesehatan.

15

PEMERIKSAAN FISIK
No.
1
.

2.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum

Tn. B
Tinggi badan : 160 cm
Berat
: 69 Kg
Lila
: 24 cm

TB
BB
Lila

Kepala:

Benjolan (-), lesi (-)

Benjolan (-), lesi (-)

rambut

Lurus, tidak rontok

mata

telinga

hidung

mulut

kuku

kulit

leher

Ny. K
: 155 cm
: 58 kg
: 24 cm

Nn. M
TB : 153 cm
BB : 55 kg
Lila : 22 cm

Nn. V
TB : 150 cm
BB : 45kg
Lila : 20 cm

Bejolan (-), lesi (-)

Bejolan (-), lesi (-)

Lurus, tersisir rapi, tidak Lurus, tidak rontok


rontok
Konjungtiva tidak anemis, Konjuntiva tdk anemis, sclera Konjuntiva tidak anemis,
sclera
tidak
icterik, tidak icterik,penglihatan baik
sclera
tidak
icterik,
penglihatan baik
penglihatan baik
Cerumen (-), pendengaran Cerumen (-), pendengaran baik Cerumen (-), pendengaran
baik.
baik
Polip(-), sinusitis (-), lendir Polip(-), sinusitis (-), lendir (-), Polip(-), sinusitis (-), lendir
(-), penciuman baik
penciuman baik
(-), penciuman baik
Lidah bersih, napas tidak Lidah bersih, napas tidak bau, Lidah bersih, napas tidak
bau, karies (-), sariawan (-), karies (-), sariawan (-), gigi bau, karies (-), sariawan (-),
gigi tidak lengkap
lengkap
gigi lengkap
Kuku pendek dan bersih, Kuku bersih, pendek, terwat Kuku bersih, pendek, terwat
terawat dg baik.
dengan baik
dengan baik
Bersih, turgor kulit menurun, Bersih, turgor baik, teraba Bersih, turgor baik, teraba
kulit terba hangat suhu 36,5 c hangat, suhu 36 C
hangat, suhu 36,2 C
Tidak
ada
kelenjar tiroid

pembesaran Tidak ada pembesaran kelenjar Tidak


ada
tiroid
kelenjar tiroid

16

Lurus, tidak rontok


Konjuntiva tidak anemis,
sclera
tidak
icterik,
penglihatan baik
Cerumen
(-),
pendengaran baik
Polip(-), sinusitis (-),
lendir(-), penciuman baik
Lidah bersih, napas tidak
bau, karies (-), sariawan
(-), gigi lengkap
Kuku bersih, pendek,
terwat dengan baik
Bersih,
turgor
baik,
teraba hangat, suhu 36 C

pembesaran Tidak ada pembesaran


kelenjar tiroid

3.

payudara

4.

system
pernapasan

5.

system
kardiovaskuler

6.

system GIT

7.

system
genitourinaria

8.

system
muskuloskletal

Tidak
teraba
bentuk simetris

benjolan, Tidak teraba adanya benjolan,


bentuk simetris, tidak ada lesi
dan lecet
Bunyi
napas
vesikuler, Bunyi
napas
vesikuler,
frekuensi 22 x/I tidak ada frekuensi 18 x/I tidak ada
weezing, tidak ada ronchi
weezing, tidak ada ronchi
Td: 170/100 mmhg
Td: 120/70 mmhg
N : 88 x/i
N : 86 x/i
Icterus tidak terlihat, bunyi Icterus tidak terlihat, bunyi
irama jantung regular
irama jantung regular
Bising usus normal, BAB 1- Bising usus normal, BAB 1-2
2 x/hari
x/hari
Tidak ada kelainan, BAK Tidak ada kelainan, BAK
lancar, frekuensi 4-5 x/hari
lancar, frekuensi 5-6 x/hari

Tidak teraba adanya


benjolan, bentuk simetris,
tidak ada lesi dan lecet
Bunyi napas vesikuler,
frekuensi 19 x/I tidak ada
weezing, tidak ada ronchi
Td: 120/70 mmhg
N : 82 x/i
Icterus tdk terlihat, bunyi
irama jantung reguler.
Bising usus normal, BAB
1-2 x/hari
Tidak ada kelainan,
BAK lancar, frekuensi 56 x/hari.
Ekstermitas atas dan bawah Ekstermitas atas & bawah Kekuatan
oot
dan Kekuatan
oot
dan
baik, reflek patella (+), udem bengkak, kekuatan otot (-), ekstremitas
baik, reflek ekstremitas baik, reflek
(+), varises (-).
sendi bengkak, nyeri tekan(+)
patella (+), varises (-)
patella (+), varises (-)

17

Tidak
teraba
adanya
benjolan, bentuk simetris,
tidak ada lesi dan lecet
Bunyi
napas
vesikuler,
frekuensi 21 x/I tidak ada
weezing, tidak ada ronchi
Td: 110/70 mmhg
N : 80 x/i
Icterus tidak terlihat, bunyi
irama jantung reguler
Bising usus normal, BAB 12 x/hari
Tidak ada kelainan, BAK
lancar, frekuensi 5-6 x/hari

ANALISA DATA
No.
Data penunjang
Masalah keperawatan
Diagnosa keperawatan
1. DS: -Tn B mengatakan sekarang ia sering Gangguan rasa nyaman nyeri pada Gangguan rasa nyaman nyeri pada
sakit kepala
Tn.B
Tn. B keluarga Tn. B b/d KMK
-Tn. B mengatakan sakit darah tinggi
merawat anggota keluarga dengan
biasanya sakit kepala terus menerus dan
masalah hipertensi.
disebabkan
karena
banyak
mangkonsumsi makanan yang asin atau
garam yang banyak.
-Tn B. mengatakan almarhum ibunya
menderita darah tinggi.
-Tn B. mengatakan sekarang badannya
sering terasa lemah dan mengganggu
aktifitas
DO: -Tn B sering mengkonsumsi makanan
yang asin dan kopi
-Tn B tampak lemah
-Tn B. tampak memegang kepala
sewaktu sakit kepalanya kambuh.
-TD : 170/100 mmhg
N : 88 x/i
RR : 22x/i
2.

DS : - Keluarga Tn. B mengatakan sangat Ansietas pada keluarga Tn.B


cemas terhadap penyakit yang diderita
Tn. B

18

Ansietas pada keluarga Tn. B


berhubungan
dengan
KMK
merawat anggota keluarga dengan

keluarga Tn. B merasa cemas jika


penyakit yang diderita Tn. B bisa
menimbulkan penyakit yang lainnya

masalah hipertensi.

DO : - keluarga Tn. B terlihat cemas

3.

-Tn. B selalu mengeluh sakit


kepalanya kepada keluarganya
DS:
-Ny. K mengatakan sering mersa sakit-sakit
pada bagian kaki.
-Ny. K mengatakan sering merasa sakit pada
sendi dan pergelangan kakinya.
Ny. K mengatakan sering merasa sakit pada
tulang dan rasanya seperti ditusuk-tusuk.
Ny.K mengatakan sekarang sdh tidak terlalu
kuat lagi melakukan aktifitas yang berhub.
Dengan air.
-Ny. K mengatakan sakit nya itu sakit rematik
yaitu sakit bengkak pada sendi kaki dan
tangan. Dengan anda dan gejala sering
kedinginan, tidak tahan lama diair.
DO:
-Ny. K tampak minum obat pada saat dikaji.
-Tampak pada bagian ektremitas atas dan
bawah Ny. K bengkak.
-Adany nyeri tekan.
Ny. K tampak lemah.

Gangguan rasa nyaman nyeri pada


Ny. K

19

Gangguan rasa nyaman nyeri Ny K


pada keluarga Tn. B b/d KMK
merawat anggota keluarga dengan
masalah Rematik.

SKORING ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


DIAGNOSA KEPERAWATAN I:
Gangguan rasa nyaman nyeri pada Tn. B pada keluarga Tn. B b/d KMK merawat anggota keluarga dalam masalah hipertensi
No. Kriteria
skor bobot nilai
Pembenaran
1.
Sifat
masalah
Masalah ini adalah actual dan jika tidak ditangani maka akan mengganggu
skala:
3
1
3/3x1=1 kesehatan klien. Nyeri dapat menyebabkan intoleransi aktivitas . oleh karena itu
Tidak/
kurang
harus diperlukan tindakan segera dan sangat dirasakan keluarga masalahnya.
sehat
2.

Kemungkinan
1
masalah dapat
diubah skala:
Tidak dapat

1/2x2=1 Masalah ini dapat diubah sebagian. Dengan mengatur pola makan Tn. B
tersebut.

3.

Potensial
3
masalah untuk
dicegah
Skala :
sebagian

3/3x1=1 Informasi tentang hipertensi cukup banyak tindakan untuk mengatasinya dapat
dipraktekkan dirumah dan tindakan untk pencegahan juga tidak susah tergantung
dari klien itu sendiri, dengan mengatur pola makannya dan juga karena klien
telah mengetahui pencegahan dari darah tinggi.
2/2x1=1

4.

menonjolnya
2
masalah
skala :
masalah
berat

Keluarga melihat bahwa permasalahan adalah berat karena Tn. B, ingin


penyakitnya diobati dan segera teratasi.

20

harus
segera
ditangani.

TOTAL

21

DIAGNOSA KEPERAWATAN II
DIAGNOSA KEPERAWATAN I :
Ansietas pada keluarga Tn. B b/d KMK merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi.
No.
Kriteria
1.
Sifat masalah
skala:
Ancaman
kesehatan
2.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah.
Skala:
Sebagian
3.
Potensial masalah
untuk dicegah
skala:
Cukup
4.
Menonjolnya
masalah
Skala:
Masalah berat,
segera harus
ditangani
total

Skore
2

bobot
1

hasil
2/3 x 1
=2/3

Pembahasan
Masalah ini tidak memerlukan tindakan yang segera tetapi jika diatasi
dapat membuat keluarga Tn. B akan merasa tenang.

2/2 x 2
=2

Masalah dapat diubah jika dilakukan intervensi yang tepat dan informasi
yang cukup untuk keluarga Tn. B agar keluarga Tn. B tidak merasa cemas
lagi.

3/3 x 1
=1

Masalah dirasakan saat Tn. B merasa saki-sakitan dan keluarga mulai


cemas karena takut Tn. B menderita penyakit yan lain-lain selain
Hipertensi.

1/2 x 1
= 1/2

Keluarga melihat bahwa permasalahannya ada tapi tidak perlu ditangani


oleh perawat keluarga karena masalah ini menurut keluarga tidak terlalu
berat.

3 7/6

22

DIAGNOSA KEPERAWATAN III


Gangguan rasa nyaman nyeri pada NyK pada keluaraga TnB berhubungan dengan KMK merawat anggota keluarga dengan
masalah reumatik
No.
Kriteria
1.
Sifat masalah
skala:
Ancaman
kesehatan
2.
Kemungkinan
masalah dapat
diubah.
Skala:
Sebagian
3.
Potensial masalah
untuk dicegah
skala:
Cukup
4.
Menonjolnya
masalah
Skala:
Masalah berat,
segera harus
ditangani
total

Skore
3

bobot
1

hasil
3/3 x 1
=1

Pembahasan
Masalah ini harus segera diatasi karena Ny. K merasa kesulitan dalam
beraktifitas dan juga sangat mengganggu aktifitas Ny. K sehari-hari.
Karena masalah ini bersifat aktual.

1/2 x 2
=1

Masalah dapat diubah jika dilakukan intervensi yang tepat dan informasi
yang cukup untuk klien agar dapat diatasi dan dipraktekkan dirumah.
Masalah tidak dapat diatasi dengan tuntas karena sifatnya kronis dapat
kambuh sewaktu-waktu

3/3 x 1
=1

Masalah baru dirasakan sejak Ny K berusia 30 thn namun nyeri baru


dirasakan belakangan ini, lalu klien ke puskesmas untuk berobat. Rematik
dapat sering kambuh.

2/2 x 1
=1

Keluarga melihat bahwa permasalahan adalah berat karena Ny K sering


merasa nyeri sendi dan tidak bisa lama berdiri diair atau tempat basah.

23

Diagnosa keperawatan berdasarkan prioritas:


1. gangguan rasa nyaman nyeri pada Tn. B keluarga Tn ABB/d KMK
merawat anggota keluarga dengan masalah hipertensi
2. gangguan rasa nyaman nyeri pada Ny. K keluarga Tn B B/d KMK
merawat anggota keluarga dengan masalah rematik.
3. Ansietas pada keluarga Tn. B b/d KMK merawat anggota keluarga dengan
masalh hipertensi.

24

Rencana Keperawatan Keluarga


No.
1.

Dx
keperawatan
Gangguan rasa
nyaman nyeri
pada Tn. B,
keluarga Tn B
B/d
KMK
merawat
anggota
keluarga
dengan
masalah hiper
tensi

Tujuan
Umum
Keluarga
mampu
mengatasi
masalah
nyeri pada
Tn
B
keluarga
Tn.B

Tujuan Khusus

kriteria

Setelah
dilakukan
intervensi selama
2x45
menit
pertemuan
dengan keluarga
diharapkan
mampu:
1.
mengenal
masalah
hipertensi
1.1 menyebutkan
pengertian
hipertensi
1.2 menyebutkan
penyebab
hipertensi
1.3 menyebutkan
tanda dan gejala
hipertensi
1.4
mengidentifikasi
tanda dan gejala
hipertensi yang

Standar

Intervensi

Keluarga
dapat 1.1.1 kaji
pengetahuan
menyebutkan
pengertian
keluarga
tentang
dengan bahasanya sendiri
hipertensi
hipertensi adalah tingginya 1.1.2 beri
reinforsemen
tekanan
darah
secara
positif atas jawaban
menetap dimana tekanan
keluarga
sistolik diatas 140 mmHg 1.1.3 dikusikan
pengertian
dan tekanan diastolic 90
hipertensi
dengan
mmHg.
keluarga
1.1.4 beri
kesempatan
Keluarga
dapat
keluarga
untuk
menyebutkan
penyebab
bertanya
dari hipertensi
1.1.5 minta keluarga untuk
1. keturunan
menyebutkan
2. lingkungan
kembali
3. hiperaktifitas
1.1.6 jawab
pertanyaan
susunan
syaraf
keluarga
simpstis
4. komposisi
garam 1.2.1
kaji
pengetahuan
berlebih
keluarga tentang penyebab
5. perokok
atau rematik
peminum alcohol
1.2.2 beri reinforsemen positf
6. obesitas
atas jawaban keluarga
7. lifestyle
1.2.3 disfungsikan penyebab

25

dialami anggoata
keluarga

keluarga
mampu
menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi:
1. sakit kepala
2. epistaksis
3. marah
4. telinga berdengung
5. rasa berat pada
tengkuk
6. susah tidur
7. mata
berkunangkunang

Setelah
dilakukan
intervensi
keperawatan
keluarga selama
1x45
menit
pertemuan
diharapkan
keluarga
mampu :
2.
mengambil
keputusan yang
tepat
untuk
merawat anggota
keluarga dengan
masalah
hipertensi
2.1 menyebutkan
akibat lanjut dari
hipertensi
2.2 memutuskan
untuk merawat
anggota keluarga
dengan masalah
hipertensi

hipertensi dengan keluarga


1.2.4 motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
1.2.5 beri reinforsemen fositif
atas keberhasilan keluarga

1.3.1 diskusikan tanda dan


gejala
hipertensi
dengan
keluarga
1.3.2 beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
1.3.3
jawab
pertanyaan
keluarga
keluarga
dapat 1.3.4 motivasi keluarga untuk
menyebutkan akibat lanjut mengulang kembali
dari HT:
1.3.5 beri reinforsemen positif
1. gagal jantung
atas keberhasilan keluarga
2. gagal ginjal
3. gangguan
1.4.1 tanyakan kepada anggota
penglihatan
keluarga tanda dan gejala
4. gangguan pada otak hipertensi yang dialami oleh
5. stroke
anggota keluarga
1.4.2 beri reinforsemen atas
keluarga
memutuskan identifikasi yang diberikan
untuk merawat anggoata oleh keluarga
keluarga dengan masalah
hipertensi.
kaji pengetahuan keluarga
tentang tindak lanjut hipertensi

26

Setelah
dilakukan
intervensi
keperwatan
selama
3x45
menit pertemuan
dengan keluarga
dirapkan
keluarga mampu:
3.
merawat
anggoata
keluarga dengan
hipertensi
3.1 menyebutkan
cara
merawat
klien
dengan
hipertensi
3.2 menyebutkan
pencegahan
untuk penyakit
hipertensi
3.3 menyebutkan
factor yang dapat
memperberat
hipertensi

Keluarga
mampu
menyebutkan
cara
perawatan
hipertensi
dengan bahasa sendiri
Pendekatan
nonfarmakologis
(penurunan berat badan,
pemabatasan
alcohol,
natrium, tembakau, kafein,
latihan dan relaksasi.
Keluarga
mampu
memodifikasi lingkungan
untuk penderrita hipertensi:
- brikan lingkungan
yang bersih
- penerangan
yang
cukup
- berikan pegangan
atau
penyangga
dikamar mandi
- tindakan dari suara
bising
fasilitas kesehatan
digunakan :
- puskesmas

Setelah
dilakukan

27

beri reinforsemen positif atas


jawaban keluarga
diskusikan
akibat
lanjut
hipertensi dengan keluarga
beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
2.2.1 beri kesempatan kepada
keluarga untuk mengambil
keputusan
2.2.3 beri reinforcement positif
atas keputusan keluarga

3.1.1
kaji
pengetahuan
keluarga
tentang
cara
perawatan hipertensi
3.1.2 beri reinforsemen positif
atas jawaban keluarga
3.1.3
diskusikan
cara
perawatan hipertensi dengan
keluarga
3.1.4 beri kesempatan keluarga
untuk bertanya
3.1.5
jawab
pertanyaan
keluarga
yang 3.1.6 motivasi keluarga untuk
mengulang kembali
3.1.7 beri reinforsemen positif

intervensi
keperawatan
selama
1x45
menit pertemuan
keluarga
diharapkan
keluarga mampu:
4. memodifikasi
lingngkungan
bagi
penderita
hipertensi
4.1
keluarga
dapat
memodifikasi
rumah
untuk
mencegah
kecelakaan pada
saat sakit kepala
klien kambuh

Setelah
dilakukan
intervesi
keperawatan
selama
1x45
menit pertemuan
diharapkan
keluarga mampu:

28

perawat keluarga
fasilitas kesehatan
yang mudah untuk
dijangakau
akan
mengurangi biaya
dan
kemudahan
dalam transportasi

atas keberhasilan kel


4.1 jelaskan kepada keluarga
tentang cara memodifikasi
lingkungan bagi penderita
hipertensi
4.2 motivasi keluarga untuk
menerapkan cara modifikasi
lingkungan bagi penderita
hipertensi
4.3 evaluasi pada kunjungan
yang
tidak
direncanakan
drumah keluarga
4.4 beri kesempatan keluarga
mengekspresikan perasaanya
dan mengajukan pertanyaan
4.5 jawab pertanyaan keluarga
dan beri reinforsemen positif

5. memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan
5.1
pelayanan
kesehatan yang
dapat
dimanfaatkan
5.2 memberikan
dukungan kepada
keluarga untuk
mengguankan
pelayanan
kesehatan
5.3
memanfaatkan
fasilitas
pelayanan
kesehatan.

29

CATATAN KEPERAWATAN
Tujuan
Keluarga
mengenal
masalah hipertensi

Hari tanggal

Implementasi
1. mengkaji pengetahuan keluarga
tentang pengertian hipertensi
2. menjelaskan
pengertian
hipertensi :
hipertensi
adalah
tingginya
tekanan darah secara menetap
dimana tekanan sistolik diatas
140 mmHg dan tekanan diastolic
diatas 90 mmHg.
3. meminta
keluarga
untuk
mengulang
pengertian dari
hipertensi
4. mendiskusikan dengan keluarga
tentang penyebab hipertensi:
- keturunan
- lingkungan
- konsumsi garam yang berlebih
- perokok atau peminum alcohol
- mengkonsusmsi
kopi
yang
berlebih
- obesitas
- life style
5. meminta
keluarga
untuk
menyebutkan penyebab dari
hipertensi dan mengidentifikasi
apakah penyebab dari hipertensi
yang diderita oleh anggota
keluarga
6. mengkaji pengetahuan keluarga

30

Evaluasi
S: keluarga mengatakan bahwa hipertensi
adalah darah tinggi
- keluarga
mengatakan
penyebabnya
ialah
banyak
makan makanan yang asin dan
banyak mengandung garam
- keluarga mengatakan tanda dan
gejalanya sakit kepala, suka
marah-marah banyak minum
kopi
O: keluarga menyebutkan pengertian dan
penyebab hipertensi hampir sesuai
dengan standar
- keluarga
mengidentifikasi
penyebab hipertensi yang ada
pada anggota keluarga
- keluarga menyebutkan tanda dan
gejala hipertensi sesuai dengan
standar
A: keluarga dapat mengenal masalah
hipertensi
P: intervensi dilanjutkan yaitu keluarga
dapat memutuskan tindakan yang sesuai
dengan dengan tindakan

ket

tentang tanda dan gejala dari


hipertensi
7. memberi
penjelasan
pada
keluarga tanda dan gejala
Hipertensi:
- sakit kepala
- epistaksis
- marah
- telinga berdengung
- rasa berat ditengkuk
- sukar tidur
- mata berkunang-kunang
8. meminta
keluarga
untuk
menjelaskan kembali tanda dan
gejala dari hipertensi
Keluarga
dapat
memutuskan tindakan
yang
tepat
dalam
mengatasi
masalah
hipertensi

1. mengkaji pengetahuan keluarga


tentang akibat lanjut
dari
hipertensi
2. menjelaskan
pada
keluarga
tentang akibat lanjut dari
hipertensi:
- gagal jantung
- gagal ginjal
- gangguan penglihatan
- gangguan pada otak
- stroke
3. memberi
kesempatan
pada
keluarga untuk bertanya
4. meminta
keluarga
untuk
mengulang kembali akibat lanjut

31

S: keluarga menyatakan akibat lanjut dari


hipertensi adalah:
1. sakit jantung
2. sakit kepala yang berat
3. stroke
keluarga menyatakan setelah mengetahui
akibat lanjut seperti yang telah dijelaskan
kleuarga ingin merawat anggota keluarga
yang mengalami hipertensi dirumah
O: - keluarga menyebutkan akibat lanjut
dari hipertensi sesuai standar
- keluarga memutuskan tindakan
untuk melakukan perawatan
A: keluarga dapat memutuskan tindakan
untuk melakukan perawatan hipertensi

Keluarga
mampu
merawat
anggoata
keluarga
dengan
masalah hipertensi

Keluarga
memodifikasi
lingkungan

mampu
bagi

dari hipertensi
5. memotivasi
keluarga
untuk
memutuskan tindakan merawat
anggota
keluarga
dengan
hipertensi

P: intervensi dilanjutkan ke TUPEN 3


yaitukjeluarga mampu merawat anggota
keluarga dengan masalah hipertensi,
yaitu menyebutkan hala-hal yang harus
dihindari

1. mengkaji pengetahuan keluarga


tentang cara perawatan hipertensi
2. menjelaskan
tentang
cara
merawat
anggota
keluarga
dengan
masalah
hipertensi
dengan melakukan pendekatan
non farmakologis
- penurunan berat badan (olahraga)
- latihan dan relaksasi
- membatasi garam pada masakan
- mengurangi konsumsi rokok dan
kopi
- mengkonsumsi obat yang diberi
oleh dokter
3. memberikan kesempatan pada
keluarga untuk bertanya
4. meminta
keluarga
untuk
mengulang
kembali
cara
perawatan masalah hipertensi
5. motivasi
keluarga
untuk
memodifikasi lingkungan

S: keluarga mengatakan untuk merawat


anggoata keluarga dengan masalah
hipertensi ialah dengan mengurangi
masakan yang banyak mengandung
garam dan kopi

1. mengkaji pengetahuan keluarga


tentang lingkungan yang sesuai
dengan masalh hipertensi

32

O: - keluarga menyebutkan cara


perawatan hipertensi hamper sesuai
dengan standar
- keluarga memutuskan untuk
melakukan
perawatan
pada
keluarganya
A: kleuarga dapat merawat anggoata
keluarga dengan masalah hipetensi
P: intervensi dilanjutkan ke TUPEN 4
yaitu keluarga mampu memodifikasi
lingkungan bagi penderita hipertensi

penderita hipetensi dan


memanfaatkan fasilitas
kesehatan yang ada

2. menjelaskan tentang lingkungan


yang sesuai dengan msalah
hipertensi cara memodifikasi
lingkungan
bagi
penderita
hipertensi:
- berikan lingkungan yang bersih
- penerangan yang cukup
- berikan
pegangan/penyangga
dikamar mandi
- hindarkan dari suara bising
3. minta keluarga untuk mengulangi
lingkungan yang sesuai untuk
hipertensi
4. mendiskusikan dengan keluarga
tentang fasilitas kesehatan yang
tersedia
untuk
penderita
hipertensi
- puskesmas (setiap hari senin s/d
sabtu pukul 08.00-12.00)
- RS/poliklinik (setiap hari senin
pukul 08.00-12.00)
- Panti lansia (tergantung kader)
5. meminta keluarga untuk memilih
salah satu fasilitas kesehatan
yang dapat digunakan keluarga
6. memberikan reinforsemen positif
atas usaha keluarga

33

BAB IV
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Hipertensi atau Tekanan darah tinggi adalah kondisi medis di mana terjadi
peningkatan tekanan darah secara kronis (dalam jangka waktu lama). Penderita
yang mempunyai sekurang-kurangnya tiga bacaan tekanan darah yang melebihi
140/90 mmHg saat istirahat diperkirakan mempunyai keadaan darah tinggi.
Tekanan darah yang selalu tinggi adalah salah satu faktor resiko untuk stroke,
serangan jantung, gagal jantung dan aneurisma arterial, dan merupakan penyebab
utama gagal jantung .
Pencegahan hipertensi dapat dicegah dengan cara: perubahan gaya hidup bisa
membantu mengendalikan tekanan darah tinggi. Perubahan gaya hidup dan obat
obatan bisa menurunkan tekanan darah tinggi sampai batas normal:
1. Olahraga dan mempertahankan berat badan normal
2. Makanan sehat rendah lemak, kaya akan sumber vitamin.
3. Obat - obat anti hipertensi
- Diuretik
- beta bloker
- penggantian kalium
B. SARAN
Dengan membaca makalah ini diharapkan pembaca dapat memahami
tentang Asuhan Keperawatan Keluarga Pada Tn. B Dengan Usia Dewasa
Meninggalkan Keluarga. Kelompok kami berharap makalah ini dapat berguna
bagi pembaca maupun penulis sendiri, dan segala kekurangan yang terdapat pada
makalah ini harap dimaklumi.

34

35

36

Das könnte Ihnen auch gefallen