Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Oleh:
Rizky Saraswati I. G99141129
Rizky Masah
Daniel Satyo N.
G99141130
G99142131
Muh. Alfian
G99141131
Muh. Faizal
G99142129
Pembimbing :
STATUS PENDERITA
II
IDENTITAS
Nama
: Nn. E
Umur
: 19 tahun
Jenis Kelamin
: Perempuan
Suku
: Jawa
Kewarganegaraan
: Indonesia
Agama
: Islam
Pekerjaan
: Swasta
Alamat
: Matesih Karanganyar
Tgl pemeriksaan
: 10 Januari 2016
No. CM
: 01325939
ANAMNESIS
A
Keluhan utama
Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
Riwayat kacamata
: disangkal
Riwayat hipertensi
: disangkal
: disangkal
: disangkal
D. Kesimpulan Anamnesis
OD
OS
Proses
Trauma
Lokalisasi
Palpebra, Konjungtiva
Sebab
Trauma tumpul
Perjalanan
Akut
Komplikasi
Belum ditemukan
Kesan umum
Keadaan umum tampak sakit sedang, somnolen, gizi kesan cukup
Vital Sign
TD : 110/80 mmHg
HR : 82x/menit
RR : 24 x/menit
T : 36.40C
Pemeriksaan subyektif
OD
OS
<3/60
<3/60
a. pinhole
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
b. koreksi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
c. refraksi
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
A. Visus Sentralis
B. Visus Perifer
1. Konfrontasi tes
Pemeriksaan Obyektif
1. Sekitar mata
OD
OS
Ada
Tidak ada
b. luka
Tidak ada
Tidak ada
c. parut
Tidak ada
Tidak ada
d. kelainan warna
Ada
Tidak ada
e. kelainan bentuk
Ada
Tidak ada
Hitam
Hitam
a. tanda radang
2. Supercilia
a. warna
b. tumbuhnya
Normal
Normal
Sawo matang
Sawo matang
a. heteroforia
Tidak ada
Tidak ada
b. strabismus
Tidak ada
Tidak ada
c. pseudostrabismus
Tidak ada
Tidak ada
d. exophtalmus
Tidak ada
Tidak ada
e. enophtalmus
Tidak ada
Tidak ada
a. mikroftalmus
Tidak ada
Tidak ada
b. makroftalmus
Tidak ada
Tidak ada
c. ptisis bulbi
Tidak ada
Tidak ada
d. atrofi bulbi
Tidak ada
Tidak ada
a. temporal
Tidak terhambat
Tidak terhambat
b. temporal superior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
c. temporal inferior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
d. nasal
Tidak terhambat
Tidak terhambat
e. nasal superior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
f. nasal inferior
Tidak terhambat
Tidak terhambat
1.) edema
Ada
Tidak ada
2.) hiperemi
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
c. kulit
d. gerakan
3. Pasangan bola mata dalam
orbita
6. Kelopak mata
a. pasangannya
3.) blefaroptosis
4.) blefarospasme
Ada
Tidak ada
1.) membuka
Tidak tertinggal
2.) menutup
Tidak tertinggal
Tidak tertinggal
0 mm
10 mm
2.) ankiloblefaron
Tidak ada
Tidak ada
3.) blefarofimosis
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Kemerahan
Sawo matang
3.) epiblepharon
Tidak ada
Tidak ada
4.) blepharochalasis
Tidak ada
Tidak ada
1.) enteropion
Tidak ada
Tidak ada
2.) ekteropion
Tidak ada
Tidak ada
3.) koloboma
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
b. gerakannya
c. rima
1.) lebar
d. kulit
1.) tanda radang
2.) warna
9. Tekanan intraocular
a. palpasi
Sde
Kesan normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
1.) edema
Ada
Tidak ada
2.) hiperemi
Ada
Tidak ada
3.) sekret
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
1.) edema
Ada
Tidak ada
2.) hiperemi
Ada
Tidak ada
3.) sekret
Ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
1.) edema
Ada
Tidak ada
2.) hiperemi
Ada
Tidak ada
3.) sekret
Tidak ada
Tidak ada
4.) benjolan
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Ada
Tidak ada
3.) sekret
Tidak ada
Tidak ada
4.)injeksi konjungtiva
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
b. tonometri schiotz
10. Konjungtiva
a. konjungtiva palpebra superior
4.) sikatrik
b. konjungtiva palpebra inferior
4.) sikatrik
c. konjungtiva fornix
d. konjungtiva bulbi
1.) edema
2.) hiperemis
semilunaris
1.) edema
Tidak ada
Tidak ada
2.) hiperemis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Putih
Putih
b. tanda radang
Tidak ada
Tidak ada
c. penonjolan
Tidak ada
Tidak ada
a. ukuran
12 mm
12 mm
b. limbus
Jernih
Jernih
c. permukaan
Rata, mengkilap
Rata, mengkilap
d. sensibilitas
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
e. keratoskop ( placido )
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
f. fluorecsin tes
Tidak dilakukan
Belum dilakukan
g. arcus senilis
Tidak ada
Tidak ada
a. kejernihan
Jernih
Jernih
b. kedalaman
Dalam
Dalam
a. warna
Cokelat
Cokelat
b. bentuk
Tampak lempengan
Tampak lempengan
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
Tidak tampak
3 mm
3 mm
3.) sikatrik
11. Sclera
a. warna
12. Kornea
14. Iris
c. sinekia anterior
d. sinekia posterior
15. Pupil
a. ukuran
b. bentuk
Bulat
Bulat
c. letak
Sentral
Sentral
Positif
Positif
Ada
Ada
b. kejernihan
Jernih
Keruh
c. letak
Sentral
Sentral
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
e. tepi pupil
16. Lensa
a. ada/tidak
e. shadow test
17. Corpus vitreum
a
b
Kejernihan
Reflek fundus
IV KESIMPULAN PEMERIKSAAN
OD
OS
6/20
1/~
Konfrontasi tes
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
Proyeksi sinar
Tidak dilakukan
Baik
Persepsi warna
Tidak dilakukan
Baik
C Sekitar mata
D Supercilium
dalam orbita
F Ukuran bola mata
H Kelopak mata
Sekitar saccus
lakrimalis
Sekitar glandula
lakrimalis
K Tekanan intarokular
L Konjungtiva palpebra
M Konjungtiva bulbi
N Konjungtiva fornix
O Sklera
P Kornea
Kesan normal
sentral
T Lensa
U Corpus vitreum
Kesan normal
Tidak dilakukan
Tidak dilakukan
DIAGNOSIS BANDING
OS Katarak senilis imatur
OS Katarak senilis matur
OS Kekeruhan badan kaca
VI DIAGNOSIS
OS Katarak senilis imatur
VII PLANNING
1
2
3
4
5
6
7
implementasi
Cek lab darah rutin dan kimia darah
Pro keratometri
Pro biometri
VIIIPROGNOSIS
OD
OS
1. Ad vitam
Bonam
Bonam
2. Ad fungsionam
Bonam
Bonam
3. Ad sanam
Bonam
Bonam
4. Ad kosmetikum
Bonam
Bonam
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
A Definisi
Trauma tumpul mata adalah trauma pada mata yang diakibatkan
benda yang keras atau benda tidak keras dengan ujung tumpul, dimana
benda tersebut dapat mengenai mata dengan kencang atau lambat sehingga
terjadi kerusakan pada jaringan bola mata atau daerah sekitarnya. Akibat
yang ditimbulkan dapat berupa kontusio (trauma tertutup) atau ruptur bola
mata (trauma terbuka) apabila gaya yang mengenai orbita sangat kuat.
B Anatomi dan Fisiologi Mata
Saraf optikus atau urat saraf kraniel adalah saraf sensorik untuk penglihatan.
Saraf ini timbul dari sel-sel ganglion dalam retina yang bergabung membentuk
saraf optikus.saraf ini bergerak kebelakang secara media dan melintasi kanalis
optikus memasuki rongga kronium, menuju kiasma optikum. Saraf penglihatan
memiliki 3 pembungkus yang serupa dengan yang ada pada meningen otak.
Lapisan luarnya kuat dan fibrus serta bergabung dengan sclera. Lapisan tengah
halus seperti araknoid, sementara lapisan dalam adalah vakuler (mengandung
banyak pembuluh darah).
lensa
menjadi
gepeng.
Mengendurnya
lensa
akomodasi visual
Lapisan koroid yang berpigmen : menggelapkan bilik tengah mata,
kira-kira dapat dibandingkan dengan bagian dalam kamera yang
Fungsi
Konjungtiva
Sclera
Otot-otot
Kornea
Koroid
Badan siliaris
Iris ( pupil )
Lensa
Retina
Bintik buta
Vitreous
bening )
humor
Aqueous
humor
berair )
C Klasifikasi Trauma
Secara umum, trauma dapat diklasifikasikan menjadi trauma fisik,
mekanik, dan kimia. Trauma mekanik meliputi trauma tumpul dan
tajam, sedangkan trauma kimia dibedakan penyebabnya menjadi
trauma kimia asam dan trauma kimia basa.
1 Trauma Fisik
Trauma fisik adalah trauma yang disebabkan adanya
paparan dari cahaya yang sangat terang, yang dapat
menimbulkan kerusakan pada mata. Kerusakan bisa
diakibatkan oleh reaksi termal, reaksi mekanik,
2
akibat
sekunder
dari
getaran
yang
kerusakan
yang
hebat
pada
BAB IV
PENUTUP
A Kesimpulan
B Saran
DAFTAR PUSTAKA
1
2
Sidarta,Ilyas. 2004. Ilmu Penyakit Mata Edisi ketiga. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Sidarta, Ilyas. 2009. Dasar-dasar Pemeriksaan dalam Ilmu Penyakit Mata Edisi
2007
Kanski JJ, Bowling B. Clinical Ophthalmology. 7 edition. UK: Elsevier-Saunders.
2011. Pg 273
Suharyo, Hartono. Ilmu Penyakit Mata. Bagian Ilmu penyakit mata FK UGM: