Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
DISUSUN OLEH :
Nama :
1.
2.
3.
4.
Nim :
Amira Aulia
Desi Agustiani
Herlina Tri Wardani
M. Rasyidatul Afkari
P07120112004
P07120112012
P07120112024
P07120112039
ASUHAN KEPERAWATAN
ANAK DENGAN KEJANG DEMAM
A. PENGERTIAN
1. Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(Rectal di atas 38o C) yang disebabkan oleh proses ekstrakranium (Ngastiyah,
2.
2005: 229)
Kejang demam : bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh
(suhu tubuh rectal di atas 38o C) yang disebabkan oleh suatu proses
B. ETIOLOGI
1. Demam itu sendiri
Demam yang disebabkan oleh infeksi saluran pernafasan atas, otitis media,
pneumonia, gastroenteritis, dan infeksi saluran kemih, kejang tidak selalu
2.
3.
4.
5.
waktu sakit demam atau dimana demam mendadak tinggi karena infeksi
pernafasan bagian atas. Demam lebih sering disebabkan oleh virus daripada
bakterial.
C. PATOFISIOLOGI
Untuk mempertahankan kelangsungan hidup sel/organ otak diperlukan
energi yang didapat dari metabolisme. Bahan baku untuk metabolisme otak yaitu
glukosa sifat proses ini adalah oksidasi dengan perantaraan fungsi paru-paru dan
diteruskan ke otak melalui sestem kardiovaskuler.
Dari uraian di atas, diketahui bahwa sumber energi otak adalah glukosa
yang melalui proses oksidasi dipecah menjadi CO2 dan air. Sel yang dikelilingi
oleh membran yang terdiri dari permukaan dalam yaitu lipoid dan permukaan luar
yaitu ionik. Dalam keadaan normal membran sel neuron dapat dilalui dengan
mudah oleh ion kalium (K+) dan sangat sulit oleh natrium (Na+) dan elektrolit
lainnya kecuali ion klorida (Cl-). Akibatnya konentrasi K+ dalam sel neuron tinggi
dan ion Na+ rendah, sedang di luar sel neuron terdapat keadaan sebaliknya.
Karena keadaan tersebut, maka terjadi perbedaan potensial membran yang disebut
darah
yang
mengakibatkan
hipoksia
sehingga
meningkatkan
permeabilitas kapiler dan timbul oedema otak yang mengakibatkan kerusakan sel
neuron otak (Hasan dan Alatas, 2005: 847 dan Ngastiyah, 2005: 229
PATHWAY
D. KLASIFIKASI
1. Kejang demam sederhana
yaitu kejang berlangsung kurang dari 15 menit dan umum. Adapun pedoman
untuk mendiagnosa kejang demam sederhana dapat diketahui melalui criteria
Livingstone, yaitu :
a.
umur anak ketika kejang antara 6 bulan sampai 4 tahun
b.
kejang berlangsung hanya sebentar, tidak lebih dari 15 menit.
c.
d.
e.
f.
g.
2. Kejang kompleks
Kejang kompleks adalah tidak memenuhi salah satu lebih dari ketujuh criteria
Livingstone. Menurut Mansyur ( 2000: 434) biasanya dari kejang kompleks
diandai dengan kejang yang berlangsung lebih dari 15 menit, fokal atau
multiple ( lebih dari 1 kali dalam 24jam). Di sini anak sebelumnya dapat
mempunyai kelainan neurology atau riwayat kejang dalam atau tanpa kejang
dalam riwayat keluarga.
E. GEJALA
Ada 2 bentuk kejang demam, yaitu:
1. Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure), dengan ciri-ciri gejala
klinis sebagai berikut:
a. Kejang berlangsung singkat, < 15 menit
b. Kejang umum tonik dan atau klonik
c. Umumnya berhenti sendiri
d. Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam 24 jam
2. Kejang Demam Komplikata (Complex Febrile Seizure), dengan ciri-ciri
gejala klinis sebagai berikut:
a. Kejang lama, > 15 menit
b. Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang
parsial
c. Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam
F. CIRI-CIRI KEJANG
1. kedua kaki dan tangan kaku disertai gerakan-gerakan kejut yang kuat dan
2.
3.
4.
5.
6.
7.
G. MANIFESTASI KLINIS
Kebanyakan kejang demam berlangsung singkat, bilateral, serangan
berupa klonik atau tonik-klonik. Umumnya kejang berhenti sendiri. Begitu kejang
berhenti anak tidak memberi reaksi apapun untuk sejenak, tetapi setelah beberapa
detik atau menit anak terbangun dan sadar kembali tanpa adanya kelainan saraf.
Kejang demam dapat berlangsung lama dan atau parsial. Pada kejang yang
unilateral kadang-kadang diikuti oleh hemiplegi sementara (Todds hemiplegia)
yang berlangsung beberapa jam atau bebarapa hari. Kejang unilateralyang lama
dapat diikuti oleh hemiplegi yang menetap.
Menurut Behman (2005: 843) kejang demam terkait dengan kenaikan suhu
yang tinggi dan biasanya berkembang bila suhu tubuh mencapai 39 o C atau lebih
ditandai dengan adanya kejang khas menyeluruh tionik klonik lama beberapa
detik sampai 10 menit. Kejang demam yang menetap > 15 menit menunjukkan
penyebab organik seperti proses infeksi atau toksik selain itu juga dapat terjadi
mata terbalik ke atas dengan disertai kekakuan dan kelemahan serta gerakan
sentakan terulang.
H. PENATALAKSANAAN
1. Pemberiandiazepam
dosisawal:0,30,5mg/kgbb/dosisiv(perlahan)
bilakejangbelumberhentidapatdiulangdengandosisiulangansetelah20
menit.
2. Turunkandemam
antipiretik:parasetamolatausalisilat10mg/kgbb/dosis
kompresairbiasa
3.
Penanganansuportif
bebaskanjalannafas
berizatasam
I. KOMPLIKASI
1. Kerusakan otak
Terjadi melalui mekanisme eksitotoksik neuron saraf yang aktif sewaktu
kejang melepaskan glutamat yang mengikat resptor MMDA ( M Metyl D
Asparate ) yang mengakibatkan ion kalsium dapat masuk ke sel otak yang
merusak sel neuoran secara irreversible.
2. Retardasi mental
Dapat terjadi karena deficit neurolgis pada demam neonatus.
J. PENCEGAHAN
1. Pencegahan berulang
a. Mengobati infeksi yang mendasari kejang
b. Penkes tentang
Tersedianya obat penurun panas yang didapat atas resep dokter
Tersedianya obat pengukur suhu dan catatan penggunaan
termometer, cara pengukuran suhu tubuh anak, serta keterangan
cairan
serebrospinal
dilakukan
untuk
kuning santokrom
Jumlah cairan dalam cerebrospinal menigkat lebih dari normal
(normal bayi 40-60ml, anak muda 60-100ml, anak lebih tua 80-120ml
gastroenteriks,
Faringiks,
brontrope,
umoria,
d. Adanya kejang
e. Pada pemeriksaan
laboratorium
darah
ditemukan
adanya
2. DX 2
hipotalamus
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan suhu dalam rentang normal (36,5
37o C)
NOC : Themoregulation
a. Suhu tubuh dalam rentang normal (36,5 37o C)
b. Nadi dan RR dalam rentang normal (nadi 80-90x/mnt, RR 30-40x/mnt)
c. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak warna kulit dan tidak pusing
NIC : Temperatur regulation
a. Kaji factor penyebab terjadinya hipertermi
Rasional : mengetahui penyebab terjadinya hipertermi. Penambahan
pakaian/selimut dapat menghambat penurunan panas.
b. Observasi tanda-tanda vital tiap 4 jam
Rasional : pemantauan tanda vital yang teratur dapat menentukan
perkembangan perawatan.
c. Pertahankan suhu tubuh normal
Rasional :suhu tubuh dapat dipengaruhi oleh tingkat aktivitas, suhu
lingkungan, kelembaban tinggi akan mempengaruhi panas atau dinginnya
tubuh.
d. Beri kompres hangat
Rasional : dapat membantu mengurangi demam
e. Longgarkan pakaian, berikan pakaian yang tipis yang menyerap keringat
produksi panas
h. Kolaborasi dalam pemberian antibiotik, antipiretik
Rasional :menurunkan panas pada pusat hipotalamus dan sebagai propilaksis.
i. Kolaborasi dalam pemeriksaan laboratorium (darah lengkap)
Rasional : peningkatan kadar WBC merupakan indicator adanya infeksi
3. DX 4 : Kurang pengetahuan orang tua tentang kondisi, prognosis,
penatalaksanaan dan kebutuhan pengobatan b.d kurang informasi
Tujuan : setelah dilakukan tindakan keperawatan keluarga mengerti tentang
kondisi pasien
NOC : knowledge ; diease proses
a. Keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit kondisi prognosis dan
program pengobatan
b. Keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar
c. Keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/ tim
kesehatan lainya
NIC : Teaching : diease process
a. Kaji tingkat pengetahuan keluarga.
Rasional :Mengetahui sejauh mana pengetahuan yang dimiliki keluarga dan
kebenaran informasi yang didapat.
b. Beri penjelasan kepada keluarga sebab dan akibat kejang demam
Rasional : Penjelasan tentang kondisi yang dialami dapat membantu
menambah wawasan keluarga.
c. Berikan Health Education tentang cara menolong anak kejang dan mencegah
kejang demam.
Rasional :Agar keluarga mengetahui cara menolong anak kejang dan
rnencegah kejang demam.
d. Jelaskan setiap tindakan keperawatan yang dilakukan.
Rasional :Agar keluarga mengetahui tujuan setiap tindakan perawatan
4. Bersihan jalan nafas tak efektif berhubungan dcngan penumpukan secret
Tujuan : Bersihan jalan nafas efektif
Intervensi
a. Lakukan suction
Rasional : Untuk rnengeluarkan cairan atau sekret yang ada dalam saluran
pernafasan.
b. Setelah kejang berikan pasien posisi miring, bila tidak memungkinkan angkat
dagunya ke atas dan ke depan dengan kepala mendongak ke belakang.
Rasional : Untuk mencegah bila terjadi aspirasi, isi lambung tidak menutupi
jalan nafas
c. Atur tempat tidur di bagian kepala ditinggikan kurang lebih 45o
Rasional : Kepala lebih tinggi akan memudahkan pasien dalam bernafas.
d. Berikan tongue spatel antara gigi dan lidah
Rasional : Untuk mencegah resiko cidera yaitu lidah tergigit
5. Risiko terhadap perubahan pertumbuhan dan perkembangan berhubungan
dengan kejang berulang.
Tujuan:Pertumbuhan dan perkembangan tidak mengalami gangguan.
Intervensi :
a. Cegah terjadinya kejang berulang
Rasional :dengan tidak terjadinya kejang berulang dapat mencegah terjadinya
kerusakan motorik dan sensorik.
b. Konsul dengan ahli terapi untuk mengevaluasi obat sesuai indikasi
Rasional :Pengobatan yang teratur akan dapat mencegah terjadinya gangguan
pertumbuhan dan perkembangan.
c. Berikan anak latihan dan kesempatam meningkatkan hubungan sosial
Rasional :Latihan dan hubungan sosial dengan orang lain dapat membantu
pertumbuhan dan perkembangan.
d. Berikan nutrisi yang cukup/memenuhi kebutuhan tubuh.
Rasional :Nutrisi akan dapat memperbaiki pertumbuhan dan perkembangan.
D. EVALUASI
1.
2.
3.
4.
5.
DAFTAR PUSTAKA
Ngastiyah. 2005. Perawatan Anak Sakit, ed 2. Jakarta: EGC.
Widjaja.2001. Mencegah Dan Mengatasi Demam Pada Balita. Jakarta : Kawan
Pustaka
Anonim.2010. Asuhan Keperawatan Anak Kejang Demam. http://blogspot.com.
Diakses Pada Tanggal 4 Oktober 2013