Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
HALUSINASI PENDENGARAN
KELOMPOK 3
1. Ari Fitriana
S15052
S15058
3. Dwi Fatmawati
S15060
4. Endang Yuliningsih
S15061
5. Galih Saputro
S15065
6. Ida Listyaningsih
S15066
7. Juanda
S15069
S15074
S15077
S15083
S15087
S15089
S15090
14. Viana
S15091
S15093
LAPORAN PENDAHULUAN
I.
II.
TINJAUAN TEORITIS
A. Pengertian
Persepsi didefinisikan sebagai suatu proses diterimanya rangsang sampai
rangsang itu disadari dan dimengerti oleh penginderaan atau sensasi: proses
penerimaan rangsang (Stuart, 2007).
Perubahan persepsi sensori ditandai oleh adanya halusinasi. Beberapa
pengertian mengenai halusinasi di bawah ini dikemukakan oleh beberapa ahli:
Halusinasi adalah pengalaman panca indera tanpa adanya rangsangan
(stimulus) misalnya penderita mendengar suara-suara, bisikan di telinganya
padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2005).
Halusinasi adalah sensasi panca indera tanpa adanya rangsangan. Klien merasa
melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun tidak
ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin, 2005).
B. Rentang respon.
Respon Adaptif
Pikira
n logis.
si akurat.
Emosi
konsisten
Ilusi.
Reaksi
dengan
mampuan
gan sosial.
C. Macam- macam halusinasi.
Menari
k diri.
1. Halusinasi pendengaran(akustik,audiotorik).
untuk
mengalami emosi.
Ketidak
teraturan.
Perilak
u ganjil/tidak lazim.
Hubun
Ketidak
atau kurang
Perilak
pikiran/delusi
emosional berlebihan
u sesuai.
halusinasi.
pengalaman.
kadang
menyimpang.
Persep
Perilak
Respon Maladaptif
Kelaina
Isolasi
sosial.
membicarakan
apa
yang
sedang
dipikirkannya
dan
ventrikel
dan
penurunan
massa
kortikal
perubahan
suatu
persepsi
dengan
berusaha
untuk
pasien bergaul dengan orang lain, pasien lain, perawat dan dokter.
Maksudnya suapaya pasien tidak mengasingkan diri karena dapat
membentuk kebiasaan yang kurang baik, dianjurkan untuk mengadakan
permainan atau latihan bersama seperti therapi modalitas yang terdiri dari :
a. Terapi aktivitas
a). Terapi musik
fokus : mendengar, memainkan alat musik, bernyanyi, yaitu menikmati
dengan relaksasi musik yang disukai pasien.
b). Terapi semi
fokus : untuk mengekspresikan perasaan melalui berbagai pekerjaan
seni.
c). Terapi menari
fokus : ekspresi perasaan melalui gerakan tubuh.
d). Terapi relaksasi
dalam kelompok rasional : untuk kooping atau perilaku maladaftif atau
deskriptif, meningkatkan partisipasi dan kesenangan pasien dalam
kehidupan.
b. Terapi sosial
Pasien belajar bersosialisasi dengan pasien lain.
c. Terapi kelompok
a) Terapi group (kelompok terapeutik)
b) Terapi aktivitas kelompok (adjunctive group activity therapy)
c) TAK stimulus persepsi : halusinasi
1) Sesi 1 : mengenai halusinasi
2) Sesi 2 : mengontrol halusinasi dengan menghardik
3) Sesi 3: mengontrol halusinasi dengan melakukan
kegiatan
4) Sesi 4: mencegah halusinasi dengan bercakap cakap
5) Sesi 5 : mengontrol halusinasi dengan patuh minum
obat
d) Terapi lingkungan
Suasana rumah sakit dibuat seperti suasana didalam keluarga
(home like atmosphere).
III.
POHON MASALAH.
Efek
Core Problem
Cause
IV.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko perilaku kekerasan b. d halusinasi
b. Perubahan sensori persepsi : halusinasi b.d menarik diri
V.
INTERVENSI
Bina hubungan saling percaya dengan
prinsip
komunikasi
terapeutik
TUK 1 :
Kriteria hasil :
Setelah....
interaksi,
pasien
mampu
membina
hubungan
saling
percaya
3. Tanyakan
nama
lengkap
dan
5. Tunjukkan
sikap
jujur
dan
menggunakan perasaannya
8. Dengarkan
ungkapan
pasien
TUK 2 :
Pasien dapat mengenal halusinasinya
Kriteria hasil :
Setelah
2. Observasi
interaksi,
pasien
dapat
menyebutkan
tingkah
laku
yang
a. Isi
b. Waktu
a. Jika
c. Frekuensi
d. Situasi
secara bertahap
menemukan
pasien
kondisi
menimbulkan halusinasi
yang
bahwa
perawat
namun
perawat
pasien
tidak
sedang
tentang
apa
yang
dialaminya
jika
pasien
menikmati halusinasinya
a. Identifikasi bersama tentang cara
TUK 3 :
Pasien dapat mengontrol halusinasinya
Kriteria hasil :
digunakan pasien
mengendalikan halusinasinya
pujian
2. Jika
maladaptif
diskusikan
interaksi
menyebutkan
cara
pasien
baru
mampu
tersebut
mengontrol
a. Diskusikan
halusinasinya
cara
baru
memutuskan/
untuk
mengontrol
halusinasi pasien
Setelah interaksi, pasien dapat memilih
1. Menghardik
halusinasi
katakan
halusinasi
pada
diri
sendiri
kegiatan
sehari-hari
pendidikan
untuk
mengendalikan
halusinasinya
a. Bantu pasien memilih cara yang
sudah
Setelah interkasi pasien mengikuti terapi
aktivitas kelompok
dianjurkan
dan
dilatih
untuk mencobanya
b. Pantau pelaksanaan tindakan yang
telah dipilih dan dilatih, jika
berhasil beri pujian
c. Libatkan pasien dalam TAK :
stimulasi persepsi
b. Buat kontrak pertemuan dengan
TUK 4 :
Pasien dapat dukungan dari keluarga
dalam mengontrol halusinasinya
Kriteria hasil :
1. Pengertian halusinasi
setuju
3. Proses terjadinya
untuk
mengikuti
pertemuan
dengan perawat
memutus halusinasi
terjadinya
6. Cara
dan
tindakan
untuk
mengendalikan halusinasi
merawat
pasien
halusinasi dirumah
7. Beri informasi waktu follow
up atau kapan perlu mendapat
bantuan
a. Beri reinforcement positif atas
keterlibatan keluarga
TUK 5 :
Pasien dapat menggunakan obat dengan
benar
Kriteria hasil :
Setelah
interaksi
mendemonstrasikan
pasien
penggunaan
obat
dengan benar
tanpa
konsultasi
dengan
dokter
6. Anjurkan
pasien
dengan
akibat
berhenti
minum
obat
tanpa
dokter/
berkonsultasi
diinginkan
perawat
jika
KASUS
Tn. T berusia 45 tahun di ramasat di RSJ karena sering marah melempar barang-barang dan
mengancam masnya jika tidak dibelikan sepeda motor maka rumahnya akan dibakar. Tn.T
berteriak tanpa sebab di kamarnya. Saat dikaji oleh perawat, Tn.T mengatakan bahwa saat
tertidur tiba-tiba pasien mendengar suara menakutkan dibelakang telinga yang mengatakan
kamu marah saja karena tidak dibelikan sepeda motor. Suara itu terus berulang di dengar
sampai pagi. Pasien tampak gelisah dan akhirnya membanting barang-barang dirumah. Hal
ini terjadi setelah pasien dihina temannya karena tidak mempunyai sepeda motor.
ASUHAN KEPERAMASATAN PADA Tn. T dengan HALUSINASI
DI RUANG DAHLIA RUMAH SAKIT JIWA KUSUMA
RUANG RAWAT
: Dahlia 2
TANGGAL DIRAWAT
: 16 September 2016
TANGGAL PENGKAJIAN
: 17 September 2016
I.
IDENTITAS KLIEN
Inisial
Umur
Jenis Kelamin
No RM
Informan
II.
: Tn. T
: 45 tahun
: Laki laki
: 5432
: keluarga pasien
ALASAN MASUK
Pasien sering marah, melempar barang-barang dan mengancam masnya jika tidak
dibelikan sepeda motor maka rumahnya akan dibakar. Pasien berteriak tanpa sebab di
kamarnya.
Saat dikaji oleh perawat, pasien mengatakan bahwa saat tertidur tiba-tiba pasien
mendengar suara menakutkan dari belakang telinganya dan pasien tampak gelisah.
III.
FAKTOR PREDISPOSISI
1. Pernah mengalami gangguan jiwa dimasa lalu
Ya
Tidak
Masalah keperawatan
: tidak ada masalah
2. Pengobatan sebelumnya
Ya
Tidak
Masalah keperawatan
: tidak ada masalah
3. Riwayat kesehatan yang lalu
a. Pernah mengalami penyakit fisik
Ya
Tidak
b. Pernah ada riwayat NAPZA
Narkotika
Penyalah gunaan psikotropika
Zat adiktif : Kafein, Nikotin, Alkohol
Dll
c. Riwayat Trauma
Usia/Pelaku Korban
Saksi
1. Aniaya fisik
:
30th
2. Aniaya Seksual :
30th
3. Penolakan
:
30th
30th
65th
4. Kekerasan
:
30th
dalam keluarga
5. Usaha Bunuh Diri :
30th
Penjelasan
: Pasien sebelum sakit tidak pernah ada
penganiayaan fisik dan tidak pernah
menggunakan zat-zat adiktif. Pasien
mengalami penolakan ketika usia 30th karena
keinginannya tidak terpenuhi.
Masalah keperawatan
: Berduka Disfungsional
Adakah anggota keluarga yang mengalami gangguan jiwa
Ya
Tidak
Masalah keperawatan
: tidak ada masalah
4. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan
Kegagalan tidak dibelikan sepeda motor sehingga memicu pasien untuk
melakukan tindakan mengancam dirinya dan ingin membakar rumah.
Masalah Keperawatan : Resiko Perilaku kekerasan
IV.
PENGKAJIAN FISIK
1. Tanda Vital
a. Tekanan Darah
: 110/80 mMHg
b. Nadi
: 70x/menit
c. RR
: 22x/menit
d. Suhu
: 36,6C
2. Antopometri
a. Tinggi Badan
: 170cm
b. Berat badan
: 60kg
3. Keluhan Fisik
V.
Tidak
Ya
PSIKOSOSIAL
1. Genogram
Keterangan :
Laki-laki
Laki-laki
meninggal
Perempuan
Perempuan
Pasien
Tinggal
meninggal
serumah
Pasien adalah anak sulung dari empat bersaudara dan tinggal sendirian di rumah
kontrakannya.
pasien.
Masalah keperawatan
2. Konsep Diri
a. Gambaran Diri
Klien menyukai bentuk wajah, klien tidak menyukai rambutnya yang
kriting.
b. Identitas
Sebelum sakit
: klien beribadah setiap hari di masjid
Selama sakit
: klien melakukan ibadah
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
VI.
STATUS MENTAL
1. Penampilan
Tidak rapi
Penampilan pakaian tidak sesuai
Cara berpakaian tidak seperti biasanya
Pasien memakai baju terbalik serta terlihat rambut yang acak-acakan dan kulit
tampak kusam.
Masalah Keperawatan : defisit perawatan diri
2. Pembicaraan
Cepat Keras
Gagap Inkoheren
Apatis
Lambat
Membisu
Tak mampu
memulai
pembicaraan
Penjelasan : saat ditanya oleh perawat pasien nampak diam dan tak peduli.
Jika tidak ditanya oleh perawat, pasien tidak mau berbicara tetapi saat
menjawab pertanyaan dari perawat pasien menjawab dengan suara keras dan
terlihat marah.
Masalah keperawatan : Tidak ada masalah
3. Aktifitas motorik
Lesu Tegang
Gelisah
Agitasi
TIK
Grimasen Tremor
Kompulsif
Penjelasan : pasien jarang melakukan aktivitas di rumah sakit, pasien lebih
banyak duduk dan melamun sehingga memicu munculnya gelisah dan agitasi.
Masalah keperawatan : Deficit aktivitas deversional
4. Alam perasaan
Sedih
Khamasatir
Ketakutan
Putus asa
Gembira berlebihan
Tumpul
Penjelasan
Kehilangan asosiasi
Persevasari
Nihilistik
Sisi pikir
Siar pikir
Kontrol pikir
Sedasi
Tempat
Stupor
Orang
Penjelasan : Ketika pengkajian dan ditanya ini hari apa, sekarang ada di mana
dan dengan siapa pasien berbicara sekarang, pasien menjawab ini hari senin,
sekarang saya berada di RSJ dan sedang berbicara dengan para perawat.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah
11. Memori
Gangguan daya ingat jangka panjang
Gangguan daya ingat jangka pendek
Gangguan daya ingat saat ini
Konfabulasi : Pembicaraan tidak sesuai, untuk menutupi gangguan daya
ingatnya
Penjelasan : Pasien mampu mengingat kembali kejadian pada saat ia dibamasa
ke RS oleh petugas RSJ dan pasien dapat mengingat nama kami saat kembali
melakukan pengkajian.
Masalah keperawatan : tidak ada masalah.
12. Tingkat konsentrasi dan berhitung
Mudah beralih
Tidak mampu berkonsentrasi
Tidak mampu berhitung sederhana
Penjelasan : pasien sulit untuk berkonsentrasi. Ketika di ajak komunikasi oleh
perawat.
Masalah keperamasatan : tidak ada masalah
13. Kemampuan penilaian
Gangguan ringan
Gangguan bermakna
Bantuan total
2. BAB/BAK
Bantuan minimal
Bantuan total
3. Mandi
Bantuan minimal
Bantuan total
4. Berpakain/berhias
Bantuan minimal
Bantuan total
Bantuan total
7. Pemeliharaan kesehatan :
Perawatan lanjutan
Perawatan dukungan Ya
Tidak
Ya
Tidak
Ya
Ya
Ya
Ya
Tidak
Tidak
Tidak
Tidak
VIII.
MEKANISME KOPING
Adaptif
Maladaptif
Bicara dengan orang lain
Minuman alkohol
Mampu menyelesaikan masalah
Reaksi lambat/berlebih
Teknik relaksasi
Bekerja berlebihan
Aktivitas konstruktif
Menghindar
Olahraga
Mencederai diri
Lainnya
Lainnya
Masalah keperawatan : koping individu tidak efektif
IX.
X.
Lainnya
Masalah keperawatan : Defisit pengetahuan gangguan jiwa
XI.
ASPEK MEDIK
Diagnosa medik :Schizofrenia (halusinasi pendengaran)
Terapi medik :
1. Lodomer 1 ampul
2. CPZ 2x 100 mg
3. Abivon 2x 2 mg (amifipilem)
XII.
ANALISA DATA
XIII.
XIV.
: Tn. T
DIAGNOSA
: SCHIZOFRENIA
UMUR
: 45 tahun
RUANGAN
: DAHLIA 2
tidak berhalusinasi
hubungan
Tujuan Khusus :
percaya
yang
dialaminya
2. pasien
dapat
mengontrol
menceritakan tentang
halusinasi
yang
dialaminya
halusinasi,
halusinasinya
3. pasien
program
halusinasi
mengikuti
pengobatan
secara optimal
4. keluargadapatterlibatda
dialaminya
cara
melakukan
yang
dengan
menghardik, 2. latih
bercakap-
frekuensi
cakap,
aktivitas
pasien
halusinasidengancaramengha
sinasi
lamperwatanpasien,
baik di rumahmaupun
di rumahsakit
ketikahalusinasimuncul
1. evaluasipenerapanmenghard
asi
2. latih
pasien
halusinasidengancarabercaka
cakapdenganoranglain
3. anjurkanpasienmenerpkanbe
cakapketikahalusinasimuncu
pasien
halusinasidengancaramelaku
tas
3. pimpindan
pasienmembuatjadwalkegiat
4. anjurkanpasienrutinmelakuk
as yang dijadwalkan
1. evaluasipelaksanaanaktivitas
dijadwalkan
2.
5.
Diagnosa
Ruangan
: Scyzhofrenia
: Dahlia 2
Dx.
Implementasi
Evaluasi
Keperamasata
n
Resiko tinggi TUK:
S : Pagi juga, nama
perilaku
Salam Terapeutik
saya Tn.T biasa
kekerasan b.d
Selamat Pagi Mas, Perkenalkan
dipanggil
per
ubahan
Nama Saya Ratna dan ini teman
persepsi
teman
saya.
Kami
sensori
Mahasismasa Stikes Kusuma
(halusinasi
Husada. Nama Mas Siapa Dan
dengar).
Senang
Dipanggil
Siapa
( Giving Broad Opening)
2.
3.
Mas
selama 2 minggu kami disini. Baiklah saya akan
kami akan merawat Mas. Kami menceritakan masalah
mengerti dengan keadaan Mas, saya nanti
kami tau Mas lagi banyak
masalah. Kalau Mas bisa
percaya
kami
mas
bisa
menceritakan kepada kami apa
masalah mas dan kami siap
membantu (assertive)
bersahabat, berjabat
tangan
sambil
memperkenalkan
diri, bicara dengan
nada keras, kontak
mata kurang dan
pasien duduk di
samping peramasat
A: TUK I teratasi
P: Pertahankan TUK I
dan lanjutkan TUK
II
09/1
2
10/1
2
Klien nampak
berbicara
sendiri,
tertamasa sendiri,
mondar - mandir
tanpa tujuan yang
TUK: III (Klien dapat mengontrol
jelas,
halusinasinya)
A: TUK II teratasi
Pagi mas, apa mas masih ingat P : Lanjutkan TUK III
sekarang kita membicarakan apa ?
12/1
2
13/1
2
DAFTAR PUSTAKA
Carpenito dan moyet.2007. Buku saku diagnosa keperawatan. Jakarta : EGC.
Hamid, Achir Yani S. 1999. Askep kesehatan Jiwa pada Anak san Remaja. Jakarta : Widya
Medika.
Keliat, Budi Anna. 1992. Hubungan terapeutik perawat pasien. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
Keliat, B.A dan Akremat.2005. Keperawatan Jiwa : Terapi Aktivitas Kelompok. Jakarta :
EGC.
Yosef, Iyus. 2007. Keperawatan Jiwa. Bandung : PT. Refika Aditama