Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
kemaritiman"Pertahanan dan
Keamanan"
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. LATAR BELAKANG
Bangsa Indonesia tentu mengetahui dengan jelas bahwa NKRI terdiri dari ribuan
pulau dengan laut yang sangat luas, konon juga mewarisi balada tua bahwa nenek
moyangku orang pelaut. Di berbagai sekolah, bahkan pada seminar ataupun diskusi publik,
juga didengungkan hikayat masa kejayaan Majapahit dan Sriwijaya yang diklaim sebagai
cikal bakal negara maritim.
Benar, bahwa Nusantara ini memiliki sejarah maritim yang sangat membahagiakan
untuk dikenang, didengungkan pada berbagai forum dan diabadikan dalam berbagai bentuk
fisik. Semuanya itu bicara tentang masa lalu, misalnyapada era berjayanya Koninklijke
Paketvaart Maatschappij (KPM, 1888-1960), pernah ada armada cabotage terbesar di
dunia. Indonesia juga pernah mencengangkan dunia dengan armada samudera Jakarta
Lloyd hadir di berbagai pelabuhan dunia, ada juga armada Nusantara yaitu PELNI dan yang
lainnya menghubungkan berbagai kota-pelabuhan di NKRI, berikut armada pelayaran rakyat
yang sempat menjamur.
Bicara tentang maritim, banyak pihak cenderung memahaminya sebatas pada
bidang pelayaran dan industri pendukungnya. Pandangan seperti itu memang tidak keliru
dan tentunya dengan dukungan referensi yang kuat. Sebagian besar dari pandangan
tersebut menunjuk pada tiga poin, yaitu: (i) relating to adjacent to sea, (ii) relating to marine
shipping or navigation, (iii) resembling a mariner.
Dari berbagai referensi tersebut, dapat ditarik suatu pemahaman bahwa domain
maritim terkait dengan beberapa aspek, yaitu; (i) fisiknya, (ii) kegiatan mengelola fisiknya,
(iii) aturan mengenai penggelolaannya, dan (iv) budaya pengelolaannya. Apabila dipetakan
dalam kepentingan berbangsa dan bernegara, maka domain maritim ada aspek politik,
ekonomi, sosial, dan militer, dengan bobot yang sangat kuat dijadikan drivers untuk
mengembangkan kepentingan nasional.
Pada sisi yang lain, pengertian mengenai keamanan seharusnya juga dielaborasi
dalam arti yang luassecure, safety, guarantee, dan tidak terperangkap dalam arti yang
sempit sebatas secure. Perlu pandangan yang holistik mengenai arti keamanan, yang akan
entertaint domain maritim. Penulis berpendapat bahwa pendekatan ini sangat penting
artinya untuk membangun satu persepsi nasional mengenai arti pentingnya keamanan
maritim Nusantara. Poin berikutnya yang perlu dielaborasi adalah mengenai Nusantara itu
sendiri, oleh karena ada sejumlah kekhasan yang tidak ada duanya di muka bumi ini. Artinya
konsepsi keamanan maritim bagi NKRI, tidak akan sama dengan pihak manapun didunia,
sehingga tidak perlu ragu untuk merumuskan batasan tersendiri yang mengangkat
kekhasan tersebut dan tentunya dengan landasan hukumnya yang kuat.
Karakter yang khas tersebut menyangkut tiga poin, yaitu (i) negara kepulauan
terbesar di dunia dengan jumlah 17.480 pulau, memiliki coast line dan life lines yang sangat
panjang, (ii) kedudukan pada jalan silang dunia, yang wajib hukumnya untuk
mengakomodasikan kepentingan pihak lain, apakah dalam bentuk innocent passage, transit
passage, archipelagic sea lanes passage dan atau masih ada juga dalam tuntutan lalu-lintas
tradisional, (iii) ada laut di dalam laut wilayah, berikut kekayaan fauna flora yang
mempertemukan dua samudera di daerah tropis.
Perlu dipahami dengan sebaik-baiknya bahwa ketiga karakter tersebut adalah modal
politik, ekonomi, dan militer, untuk membangun bangsa dan negara dan memampukan
untuk berbicara di panggung kawasan Asia Tenggara, bahkan di Asia Pasifik.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. SEJARAH TNI ANGKATAN LAUT
Tentara Nasional Indonesia (atau biasa disingkat TNI) adalah nama sebuah angkatan
perang dari negara Indonesia. Pada awal dibentuk bernama Tentara Keamanan Rakyat
(TKR) kemudian berganti nama menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI) dan kemudian
diubah lagi namanya menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) hingga saat ini. Tentara
Nasional Indonesia (TNI) terdiri dari tiga angkatan bersenjata, yaitu TNI Angkatan Darat, TNI
Angkatan Laut, dan TNI Angkatan Udara. TNI dipimpin oleh seorang Panglima TNI.
Sejarah Tentara Nasional IndonesiaAngkatan Laut dimulai dari dibentuknya Badan
Keamanan Rakyat (BKR) pada sidang PPKI tanggal 22 Agustus1945. BKR kemudian
berkembang menjadi beberapa divisi, dimana BKR Laut, salah satu divisi awalnya, meliputi
wilayah bahari / laut.
2.1.1. Badan Keamanan Rakyat Laut (BKR)
Dibentuknya Badan
Keamanan
Rakyat
Laut (BKR
Laut)
pada
tanggal 10
September1945 oleh administrasi kabinet awal Soekarno menjadi tonggak penting bagi
kehadiran Angkatan Laut di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang diproklamirkan pada
tanggal 17 Agustus1945. Terbentuknya BKR Laut ini dipelopori tokoh-tokoh bahariawan
veteran yang pernah bertugas di jajaran Koninklijke Marineselama masa penjajahan
Belanda dan
pendudukan
Jepang.
Faktor
lain
yang
mendorong terbentuknya badan ini adalah adanya potensi yang memungkinkan untuk
menjalankan fungsi Angkatan Laut seperti kapal-kapal dan pangkalan, meskipun pada saat
itu Angkatan Bersenjata Indonesia belum terbentuk.
2.1.2. Tentara Keamanan Rakyat Laut (TKR)
Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai
Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang
dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal - kapal peninggalan
Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk
memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan
yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam
rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai
tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade
laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.
Komando Angkatan Laut (KKO-AL), Penerbangan Angkatan Laut dan sejumlah Komando
Daerah Maritim sebagai komando pertahanan kewilayahan aspek laut. Peralatan tempur
ALRI pun bertambah baik yang berasal dari penyerahan Angkatan Laut Belanda maupun
pembeliandari berbagai negara. Penyiapan prajurit yang profesional pun mendapatkan
perhatian yang besar dengan pendirian lembaga pendidikan untuk mendidik calon - calon
prajurit strata tamtama, bintara, dan perwira, serta pengiriman prajurit ALRI untuk mengikuti
pendidikan luar negeri.
Dalam
operasi
Permesta
di
Sulawesi, DI/TII di Jawa Barat, danRMS di Maluku, ALRI memperoleh pelajaran dalam
penerapan konsep operasi laut, operasi amfibi, dan operasi gabungan dengan angkatan
lain.
2.1.4. Penambahan kekuatan
Pada
saat kondisi negara mulai membaik dari ancaman desintegrasi, pada tahun1959 ALRI
mencanangkan program yang dikenal sebagai Menuju Angkatan Laut yang Jaya. Sampai
tahun 1965ALRI mengalami kemajuan yang cukup signifikan. Hal ini dilatarbelakangi oleh
politik konfrontasi dalam rangka merebut Irian Barat yang dirasa tidak dapat diselesaikan
secara diplomatis. Berbagai peralatan tempur Angkatan Laut dari negara Eropa Timur
memperkuat ALRI dan menjadi kekuatan dominan pada saat itu. Beberapa mesin perang
yang terkenal di jajaran ALRI antara lain kapal penjelajah (cruiser) RI Irian, kapal perusak
(destroyer) klas 'Skory', fregat klas 'Riga', Kapal selam klas 'Whisky', kapal tempur cepat
berpeluru
kendali
klas
'Komar',
pesawat
pembom
jarak
jauh IlyushinIL-28,
dan Tank Amfibi PT-76. Dengan kekuatan tersebut pada era tahun 1960-an ALRI disebut sebut sebagai kekuatan Angkatan Laut terbesar di Asia.
peralatan tempur utama lainnya dari berbagai negara, diantaranya Korvet berpeluru kendali
kelas 'Fatahillah'dari Belanda, Fregat berpeluru kendali klas 'Van Speijk' eks- AL Belanda,
Kapal selam klas 209/1300 buatan Jerman Barat, Kapal tempur cepat berpeluru kendali
klas'Patrol Ship Killer' buatanKorea Selatan, dan Pesawat Patroli Maritim 'NomadSearchmaster'eks-Angkatan Bersenjata Australia.
DALAM
PERTAHANAN
DAN
KEAMANAN
WILAYAH
LAUT
INDONESIA
Indonesia yang memiliki wilayah laut yang sangat luas berpontsi juga melahirkan
berbagai permasalahn di wilayah laut tersebut. Pada bagian ini dipaparkan berbagai isu dan
permasalahan yang dihadapi kawasan laut dan perbatasanlaut.
2.2.1. Belum Disepakatinya Garis-Garis Batas Dengan Negara Tetangga Secara Menyeluruh
Beberapa segmen garis batas di laut belum disepakati secara menyeluruh oleh
negara-negara yang berbatasan dengan wilayah NKRI. Permasalahan yang sering muncul
di perbatasan laut adalah klaim negara tetangga terhadap kawasan laut menyebabkan
kerugian bagi negara secara ekonomi dan lingkungan. Namun secara umum, titik koordinat
batas negara di laut pada umumnya sudah disepakati.Pada Batas Zona Ekonomi Ekskluisf
(ZEE)dan Batas Laut Teritorial (BLT), sebagian besar belum disepakati bersama negaranegara tetangga. Belum jelas dan tegasnya batas laut antara Indonesia dan beberapa
negara negara tertentu serta ketidaktahuan masyarakat, khususnya nelayan, terhadap batas
negara di laut menyebabkan terjadinya pelanggaran batas oleh para nelayan Indonesia
maupun nelayan asing.
2.2.1.1.
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(7)
(8)
(9)
Zona
Eksklusif
Status
Keterangan
Belum ada perjanjian batas
Ekonomi (ZEE)
1
RIMalaysia
Belum disepakati
RIVietnam
Telah disepakati
RIFillipina
Belum disepakati
RIPalau
Belum disepakati
RIPNG
Belum disepakati
RITimor Leste
Belum disepakati
RIIndia
Belum disepakati
RISingapura
Belum disepakati
RI-Thailand
Belum disepakati
10
RIAustralia
Telah disepakati
batas kedaulatan suatu negara baik di darat, laut, maupun udara. Sebagian besar BLT
sudah disepakati oleh negara-negara yang berbatasan langsung dengan Indonesia, kecuali
dengan Timor Leste sebagai sebuah negara yang baru merdeka. Selain itu diperlukan pula
perundingan tri-partit antara Indonesia-Malaysia-Singapura untuk menyepakati BLT di Selat
Singapura bagian Barat dan Timur yang lebarnya kurang dari 24 mil dan bersinggungan
langsung dengan perbatasan di ketiga negara. Mengingat pentingnya pengakuan terhadap
batas kedaulatan suatu negara, maka batas laut teritorial antara pemerintah RI dan Timor
Leste maupun three junctional point di Selat Malaka perlu segera disepakati untuk
menghindari kekhawatiran timbulnya konflik akibat pelanggaraan kedaulatan wilayah
negara. Tabel berikut ini menunjukkan status batas laut teritorial Indonesia dengan negaranegara tetangga.
Tabel 2.2. Status Batas Laut Teritorial Indonesia
No
1
2
3
4
RI PNG
RI Timor Leste
(di
Selat
Status
Keterangan
Telah
Disepakati
disepakati
Telah
disepakati
dalam
Disepakati
perjanjian
dalam
perjanjian Indonesia-Singapura
Tahun 1973
Telah
Disepakati
dalam
disepakati
Belum
Perlu
disepakati
ditentukan
Perjanjian
garis-garis
RI-Malaysia-Singapura
Belum
disepakati
partid)
mil laut dari garis pangkal kepulauan Indonesia. Hal ini berlaku di seluruh wilayah perairan
Indonesia, kecuali pada segmen-segmen wilayah tertentu dimana BLK dapat ditetapkan
berdasarkan kesepakatan dengan negara-negara yang berhadapan langsung dengan
Indonesia, antara lain :
(1)
(2)
(3)
Berhadapan dengan Malaysia di Selat Malaka bagian Selatan serta di Laut Natuna bagian
Timur dan Barat;
(4)
(5)
(6)
(7)
Berhadapan dengan dengan Australia di Laut Arafura, Laut Timor, Samudera Hindia, dan di
wilayah perairan di sekitar Pulau Christmas;
(8)
(1)
Three Junction Point antara Indonesia, India, dan Thailand di Laut Andaman;
(2)
Three Junction Point antara Indonesia, Thailand, dan Malaysia di Selat Malaka Bagian Utara.
Sebagian BLK antara Indonesia dengan negara tetangga telah disepakati dan telah
ditetapkan dalam Keputusan Presiden (Keppres). Namun demikian masih terdapat
beberapa segmen wilayah laut yang belum ditetapkan BLK-nya, karena masih dalam proses
negosiasi atau bahkan belum dilakukan perundingan sama sekali dengan negara tetangga,
antar lain BLK antara Indonesia dengan Vietnam, Filipina, Palau, dan Timor Leste. Tabel
berikut menunjukkan status Batas Landas Kontinen di wilayah perbatasan laut Indonesia.
Tabel 2.3. Status Batas Landas Kontinen antara RI dengan negara tetangga
No
1
Batas
Landas
Kontinen (BLK)
Status
RI India
Keterangan
10 titik BLK di Lauta Andaman
Telah disepakati
berikut
koordinatnya
disepakati
RI Thailand
Titik-titik
Telah disepakati
BLK
di
selat
Malaka
RI Malaysia
- Titik-titik
RI Australia
BLK
di
Laut
Arafura
1972
- Titik-titik BLK di Samudera Hindia
dan di sekitar Pulau Christmas
telah
disepakati
berdasarkan
RI Vietnam
Belum
disepakati
6
RI Filipina
Belum
disepakati
7
RI Palau
Belum
disepakati
8
RI Timor Leste
Belum
disepakati
negara,
sarana
dan
prasarana
perbatasan
illegal. Namundemian,
akan
jumlahsarana
kawasanperbatasanmasihminim.
mengurangi
dan
keluar-masuknya
prasarana
PLB,
PPLB,
barang-barang
dan
CIQS
di
Peran militer dilaksanakan dalam rangka menegakkan kedaulatan negara di laut dengan
cara pertahanan negara
dan
untuk persiapan
perang, menangkal setiap ancaman militer melalui laut, melindungi dan menjaga perbatasan
laut dengan negara tetangga, serta menjaga stabilitas keamanan kawasan maritim.
2.3.2 Peran Polisionil (constabulary role)
Peran polisionil dilaksanakan dalam
rangka
menegakkan
hukum
di
laut,
melindungi sumber daya dan kekayaan laut nasional, memelihara ketertiban di laut, serta
mendukung pembangunan
bangsa
dan pembangunan nasional. Peran polisionil ini dilaksanakan di seluruh perairan laut
yurisdiksi nasional dalam rangka memelihara ketertiban di laut. Peran untuk melaksanakan
tugas penegakan hukum di laut diselenggarakan secara mandiri atau gabungan dengan
komponen kekuatan laut lainnya.
2.3.3 Peran Diplomasi (diplomacy role)
Peran diplomasi Angkatan Laut merupakan peran yang sangat penting bagi setiap
Angkatan Laut di seluruh dunia. Peran ini dikenal sebagai unjuk kekuatan Angkatan Laut
yang telah menjadi peran tradisional Angkatan Laut. Diplomasi merupakan dukungan
terhadap kebijakan luar negeri pemerintah yang dirancang untuk mempengaruhi
kepemimpinan negara lain dalam keadaan damai atau pada situasi bermusuhan.
2.3.4 Penegakan Keamanan di laut
TNI AL sebagai komponen utama pertahanan negara di laut berkewajiban untuk
menjaga integritas wilayah NKRI dan mempertahankan stabilitas keamanan di laut serta
melindungi sumber daya alam di laut dari berbagai bentuk gangguan keamanan dan
pelanggaran hukum di wilayah perairan yurisdiksi nasional Indonesia, dengan tetap
mempertimbangkan konsepsi dasar bahwa perwujudan keamanan di laut pada hakikatnya
memiliki dua dimensi yaitu penegakan kedaulatan dan penegakan hukumyang saling
berkaitan satu dengan lainnya.
Persepsi keamanan di laut tidak hanya masalah penegakan kedaulatan dan hukum
tetapi keamanan di laut mengandung pemahaman, bahwa laut aman digunakan bagi
pengguna dan bebas dari ancaman atau gangguan terhadap aktifitas penggunaan atau
pemanfaatan laut, yaitu :
a. Laut bebas dari ancaman kekerasan, yaitu ancaman dengan menggunakan kekuatan
bersenjata yang terorganisir dan memiliki kemampuan untuk mengganggu serta
internasional
yang
berlaku
di perairan,
seperti illegal
fishing, illegal
No
Jenis
Pidana
Tindak Perairan
Pedalaman
1.
Pembajakan
Tni Al / Polri
TNI AL
TNI
>
200
Mil
Tni
2.
Perikanan
3.
Cagar Budaya
Tni Al / Ppns
Dkp
Ppns Diknas /
Tni Al
4.
Konservasi
Sumber Daya Alam
5.
Lingkungan Hidup
6.
Kehutanan
7.
Pelayaran
8.
Bahan
Minyak
9.
Kepabeanan
10.
11.
12.
13.
Bakar
TNI AL
Polri / Ppns Lh /
Tni Al
Polri
/
Ppns
Kehutanan
Tni Al / Polri /
Ppns Hubla
Tni Al / Ppns
Dkp
Ppns Diknas /
Tni Al
Polri / Ppns
Kehutanan
/
Ppns
Perikanan / Tni
Al
Polri / Ppns Lh /
Tni Al
Polri / Ppns
Kehutanan
Tni Al / Polri /
Ppns Hubla
Polri
Polri
Polri
/
Ppns
Kehutanan
/
Ppns Perikanan
AL
TNI
AL
TNI
AL
TNI
AL
TNI AL
TNI AL
TNI
AL
Daerah disinyalir telah menjadi ajang konflik karena ditafsirkan secara sempit oleh
beberapa pihak dalam implementasinya. Hal ini disebabkan penafsiran yang berbeda
mengenai pengertian dalam pasal 3 dan 10 Undang-undang tersebut. Dimana pada
dasarnya laut tidak dapat diduduki secara permanen, dipagari atau dikuasai secara mutlak,
laut hanya dapat dikendalikan dalam jangka waktu yang terbatas. Laut merupakan bagian
integral dari wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang tidak dapat dibagi-bagi,
namun dapat dibedakan sesuai rezim hukum yang mengaturnya serta dapat dimanfaatkan
sebesar-besarnya untuk kesejahteraan rakyat Indonesia.
ada
tiga,
yaitu
pertama,
menegakkan
TNI AL
2.4
Ppns
Bea
Cukai
Polri
/
Ppns Polri / Ppns Polri / Ppns
Imigrasi
Imigrasi
Imigrasi
Imigrasi
Polri / Ppns
Narkotika
Dan Polri
/
Ppns Polri / Ppns
Kes / Bea Psikotropika
Kesehatan
Kesehatan
Cukai
Senpi / Amonisi /
Polri / Tni Al
Polri / Tni Al
Handak
TNI
ZEEI
TNI AL
AL
Ppns Bea Cukai
Al
kedaulatan
negara;
kedua,
mempertahankan keutuhan wilayah dan ketiga, melindungi segenap bangsa dan seluruh
tumpah darah Indonesia dari ancaman dan gangguan. Tugas pokok tersebut dilaksanakan
melalui Operasi Militer untuk Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP).
Di dalam OMSP, yang dirinci 14 butir tugas yaitu untuk:
1. Mengatasi gerakan separatis bersenjata.
2. Mengatasi pemberontakan bersenjata.
3. Mengatasi aksi terorisme.
4. Mengamankan wilayah perbatasan.
5. Mengamankan objek vital nasional yang bersifat strategis.
6. Melaksanakan tugas perdamaian dunia sesuai dengan kebijakan politik luar negeri.
7. Mengamankan Presiden dan Wakil Presiden beserta keluarganya.
8. Memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan pendukungnya secara dini sesuai
dengan sistem pertahanan semesta.
9. Membantu tugas pemerintahan di daerah.
10. Membantu Kepolisian Negara Republik Indonesia dalam rangka tugas keamanan dan
ketertiban masyarakat yang diatur dalam undang-undang.
11. Membantu mengamankan tamu negara setingkat kepala negara dan perwakilan pemerintah
asing yang sedang berada di Indonesia.
12. Membantu menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian, dan pemberian bantuan
kemanusiaan.
13. Membantu pencarian dan pertolongan dalam kecelakaan (search and rescue).
14. Membantu pemerintah dalam pengamanan pelayaran dan penerbangan terhadap
pembajakan, perompakan, dan penyelundup
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Terbentuknya organisasi militer Indonesia yang dikenal sebagai Tentara Keamanan
Rakyat (TKR) turut memacu keberadaan TKR Laut yang selanjutnya lebih dikenal sebagai
Angkatan Laut Republik Indonesia (ALRI), dengan segala kekuatan dan kemampuan yang
dimilikinya. Sejumlah Pangkalan Angkatan Laut terbentuk, kapal - kapal peninggalan
Jawatan Pelayaran Jepang diperdayakan, dan personel pengawaknya pun direkrut untuk
memenuhi tuntutan tugas sebagai penjaga laut Republik yang baru terbentuk itu. Kekuatan
yang sederhana tidak menyurutkan ALRI untuk menggelar Operasi Lintas Laut dalam
rangka menyebarluaskan berita proklamasi dan menyusun kekuatan bersenjata di berbagai
tempat di Indonesia. Disamping itu mereka juga melakukan pelayaran penerobosan blokade
laut Belanda dalam rangka mendapatkan bantuan dari luar negeri.
Beberapa segmen garis batas di laut belum disepakati secara menyeluruh oleh negaranegara yang berbatasan dengan wilayah NKRI. Permasalahan yang sering muncul di
perbatasan laut adalah klaim
negara
tetangga
terhadap
kawasan
lautmenyebabkan
kerugian bagi negara secara ekonomi dan lingkungan. Namun secara umum, titik koordinat
batas negara di laut pada umumnya sudah disepakati. Pada Batas Zona Ekonomi Ekskluisf
(ZEE)dan Batas Laut Teritorial (BLT), sebagian besar belum disepakati bersama negaranegara tetangga. Belum jelas dan tegasnya batas laut antara Indonesia dan beberapa
negara negara tertentu serta ketidaktahuan masyarakat, khususnya nelayan, terhadap batas
negara di laut menyebabkan terjadinya pelanggaran batas oleh para nelayan Indonesia
maupun nelayan asing
Peran diplomasi Angkatan Laut merupakan peran yang sangat penting bagi setiap
Angkatan Laut di seluruh dunia. Peran ini dikenal sebagai unjuk kekuatan Angkatan Laut
yang telah menjadi peran tradisional Angkatan Laut. Diplomasi merupakan dukungan
terhadap kebijakan luar negeri pemerintah yang dirancang untuk mempengaruhi
kepemimpinan negara lain dalam keadaan damai atau pada situasi bermusuhan. Dalam
Undang-Undang No. 34 tahun 2004 disebutkan tugas pokok TNI itu pada prinsipnya ada
tiga, yaitu ; pertama, menegakkan kedaulatan negara; kedua, mempertahankan keutuhan
wilayah dan ketiga, melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah darah Indonesia dari
ancaman dan gangguan. Tugas pokok tersebut dilaksanakan melalui Operasi Militer untuk
Perang (OMP) dan Operasi Militer Selain Perang (OMSP)
DaftarPustaka
Wikipedia.(21Maret 2013).Sejarah TNI-Al.Diaksestanggal 14 Maret 2014 pukul 02.48
am.Darihttp://id.wikipedia.org/wiki/Sejarah_TNI-AL
TentaraNasional Indonesia.(2012). Peran, FungsidanTugas.Diaksestanggal 14Maret
2014Pukul 02.45 am. Dari http://www.tni.mil.id/pages-2-peran-fungsi-dantugas.html
BIN KorpsPelaut. Peran Universal AngkatanLaut.Diaksestanggal20Maret 10.45 pm.
Darihttp://binkorpspelaut.tnial.mil.id/index.php?
option=com_content&view=article&id=74:peran-universal-angkatanlaut&catid=41:hukum
Forum KajainPertahanandanMaritim. (7 July 2011).INDONESIA DAN KEAMANAN
MARITIM: APA ARTI PENTINGNYA?.Diaksestanggal 20 Maret 2014 pukul 09.30
pm. Dari http://www.fkpmaritim.org/indonesia-dan-keamanan-maritim-apa-artipentingnya/
Anonim.bab-3__20081123043639__968__2.Diaksestanggal 21 Maret 2014 pukul 01.03.
Dari www.bappenas.go.id/index.php/download_file/view/11631/3866/
http://id.wikipedia.org/wiki/KRI_Fatahillah_%28361%29