Sie sind auf Seite 1von 7

25

ANALISIS KUANTITATIF: ASIDMETRI


DAN ALKALIMETRI
Posted on 25 Juni 2012 by dian26
Standar
1. PELAKSANAAN PRAKTIKUM
Tujuan Praktikum

Menentukan konsentrasi NaOH dengan larutan baku asam oksalat.

Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH.

Waktu Praktikum
Kamis, 29 Maret 2012
Tempat Praktikum
Laboratorium Kimia Dasar, Lantai III, Fakultas MIPA Universitas Mataram.

1. LANDASAN TEORI
Beberapa cara analisis kuantitatif dengan metode polarografi dapat digunakan yaitu cara-cara
kurva kalibrasi, standar adisi, dan titrasi volumetri. Dengan cara-cara kurva kalibrasi sederet
larutan standar disiapkan dan dilakukan pengukuran polarografi, kemudian dibuat kurva
kalibrasi. Larutan cuplikan diukur dengan kondisi yang sama dengan pengukuran larutan
standar. Konsentrasi cuplikan diperoleh dari kurva kalibrasi dengan cara memplotkan id yang
diperoleh untuk cuplikan. Dengan adisi, pertama-tama larutan cuplikan dengan volume V1
diukur harga arus difusinya id-1, larutan standar yang konsentrasinyas ditambahkan ke dalam
larutan cuplikan yang sudah diukur tadi dengan volume V2 kemudian diukur harga arus
difusinyauntuk cuplikan saja. Bila konsentrasi cuplikan dimisalkan x maka dapat disusun
(Cotton, 2007 : 126).
id-1 = x
id-2 =
Diperoleh:
Cara selanjutnya yaitu titrasi mamperometri. Metode polarografi dapat digunakan untuk
menentukan titik ekivalen suatu titrasi bila salah satu atau kedua pereaksi dapat direduksi
pada permukaan electrode dan dilakukan pada harga potensial tertentu.

Larutan yang telah diketahui konsentrasinya disebut dengan titran. Titran ditambahkan sedikit
demi sedikit (dari dalam buret) pada titrat (larutan yang dititrasi sampai terjadi perubahan
warna indicator baik titrat maupun titran biasanya berupa larutan. Saat terjadi perubahan
warna indicator baik titrat, dan titran, maka titrasi dihentikan. Saat terjadi perubahan warna
indicator dan titrasi di akhiri disebut dengan titik akhir titrasi dan diharapakan titik akhir
titrasi sama dengan titik akhir ekivalen. Semakin jauh tititk akhir titrasi dengan titik ekivalen
maka semakin besar kesalahan titrasi dan oleh karena itu, pemilihan indicator menjadi sangat
penting agar warna indikator berubah saat titik ekivalen tercapai. Pada saat tercapai titik
ekivalen maka PH-nya 7 (netral). Syarat zat yang bias dijadikan standar primer:
1. Zat harus 100% murni.
2. Zat tersebut harus stabil baik pada suhu kamar ataupun pada waktu dilakukan
pemanasan, standar primer biasanya dikeringkan terlebih dahulu sebelum ditimbang.
3. Mudah diperoleh.
4. Biasanya zat standar primer memiliki massa molar (Mr) yang besar, hal ini untuk
memperkecil kesalahan pada waktu proses penimbangan. Menimbang zat dalam
jumlah besar relative memiliki kesalahan yang lebih kecil.
5. Zat tersebut juga harus memenuhi syarat teknik titrasi (Anonim, 2009).
Asidimetri dan alkalimetri termasuk reaksi netralisasi yakni antara ion hidrogen yang berasal
dari asam dengan ion hidroksida yang berasal dari basa untuk menghasilkan air yang bersifat
netral. Netralisasi dapat juaga dikatakan sebagai reaksi antara donor proton (asam) dan
dengan penerima proton (basa). Salah satu kegunaan reaksi netralisasi adalah untuk
menentukan konsentrasi asam atau basa yang tidak diketahui. Penentuan konsentrasi ini
dilakukan dengan titrasi asam basa. Titrasi adalah cara penetuan konsentrasi suatu larutan
dengan volume tertentu dengan menggunakan larutan yang sudah diketahui konsentrasinya.
Bila titrasi menyangkut titrasi asam basa maka disebut dengan titrasi aside-alkalimetri. Asidi
dan alkalimetri ini melibatkan titrasi basa yang terbentuk karena hidrolisis garam yang
berasal dari asam lemah (basa bebas) dengan suatu asam standar (asidimetri) dan titrasi yang
terbentuk dari hidrolisis garam yang berasal dari basa lemah (asam bebas) dengan suatu basa
standar (alkalimetri) (Chang, 2005 : 82-83).
Proses penambahan larutan standar sampai reaksi tepat lengkap, disebut titik akhir titrasi.
Titik dimana reaksi itu tepat lengkap disebut ini maka proses titrasi dihentikan. Kemudian
dapat diketahui volume titer yang diperlukan untuk mencapai keadaan tersebut. Dengan
menggunakan data volume titran, volume dan konsentrasi titer, maka kadar titran dapat
dihitung. Lengkapnya, titrasi harus terdeteksi oleh penambahan suatu perubahan, yang tak
dapat disalah lihat oleh mata, yang dihasilkan oleh larutan standar (biasanya ditambahkan
dari dalam sebuah buret) itu sendiri, atau lebih lazim lagi, oleh penambahan suatu reagensia
pembantu yang dikenal sebagai indicator (Murray, 2001: 56).

1. ALAT DAN BAHAN PRAKTIKUM


1. Alat-alat Praktikum

Buret 50 mL

Corong kaca 50 mm

Erlenmeyer 250 mL

Gelas kimia 250 mL

Gelas ukur 50 mL

Klem

Pipet tetes

Statif
1. Bahan-bahan Praktikum

Larutan NaOH 0,1 M

Larutan HCl 0,1 M

Larutan (COOH)2 0,05 M

Larutan fenolftalein/pp

1. PROSEDUR PERCOBAAN
1. Pembuatan larutan baku primer asam oksalat
2. Ditimbang asam oksalat 6,3035 gram dengan teliti.
1. Dilarutkan dalam aquades dalam labu takar sampai 1000 mL.
2. Ditentukan konsentrasi larutan baku asam oksalat, dengan rumus:
Konsentrasi larutan =
Standarisasi
1. Dibilas dengan larutan NaOH buret yang telah bersih dan siap untuk dipakai sebanyak
3 kali @ , lalu diisi larutan NaOh sebanyak 50 mL.
2. Dimasukkan larutan baku asam oksalat yang telah dibuat sebanyak 20 mL dalam
erlenmeyer.
3. Ditambahkan 4 tetes indicator fenolftalein.

4. Dicatat keadaan kolom dalam buret lalu diteteskan NaOH dari buret kedalam larutan
asam dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna dari tak berwarna menjadi
merah muda.
5. Dicatat keadaan akhir buret dan jumlah NaOH yang dipakai ialah selisih antara
keadaan semula dengan keadaan akhir buret.

1. Penentuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH


2. Dilarutkan HCl yang akan ditentukan ke dalam Erlenmeyer sebanyak 20 mL.
3. Ditambahkan 4 tetes indicator fenolftalein.
1. Dimasukkan NaOh yang telah ditentukan terhadap larutan baku primer asam
oksalat ke dalam buret.
2. Dicatat keadaan akhir kolom dalam buret, lau NaOH diteteskan ke dalam
larutan HCl dengan hati-hati sampai terjadi perubahan warna, dari tak
berwarna menjadi merah muda.
3. Dicatat keadaan akhir buret dan jumlah NaOH yang dipakai, ialah selisih
antara keadaan semula dengan keadaan akhir buret.

1. HASIL PENGAMATAN
(Terlampir).

1. ANALISIS DATA
1. Persamaan Reaksi

2NaOH(aq) + (COOH)2 (aq) (COONa)2(aq) + 3H2O(l)

HCl(aq) + NaOH(aq) NaCl(aq) + H2O(l)

1. Perhitungan
1. Menentukan konsentrasi larutan baku primer asam oksalat.
gr (COOH)2.2H2O

= 6,3035 gram

Mr (COOH)2.2H2O

= 126,070 mol/gr

V aquades (pelarut)

= 1000 mL

M (COOH)2.2H2O

=
= 0,05 M
1. Menentukan konsentarsi NaOh dengan larutan asam oksalat (Asidimetri).
V NaOH

= 7,8 mL

M (COOH)2.2H2O

= 0,05 M

V (COOH)2.2H2O

= 20 mL

X NaOH

=1

X (COOH)2.2H2O

=2

V NaOH x M NaOH x X NaOH = M(COOH)2 x V (COOH)2 x X (COOH)2


7,8

x M NaOH x

M NaOH

M NaOH

= 0,26 M

0,05

20

1. Menentukan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH (Alkalimetri).


V HCl

= 20 mL

V NaOH = 10 mL
M NaOH = 0,26 M
X NaOH = 1
X HCl

=1

M NaOH x M NaOH x X NaOH


0,26

M HCl
=
= 0,13 M

20

1
=

= M HCl x V HCl x X HCl

= M HCl x

20

1. PEMBAHASAN
Pada praktikum kali ini, percobaan analisis kuantitatif: asidimetri dan alkalimetri lebih
difokuskan pada titrasi volumetri. Yang dimaksud dengan titrasi adalah penetuan konsentrasi
ssuatu larutan dengan menggunakan larutan lain yang sudah diketahui konsentrasinya. Pada
percobaan ini digunakan larutan baku asam oksalat dan larutan baku sekunder yaitu NaOH.
Dalam hal ini yan g dimaksud dengan larutan baku adalah larutan yang telah diketahui
konsentrasinya dan biasanya berupa larutan asam atau basa yang mantap (konsentrasinya
tidak mudah berubah). Larutan baku primer adalah larutan yang konsentrasinya diperoleh
dengan cara menimbang kemudian dilarutkan dalam air sehingga konsentrasinya dapat
dihitung. Sedangkan larutan baku sekunder adalah larutan yang konsentrasiny diperoleh
dengan cara dititrasi dengn larutan baku primer.
Pada kedua percobaan setiap larutan yang dalam erlenmeyer ditambhakan indicator pp yang
berfungsi sebagai katalis, namun tidak memengaruhi hasil reaksi. Pada percobaan penentuan
konsentrasi NaOH melibatkan tiran dan titre. Titran adalah larutan yang sudah diketahui
konsentrasinya, dalam hal ini NaOH sebagai titran. Titre adalah larutan yang akan ditentukan
konsentrasinya, (COOH)2 sebagai titre. Percobaan ini adalah percobaan asidimetri.
Ketika titrasi antara NaOH dan asam oksalat dilakukan, diperoleh titik akhir titrasi yang
menunjukkan adanya perubahan warna yang cukup signifikan. Dimana larutan asam oksalat
yang pada awalnya berwarna bening setelah ditetesi titran sedikit demi sedikit hingga warna
larutan berubah menjadi merah muda, namun agak sedikit pekat. Hal ini dikarenakan NaOH
yang ditambahkan berlebih. Sehingga hal tersebut juga mempengaruhi nilai konsentrasi
NaOH. Berdasarkan hasil pengamatan dan analisis data diperoleh konsentrasi NaOH sebesar
0,26 M. Hal ini sedikit berbeda dengan kebenaran bahwa NaOH yang digunakan memiliki
konsentrasi 0,1 M. Hal ini terjadi dipengaruhi banyak factor diantaranya kelebihan NaOH
saat melakukan titrasi, larutan indicator fenolftalein yang ditambahkann tidakk sesuai, kurang
memperhatikan titre saat ditetesi titran, karena lebih satu tetes saja larutan titran, maka titre
berubah menjadi warna pekat.
Untuk penetuan konsentrasi larutan HCl dengan larutan NaOH. Larutan HCl ditambah
larutan indicator PP juga yang berfungsi sebagai katalis. Pada percobaan ini titrasi yang
dilakukan dapat dikatakan bagus karena perubahan warna larutan HCl +PP yang ditetesi
NaOH dari warna bening berubah mejadi merah muda. Hal ini menunjukkan titik akhir titrasi
telah tercapai dengan baik. Berdasarkan analisis data diperoleh konsentrasi HCl adalah 0,13
M. Hal ini membuktikan bahwa percobaan berhasil membuktikan konsentrasi HCl sebesar
0,1 M, dan merupakan percobaan alkalimetri.

1. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dan percobaan yang dilakukan diperoleh beberapa
kesimpulan:

Konsentrasi NaOH yang didapat dengan cara dititrasi dengan larutan baku primer
asam oksalat sebesar 0,26 M.

Konsentrasi larutan HCl yang diperoleh sebesar 0,1 M dari hasil penitrasian larutan
NaOH.

Anonim. 2009. Titrasi Asam Basa. Diunduh di http://belajarkimia.com. Diakses Pada:


Minggu, 16 April 2012. Jam: 20:53 WITA. Mataram.
Chang, Raymond. 2005. Kimia Dasar Konsep-Konsep Inti. Jakarta : Erlangga.
Cotton dan Wilkinson. 2007. Kimia Analisis. Jakarta : Universitas Indonesia Press.
Murray, Robert K. 2001. Biokimia Harper. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.
Sumber : https://dian26.wordpress.com/2012/06/25/analisis-kuantitatif-asidmetridan-alkalimetri/

Das könnte Ihnen auch gefallen