Sie sind auf Seite 1von 17

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Kesehatan No. 36 tahun 2009 Bab VIII pasal 141
menyatakan bahwa upaya perbaikan gizi bertujuan untuk meningkatkan
mutu gizi perseorangan dan masyarakat, peningkatan mutu gizi yang
dimaksud dilakukan melalui perbaikan pola konsumsi makanan, perbaikan
perilaku sadar gizi, dan peningkatan akses dan mutu pelayanan gizi dan
kesehatan sesuai dengan kemajuan ilmu dan teknologi. Upaya perbaikan
gizi dilaksanakan secara bertahap dan berkesinambungan sesuai dengan
pentahapan dan prioritas pembangunan nasional.
Salah satu prioritas pembangunan nasional sebagaimana tertuang
pada dokumen Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
dan Rencana Strategis (Renstra) Kementerian Kesehatan 2010- 2015
adalah perbaikan status gizi masyarakat. Sasaran jangka menengah
perbaikan gizi yang telah ditetapkan adalah menurunnya prevalensi gizi
kurang menjadi setinggi-tingginya 15.0% dan prevalensi pendek (stunting)
menjadi setinggi-tingginya 32% pada tahun 2015. Untuk mencapai
sasaran tersebut di dalam Rencana Strategis Kementerian Kesehatan telah
ditetapkan 2 (dua) indikator kinerja kegiatan yaitu persentase balita
ditimbang berat badannya (D/S) dan persentase balita gizi buruk
mendapat perawatan.
Dalam upaya mencapai tujuan tersebut telah disusun Kegiatan
Pembinaan Gizi Masyarakat 2010-2015 yang berisikan tujuan, sasaran
operasional, kebijakan teknis dan strategi operasional serta kegiatan
pokok dan pentahapan indikator setiap tahun, sebagai penjabaran
operasional Rencana Strategis Kementerian Kesehatan 2010-2015.
Ukuran keberhasilan kinerja Program Gizi Dinas Kesehatan kabupaten
Ciamis dilihat dari pencapaian dari masing-masing indikator kegiatan.
Proses evaluasi merupakan penilaian terhadap hasil pencapaian tersebut,
yang

dituangkan

ke

dalam

Akuntabilitas Kinerja (LAK).

suatu

laporan

yang

disebut

Laporan

Penyusunan LAK ini merupakan perwujudan salah satu indikator


(tolok ukur) dalam rangka penyelenggaraan pemerintahan yang baik
(good governance) dan berkaitan dengan Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah dalam memberikan pelayanan prima serta menyampaikan
pertanggungjawaban kinerja kepada pemerintah dan masyarakat pada
umumnya.
Penyusunan LAK ini dimaksudkan sebagai bentuk kewajiban Program
Gizi untuk mempertanggungjawabkan tujuan dan sasaran serta rencana
kinerja yang telah ditetapkan dalam Renstra, Rencana Kinerja Tahun 2015
dan Penetapan Kinerja Tahun 2015. LAK ini juga dapat dijadikan sebagai
acuan yang berharga dalam memperbaiki kinerja Program Gizi di masa
mendatang.

B. MAKSUD DAN TUJUAN


Penyusunan laporan akuntabilitas kinerja Program Gizi memiliki
maksud dan tujuan sebagai bentuk pertanggungjawaban secara tertulis
atas pelaksanaan tugas-tugas yang telah dilaksanakan selama kurun
waktu tahun 2015 oleh Program Gizi sehingga:
1. Dapat diketahui pencapaian indikator yang telah ditetapkan;
2. Dapat diketahui kegiatan yang telah dilaksanakan;
3. Dapat diketahui perkembangan kegiatan yang telah dilaksanakan
berikut hasil pencapaian dan evaluasi;
4. Sebagai dasar untuk perencanaan kegiatan tahun berikutnya; dan
5. Sebagai bukti laporan program dan hasil kegiatan kepada publik.

BAB II
GAMBARAN UMUM

A. KEADAAN UMUM
Kabupaten Ciamis merupakan salah satu dari 26 Kabupaten/Kota yang
ada di wilayah Propinsi Jawa Barat. Pada pertengahan tahun 2013, terjadi
pemekaran wilayah yaitu menjadi 2 Kabupaten yaitu Kabupaten Ciamis dan
Kabupaten Pangandaran. Secara geografis Kabupaten Ciamis terletak paling
selatan Propinsi Jawa Barat yang berbatasan dengan Propinsi Jawa Tengah
serta merupakan daerah yang mempunyai karakteristik sebagai berikut :
-

Wilayah selatan merupakan wilayah pantai

Wilayah Utara merupakan wilayah pegunungan

Wilayah tengah merupakan wilayah dataran/pesawahan

1.

Luas Wilayah
Wilayah Kabupaten Ciamis memiliki luas 2.444,79 km2 yang
terletak pada 10820 sampai dengan 10840 Bujur Timur dengan
74020 Lintang Selatan dengan batas wilayah sebagai berikut :
-

Utara berbatasan dengan Kabupaten Majalengka dan Kuningan

Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia

Timur berbatasan dengan Kota Banjar dan Provinsi Jawa Tengah

Barat

berbatasan

dengan

Kabupaten

Tasikmalaya

dan

Kota

Tasikmalaya

2. Jumlah Kecamatan
Secara Administratif wilayah Kabupaten Ciamis terdiri dari 36
kecamatan dan 358 desa. Secara rinci wilayah administratif Kabupaten
Ciamis pada tahun 2013 dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 2.1
Jumlah Kecamatan, desa dan kelurahan
di Kabupaten Ciamis pada tahun 2015
No

Wilayah Administratif

1.

Kecamatan

2.

Desa

3.

Kelurahan

Jumlah
36
351
7

Sumber Data: Profil Puskesmas se Kabupaten Ciamis Tahun 2013


Tabel diatas menunjukkan bahwa rata-rata jumlah Desa per
Kecamatan yaitu sebanyak 9 - 10 desa.

3. Jumlah Desa Menurut Kecamatan


Dilihat dari jumlah dan katagori desa yang ada di Kabupaten Ciamis
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel 2.2
Jumlah Desa Menurut Kecamatan
di Kabupaten Ciamis Tahun 2015
No

Kecamatan

Jumlah
Desa

Luas Wilayah
(Km)

Jumlah
Penduduk

1.

Cimerak

11

118,18

51.264

2.

Cijulang

93,16

28.968

3.

Cugugur

97,29

23.958

4.

Langkaplancar

15

177,19

53.378

5.

Parigi

10

98,04

47.493

6.

Sidamulih

77,98

30.926

7.

Pangandaran

60,77

59.988

8.

Kalipucang

136,78

43.004

9.

Padaherang

14

89,27

77.380

10

Mangunjaya

63,03

35.687

11

Banjarsari

22

163,07

124.110

12

Lakbok

10

55,53

62.650

13

Purwadadi

43,37

44.775

14

Pamarican

14

104,21

76.814

15

Cidolog

59,02

21.396

16

Cimaragas

27,09

17.594

17

Cijeungjing

11

58,25

55.651

18

Cisaga

11

60,40

40.840

19

Tambaksari

64,31

24.342

20

Rancah

13

73,03

62.766

21

Rajadesa

11

58,14

59.892

22

Sukadana

58,22

26.070

23

Ciamis

12

29,51

104.557

24

Baregbeg

20,11

45.415

25

Cikoneng

34,11

59.024

26

Sindangkasih

30,43

55.765

27

Cihaurbeuti

11

36,16

57.889

28

Sadananya

43,50

40.597

29

Cipaku

13

65,69

73.112

30

Jatinagara

35,38

29.792

31

Panawangan

18

80,91

59.346

32

Kawali

11

34,99

45.374

33

Lumbung

23,16

34.543

34

Panjalu

81,25

54.802

35

Sukamantri

33,80

28.638

36

Panumbangan

14

59,46

67.092

358

2.444,79

JUMLAH

1.824.892

Sumber Data: Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Kab. Ciamis Tahun
2015

Tabel diatas menunjukkan bahwa jumlah Desa di Kabupaten Ciamis


pada tahun 2015 sebanyak 358 desa yang tersebar di 36 Kecamatan.
Jumlah desa terbanyak dalam satu Kecamatan adalah di Kecamatan
banjarsari yang terdiri dari 22 desa, sedangkan yang paling sedikit adalah
Kecamatan Mangunjaya, Sukamantri dan Cimaragas masing-masing 5
Desa.

4.Kondisi Daerah
Kondisi daerah Kabupaten Ciamis secara garis besar terdiri dari
dataran tinggi, dataran rendah dan pantai. Bagian utara merupakan
pegunungan dengan ketinggian 500 1000 dpl, bagian tengah ke arah
barat merupakan perbukitan dengan ketinggian 100 500 dpl, sedangkan
bagian tengah ke arah timur merupakan daerah dataran rendah dan rawa
dengan ketinggian 25-100 dpl, serta bagian selatan merupakan daerah
dataran banjir, rawa dan pantai dengan ketinggian 0-25 dpl.

B. DEMOGRAFI
Wilayah Kabupaten Ciamis merupakan salah satu Kabupaten di Propinsi
Jawa Barat yang berada paling Selatan serta berbatasan langsung dengan
Propinsi Jawa Tengah. Secara demografi wilayah Kabupaten Ciamis dapat
dilihat sebagai berikut :
Jumlah penduduk di Kabupaten Ciamis pada tahun 2013 adalah sebanyak
1.824.892 jiwa. Dengan komposisi penduduk sebagai berikut:
Tabel 2.3
Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin dan Kelompok Umur
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015
Umur (Tahun)
0

Laki-laki

Perempuan

Total

78.094

71.741

149.835

5 14

174.531

147.041

321.572

15 44

384.111

412.593

796.704

45 64

208.170

201.213

409.383

69.520

77.878

147.398

914.426

910.466

1.824.892

65 +
Jumlah

Sumber Data: Profil Puskesmas se Kabupaten Ciamis Tahun 2015


Dari tabel 2.3. diatas dapat dilihat bahwa penduduk dengan jenis kelamin
laki-laki lebih banyak dari perempuan. Selain itu tampak pula bahwa
kelompok usia produktif (15 44 tahun) menempati jumlah tertinggi dari
total populasi yang ada yakni sebesar 796.704 (43,66%).
C. KETENAGAAN PROGRAM GIZI
Ketenagaan gizi di Kabupaten Ciamis masih sangat kurang dengan jumlah
total tenaga pelaksana gizi sebanyak 24 orang itupun dibagi antara Dinas
dan Puskesmas. Tenaga Gizi yang berada di Dinas Kesehatan Kabupaten
sebanyak 3 orang dan yang berada di

puskesmas sebanyak 21 orang

TPG.
Bila di bandingkan kedalam jumlah puskesmas yang ada di kabupaten
Ciamis yaitu sebanyak 37 puskesmas presentasenya masih rendah yaitu
baru 56,77% sedangkan 43,24 % Tenaga Pelaksana giz berlatar belakang
pendidikan non Gizi. Maka untuk menunjang keberhasilan program gizi ini
salah satu penunjangnya adalah ketenagaan gizi yang harus mendapatkan
perhatian. Untuk lebih jelasnya data ketenagaan gizi bisa dilihat pada
tabel dibawah ini:
TABEL 2.4
DATA KETENAGAAN PETUGAS GIZI
BERDASARKAN LATAR BELAKANG PENDIDIKAN
DINAS KESEHATAN KABUPATEN CIAMIS TAHUN 2015

N
O

KECAMATA
N

N
O

PUSKESM
AS

Ciamis

1
2
3
4

Ciamis
Imbanagara
Baregbeg
sadananya
Sindangkasi
h
Cikoneng
Cihaurbeuti
Sukamulya
Panumbang
an
Payungsari
Panjalu

2
3
4
5
6

Baregbeg
sadananya
Sindangkasi
h
Cikoneng
Cihaurbeuti

Panumbang
an

Panjalu

5
6
7
8
9
10
11

D1
GI
ZI

D3
GI
ZI

D4/
S1
GIZI

S1 KES.
MASY
(JURUSA
N GIZI)

LAI
N2

1
1
1
1

1
1

1
1
1
1
1
1
1

9
10
11

Sukamantri
Kawali

12

Lumbung
Panawanga
n

13
14
15
16
17
18

Jatinagara
Rajadesa
Rancah
Tambaksari
Sukadana
Cipaku

19

Cijeungjing

20
21
22
23

Cisaga
Cimaragas
Cidolog
Pamarican

24

25
26

12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25

26
27
28
29
30
31
Banjarsari
32
33
34
Lakbok
35
36
Purwadadi
37
JUMLAH

Sukamantri
Kawali
Kawalimukti
Lumbung
Panawanga
n
Gardujaya
Jatinagara
Rajadesa
Rancah
Tambaksari
Sukadana
Cipaku
Cieurih
Cijeungjing
Handapher
ang
Cisaga
Cimaragas
Cidolog
Pamarican
Kertahayu
Banjarsari
Cigayam
Ciulu
Lakbok
Sidaharja
Ciawitali

1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
7

10

18

BAB III
HASIL KEGIATAN

1. Balita Gizi Buruk Mendapat Perawatan


Cakupan balita gizi buruk mendapat perawatan adalah balita gizi
buruk yang ditangani di sarana pelayanan kesehatan sesuai tatalaksana
gizi buruk di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu. Pada tahun
2015 terdapat 120 (100%) balita gizi buruk yang mendapat intervensi
pemberian makanan tambahan dan vitamin. Hal ini dikarenakan integrasi
intervensi melalui berbagai sumber anggaran baik dari Pemerintah
Daerah

maupun

pemerintah

Provinsi

Jawa

Barat

serta

Bantuan

Operasional Kesehatan (BOK) melalui program PMT Pemulihan dan


Pemberdayaan masyarakat sadar gizi keluarga.

2. Pemberian Tablet Tambah Darah Pada Ibu Hamil (Fe)


Anemia Gizi adalah rendahnya kadar Haemoglobin (Hb) dalam
darah yang disebabkan karena kekurangan zat gizi yang diperlukan
untuk pembentukan Hb tersebut. Di Indonesia sebagian besar anemia ini
disebabkan karena kekurangan zat besi (Fe) hingga disebut anemia
kekurangan zat besi atau anemia gizi besi. Untuk penanggulangan
masalah ini telah dilakukan intervensi dengan distribusi tablet Fe.
Cakupan pemberian tablet Fe terkait erat dengan pelayanan antenatal
care (ANC).
Grafik 3.1
Cakupan Pemberian tablet Fe1 dan Fe3
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015
90.6
92
90
88
86
84
82
80
78
76

81.58

Fe1

Fe3

Dari Garif diatas dapat dilihat bahwa Pada tahun 2015 cakupan
untuk pemberian tablet Fe 1 sebanyak 23.75 jiwa (91,60%) 3 sebanyak
21.152 jiwa atau 81,58%.
3. Pemberian Kapsul Vitamin A
Tujuan pemberian kapsul Vitamin A adalah untuk menurunkan
prevalensi dan mencegah kekurangan vitamin A (KVA) pada balita.
Kapsul vitamin A dosis tinggi terbukti efektif untuk mengatasi masalah
KVA pada masyarakat apabila cakupannya tinggi. Bukti-bukti lain
menunjukkan peranan vitamin A dalam menurunkan angka kematian
yaitu

sekitar

30%-54%,

maka

selain

untuk

mencegah

kebutaan,

pentingnya vitamin A saat ini lebih dikaitkan dengan kelangsungan hidup


anak, kesehatan dan pertumbuhan anak. Selain pada Bayi dan Balita,
Kapsil Vitamin A juga diberikan kepada Ibu Nifas
Grafik 3.2
Cakupan Pemberian Kapsul Vitamin A
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015
120
100

80

Axis Title

60

40
20

Bayi (6-11 bln)

Balita (12-59 bln)

Ibu Nifas

Dari grafik 3.2 diatas diperoleh bahwa cakupan pemberian vitamin A


pada bayi umur 6-11 bulan sejumlah 18.076 bayi atau sebesar 99,75%
dari 18.122 bayi yang ada. Sedangkan cakupan pemberian vitamin A
yang diberikan kepada anak balita ( 1-4 tahun ) sebesar 63.520 anak
atau 98,5 % dari 64.490 sasaran anak balita yang ada. Bagi ibu nifas
diperoleh catatan cakupan pemberian vitamin A sebesar 19.787 ibu nifas
(79,91 %) dari 24.760 ibu nifas.

4. Hasil Penimbangan Posyandu


Hasil kegiatan penimbangan pada Tahun 2015 yang dilaksanakan di
Posyandupada 37 Puskesmas dapat dilihat pada Grafik dibawah ini :
Grafik 3.3
Hasil kegiatan penimbangan
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015
100
90
80
70
60
Axis Title

50
40
30
20
10
0

D/S

N/D

K/S

Dari Grafik diatas dapat diketahui bahwa cakupan untuk Balita yang
ditimbang Nerat Badannya sebanyak 67.725 Balita (71,83%) dari 94.286
Balita. Cakupan Balita yang naik Berat Badannya sebanyak 47.354 Balita
(69,92%) dari 67.725 Balita dan Cakupan untuk Balita yang mempunyai
KMS adalah sebanyak 84.101 balita (89,2%) dari 94.286 Balita.iha t di
Untuk Cakupan D/S menurut golongan umur dapat dilihat pada
grafik dibawah ini.
Grafik 3.4
Cakupan D/S menurut Golongan Umur
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015

100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
Axis Title
30.00
20.00
10.00
0.00

Untuk

Cakupan N/D menurut golongan umur dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.


Grafik 3.5
Cakupan N/D menurut Golongan Umur
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015
85.00

80.00

75.00
Axis Title
70.00

65.00

60.00

Untuk

0-5 BLN

6--11 BLN 12--24 BLN 24- 59 BLN

Cakupan K/S menurut golongan umur dapat dilihat pada

grafik dibawah ini.


Grafik 3.6
Cakupan K/S menurut Golongan Umur
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015

100.00
99.00
98.00
Axis Title

97.00
96.00
95.00
94.00

0-5 BLN

6--11 BLN 12--24 BLN 24- 59 BLN

5. Pemberian ASI Ekslusif


ASI (Air Susu Ibu) merupakan salah satu makanan yang sempurna
dan terbaik bagi bayi karena mengandung unsur-unsur gizi yang
dibutuhkan oleh bayi untuk pertumbuhan dan perkembangan bayi guna
mencapai pertumbuhan dan perkembangan bayi yang optimal. Oleh
sebab itu , pemberian ASI perlu diberikan secara ekslusif sampai umur 6
(enam) bulan dan dapat dilanjutkan sampai anak berumur 2 (dua) tahun.
Selama ini pemantauan tingkat pencapaian ASI Ekslusif dilakukan melalui
laporan puskesmas yang diperoleh dari hasil wawancara pada waktu
kunjungan bayi di Puskesmas.
Berdasarkan hasil laporan puskesmas tahun 2015, pemberian ASI
Ekslusif pada bayi umur 0-6 bulan sejumlah 7.643 bayi atau 64,86 %.
Namun demikian terdapat beberapa hal yang menghambat
pemberian ASI Ekslusif diantaranya adalah rendahnya pengetahuan ibu
dan keluarga lainnya mengenai manfaat dan cara menyusui yang benar,
kurangnya pelayanan konseling laktasi dan dukungan dari petugas
kesehatan, faktor sosial budaya, kondisi yang kurang memadai bagi para
ibu yang bekerja dan gencarnya pemasaran susu formula.
Untuk itu tingkat pencapaian dalam program ASI Ekslusif ini harus
mendapatkan perhatian khusus dan memerlukan pemikiran dalam
mencari upayaupaya terobosan serta tindakan nyata yang harus
dilakukan oleh provider di bidang kesehatan dan semua komponen
masyarakat dalam rangka penyampaian informasi maupun sosialisasi
guna meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat.

6. Bulan Penimbangan Balita


Bulan
tahunnya

Penimbangan
yaitu

pada

Balita

bulan

dilaksanakan

Agustus.

Hasil

rutin

didalam

setiap

dari

kegiatan

Bulan

Penimbangan Balita pada tahun 2015 dapat dilihat pada grafik berikut.

Grafik 3.7
Hasil kegiatan Bulan Penimbangan Balita
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015

Gizi lebih; 698 Gizi Buruk; 196 Gizi Kurang; 3,919

Gizi Baik; 72,287

Dari Diagram diatas didapat Balita Gizi Buruk sebanyak 196


(0.25%), Balita Gizi Kurang sebanyak 3.919 (4,91%), Balita Gizi Baik
sebanyak 72.187 (90,53%) dan Balita Gizi Lebih sebanyak 698 (0,87 %)
Balita.

7. Kasus Gizi Buruk


Jumlah Kasus Gizi buruk yang ada di Kabupaten Ciamis pada tahun
2015 setap bulannya adalah sebagai berikut :
Grafik 3.8
Kasus Balita Gizi Buruk per Bulan

Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015

180
160
140
120
100
Axis Title

80
60
40
20
0

JAN FEB MAR APR MAY JUN JUL AUG SEP OCT NOV DES

8. Intervensi Program Gizi untuk Balita Gizi Buruk, Balita dibawah 2


Tahun dari keluarga Miskin dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
Grafik 3.9
Intervensi Program Gizi untuk Balita Gizi Buruk, Balita dibawah 2 Tahun
dari keluarga Miskin dan Ibu Hamil Kurang Energi Kronis
Di Kabupaten Ciamis Tahun 2015

3500
3000
2500
2000
Axis Title
1500
1000
500
0

Gizi Buruk

Bumil KEK

Baduta Gakin

Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa ada bebrapa sumber dana
yang digunakan untuk intervensi masalah gizi yang ada diantaranya
adalah dana BOK, APBD II dan Bantuan Provinsi.
Sumber dana

tersebut

digunakan

untuk

mlakukan

intervensi

terhadap beberapa masalah diantaranya adalah untuk intervensi Kasus


Gizi Buruk, Kasus Ibu Hamil Kurang Energi Kronis (KEK) dan Anak Balita
dibawah 2 Tahun dari Keluarga Miskin.

Das könnte Ihnen auch gefallen