Sie sind auf Seite 1von 6

Spesies Bacillus terdapat secara luas di lingkungan, ditemukan di tanah, air, debu, dan

udara.Dengan perkecualian B, anthracis yzng menyebabkan antraks, suatu Bacillus spp. telah
dianggap nonpatogenik saat diisolasi dari spesimen klinis. Bagaimanapun, spesics nonantraks
makin dikenal bersifat patogen pada Individu imunokompromais dan pada mereka yang
menggunakan peralatan indwelling. Diagnosis akan lebih signifikan bila organisme ditcmukan
dari apus langsung spesimen aslinya atau diisolasi secara berulang dari kultur darah. Sebagai
tambahan B. anthracis telah lama dikenal sebagai senjata biologis yang potensial Pada musim
gugur tahun 2001, pelepasan secara sengaja B. anthracis melalui sistem pos di AS memberikan
pengalaman presentasi klinis, diagnosis, profilaksis, dan pengobatan penyakit antxaks
menvusul suatu bioterrorism-related outbreak.
Pemberitahuan segera kcpada ahli epidemiologi RS lokaJ, departcmen kesehatan, dan
laboratorium kesehatan lokai, atau negara harus turut sera mem bantu saat kecurigaan awai
penyakit antraks. Saat kecurigaan bioterorisme timbuJ dengan menggunakan antraks atau agen
lainnya, sistem respons emergensi JokaJ harus diaktifkan atau kekuatan hukum Iokal harus
diberitahukan.1

MIKROBIOLOGI
Bacillus spp. bersifat aerobik atau anaerobik fakuitarif, gram-positif atau, batang berspora
yang biasanya bergerak. Badllus spp. menghasilkan beberapa toksin, termasuk enrerotofcsin,
toksin emetik, fosfolipzse, protease, dan hemolisin. Spesics duMerensizsi mckhii berbagai
ibservasi laboratorium termasuk morfologi koloni, media selektif reaksi aglutinasi dbn
kerentanannya tcrhadap penisilin. B. anthracis tumbuh baik daiam agar darah sebagai kakmi ang
besar, opak, dan curled hair ireguiar.'

BACILLUS ANTHRACIS
B. anthracis berbentuk besar, gram-positif, berkapsul, berspora, batang tidak bergerak, adalah penyebab
antraks. Antraks merupakan suatu penyakit herbivora yang mendapatkan B. anthracis saat digembala di
daerah yang tanahnya terkontaminasi spora, merupakan penyakit pada hewan yang ditemukan di seluruh
dunia. Penyakitnya cenderung terjadi pada hewan saat musim panas dan gugur. Serangga dapat menjadi
vektor. Manusia eccara khusus terinfeksi karena kontak terhadap hewan domestik atau liar yang terinfeksi
atau oleh produknya. Spora B. anthracis dapat hidup untuk jangka panjang, sehingga memungkinkan

terjadinva infeksi berulang. Infeksi pada manusia terjadi akibat kontak dengan produk yang terkontaminasi,
seperti kulit, sepatu, tulang, boneka, dan mainan impor. Sekret dari lesi kulit sangatlah infeksius dan
kemungkinan untuk terjadi penularan dari orang-ke-orang telah dilaporkan. Masa inkubasi 17 hari, tetapi
dapat mencapai 60 hari bergantung pada faktor pejamu, dosis paparan, dan kemoprofilaksis. Biasanya
penyakit pada manusia jarang dilaporkan di AS. Sebelum bioterrorism-related anbtrax outbreak pada tahun
2001, hanva 18 kasus antraks inhalasi yang dilaporkan pada abad ke-20.
Saat postal-service anthrax outbreak pada tahun 2001, seorang bayi usia 7 bulan mengalami antraks
kulit dengan mikroangiopati anemia hemolitik.1 Tiga bentuk penyakit pada manusia, sebagai
bcrikut:
1.

Sebagai bentuk tersering yaitu antraks kulit; mcrupakan penyakit dijumpai di


ASdiikuti suatu inokulasi spora B. anthracis pada lesi yang tidak nyeri timbul
sebagai papula pruritik (papula maligna]yang berkembang menjadi suatu lest
vesikula dan kadaog-kadang membentuk jaringan parut.Edema lokal timbul
akibat keluarnya toksin ke ekstraseluer.Walaupun terpi antibiotik tidak
mengurangi progesivitas lesi antraks,kematian endekati 20% pada kanker yang
tidak diobati.

2.

Antraks inhalasi (penyakit woolsorters) berasal dari inhalasi aerosol spora. Suatu penyakit bifasik
yang bermula dari gejala ringan ISPA atas yang mcmburuk menjadi sesak napas, sianosis,
takikardia, demam, hipokscmia, syok, dan biasanya meninggal. Bakteremia dan meningitis
hemoragik biasa tcrjadi. Pemeriksaan foto toraks secata khusus rncnunjukkan pelebaran
mediastinum yang jelas dengan limfadenopati masif. Hal ini terjadi pada penderita yang
sebelumnya achat dengan flulike illness sebagai tanda patognomonik awal pen ting antraks
inhalasi. Kemarian dilaporkan mencapai 90%.

3.

Penyakit gastrointestinal, suatu basil cerna yang terkontaminasi, daging kurang matang, dengan
deposisi spora dalam saluran makanan bagian bawah, bermanifestasi sebagai nyeri perut serta
distensi, dengan muntah dan diare, kemudian diikuti dengan timbulnya asites, limfadenitis
hemoragik, dan septikemia. Sebagai basil dari peraturan kesehatan hewan, bentuk penyakit ini tidak
ditemukan di AS. Antraks faring mengikuti kejadian infeksi membran mukosa saluran cerna atas,
berasal dan konsumsi daging yang terkontaminasi Serta bermanifestasi sebagai lesi di basal lidah
atau tonsil, pembengkakan Ieher yang hebat, adenopati, dan gejala sistemik

Seluruh bentuk antraks dapat menjadi septikemia dan meningitis. Berbagai kasus antraks
telah dilaporkan pada anak, termasuk meningitis, seluliris periorbital, septikemia dan
meningitis neonatal, serta antraks intestinal dan kulit.
B. anthracis tumbuh di dalam nutrient broth dan agar darah. Apus gram dan kultur darah
menunjukkan pertumbuhan basilus dalam 24 jam pada antraks inhalasi dan
gastrointestinal Diagnosis laboratorium antraks berupa suspek bila basili dengan ukuran
besar, berspora ditemukan dari apus gram suatu isolat, Pemeriksaan antibodi
nemungkinkan untuk analisis apus cairan vesikular. Enzim imurioasai,imunohistokimia
dan tes polymerase chain reaction reaction tersedia di laboratonum referensi nasional.
Laboratonum mikrobiologi harus waspada bila ditcmukan pcnderita suspek antraks.
Pengelolaan yang berhasil bergantung pada angginya indeks kcwaspadaan dan pembcrian
antibiotik efektif sedini dirunya. Walaupun belum ada studi klinis terkontrol untuk pengobatan
antraks pada rnanusia, dosis tinggi "pcnisilin Lv. menurut pengalaman mcrupakan obat terpiiih
untuk berbagai bentuk antraks. Berdasarkan data yang lebih bam ditcmukan (3-laktamase pada
isolat B. anthracis schingga penggunaan pcnisilin saja untuk pengobatan infeksi sistemik B.
anthracis tidak dirckomendasikan. B. anthracis juga menghasilkan sefaloporinase yang
menghambat sefalosporin dalam pengobatan. Oengan tcrdapatnya penelitian B. anthracis sccara
teknik genctik, the Working Group on Civilian Biodefense merekomendasikan tcrdapat resistensi
terhadap pcnisilin dan tctrasiklin setelah serangan tcrotis sampai tes laboratorium membuktikan
sebaliknya. Masih ditemukannya kematian yang tinggi bcrhubungan dengan antraks inhalasi,
dirckomendasikan untuk memberikan tcrapi awal i.v. dengan 2 atau lebih antimikrob, baik
siprofloksasin atau doksisiklin.
Obat lain yang sccara aktivitas in vitro dapat melawan B. anthracis digunakan bcrsama dengan
siprofloksasin atau doksisiklin, termasuk di antaranya rifampin, vankomisin, imipenem,
kloramfenikol, pcnisilin, ampisilin, klindamisin, dan klaritromisin. Jika diperkirakan terjadi
meningitis, penggunaan doksisiklin tidak akan optimal, karena penetrasi ke SSP buruk.
Untuk antraks kulit, siprofloksasin atau doksisiklin oral disarankan sebagai terapi dasar. ika terjadi
tanda sistemik, edema luas, atau timbul lesi di kepala dan leher, penggunaan :bcrapa regimen
terapi i.v., sepcrti pada penyakit inhalasi, direkomendasikan. Ketika rnyakit dipikirkan bcrasal dari
paparan udara, terapi an timikrob dilanjutkan selama 60 hari. itimikrob oral digunakan untuk
melengkapi terapi. Terapi kortikosteroid telah dianjurkan ituk edema luas, gangguan respirasi,

serta meningitis yang bcrhubungan dengan antraks inhalasi, dan untuk edema luas di daerah
kepala serta leher yang bcrhubungan dengan antraks kulit.
Terapi antibiotik awal direkomendasikan untuk anak dengan antraks inhalasi yang secara esensial
sama, termasuk siprofloksasin dan doksisiklin i.v. ditambah 1 atau 2 obat lainnya. Bila B.
anthracis diketahui rcntan terhadap penisilin, amoksisilin merupa melengkapi pembcrian terapi
pada anak untuk menghindari efek samping penggunaan doksisiklin dan siprofloksasin jangka
panjang.
Pada pcnderita yang diagnosisnya tegak atau suspek suatu antrak akibat paparan udara , profilaksis
pascapaparan diindikasikan untuk pencerahan antrak inhalasi.Terapi awal dengan siprofloksasin atau
doksisiklin direkomendnsikan untuk dewasa dan anak sampai antimikrob yang sesuai hasil
isolar B. anfhracis tclah diketahui. Jika dapat dilakukan pemberian penisilin, amoksiailin oral
merupakan terapi profilaktik yang sesuai untuk anak (80 rng/kgBB/hari terbagi sctiap 8 jam
dosis maksimum 500 mg tiap 8 jam).
Scbagai cfek pengiriman yang disengaja spora B . anthracis mclalui surat, 22 kasus biotterorismrelated anthrax teridcniifikasi dalam bulan Oktober dan November 2001 di AS. Sebelas dari
kasus tegak sebagai antraks inhalasi, scdangkan 11 lainnva yaitu antraks kulit Semuanya
kecuali dua kasus antraks inhalasi tampaknya mendapat paparan langsung dari amplop yang
bcrisi B. anthracis. Lima penderita menunjukkan tanda fulminan dari penyakit inhalasi saat
masuk dan kemudian mcninggal. Penderita yang datang pada fasc dini dan mendapat
antibtotik untuk B. anthracis saat kedatangan semuanya hidup. Dcmam, menggigil, lesu,
malaise, dan lctargi dengan batuk yang minimal atau nonproduktif, sera nausea atau muntah
biasanya merupakan gejala kasus antraks inhalasi. Suatu dcmam hifasik tidak ditemukan,
tctapi kcringat yang berlebih sampai basah kuyup merupakan gambaran yang menonjol pada
kasus ini.
Tidak ada penderita yang memiliki foto toraks awal yang normal dan efusi pleura biasa
ditemukan. Semua penderita mendapatkan terapi antimikrob kombinasi untuk B.
anthracis, dengan penanganan suportif yang lebih baik dan kemampuan faktor lainnya,
tampaknya turut berperan meningkatkan kehidupan dibandingkan dengan laporan
terdahulu.
Pencegahan secara alamiah pada penyakit berganrung pada kontrol terhadap penyakk
hewan dan kontarninasi industri. Tersedia vaksin untuk hewan dan manusia. Vaksin

antraks untuk manusia tersedia di AS, terbuat dari filtrat bebas sel tidak berkapsul, strain
B. anthracis (BioPorf Corporation, Lansing, Michigan) yang dilemahkan. Vaksin antraks
ditujukan untuk pekerja yang kontak dengan kulit hewan impor, rambut, atau tekstil di
tempat kerja, dan untuk mereka vang terlibat dalam diagnostik atau pekerjaan
investigasi. Serial vaksin meliputi 3 injeksi subkutan yang diberikan selang 2 minggu,
diikuti dengan injeksi tambahan pada bulan ke-6, -12, dan -18, ditambah dosis booster
setiap tahun. Reaksi lokal, termasuk edema, eritcma, hangat, nyeri, dan pruritus
dilaporkan terjadi sekitar 33%. Jarang terjadi reaksi sistemik.
Mengetahui bahwa antraks merupakan senjata biologik yang potensial, penggunaan vaksin
antraks diwajibkan untuk anggota milker AS yang aktif dan bertagas pada tahun 1988. Setclah
vaksinasi direkomendasikan untuk mendapatkan proftlaksis antibiotik (setelah scrangan
biologik yang mcnggunakan antraks). Antibiotik prorilaksis setelah paparan bergantung pada
suseptibilitas terhadap strain B.antrhracis dari kasus indeks dan harus diteruskan sampai 30
hari (bila digunakan dengan vaksin)sampai 60 hari (jika digunakan tersendiri).Rekomendasi
penggunaan vaksin anthraks di AS masih terbatas.
Kehati-hatian untuk mencegh penularan dari cairan luka dan sekresi dianjurkan untuk petugas
selama 72 jam pertama pengobatan penderita dengan antraks kulit dan inhalasi/

BACILLUS CEREUS
Bacillus cereus mcrupakan pcnyebab penting kcracunan makanan vang dinduksi toksin dcngan karakteristik
muntah dan diarc. Walaupun berbagai makanan telah terlibat, nasi goreng vang terkontaminasi paling sering terkait
dcngan penvakit ini dcngan gejala muntah disebabkan oleh resisten terhadap panas. Bentuk awal toksin atau spora B.
arms membentuk basil saat menanak nasi, tctapi terringgal saat didinginkan. Nausea, muntah, dan diarc dcngan kram
perut dapat timbul dalam 16 jam setelah mcmakan makanan yang terkontaminasi. Bentuk vang terkait dcngan
diarc profuse yang dihasilkan oleh suatu entcrotoksin mirip dcngan mperfringens, dcngan periodc inkubasi lebih
panjang, yaitu 624 jam. B. cereus dapat dari feses individu yang asimtomatik tanpa pcnularan orang-ke-orang.
Konhrmasi akanan vang beracun didapat isolasi B. cereus dari feses atau muntah ditambah isolasi B. cereus >10s
CFUs/g dari makanan yang terkontaminasi. Walaupun fatal, gagal hati fukninan rabdomiolisis akibat toksin emetik
B. cereus setelah makan pasta yang terkontaminasi dapat terjadi pada orang dewasa. Secara tipikal kcracunan
makanan ini terjadi singkat dan sembuh sendiri tanpa tcrapi antimikrob.

Berbagai infeksi pada manusia yang disebabkan B.cereus telah dilaporkan. B. cureus menempati urutan kedua
sebagai patogen yang paling sering mengakibatkan oftalrnitis pascatrauma setelah Staphylococcus epidermidis.
Orgarusme ini secara khusus dikenal bentuk asing yang projektil mcnyebabkan infeksi be rat secara cepat yang
sering kali 1 dcngan enukleasi. Telah dilaporkan suatu kejadian luar biasa endoftamitis Pengelolaannya
secara agresif, termasuk intervensi bedah dan parenteral, intravitreal dan pemberian antimikrob topikal
B. cureus adalah pcnyebab klinis penting terjadinya bakteremia dan kadang-kadang sepsis
berat pada neonatus, pengguna obat-obatan i.v., dan penderita imunokompromais, termasuk
anak dcngan keganasan dan mereka yang memakai kateter indwelling serta alat prostetik.
Sepsis yang terkait dcngan transfusi trombosit yang terkontaminasi B. cureus sudah dilaporkan.
Endokardiris, khas mengenai katup trikuspid pada pengguna obat-obatan i.v atau alat
prostetik.
Pneumonia dlaporkan terjadi pada penderita imunokompromais dan neonatus dengan
kejadian septikemia berat pada sua orang tukang las yang sebelumna sehat.Meningitis
atau abses otak akibat B.cureus telah dilaporkan,sering kai mengenau neonatus,anak
imunokompromais,atau anak dengan shunt ventrikuloperitoneal.Walaupun isolasi dari luka
bakar sukar untuk diinterpretasi, B. cureus mcrupakan pcnyebab infcksi Iokal sctclah luka bakar, trauma,
atau tindakan bedah. Infcksi kulit primer pada anak dengan neutropenia dan sslulitis nekrotikans akibat B.
cereus tclah dilaporkan. Osteomieliris yang sering kali berhubungan dcngan kccelakaan atau trauma bedah
atau pengguna obat-obatan i.v. tclah ditemukan. B. cereus juga bcrhubungan dengan infcksi saluran kemih
pada pendcrita kanker kandung kemih invasif dan peritonitis pada pendcrita dialisis peritoneal.
B.cereus sccara keseluruhan resisten terhadap antibiotik B-laktam. Klindamisin dikombinasikan dcngan
aminoglikosid mcrupakan antibiotik yang paling dirckornendasi Pengangkatan alat prostctik string menjadi
hal yang pen ting dalam pengobatan. Intervensi bedah sering kali dibutuhkan pada infeksi mata dan jaringan
lunak.

Das könnte Ihnen auch gefallen