Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Pada hari ini tanggal April 2016 telah dipresentasikan portofolio oleh :
Nama Peserta
Nama Wahana
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
No.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Tanda Tangan
Berita acara ini ditulis dan disampaikan sesuai dengan yang sesungguhnya.
Pendamping
Borang Portofolio
1
Manajemen
Bayi
Anak
Masalah
Remaja
Istimewa
Dewasa
Lansia
Bumil
Menentukan diagnosis yang tepat sehingga mendapatkan penanganan yang tepat pula.
Kasus
Email
Audit
Pos
3 minggu ini seluruh tubuh lemas. Lemas mengganggu aktivitas sehari-hari. Lemas
dirasakan terus-menerus dan semakin memberat, memberat terutama 1 minggu ini. Nyeri
ulu hati (+), pusing (+), mata berkunang-kunang (+), mual (+). Tidak ada mimisan, gusi
2
berdarah, bintik merah di kulit, badan lebam, pandangan mata kabur, demam, pingsan,
keringat dingin, muntah, berat badan menurun, nyeri tulang, BAB hitam, BAK berwarna
merah. Menstruasi jumlah cukup, lama menstruasi 5 hari.Kemudian pasien dibawa ke IGD
RS Roemani Semarang.
2. Riwayat Pengobatan :
Pasien sudah berobat ke RS Telogorejo 1 minggu SMRS dikatakan anemia dengan Hb 7,4
dan diberi tablet penambah darah SF.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
a. Riwayat transfusi darah 5 tahun yang lalu karena anemia, dengan Hb 5. Pasien tidak
rutin kontrol dan minum obat.
b. Riwayatgusi berdarah disangkal
c. Riwayat mimisandisangkal
d. Riwayat BAB hitam disangkal
4. Riwayat Penyakit Keluarga:
a. Riwayat transfusi darah berulang pada keluarga disangkal
b. Riwayatkeluarga sakit kelainan darah disangkal
5. Riwayat Sosial Ekonomi :Pasien merupakan seorang mahasiswa. Biaya pengobatan
ditanggung BPJS. Kesan sosial ekonomi cukup.
6. Pemeriksaan Fisik
Status present
Keadaan umum
Kesadaran
: GCS E4M6V5
Tanda vital
Tekanan darah : 120/80 mmHg
HR
Pernafasan
: 23x/menit
SpO2
:98%
Suhu
Status Generalisata
Kulit
Kepala
Mata
Hidung
Leher
meningkat
Mulut
Thorax
Cor
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Pulmo
Inspeksi
Palpasi
Perkusi
Auskultasi
Abdomen
Inspeksi
Auskultasi
Perkusi
Palpasi
: supel, nyeri tekan epigastrium, turgor cukup, hepar dan lien tak teraba
Urogenital
Ekstremitas
superior
inferior
Pucat
+/+
+/+
Oedema
- /-
-/-
Akral dingin
-/-
-/-
Petechie
-/-
-/-
Ekimosis
-/-
-/-
Purpura
-/-
-/-
Sianosis
-/-
-/-
Clubbing finger
-/-
-/4
-/-
Koilonychia
-/-
-/-
Pemeriksaan Laboratorium :
Pemeriksaan darah rutin (2 Februari 2016)
HEMATOLOGI
Pemeriksaan
Darah Rutin
Hemoglobin
Lekosit
Trombosit
Hematokrit
Hitung Jenis
Eosinofil
Basofil
N. Segmen
Limfosit
Monosit
Laju Endap Darah
Eritrosit
MCV
MCH
MCHC
Hasil
Satuan
Nilai Normal
7,7
5400
400000
26,2
g/dL
/mm3
/mm3
%
11,7 15,5
3.800 - 10.000
150.000 440.000
40 - 52
3,7
0,6
57,3
34
4,4
4,15
63
19
32
%
%
%
%
%
mm/jam
juta/uL
fL
pg
%
24
01
50 70
25 40
2-8
0 - 20
3,8 5,2
80 100
26 34
32 - 36
KIMIA KLINIK
Pemeriksaan
Serum Iron (Fe)
TIBC
Hasil
37
350
Satuan
ug/dL
mg/dL
Nilai Normal
37-145
250-410
SOAP
1. SUBJEKTIF.
3 minggu ini seluruh tubuh lemas. Lemas mengganggu aktivitas sehari-hari.
Lemas dirasakan terus-menerus dan semakin memberat, memberat terutama 1 minggu ini.
Nyeri ulu hati (+), pusing (+), mata berkunang-kunang (+), mual (+). Tidak ada mimisan,
gusi berdarah, bintik merah di kulit, badan lebam, pandangan mata kabur, demam,
pingsan, keringat dingin, muntah, berat badan menurun, nyeri tulang, BAB hitam, BAK
berwarna merah. Menstruasi jumlah cukup, lama menstruasi 5 hari. Kemudian pasien
dibawa ke IGD RS Roemani Semarang.
2. OBJEKTIF : hasil diagnosis pada kasus ini ditemukan berdasarkan :
Gejala klinis :
Lemas
6
Tanda vital :
HR
Pernafasan
: 23 x/menit
SpO2
:98%
Suhu
Pemeriksaan fisik :
Kulit :pucat (+)
Mata :Konjungtiva palpebra pucat (+/+)
Mulut: mukosapucat (+),bibir pecah-pecah (+)
Cor: Auskultasi: BJ I-II intensitas normal, reguler, bising (+)
Abdomen: Palpasi : supel, nyeri tekan epigastrium, turgor cukup
Pemeriksaan lab
3. ASSESMENT :
Dari hasil anamnesis didapatkan bahwa 3 minggu ini seluruh tubuh lemas. Lemas
mengganggu aktivitas sehari-hari. Lemas dirasakan terus-menerus dan semakin memberat,
memberat terutama 1 minggu ini. Nyeri ulu hati (+), pusing (+), mata berkunang-kunang (+),
mual (+). Tidak ada mimisan, gusi berdarah, bintik merah di kulit, badan lebam, pandangan
mata kabur, demam, pingsan, keringat dingin, muntah, berat badan menurun, nyeri tulang,
BAB hitam, BAK berwarna merah. Menstruasi jumlah cukup, lama menstruasi 5 hari. Hal
tersebut sesuai dengan gejala umum anemia (sindrom anemia) yang merupakan gejala yang
timbul pada setiap kasus anemia, apapun penyebabnya, apabila kadar hemoglobin turun di
bawah nilai tertentu. Gejala umum anemia ini timbul karena: anoksia organ, mekanisme
kompensasi tubuh terhadap berkurangnya daya angkut oksigen. Gejala umum anemia
menjadi jelas (anemia simptomatik) apabila kadar hemoglobin telah turun di bawah 7 g/dL.
Berat ringannya gejala umum anemia tergantung pada: derajat penurunan hemoglobin,
kecepatan penurunan hemoglobin, usia, adanya kelainan jantung paru sebelumnya.
Pada pemeriksaan fisik didapatkan suhu aksiler 36,5 C, tekanan darah 120/80 mmHg,
nadi 92 x permenit regular isi dan tegangan cukup, frekuensi pernapasan 23 x permenit. Kulit
7
tampak pucat, pada mulut terdapat mukosa pucat dan bibir pecah-pecah. Pada pemeriksaan
jantung didepatkan bising pada semua ostea.Pada pemeriksaan abdomen didapatkan nyeri
tekan epigastrium dan turgor kulit cukup. Dari pemeriksaan fisik abdomen didapatkan tanda
gejala gastritis.
Pada pemeriksaan darah rutin (2 Februari 2016) didapatkan hasil penurunan
hemoglobin (7,7 gr%), hematokrit (26,2%), MCH (19 pg), MCV (63 fL) sehingga didapatkan
kesan anemia mikrositik hipokromik MCV < 80fl dan MCH < 27 pg. Berdasarkan derajat
anemia yang ditentukan oleh kadar hemoglobin, pasien ini termasuk ke dalam anemia
sedang. Anemia mikrositik hipokromik dapat disebabkan anemia defisiensi besi, penyakit
kronik dan pada pasien thalasemia. Kemudian dilanjutkan pemeriksaan besi serum dan TIBC
dengan hasil pada pasien ini TIBC dalam batas normal 350ug/dL ,Serum Iron 37 ug/dL
dimana kadarnya merupakan batas bawah normal. Pada pasien ini seharusnya dilakukan
pemeriksaan feses rutin, namun tidak dapat dilakukan karena pasien mengalami konstipasi.
Hal tersebut dapat disebabkan oleh karena efek samping konsumsi suplemen besi.
Menurut WHO, anemia didefinisikan sebagai suatu kondisi dimana jumlah sel darah
merah atau kapasitas pengikatan oksigen lebih rendah daripada kebutuhan
fisiologisseseorang, dimana bervariasi menurut umur, jenis kelamin, kebiasaan merokok dan
status kehamilan.1
Berdasarkan kriteria WHO yang direvisi/ kriteria National Cancer Institute, anemia
adalah kadar hemoglobin di bawah 14 g% pada pria dan di bawah 12 g% pada wanita.
Kriteria ini digunakan untuk evaluasi anemia pada penderita dengan keganasan. Anemia
merupakan tanda adanya penyakit. Anemia selalu merupakan keadaan tidak normal dan harus
dicari penyebabnya. Anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan laboratorium sederhana
berguna dalam evaluasi penderita anemia
Batas kadar hemoglobin normal menurut WHO (Geneva 1968):2
- Anemia mieloptisik
- Toksin
2. Destruksi/kehilangan berlebihan sel darah merah
-Anemia hemolitik
- Anemia akibat perdarahan
3. Pematangan abnormal
- Anemia megaloblastik
- Preleukemi
- Anemia sideroblastik
- Thalasemia
- Defisiensi Besi
Klasifikasi Anemia Berdasarkan Morfologi Eritrosit:3,5
Penyebab anemia dapat diklasifikasikan berdasarkan ukuran sel darah merah pada
apu- san darah tepi dan parameter automatic cell counter. Sel darah merah normal
mempunyai vo-lume 80-96 femtoliter (1 fL = 10-15 liter) de- ngan diameter kira-kira 7-8
micron, sama dengan inti limfosit kecil. Sel darah merah yang berukuran lebih besar dari
inti limfosit kecil pada apus darah tepi disebut makrositik.1 Sel darah merah yang
berukuran lebih kecil dari inti limfosit kecil disebut mikrositik. Automatic cell counter
memperkirakan volume sel darah merah dengan sampel jutaan sel darah merah dengan
mengeluarkan angka mean corpus- cular volume (MCV) dan angka dispersi mean
tersebut. Angka dispersi tersebut merupakan koefisien variasi volume sel darah merah
atau RBC distribution width (RDW). RDW normal berkisar antara 11,5-14,5%.
Peningkatan RDW menunjukkan adanya variasi ukuran sel.
A. Anemia hipokromik mikrositer (MCV < 80fl; MCH < 27 pg)
1. Anemia defisiensi besi
2. Thalassemia
3. Anemia akibat penyakit kronik
4. Anemia sideroblastik
B. Anemia normokromik normositer (MCV 80-95 fl; MCH 27-34 pg)
1. Anemia pascaperdarahan akut
2. Anemia aplastik hipoplastik
3. Anemia hemolitik terutama bentuk yang didapat
4. Anemia akibat penyakit kronik
5. Anemia mieloptisik
6. Anemia pada gagal ginjal kronik
7. Anemia pada mieolofibrosis
8. Anemia pada sindrom mielodisplastik
9
diphospho glycerate)
Meningkatkan curah jantung
Redistribusi aliran darah
Menurunkan tekanan oksigen darah
Eritrosit/hemoglobin menurun
Kapasitas angkut oksigen menurun
Anoksia organ target
Plan :
Penatalaksanaan
Farmakologis :
- IVFD NaCl 20 tpm
-Injeksi :
o Ranitidine 2x1 amp
- Per oral :
o Sulfat Ferosus 1 tab/12 jam
o Vit B12 1 tab/8 jam
o Vit C 100 mg/8jam
o Anemolat 1 tab/12 jam
11
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa pasien terkena anemia, kurang
darah, sehingga dianjurkan untuk istirahat bed rest dan akan dilakukan transfusi
darah
Menjelaskan kepada pasien dan keluarga tentang kemungkinan reaksi transfusi
darah yang akan terjadi, seperti demam, alergi, gatal-gatal, dan sesak nafas.
Menjelaskan kepada keluarga bahwa setelah sembuh pasien harus selalu makan
makanan yang mengandung zat besi tinggi seperti daging sapi, brokoli, bayam dan
juga mengandung vitamin C seperti jeruk, melon, untuk meningkatkan penyerapan
besi.
Prognosis
Quo ad vitam
: ad bonam
Quo ad sanam
: ad bonam
12
PORTOFOLIO
SEORANG PEREMPUAN 19 TAHUN DENGAN ANEMIA SEDANG
HIPOKROMIK MIKROSITER DAN GASTRITIS
Diajukan guna melengkapi tugas Program Internship Dokter Indonesia
RS Muhammadiyah Roemani
Disusun oleh :
dr. Desy Ayu Permitasari
Pembimbing :
dr. Dian Aviyanti, M.Kes
2015
14