Sie sind auf Seite 1von 7

ISSN 2354-8630

KAJIAN PEMODELAN TARIKAN PERGERAKAN KE GEDUNG


PERKANTORAN (STUDI KASUS KOTA SURAKARTA)
1)Mahasiswa

Purwadi Eko Saputro1), Syafii2), Slamet Jauhari Legowo3)

Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret, Email: purwadi.es@gmail.com
2)3)Staff Pengajar Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret
Jln. Ir. Sutami No. 36A Surakarta 57126

Abstract

Modelling Study of Trip Attraction to Office Building ( Case Study Surakarta City ). Thesis Department of Civil Engineering,Faculty of Engineering, Sebelas Maret University Surakarta.One of transportation issues such as traffic jam often occurs in urban areas of Indonesia such as Surakarta. The transportation issue could be dealt with by a good transportation planning. The most popular and often-used transportation planning
is the 4-stage one. One of stages in this planning was trip generation and attraction analysis. Office buildings are one of land use order that can
result on large trip attraction, recalling that many urban people work in formal sector. This research was conducted to obtain a trip attraction model toward office buildings in Surakarta City.The data was collected by surveying the number of vehicles entering the office building. This study
made trip attraction (Y) as dependent variable, and land width (X1), building floor width (X2) and employee number (X3) as independent ones.
The data analysis was conducted using a multiple linear regression with enter and stepwise methods with SPSS program help.From the result of
statistic analysis and land use order, it could be concluded that equation: Y = 39.112 + 0.007 X2 in which, Y = trip attraction number
(SMP/hour), X2 = building floor width (m2) constituted the most appropriate equation to be used as the trip attraction model to office buildings.

Keywords: trip attraction, multiple linear regression, SPSS, office building


Abstrak
Kajian Pemodelan Tarikan Pergerakan ke Gedung Perkantoran ( Studi Kasus Kota Surakarta ). Skripsi Jurusan Teknik Sipil,
Fakultas Teknik, Universitas Sebelas Maret Surakarta.Salah satu masalah transportasi seperti kemacetan lalu lintas kerap terjadi di kota-kota di Indonesia salah satunya di Surakarta. Permasalahan transportasi dapat diatasi dengan perencanaan transportasi yang baik. Perencanaan transportasi yang paling popular dan sering digunakan adalah perencanaan transportasi 4 tahap. Salah satu tahapan dalam perencanaan transportasi 4 tahap adalah analisis bangkitan dan tarikan perjalanan. Gedung
perkantoran merupakan salah satu tata guna lahan yang dapat menimbulkan tarikan pergerakan yang besar, mengingat banyak warga kota bekerja di sektor formal. Penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan model tarikan pergerakan menuju gedung perkantoran di kota Surakarta.Pengambilan data pada penelitian ini dilakukan dengan cara melakukan survei pencatatan jumlah kendaraan yang memasuki gedung perkantoran. Penelitian ini menjadikan tarikan perjalanan ( Y ) sebagai variabel
terikat, sedangkan luas lahan ( X1 ), luas lantai bangunan ( X2 ), dan jumlah pegawai ( X3) sebagai variabel bebasnya. Analisis data dengan analisis regresi linear berganda metode enter dan stepwise dengan bantuan program SPSS.Dari hasil analisis
statistik dan tata guna lahan menyimpulkan bahwa persamaan : Y = 39.112 + 0.007 X2 dimana, Y= Jumlah tarikan perjalanan (SMP/jam), X2= Luas lantai bangunan (m2) merupakan persamaan yang paling sesuai untuk digunakan sebagai model
tarikan perjalanan menuju gedung perkantoran.

Kata Kunci : tarikan perjalanan, regresi linier berganda, SPSS, gedung perkantoran

PENDAHULUAN

Saat ini berbagai masalah terkait transportasi muncul di banyak kota di Indonesia, salah satu masalah yang perlu
mendapat perhatian serius adalah kemacetan kendaraan di jalan raya. Surakarta merupakan sebuah kota yang sedang berkembang dengan tingkat kepadatan lalu lintas yang semakin hari semakin tinggi. Sehingga perlu adanya
sebuah perencanaan transportasi yang baik, agar di masa depan tidak timbul permasalahan transportasi yang serius.
Perkantoran merupakan salah satu tata guna lahan yang cukup banyak menimbulkan arus pergerakan berupa tarikan perjalanan. Tarikan perjalanan diakibatkan oleh pergerakan untuk berkerja dalam hal ini dilakukan oleh pegawai yang bekerja di kantor tersebut maupun pergerakan untuk mendapatkan pelayanan dari kantor yang bersangkutan dalam bidang-bidang tertentu dalam hal ini dilakukan oleh masyarakat luas. Konsep pemodelan dalam
perencanaan transportasi merupakan solusi yang efektif untuk menyederhanakan masalah di lapangan dan bisa
digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam pengambilan kebijakan khususnya di bidang transportasi. Uraian di
atas membuktikan bahwa pemodelan bangkitan/tarikan pergerakan sangat diperlukan untuk gedung-gedung perkantoran guna mengestimasi dampak kebutuhan transportasi di lingkungan sekitarnya dan juga dapat mengetahui
kebutuhan fasilitas parkir yang optimal untuk gedung tersebut.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/48

Landasan Teori

Bangkitan dan Tarikan Pergerakan


Bangkitan dan tarikan pergerakan adalah tahapan pemodelan yang memperkirakan jumlah pergerakan yang berasal dari suatu zona atau tata guna lahan dan jumlah pergerakan yang tertarik ke suatu tata guna lahan atau zona
(Tamin, 1997).
Analisis Korelasi
Nilai koefisien korelasi (r) dapat dicari dengan rumus korelasi produk momen pearson sebagai berikut :
S SS
=
......[1]

(S (S) )(S (S) )

r adalah Koefisien korelasi besarnya antara 0 sampai 1;n adalah Jumlah data observasi; X adalahVariabel bebas dan Y adalah Variabel terikat.
Analisis Regresi Linier Berganda
Persamaan yang digunakan dalam metode analis regresi linier berganda adalah :
Y= a + b1X1 + b2X2+ .....+ bnXn............................................................................................................[2]
Y adalah variabel terikat;a adalah konstanta regresi;b1,..., bn adalah koefisien regresi; x1,..., xn adalah variabel bebas
Koefisien Determinasi
Menurut Tamin (1997), Menentukan nilai koefisien determinasi (R2) berdasarkan perhitungan persamaan regresi
linier sederhana dan berganda menggunakan persamaan sebagai berikut:
=

S()
S()

.......................................................................................................................[3]

adalah Nilai Y yang ditaksir dengan model


R2 adalah Koefisien determinasi; adalah Nilai Pengamatan;
adalah Nilai rata-rata pengamatan
si;
Uji-F
Uji F ini dilakukan untuk melihat apakah seluruh koefisien regresi dan variabel bebas yang ada dalam model regresi linear berganda berbeda dari nol atau nilai konstanta tertentu. Secara statistic, nilai uji F dapat dihitung
melalui:
F

( )/ ( )

/( )

..[4]

F adalah angka yang dicari;(Y-)2 adalah jumlah kuadrat dari regresi;(Y-) adalah jumlah kuadrat dari kesalahan (eror); adalah nilai rata-rata pengamatan;k adalah jumlah parameter (koefisien regresi) dan n adalah jumlah
pengamatan atau sampel
Uji t
Uji t dilakukan untuk melihat apakah parameter (b1, b2, ..bn) yang melekat pada variabel bebas cukup berarti
(signifikan) terhadap suatu konstanta (a) nol atau sebaliknya. Kalau signifikan, maka variabel bebas yang terkait
dengan parameter harus ada dalam model. Rumus untuk mendapatkan t adalah:
()

t=

Dimana:
t
b

Sb

.......[5]
= thitung
= koefisien regresi variabel bebas yang didapatkan
= slope garis regresi sebenarnya
= standar error koefisien korelasi

Pengujian Model
Uji Linearitas
Asumsi ini menyatakan bahwa untuk setiap persamaan regresi linier, hubungan antara variabel independen dan
dependen harus linear. Untuk melihat linearitas kita dapat melihat pada grafik hubungan antara variabel dependen dan variabel independen

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/49

Uji Multikolinearitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah pada sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Deteksi adanya multikolinearitas dengan melihat nilai VIF ( Variance Inflation Factor ) dan tolerance.
Pedoman suatu model regresi yang bebas multikolinearitas adalah: mempunyai nilai VIF di sekitar 1 dan mempunyai angka tolerance mendekati 1
Uji Normalitas
Normalitas dapat dicek salah satunya dengan cara grafik. Normalitas terpenuhi jika titik-titik data terkumpul di
sekitar garis lurus.
Untuk uji keberangkatan data (asal data) dari normalitas digunakan uji sampel Kolmogorof Smirnov. Tujuannya adalah untuk memastikan apakah dapat diambil kesimpulan bahwa F(x) = F0(x) untuk semua x cocok dengan
fungsi distribusi sampel {S(x)} yang teramati atau fungsi distribusi empiris.
Uji Homoskedastisitas
Tujuan uji ini adalah untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi, terjadi ketidaksamaan varians pada
residual (error) dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas. Dan jika varians berbeda, disebut dengan heteroskedastisitas.Sebuah model dapat dikatakan baik jika tidak terjadi heteroskedastisitas.

METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan dengan mengambil sampel di 5 lokasi gedung perkantoran di kota Surakarta yakni Kantor
Telkom, Kantor Pos, Kantor PLN, Kantor Samsat, dan Kantor Imigrasi. Dalam penelitian ini kantor-kantor
yang dipilih sebagai objek penelitian merupakan jenis kantor pelayanan publik karena melihat penelitian tentang
tarikan perjalanan pada kantor pelayanan publik khususnya di kota Surakarta belum pernah dilakukan dan juga
mengingat besarnya jumlah penduduk kota Surakarta yang berjumlah sekitar 530.000 jiwa ( Data Disdukcapil
2011) maka memiliki potensi tarikan pergerakan menuju kantor-kantor pelayanan publik cukup besar
Data Penelitian
Data yang digunakan dalam studi ini dibagi menjadi dua yaitu data primer dan data sekunder.Data primer (Y) merupakan jumlah tarikan pergerakan kendaraan yang menuju ke gedung perkantoran yang ditinjau.Sedangkan data
sekunder yang digunakan adalah luas lahan (X1), luas lantai bangunan (X2), jumlah pegawai (X3), dimana untuk
data sekunder tersebut didapat dari bagian tata usaha masing masing kantor.
Pengolahan Data
Metode yang digunakan untuk menganalisis data pada penelitian ini adalah metode analisis regresi linier berganda. Untuk pengolahan data digunakan program software SPSS 16 dengan metode enter dan stepwise.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Rekapitulasi Data Primer dan Sekunder


Hasil survey pada gedung perkantoran di kota Surakarta, saat jam operasi kantor antara jam 07.00 s/d 15.00 didapatkan besaran tarikan pergerakan kendaraan pada jam puncak menuju masing-masing gedung perkantoran
objek penelitian yang hasilnyaditampilkan pada tabel 1.Untuk tarikan pergerakan pada jam puncak terbesar terjadi
di kantor POS senilai 93,4 SMP/jam dan untuk yang terkecil sebesar 41,2 SMP/jam di kantor Imigrasi.
Tabel 1 Data Primer dan Sekunder
Lokasi Penelitian
Telkom
POS
PLN
SAMSAT
Imigrasi

Data Primer( Y )
Tarikan Kendaraan
(SMP) kend./jam
73.4
93.4
67.8
57.6
41.2

Total Luas Lahan


( ) X1
7907
3765
10750
5814
2000

Data Sekunder( X )
Total Luas
Lantai Bangunan ( ) X2
6546
5010
4156
2217
1239

Jumlah Pegawai
X3
156
243
132
84
69

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/50

Korelasi Antar Variabel


Untuk analisis korelasi antar variabel menggunakan bantuan SPSS didapatkan hasil seperti tabel 2. Untuk nilai
korelasi antara variabel bebas dan variabel terikat terbesar adalah nilai korelasi antara variabelbebas jumlah pegawai dengan variabel terikat tarikan perjalanan sebesar 0.969, disusul variabel bebas luas lantai bangunan dengan
variabel terikat tarikan perjalanan dengan nilai 0.794.Nilai korelasi 0,969 menunjukkan hubungan yang kuat jumlah pegawai dalam mempengaruhi nilai tarikan pergerakan, dan untuk nilai korelasi 0,794 menunjukan hubungan
yang cukup kuat luas lantai bangunan dalam mempengaruhi nilai tarikan perjalanan. Untuk nilai korelasi sebesar
0.234 pada korelasi antara tarikan kendaraan dengan luas lahan menunjukan bahwa hubungan antar kedua variabel tersebut sangat lemah.
Tabel 2Korelasi antar Variabel
Korelasi
Tarikan Kendaraan
Total Luas Lahan
Total Luas Lantai Bangunan
Jumlah Pegawai

Tarikan
Kendaraan
1

Total Luas
Lahan
0.234
1

Total Luas Lantai


Bangunan
0.794
0.503
1

Jumlah Pegawai
0.969
0.061
0.742
1

Pemodelan
1. Model berdasarkan analisis statistik variabel yang terkait wujud fisik tata guna lahan sehingga hanya menggunakan variabel luas lahan dan luas lantai bangunan dengan bantuan program SPSS ver.16menghasilkan alternatif model sebagai berikut:
Y = 42.785 - 0.001 X1 + 0.008 X2
Y = 39.112 + 0.007 X2
2. Model berdasarkan analisis statistik seluruh variabel bebas, dengan bantuan program SPSS
ver.16menghasilkan alternatif model sebagai berikut:
Y = 24.014 + 0.001 X1 + 0.268 X3
Y = 28.521 + 0.002 X2 + 0.237 X3
Y = 29.575 + 0.271 X3
Uji-F, Uji-t, dan Koefisien Determinasi
Masing-masing alternatif model yang telah dihasilkan kemudian dilakukan uji-F dan uji-t. Untuk nilai F hitung
pada model Y = 39.112 + 0.007 X2 dan Y = 29.575 + 0.271 X3memenuhi syarat yakni nilai F hitung lebih besar
dari nilai F-tabel yang disyaratkan sesuai jumlah variabel dan jumlah sampel model yang ditinjau. Untuk nilai t hitung pada model Y = 39.112 + 0.007 X2 dan Y = 29.575 + 0.271 X3memenuhi syarat yakni nilai t hitung lebih
besar dari nilai t-tabel yang disyaratkan sesuai jumlah variabel dan jumlah sampel model yang ditinjau
Tabel 3 Hasil Analisis Koefisien Determinasi, Uji-F, dan Uji-t pada Modeldengan Variabel yang Terkait Wujud
Fisik Tata Guna Lahan
Metode
Enter
Stepwise

Koefisien Determinasi ()
0.667

F hitung
2.007

Y = 39.112 + 0.007 X2

0.630

5.118

Y = 39.112 + 0.007 X2

0.630

5.118

No
(4-1)

Persamaan
Y = 42.785 - 0.001 X1 + 0.008 X2

(4-2)
(4-3)

t hitung
Konstanta = 2.427
X1
= -0.471
X2
= 1.920
Konstanta = 2.874
X2
= 2.262
Konstanta = 2.874
X2
= 2.262

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/51

Tabel 4 Model Berdasarkan Analisis Statistik Seluruh Variabel Bebas


Metode

Enter

Stepwise

No

Persamaan

Koefisien Determinasi
()
0.970

F hitung

(4-4)

Y = 24.014 + 0.001 X1 +
0.268 X3

32.597

(4-5)

Y = 28.521 + 0.002 X2 +
0.237 X3

0.952

19.843

(4-6)

Y = 29.575 + 0.271 X3

0.940

46.601

(4-7)

Y = 29.575 + 0.271 X3

0.940

46.601

t hitung
Konstanta
X1
X3
Konstanta
X2
X3
Konstanta
X3
Konstanta
X3

= 3.740
= 1.437
= 7.844
= 4.278
= 0.722
= 3.661
= 4.960
= 6.827
= 4.960
= 6.827

Hasil Uji Linearitas

Gambar 12. Grafik Hubungan Tarikan Pergerakan


dengan Luas Lahan

Gambar 13. Grafik Hubungan Tarikan Pergerakan


dengan Luas Lantai Bangunan

Gambar 14. Grafik Hubungan Tarikan Pergerakan dengan Jumlah Pegawai


Hubungan antara variabel terikat ( tarikan pergerakan) dengan variabel bebas ( jumlah pegawai, luas lahan, luas
lantai bangunan ) memiliki nilai positif bersifat linier hal ini terlihat dari titik-titik pengamatan yang berada disekitar garis linier. Sehingga semua model ( Y = 42.785 - 0.001 X1 + 0.008 X2 ), ( Y = 39.112 + 0.007 X2 ), ( Y =
24.014 + 0.001 X1 + 0.268 X3 ), (Y = 28.521 + 0.002 X2 + 0.237 X3), dan (Y = 29.575 + 0.271 X3 ) memenuhi
asumsi linearitas.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/52

Pembahasan
Tabel 5 Hasil Analisis Persamaan Regresi dan Pengujian Model Berdasarkan Wujud Fisik Tata Guna Lahan.
Analisis dan Pengujian
Analisis
Persamaan
Regresi
Pengujian
Model

Pengaruh variabel bebas


Uji Signifikansi Koefisien
Analisis variansi
Normalitas
Multikolinearitas
Heterokedastisitas
Linearitas

Metode
Stepwise
Y = 39.112 +
0.007 X2
0.630

Y = 42.785 - 0.001
X1 + 0.008 X2
0.667

Y = 39.112 +
0.007 X2
0.630

Signifikan

Tidak Signifikan

Signifikan

Signifikan
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Tidak Signifikan
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Signifikan
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Metode Enter

Berdasarkan tabel 5 dapat ditarik kesimpulan bahwa dari ketiga model berdasarkan wujud fisik tata guna lahan
yang dihasilkan terpilih model yang terbaik adalah model persamaan regresi Y= 39.112 + 0.007 X2, karena memenuhi syarat dan lolos dari pengujian model yang telah dilakukan.
Tabel 6 Hasil Analisis Persamaan Regresi dan Pengujian ModelBerdasarkan Analisis Statistik Seluruh Variabel
Analisis dan Pengujian

Analisis
Persamaan
Regresi

Pengujian
Model

Pengaruh variabel
bebas
Uji Signifikansi
Koefisien
Analisis variansi
Normalitas
Multikolinearitas
Heterokedastisitas
Linearitas

Metode
Stepwise

Metode Enter

Y = 29.575 +
0.271 X3

Y = 24.014 +
0.001 X1 + 0.268
X3

Y = 28.521 +
0.002 X2 +
0.237 X3

Y = 29.575 +
0.271 X3

0.940

0.970

0.952

0.940

Signifikan

Tidak Signifikan

Tidak Signifikan

Signifikan

Signifikan
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Signifikan
Terpenuhi

Signifikan
Terpenuhi
Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Signifikan
Terpenuhi

Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Tidak Terpenuhi
Terpenuhi
Terpenuhi

Berdasarkan tabel 6 dapat ditarik kesimpulan bahwa dari keempat model berdasarkan analisis statistik yang dihasilkan terpilih model yang terbaik adalah model persamaan regresi Y = 29.575 + 0.271 X3, karena memenuhi
syarat dan lolos dari pengujian model yang telah dilakukan.
Untuk penggunaan model persamaan regresi dijelaskan sebagai berikut:
Untuk memprediksi besar tarikan pergerakan pada gedung kantor yang baru dibangun model matematis yang
paling sesuai Y = 29.575 + 0.271 X3 dengan X3 adalah jumlah pegawai. Hal ini mengingat gedung perkantoran yang masih baru pasti tingkat pelayanannya belum maksimal akibat beberapa hal salah satunya adalah kurangnya informasi di masyarakat. Sehingga apabila digunakan persamaan Y= 39.112 + 0.007 X2 dengan X2
= luas lantai bangunan akan terjadi overestimate terhadap tarikan perjalanan yang terjadi.
Untuk memprediksi besar tarikan pergerakan pada gedung kantor yang sudah berjalan dan pelayanan yang
dilakukan sudah optimal maka persamaan yang sesuai adalah Y= 39.112 + 0.007 X2 dengan X2 = luas lantai
bangunan. Karena model persamaan matematis Y= 39.112 + 0.007 X2 dibuat berdasarkan penelitian pada
kantor pelayanan yang sudah berjalan optimal saat ini.
Model persamaan Y = 29.575 + 0.271 X3 memenuhi syarat statistik akan tetapi tidak memenuhi syarat dalam
analisis tata guna lahan karena variabel X3 ( jumlah pegawai tidak termasuk dalam variabel tata guna lahan).
Model persamaan Y= 39.112 + 0.007 X2 memenuhi syarat statistik dan memenuhi syarat dalam analisis tata
guna lahan sehingga lebih aplikatif dan sesuai untuk penggunaan di lapangan.

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/53

SIMPULAN
Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Model tarikan pergerakan ke gedung perkantoran berdasarkan analisis tata guna lahan dan analisis statistik
dengan metode enter dan stepwise yang memenuhi kriteria BLUE (Best Linier Unbiased Estimator) adalah :Y =
39.112 + 0.007 X2, Y = Jumlah tarikan perjalanan ( SMP/jam ), X2 = Luas Lantai Bangunan (m ).
2. Tingkat validitas antara variabel tarikan pergerakan kendaraan dan luas lantai bangunan dari model yang dihasilkan yaitu sebesar 0.63. Sehingga dapat disimpulkan bahwa persamaan regresi yang dihasilkan cukup baik
untuk mengestimasi nilai variabel terikat.

REKOMENDASI
Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebik baik pada topik sejenis, maka disarankan:
1. Pemodelan tarikan pergerakan kendaraan yang akan diteliti memiliki profil yang sama antara kantor yang satu
dengan yang lainnya.
2. Jumlah sampel yang dijadikan bahan penelitian lebih dari 5 untuk menambah tingkat validitas data.
3. Penelitian terhadap tarikan pergerakan ini lebih baik dilakukan lebih dari satu hari dengan tujuan untuk mendapatkan hasil yang lebih valid.

UCAPAN TERIMAKASIH

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT, sehingga penelitian ini dapat terselesaikan. Ucapan terima kasih juga kami
sampaikan kepada Dr. Eng. Ir. Syafii dan SJ. Legowo ST MT atas bimbingan, arahan, dan koreksinya dalam penelitian ini. Pada kesempatan ini kami mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua pihak yang telah
berperan dalam mewujudkan penelitian ini secara langsung maupun tidak langsung khususnya mahasiswa sipil
UNS 2009.

REFERENSI

Black, J.A. 1981 Urban Transport Planning: Theory and Practice, London, Cromm Helm.
Dwijayani, Meirawati. 2009. Analisis Pemodelan Tarikan Pergerakan Department Store (StudiKasus di Wilayah
Surakarta). Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Ekong Daniel. Inter-Urban Trip Generation Models for the Urban Centers in Akwa Ibom State, Nigeria. 2013. Civil and
Environmental Research www.iiste.org ISSN 2224-5790 (Paper) ISSN 2225-0514 (Online) Vol.3, No.4
Fausi, Wika S.H. 2009. Pemodelan Tarikan Pergerakan Kendaraan pada Pusat Perbelanjaan di Kota Surakarta.
Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Fidel, Miro. 2002. Perencanaan Transportasi untuk Mahasiswa, Perencana, dan Praktisi. Jakarta: Erlangga.
Fillone, Alexis M. Trip Attractionof Mixed-Use Development in Metropolitan Manila. 2003. Proceedings of the Eastern
Asia Society for Transportation Studies, Vol.4, October
Halomoan, Robin P. 2009. Pemodelan Tarikan Pergerakan pada Profil Hotel Berbintang di Daerah Surakarta.
Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret. Surakarta.
Herlambang, Muhammad Yudhy. 2007. Analisis Model Tarikan Perjalanan pada Universitas Sebelas Maret
Kampus Kentingan. Skripsi. Fakultas Teknik Jurusan Teknik Sipil Universitas Sebelas Maret. Surakarta
Hutchinson, B.G. 1974. Principles of Urban Transport System Planning. USA:Scripta Book Company.
Kikuchi, Shinya. Felsen, Marian. Mangalpally, Sharat. Gupta, Anuj. Trip Attraction Rates of Shopping Centers in
Northern
New Castle County, Delaware. 2004. Thesis. Department of Civil and Environmental Engineering University
of Delaware
S.Putranto, Leksmono. Perbandingan Tarikan Perjalanan dan Efisiensi Parkir Gedung Perkantoran di Jakarta Barat
dan Jakarta Pusat. 2000. Jurnal Teknik Sipil. Universitas Tarumanegara
Tamin, Ofyar.Z. 2000. Perencanaan dan Pemodelan Transportsi. Bandung: ITB.
Tamin, Ofyar Z, Prazila, Russ B. dan Prahara, Eduardi. 1999. Kajian Model Bangkitan dan Tarikan Lalu Lintas
dengan Metode Analisis Regresi: Studi Kasus di Wilayah Bandung Raya. Jurnal Teknik Sipil No.2 tahun ke
V- Juli. Universitas Tarumanegara

e-Jurnal MATRIKS TEKNIK SIPIL Vol. 2 No. 1/Maret 2014/54

Das könnte Ihnen auch gefallen