Sie sind auf Seite 1von 6

ASUHAN KEPERAWATAN HAEMOROID

A. PENGERTIAN
Hemorrhoid adalah suatu perubahan pada bantalan pembuluh-pembuluh
darah di dubur ( corpus carvenosa recti ) berupa pelebaran dan pembengkakan
pembuluh darah dan jaringan sekitarnya.
( http://infomedika.t35.com/blog arsip/info6.php. )
Hemorrhoid adalah pembengkakan jaringan yang mengandung pembuluh
balik ( vena ) dan terletak didinding rectum dan anus.
( http://infomedika.t35.com/blog arsip/info6.php. )
Hemoroid adalah bagian vena yang berdilatasi dalam kanal anal.Hemoroid
internal adalah hemoroid yang terjadi diatas spingter anal sedangkan yang muncul
di spingter anal disebut hemoroid eksternal.(Suzanne C. Smeltzer,2010)
B. ETIOLOGI
Penyebab pelebaran pleksus hemoroidalis di bagi menjadi dua :
1. Karena bendungan sirkulasi portal akibat kelaian organik.
Kelainan organik yang menyebabkan gangguan adalah :
Hepar sirosis hepatis
Fibrosis jaringan hepar akan meningkatkan resistensi aliran vena ke hepar
sehingga terjadi hepartensi portal. Maka akan terbentuk kolateral antara lain ke
esopagus dan pleksus hemoroidalis .
Bendungan vena porta, misalnya karena thrombosis.
Tomur intra abdomen, terutama didaerah velvis, yang menekan vena sehingga
aliranya
terganggu. Misalnya uterus grapida , uterus tomur ovarium, tumor rektal dan lain
lain.
2. Idiopatik,tidak jelas adanya kelaianan organik, hanya ada faktor - faktor
penyebab timbulnya
hemoroid.Faktor faktor yang mungkin berperan :
Keturunan atau heriditer
Dalam hal ini yang menurun dalah kelemahan dinding pembuluh darah
Anatomi
Vena di daerah masentrorium tudak mempunyai katup. Sehingga darah mudah
kembali

menyebabkan bertambahnya tekanan di pleksus hemoroidalis.


Hal - hal yang memungkinkan tekanan intra abdomen meningkat antara lain :
- Orang yang pekerjaan nya banyak berdiri atau duduk dimana gaya grapitasi
akan
mempengaruhi timbulnya hemoroid.Misalnya seorang ahli bedah.
- Gangguan devekasi miksi.
- Pekerjaan yang mengangkat benda - benda berat.
- Tonus spingter ani yang kaku atau lemah.
Pada seseorang wanita hamil terdapat 3 faktor yang mempengaruhi timbulnya
hemoroid yaitu :
- Adanya tomur intra abdpomen.
- Kelemahan pembuluh darah sewaktu hamil akibat pengaruh perubahan
hormonal.
- Mengedan sewaktu partus.
Factor predisposisi terjadinya Hemoroid :
a. Terlalu banyak mengedan saat buang air besar
b. Kebiasaan berjongkok atau duduk terlalu lama
c. Mengangkat beban terlalu berat
d. Wanita hamil yang mengedan saat melahirkan
e. Diare kronik
f. Usia lanjut
g. Hubungan seks peranal
h. Hereditas/ keturunan
i. Sembelit
j. Genetik predisposisi
k. Kurang berolahraga atau imobilisasi
l. Kurang makan-makanan berseerat

C. PATHOFISIOLOGI

D. PATHWAY

E. PENATALAKSANAAN
1. Terapi konservatif
a) Pengelolaan dan modifikasi diet Diet berserat, buah-buahan dan sayuran,
dan intake air ditingkatkan. Diet serat yang dimaksud adalah diet dengan
kandungan selulosa yang tinggi. Selulosa tidak mampu dicerna oleh tubuh
tetapi selulosa bersifat menyerap air sehingga feses menjadi lunak.
Makanan-makanan tersebut menyebabkan gumpalan isi usus menjadi besar
namun lunak sehingga mempermudah defekasi dan mengurangi keharusan
mengejan secara berlebihan.
b) Medikamentosa
Terapi medikamentosa ditujukan bagi pasien dengan hemoroid derajat awal.
Obat-obatan yang sering digunakan adalah:
a. Stool Softener, untuk mencegahkonstipasi sehingga mengurangi
kebiasaan mengejan, misalnya Docusate Sodium.
b. Anestetik topikal, untuk mengurangi rasa nyeri, misalnya Liidocaine
ointmenti 5% (Lidoderm, Dermaflex). Yang penting untuk diperhatikan
adalah penggunaan obat-obatan topikal per rectal dapat menimbulkan efek
samping sistematik.
c. Mild astringent, untuk mengurangi rasa gatal pada daerah perianal yang
timbul akibat iritasi karena kelembaban yang terus-menerus dan rangsangan
usus, misalnya Hamamelis water (Witch Hazel)
d. Analgesik, untuk mengatasi rasanyeri, misalnya Acetaminophen
(Tylenol, Aspirin Free Anacin dan Feverall) yang merupakan obat anti nyeri
pilihan bagi pasien yang memiliki hiperensitifitas terhadap aspirin atau
NSAID, atau pasien dengan penyakit saluran pencernaan bagian atas atau
pasien yang sedang mengkonsumsi antikoagulan oral.
e. Laxantina ringan atau berak darah (hematoscezia). Obat supositorial anti
hemoroid masih diragukan khasiatnya karena hasil yang mampu dicapai
hanya sedikit. Obat terbaru di pasaran adalah Ardium. Obat ini mampu
mengecilkan hemoroid setelah dikonsumsi beberapa bulan. Namun bila
konsumsi berhenti maka hemoroid tersebut akan kambuh lagi.
2. Terapi Tindakan Non Operatif Elektif
a) Skleroterapi
Vasa darah yang mengalami varises disuntik Phenol 5 % dalam minyak
nabati sehingga terjadi nekrosis lalu fibrosis. Akibatnya, vasa darah yang
menggelembung akan berkontraksi / mengecil. Untuk itu injeksi dilakukan
ke dalam submukosa pada jaringan ikat longgar di atas hemoroid interna
agar terjadi inflamasi dan berakhir dengan fibrosis. Untuk menghindari nyeri
yang hebat, suntikan harus di atas mucocutaneus juction (1-2 ml bahan
diinjeksikankekuadran simptomatik dengan alat hemoroid panjang dengan
bantuan anoskopi). Komplikasi : infeksi, prostitis akut dan reaksi
hipersensitifitas terhadap bahan yang disuntikan. Skleroterapi dan diet serat
merupakan terapi baik untuk derajat 1 dan 4.

b) Ligasi dengan cincin karet (Rubber band Ligation) Teknik ini


diperkenalkan oleh Baron pada tahun 1963 dan biasa dilakukan untuk
hemoroid yang besar atau yang mengalami prolaps. Tonjolan ditarik dan
pangkalnya (mukosa pleksus hemoroidalis) diikat denga cincin karet.
Akibatnya timbul iskemik yang menjadi nekrosis dan akhirnya terlepas.
Pada bekasnya akanmengalami fibrosis dalam beberapa hari. Pada satu kali
terapi hanya diikat satu kompleks hemoroid sedangkan ligasi selanjutnya
dilakukan dalam jangka waktu dua sampai empat minggu. Komplikasi yang
mungkin timbul adalah nyeri yang hebat terutama pada ligasi mucocutaneus
junction yang kaya reseptor sensorik dan terjadi perdarahan saat polip lepas
atau nekrosis (7 sampai 10 hari) setelah ligasi.
c) Bedah Beku (Cryosurgery) Tonjolan hemoroid dibekukan dengan CO2
atu NO2 sehingga terjadi nekrosis dan akhirnya fibrosis. Terapi ini jarang
dipakai karena mukosa yang akan dibekukan (dibuat nekrosis) sukar untuk
ditentukan luasnya. Cara ini cocok untuk terapi paliatif pada karsinoma recti
inoperabel.
d) IRC (Infra Red Cauter)
Tonjolan hemoroid dicauter / dilelehkan dengan infra merah. Sehingga
terjadilah nekrosis dan akhirnya fibrosisTerapi ini diulang tiap seminggu
sekali.
3. Terapi Operatif
1) Hemoroidektomi Banyak pasien yang sebenarnya belum memerlukan
operasi minta untuk dilakukan hemoroidektomi. Biasanya jika ingin masuk
militer, pasien meminta dokter untuk menjalankan operasi ini. Indikasi
operasi untuk hemoroid adalah sebagai berikut:
a) Gejala kronik derajat 3 atau 4.
b) Perdarahan kronik yang tidak berhasil dengan terapi sederhana.
c) Hemoroid derajat 4 dengan nyeri akut dan trombosis serta gangren.
prinsip hemoroidektomi :
a.Eksisi hanya pada jaringanyang benar-benar berlebih.
b.Eksisi sehemat mungkin dilakukan sehingga anoedema dan kulit
normal tidak terganggu Spinchter ani.
2) Stapled Hermorrhoid Surgery (Procedure for prolapse and hemorrhoids/
PPH)
Prosedur penanganan hemoroid ini terhitung baru karena baru
dikembangkan
sekitar
tahun
1990-an.
Prinsip
dari
PPH
adalah mempertahankan fungsi jaringan hemoroid serta mengembalikan
jaringan ke posisi semula. Jaringan hemoroid ini sebenarnya masih
diperlukan sebagai bantalan saat BAB sehingga tidak perlu dibuang semua.
Prosedur tidak bisa diterapi secara konservatif maupun terapi nonoperatif

Das könnte Ihnen auch gefallen