Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
LANDASAN TEORI
2.1
Robotika
Istilah robot yang biasa terdengar umumnya mengandung pengertian
suatu alat yang menyerupai manusia atau bahkan bertingkah laku seperti
manusia, namun struktur tubuhnya tidak seperti manusia melainkan terbuat
dari bahan logam . Pada hakekatnya robot mengandung beberapa unsur
unsur pendukung :
a.
Programable
b.
Automatic (otomatis)
c.
d.
e.
Controller
Dari unsur-unsur diatas jelaslah bahwa robot bukan hanya sekedar
perkakas biasa, namun merupakan mesin khusus yang dapat dikontrol oleh
manusia lewat suatu processor atau controller. Terdapat dua defenisi yang
dapat diterima dikalangan industri mengenai robot, yaitu :
a.
10
b.
2.1.1
Mobile Robot
Kata
mobile
robot
mempunyai
arti
bergerak,
yang
Operator Oriented
Mobil robot dengan operator oriented adalah pengenalan
gerakan dari robot yang membutuhkan seorang operator. Jadi
seluruh gerakan robot untuk memindahkan tubuhnya tergantung
dari instruksi yang diberikan oleh seorang operator.
B.
Self Running
Mobil robot dengan Self Running adalah pengendalian
gerakan dari robot yang berdasarkan program kemudi yang
diberikan sehingga seolah-olah robot tersebut bergerak sendiri.
Jenis ini tidak tergantung dari kemudi seorang operator dan juga
11
biasanya ditempatkan beberapa jenis
sensor untuk mendeteksi situasi sekelilingnya (untuk mengenali
medan jelajahnya).
Sensor tersebut akan memberikan informasi kepada sistem
robot, kemudian
oleh
perangkat
prosessor
atau
controll
2.
12
Lengan Robot Pada skripsi ini merupakan salah satu contoh dari
non mobile robot
2.1.2
Lengan robot
Lengan robot banyak digunakan pada industri, khususnya industri yang
memerlukan ketepatan dan bekerja secara berulang ulang. Dalam hal ini
lengan robot
pada
sistem
ini
digunakan
untuk
mengambil
dan
memindahkan
mempunyai 2 sisi yang rata sehingga dapat dijepit oleh grip pada lengan
robot.
13
2.2
Link
Link adalah salah satu bagian dari kerangka yang kaku atau anggota
yang dihubungkan secara bersamaan untuk membentuk sebuah rangkaian
kinematic.
2.
Sendi (Joint)
Joint adalah koneksi antar link yang dapat menentukan pergerakkan
14
relative yang terbatas .
Pada lengan robot/mekanik merupakan penghubung yang dapat
berupa poros ataupun tumpuan dari lengan-lengan mekanik dalam
pergerakkannya.
Biasanya
pada
sendi
ditempatkan
motor
yang
15
2.
End-effector
Biasa juga disebut end of arm tooling, berupa peralatan khusus yang
ditempatkan pada bagian akhir dari link untuk melakukan tugas tertentu.
3.
4.
Akurasi
Pengukuran atas seberapa dekat sebuah manipulator dapat mencapai
titik tujuan yang diinginkan pada ruang kerjanya.
5.
Repeatability
Pengukuran atas seberapa dekat sebuah manipulator dapat kembali
mencapai titik tujuan sebelumnya.
6.
Rigidity
Tingkat kekakuan mekanik manipulator.
8.
Poros gerakan
Adalah mekanisme yang memungkinkan robot untuk bergerak
secara lurus atau berotasi.
9.
Derajat kebebasan : adalah jumlah arah yang idenpenden dimana endeffector dari sebuah robot dapat bergerak.
16
&
3 derajat kebebasan
&
3 derajat kebebasan
2.2.1
Geometri robot
1.
Anthropomorphic
Memiliki
kesamaan
dengan
17
2.
Cartesian
Dapat bergerak 3 arah yang idependen yaitu sumbu X, Y dan Z.
Biasanya lengan ini akan bekerja pada kerangka overhead yang dibentuk
oleh sumbu x membentuk suatu lingkup kerja persegi panjang. Geometri
ini digunakan untuk pekerjaan yang memiliki cakupan area yang
luas dimana gerakan-gerakan yang rumit tidak terlalu dipentingkan.
3.
Silindris
Serupa dengan cartesian, kecuali bahwa ia tidak memiliki
gerakan sepanjang sumbu X, sebagai gantinya, lengan dapat bergerak
rotasi. Terdapat 3 poros gerakan yaitu Y, Z dan . Dimana adalah
sudut rotasi.
18
4.
Kutup
Hampir sama dengan silindris, lengan dengan geometri kutup
memiliki sumbu Y dan , perbedaannya terletak pada adanya poros
yang memungkinkan lengan tersebut berotas / berputar pada bidang
vertikal, sebagai ganti gerakan ke atas atau ke bawah sepanjang
sumbu Z. Lingkup kerjanya seperti bagian permukaaan dari sebuah bola
(spherical).
5.
19
vertikalnya. Pemakaiannya meluas untuk pengoperasian perakitan
khususnya pada bidang elektronika.
2.2.2
2.
End-Effector
Piranti yang terpasang pada lengan robot untuk melaksanakan
fungsi-fungsi tertentu.
Jenis end-effector :
1.
Gripper (pencengkram)
Piranti untuk memegang dan mencengkram obyek,
misalnya : tangan mekanik, piranti pengait, magnet atau
penghisap.
20
2.
Tool (peralatan)
Piranti yang digunakan robot untuk melakukan operasi pada suatu
obyek. Misalnya : bor, penyemprot cat, gerinda, alat las dan lain-lain.
2.
Jenis Gripper :
1.
2.
3.
21
4.
Pengelasan (welding) :
Stud welding
2.
3.
Deburring
4.
Nut runner
22
3.
Penggerak (Actuator)
Istilah yang digunakan untuk mekanisme yang menggerakkan
lengan robot. Aktuator dapat berupa hidrolik dan pneumatik
yang digunakan untuk mengendalikan persendian prismatik karena
dapat menghasilkan gerakan linier secara langsung (sering disebut
dengan penggerak linier)., atau pula aktuator motor listrik yang
menghasilkan gerakan rotasi. Penggerak yang umum digunakan pada
saat ini adalah penggerak motor servo. Penggerak ini lebih mudah
dikontrol dibanding penggerak lainnya
4.
Sensor/Transducer
Sensor dipergunakan manipulator agar dapat berinteraksi dengan
lingkungan kerjanya. Sensor juga dipergunakan sebagai input umpan
balik pada proses pengendalian manipulator
5.
Pengendali (Controller)
Pengendali adalah mekanisme (baik secara perangkat keras maupun
perangkat lunak) yang dipergunakan untuk mengatur seluruh pergerakan
atau proses yang dilakukan manipulator
2.3
6.
7.
Aktuator Robot
Aktuator dasar yang sering digunakan sebagai penghasil gerakkan, yaitu
motor DC magnet permanent, motor DC brushles, motor DC servo, aktuator
pneumatik dan aktuator hidrolik, dalam perancangan lengan robot pada skripsi
23
ini untuk aktuatornya menggunakan motor servo, untuk itu dalam bab ini yang
dibahas hanya khusus pada motor servo saja.
2.3.1
Servo Motor
Servo motor adalah motor DC yang memiliki sistem close loop. Pada
dasarnya motor DC bekerja secara open loop, dimana putaran motor yang
dihasilkan tidak diketahui kecepatan dan kekuatannya hingga hanya dapat
digunakan pada sistem yang mencari arah perputaran dan bukan penempatan
posisi. Seperti apa bentuk motor servo, dapat dilihat pada Gambar 2.10
berikut ini:
24
dapat dikendalikan kekuatan dan kecepatannya. Seperti apa bagian dalam
motor servo, dapat dilihat pada Gambar 2.11 berikut ini:
Servo motor terdiri dari beberapa jenis dan ukuran, mulai dari ukuran
yang sangat kecil hingga ukuran yang sangat besar. Servo motor yang
berukuran kecil biasanya disebut sebagai servo hobi dan dapat digunakan pada
pesawat atau mobil radio kontrol dan tentunya juga dapat digunakan pada
robot. Servo motor yang berukuran besar biasanya disebut sebagai servo
industri dan digunakan pada alat alat berukuran besar yang memerlukan
motor penggerak yang lebih presisi.
2.3.2
25
perulangan yang sama, sinyal PWM sebesar 2 ms akan menghasilkan
output shaft yang bergerak ke arah paling kanan. Dengan demikian, untuk
sinyal PWM yang besarnya 1,5 ms akan menghasilkan posisi ditengah
tengah. Sebuah hobby servo pada umumnya hanya dibatasi untuk pergerakan
180 derajat. Walaupun ada beberapa servo yang disebut sebagai continuous
rotation, sebenarnya servo jenis ini hanyalah servo biasa yang output shaft
telah diputus dari potensiometer. Semakin besar atau kecil sinyal yang
diberikan, semakin cepat atau lambat bahkan berbeda arah pergerakannya.
2.4
2.4.1
1.
2.
26
perbandingan terhadap nilai input. Nilai perbedaan antara sinyal masukkan dan
umpan balik diteruskan ke pengendali untuk memberikan sinyal keluaran yang
berfungsi memperbaiki kesalahan dan menghasilkan nilai keluaran yang
dikehendaki. Proses hubungan antara nilai keluaran dan masukkan diatas akan
berlangsung secara terus-menerus (continue)
Gambar dibawah ini adalah salah satu contoh dari suatu system kendali
lingkar tertutup (Closed Loop) :
27
2.4.2
2.5
Pengendali Robot
Beberapa model robot digerakkan menurut remote yang dipegang oleh
manusia. Remote control tersebut dapat terhubung ke robot melalui kabel
maupun gelombang radio, Seperti robot yang ditunjukkan oleh Gambar 2.17,
Robot-robot jenis ini umumnya sangat berguna untuk tujuan explorasi dimana
mereka dapat menggantikan peran manusia di daerah yang berbahaya,
28
pengendalian robot pada skripsi ini mengarah untuk pengendalian pada lengan
robot seperti contoh gambar 2.18 adalah salah satu lengan robot produksi dari
http://www.red5.co.uk, robot arm dengan control joystick yang terhubung
melalui kabel, dalam hal ini lengan robot dapat terkendali berdasarkan inputan
dari joystick pengontrol, pengontrol lengan robot ini dapat digunakan untuk
mengangkat dan memindahkan barang dengan memanfaatkan fungsi dari grip
lengan robot tersebut.
29
2.5.1
2.6
30
ADC, 32 jalur input / output yang dapat diprogram yang dibagi menjadi 4
buah port yaitu port A, port B, port C dan port D.
Secara umum AVR dibagi menjadi tiga kelompok, yaitu:
1.
2.
TinyAVR
-
MegaAVR
-
3.
31
2.6.1
Fungsi La in
PB7
PB6
PB5
PB4
PB3
PB2
PB1
PB0
32
Port Pin
Fungsi Lain
PD7
PD6
PD5
PD4
PD3
PD2
PD1
PD0
dengan internal pull-up. Port D juga mempunyai beberapa fungsi lain yang dapat
dilihat pada tabel 2.2.
Pin reset berfungsi me-reset fungsi dari input dan mikrokontroller. Pin
ini akan aktif jika diberi ground lebih dari panjang pulsa minimum (aktif
LOW).
2.6.2
33
memori program. Konsep inilah yang memungkinkan instruksi-instruksi
dapat dieksekusi dalam setiap satu siklus clock
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
34
12. Port USART untuk komunikasi serial.
2.7
Komunikasi Serial
Semua sistem yang tidak bersifat stand alone selalu memerlukan cara
untuk berkomunikasi ke siatem lain baik untuk display, penyimpanan,
maupun pemrosesan lebih lanjut. Dengan ukuran mikrokontroller yang kecil,
kebutuhan untuk melakukan komunikasi data jumlah besar dengan
menggunakan
2.7.1
yang
saling
bertukar
data
harus
selalu
melakukan
sinkronisasi untuk
mengetahui status keaktifan bit data yang dikirim/diterima. Proses
sinkronisasi ini akan terus berjalan walaupun pada saat itu tidak terdapat data
yang sedang dikirim/diterima. Komunikasi serial synchronous ini dapat
menghasilkan jumlah bit per second(bps) yang lebih besar dibandingkan
asynchronous karena tidak memerlukan start maupun stop bit, namun tidak
sepopuler komunikasi asynchronous karena memerlukan resource yang lebih
besar dan IBM PC yang telah menjadi standar Personal Computer pada
umumnya
hanya
mempunyai
support
untuk
Asynchronous
Serial
35
Communication.
Asynchronous yang berarti tanpa sinkronisasi tidak memerlukan line
untuk sinkronisasi, dan dengan ini dapat melakukan komunikasi full
duplex dengan
jumlah
I/O
line
yang
sangat
minim.
Sebagai
pengganti proses sinkronisasi, sebuah startbit dan sebuah stop bit diperlukan
untuk menandai awal dan akhir dari transmisi. Perlunya ditambahkan
kedua bit ini membuat komunikasi secara asynchronous menjadi lebih
lambat dibandingkan dengan komunikasi serial synchronous, tetapi dapat
merupakan sebuah kelebihan dimana prosesor tidak akan terbebani degan
proses sinkronisasi.
Sebuah
line
asynchronous
yang
sedang
tidak
melakukan
sedang
36
2.8
2.8.1
Definisi
D Sharon, dkk (1982), mengatakan sensor adalah suatu peralatan yang
berfungsi untuk mendeteksi gejala-gejala atau sinyal-sinyal yang berasal dari
perubahan suatu energi seperti energi listrik, energi fisika, energi kimia, energi
biologi, energi mekanik dan sebagainya.
Contoh; Camera sebagai sensor penglihatan, telinga sebagai sensor
pendengaran, kulit sebagai sensor peraba, LDR (light dependent resistance)
sebagai sensor cahaya, dan lainnya.
William D.C, (1993), mengatakan transduser adalah sebuah alat yang
bila digerakan oleh suatu energi di dalam sebuah sistem transmisi, akan
menyalurkan energi tersebut dalam bentuk yang sama atau dalam bentuk
yang berlainan ke sistem transmisi berikutnya. Transmisi energi ini bisa
berupa listrik, mekanik, kimia, optic (radiasi) atau thermal (panas).
Contoh; generator adalah transduser yang merubah energi mekanik menjadi
energi listrik, motor adalah transduser yang merubah energi listrik menjadi energi
mekanik, dan sebagainya.
37
William D.C, (1993), mengatakan alat ukur adalah sesuatu alat yang
berfungsi memberikan batasan nilai atau harga tertentu dari gejala-gejala atau
sinyal yang berasal dari perubahan suatu energi.
Contoh:
voltmeter,
ampermeter
untuk
sinyal
listrik;
tachometer,
2.8.2
Linearitas
38
b.
Sensitivitas
Sensitivitas akan menunjukan seberapa jauh kepekaan sensor
terhadap kuantitas yang diukur. Sensitivitas sering juga dinyatakan
dengan bilangan yang menunjukan perubahan keluaran dibandingkan
unit perubahan masukan. Beberepa sensor panas dapat memiliki
kepekaan yang dinyatakan dengan satu volt per derajat, yang berarti
perubahan satu derajat pada masukan akan menghasilkan perubahan
satu volt pada keluarannya. Sensor panas lainnya dapat saja memiliki
kepekaan dua volt per derajat, yang berarti memiliki kepakaan dua kali
dari sensor yang pertama. Linieritas sensor juga mempengaruhi sensitivitas
dari sensor. Apabila tanggapannya linier, maka sensitivitasnya juga akan
sama untuk jangkauan pengukuran keseluruhan. Sensor dengan tanggapan
paga gambar 2.20(b) akan lebih peka pada temperatur yang tinggi dari pada
temperatur yang rendah.
39
c.
Tanggapan Waktu
Tanggapan waktu pada sensor menunjukan seberapa cepat
tanggapannya terhadap perubahan masukan. Sebagai contoh, instrumen
dengan tanggapan frekuensi yang jelek adalah sebuah termometer
merkuri. Masukannya adalah temperatur dan keluarannya adalah posisi
merkuri. Misalkan perubahan temperatur terjadi sedikit demi sedikit dan
kontinyu terhadap waktu, seperti tampak pada gambar 2.21(a).
Frekuensi adalah jumlah siklus dalam satu detik dan diberikan
dalam satuan hertz (Hz). (1 hertz berarti 1 siklus per detik, 1 kilohertz
berarti 1000 siklus per detik). Pada frekuensi rendah, yaitu pada saat
temperatur berubah secara lambat, termometer akan mengikuti
perubahan tersebut dengan setia. Tetapi apabila perubahan temperatur
sangat cepat lihat gambar 2.21(b) maka tidak diharapkan akan melihat
perubahan besar pada termometer merkuri, karena ia bersifat lamban dan
hanya akan menunjukan temperatur rata-rata.
40
Ada bermacam cara untuk menyatakan tanggapan frekuensi sebuah
sensor. Misalnya satu milivolt pada 500 hertz. Tanggapan frekuensi
dapat
pula
dinyatakan
dengan
decibel
(db),
yaitu
untuk
2.8.3
a.
b.
2)
Untuk penuntun.
41
Yang dimaksud untuk keamanan adalah termasuk keamanan
robot, yaitu perlindungan terhadap robot dari kerusakan yang
ditimbulkannya sendiri, serta keamanan untuk peralatan, komponen, dan
orang-orang dilingkungan dimana robot tersebut digunakan. Berikut ini
adalah dua contoh sederhana untuk mengilustrasikan kasus diatas.
Contoh pertama: andaikan sebuah robot bergerak keposisinya yang
baru dan ia menemui suatu halangan, yang dapat berupa mesin lain
misalnya. Apabila robot tidak memiliki sensor yang mampu mendeteksi
halangan tersebut, baik sebelum atau setelah terjadi kontak, maka
akibatnya akan terjadi kerusakan.
Contoh kedua: sensor untuk keamanan diilustrasikan dengan
problem robot dalam mengambil sebuah telur. Apabila pada robot
dipasang pencengkram mekanik (gripper), maka sensor harus dapat
mengukur seberapa besar tenaga yang tepat untuk mengambil telor
tersebut. Tenaga yang terlalu besar akan menyebabkan pecahnya telur,
sedangkan apabila terlalu kecil telur akan jatuh terlepas.
Sensor untuk penuntun atau pemandu, Kategori ini sangatlah luas,
sebagai contoh berikut : Sensor untuk penuntun diharapkan cukup
canggih dalam pengelasan. Untuk melakukan operasi dengan baik, robot
haruslah menggerakkan tangkai las sepanjang garis las yang telah
ditentukan, dan juga bergerak dengan kecepatan yang tetap serta
mempertahankan suatu jarak tertentu dengan permukaannya.
Sesuai dengan fungsi sensor sebagai pendeteksi sinyal dan menginformasikan sinyal tersebut ke sistem berikutnya, maka peranan dan
42
fungsi sensor akan dilanjutkan oleh transduser. Karena keterkaitan antara
sensor dan transduser begitu erat maka pemilihan transduser yang tepat
dan sesuai juga perlu diperhatikan.
2.8.4
Klasifikasi Sensor
Secara umum berdasarkan fungsi dan penggunaannya sensor dapat
dikelompokan menjadi 3 bagian yaitu:
a. sensor thermal (panas)
b. sensor mekanis
c. sensor optik (cahaya)
Sensor thermal adalah sensor yang digunakan untuk mendeteksi gejala
perubahan panas/temperature/suhu pada suatu dimensi benda atau dimensi
ruang tertentu.
Contohnya; bimetal, termistor, termokopel, RTD, photo transistor, photo
dioda, photo multiplier, photovoltaik, infrared pyrometer, hygrometer, dsb.
Sensor mekanis adalah sensor yang mendeteksi perubahan gerak
mekanis, seperti perpindahan atau pergeseran atau posisi, gerak lurus dan
melingkar, tekanan, aliran, level dsb. Contoh; strain gage, linear variable
deferential transformer (LVDT), proximity, potensiometer, load cell, bourdon
tube, dsb.
Sensor optic atau cahaya adalah sensor yang mendeteksi perubahan cahaya
dari sumber cahaya, pantulan cahaya ataupun bias cahaya yang mengernai benda
atau ruangan.
43
Contoh; photo cell, photo transistor, photo diode, photo voltaic, photo multiplier,
pyrometer optic, dsb.
2.8.5
b.
Pemakaian alat
Transduser Pasif
Perubahan
nilai Tekanan,
tahanan karena posisi pergeseran/posisi
kontak bergeser
Perubahan
nilai Gaya, torsi, posisi
tahanan
akibat
perubahan
panjang
kawat oleh tekanan
dari luar
44
Transformator
(LVDT)
Tekanan, gaya,
pergeseran
Pergeseran, ketebalan
Kecepatan, getaran
Suara, getaran,
percepatan, tekanan
Cahaya matahari
Temperatur, panas
Kelembaban relatif
Temperatur
Suara, musik,derau
45
Pengukuran reluktansi
pergeseran,
Reluktansi rangkaian Tekanan,
magnetik
diubah getaran, posisi
dengan
mengubah
posisi inti besi sebuah
kumparan
2.8.6
Sensor Mekanik
Pergerakkan mekanis adalah tindakan yang paling banyak dijumpai
dalam kehidupan sehari-hari, seperti perpindahan suatu benda dari suatu posisi
ke posisi lain, kecepatan mobil di jalan raya, dongrak mobil yang dapat
mengangkat mobil seberat 10 ton, debit air didalam pipa pesat, tinggi
permukaan air dalam tanki.
Semua gerak mekanis tersebut pada intinya hanya terdiri dari tiga
macam, yaitu gerak lurus, gerak melingkar dan gerak memuntir. Gerak
mekanis disebabkan oleh adanya gaya aksi yang dapat menimbulkan gaya
reaksi. Banyak cara dilakukan untuk mengetahui atau mengukur gerak
mekanis misalnya mengukur jarak atau posisi dengan meter, mengukur
kecepatan dengan tachometer, mengukur debit air dengan rotameter dsb. Tetapi
jika ditemui gerakan mekanis yang berada dalam suatu sistem yang kompleks
maka diperlukan sebuah sensor untuk mendeteksi atau mengimformasikan nilai
yang akan diukur.
46
2.8.7
Potensiometer
Potensiometer yang tersedia di pasaran terdiri dari beberapa jenis, yaitu:
potensiometer karbon, potensiometer wire wound dan potensiometer metal
film.
1.
2.
3.
47
potensiometer tergantung dari ukuran kawat. Kawat yang digunakan biasanya
adalah kawat nikelin.
Penggunaan potensiometer untuk pengontrolan posisi cukup praktis karena
hanya membutuhkan satu tegangan eksitasi dan biasanya tidak membutuhkan
pengolah sinyal yang rumit. Kelemahan penggunaan potensiometer terutama
adalah:
1.
2.
Sering timbul noise terutama saat pergantian posisi dan saaat terjadi lepas
kontak
3.
4.
sangat halus dengan jumlah putaran sampai sepuluh kali putaran (multi turn).
Untuk keperluan sensor posisi potensiometer linier memanfaatkan perubahan
resistansi, diperlukan proteksi apabila jangkauan ukurnya melebihi rating,
linearitas yang tinggi hasilnya mudah dibaca tetapi hati-hati dengan friksi dan
backlash yang ditimbulkan, resolusinya terbatas yaitu 0,2 0,5%
2.8.8
Linearitas - Potensiometer
Linearitas, adalah gambaran tentang penyimpangan sensor dari perilaku
garis lurus idealnya.
Linearitas sangat diinginkan karena segala perhitungan dapat dilakukan
dengan mudah jika sensor dapat diwujudkan dalam persamaan garis lurus.
48
Potensiometer dapat merupakan sensor analog yang paling sederhana
namun sangat berguna untuk mendeteksi posisi putaran, misalnya kedudukan
sudut poros aktuator berdasarkan nilai resistansi pada putaran porosnya.
Gambar 2.25 berikut ini adalah sebuah potensiometer presisi yang dipasang
pada poros sendi robot tangan.
49
Vout (10) = (10/300)3V = 0,1 V
Penggunaan Potensiometer linear pada perancangan alat di skripsi ini
berfungsi untuk menentukan batas sudut dari putaran sevo. dimana perubahan
nilai pada potensio akan berbanding lurus dengan perubahan sudut putar pada
motor servo, Sedangkan sudut dari sumbu motor servo diatur berdasarkan
lebar pulsa yang dikirim melalui kaki sinyal dari kabel motor servo. Metode
ini dikenal dengan sebutan Pulse Width Modulation (PWM)
50
Hubungan antara output dan input dapat diwujudkan dalam persamaan
garis lurus.
Grafik Perubahan Linear Antara Potensiometer dengan Perubahan Sudut
Motor Servo
=k.
Vout
(radian)
Gambar 2.27 Grafik Hubungan antara Nilai Tegangan Perubahab Potensio dgn Nilai Sudut Motor Servo
2.9
51
analog-to-digital converter) berbentuk garis lurus (Gambar 2.24). Bentuk
ideal garis lurus hanya dapat dicapai dengan konverter data beresolusi takhingga. Karena tidak mungkin mendapatkan resolusi tak hingga, maka secara
praktis fungsi tranfer ideal tersebut berbentuk gelombang tangga seragam.
Semakin tinggi resolusi ADC, semakin halus gelombang tangga tersebut.