Sie sind auf Seite 1von 10

1. Bagaimana perubahan perilaku pada gangguan komponen konsep diri lainnya?

Jawab:
a. Perubahan perilaku pada gangguan citra tubuh :

Menolak melihat dan menyentuh bagian tubuh yang berubah.


Tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi/akan terjadi
Menolak penjelasan perubahan tubuh.
Persepsi negatif pada tubuh.
menolak usaha rehabilitasi
menyangkal cacat tubuh
usaha pengobatan mandiri yang tidak tepat
Preokupasi dengan bagian tubuh yang hilang

b. perubahan perilaku pada gangguan ideal diri


1. Kecenderungan individu menetapkan ideal diluar batas kemampuannya.
2. Ambisi dan keinginan yang berlebih.
3. Kebutuhan tidak realistis.
4. Keinginan untuk menghindari kegagalan berlebih.
5. Perasaan cemas dan rendah diri.

c. Perubahan perilaku yang berhubungan dengan kerancuan identitas

keperibadian yang bertentangan

Tidak mengindahkan moral

Mengurangi hubungan interpersonal

Perasaan yang berubah ubah

Kekacauan identitas seksual

perasaan hampa

Tidak mampu berempati

Kurang keyakinan diri

Masalah hubungan intim

Ideal diri tidak realistik

d. Perubahan perilaku yang berhubungan dengan depersonalisasi :


1. Afektif
- kehilangan identitas diri
- merasa asing dengan diri sendiri
- perasaan tidak nyata
- merasa sangat terisolasi
2. Persepsi
- halusinasi pendengaran
- kekalauan identitas seksual
- gangguan citra tubuh
3. Kognitif
- bingung
- diserpentasi waktu
- gangguan berpikir
4. Perilaku
- pasif
- kurang spontanitas
- kurang pengendalian diri
e. perubahan perilaku pada gangguan Peran

a.
b.
c.
d.

Stress
gangguan berpikir
pasif
bingung

2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi adaptasi

individu terhadap

perubahan body image???


Jawab:
a. Faktor Predisposisi gangguan citra tubuh diantaranya yaitu:
- kehilangan ataukerusakan bagian tubuh (anatomi dan fungsi)
- perubahan ukuran, bentuk dan penampilan tubuh (akibat pertumbuhan dan
perkembangan atau penyakit)
- proses patologis penyakit dan dampak terhadap struktur maupun fungsi
tubuh
- prosedur pengobatan seperti radiasi, kemoterapi, transplantasi.
3.jelaskan perbedaan kecemasan dan stress???
Jawab:

KECEMASAN
Kecemasan adalah

aspek subjektif dari emosi seseorang karena

melibatkan faktor perasaan yang tidak menyenangkan yang sifatnya


subjektif dan timbul karena menghadapi tegangan, ancaman kegagalan,
perasaan tidak aman dan konflik dan biasanya individu tidak menyadari

dengan jelas apa yang menyebabkan ia mengalami kecemasan.


STRES
Stres adalah suatu kondisi anda yang dinamis saat seorang individu
dihadapkan pada peluang, tuntutan, atau sumber daya yang terkait dengan
apa yang dihasratkan oleh individu itu dan yang hasilnya dipandang tidak
pasti dan penting.[1] Stress adalah beban rohani yang melebihi kemampuan
maksimum rohani itu sendiri, sehingga perbuatan kurang terkontrol secara
sehat.

4. jelaskan secara rinci tahap reaksi alarm (tanda bahaya), stage of resistance
(tahap perlawanan, dan . stage of exhaustion (kehabisan tenaga)
Jawab:

a. Reaksi alarm (tanda bahaya)


Tahap ini ditandai dengan adanya stresor, baik yang disadari atau yang disadari
atau tidak disadari sehingga tubuh akan bereaksi terhadap stresor tersebut. Pada
tahap ini, semua pertahanan tubuh dikerahkan. Jika stresor terlalu kuat,
perlawanan tubuh akan menurun dan akhirnya akan terjadi kematian.

b. stage of resistance (tahap perlawanan)


tahap ini dikenal dengan tahap perlawanan. Pada tahap ini, tubuh akan melakukan
adaptasi terhadap semua bentuk stresor dan akan mengadakan perlawana terhadap
stresor tersebut . selain itu, tubuh juga akan berusaha melakukan perlindungan
dengan membatasi area stresor seminimal. Meski demikian, individu tidak dapat
bertahan terus untuk melakukan perlawanan. Jika stresor terus berlanjut dan tidak
dapat diatasi, proses GAS akan berlanjut ke tahap III.
c. stage of exhaustion (kehabisan tenaga)
tahap ini disebut tahap kelelahan karena tubuh mengalami kelelahan akibat stresor
yang sangat kuat dan terus-menerus. Jika tubuh tidak mempunyai kemampuan
untuk beradaptasi, tahap ini akan berunjuk pada kematian. Akan tetapi, jika tubuh
mampu mengatasi atau beradaptasi dengan stresor tersebut , tubuh akan kembali
ke keadaan normal. Dengan demikian, akhir dari tahap III adalah kembali ke
keadaan normal, meninggal, atau cacat. Oleh karena itu, keberhasilan tahap ini
sangat ditentukan oleh kemampuan individu untuk beradaptasi dengan jenis
stresor tertentu dan sumber adaptasi yang tersedia.
5. Jelaskan homeostatis yang terjadi didalam tubuh??
Jawab:
Homeostasis

merupakan

suatu

keadaan

tubuh

untuk

mempertahankan

keseimbangan dalam mempertahankan kondisi yang dialaminya. Proses


homeostasis ini dapat terjadi apabila tubuh mengalami stres yang ada sehingga

tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme pertahanan diri untuk menjaga
kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa homeostasis adalah
suatu proses perubahan yang terus-menerus untuk memelihara stabilitas
dan beradaptasi terhadap kondisi lingkungan sekitarnya. Homeostasis yang
terdapatdalam tubuh manusia dapat dikendalikan oleh suatu sistem endokrin dan
syaraf otonom.
Secara alamiah proses homeostasis dapat terjadi dalam tubuh manusia.Dalam
mempelajari cara tubuh melakukan proses homeostasis ini dapat melalui empat
cara yaitu :
1.Self regulation, sistem ini dapat terjadi secara otomatis pad orang yang sehat
sepertidalam pengaturan proses sistem fisiologis tubuh manusia.
2.Cara kompensasi, tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidak normalan
dalam tubuh.Sebagai contoh, apabila secara tiba-tiba lingkungan menjadi dingin,
maka pembuluh

darah

perifer

akan

mengalami

konstriksi

dan

merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk meningkatkan kegiatan


(misalnya menggigil) yang dapat menghasilkan panas sehingga suhu tetap
stabil, pelebaran

pupil

untuk

meningkatkan

persepsi

visual

pada

saat

terjadiancaman terhadap tubuh, peningkatan keringat untuk mengontrol


kenaikansuhu badan.
3.Cara umpan balik negative, proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan
normal. Dalam keadaan abnormal tubuh secara otomatis akan melakukan
mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpangan yang terjadi.
4.Umpan balik untuk mengoreksi ketidak seimbangan fisiologis, sebagai contoh
apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi proses peningkatan denyut
jantung untuk membawa darah dan oksigen yangcukup ke sel tubuh.
6.Sebutkan dan jelaskan serta berikan contoh mekanisme pertahanan ego dalam
menghadapi stress??

Jawab:
a). Represi: sebagai upaya individu untuk menyingkirkan frustrasi, konflik batin,
mimpi buruk, krisis keuangan dan sejenisnya yang menimbulkan kecemasan.

misalnya:

individu cenderung untuk tidak berlama-lama untuk mengenali sesuatu


yang

tidak

menyenangkan,

dibandingkan

dengan

hal-hal

yang

menyenangkan,

berusaha sedapat mungkin untuk tidak melihat gambar kejadian yang


menyesakkan dada,

lebih sering mengkomunikasikan berita baik daripada berita buruk,

lebih mudah mengingat hal-hal positif daripada yang negatif,

b). Denial : Memainkan peran defensif, sama seperti represi.


Misalnya orang menyangkal untuk melihat atau menerima masalah atau aspek
hidup yang menyulitkan. Denial beroperasi pada taraf preconscius atau conscius
c). Reaction Formation : Salah satu pertahanan terhadap impuls yang mengancam
adalah secara aktif mengekspresikan impuls yang bertentangan dengan keinginan
yang mengganggu, orang tidak usah harus menghadapi anxietas yang muncul
seandainya ia menemukan dimensi yang ini (yang tidak dikehendaki) dari dirinya.
Misalnya individu mungkin menyembunyikan kebencian dengan kepura-puraan
cinta, atau menutupi kekejaman dengan keramahan yang berlebihan.

d). Proyeksi : Mengatribusikan pikiran, perasaan, atau motif yang tidak dapat
diterima kepada orang lain. mengatakan bahwa impuls-impuls ini dimiliki oleh
orang lain diluar sana, tidak oleh saya.
misalnya seorang laki-laki yang tertarik secara seksual kepada anaknya
perempuan, mengatakan bahwa anaknyalah yang bertingkah laku seduktif. dengan
demikian ia tidak usah harus menghadapi keinginannya sendiri.
e). Displacement : salah satu cara menghadapi anxietas adalah dengan
memindahkannya dari objek yang mengancam kepada objek yang lebih aman.
misalnya orang penakut yang tidak kuasa melawan atasannya melampiaskan
hostilitasnya di rumah kepada anak-anaknya
f). Rasionalisasi : kadang-kadang orang memproduksi alasan-alasan baik untuk
menjelaskan egonya yang terhantam. rasionalisasi membantu untuk membenarkan
berbagai tingkah laku spesifik dan membantu untuk melemahkan pukulan yang
berkaitan dengan kekecewaaan.
Misalnya, bila orang tidak mendapatkan posisi yang diinginkannya dalam
pekerjaan, mereka memikirkan alasan-alasan logis mengapa mereka tidak
mendapatkannya,

dan

kadang-kadang

mereka

berusaha

membujuk

dan

meyakinkan dirinya sendiri bahwa sebenarnya dia tidak menghendaki posisi


tersebut.
g). Sublimasi : Dari pandangan freud, banyak kontribusi artistik yang besar
merupakan hasil dari penyaluran energi sosial atau agresif kedalam tingkah laku
kreatif yang diterima secara sosial dan bahkan dikagumi.
Misalnya, impuls agresif dapat disalurkan menjadi prestasi olahraga.
h). Regresi : Beberapa orang kembali kepada bentuk tingkah laku yang sudah
ditinggalkan. menghadapi stress atau tantangan besar, individu mungkin sudah

berusaha untuk menanggulangi kecemasan dengan bertingkah laku tidak dewasa


atau tak pantas.
Misalnya, pengantin baru yang mengalami masalah dalam rumah tangganya
biasanya lari pulang kerumah orang tuanya masing-masing.
i). Introyeksi : Mekanisme introyeksi terdiri dari mengambil alih dan menelan
nilai-nilai standar orang lain.
Misalnya, seorang anak yang mengalami penganiayaan, mengambil alih cara
orangtuanya menanggulangi stress, dan dengan demikian mengabadikan siklus
penganiayaan anak. introyeksi dapat pula positif, bila yang diambil alih adalah
nilai-nilai positif dari orang-orang lain.
j). Supresi
Supresi merupakan suatu proses pengendalian diri yang terang-terangan ditujukan
menjaga agar impuls-impuls dan dorongan-dorongan yang ada tetap terjaga
(mungkin dengan cara menahan perasaan itu secara pribadi tetapi mengingkarinya
secara umum).
Misalnya, individu sadar akan pikiran-pikiran yang ditindas (supresi) tetapi
umumnya tidak menyadari akan dorongan-dorongan atau ingatan yang ditekan
(represi)
k). Dalam menghadapi kehidupannya individu dihadapkan pada suatu situasi
menekan yang membuatnya frustrasi dan mengalami kecemasan, sehingga
membuat individu tersebut merasa tidak sanggup lagi untuk menghadapinya dan
membuat perkembangan normalnya terhenti untuk sementara atau selamanya.
Misalnya, pertahan diri dengan fiksasi, kecemasan menghalanginya untuk menjadi
mandiri. Pada remaja dimana terjadi perubahan yang drastis seringkali dihadapkan
untuk melakukan mekanisme ini.

TUGAS

KONSEP DASAR KEPERAWATAN

OLEH
NAMA

: NURHASANAH

STANBUK

: 14220110004

KELAS

:A

JURUSAN KEPERAWATAN
FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
2012

Das könnte Ihnen auch gefallen