Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Bere mengakui, industri pertambangan menimbulkan persoalan sosial yang tidak sedikit.
Permasalahan ini mulai dari lubang-lubang tambang yang tidak direklamasi, konflik dengan masyarakat adat setempat,
hingga debu dan kebisingan yang menghantui masyarakat di sekitar lokasi.
Persoalan HAM pada akhirnya, menjadi isu yang sulit diredam keberadaannya.
Ketua Komnas HAM Nurcholis menuturkan persinggungan HAM dan bisnis sudah menjadi isu internasional yang dibahas
sejak beberapa tahun lalu.
Dalam implementasinya di Indonesia, Komnas HAM tengah berupaya menyusun naskah akademik antara bisnis dan HAM.
Kalimantan Timur dipilih mewakili industri pertambangan se-Kalimantan untuk mencari masukan penyusunan rencana aksi
nasional tersebut.
"Sebelumnya kami sudah melakukan loka karya serupa di Palembang yang mewakili industri perkebunan se-Sumatera,
katanya," Kamis (23/11).
Nurcholis menuturkan permasalahan HAM yang melibatkan korporasi di Indonesia tidak pernah sepi.
Setiap tahun, sekitar 5.000 hingga 7.000 kasus pengaduan masuk ke meja komisioner.
Dari Kalimantan Timur, kasus yang pernah diadukan adalah tenggelamnya anak-anak di lubang tambang.
Jika mengacu pada data yang ada, persoalan tambang di Kalimantan Timur memang patut menjadi perhatian lebih.
Merah Johansyah, Dinamisator Jaringan Advokasi Tambang Kalimantan Timur membeberkan data yang cukup membuat
peserta diskusi menggelengkan kepala.
"Kami mencatat ada 1.488 izin usaha pertambangan yang ada di Kalimantan Timur. Total luasnya mencapai 46% dari
seluruh luas wilayah Kaltim. Ini belum termasuk izin kelapa sawit dan migas," katanya, Kamis (26/11).
Merah merinci daya rusak yang ditimbulkan dari pertambangan batu bara. Mulai dari perusakan hutan, emisi karbon,
dampaknya terhadap kesehatan, hingga lubang bekas tambang yang tidak direklamasi.
Kendati demikian, batu bara nampaknya masih menarik di kalangan investor.
Belum lama ini, PT Indominco Mandiri bahkan masih bernafsu meningkatkan produksinya dengan mengajukan rencana
pengalihan aliran Sungai Santan.
Bere Ali pun memastikan pemerintah provinsi telah menolak permohonan perusahaan tersebut.
Pertemuan tersebut memang tidak akan mampu menyelesaikan seluruh permasalahan bisnis dan HAM di Kalimantan Timur.
Namun, keluhan yang diajukan oleh Rachmawati, masyarakat Dayak Basap, dan banyak masyarakat adat lainnya
mengingatkan kita bahwa bisnis tidak seharusnya mengangkangi hak asasi manusia.