Sie sind auf Seite 1von 8

Pengaruh Hemoglobin terhadap Sel Darah Merah

Hermita Octoviagnes Buarlele

(102013148)

Lidya Oktavia

(102013254)

Ricky Djunaedi

(102014008)

Vivian Chau

(102014036)

Retty Tonapa

(102014121)

Fakhrurrozi Pratama

(102014129)

Dewi Luckyta Mahenu

(102014195)

Lynett Dawina Tokiu

(102014253)

Mahasiswa/i Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana


Alamat Korespondensi : Jalan Tanjung Duren Raya Lama No.2,Jakarta Barat
fakhrurrozi.2014fk129@civitas.ukrida.ac.id
Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510.
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Alamat Korespondensi Jl.Arjuna Utara No.6 Jakarta Barat 11510

Abstrak

Darah adalah jaringan ikat yang sel-selnya atau elemen pembentuknya tertahan dan
dibawa dalam matriks cairan atau plasma. Darah terdiri dari tiga elemen khusus yaitu eritosit,
leukosit, dan trombosit. Darah manusia berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah
ada dua jenis warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa
darah tersebut mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa
darah tersebut mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak
karbondioksida. Warna merah pada darah disebabkan oleh adanya hemoglobin. Hemoglobin
adalah protein pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk
heme yang merupakan tempat terikatnya molekul-molekul oksigen.
Kata kunci : Darah, Eritrosit, Hemoglobin

Abstract
Blood is a connective tissue cells or its constituent elements retained and carried in
a liquid matrix or plasma . Blood is composed of three specific elements that erythrocytes ,
leukocytes , and platelets . Human blood is red , but in this case there are two types of blood
color red on human blood . Bright red color indicates that the blood contains more oxygen ,
while the dark red color indicates that the blood contains little oxygen or in another sense it
contains a lot of carbon dioxide . The red color in the blood caused by the presence of
hemoglobin . Hemoglobin is a protein breathing (respiratory protein ) containing iron ( Fe )
in the form of heme which is where binds oxygen .
Keywords : Blood , Erythrocytes , Hemoglobin

Pendahuluan
2

Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan)
tingkat tinggi yang berfungsi mengirimkan zat-zat dan oksigen yang dibutuhkan
oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga
sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Darah beredar di dalam tubuh
selama kebih kurang 114 - 115 hari, setelah itu akanmati. Hemoglobin yang
keluar dari eritrosit yang mati akan terurai menjadidua zat yaitu hematin yang
mengandung Fe yang berguna untuk membuateritrosit baru dan hemoglobin yaitu
suatu zat yang terdapat didalam eritrosit yang berguna untuk mengikat oksigen dan
karbon dioksida. Jumlah normal pada orang dewasa kira- kira 11,5 15 gram dalam 100c c
d a r a h . N o r m a l H b w a n i t a 11 , 5 m g % dan laki-laki 13,0 mg%. Sel darah merah
memerlukan protein karena strukturnya terdiri dari asam amino dan memerlukan
pula zat besi, sehingga diperlukan keseimbangan zat besi. Di dalam tubuh banyaknya sel
darah merah ini bisa berkurang, demikian juga banyaknya hemoglobin dalam sel darah
merah. Apabila kedua-duanya berkurang maka keadaan ini disebut anemia, yang biasanya
disebabkan oleh perdarahan yang hebat, penyakit yang meilis eritrosit, dan tempat pembantu
eritrosit terganggu. Dalam makalah ini penulis berbicara tentang apa saja yang terdapat dalam
darah dan bagaimanakah kandungan hemoglobin serta besi dalam darah sehingga perlu
keseimbangan agar tidak terjadinya anemia.

Pembahasan
Mekanisme Sirkulasi Darah
Sirkulasi darah melalui satu lengkung arteri dan vena yang kontinu serta terbagi
menjadi sirkuit pulmonal dan sistemik. Sirkuit pulmonal menghantarkan darah dari jantung
keparu, dimana darah dioksigenasi dan kemudian dikembalikan kejantung. Sirkulasi sistemik
atau sistem vascular perifer, meliputi arteri, arteriol, vena, venula, dan kapiler, dimana system
ini membawa darah dari jantung ke seluruh organ dan jaringan lain dan kemudian membawa
darah kembali ke jantung. 1

Gambar 1. Sistem sirkulasi paru dan sistemik dalam hubungannya dengan jantung
Sumber: www.google.com
Sirkulasi pulmonal
Sirkulasi pulmonal disebut juga sistem peredaran darah kecil adalah sirkulasi darah
antara jantung dan paru-paru. Sirkulasi pulmonal terjadi jika darah dari jantung ( ventrikel
kanan) dialirkan ke paru-paru melalui arteri pulmonalis, darah ini banyak mengandung
karbondioksida sebagai sisa metabolisme untuk dibuang melalui alveolus paru-paru.
Selanjutnya darah yang masuk keparu-paru akan teroksigenasi pada kapiler paru dan kembali
kejantung ( atrium kiri) melalui vena pulmonalis.
Sirkulasi sistemik
Sirkulasi sistemik adalah sirkulasi darah dari jantung keseluruh tubuh, kecuali paruparu. Darah dari ventrikel kiri dipompakan keseluruh tubuh melalui aorta kemudian aorta
bercabang-cabang menjadi arteri dan arteri bercabang lagi menjadi arteriol/ arteri yang lebih
kecil yang tersebar dan bisa mengakses ke seluruh sel tubuh kita. Selanjutnya darah
dikembalikan ke jantung bagian kanan tepatnya ventrikel dextra melalui vena cava superior
maupun vena cava inferior.1
Darah
Darah adalah sejenis jaringan ikat yang sel-selnya atau elemen pembentuknya
tertahan dan dibawa dalam matriks cairan atau plasma. Darah lebih berat dibandingkan
dengan air dan lebih kental dan memiliki bau yang khas. Warna darah bervariasi dari warna

merah terang sampai ke merah tua kebiruan, tergantung pada kadar oksigen yang dibawa oleh
sel darah merah.2
Darah membentuk sekitar 8% dari berat tubuh total dan memiliki volume rerata 5 liter
pada wanita dan 5,5 liter pada pria. Darah terdiri dari tiga elemen khusus yaitu sel darah
merah (eritosit), sel darah putih (leukosit), dan sel keping darah(trombosit). Eritrosit dan
leukosit merupakan sel utuh sedangkan trombosit adalah fragmen atau potongan sel.3
Komponen darah sendiri ada yang disebut dengan plasma darah. Dimana 92%
didalam plasma darah terdiri dri air dan juga mengandung zat organik dan anorganik. Di
dalam plasma juga terkandung zat-zat seperti; fibrinogen yang berfungi dalam peristiwa
pembekuan darah, garam-garam mineral (garam kalsium, kalium, natrium, dll) yang berguna
dalam metabolisme dan juga mengadakan osmotik, protein darah (albumin, globulin,
fibrinogen) meningkatkan viskositas darah juga menimbulkan tekanan osmotic unutk
memelihara keseimbangan cairan dalam tubuh, zat makanan (asam amino, glukosa, lemak,
mineral, dan vitamin), hormon yang merupakan suatu zat yang dihasilkan dari kelenjar tubuh
dan juga antibodi.4
Sel Darah Merah
Eritrosit atau yang biasa kita kenal sebagai sel darah merah ini merupakan sel darah
yang mendominasi dalam darah. Sel yang berbentuk datar/gepeng seperti piringan yang
mencekung di bagian tengah membuatnya terlihat seperti donat merupakan sel darah yang
berfungsi untuk mengangkut O2 dan CO2 unutk dialirkan ke seluruh tubuh demi kelangsungan
hidup dari manusia. Yang memungkinkan eritrosit dapat melakukan fungsinya ini adalah
karena strukturnya yang bikonkaf, tipis, dan lentur. Dengan bentuknya yang bikonkaf dapat
menghasilkan luas permukaan yang lebih besar untuk difusi O 2 menembus membrane
dibandingkan dengan bentuk sel lainnya. Tipisnya sel eritrosit memungkinkan O2 cepat
berdifusi antara bagian paling dalam dengan bagian luar dari sel. Dan kelenturannya
sehinggal sel eritrosit ini mampu mengalir melalui kapier yang bentuknya berkelok-kelok
tanpa pecah selama proses tersebut berlangsung.3
Secara anatomi eritrosit dapat mengangkut O2 sebagai fungsi utamanya tidak terlepas dari
karena adanya kandungan hemoglobin di dalamnya.

Hemoglobin dan Besi


Hemoglobin merupakan suatu pigmen yang dapat menghasilkan warna kemerahan.
Pigmen ini bersifat alami di dalam hemegloblin. Hemoglobin juga adalah salah satu
kandungan khusus yang hanya terdapat dalam eritrosit sebagai pendukung fungsi utamanya.
Hememoglobin memiliki 2 bagian yaitu ; (1) gugus hem merupakan bentuk dari empat gugus
nonprotein yang mengandung besi (Fe2+) dengan setiap gugus ini mengikat suatu polipeptida
pada ujung gugus histidin. (2) bagian globin merupakan protein dari empat rantai polipeptida
yang bentuknya berlipat-lipat. Kedua bagian ini akan menyatu membentuk hemoglobin
dengan cara saling mengikat satu sama lain. Gugus hem akan terikat pada protein globin pada
rantai polipeptida dari gugus histidin dimana gugus ini akan mengikat besi (Fe 2+) dari gugus
heme. Masing-masing dari empat rantai polipeptida ini akan mengikat empat Fe 2+ dari gugus
heme, sehingga dapat kita simpulkan bahwa 1 molekul hemoglobin mengikat empat O2.3
Selain mengikat O2, hemoglobin juga dapat berikatan dengan gas-gas lainnya:
1.

Karbon dioksida (CO2). Dengan mengikatnya karbon dioksida pakda hemoglobin dapat
membantu mengeluarkan gas ini melalui respirasi.

2.

Bagian hydrogen asam (H+) dari asam karbonat teroksidasi. Hydrogen ini dihasilkan dari
oksidasi CO2 pada tingkat jaringan. Hemoglobin menyangga asam ini sehingga tidak banyak
kandungannya di dalam tubuh yang dapat menyebabkan perubahan pH darah.

3. Karbon monoksida (CO). gas ini mempunyai daya ikat yang kuat dengan hemoglobin. Pada
dsarnya ga ini tidak terdapat dalam darah tapi banyak terdapat di udara bebas. Pada saat gas
in terhirup maka dengan mudah ga ini akan menggantikan posisi O 2 yang telah diikat oleh
hemoglobin sehingga terjadinya keracunan CO.
4. Nitrat oksida (N2). Gas ini menjamin dan membantu kelancaran pengangkutan O2 oleh darah
karena sifatnya yang vasodilator diamana gas ini dapat memperlebar arteriol sehingga
memudahkan darah mengalir dan juga dapat membantu menstabilkan tekanan darah.
Sintesis Hemoglobin
Sintesis hemoglobin dimulai dari proeritroblas dan berlanjut bahkan dalam stadium
retikulosit pada pembentukan sel darah merah. Produksi atau pembentukan hemoglobin
diawali dengan adanya sintesis heme, salah satu unsur hemoglobin.3 Heme disintesis di dalam
sel hidup melalui sebuah lintasan yang sudah banyak diteliti. Dua buah bahan senyawanya
adalah suksinil-KoA yang berasal dari siklus asamsitrat di mitokondria, dan asam amino
glisin. Piridoksal fosfat juga diperlukan pada reaksi ini untuk mengaktifkan glisin. Produk
reaksi kondensasi antara suksinil.5
6

-KoA dan glisin adalah asam -amino--ketoadipat yang dengan cepat mengadakan
dekarboksilasiuntuk membentuk -aminolevulinat (ALA). Rangkaian reaksi ini dikatalasis
oleh enzim ALA sintase yang merupakan enzim pengendali laju reaksi pada biosintesis
porfirin di haimamalia. Sisnteis ALA terjadi di mitokondria. Di dalam sitosol dua buah
molekul ALAmengalami kondensasi oleh enzim ALA dehidratase untuk membentuk dua
molekul air dan satu molekul porfobilinogen (PBG). ALA dehidratase merupakan enzim yang
mengandung seng dan sensitif terhadap inhibisi oleh timbal.
Pembentukan tetrapirol siklik, yaitu suatu porfirin, terjadi lewat kondensasi
empat molekul PBG. Keempat molekul ini mengadakan kondensasi secarfa kranial-ke-kaudal
hingga terbentuk tetrapirol linier, yaitu hidroksimetilbilana. Reaksi tersebut dikatalisisoleh
enzim

uroporfirinogen

sintase,

yang

juga

dikenal

sebagai

enzim

PBG

deaminase.Hidroksimetilbilana mengadakan reaksi siklisasi spontan untuk membentuk


uroporfirinogen I, atau diubah menjadi uroporfirinogen III melalui kerjauroporfirinogen III
kosintase.

Uroporfirinogen

III

diubah

menjadi

koproporfirinogen

III

melalui

dekarboksilasisemua gugus asetat (A) yang mengubahnya menjadi substituen metil (M).
Reaksi tersebut dikatalisis oleh enzim uroporfirinogen dekarboksilase yang juga mampu
mengubah uroporfirinogen I menjadi koproporfirinogen I.7 Koproporfirinogen III kemudian
memasuki mitokondria dan di dalam mitokondria diubah menjadi protoporfirinogen III
sertakemudian menjadi protoporfirin III. Tahap akhir pada sisntesis heme meliputi proses
penyatuan besi fero dengan protoporfirin di dalam sebauh rekasi yang dikatalisis oleh enzim
heme sintase atau ferokelatase, yaitu enzim metokondria lainnya, yang hasilnya
penyatuannya akan membentuk heme. Sekitar 85% sisntesis heme rterjadi pada sel-sel
prekusor eritroid didalam sumsum tulang dan mayoritasnya terjadi di dalam hepatosit.
Akhirnya setiap molekul heme bergabung dengan rantai polipeptida panjang, yaitu globin
yang disintesis oleh ribosom, membentuk suatu subunit hemoglobin yang disebut rantai
hemoglobin.6

Kesimpulan
Hipotesis diterima. Anemia dapat menyebabkan kondisi tubuh lebih cepat lelah dan lemas itu
dikarenakan kadar hemoglobin (Hb) dalam darah kurang dari normal dan juga kekurangan
satu atau lebih zat gizi esensial (zat besi, asam folat, B12) yang digunakan dalam
pembentukan sel-sel darah merah.

Daftar Pustaka
1. Guyton AC. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi ke-11. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC.2008.h.114-8.
2. Sloane E.Anatomi dan Fisiologi untuk pemula.Jakarta:EGC;2004.h.218-20.
3. Sheerwood L. Fisiologi manusia. Jakarta: Penerbit EGC; 2009.h.421-34.
4. Handayani W. Sulistio SA. Asupan keperawatan pada klien dengan gangguan
sistem hematologi. Jakarta: Salemba Medik;. 2008.h.135.
5. Murray RK, Granner DK, Mayes PA, Rodwell VW. Biokimia Harper. Edisi 25.
Jakarta:EGC. 2003.hal.342-6
6. Marks D. Marks A. Smith CM. Biokimia kedokteran dasar. Jakarta: EGC. 123,6134

Das könnte Ihnen auch gefallen