Sie sind auf Seite 1von 8

Sistem Pernapasan Mempengaruhi Keseimbangan Asam

Basa
Yufian Naufal
102013063/B3
Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510
E-mail: yufiann@yahoo.com
Abstrak
Manusia dibekali berbagai macam sistem didalam tubuh. Ada yang berfungsi sebagai
pencernaan, ada yang berfungsi sebagai alat gerak, ada pula yang berfungsi sebagai sistem
pernapasan. Bila kita perdalam lagi, sistem pernapasan itu banyak mekanisme juga prosesnya
dan tidak lupa ada beberapa organ tubuh yang membantu sistem pernapasan ini. Keseimbangan
dalam menjaga asam basa didalam pernapasan juga penting karena apabila terganggu maka kerja
sistem tersebut tidak baik. Akan berdampak pada yang lain. Sistem pernapasan menghubungkan
antara keseimbangan asam basa dengan tinggi rendahnya pH dalam darah, yang kita tau
bilamana kedua hal tadi terganggu maka berdampak buruk pada tubuh.
Kata kunci : sistem pernapasan
Abstract
Humans equipped with various systems in the body. There are functions as digestion, is
functioning as a movement, there is also serves as the respiratory system. If we deepen again, the
respiratory system also processes and mechanisms do not forget there are several organs that
help these respiratory system. In maintaining acid-base balance in breathing is also important
because if it is disturbed then the system is not working well. Will have an impact on the others.
Respiratory system connects the acid-base balance with high and low pH in the blood, which we
know where both of these things bothered then have a negative impact on the body.
Key words : respiratory system
Pendahuluan
Sistem pernapasan adalah sistem yang penting untuk manusia, karna tanpa sistem ini
manusia takkan bisa bernapas. Seperti hal nya pada hewan juga memiliki sistem pernapasan,
contoh ikan bernapas menggunakan insang beda dengan paus atau lumba-lumba yang bernapas
menggunakan paru, sama seperti manusia kedua hewan tersebut bernapas menggunakan paruparu dengan bantuan jantung sebagai pompa nya untuk mengalirkan darah dari jantung ke
seluruh tubuh yang dibawa O2 didalam peredaran darah. Dalam sistem pernapasan, darah adalah
komponen pembawa unsur seperti protein, O2, sari-sari makanan, dll. Tanpa darah di sistem
1

pernapasan manusia akan kesulitan dalam bernapas, dalam menyerap nutrisi sari-sari makanan
dalam tubuh. Maka dari itu darah juga harus memiliki keseimbangan dalam kadar asam atau
basanya. Biasanya pH darah tubuh manusia berkisar dari 7,35-7,45 bila kurang atau lebih dari itu
maka akan menyebabkan alkalosis atau asidosis.
Pembahasan
Sistem pernapasan
Sistem pernapasan dapat disebut juga dengan sistem repirasi yang berarti bernapas
kembali. Sistem ini berperan menyediakan oksigen (O2) yang diambil dari atmosfer dan
mengeluarkan karbon dioksida (CO2) dari sel-sel tubuh menuju udara bebas. Proses bernapas
berlangsung dalam beberpa langkah dan berlangsung dengan dukungan sistem saraf pusat dan
sistem kardiovaskular. Pada dasarnya sistem pernapasan terdiri atas rangkaian saluran udara yang
menghantarkan udara luar agar dapat bersentuhan dengan membrane kapiler alveoli yang
memisahkan antara sistem pernapasan dan sistem kardiovaskular.1
Pernapasan atau respirasi adalah peristiwa menghirup udara dari luar yang mengandung
oksigen ke dalam tubuh atau inspirasi serta mengeluarkan udara yang mengandung karbon
dioksida ke luar tubuh atau ekspirasi. Proses respirasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan
antara rongga pleura dan paru. Sistem saraf pusat memberikan dorongan ritmits dari dalam untuk
bernapas dan secara refleks merangsang otot diafragma dan otot dada yang akan memberikan
tenaga pendorong bagi gerakan udara.1
Proses pergerakan gas ke dalam dan ke luar paru dipengaruhi oleh tekanan dan volume.
Agar udara dapat mengalir ke dalam paru, tekanan intrapleural harus menjadi negative untuk
dapat menentukan batas atas gradient tekanan antara atmosfer dan alveoli sehingga udara masuk
dengan mudah ke dalam paru.1
Volume normal pada paru diukur melalui penilaian fungsi paru. Sebagian dari
pengukuran ini dapat direkam dengan spirometer , dimana parameter yang diukur adalah volume
udara yang memasuki atau meninggalkan paru. Bervariasinya nilai normal volume paru
bergantung pada beberapa keadaan seperti adanya kehamilan, latihan, obesitas, atau kondisikondoso mengenai penyakit obstruktif dan restriktif. Faktor-faktor seperti jumlah surfaktan,
komplians, dan kelumpuhan pada otot pernapasan dapat memengaruhi tekanan dan volume paru.
Fungsi utama dari sirkulasi pulmonal adalah mengalirkan darah dari dank e paru agar dapat
terjadi pertukaran gas.1
Fungsi anatomi yang cukup baik dari semua sistem ini penting untuk respirasi sel.
Malfungsi dari setiap komponen dapat mengganggu pertukaran dan pengangkutan gas serta
dapat sangat membahayakan proses kehidupan. Proses pernapasan tersebut terdiri atas tiga
bagian, yaitu ventilasi, difusi gas, dan transportasi gas.1

Mekanisme Pernapasan
Bernapas terdiri dua proses pernapasan yaitu pernapasan dada dan pernapasan perut.
Bernapas terdiri dari dua fase yakni fase inspirasi dan ekspirasi dimana inspirasi adalah proses
pemasukan oksigen ke dalam tubuh. Ekspirasi adalah proses pengeluaran karbon dioksida dari
dalam tubuh. Kedua fase ini sangat berperan penting dalam mekanisme pernapasan dada dan
pernapasan perut, karna pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi.2
a. Pernapasan Dada
Inspirasi terjadi jika otot antar tulang rusuk berkontraksi sehingga tulang
rusuk dan dada terangkat. Akibatnya rongga dada membesar, paru-paru mengembang
dan penurunan tekanan udara didalam paru-paru. Karena tekanan udara diluar tubuh
lebih besar, maka udara yang kaya oksigen masuk ke dalam tubuh.2
Ekspirasi terjadi juga otot antar tulang rusuk berelaksasi sehingga tulangtulang rusuk dan dada turun kembali pada kedudukan semula. Akibatnya, rongga
dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan peningkatan tekanan udara di dalam
paru-paru. Kemudian, udara yang kaya karbon dioksida terdorong keluar tubuh
melalui saluran pernapasan.2
b. Pernapasan Perut
Inpirasi terjadi jika otot diafragma berkontraksi sehingga letaknya sedikit
mendatar. Keadaan ini mengakibatkan rongga perut turun ke bawah, rongga dada
membesar, paru-paru mengambang, dan tekanan udara di dalam paru-paru mengecil.
Akibatnya udara yang kaya oksigen masuk kedalam tubuh.2
Ekspirasi terjadi jika otot diafragma berelaksasi sehingga letaknya kembali
pada kedudukan semul. Kondisi ini mengakibatkan rongga perut kembali ke posisi
semula, rongga dada mengecil, volume paru-paru berkurang, dan tekanan udara
didalam paru-paru membesar. Akibatnya udara yang kaya karbon dioksida terdorong
keluar tubuh.2
1. Inspirasi
Inspirasi terjadi bila tekanan intrapulmonal (intra-alveoli) lebih rendah dari tekanan
udara luar. Pada inspirasi biasa tekanan ini berkisar antara -1mmHg sampai -3mmHg. Pada
insiprasi dalam, tekanan intra-alveol mencapai -30mmHg.
Kontraksi otot diafragma dan intercostalis volume thoraks membesar tekanan
intrapelura menurun paru mengembang tekanan intra-alveoli menurun udara masuk
ke dalam paru.1
2. Ekspirasi
3

Ekspirasi berlangsung bila tekanan intrapulmonal lebih tinggi daripada tekanan udara
luar, sehingga udara bergerak ke luar paru. Meningkatnya tekanan dalam rongga paru terjadi
apabila volume rongga paru mengecil akibat proses penguncupan yang disebabkan daya
elastisitas jaringan paru. Penguncupan paru terjadi bila otot-otot insipirasi mulai berelaksasi.
Pada proses ekspirasi biasa tekanan intra-alveoli sekitar +1cmHg sampai +3cmHg.
Otot inspirasi relaksasi volume thoraks mengecil tekanan intrapleura
meningkat volume paru mengecil tekanan intra-alveoli meningkat udara bergerak ke
luar paru.1

Gambar 1 : mekanisme pernapasan. Sumber : arinazulfayunitayunus.files.wordpress.com

Keseimbangan Asam Basa


Keseimbangan asam basa di dalam tubuh harus diatur agar semua organ berfungsi dengan
baik. Keasaman (pH) intraselular harus dijaga agar tetap disekitar 7.4 atau diantara 7.38 dan
7.42. Dalam kedaan seperti ini, semua metabolit berada dalam kedaan terionisasi.1
pH darah ( keasaman)
Suatu bahan disebut asam jika bahan tersebut merupakan pendonor ion hidrogen
sedangkan disebut basa jika bahan tersebut merupakan penerima ion hidrogen. Jika nilai
Ph turun disebut asidemia, yaitu suasana kelebihan asam di dalam darah. Jika nilai pH
naik disebut alkalemia yaitu kekurangan asam di dalam darah. Adisemia maupun
4

alkalemia dapat bersifat respiratorik dan metabolik. Jika terdapat perubahan asam basa
darah namun susana telah terkompensasi sehingga Ph mendekati nilai 7.4, keadaan ini
tidak lagi digolongkan sebagai asidemia atau alkalemia tetapi disebut asidosis dan
alkalosis.1
Sistem yang Berperan Mempertahankan pH Darah
Penyangga (buffer, dapar) adalah suatu bahan yang dapat berikatan secara reversibel
dengan H+. H+ berikatan dengan penyangga untuk membentuk suatu asam lemah (H penyangga).
Jika konsentrasi H+ meningkat, reaksi bergerak ke kanan dan lebih banyak H+ yaberikatan
dengan penyangga selama penyangga masih tersedia. Jika konsentrasi H+ menurun, reaksi
bergeser ke arah kiri, dan H+ dibebaskan dari penyangganya.3
Penyangga + H+ H penyangga
CO2 + H2O H2CO3
H2CO3 terionisasi untuk membentuk sejumlah kecil H+ dan HCO3 -.
H2CO3 H+ + HCO3Jika suatu asam ditambah dalam penyangga ini, peningkatan konsentrasi ion hidrogen di sangga
oleh HCO3-.
H+ + HCO3- H2CO3 CO2 + H2O
Reaksi kebalikan berlangsung jika di tambakan suatu basa kuat, misalnya natrium
hidrokmnnsida(NaOH), kedalam larutan penyangga bikarbonat.
NaOH + H2CO3 NaHCO2 + H2O
Yang kedua adalah sistem pernapasan yaitu yang mengatur pengeluaran karbondioksida
dan asam karbonat (H2CO3) dari cairan ekstraselular. Mekanisme ini bekerja dalam beberapa
detik sampai menit dan berfungsi sebagai pertahanan kedua.3
Karna paru mengeluarkan CO2 dari tubuh, ventilasi cepat oleh paru akan menurunkan
konsentrasi CO2 dalam darah, yang pada giliranya menurunkan konsentrasi asam karbonat
(H2CO3) dan H+ dalam darah. Sebaliknya, penurunan ventilasi paru meningkatkan CO2 dan
konsentrasi H+ dalam darah.3
Yang terakhir adalah ginjal, yang mensekresikan urine basa atau asam sehingga
konsentrasi ion hidrogen cairan ekstraselular dapat disesuaikan ke arah normal sewaktu asidosis
atau alkalosis. Mekanisme ini bekerja secara perlahan tetapi kuat dalam periode beberapa jam
atau hari untuk mengatr keseimbangan asam basa.3

Persamaan Henderson-Hasselbalch
Log negative konstanta disosiasi Ka didefinisikan sebagai pKa. hubungan antara pJ, pKa
dan konsentrasi asam lemah serta basa konjugatnya dijelaskan dengan persamaan HendersonHasselbalch.4

Persamaan Henderson-Hasselbalch. pKa, analog dengan pH, adalah log negative


konstanta disosiasi, Ka [HA] = konsentrasi asam yang tidak berdisosiasi, [H+] = konsentrasi ion
hydrogen, dan [A-] = konsentrasi basa konjugat.4
Faktor yang Mempengaruhi pH Darah
1. Ginjal yang mengoreksi beban ion H
2. Ion H dan K saling terkait dalam homeostasis asam-basa
3. Pertahanan pertama terhadap perubahan pH darah diberikan oleh buffer darah, tetapi paru
- paru dan ginjal yang mengoreksi beban ion H
4. Produksi asam-asam tertentu mengharuskan ginjal membuang ion H dan menyimpan ion
HCO3Dalam mengatur suhu tubuh, sistem termoregulasi bekerja untuk menyeimbangkan perolehan
panas dengan pelepasan panas
Kelainan Akibat Perubahan pH
Kelainan pH darah terjadi bila konsentrasi ion hydrogen meningkat diatas normal, disebut
asidemia, atau turun dibawah normal disebut alkamelia. Akhiran emia berarti perubahan pH
darah. Proses klinis tidak normal yang menyebabkan penumpukan asam atau basa masingmasing disebut asidosis dan alkalosis. Akhiran osis digunakan untuk suatu kondisi klinis yang
bisa disertai atau tidak disertai perubahan pH darah. Misalnya, asidosis metabolic tidak selalu
harus disertai asidemia karena penumpukan asam mungkin telah di atasi oleh mekanisme
pertahanan buffer atau mungkin telah terjadi kompensasi respirasi untuk mengembalikan pH
darah ke keadaan normal.5
a. Asidosis respiratorik
Adalah kedaan turunnya pH darah yang disebabkan oleh proses abnormal paru.
Keadaan ini dapat digolongkan menjadi asidosis akut dan kronik. Jika pengeluaran CO2
dari paru ke atmosfer menurun, PCO2 akan meningkat (misalnya dari 40 mmHg menjadi
45 mmHg) akan terjadi asidosis respiratorik akut atau kronik. Pada asidosis respiratorik
6

akut, peningkatan konsentrasi HCO3- hanya sedikit, sedangkan pada yang kronik
konsentrasi HCO3- meningkat lebih banyak.1
b. Asidosis metabloik
Asidosis metabolik disebabkan karena adanya akumulasi asam selain asam
karbonat. Penyebab asidosis metabolik antara lain adalah pemberian asam yang
berlebihan, produksi asam yang berlebihan (asidosis laktat ketika shock atau henti
jantung), berkurangnya eksresi asalm oleh ginjal , dan hilangnya bikarbonat, baik melalui
usus maupun ginjal. Asidosis metabolik ditandai oleh turunnya kadar HCO3- . Penderita
akan bernapas dengan cepat (hiperventilasi) agar CO2 dapat cepat dikeluarkan.1
c. Alkalosis respiratorik
Alkalosis respiratorik adalah suatu kelainan klinis yang menyebabkan
peningkatan keasaman darah (pH) karena hiperventilasi alveolar (hipokapnia).
Hipokapnia terjadi karena eliminasi CO2 melebihi produksi CO2 pada jairngan. Penyebab
alkalosis respiratorik meliputi pneumonia, penyakit paru intertisial, penyakit vaskular
paru dan asma akut.1
d. Alkalosis metabolik
Penyebab primer adalah peningkatan kosentrasi serum HCO3-. Kejadian ini
diakibatkan oleh hilangnya H+. Sebagai upaya kompensasi, paru akan berusaha
menciptakan keadaan hipoventilasi sehingga CO2 tertimbun dan PCO2 naik, dengan
demikian Ph akan naik kembali. PCO2 akan meningkat sebesar 0.5-0.7 mmHg setiap ada
peningkatan HCO3- sebanyak 1mEq/L. Peningkatan HCO3- lebih dari 35 mEq/L selalu
disebabkan oleh alkalosis metabolik.1

Kesimpulan
Terganggunya sistem pernapasan tentu dapat mengganggu mekanisme pernapasan
tersebut. Gangguan yang terjadi dapat berpengaruh terhadap keseimbangan asam basa dalam pH
darah. Hal yang berperan dalam mempertahankan pH darah antara lain sistem buffer,
pernapasan, dan ginjal. Faktor dapat memperngaruhi yang mengakibatkan kelainan-kelainan
seperti asidosis atau alkalosis. Dalam kehidupan sehari-hari perhitungan dalam menghitung
keseimbangan asam basa terdapat pada persamaan Henderson-Hasselbalch.
Daftar Pustaka
1. Muttaqin, Arif. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem pernapasan.
Jakarta: Penerbit Salemba Medika. 2008.h.4-5,24,29-31
2. Artikelsiana. Mekanisme pernapasan dada dan pernapasan perut.
http://www.artikelsiana.com/2014/09/mekanisme-pernapasan-dada-Pernapasanperut.html#_ diunduh 22/05/2015 pukul 18:16
3. Ethel Sloane. Anatomi dan fisiologi untuk pemula, Ed ke-1. Jakarta: EGC. 2004.h.266274.
4. Marks, Dawn B. bikomia kedokteran dasar : sebuah pendekatan klinis. Jakarta: EGC.
2000.h.35
5. Behrman Kliegman, Arvin Nelson. Ilmu kesehatan anak, vol.1. Jakarta: EGC.2000.h.253
6. Husada Dian. Faktor yang menentukan ph darah. http://biokimiadianhusadamojokerto.blogspot.com/p/faktor-yang-menentukan-ph-darah.html# diunduh
24/05/2015 pukul 06:08

Das könnte Ihnen auch gefallen