Sie sind auf Seite 1von 4

Kasus

MOJOKERTO, Praktik pemasungan terhadap orang yang dianggap menderita gangguan jiwa
masih saja terjadi. Nur Kholis misalnya, pemuda di Desa Sugihan, Kecamatan Soko, Majokerto, Jawa
Timur, itu dipasung warga setempat atas permintaan keluarganya. Nur Kholis dipasung karena sering
disebutkan mengamuk dan hendak membunuh ayahnya.
Nur Kholis sempat dibawa ke rumah sakit jiwa, kemudian dokter dan perawat menganjurkan
Nur Kholis untuk di rehabilitasi namun keluarga menolaknya. Akhirnya tim dokter dan perawat
memberikan obat kepada keluarga untuk diminumkan pada Nur Kholis di rumah. Setelah 2 minggu,
Nur Kholis tambah parah kemudian dibawa oleh keluarganya masuk ke RSJ lagi. Setelah dilakukan
pemeriksaan dan anamnese (wawancara) pada keluarganya, ternyata Nur Kholis dipasungm dirumah.
Kemudian perawat dan tim dokter menjelaskan tentang dampak pemasungan dan menganjurkan Nur
Kholis untuk direhabilitasi di RSJ tapi keluaganya masih tetap menolaknya dengan keras. Perawat dan
tim Dokter mengalami dilema apakah harus membiarkan pasien untuk pulang sesuai dengan keinginan
keluarga pasien dan membiarkan pasien di pasung ataukah memaksa melakukan rehabilitasi untuk
memperbaiki kondisi kesehatan pasien?

OPINI KASUS
Kasus tersebut dapat ditinjau dari aspek hukum, kode etik, asas etik dan dari segi norma budaya
1. ASPEK HUKUM
Dari Kasus Nur Kholis di atas, jika ditinjau dari aspek hukum maka ada beberapa dasar hukum
yang berkaitan dengan kasus diatas, antara lain
a. Dasar hukum yang hukum yang melindungi tim kesehatan( termasuk perawat ) jika tetap
melakukan tindakan sesuai dengan dengan keinginan keluarga Nur kholis
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomer HK.02.02/MenKes/148/I/2010
pasal 12 dalam melaksanakan praktek, perawat wajib untuk :
Menghormati hak pasien
Melakukan rujukan
Menyimpan Rahasia sesuai dengan peraturan perundang undangan yang berlaku
Memberikan informasi tentang masalah kesehatan pasien atau klien dan pelayanan
kesehatan yang dibutuhkan
Meminta persetujuan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
Melakukan pencatatan Askep secara sistematis
Undang undang No. 36 tahun 2009 Tentang : Kesehatan
Pasal 5 ayat
(3) Setiap orang berhak secara mandiri dan bertanggung jawab menentukan sendiri pelayanan
kesehata yang diperlukan bagi dirinya
Pasal 56 ayat
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan meahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap
Pasal 8
Setiap orang berhak memperoleh informasi tentang data kesehatan dirinya termasuk tindakan
dan pengobatan yang telah maupun yang akan diterimanya dari tenaga kesehatan
Pasal 7
Setiap orang berhak untuk mendapatkan informasi dan edokasi tentag kesehatan yang
seimbang dan bertanggung jawab

Dari beberapa dasar hukum diatas, pasien dan keluarga behak mengambil keputusan yang
terbaik atas tindakan yang akan dipilih setelah tim kesehatan termasuk perawat memberikan
informasi mengenai tindakan yang akan diterima pasien secara lengkap.hak pasien sepenuhnya
untuk memutuskan apakah harus membiarkan pasien untuk pulang sesuai dengan keinginan keluarga
pasien atau tidak. Ketika ada persyaratan yang diajukan, pasien dan keluarganya mmiliki tanggung
jawab atas dirinya dalam keoutusan tersebut.sesuai permenkes, perawat wajib untuk menghormati
keputusan ataupun persyaratan yang diajukan oleh pasien.

b. Dasar hukum yang tim dokter dan perawat jika melakukan tindakan untuk memperbaiki
kondisi Nur Kholis agar membaik
Undang undang No. 36 tahun 2009 Tentang : Kesehatan
Pasal 56
(1) Setiap orang berhak menerima atau menolak sebagian atau seluruh tindakan pertolongan
yang akan diberikan kepadanya setelah menerima dan memahami informasi mengenai tindakan
tersebut secara lengkap.
(2) Hak menerima atau menolak sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku pada :
a. Penderita penyakit yang penyakitnya dapat secara cepat menular ke dalam masyarakat yang
lebih luas;
b. Keadaan seseorang tidak sadarkan diri, atau
c. Gangguan mental berat
Ketika Nur kholis dibawa pulang oleh keluarganya (dalam kasus disebutkan setelah 2 minggu
dibawa pulang keadaan Nur Kholis bertambah parah) tim kesehatan (termasuk perawat)
dibenarkan untuk melakukan tindakan penyembuhan. Salah satunya menyarankan untuk
rehabilitasi dan menghentikan pemasungan yang diduga akan mempengaruhi keadaan pasien.
Hal ini dibenarkan sesuai Undang-Undang no 36 tahun 2009

2. KODE ETIK KEPERAWATAN


Kode etik keperawatan Indonesia yang berkaitan dengan kasus di atas adalah tentang tanggung
jawab perawat terhadap tugas yang bunyinya perawat senangtiasa mengutamakan
perlindungan dan keselamatan klien dalam melaksanakan tugas keperawatan serta matang
dalam mempertimbangkan kemampuan jika menerima atau mengalih tugaskan tanggungjawab
yang ada hubungannya dengan keperawatan.
Dalam kasus yang dialami Nur Kholis, perawat dihadapakan pada 2 pilihan yang sulit, apakah
membiarkan pasien dibawa pulang atau memaksa keluarga pasien untuk merehabilitasi pasien
di RSJ. Jika kode etik keperawatan yang menjadi dasar pengambilan keputusan, tentu yang
lebih dipentingkan adalah kesembuhan kondisi Nur Kholis.

3. ASAS ETIK KEPERAWATAN

Dari 6 asas etik keperawatan yang ada, maka asas etik yang berkaitan dengan kasus di atas
adalah
a. Asas autonomy / asas menghormati otonomi
Perawat dituntut untuk menghormati apa yang menjadi hak pasien. Keluarga Nur Kholis
memiliki hak penuh untuk memutuskan segala sesuatu yang berkenaan dengan kesehatan
Nur Kholis secara mandiri. Peran perawat dalam hal ini adalah melaksanakan dan
menghormati keputusan yang diambil oleh keluarga Nur Kholis.
b. Asas benefience (asas manfaat)
Dengan berdasarkan asas manfaat ini, perawat dapat mempertimbangkan tindakan apa yang
akan dilakukan untun memperbaiki kondisi Nur Kholis tanpa melakukan tindakan yang
bukan kewenangannya, jika keputusan yang diambil oleh keluarga Nur Kholis tidak
memberikan manfaat untuk proses kesembuhannya atau bahkan telah memperburuk kondisi
kesehatannya.

4. NORMA DAN BUDAYA


Tinjauan kasus berdasarkan norma fdan budaya :
Dalam kasus di atas, apabila dokter, perawat, serta tim medis yag laintetap melakukan
treatment tersebut maka ini bertentangan dengan norma sosial di masyarakat yang memiliki
pengertian:
segala tindakan yang dilakukan oleh seseorang atau sekelompok orang merupakan tindakan
yang wajar dan dapat diterima karena sesuai dengan harapan sebagian besar warga masyarakat
ataukah merupakan tindakan yang menyimpang karena tidak sesuai dengan harapan sebagian
besar warga masyarakat.
Semakin buruknya keadaan pasien

Das könnte Ihnen auch gefallen