Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
PENDAHULUAN
pengobatan
berupa
pemberian
antibiotik
atau
tindakan
pembedahan.
Osteomielitis merupakan suatu proses peradangan pada tulang yang
disebabkan oleh invasi mikroorganisme (bakteri dan jamur). Diagnosis perlu
ditegakkan sedini mungkin, terutama pada anak-anak sehingga pengobatan dapat
segera dimulai dan perawatan pembedahan yang sesuai dapat dilakukan untuk
mencegah penyebaran infeksi dan kerusakan yang lebih lanjut pada tulang.
Berikut ini dilaporkan suatu kasus osteomyelitis pada pasien laki-laki
berusia 3,5 tahun yang dirawat di RSUD Ulin Banjarmasin.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Osteomielitis adalah radang tulang yang disebabkan oleh organisme
piogenik tetapi berbagai agen infeksi lain juga dapat menyebabkannya (misalnya
jamur). Hal ini dapat tetap terlokalisasi atau dapat tersebar melalui tulang dengan
melibatkan sumsum tulang, korteks, jaringan retikular, dan periosteum. Radang
tulang yang disebabkan oleh organisme piogenik yang bersifat terlokalisasi
maupun dapat tersebar melalui tulang melibatkan sumsum, korteks, jaringan
kanselosa, dan periosteum (1,2).
B. Anatomi
Tulang adalah organ vital yang berfungsi untuk alat gerak pasif, proteksi
alat-alat di dalam tubuh, membentuk rangka penunjang dan pelindung bagi tubuh,
tempat melekatnya otot-otot yang menggerakkan kerangka tubuh, metabolisme
kalsium dan mineral, dan organ hemopoetik. (3,4).
Pembagian tulang menurut morfologi atau bentuk terdiri dari :
1)
2)
3)
4)
5)
C. Etiologi
Osteomielitis terjadi ketika infeksi berkembang dalam tulang atau tulang
menyebar ke wilayah lain dari tubuh. Ini disebabkan oleh bakteri atau jamur.
Bakteri tersebut antara lain Staphylococcus aureus (penyebab 50%), Salmonela
sp, Staphylococcus aureus, Pseudomonas auragenosa, dan Escherichia coli
(penyebab 25%). Pada penggguna obat-obat intravena, banyak disebabkan oleh
Pseudomonas aeruginosa dan Serratia. Tulang yang terinfeksi dapat memburuk
dan terjadi abses. Hal tersebut dapat menghambat pasokan darah ke tulang. Untuk
kasus osteomielitis kronis hilangnya pasokan darah lama kelamaan dapat
mengakibatkan kematian pada tulang (1).
Osteomielitis lebih sering terjadi pada laki-laki daripada perempuan dengan
rasio 2:1. Osteomielitis dapat terjadi pada siapa saja dan segala umur. Namun
osteomielitis sangat rentan terjadi pada orang-orang yang memiliki riwayat
penyakit diabetes, HIV dan anemia sel sabit; orang-orang yang melakukan suntik
intravena ke dalam tubuh secara tidak benar; orang yang pernah mengalami
cedera atau trauma tulang seperti fraktur terutama fraktur terbuka, dan luka akibat
tusukan serta orang-orang yang mengalami pasca bedah (1)
D. Patogenesis
Infeksi dalam sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui beberapa
cara. Kuman dapat masuk ke dalam tubuh melalui luka penetrasi langsung,
melalui penyebaran hematogen dari situs infeksi didekatnya ataupun dari struktur
lain yang jauh, atau selama pembedahan dimana jaringan tubuh terpapar dengan
lingkungan sekitarnya. Osteomielitis hematogen adalah penyakit masa kanakkanak yang biasanya timbul antara usia 5 dan 15 tahun.Ujung metafisis tulang
panjang
merupakan
tempat
predileksi
untuk
osteomielitis
hematogen.
pus tersebut akan dapat menembus soft tissues disekitarnya hingga ke permukaan
kulit, membentuk suatu sinus drainase (1,6).
Faktor-faktor sistemik yang dapat mempengaruhi perjalanan klinis
osteomielitis
termasuk
diabetes
mellitus,
immunosupresan,
penyakit
imundefisiensi, malnutrisi, gangguan fungsi hati dan ginjal, hipoksia kronik, dan
usia tua. Sedangkan faktor-faktor lokal adalah penyakit vaskular perifer, penyakit
stasis vena, limfedema kronik, arteritis, neuropati, dan penggunaan rokok (1,6).
E. Klasifikasi Osteomielitis
1.
2.
3.
4.
F. Manifestasi Klinis
Osteomielitis hematogenik akut
Secara klinis, penderita memiliki gejala dan tanda dari inflamasi akut. Nyeri
biasanya terlokalisasi meskipun bisa juga menjalar ke bagian tubuh lain di
dekatnya. Sebagai contoh, apabila penderita mengeluhkan nyeri lutut, maka sendi
panggul juga harus dievaluasi akan adanya arthritis. Penderita biasanya akan
menghindari menggunakan bagian tubuh yang terkena infeksi (8).
Pada pemeriksaan biasanya ditemukan nyeri tekan lokal dan pergerakan sendi
yang terbatas, namun oedem dan kemerahan jarang ditemukan. Dapat pula disertai
gejala sistemik seperti demam, menggigil, letargi, dan nafsu makan menurun pada
anak (9).
Pada pemeriksaan laboratorium ditemukan peningkatan dramatis dari CRP,
LED, dan leukosit. Pada pemeriksaan kultur darah tepi, ditemukan organisme
penyebab infeksi. Pada pemeriksaan foto polos pada awal gejala didapatkan hasil
yang negatif. Seminggu setelah itu dapat ditemukan adanya lesi radiolusen dan
elevasi periosteal. Sklerosis reaktif tidak ditemukan karena hanya terjadi pada
infeksi kronis. Presentasi radiologi dari Osteomielitis hematogen akut mirip
dengan gambaran neoplasma seperti Leukimia limfositik akut, Ewings sarkoma,
dan histiositosis Langerhans. Karena itu, dibutuhkan biopsi untuk menentukan
diagnosis pasti.
Osteomielitis Subakut
Infeksi subakut biasanya berhubungan dengan pasien pediatrik. Infeksi ini
biasanya disebabkan oleh organisme dengan virulensi rendah dan tidak memiliki
gejala. Osteomielitis subakut memiliki gambaran radiologis yang merupakan
kombinasi dari gambaran akut dan kronis. Seperti osteomielitis akut, maka
ditemukan adanya osteolisis dan elevasi periosteal. Seperti osteomielitis kronik,
maka ditemukan adanya zona sirkumferensial tulang yang sklerotik. Apabila
osteomielitis subakut mengenai diafisis tulang panjang, maka akan sulit
membedakannya dengan Histiositosis Langerhans atau Ewings Sarcoma (9).
Osteomielitis Kronik
Osteomielitis kronis merupakan hasil dari osteomielitis akut dan subakut yang
tidak diobati. Kondisi ini dapat terjadi secara hematogen, iatrogenik, atau akibat
dari trauma tembus. Infeksi kronis seringkali berhubungan dengan implan logam
ortopedi yang digunakan untuk mereposisi tulang. Inokulasi langsung
intraoperatif atau perkembangan hematogenik dari logam atau permukaan tulang
mati merupakan tempat perkembangan bakteri yang baik karena dapat
melindunginya dari leukosit dan antibiotik. Pada hal ini, pengangkatan implan dan
tulang mati tersebut harus dilakukan untuk mencegah infeksi lebih jauh lagi.
Gejala klinisnya dapat berupa ulkus yang tidak kunjung sembuh, adanya drainase
pus atau fistel, malaise, dan fatigue (9).
Pada anak-anak, infeksi tulang yang didapat melalui aliran darah
(hematogen), menyebabkan demam dan di kemudian hari, menyebabkan nyeri
pada tulang yang terinfeksi. Daerah di atas tulang bisa mengalami luka dan
membengkak, dan pergerakan akan menimbulkan nyeri (10).
Infeksi tulang yang disebabkan oleh infeksi jaringan lunak di dekatnya atau
yang berasal dari penyebaran langsung menyebabkan nyeri dan pembengkakan di
daerah di atas tulang. Selain itu, abses bisa terbentuk di jaringan sekitarnya.
Infeksi ini tidak menyebabkan demam dan pemeriksaan darah menunjukkan hasil
yang normal. Penderita yang mengalami infeksi pada sendi buatan atau anggota
gerak, biasanya memiliki nyeri yang menetap di daerah tersebut. Jika suatu infeksi
tulang tidak berhasil diobati, bisa terjadi osteomielitis menahun (osteomielitis
kronis). Kadang-kadang infeksi ini tidak terdeteksi selama bertahun-tahun dan
tidak menimbulkan gejala selama beberapa bulan atau beberapa tahun (10).
Osteomielitis menahun sering menyebabkan nyeri tulang, infeksi jaringan
lunak diatas tulang yang berulang, dan pengeluaran nanah yang menetap atau
hilang timbul dari kulit. Pengeluaran nanah terjadi jika nanah dari tulang yang
terinfeksi menembus permukaan kulit dan suatu saluran (saluran sinus) terbentuk
dari tulang menuju kulit (10).
G. Diagnosis
10
Pemeriksaan fisik.
Pemeriksaan penunjang:
a. Tes Darah (Tes Mei). Tes darah tidak dapat digunakan untuk
mendiagnosis apakah seseorang menderita osteomielitis atau tidak. Tes
ini hanya mengungkapkan seputar tingginya tingkat sel darah putih
(leukosit) dan tingginya laju endap darah (LED).
b. Aspirasi pada daerah yang mengeluarkan pus (nanah).
c. Pemeriksaan titer antibodi anti-Staphylococcus.
d. X-Ray. Pemeriksaan ini dapat mengungkapkan kerusakan tulang.
Namun, kerusakan mungkin tidak dapat terlihat sampai osteomielitis
tampak dalam beberapa minggu. Pemeriksaan lebih rinci dapat dilakukan
imaging-test yang mungkin diperlukan jika osteomielitis terjadi barubaru ini.
e. Imaging test. Tes ini dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai
ektremitas pada tulang yang mengalami gangguan. Seperti computerizedtomography (CT-Scan) ataupun Magnetic Resonance Imaging (MRI).
f. Bone biopsy atau biopsi tulang (1).
H. Diagnosis Banding
11
Antibiotika yang efektif terhadap gram negatif maupun gram positif diberikan
langsung tanpa menunggu hasil biakan darah, dan dilakukan secara parenteral
selama 3-6 minggu.
12
b Adanya abses.
c Rasa sakit yang hebat.
d Bila
mencurigai
adanya
perubahan
kearah
keganasan
(karsinoma
Epidermoid).
Jika infeksi bisa ditemukan pada stadium awal, biasanya tidak diperlukan
pembedahan. Tetapi kadang-kadang suatu abses memerlukan pembedahan untuk
mengeluarkan nanahnya (1).
Osteomielitis akut harus diobati segera. Biakan darah diambil dan
pemberian antibiotika intravena dimulai tanpa menunggu hasil biakan. Karena
Staphylococcus merupakan kuman penyebab tersering, maka antibiotika yang
dipilih harus memiliki spektrum antistafilokokus. Jika biakan darah negatif, maka
diperlukan aspirasi subperiosteum atau aspirasi intramedula pada tulang yang
terlibat. Pasien diharuskan untuk tirah baring, keseimbangan cairan dan elektrolit
dipertahankan, diberikan antipiretik bila demam, dan ekstremitas diimobilisasi
dengan gips. Perbaikan klinis biasanya terlihat dalam 24 jam setelah pemberian
antibiotika. Jika tidak ditemukan perbaikan, maka diperlukan intervensi bedah.
Terapi antibiotik biasanya diteruskan hingga 6 minggu pada pasien dengan
osteomielitis. LED dan CRP sebaiknya diperiksa secara serial setiap minggu
untuk memantau keberhasilan terapi. Pasien dengan peningkatan LED dan CRP
yang persisten pada masa akhir pemberian antibiotik yang direncanakan mungkin
memiliki infeksi yang tidak dapat ditatalaksana secara komplit. C-Reactive
Protein (CRP) Adalah suatu protein fase akut yang diproduksi oleh hati sebagai
13
14
Hs-CRP meningkat tajam saat terjadi inflamasi dan menurun jika terjadi
perbaikan sedang LED naik kadarnya setelah 14 hari dan menurun secara lambat
sesuai dengan waktu paruhnya.
15
proses akut telah dikendalikan, maka terapi fisik harian dalam rentang gerakan
diberikan. Kapan aktivitas penuh dapat dimulai tergantung pada jumlah tulang
yang terlibat. Pada infeksi luas, kelemahan akibat hilangnya tulang dapat
mengakibatkan terjadinya fraktur patologis.
Indikasi dilakukannya pembedahan ialah :
1.
Adanaya sequester.
2.
Adanya abses.
3.
4.
Luka dapat ditutup rapat untuk menutup rongga mati (dead space) atau
dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan granulasi atau dilakukan grafting
dikemudian hari. Dapat dipasang drainase berpengisap untuk mengontrol
hematoma dan mebuang debris. Dapat diberikan irigasi larutan salin normal
selama 7 sampai 8 hari. Dapat terjadi infeksi samping dengan pemberian irigasi
ini.
Rongga yang didebridemen dapat diisi dengan graft tulang kanselus untuk
merangsang penyembuhan. Pada defek yang sangat besar, rongga dapat diisi
dengan transfer tulang berpembuluh darah atau flup otot (dimana suatu otot
diambil dari jaringan sekitarnya namun dengan pembuluh darah yang utuh).
16
Teknik bedah mikro ini akan meningkatkan asupan darah; perbaikan asupan darah
kemudian akan memungkinkan penyembuhan tulang dan eradikasi infeksi.
Prosedur bedah ini dapat dilakukan secara bertahap untuk menyakinkan
penyembuhan. Debridemen bedah dapat melemahkan tulang, kemudian
memerlukan stabilisasi atau penyokong dengan fiksasi interna atau alat
penyokong eksterna untuk mencegah terjadinya patah tulang. Saat yang terbaik
untuk melakukan tindakan pembedahan adalah bila involukrum telah cukup kuat;
mencegah terjadinya fraktur pasca pembedahan.
Kegagalan pemberian antibiotika dapat disebabkan oleh:
1
Pemberian
antibiotik
yang
tidak
cocok
penyebabnya
2
Timbulnya resistensi
Kesalahan diagnostik
J. Komplikasi
Komplikasi dari osteomielitis antara lain :
17
dengan
mikroorganisme
a. Abses tulang
b. Bakteremia
c. Fraktur
K. Pencegahan
Jika terjadi luka terbuka terutama pada fraktur terbuka, maka harus segera
diberikan penatalaksanaan yang lengkap, tepat dan steril untuk menghindari
terjadinya osteomielitis. Penatalaksanaan yang tepat tersebut harus segera
diberikan pada orang yang berisiko tinggi menderita osteomielitis jika diduga ada
tanda terjadinya infeksi pada bagian tubuh manapun (11).
L. Prognosis
Dengan diagnosis dini dan pengobatan yang tepat, prognosis untuk
osteomielitis baik . regimen antibiotik digunakan selama empat sampai delapan
minggu dan kadang-kadang lebih lama dalam pengobatan osteomielitis tergantung
pada bakteri yang menyebabkan dan respon pasien. Umumnya , pasien dapat
sembuh total tanpa komplikasi lama (6).
Namun, jika ada keterlambatan dalam diagnosis atau pengobatan, atau jika
ada cedera tulang dan jaringan lunak yang signifikan akibat trauma dengan
kompromasi pasokan darah lokal, dapat menyebabkan defisit fungsional
permanen dan / atau membuat pasien lebih rentan terhadap terjadinya rekurensi.
Jika operasi atau pencangkokan tulang diperlukan , ini akan memperpanjang
waktu yang dibutuhkan untuk pulih (6).
18