Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
MODUL PRAKTIKUM
ELEKTRONIKA DAYA
MODUL 1
BRIEFING PRAKTIKUM
Briefing praktikum dilaksanakan hari Selasa 22 Maret pukul 16.00 - selesai di
Kelas S. 305 (Saat kelas Elektronika Daya). Seluruh praktikan wajib hadir karena briefing
termasuk dalam komponen penilaian.
MODUL 2
DIODA DAYA
Tujuan
1. Memahami karateristik dari Dioda Daya
2. Memahami jenis-jenis dari Dioda Daya
Dasar Teori
Dioda daya merupakan device semikonduktor yang terdiri dari anoda dan
katoda, yang dipergunakan untuk daya yang besar. Prinsip kerja dari dioda daya
sama dengan dioda sinyal yaitu secara umum adalah dioda akan on (konduksi)
apabila tegangan yang diberikan pada anoda lebih besar dari tegangan katoda
(Vs > 0 ). Pada saat on dioda dapat digambarkan sebagai rangkaian short circuit,
sedangkan pada saat off dioda dapat digambarkan sebagai rangkaian open circuit.
Berdasarkan prinsip kerja dioda maka dalam aplikasinya dalam elektronika daya
dioda digunakan sebagai penyearah.
Dioda dilambangkan seperti pada gambar di bawah ini :
Yang membedakan dioda daya dengan dioda sinyal yaitu dioda daya:
General-purpose diodes
Fast-recovery Dioda
Dioda Schottky
Peralatan Percobaan
Software Pspice
Software ORCAD
Prosedur Percobaan
1. Buka Pspice, buka file Half_wave_rectifier_FWD.mdl
2. Atur besar nilai resistor sesuai dengan yang ditentukan oleh asisten
3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban
4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan
5. Lakukan langkah 2-4 dengan beban resistif-induktif (terhubung seri) dan beban
resistif-kapasitif (terhubung seri).
Tugas
1. Gambarkan rangkaian percobaan di atas dengan komponen komponennya!
2. Gambarkan abentuk gelombang keluaran di atas untuk masing-masing
beban!
MODUL 3
DIODA RECTIFIERS
Tujuan
1. Melihat bentuk gelombang keluaran dari penyearah setengah gelombang
tanpa beban pada sumber satu fasa.
2. Melihat bentuk gelombang yang dihasilkan pada beban yang berbeda.
3. Melihat bentuk gelombang keluaran dari penyearah gelombang penuh
tanpa beban pada sumber satu fasa.
4. Melihat bentuk gelombang yang dihasilkan pada beban yang berbeda.
Dasar Teori
1. Penyearah Setengah Gelombang Satu Fasa
Penyearah setengah gelombang merupakan penyearah tegangan bolak
balik ( AC ) menjadi tegangan DC dengan melewatkan tegangan pada saat
tegangan yang diberikan pada anoda lebih besar dari tegangan pada katoda.
Sehingga bentuk gelombang keluaran yang dihasilkan akan terjadi pada setengah
perioda dengan tegangan yang dihasilkan adalah nol pada period yang lainnya.
Rangkaian penyearah setengah gelombang:
Peralatan Percobaan
A. Percobaan 1 (Penyearah Setengah Gelombang Satu Fasa)
1. Seperangkat Komputer
2. Software Pspice
B. Percobaan 2 (Penyearah Gelombang Penuh Satu Fasa)
1. Seperangkat Komputer
2. Software MATLAB
Prosedur Percobaan
A. Percobaan 1
1. Buka Pspice, buka file Half_wave_rectifier_FWD.mdl
2. Atur besar nilai resistor sesuai dengan yang ditentukan oleh asisten
3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban
4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan
5. Lakukan langkah 2-4 dengan beban resistif-induktif (terhubung seri) dan beban
resistif-kapasitif (terhubung seri).
B. Percobaan 2
1. Buka MATLAB, buka file Full_wave_rectifier.mdl
2. Atur besar nilai resistor sesuai dengan yang ditentukan oleh asisten
3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban
4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan
5. Lakukan langkah 2-4 dengan beban resistif-induktif (terhubung seri) dan beban
resistif-kapasitif (terhubung seri).
Tugas
1. Gambarkan rangkaian percobaan di atas dengan komponen komponennya!
2. Gambarkan abentuk gelombang keluaran di atas untuk masing-masing
beban!
3. Gambarkan rangkaian percobaan di atas dengan komponen komponennya!
4. Gambarkan bentuk gelombang keluaran di atas untuk masing-masing beban!
MODUL 4
THYRISTOR
Tujuan
1. Memahami karakteristik dan prinsip kerja thyristor.
Dasar Teori
Thyristor adalah divais semikonduktor daya yang berfungsi sebagai switch,
yang beroperasi dari keadaan non konduksi menjadi keadaan konduksi. Thyristor
tersusun atas 4 lapisan p-n-p-n dengan tiga sambungan pn. Thyristor memiliki tiga
terminal, yakni anoda, katoda, dan gate.
Ketika tegangan anoda lebih positif dibanding katoda, maka J1 dan J3 akan
forward biased, sedangkan J2 akan reverse biased, sehingga hanya sedikit arus yang
bisa mengalir dari anoda ke katoda. Kondisi ini dinamakan forward blocking.
Jika tegangan antara anoda dan katoda ditingkatkan, maka daerah deplesi
di J2 akan hilang, yang dinamakan avalanche breakdown, sehingga terjadi aliran
muatan dari anoda ke katoda. Kondisi ini disebut kondisi ON atau konduksi. Arus
anoda harus lebih besar dari latching current supaya tetap terjadi aliran muatan, jika
tidak, maka akan terjadi kondisi blocking. Holding current adalah arus minimum pada
anoda yang dibutuhkan untuk membuat thyristor tetap dalam kondisi on.
2.
3.
4.
5.
6.
8.
9.
Peralatan Percobaan
1. Seperangkat komputer
2. Perangkat lunak Matlab
Prosedur Percobaan
1. Pengaruh pengontrolan fasa terhadap tegangan keluaran rata-rata pada
semikonverter satu fasa.
Langkah-langkah:
Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse
generator. Variasikan empat nilai fasa yang berbeda dengan phase delay
T1= 1 dan phase delay T2 = 2.
Amati dan gambarkan hasil keluaran di osiloskop untuk salah satu nilai fasa
yang digunakan.
Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse
generator. Variasikan empat nilai fasa yang berbeda dengan phase delay
T1= phase delay T2= 1 dan phase delayT3= phase delay T4 = 2.
10
Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse
generator. Variasikan lima nilai fasa yang berbeda dengan phase delay
T1= 1 dan phase delay T2 = 2.
11
MODUL 5
PENYEARAH TERKONTROL
Tujuan
1. Memahami penyearah setengah gelombang dan gelombang penuh satu
fasa menggunakan thyristor.
2. Memahami aplikasi thyristor pada pengaturan kecepatan motor DC.
Dasar Teori
Thyristor pengontrolan fasa digunakan untuk menghasilkan tegangan
keluaran yang dapat diatur besarnya, caranya dengan mengatur waktu tunda atau
sudut penyalaan pada thyristor. Thyristor diaktifkan dengan memberikan pulsa pada
gatenya.
Berdasarkan tegangan masukannya, konverter pengontrolan fasa dibedakan
menjadi konverter satu fasa dan konverter tiga fasa. Pada setengah siklus positif,
thyristor akan on setelah gatenya diberikan pulsa dengan waktu tunda sebesar .
setelah t > , maka thyristor akan on dan tegangan pada beban sama seperti
tegangan masukannya.
Baik konverter satu fasa maupun tiga fasa, masing-masing memiliki tipe
semiconverter, full converter, dan dual converter. Semikonverter satu fasa memiliki
rangkaian sebagai berikut:
12
13
(1 + )
Full konverter satu fasa beroperasi di dua kuadran, artinya konverter ini memiliki
tegangan keluaran dengan dua polaritas dan arus keluaran satu polaritas. Gambar
rangkaiannya adalah sebagai berikut:
14
2
()
Salah satu aplikasi thyristor adalah pada pengaturan motor DC. Thyristor dapat
berfungsi sebagai saklar untuk mengaktifkan motor DC. Thyristor juga dapat
mengatur kecepatan motor DC.
Ea = k.n.
Ea = Va Ia.Ra
=
dimana = (If)
Torsi = K..Ia
Ia = f (Va)
Dari rumus tersebut dapat diketahui bahwa pengaturan kecepatan dan torsi
motor DC Shunt berpenguat terpisah dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
dengan pengaturan tegangan jangkar Va dan dengan pengaturan arus medan
penguat atau If.
Peralatan Percobaan
1. Seperangkat Komputer
2. Software MATLAB
Prosedur Percobaan
1. Pengaruh pengontrolan fasa terhadap tegangan keluaran rata-rata pada
semikonverter satu fasa.
Langkah-langkah:
Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse
generator. Variasikan empat nilai fasa yang berbeda dengan phase delay
T1= 1 dan phase delay T2 = 2.
Amati dan gambarkan hasil keluaran di osiloskop untuk salah satu nilai fasa
yang digunakan.
Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse
generator. Variasikan empat nilai fasa yang berbeda dengan phase delay
T1= phase delay T2= 1 dan phase delayT3= phase delay T4 = 2.
Atur fasa pada gate dengan mengatur phase delay pada blok pulse
generator. Variasikan lima nilai fasa yang berbeda dengan phase delay
T1= 1 dan phase delay T2 = 2.
15
16
MODUL 6
INVERTERS
Tujuan
1. Melihat hasil gelombang keluaran berupa AC dengan masukan DC
2. Mampu menganalisis grafik keluaran sesuai dengan cara kerja inverter
Dasar Teori
Konverter DC ke AC dikenal dengan Inverter. Fungsi dari inverter itu sendiri
adalah mengubah tegangan input DC ke tegangan AC simetris dengan magnitude
dan frekuensi yang diinginkan. Tegangan output bisa tetap atau berubah pada
frekuensi yang tetap dan berubah pula. Variabel tegangan output dapat diperoleh
dengan memvariasikan tegangan input DC dan mempertahankan penguatan
inverter tetap konstan. Namun, apabila tegangan input DC fixed/tetap dan tidak
bisa
diubah/dikontrol, variabel
dengan
17
Prinsip kerja dari inverter satu fasa dapat dijelaskan dari Gambar 6.2a.
Rangkaian inverter terdiri dari dua chopper. Saat transistor Q1 nyala untuk waktu T0/2,
tegangan yang melalui beban adalah Vs/2. Jika transistor Q2 nyala untuk waktu T0/2
, Vs/2 muncul pada beban. Rangkaian logika seharusnya didesain agar Q1 dan Q2
tidak nyala saat waktu yang bersamaan. Gambar 6.2b menggambarkan
gelombang untuk output tegangan dan arus transistor pada beban resistif. Inverter
ini membutuhkan 3 kawat sumber DC dan saat transistor dalam keadaan off,
tegangan reverse adalah Vs sebagai pengganti Vs/2.
Single Phase Full-Bridge Inverters
18
Tegangan puncak reverse blocking dari setiap transistor dan kualitas dari
tegangan output half-bridge dan full-bridge sama. Namun, untuk full-bridge inverter,
output dayanya empat kali lebih besar dan komponen dasar dasarnya dua kali lebih
banyak dari half-bridge inverter.
Three Phase Inverters
19
180-degree conduction
120-degree conduction
20
Peralatan Percobaan
1. Seperangkat komputer
2. Software MATLAB
Prosedur Percobaan
1. Buka Matlab, buka file Inverter.mdl
2. Atur besar nilai tegangan input yang diperintahkan oleh asisten
3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban
4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan
21
22
Modul 7
DC-DC Converter
(Buck & Boost)
Tujuan
1. Memahami karakteristik dari switch transistor ideal
2. Mampu menganalisis grafik keluaran sesuai dengan cara kerja DC DC
Converter Buck
3. Mampu menganalisis grafik keluaran sesuai dengan cara kerja
DC DC
Converter Boost
Dasar Teori
Pada beberapa aplikasi industri, diperlukan alat untuk mengkonversi fixedvoltage dc source menjadi tegangan dc yang bisa diubah-ubah. DC to DC converter
digunakan untuk keperluan tersebut. DC converter dapat dianggap seperti
transformer pada tegangan AC, yang bisa digunakan sebagai penaik tegangan
(step up) atau penurun tegangan (step down). DC-DC Converters biasa digunakan
untuk pengontrolan motor DC, catu daya switching, dan regulator tegangan DC.
Karena kegunaannya tersebut itulah DC-DC Converters banyak digunakan pada
mobil listrik hingga sistem kelistrikan pesawat luar angkasa.
DC-DC Converters dapat menghasilkan keluaran tegangan DC yg tetap
ataupun berubah dari tegangan DC yang tetap maupun berubah seperti terlihat
pada Gambar 7.1. Tegangan output dan arus input idealnya menjadi DC murni,
tetapi pada praktiknya tegangan output dan arus input mengandung harmonik atau
ripple seperti pada gambar 7.1a dan 7.1b
Cara kerja dari DC Chopper Step Down dapat dilihat dari Gambar. 7.2a. Saat
switch SW, yang berfungsi sebagai chopper, tertutup dengan lama waktu t1,
tengangan input Vs akan muncul pada beban. Jika switch SW tertutup selama t2,
tegangan yang ada pada beban menjadi 0. Bentuk gelombang dari tegangan
output dapat dilihat pada Gambar 7.2b. Switch SW dapat diimplementasikan
dengan menggunakan Power BJT, Power MOSFET, GTO (Gate-Turn-On Thyristor), atau
IGBT (Insulated Field-Effect Transistor). Divais semikonduktor tersebut digunakan
23
24
Va = 0 v0 dt =
Vs = f t1 Vs = kVs . . . . . . . . . . . (7.1)
operation:
Pemotongan
(chopping)
frekuensi
divariasikan. Baik on-time t1 ataupun off-time t2 dijaga tetap konstan. Cara ini
disebut frequency modulation. Tipe kontrol ini biasanya akan menimbulkan
harmonik pada frekuensi yang tidak bisa diprediksi, sehingga desain filter akan
lebih sulit.
Cara kerja dari DC Chopper Step Up dapat dilihat dari rangkaian pada
Gambar 5.3a. Ketika switch chopper tertutup selama t1, arus pada induktor akan naik
Peralatan Percobaan
1. Seperangkat komputer
2. Software MATLAB
Prosedur Percobaan
1. Buka Matlab, buka file DC_DCConverter Buck.mdl
2. Atur besar nilai tegangan input yang diperintahkan oleh asisten
25
26
MODUL 8
DC-DC CONVERTER
(BUCK-BOOST & CUK)
Tujuan
1. Melihat hasil gelombang keluaran DC DC Converter Buck Boost
2. Melihat hasil gelombang keluaran DC DC Converter Cuk
3. Mampu menganalisis grafik keluaran sesuai dengan cara kerja DC DC
Converter Buck Boost
4. Mampu menganalisis grafik keluaran sesuai dengan cara kerja DC DC
Converter Cuk
Dasar Teori
Terdapat 4 topologi dari regulator switching, yaitu:
1. Buck Regulators / Buck Converter
27
28
Va = Vs
2.
= k Vs . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8.2 )
Pada regulator Boost, tegangan output lebih besar dibanding tegangan input.
Regulator boost menggunakan power MOSFET untuk switchingnya seperti terlihat
pada Gambar 8.5. Tegangan output rata-ratanya sebagai berikut.
Va = Vs
3.
. . . . . . . . . . . . (8.3 )
Buck-Boost Regulator
Tegangan output dari regulator Buck-Boost dapat lebih besar ataupun lebih
kecil daripada tegangan input. Regulator ini biasa disebut inverting regulator karena
polaritas tegangan outputnya berlawanan dengan tegangan input. Rangkaian
Va = -
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . (8.4 )
4. Cuk Regulator
Va = -
. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .(8.5)
Peralatan Percobaan
1. Seperangkat komputer
2. Software MATLAB
29
Prosedur Percobaan
1. Buka Matlab, buka file DC_DCConverter Buck Boost.mdl
2. Atur besar nilai tegangan input yang diperintahkan oleh asisten
3. Catat dan amati nilai tegangan rms dan arus rms beban
4. Gambarkan grafik sesuai yang diminta pada lembar data percobaan
5. Ulangi prosedur diatas untuk tipe cuk
30
MODUL 9
POST TEST
Post test merupakan tes akhir mengenai materi yang telah diujikan dalam
praktikum Elektronika Daya. Seluruh praktikan wajib mengikuti post test ini karena
termasuk dalam komponen penilaian. Waktu dan tempat pelaksanaan post test
akan diberi tahu lebih lanjut.
31
32
DAFTAR PUSTAKA
1. Rashid,Muhammad
H.,Power
Electronics
(Circuit,
Device,
and
Applications),1993:New Jersey.
2. Mohan,Undeland,Robbins,Power Electronics (Converter,Application, and
Design),2004.