Sie sind auf Seite 1von 7

Apakah ilmu tauhid itu?

Ilmu tauhid adalah ilmu yang membahas pengokohan


keyakinan-keyakinan agama Islam dengan dalil-dalil naqli maupun aqli yang pasti
kebenarannya sehingga dapat menghilangkan semua keraguan, ilmu yang menyingkap
kebatilan orang-orang kafir, kerancuan dan kedustaan mereka. Dengan ilmu tauhid ini,
jiwa kita akan kokoh, dan hati pun akan tenang dengan iman. Dinamakan ilmu tauhid
karena pembahasan terpenting di dalamnya adalah tentang tauhidullah (mengesakan
Allah). Allah swt. berfirman:

Adakah orang yang mengetahui bahwasanya apa yang diturunkan kepadamu dari
Tuhanmu itu benar, sama dengan orang yang buta? Hanyalah orang-orang yang berakal
saja yang dapat mengambil pelajaran. (Ar-Rad: 19)

Iman adalah engkau membenarkan dan meyakini Allah, para malaikat-Nya, kitab-kitabNya, rasul-rasul-Nya, hari akhir, dan taqdir baik maupun buruk. (HR. Muslim).

Bidang Pembahasan Ilmu Tauhid


Apa saja yang dibahas? Ilmu tauhid membahas enam hal, yaitu:
1. Iman kepada Allah, tauhid kepada-Nya, dan ikhlash beribadah hanya untuk-Nya tanpa
sekutu apapun bentuknya.
2. Iman kepada rasul-rasul Allah para pembawa petunjuk ilahi, mengetahui sifat-sifat yang
wajib dan pasti ada pada mereka seperti jujur dan amanah, mengetahui sifat-sifat yang
mustahil ada pada mereka seperti dusta dan khianat, mengetahui mujizat dan bukti-bukti
kerasulan mereka, khususnya mujizat dan bukti-bukti kerasulan Nabi Muhammad saw.
3. Iman kepada kitab-kitab yang diturunkan Allah kepada para nabi dan rasul sebagai
petunjuk bagi hamba-hamba-Nya sepanjang sejarah manusia yang panjang.
4. Iman kepada malaikat, tugas-tugas yang mereka laksanakan, dan hubungan mereka
dengan manusia di dunia dan akhirat.
5. Iman kepada hari akhir, apa saja yang dipersiapkan Allah sebagai balasan bagi orangorang mukmin (surga) maupun orang-orang kafir (neraka).

6. Iman kepada takdir Allah yang Maha Bijaksana yang mengatur dengan takdir-Nya
semua yang ada di alam semesta ini.
Allah swt berfirman:

Rasul telah beriman kepada Al-Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya,
demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikatmalaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, dan rasul-rasul-Nya. (Al-Baqarah: 285)
Rasulullah saw. ditanya tentang iman, beliau menjawab,

Kedudukan Ilmu Tauhid di Antara Semua Ilmu


Kemuliaan suatu ilmu tergantung pada kemulian tema yang dibahasnya. Ilmu kedokteran
lebih mulia dari teknik perkayuan karena teknik perkayuan membahas seluk beluk kayu
sedangkan kedokteran membahas tubuh manusia. Begitu pula dengan ilmu tauhid, ini
ilmu paling mulia karena objek pembahasannya adalah sesuatu yang paling mulia. Adakah
yang lebih agung selain Pencipta alam semesta ini? Adakah manusia yang lebih suci
daripada para rasul? Adakah yang lebih penting bagi manusia selain mengenal Rabb dan
Penciptanya, mengenal tujuan keberadaannya di dunia, untuk apa ia diciptakan, dan
bagaimana nasibnya setelah ia mati?
Apalagi ilmu tauhid adalah sumber semua ilmu-ilmu keislaman, sekaligus yang terpenting
dan paling utama.
Karena itu, hukum mempelajari ilmu tauhid adalah fardhu ain bagi setiap muslim dan
muslimah sampai ia betul-betul memiliki keyakinan dan kepuasan hati serta akal bahwa ia
berada di atas agama yang benar. Sedangkan mempelajari lebih dari itu hukumnya fardhu
kifayah, artinya jika telah ada yang mengetahui, yang lain tidak berdosa. Allah swt.
berfirman,

Maka ketahuilah, bahwa sesungguhnya tidak ada Tuhan (Yang Haq) melainkan Allah.
(Muhammad: 19)
Al-Quran adalah Kitab Tauhid Terbesar

Sesungguhnya pembahasan utama Al-Quran adalah tauhid. Kita tidak akan menemukan
satu halaman pun yang tidak mengandung ajakan untuk beriman kepada Allah, rasul-Nya,
atau hari akhir, malaikat, kitab-kitab yang diturunkan Allah, atau taqdir yang diberlakukan
bagi alam semesta ini. Bahkan dapat dikatakan bahwa hampir seluruh ayat Al-Quran yang
diturunkan sebelum hijrah (ayat-ayat Makkiyyah) berisi tauhid dan yang terkait dengan
tauhid.
Karena itu tak heran masalah tauhid menjadi perhatian kaum muslimin sejak dulu,
sebagaimana masalah ini menjadi perhatian Al-Quran. Bahkan, tema tauhid adalah tema
utama dakwah mereka. Umat Islam sejak dahulu berdakwah mengajak orang kepada
agama Allah dengan hikmah dan pelajaran yang baik. Mereka mendakwahkan bukti-bukti
kebenaran akidah Islam agar manusia mau beriman kepada akidah yang lurus ini.
Bagi seorang muslim, akidah adalah segala-galanya. Tatkala umat Islam mengabaikan
akidah mereka yang benar -yang harus mereka pelajari melalui ilmu tauhid yang didasari
oleh bukti-bukti dan dalil yang kuat mulailah kelemahan masuk ke dalam keyakinan
sebagian besar kaum muslimin. Kelemahan akidah akan berakibat pada amal dan
produktivitas mereka. Dengan semakin luasnya kerusakan itu, maka orang-orang yang
memusuhi Islam akan mudah mengalahkan mereka. Menjajah negeri mereka dan
menghinakan mereka di negeri mereka sendiri.
Sejarah membuktikan bahwa umat Islam generasi awal sangat memperhatikan tauhid
sehingga mereka mulia dan memimpin dunia. Sejarah juga mengajarkan kepada kita,
ketika umat Islam mengabaikannnya akidah, mereka menjadi lemah. Kelemahan perilaku
dan amal umat Islam telah memberi kesempatan orang-orang kafir untuk menjajah negeri
dan tanah air umat Islam.

berarti manusia berpotensi mengetahui rahasia alam semesta. Adanya potensi tersebut,
dan tersedianya lahan yang diciptakan Allah, serta ketidakmampuan alam untuk
membangkang pada perintah dan hukum-hukum Tuhan, menjadikan ilmuwan dapat
memperoleh kepastian mengenai hukum-hukum alam. Karenanya, semua itu
menghantarkan pada manusia berpotensi untuk memanfaatkan alam itu merupakan buah
dari ilmu pengetahuan dan teknologi. Al-Quran memerintahkan manusia untuk terus
berupaya meningkatkan kemampuan ilmiahnya. Jangankan manusia biasa, Rasul Allah
Muhammad SAW pun diperintahkan agar berusaha dan berdoa agar selalu ditambah
pengetahuannya (QS Yusuf : 72).
Hal ini dapat menjadi pemicu manusia untuk terus mengembangkan teknologi dengan
memanfaatkan anugerah Allah yang dilimpahkan kepadanya. Karena itu, laju IPTEK
memang tidak dapat dibendung, hanya saja mabusia dapat berusaha mengarahkan diri
agar tidak diperturutkan nafsunya untuk mengumpulkan harta dan IPTEK yang dapat
membahayakan dirinya dan yang lainnya.
surat Al-Mujadalah ayat 11 yang artinya sebagai berikut :
"Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang
diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu
kerjakan."
Maksudnya sebagai berikut : sama-sama dari kelompok yang beriman, maka Allah SWT
akan masih meninggikan derat bagi mereka, ialah mereka yang berilmu pengetahuan.
surat Ar-Rad syat 11, yaitu :
Sesungguhnya Allah tidak merobah keadaan sesuatu kaum sehingga mereka merobah
keadaan yang ada pada diri mereka sendiri.

IPTEK dilihat dari pandangan Islam


Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK) menurut pandangan Al-Quran mengundang
kita untuk menengok sekian banyak ayat Al-Quran yang berbicara tentang alam raya.
Menurut ulama terdapat 750 ayat Al-Quran yang menjelaskan tentang alam beserta
fenomenanya dan memerintahkan manusia untuk mengetahui dan memanfaatkannya.
Allah SWT berfirman dalam QS Al-Baqarah ayat 31 yang artinya :Dan dia ajarkan kepada
Adam nama-nama (benda) semuanya, kemudian diperintahkan kepada malaikat-malaikat,
seraya berfirman Sebutkan kepadaku nama semua (benda) ini, jika kamu yang benar.
Dari ayat di atas yang dimaksud nama-nama adalah sifat, ciri, dan hukum sesuatu. Ini

Dari ayat tersebut dapat disimpulkan bahwa, pada dasarnya Al-Quran telah mendorong
manusia untuk berteknologi supaya kehidupan mereka meningkat. Upaya ini harus
merupakan rasa syukur atas keberhasilannya dalam merubah nasibnya. Dengan
perkataan lain, rasa syukur atas keberhasilannya dimanifestasikan dengan
mengembangkan terus keberhasilan itu, sehingga dari waktu kewaktu keberhasilan itu
akan selalu maningkat terus.

Dalam islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun peradaban yang kuat
dan tangguh. Sebagaimana halnya dahulu para khalifah mendorong kaum muslim untuk
mencipatakan teknologi dan membuat karya ilmiah guna mengembangkan dan
memanfaatkan SDA yang ada. Seperti kita ketahui para ilmuwan islam seperti alKhawarizmi ahli matematika, Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan
bapak kimia, dan masih banyak lagi. Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan
berkarya untuk umat. Jadi, Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru
Islam selalu terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:
Kalian lebih tahu urusan dunia kalian
Hadits ini menunjukkan kebolehan mengenai sains dan teknologi karena pada saat itu
Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang tentang pertanian, tapi Rasulullah tidak
memberikan jawaban yang benar karena Rasulullah tidak ahli dalam pertanian.

"Wahai sekalian manusia, makanlah makanan yang halal lagi baik dari apa yang terdapat
di bumi. Wahai orang-orang yang beriman, makanlah dari apa yang baik-baik yang Kami
rezekikan kepadamu" (QS al-Baqarah: l68, l72).
Makanan yang baik dalam Islam, bukan saja saja makanan yang halal, tetapi juga
makanan yang sesuai dengan kebutuhan kesehatan, baik zatnya, kualitasnya maupun
ukuran atau takarannya. Makanan yang halal bahkan sangat enak sekalipun belum tentu
baik bagi kesehatan.
Sebagian besar penyakit berasal dari isi lambung, yaitu perut, sehingga apa saja isi perut
kita sangat berpengaruh terhadap kesehatan. Karena itu salah satu resep sehat Nabi
Muhammad SAW adalah memelihara makanan dan ketika makan, porsinya harus
proporsional, yakni masing-masing sepertiga untuk makanan, air dan udara (HR. Turmudzi
dan al-Hakim)..
3.

Anjuran Islam untuk hidup bersih juga menunjukkan obsesi Islam untuk
mewujudkan kesehatan masyarakat, sebab kebersihan pangkal kesehatan, dan
kebersihan dipandang sebagai bagian dari iman. Itu sebabnya ajaran Islam sangat
melarang pola hidup yang mengabaikan kebersihan, seperti buang kotoran dan
sampah sembarangan, membuang sampah dan limbah di sungai/sumur yang
airnya tidak mengalir dan sejenisnya. Islam sangat menekankan kesucian (althaharah), yaitu kebersihan atau kesucian lahir dan batin. Dengan hidup bersih,
maka kesehatan akan semakin terjaga, sebab selain bersumber dari perut sendiri,
penyakit seringkali berasal dari lingkungan yang kotor.

4.

Islam juga sangat menganjurkan kehati-hatian dalam bepergian dan menjalankan


pekerjaan, dengan selalu mengucapkan basmalah dan berdoa. Agama sangat
melarang perilaku nekad dan ugal-ugalan, seperti bekerja tanpa alat pengaman
atau ngebut di jalan raya yang dapat membahayakan diri sendiri dan orang lain.

Aplikasi agama dalam pelayanan keperawatan


1.

Didalam Al-Quran ada ayat yang menerangkan bahwa salah satu tujuan
diturunkannya Al-Quran adalah sebagai obat dan rohmat bagi orang orang
mukmin. (diingatkan untuk membaca, beribadah, berdoa) Misalnya dengan ilmu8
kesehatan, ilmu ini zaman nabi pun ada tapi belum semaju sekarang karena
adanya pengaruh globalisasi. Tokoh Islam yang terkenal di dunia kesehatan salah
satunya yaitu Ibnu Sina.

Islam sangat menyarankan untuk selalu menjaga kesehatan karena dengan jiwa yang
sehat akan mempermudah sekali kita untuk beribadah kepada Allah karena tujuan kita
diciptakan adalah untuk beribadah kapada-Nya.
Islam menaruh perhatian yang besar sekali terhadap dunia kesehatan dan keperawatan
guna menolong orang yang sakit dan meningkatkan kesehatan. Kesehatan merupakan
modal utama untuk bekerja, beribadah dan melaksanakan aktivitas lainnya.
2.

Ajaran Islam yang selalu menekankan agar setiap orang memakan makanan yang
baik dan halal menunjukkan apresiasi Islam terhadap kesehatan, sebab makanan
merupakan salah satu penentu sehat tidaknya seseorang.

Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan (al-Baqarah::


l95).
Hal ini karena sumber penyakit dan kesakitan, tidak jarang juga berasal dari pekerjaan
dan risiko perjalanan. Sekarang ini kecelakaan kerja masih besar disebabkan kurangnya
pengamanan dan perlindungan kerja. Lalu lintas jalan raya; darat, laut dan udara juga
seringkali diwarnai kecelakaan, sehingga kesakitan dan kematian karena kecelakaan lalu
lintas ini tergolong besar setelah wabah penyakit dan peperangan.

Jadi walaupun seseorang sudah menjaga kesehatannya sedemikian rupa, risiko kesakitan
masih besar, disebabkan faktor eksternal yang di luar kemampuannya menghindari.
Termasuk di sini karena faktor alam berupa rusaknya ekosistem, polusi di darat, laut dan
udara dan pengaruh global yang semakin menurunkan derajat kesehatan penduduk
dunia. Karena itu Islam memberi peringatan antisipatif: jagalah sehatmu sebelum sakitmu,
dan jangan abaikan kesehatan, karena kesehatan itu tergolong paling banyak diabaikan
orang. Orang baru sadar arti sehat setelah ia merasakan sakit.
AQIQAH
I.

PENDAHULUAN

Aqiqah adalah suatu tradisi islam yang mana telah ada sejak zaman Nabi saw. Yakni
selamatan atas kelahiran seorang bayi ke dunia. Kelahiran bayi dirayakan merupakan
sebagai rasa syukur terhadap Allah swt yang mana terlahirnya anak didunia. Tradisi ini
bertujuan untuk menjamu dengan memasak daging yang mana mempunyai tujuan yang
baik yakni bentuk sosial yang mana adanya interaksi sosial masyarakat.
Bila aqiqah diakui sebagai Sunnah Rasulullah saw., apakah esensi sunnahnya
terletak pada hari pelaksanaannya, ataukah pada hewan yang disembelih, ataukah jumlah
hewan yang disembelih untuk bayi laki-laki dua ekor kambing dan satu ekor kambing
untuk bayi perempuan, ataukah terletak pada aspek lainnya, misalnya nilai syukur atas
kelahiran sang bayi.
Dikalangan masyarakat memandang membuat aqiqah anak-anak itu memang benarbenar perintah agama. Dalam pelaksanaan aqiqah ini mempunyai tata cara tentang
bagaimana pelaksanaan, syarat-syarat binatang dan hukum tentang aqiqah, lebih
jelasnya akan dibahas dalam makalah ini.

III.

PEMBAHASAN

Sebenarnya banyak sekali pengertian aqiqah, namun dari kesemuanya dapat diambil titik
tengah sebagai berikut:
Aqiqah merupakan upacara ritual yang dilaksanakan pada saat lahirnya keluarga baru
atau kelahiran baru.
Upacara ritual aqiqah terdiri dari beberapa bagian anatara lain menyembelih hewan,
memotong rambut, sedekah, pemberian nama, serta acara lainnya.
Inti aqiqah adalah ungkapan rasa syukur yang dituangkan dalam kurban, sedekah, emas
atau perak ataupun berupa makanan.[3]
Dasar Hukum Aqiqah
Hukum Aqiqah adalah sunnah muakkad, sekalipun orang tua dalam keadaan sulit, Aqiqah
dilakukan Rasulullah dan Sahabat. Seperti diketahui kelahiran seorang bayi merupakan
berita yang sangat menggembirakan bagi orang tua karena itu sudah sepantasnya
dirayakan dengan diselamati sebagai tanda syukur pada Allah swt. Tetapi kemiskinan dan
kekayaan diantara umat islam menjadikan aqiqah sulit dilaksanakan apibila hukumnya
wajib bagi orang miskin. Perintah Nabi berkenaan dengan penyembelihan aqiqah ini sudah
disepakati oleh seluruh madzhab sebagai anjuran (amar-linnadab) bukan (amar-liwujub)
atau perintah wajib. Ini berarti apabila ada keluarga yang sama sekali tidak menyembelih
aqiqah untuk anak-anaknya, maka tidak ada dosa atau hutang baginya untuk
membayarnya dimasa tua atau setelah kaya nanti. Akan tetapi dalam pandangan lain
terdapat di dalam hadis Rasulullah yang berbunyi:

Pengertian Aqiqah

Setiap anak yang lahir tergadai aqiqahnya yang disembelih pada hari ketujuh, dan pada
hari itu ia diberi nama dan digunduli rambutnya. (Hadits Sahih Riwayat Ahmad, Abu
Daud, Tirmidzi, NasaI, Ibnu Majah, Baihaqi dan Hakim).[4]

Aqiqah berasal dari kata aqiq yang berarti rambut bayi yang baru lahir. Karena itu aqiqah
selalu diartikan mengadakan, selamatan lahirnya seorang bayi dengan menyembelih
hewan (sekurangnya seekor kambing).[1] Menurut istilah syara artinya menyembelih
ternak pada hari ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak diberi nama dan
rambutnya di potong.[2]

Menurut hadis diatas ada yang menyatakan bahwa menyembelih hewan aqiqah itu wajib
dan bila dimasa kecilnya belum di aqiqahkan maka setelah tua dia sendiri wajib
mengeluarkan aqiqahnya.

Menurut madzhab Hanafi, aqiqah hukumnya mubah dan tidak sampai mustahab
(dianjurkan). Hal itu dikarenakan pensyariatan qurban telah menghapus seluruh syariat
sebelumnya yang berupa penumpahan darah hewan seperti aqiqah, rajabiyah dan atirah.

Artinya: Dari Ibnu Abbas, bahwasannya Rasulullah SAW mengaqiqahi untuk hasan dan
Husain dengan masing-masing satu kambing (HR Abu Daud dengan riwayat yang
shahih).[9]

Dengan demikian, siapa yang mau mengerjakan ketiga hal ini tetap diperbolehkan,
sebagaimana juga dibolehkan tidak mengerjakannya. Penghapusan seluruh hal ini
berlandaskan pada ucapan Aisyah, Syariat kurban telah menghapus seluruh syariat
berkenaan dengan penyembelihan hewan yang dilakukan sebelumnya.[5]

Sedangkan hadis yang kedua menerangkan bahwa seorang anak laki-laki diaqiqahkan
dengan dua ekor kambing, sedang anak perempuan diaqiqahkan dengan seekor kambing.
[10] Sabda Rasulullah SAW:

Ketentuan Hewan Aqiqah


Banyak ulama berpendapat bahwa semua hewan yang dijadikan hewan kurban, yaitu:
unta, sapi, kerbau, kambing, domba, dapat dijadikan hewan aqiqah.[6] Sedangkan syaratsyarat hewan yang dapat disunahkan untuk aqiqah itu sama dengan syarat yang ada
pada hewan kurban, baik dari segi jenisnya, ketidak cacatannya, kejelasannya.
Syarat-syarat hewan yang bisa (sah) untuk dijadikan aqiqah itu sama dengan syaratsyarat hewan untuk kurban, yaitu:
Tidak cacat.
Tidak berpenyakit.
Cukup umur, yaitu kira-kira berumur satu tahun.
Warna bulu sebaiknya memilih yang berwarna putih.[7]
Jenis hewan yang disembelih Rasulullah saw dalam aqiah saat itu bukanlah inti drii aqiqah
itu sendiri, sehingga andaikan diubah dengan seekor burung kecil bahkan tidak
menyembelih hewan melainkan sekedar nasi dan lauk pauk pun selama berniat
mensyukuri nikmat lahirnya putra sah disebut aqiqah.[8]
Pelaksanaan Aqiqah
Ada dua hadis yang menerangkan tentang jumlah binatang aqiqah yang disembelih untuk
seorang anak. Hadist yang pertama, menerangkan bahwa Rasulullah saw mengaqiqahkan
cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan seekor kambing.
(
)

:
:


( ) .

Artinya : Telah berkata Rasulullah SAW : Barang siapa diantara kamu ingin beribadat
tentang anaknya hendaklah dilakukannya, untuk anak laki-laki dua ekor kambing yang
sama umurnya dan untuk anak perempuan seekor kambing . (HR. Ahmad, Abu Daud dan
Nasai.)
Sunnah untuk mengaqiqahi anak laki-laki dengan dua ekor kambing ini hanya berlaku
untuk orang yang mampu melaksanakannya, karena tidak semua orang untuk
mengaqiqahi bayi laki-laki dengan dua kambing. Ini termasuk pendapat yang wasath
(tengah-tengah) yang menghimpun berbagai dalil.[11]
Menurut banyak ulama aqiqah itu hanya berlaku bagi anak kecil, namun sebagian ulama
lain menyatakan bahwa aqiqah boleh dilakukan setelah seseorang itu dewasa.[12]
Penyembelihan hewan aqiqah sebaiknya dilaksanakan pada hari ke-7 atau hari ke-14 dan
jika tidak bisa maka kapan saja.
Dari kedua pendapat ini dapat diambil kesimpulan bahwa penyembelihan aqiqah yang
paling baik ialah dilakukan pada hari ke-7 dari hari kelahiran seorang anak, sedang bagi
orang yang belum diaqiqahkan, maka aqiqah itu dapat dilakukan setelah umur dewasa.
Perbuatan-perbuatan yang baik dilakukan pada waktu anak baru lahir, antara lain:
Mengadzankan dan mengiqamatkan

Disunatkan mengazankan anak laki-laki dan mengiqomatkan anak perempuan yang baru
lahir, sehingga kata-kata yang pertama kali dienegar oleh seorang anak yang baru lahir
itu adalah perkataan yang baik.

Disunnahkan memasak daging sembelihan aqiqah dan tidak memberikannya dalam


keadaan mentah. Imam Ibnul Qayyim dalam kitabnya Tuhfatul Maudud, yang berbunyi:
memasak daging aqiqah termasuk sunnah. [15]
Disunahkan untuk memakan sebagian daging aqiqah serta menghadiahkan dan
menyedekahkan masing-masing sebanyak sepertiga dari daging seperti hewan qurban.

Memberi nama
Rasulullah menganjurkan agar orang tua segera memberi nama anaknya yang baru lahir.
Para ulama sepakat bahwa perkataan yang dijadikan nama anak yang baru lahir itu
adalah perkataan yang mempunyai arti yang baik seperti Abdullah. Dan haram hukumnya
memberi nama anak dengan perkataan yang mengandung unsur atau arti syirik, seperti
abdul uzza, abdul kabah dan sebagainya.
Mencukur rambut

IV.

KESIMPULAN

Aqiqah diartikan mengadakan, selamatan lahirnya seorang bayi dengan menyembelih


hewan pada hari ketujuh dari kelahiran anak, yang pada hari itu anak diberi nama dan
rambutnya di potong atas rasa syuker kepada Allah SWT.
Hukum Aqiqah adalah sunnah muakkad. Perintah Nabi berkenaan dengan penyembelihan
aqiqah ini sudah disepakati oleh seluruh madzhab sebagai anjuran (amar-linnadab) bukan
(amar-liwujub) atau perintah wajib.

Sunat hukumnya mencukur rambut anak yang baru lahir, sekurang-kurangnya


menggunting tiga helai rambut. Biasanya dilakukan waktu mengaqiqahkannya dan waktu
memberi nama. Menurut imam malik, disamping mencukur rambut rambut sunat pula
hukumnya besedekah, sekurang-kurangnya seharga perak seberat rambut yang dipotong
itu.[13]

Ulama berpendapat bahwa semua hewan yang dijadikan hewan kurban, yaitu: unta, sapi,
kerbau, kambing, domba, dapat dijadikan hewan aqiqah. Jenis hewan yang disembelih
Rasulullah saw dalam aqiqah saat itu bukanlah inti drii aqiqah itu sendiri, sehingg
andaikan diubah dengan seekor burung kecil bahkan tidak menyembelih hewan melainkan
sekedar nasi dan lauk pauk pun selama berniat mensyukuri nikmat lahirnya putra sah
disebut aqiqah.

Ada beberapa hal yang harus dilakukan dalam mencukur rambut bayi, yaitu:

Ada dua hadis yang menerangkan tentang jumlah binatang aqiqah yang disembelih untuk
seorang anak. Hadist yang pertama, menerangkan bahwa Rasulullah saw mengaqiqahkan
cucu laki-laki beliau, masing-masing dengan seekor kambing Sedangkan hadis yang kedua
menerangkan bahwa seorang anak laki-laki diaqiqahkan dengan dua ekor kambing,
sedang anak perempuan diaqiqahkan dengan seekor kambing.

1. Diawali dengan membaca basmallah.


2. Arah mencukur rambut dari sebelah kanan ke kiri.
3. Dicukur secara keseluruhan (gundul) sehingga tidak ada kotoran yang tersisa.
4. Rambut hasil cukuran ditimbang dan jumlah timbangan dinilai dengan nilai emas atau
perak kemudian disedekahkan kepada fakir miskin.[14]
Tata cara pembagian daging aqiqah.
Dalam pembagian daging aqiqah sama dengan pembagian daging qurban namun ada
beberapa perbedaan dalam aqiqah diantaranya:

Dalam pembagian daging aqiqah sama dengan pembagian daging qurban namun ada
beberapa perbedaan yaitu disunahkan memasak daging aqiqah dalam pembagiannya.
Disunahkan untuk memakan sebagian daging aqiqah serta menghadiahkan dan
menyedekahkan masing-masing sebanyak sepertiga dari daging seperti hewan qurban.
V.

PENUTUP

Demikian makalah yang dapat kami sampaikan. Semoga apa yanag terdapat dalam
pembahasan makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua pada umumnya, dan
kususnya bagi para pembaca. Apabila dalam makalah ini terdapat kesalahan baik dalam

penulisan maupun pemaparannya, kami selaku pemakalah mohon maaf. Tidak lupa kami
mengharapka kritik dan saran yang membangun, sehingga dapat dijadikan bahan
perbaikan makalah yang akan datang.

Das könnte Ihnen auch gefallen