Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Dasar Abortus Inspiens
1. Definisi
Abortus adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari uterus pada kehamilan
sebelum 20 minggu, di mana hasil konsepsi masih dalam uterus, dan tanpa
adanya dilatasi serviks. (Wiknjosastro, 2015)
Abortus adalah berakhirnya suatu kehamilan (oleh akibattertentu)pada
atau sebelum kehamilan tersebut berusia 22 minggu atau buah kehamilan
belum mampu untuk hidup di luar kandungan (Saifuddin, 2010).
Perdarahan ringan hingga sedang pada kehamilan muda dimana hasil
konsepsi masih berada dalam kavum uteri. Kondisi ini menunjukkan proses
abortus sedang berlangsung dan akan berlanjut menjadi abortus inkomplit atau
komplit.
Abortus insipiens adalah peristiwa terjadinya perdarahan dari rahim pada
kehamilan sebelum 20 minggu, dengan adanya pembukaan leher rahim, namun
janin masih berada di dalam rahim. Pada tahapan ini terjadi perdarahan dari
rahim dengan kontraksi yang semakin lama semakin kuat dan semakin sering,
diikuti dengan pembukaan leher rahim.
2. Etiologi
Penyebab abortus merupakan gabungan dari beberapa faktor Umumnya
abortus didahului oleh kematian janin.
Faktor-faktor yang yang dapat menyebabkan terjadinya abortus adalah:
1) Faktor Janin
Kelainan yang sering dijumpai pada abortus adalah kelainan perkembangan
zigot , embrio, janin atau plasenta. Kelainan tersebut biasanya menyebabkan
abortus pada trimester pertama, yakni:
a. Kelainan telur,telur kosong (blighted ovum),kerusakan embrio,atau
kerusakan kromosom(monosomi,trisomi,atau poliploidi)
b. Embrio dengan kelainan lokal
mikroorganisme
penyebabnya.Penyakit-penyakit
yang
dapat
menyebabkan abortus.
b. Virus
Misalnya
rubella,sitomegalovirus,virus
herpes
simpleks,varicella
zoster,vaccinia,campak,hepatitis,polio,dan ensefalomeilitis.
c. Bakteri- misalnya Salmonella typi.
d. Parasit- misalnya Toxoplasma gondii, plasmodium.
e. Penyakit vaskular-misalnya hipertensi vaskular
f. Penyakit endrokin
Abortus spontan dapat terjadi bila produksi progesteron tidak
mencukupi atau pada penyakit disfungsi tiroid:defisiensi insulin.
3) Faktor Imunologis
Ketidakcocokan (Inkompatibilitas) sistem HLA (Human Leukocyte
Antigen)
a. Trauma
Kasusnya jarang terjadi, umumnya abortus terjadi segera setelah trauma
tersebut, misalnya trauma akibat pembedahan:
1. Pengangkatan Ovarium yang mengandung korpus luteum gravidatum
sebelum minggu ke-8
2. Pembedahan intraabdominal dan operasi pada uterus pada saat hamil.
3. Kelainan Uterus
Hipoplasia
uterus,
mioma(terutama
mioma
submukosa),serviks
asam
folat,antikoagulan,dan
lain-lain.Sebaiknya
tidak
perdarahan
tidak
menimbulkan
gangguan
apapun,
dapat
dengan
pengeluaran
placenta,
berdasarkan
proses
Tes urine
hemoglobin dan hematokrit
menghitung trombosit
kultur darah dan urine
3) Pemeriksaan ginekologi :
a.
Dosis awal
Dosis pemeliharaan
Ditrogesteron
Alilesterenol
Hidroksiprogesteron
500
kaproag
intramuskuler
mg
250mg
jam,bilaada
setiap
12
perbaikan,
B. Asuhan Keperawatan
1. Pengkajian
Pengkajian adalah pendekatan sistematis untuk mengumpulkan data dan
menganalisanya sehingga dapat diketahui masalah dan kebutuhan perawatan bagi
klien.
Data Subjektif
1. Biodata: mengkaji identitas klien dan penanggung yang meliputi; nama,
umur, agama, suku bangsa, pendidikan, pekerjaan, status perkawinan,
perkawinan ke- , lamanya perkawinan dan alamat
2. Keluhan utama: pada pasien dengan abortus, kemungkinan pasien akan
datang dengan keluhan utama perdarahan pervagina disertai dengan
keluarnya bekuan darah atau jaringan, rasa nyeri atau kram pada perut. Pasien
juga mungkin mengeluhkan terasa ada tekanan pada punggung, mengatakan
bahwa hasil test kencing positif hamil, merasa lelah dan lemas serta mengeluh
sedih karena kehilangan kehamilannya.
3. Riwayat kesehatan, yang terdiri atas:
a. Riwayat kesehatan sekarang yaitu keluhan sampai saat klien pergi ke
Rumah Sakit atau pada saat pengkajian seperti perdarahan pervaginam di
4.
luar siklus haid, pembesaran uterus lebih besar dari usia kehamilan.
b. Riwayat kesehatan masa lalu
Riwayat pembedahan: Kaji adanya pembedahan yang pernah dialami oleh
klien, jenis pembedahan, kapan, oleh siapa dan di mana tindakan tersebut
berlangsung.
5. Riwayat penyakit yang pernah dialami: Kaji adanya penyakit yang pernah
dialami
6.
oleh
klien
misalnya
DM,
jantung,
hipertensi
masalah
drainase,
pola
pernafasan
terhadap
kedalaman
dan
mengevaluasi
edema,
- Menggunakan jari: ketuk lutut dan dada dan dengarkan bunyi yang
menunjukkan ada tidaknya cairan, massa atau konsolidasi.
-Menggunakan palu perkusi: ketuk lutut dan amati ada tidaknya
refleks/gerakan pada kaki bawah, memeriksa refleks kulit perut apakah ada
kontraksi dinding perut atau tidak
d) Auskultasi adalah mendengarkan bunyi dalam tubuh dengan bentuan stetoskop
dengan menggambarkan dan menginterpretasikan bunyi yang terdengar.
Mendengar: mendengarkan di ruang antekubiti untuk tekanan darah, dada
untuk bunyi jantung/paru abdomen untuk bising usus atau denyut jantung
janin. Tekanan darah normal atau menurun (Johnson & Taylor, 2005 : 39)
2. DIAGNOSA
a) Devisit Volume Cairan b.d perdarahan
b) Risiko syok hemoragik berhubungan dengan perdarahan pervaginam
c) Gangguan Aktivitas b.d kelemahan, penurunan sirkulasi
d) Nyeri akut berhubungan dengan kontraksi uterus ditandai dengan pasien
mengeluh nyeri pada perut, terasa kram, terasa ada tekanan pada
punggung, pasien tampak meringis
e) Risiko infeksi berhubungan dengan penurunan hemoglobin dan granulosit,
perdarahan, kondisi vulva lembab
f) Cemas b.d kurang pengetahuan
g) Berduka berhubungan dengan kehilangan janin ditandai dengan pasien
mengeluh sedih kehilangan kehamilannya.
3. INTERVENSI
No Diagnosa
1. 1. Devisit
Tujuan dan KH
Tujuan: setelah
Volume
Cairan
diberikan asuhan
b.d keperawatan tidak
perdarahan
INTERVENSI
RASIONAL
1. Kaji
kondisi 1. Pengeluaran cairan
status
pervaginal sebagai
hemodinamika
akibat
terjadi
devisit 2. Ukur
memiliki
volume
cairan,
pengeluaran
karekteristik
seimbang
antara
harian
bervariasi
jumlah
sejumlah cairan
2. Jumlah
ditentukan
abortus
cairan
dari
maupun kualitas.
Kreteria hasil:
1. Turgor
kulit
elastis
dan
pengganti harian
jumlah
kebutuhan
4. Evaluasi status
harian
ditambah
hemodinamika
dengan
jumlah
lembab
pervaginal
2. Mukosa mulut
3. Tranfusi
lembab
mungkin
diperlukan
3. Nadi
75-
pada
kondisi perdarahan
80x/mnt
massif
4. RR 18-20x/mnt
4. Penilaian
dapat
dilakukan
secara
harian
2.
Risiko
1. Observasi
melalui
pemeriksaan fisik
1. dengan
hemoragik
diberikan asuhan
Keadaan Umum
mengobservasi KU
berhubungan
keperawatan
pasien
pasien
dengan
diharapkan
ketahui
perdarahan
tidak
pervaginam
kedalam
1. Kesadaran
terjadi.
pasien CM
2. Tanda
tanda vital
kesadaran
pasien
vital 4. Observasi
normal
3. Syncope tidak
terjadi
4. Perdarahan
tidak terjadi
dapat
di
apakah
pasien
jatuh
keadaan
2. penurunan tekanan
darah atau denyut
tanda-tanda
nadi
perdarahan,
normal
jumlah, warna,
mengindikasikan
adanya
stolsel/gumpaln
5. Kolaborasi:
yang
tidak
3. dengan
mengobservasi
-Kolaborasi
kesadaran
pasien
dalam
dapat
pemberian
apakah
cairan fisiologis
mengalami syncope
diketahui
pasien
-Kolaborasi
dalam
atau tidak
4. dengan
pemberian
mengobservasi
tanda-tanda
perdarahan
dapat
dilakukan
penanganan segera
apabila perdarahan
terjadi
sehingga
fisiologis
berfungsi
untuk
resusitasi
guna
mencegah
kehilangan cairan
lebih banyak lagi
transfuse
b) untuk
mengganti
kehilangan
yang
darah
berlebihan
akibat perdarahan
3.
Gangguan
Tujuan: setelah
pervaginam
tingkat 1. Mungkin
1. Kaji
klien
kemampuan
tidak
kelemahan,
keperawatan
klien
perubahan berarti,
penurunan
kllien
sirkulasi
melakukan
tetapi
perdarahan
masif
perlu
aktivitas
diwaspadai
untuk
adanya
terhadap kondisi
menccegah kondisi
komplikasi
uterus/kandung
aktivitas
dapat
untuk
beraktivitas
mengalami
2. Kaji
tanpa
3. Bantu
untuk
pengaruh
klien 2. Aktivitas
merangsang
memenuhi
peningkatan
kebutuhan
vaskularisasi
aktivitas sehari-
pulsasi
hari
reproduksi
4. Bantu
dan
organ
klien 3. Mengistiratkan
untuk
klilen
melakukan
optimal
secara
kemampuan/kon
abortus imminens,
disi klien
istirahat
5. Evaluasi
perkembangan
kemampun klien
melakukan
aktivitas
mutlak
sangat diperlukan
5. Menilai
umum klien
kondisi
4.
Nyeri
Tujuan; setelah
berhubungan
diberikan asuhan
dengan
keperawatan
kontraksi
diharapkan nyeri
uterus
berkurang
ditandai
terkontrol
yang
dengan
Kriteria
klien
pasien
evaluasi :
penyebabnya
mengeluh
Pasien
nyeri
ada
tekanan rileks
pada
Tanda
punggung,
normal
2. Observasi tanda
menggunakan skala
vital.
nyeri
vital
ataupun
deskripsi
diderita 2. tekanan
dan
distraksi
darah
terutama
akan
meningkat
bila
5. Kolaborasi
tampak
nyeri
nyeri pasien
4. Ajarkan metode
tingkat 1. Tingkat
kram, terasa
1. Kaji
dalam
melakukan
pemberian
guidance mengatasi
analgetik
nyeri
4. Menggalihkan
pasien
perhatian
tampak
terhadap nyeri
meringis.
pasien
5. analgetik
mengurangi
dan
membantu
pasien
5.
1. Kaji
nyeri
merasa
rileks
kondisi 1. Perubahan
yang
berhubungan
diberikan asuhan
keluaran/discha
dengan
keperawatan
rt yang keluar ;
dikaji
penurunan
diharapkan tidak
jumlah, warna,
dischart
hemoglobin
terjadi
dan bau
dan
granulosit,
perdarahan. Krite
klien
bau
perdarahan,
ria hasil:
pentingnya
mungkin merupakan
perawatan
tanda infeksi
lembab
2. Tidak tampak
vulva
tanda-tanda
masa
infeksi
setiap
saat
keluar.
tidak
enak
kurangnya
infeksi
perdarahan
kebersihan
3. Lakukan
genital
pemeriksaan
biakan
pada
dischart
3. Berbagai
kuman
dapat teridentifikasi
melalui dischart
4. Lakukan
4. Inkubasi
kuman
perawatan
vulva
5. Terangkan pada
klien
cara
dapat menyebabkan
infeksi.
mengidentifika 5. Berbagai
si tanda inveksi
6. Anjurkan pada
suami
untuk
manivestasi
klinik
tidak
demam
dan
melakukan
peningkatan
rasa
hubungan
nyeri
senggama
merupakan
se;ama
masa
perdarahan
mungkin
gejala
infeksi
6. Pengertian
pada
keluarga
sangat
penting
artinya
dalam
kondisi perdarahan
dapat memperburuk
kondisi
system
7.
Cemas
1. Kaji
kurang
diberikan asuhan
pengetahuan/pe
menjadi
pengetahuan
keperawatan
rsepsi
peningkatan
diharapkantidak
dan
terjadi
terhadap
kecemasan,
penyakit
klien
keluarga
keluarga
dasar
rasa
cemas
2. Kecemasan
yang
tinggi
derajat
dapat
menyebabkan
kecemasan
penurunan
terhadap penyakit
yang
penialaian
objektif
meningkat
klien
klien
tentang
dialami
3. Bantu
klien
penyakit
mengidentifika 3. Pelibatan
si
penyebab
kecemasan
klien
4. Asistensi klien
keperawatan
menentukan
merupakan support
tujuan
yang
perawatan
bersama
dan
5. Terangkan halhal
aborsi
mungkin
meningkatkan
seputar 4. Peningkatan
yang
objektif
perlu diketahui
masalah
berkontibusi
keluarga
menurunkan
nilai
terhadap
kecemasan
5. Konseling
klien
diperlukan
klien
bagi
sangat
bagi
untuk
meningkatkan
pengetahuan
dan
membangun support
system
untuk
keluarga;
mengurangi
kecemasan
dan keluarga
4. Implementasi
Implementasi adalah suatu perencanaan dimasukkan dalam tindakan,
selama fase implementasi ini merupakan fase kerja aktual dari proses
keperawatan. Rangkaian rencana yang telah disusun harus diwujudkan dalam
pelaksanaan asuhan keperawatan. Pelaksanaan dapat dilakukan oleh perawat yang
bertugas merawat klien tersebut atau perawat lain dengan cara didelegasikan pada
saat pelaksanaan kegiatan maka perawat harus menyesuaikan rencana yang telah
dibuat sesuai dengan kondisi klien maka validasi kembali tentang keadaan klien
perlu dilakukan sebelumnya. Implementasi disesuaikan dengan intervensi
keperawatan yang telah dilalukan (Basford. 2006, Hal 22).
5. Evaluasi
Evaluasi merupakan tahap akhir dari proses perawatan untuk mengukur
keberhasilan dari rencana perawatan dalam memenuhi kebutuhan klien Bila
masalah tidak dipecahkan atau timbul masalah baru, maka perawat harus berusaha
untuk mengurangi atau mengatasi beban masalah dengan meninjau kembali
rencana perawatan dengan menyesuaikan kembali terhadap keadaan masalah yang
ada. Evaluasi disesuaikan dengan tujuan dan kriteria hasil yang ingin dicapai
(Basford. 2006, Hal : 24).
klien
DAFTAR PUSTAKA
Mansjoer, Arif. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: EGC
Manuaba, Ida Ayu Chandranita, dkk. 2010. Buku Ajar Penuntun Kuliah
Ginekologi. Jakarta: TIM.
Rukiyah, Ai Yeyeh, Lia Yulianti. 2010. Asuhan Kebidanan 4: Patologi.
Jakarta: Trans Info Media.
Sujiyatini, dkk. 2009. Asuhan Patologi Kebidanan Plus Contoh Asuhan
Kebidanan. Jogjakarta: Nuha Medika