Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Refraksi anomali
Mekanisme terjadinya komp likasi pada diabetes mellitus dapat diterangkan melalui:
1. Peningkatan aktivitas aldosa reduktase
o Etiologi
Hidrasi (penimbunan cairan) lensa
Denaturasi protein lensa
Toksik khusus (kimia dan fisik)
Keracunan beberapa jenis obat eserin, kortikosteroid, ergot, antikolinesterase topikal
Kelainan sistemik atau metabolik DM, galaktosemia, distrofi miotonik
o faktor resiko
o Klasifikasi
Berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam:
1. Katarak kongenital, katarak yang sudah terlihat pada usia di bawah 1 tahun
2. Katarak juvenil, katarak yang terjadi sesudah usia 1 tahun
3. Katarak senil, katarak setelah usia 50 tahun
tanda yang dapat dijumpai pada mata adalah adanya kekeruhan pada lensa (Letak kekeruhan
yang terjadi dapat nuklear, kortikal, subkapsularis posterior atau kombinasinya)
a. EKEK merupakan teknik operasi katarak dengan cara membuka kapsul anterior lensa untuk
mengeluarkan masa lensa (kortek dan nukleus) dan meninggalkan kapsul posterior.
Pengembangan dari teknik ini adalah PHACOEMULSIFIKASI dengan memanfaatkan energi
ultrasonik untuk menghancurkan masa lensa. Pada kantong kapsul lensa selanjutnya dipasang
lensa intra okuler (IOL)
b. EKIK merupakan teknik operasi katarak dimana seluruh masa lensa dikeluarkan bersama
kapsulnya. Teknik ini memerlukan irisan kornea yang lebih besar dan jahitan lebih banyak.
Saat ini hanya dipakai pada keadaan khusus seperti luksasi lensa.
c. Retinopati
a. Definisi
Kelainan pada retina yang tidak disebabkan radang
(ILMU PENYAKIT MATA, Prof.Dr.H.Sidarta ilyas , SpM)
b. Klasifikasi
> retinopati diabetik
Definisi
st. mikroangiopati progresif yg ditandai oleh kerusakan & sumbatan pembuluh-pembuluh
darah halus yg tjd krn paparan hiperglikemi yg lama
Etiologi
Komplikasi krn DM lbh dari 5 tahun
Klasifikasi
Menurut bagian mata FK UI/ Rs dr. Cipto Mangunkusumo:
Derajat I terdapat mikroaneurisma dengan atau tanpa eksudat lemak pada fundus okuli
Derajat II terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercak dengan atau tanpa
eksudat lemak pada fundus okuli
Derajat III terdapat mikroaneurisma, perdarahan bintik dan bercakterdapat
neovaskularisasi dan proliferasi pada fundus okuli
Manifestasi klinik
Kelainan retina penderita DR dpt berupa :
Mikroaneurisma
Perdarahan intra & ekstraretina
Eksudat keras
Venous turtuosity, venous beading
Intra Retinal Microvascular Abnormalities (IRMA)
Eksudat lunak (cotton wool spots)
Daerah nonperfusi
Neovaskularisasi ( NVD, NVE, NVI )
Edema makula
Ablasio retina (TRD, RRD)
Diagnosis
Langkah work-up utk DR scr umum :
1. Periksa iris utk mencari NVI & gonioskopi (bila TIO )
2. Periksa fundus lengkap
3. Periksa GD I/II, HbA1c, jika perlu GTT
4. Periksa profil lipid
5. Periksa tensi
6. Pertimbangkan FFA
Terapi
a. Kontrol hipertensi
b. Kontrol Lipid
c. Kontrol Gula Darah
d. Fotokoagulasi Laser
Indikasi:
Absolut PDR
Relatif Severe very severe NPDR
Katarak
keadaan umum tidak stabil
tidak dapat di-follow up
e. Vitrektomi
Indikasi:
- Non-clearing vitreous hemorrhage
- Vitreoretinal traction
- TRD ( tractional retinal detachment )
- Proliferasi fibrovaskular progresif
- Gabungan TRD & RRD (Rhegmatogen RD)
- Perdarahan pre-makula (subhialoid)
- Diabetic Macular Edema
f. Triamsinolon asetonid intravitreal
Indikasi:
Macular Edema : DR, CRVO/BRVO, CME
Mengurangi permeabilitas tight junction
Meningkatkan resorbsi exudasi
Menekan jaringan pembentuk VEGF
Mengurangi penebalan makula
Perlu diulang
Komplikasi: glaukoma, endoftalmitis, katarak
g. Anti angiogenesis
h. Lain-lain : mis. aspirin, PKC inhibitor, aldosa reduktase inhibitor
Etiologi
Komplikasi dari tekanan darah tinggi
Klasifikasi
Pembagian RH menurut Keith dan Wagener
Grade I : penyempitan pembuluh darah arteriol retina
Grade II : perubahan persilangan arteriovenosus (arteriovenosus crossing)
Grade III : perdarahan dan eksudativa
Grade IV : grade III dan oedem papil.
Manifestasi klinik
Diagnosis
Terapi
Kontrol tekanan darah, diberikan terapi medikamentosa dengan obat anti hipertensi
bertujuan mencegah progresivitas kerusakan organ target.
Apabila telah dijumpai retinopati hipertensi maligna disertai kenaikan tekanan darah (TD
diastolik 130 mmHg), maka pengelolaan dengan cara menurunkan tekanan darah sesuai
dengan penatalaksanaan krisis hipertensi.
d. Refraksi anomali
a. Definisi
keadaan dimana bayangan tegas tidak terbentuk pada retina (macula lutea atau bintik kuning).
Kelainan Refraksi dan kacamata, Dr. Dwi Ahmad Yani, SpM
b. Etiologi
Miopia disebabkan karena terlalu kuatnya pembiasan sinar di dalam mata untuk panjangnya bola
mata akibat:
Bola mata terlalu panjang.
Pembiasan sinar oleh kornea dan lensa terlalu kuat di depan retina.
Titik fokus sinar yang datang dari benda yang jauh terletak di depan retina.
Titik jauh (pungtum remotum) terletak lebih dekat atau sinar datang tidak sejajar, difokuskan
pada bintik kuning.
Kelainan Refraksi dan kacamata, Dr. Dwi Ahmad Yani, SpM
c. Klasifikasi
1. Bila hipermetropia 3 dioptri atau lebih, atau pada usia tua, pasien mengeluh penglihatan dekat
kabur. Turunnya tajam penglihatan dekat pada pasien tua disebabkan menurunnya amplitude
akomodasi, sehingga tidak dapat lagi mengkompensasi kelainan hipermetropianya.
2. Penglihatan dekat lebih cepat buram. Karena kemampuan akomodasi menurun dengan
bertambhanya usia, sehingga akomodasi tidak cukup adekuat lagi untuk penglihatan dekat.
Penglihatan dekat yang buram akan lebih terasa lagi pada keadaan kelelahan, atau penerangan
yang kurang.
3. Sakit kepala biasanya pada daerah frontal dan dipacu oleh kegiatan melihat dekat yang
panjang. Jarang terjadi pada pagi hari, cenderung terjadi setelah siang hari dan bias membaik
spontan kegiatan melihat dekat dihentikan.
5. Spasme akomodasi, yaitu terjadinya cramp m. Ciliaris diikuti penglihatan buram intermiten.
Overaksi akomodasi dapat menyebabkan pseudomiopia, sehingga penglihatan lebih jelas saat
diberikan koreksi lensa negatif.
Gejala astigmatisma:
1. Penglihatan kabur
2. Head tilting
3. Menengok untuk melihat jelas
4. Mempersempit kelopak mata
5. Memegang bahan bacaan lebih jelas
Kelainan Refraksi dan kacamata, Dr. Dwi Ahmad Yani, SpM
e. Diagnosis
f. Terapi
1. Lensa Kacamata
Kacamata masih merupakan metode paling aman untuk memperbaiki refraksi. Keuntungan kacamata
pada orang myopia adalah kemampuannya untuk membaca huruf-huruf cetak yang paling kecil
tanpa memakai kacamata walaupun usianya lebih lanjut. Kerugian memakai kacamata pada mata
dengan miopia:
- Walaupun kacamata memberikan perbaikan penglihatan ia akan bertambah berat bila ukuran
bertambah, selain mengganggu penampilan atau kosmetik.
- Ukuran benda yang dilihat akan lebih kecil dari sesungguhnya, setiap -1.00 dioptri akan memberi
kesan pengecilan benda 2%.
- Bila memakai kacamata dengan keuatan -10.00 D maka akan terjadi pengecilan sebesar 20%.
- Tepi gagang disertai tebalnya lensa akan mengurangi lapang pandangan tepi.
Kacamata yang diperlukan seseorang dengan hipermetropia adalah lensa positif atau konveks yang
merupakan lensa yang tebal di tengah.
2. Lensa Kontak:
Lensa kontak keras, yang terbuat dari polimetilmetakrilat, merupakan lensa kontak pertama yang
bernar-benar berhasil dan memperoleh penerimaan yang luas sebagai pengganti kacamata.
Pengembangan selanjutnya antara lain adalah lensa kaku yang permeabel-udara, yang terbuat dari
asetat bultirat selulosa, silikon, atau berbagai polimer plastik dan silikon; dan lensa kontak lunak,
yang terbuat dari bermacam-macam plastik hidrogel, yang semuanya menghasilkan kenyamanan
yang lebih baik tetapi resiko penyulit serius leih besar. Lensa kontak lunak, terutama bentuk-bentuk
yang lebih lentur, mengadopsi bentuk kornea pasien. Dengan demikian, daya refraksinya terdapat
hanya pada perbedaan antara kelengkungan depan dan belakang, dan lensa ini hanya sedikit
mengoreksi astigmatisma kornea kecuali apabila disertakan koreksi silindris. Lensa kontak
mengurangi masalah penampilan atau kosmetik akan tetapi perlu diperhatikan kebersihan dan
ketelitian pemakaiannya. Selain masalah pemakaiannya, perlu diperhatikan masalah lama
pemakaian, infeksi, dan alergi terhadap bahan yang dipakai.
3. Bedah Keratorefraktif:
Bedah Keratorefraktif mencakup serangkaian metode untuk mengubah kelengkungan permukaan
anterior mata. Adalah tidak mungkin untuk memendekkan bola mata pada miopia. Pada keadaan
tertentu miopia dapat diatasi dengan pembedahan pada kornea. Pada saat ini terdapat berbagai cara
pembedahan pada miopia seperti:
- Keratotomi radial, radial keratotomy (RK)
- Keratotomi fotorefraktif, Photorefractive Keratotomy (PRK)
- Laser Assisted in Situ Interlameral Keratomilieusis (LASIK)
Kelainan Refraksi dan kacamata, Dr. Dwi Ahmad Yani, SpM