Sie sind auf Seite 1von 18

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Tubuh manusia mempunyai berbagai cara untuk melakukan proteksi. Pertahanan
pertama adalah barier mekanik, seperti kulit yang menutupi permukaan tubuh.1 Kulit
termasuk lapisan epidermis, stratum korneum, keratinosit dan lapisan basal bersifat sebagai
barier yang penting, mencegah mikroorganisme dan agen perusak potensial lain masuk ke
dalam jaringan yang lebih dalam. Misalnya asam laktat dan substansi lain dalam keringat
mengatur pH permukaan epidermis dalam suasana asam yang membantu mencegah
kolonisasi oleh bakteri dan organisme lain. Terdapat berbagai infeksi pada anak disertai
dengan kelainan (tanda) pada kulit.
Pada beberapa kasus kelainan kulit dapat merupakan tanda penting penyebab infeksi
yang merupakan indikator bermakna adanya infeksi yang mendasarinya. Walaupun
kebanyakan penyakit eksantema pada anak bersifat ringan, diagnosis banding penting sekali
oleh karena beberapa infeksi pada anak yang fatal sering mempunyai kelainan (tanda) pada
kulit sebagai manifestasi awal. Dermis dengan kolagen dan elastin memberikan dukungan
dan pencegahan banyak elemen seperti saraf, pembuluh darah, dan lain-lain sedangkan
subkutis merupakan insolator panas dan persediaan kalori. Kekurangan kolagen akan
memudahkan terjadinya edema, terutama pada bayi prematur.
1.2. Tujuan
1) Tujuan Umum
Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Patologi.
2) Tujuan Khusus
Untuk lebih mengerti dan memahami mengenai sistem integumen pada manusia.
Untuk memahami patogenesis dan patofisiologi sistem integumen.

1.3. Sistematika Penulisan


KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
1.2 Tujuan penulisan
1.3 Sistematika penulisan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Konsep Keperawatan Komunitas
2.2 Prinsip-prinsip Komunikasi
2.3 Teknik Komunikasi
2.4 Pengkajian Keperawatan Komunitas
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan
3.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA

BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Sistem Intergumen
Sistem integumen merupakan bagian sistem organ yang terbesar yang mencakup kulit,
rambut, kuku, kelenjar keringat dan produknya (keringat atau lendir). Kata ini berasal dari
bahasa Latin "integumentum", yang berarti "penutup".
Sistem integument berperan dalam homeostasis, proteksi, pengaturan suhu, reseptor,
sintesis biokimia dan penyerapan zat.
2.1.1. Kulit

Kulit manusia terdiri atas epidermis dan


dermis. Kulit berfungsi sebagai alat ekskresi karena adanya kelenjar keringat (kelenjar
sudorifera) yang terletak di lapisan dermis. Kulit merupakan organ terbesar pada tubuh,
mencakup 12-15% berat tubuh dan luas permukaan mencapai 1-2 meter.
Ciri-ciri kulit, yaitu:
Pembungkus yang elastis yang melindungi kulit dari pengaruh lingkungan.
Organ terbesar pada tubuh, mencakup 12-15% berat tubuh.
Luas permukaan mencapai 1-2 meter.
Tebal rata rata 1,22mm.
Daerah yang paling tebal : 66 mm, pada telapak tangan dan t. kaki dan paling tipis : 0,5
mm.pada daerah penis.
Kulit terdiri dari tiga lapisan utama, yaitu Epidermis (lapisan bagian luar tipis), Dermis
(lapisan tengah), Subkutis (bagian paling dalam).
1) Epidermis
Epidermis terdiri dari sel epitel yang mengalami keratinisasi yang mengandung bahan
lemak yang menjadikan kulit kedap air. Sel superfisial dari stratum ini secara kostan
dilepaskan dan diganti. Selain mengandung cairan berminyak. Lapisan ketiga tediri dari sel-
sel yang mengandung granula yang mampu merefraksi cahaya dan membantu memberikan
warna putih pada kulit. Lapisan keempatmengandung sel yang memproduksi melamin, suatu
bahan yang bertindak sebagai perlindunganterhadap pengaruh sinar UV. Epidermis tidak
mengandung pembuluh darah, tetapi limfe bersirkulasi dalam ruang interselular.
Epidermis memiliki empat lapisan, terdiri dari:
a. Lapisan basal / stratum germinativum
Terdiri dari sel sel kuboid yang tegak lurus terhadap dermis.
Tersusun sebagai tiang pagar atau palisade.
Lapisan terbawah dari epidermis.
Terdapat melanosit yaitu sel dendritik yang yang membentuk melanin( melindungi kulit dari
sinar matahari.
b. Lapisan Malpighi/ stratum spinosum.
Lapisan epidermis yang paling tebal.
Terdiri dari sel polygonal
Sel sel mempunyai protoplasma yang menonjol yang terlihat seperti duri.
c. Lapisan Granular / s. granulosum.
Terdiri dari butir butir granul keratohialinyang basofilik.
d. Lapsan tanduk / korneum.
Terdiri dari 20 25 lapis sel tanduk tanpa inti.
Setiap kulit yang mati banyak mengandung keratin yaitu protein fibrous insoluble yang
membentuk barier terluar kulit yang berfungsi:
1. Mengusir mikroorganisme patogen.
2. Mencegah kehilangan cairan yang berlebihan dari tubuh.
3. Unsure utam yang mengerskan rambut dan kuku.
Setiap kulit yang mati akan terganti tiap 3- 4 minggu. Dalam epidermis terdapat 2 sel
yaitu :
a. Sel merkel, fungsinya belum dipahami dengan jelas tapi diyakini berperan dalam
pembentukan kalus dan klavus pada tangan dan kaki.
b. Sel langerhans, berperan dalam respon respon antigen kutaneus, Epidermis akan bertambah
tebal jika bagian tersebut sering digunakan.
Persambungan antara epidermis dan dermis di sebut rete ridge yang berfunfgsi sebagai
tempat pertukaran nutrisi yang essensial. Dan terdapat kerutan yang disebut fingers prints.
2) Dermis (korium)
Dermis merupakan lapisan dibawah epidermis. Lapisan ini mengandung pembuluh
darah, akar rambut, ujung syaraf, kelenjar keringat, dan kelenjar minyak. Kelenjar keringat
menghasilkan keringat. Banyaknya keringat yang dikeluarkan dapat mencapai 2.000 ml
setiap hai, tergantung pada kebutuhan tubuh dan pengaturan suhu.
3) Jaringan Subkutan atau Hipodermis / Subcutis
Lapisan terdalam yang banyak mengandung sel liposit yang menghasilkan banyak lemak.
Merupakn jaringan adipose sebagai bantalan antara kulit dan setruktur internal seperti otot
dan tulang.
Sebagai mobilitas kulit, perubahan kontur tubuh dan penyekatan panas.
Sebagai bantalan terhadap trauma.
Tempat penumpukan energi.
2.1.2. Rambut
Terdapat di seluruh kulit kecuali telapak tangan kaki dan bagian
dorsal dari falang distal jari tangan, kaki, penis, labia minora dan bibir.
Terdapat 2 jenis rambut, yaitu:
Rambut terminal (dapat panjang dan pendek)
Rambut velus( pendek, halus dan lembut).
Fungsi rambut antara lain sebagai berikut.
a. Melindungi kulit dari pengaruh buruk:Alis mata melindungi mata dari keringat agar tidak
mengalir ke mata, bulu hidung (vibrissae)
b. Menyarig udara.
c. Sebagai pengatur suhu,
d. Pendorong penguapan keringat
e. Indera peraba yang sensitif
Rambut terdiri dari akar (sel tanpa keratin) dan batang (terdiri sel keratin). Bagian
dermis yang masuk dalam kandung rambut disebut papil.
Terdapat 2 fase :
1) Fase pertumbuhan (Anagen)
kecepatan pertumbuhan rambut bervariasi rambut janggut tercepat diikuti kulit kepela.
Berlangsung sampai dengan usia 6 tahun.
90 % dari 100.000 folikel rambut kulit kepala normal mengalami fase pertumbuhan pada satu
saat.
2) Fase Istirahat( Telogen)
Berlangsung lebih dari 4 bulan, rambut mengalami kerontokan.
50 100 lembar rambut rontok dalam tiap harinya.
Gerak merinding jika terjadi trauma , stress, disebut Piloereksi.
Warna rambut ditentukan oleh jumlah melanin .
Pertumbuhan rambut pada daerah tertentu dikontrol oleh hormon seks (rambut wajah,
janggut, kumis, dada, punggung, di kontrol oleh hormon Androgen)
2.1.3. Kuku
Permukaan dorsal ujung
distal jari tangan atau kaki tertdapat lempeng keatin yang keras dan transparan.tumbuh dari
akar yang disebut kutikula. Berfungsi mengangkat benda benda kecil. Pertumbuhan rata-
rata 0,1 mm / hari. Pembaruan total kuku jari tangan : 170 hari dan kuku kaki: 12- 18
bulan.sat perhatian pada masalah kesehatan dan pemecahan masalah kesehatan individu.

2.1.4. Kelenjar Kelenjar Pada Kulit


a. Kelenjar Sebasea
Kelenjar Sebasea berfungsi mengontrol sekresi minyak ke dalam ruang antara folikel
rambut dan batang rambut yang akan melumasi rambut sehingga menjadi halus lentur dan
lunak.
b. Kelenjar keringat
Kelenjar keringat diklasifikasikan menjadi 2 kategori:
Kelenjar Ekrin
Kelenjar Ekrin terdapat disemua kulit, berfungsi melepaskan keringat sebagai reaksi
penngkatan suhu lingkungan dan suhu tubuh.
Kecepatan sekresi keringat dikendalkan oleh saraf simpatik.pengekuaran keringat oada
tangan, kaki, aksila, dahi, sebagai reaksi tubuh terhadap setress, nyeri, dan lain-lain
Kelenjar Apokrin.
Kelenjar Apokri terdapat di aksil, anus, skrotum, labia mayora, dan berm,uara pada
folkel rambut. Kelenjar ininaktif pada masa pubertas,pada wanit a akan membesar dan
berkurang pada sklus haid. Kelenjar Apokrin memproduksi keringat yang keruh seperti susu
yang diuraikan oleh bajkteri menghasilkan bau khas pada aksila.
Pada telinga bagian luar terdapat kelenjar apokrin khusus yang disebut K. seruminosa
yang menghasilkan serumen(wax).
2.2. Peradangan, Infeksi, Dan Alergi Pada Kulit
2.2.1. Radang
a. Definisi
Radang adalah respon dari suatu organisme terhadap patogen dan alterasi mekanis
dalam jaringan, berupa rangkaian reaksi yang terjadi pada tempat jaringan yang mengalami
cedera, seperti karena terbakar, atau terinfeksi. Radang atau inflamasi adalah satu dari respon
utama sistem kekebalan terhadap infeksi dan iritasi. Inflamasi distimulasi oleh faktor kimia
(histamin, bradikinin, serotonin,leukotrien, dan prostaglandin) yang dilepaskan oleh sel yang
berperan sebagai mediator radang di dalam sistem kekebalan untuk melindungi jaringan
sekitar dari penyebaran infeksi.
Inflamasi merupakan respons protektif setempat yang ditimbulkan oleh cedera atau
kerusakan jaringan, yang berfungsi menghancurkan, mengurangi, atau mengurung
(sekuestrasi) baik agen pencedera maupun jaringan yang cedera itu (Dorland, 2002).
b. Penyebab Peradangan
Yang dapat menyebabkan peradangan yaitu karena adanya :
Luka bakar
Iritasi kimia
Radang karena kedinginan
Racun
Infeksi disebabkan patogen
Nekrosis
Radiasi
Benda asing
c. Proses Terjadinya radang
Pada proses peradangan terjadi pelepasan histamine dan zat-zat humoral lain kedalam cairan
jaringan sekitarnya. Akibat dari sekresi histamine tersebut berupa:
1. Peningkatan aliran darah lokal.
2. Peningkatan permeabilitas kapiler.
3. Perembesan ateri dan fibrinogen kedalam jaringan interstitial.
4. Edema ekstraseluler lokal.
5. Pembekuan cairan ekstraseluler dan cairan limfe.
Peradangan dapat juga dimasukkan dalam suatu reaksi non spesifik, dari hospes
terhadap infeksi. pada setiap luka pada jaringan akan timbul reaksi inflamasi atau reaksi
vaskuler.Mula-mula terjadi dilatasi lokal dari arteriole dan kapiler sehingga plasma akan
merembes keluar. Selanjutnya cairan edema akan terkumpul di daerah sekitar luka, kemudian
fibrin akan membentuk semacam jala, struktur ini akan menutupi saluran limfe sehingga
penyebaran mikroorganisme dapat dibatasi.Dalam proses inflamasi juga terjadi phagositosis,
mula-mula phagosit membungkus mikroorganisme, kemudian dimulailah digesti dalam sel.
Hal ini akan mengakibatkan perubahan pH menjadi asam. Selanjutnya akan keluar protease
selluler yang akan menyebabkan lysis leukosit.Setelah itu makrofag mononuclear besar akan
tiba di lokasi infeksi untuk membungkus sisa-sisa leukosit. Dan akhirnya terjadilah pencairan
(resolusi) hasil proses inflamasi lokal.
Cairan kaya protein dan sel darah putih yang tertimbun dalam ruang ekstravaskular sebagai
akibat reaksi radang disebut eksudat.
d. Tanda-Tanda Kardinal Peradangan
Respon peradangan dapat dikenali dari rasa sakit, kulit lebam, demam dll, yang
disebabkan karena terjadi perubahan pada pembuluh darah di area infeksi:pembesaran
diameter pembuluh darah, disertai peningkatan aliran darah di daerahinfeksi. Hal ini dapat
menyebabkan kulit tampak lebam kemerahan dan penurunantekanan darah terutama pada
pembuluh kecil. Bagian tubuh yang mengalami peradangan memiliki tanda-tanda sebagai
berikut:
1). Rubor (kemerahan)
2). Kalor (panas)
3). Dolor (rasa sakit)
4). Tumor (pembengkaan)
5). Fungsio laesa (perubahan fungsi)

e. Jenis-jenis Radang
1. Akne Vulgaris
Akne adalah reaksi peradangan dalam folikel sebasea yang pada
umumnya danbiasanya disertai dengan pembentukan papula, pustula, dan abses terutama
didaerah yang banyak mengandung kelenjar sebasea, seperti muka, dada, danpunggung
bagian atas.Akne vulgaris(jerawat) merupakan dermatosis yang sering di jumpai,
bersifatkronikdan berupa inflamasi yang mengenai folikel rambut; gangguan kulit ini
secarakhas ditemukan pada usia remaja pertengahan hingga akhir dan lebih terlihat
padaremaja putra daripada putri. Patogenesis: Secara spekulatif diperkirakan bahwa akne
vulgaris terjadi karena penguraian minyak sebasea oleh enzim bakteri
(Propionibacteriumacnes) sehingga terbentuk asam lemak yang sangat iritatif.
2. Dermatofibroma, Akrodon dan keloid
Dermatofibroma

Dermatofibroma adalah nodul coklat yang


biasanya ditemukan pada kaki, tubuh dan lengan. Pada palpasi konsistennya keras seperti
kancing. Tumor ini hanya di eksisi karena alasan kosmetik atau diagnostik, karena tumor ini
jinak.
Akrodon
Akrodon sering kali terdapat di leher, aksila dan lipat paha pada pasien tua dansetengah baya.
Akrodon lebih banyak dijumpai pada pasien yang gemuk dan pada wanita hamil.
Keloid
Keloid disebabkan oleh pembentukan
jaringan abnormal yang terjadi bahkan setelahcedera minor.

1. Psoriasis

Psoriasis merupakan kelainan


pada kulit berupa bercak-bercak merah, berbatas tegas, dan di atasnya terdapat sisik yang
tebal. Psoriasis juga merupakan penyakit menahun dan bersifat kambuahan. Paling sering
ditemukan pada usia 15-35 tahun.
Penyebab
Sengatan matahari hebat
Iritasi kulit atau cedera (luka bakar, gigitan serangga, luka sayat, ruam)
Pemakaian obat anti malaria
Pemakaian litinium
Infeksi virus dan atau bakteri
Pemakaian alcohol yang berlebihan
Obesitas
Cuaca dingin
Gejala
Kering atau merah
Tertutup oleh sisik berwarna keperakan
Bercak menonjol
Pinggiran merah
Bisa pecah dan menimbulkan nyeri
Biasanya terpisah satu sama lain
Ditemukan di siku, lutut, batang tubuh, kulit kepala
ImpetigoImpetigo merupakan infeksi stafilokokus, mulai sebagai lepuh kecil yang
mengeringdengan cepat untuk membentuk suatu skab dengan sebaran tepi yang mertah
basah.Pada neonatus ditemukan sebagai pemfigus neonatorum yang nyata bulosa.Pemfigus
neonatorum merupakan penyakit yang harus dilaporkan di Inggris.

3. Eksema

Eksema mencakup semua lesi kulit yang disertai


kemerahan.lepuh, basah, skuama,menebal dan gatal. Eksema akut menunjukan adanya
vesikal, bula, eritema, basah,dan krusta. Eksema kronik ditunjukan dengan adanya penebalan,
skuama , bercak,gatal dan plak.
-Eksema atopik : penyakit kulit kronik herediter yang dapat timbulpada sembarang usia.
Sering kalai ditemukan riwayat keluarga adanya eksemadan rintis alergika atau asma
eksintrik terkait.
-Eksema kontak alergi : Eksema kontak sering di temui dan terjadi padadaerah tertentu
tempat alergen mengadakan kontak dengan kulit. Reaksi kulitterhadap minyak poison ivy
yang dermatitis Rhus sudah banyak diketahui. Padatempat-tempat kulit yg tersentuh poison
ivy timbul vesikula linear yang basahdan eritema. Yang sering mengakibatkan eksema kontak
adalah nikel. Logam inidapat dikatakan terdapat dalam segala jenis perhiasan, bingkai
kacamata danmata uang.
- Eksema Tangan : Eksema tangan paling sering dialami mereka yangharus sering mencuci
tangannya atau yang menggunakan sarung tangan dalampekerjaannya. Pada bagian lateral
jari tangan, jari kaki dan tungkai bawah timbulvesikel-vesikel kecil. Vesikel-vesikel ini
disertai rasa gatal. Lepuh-lepuh kecil iniberkembang menjadi bercak-bercak eksema bersisik
pada telapak tangan dankaki.
-Eksema statis : Eksema statis terbatas pada tempat-tempat yangterdapat statis aliran vena
dan edema pada ekstremitas bawah. Timbul bercak-bercak merah basah, bersisik, dan
berkrusta. Erupsi pada kulit ini terasa gataldan dapat mengakibatkan ekskoriasi sekunder.
2.2.2. Infeksi
Cellulitis adalah infeksi bakteri serius pada kulit yang umum terjadi. Cellulitis muncul
sebagai daerah bengkak merah pada kulit yang terasa panas dan lunak, dan dapat menyebar
cepat. Kulit pada kaki bagian bawah yang paling sering terkena, meskipun cellulitis dapat
terjadi di manapun pada bagian tubuh atau wajah.

Cellulitis dapat hanya mempengaruhi permukaan kulit atau, juga dapat mempengaruhi
jaringan di bawah kulit an dapat menyebar ke kelenjar getah bening dan aliran darah. Jika
tidak diobati, infeksi dapat menyebar cepat. Oleh karena itu, maka penting untuk mencari
perawatan medis segera jika gejala cellulitis terjadi.

Penyebab

Cellulitis terjadi ketika satu atau lebih jenis bakteri masuk melalui celah di kulit. Dua
jenis bakteri yang paling umum penyebab cellulitis adalah streptococcus dan staphylococcus.
Kejadian infeksi staphylococcus yang lebih serius disebut methicillin resistant
Staphylococcus aureus (MRSA).

Meskipun selulitis dapat terjadi di manapun pada tubuh, lokasi yang paling umum
adalah kaki bagian bawah. Daerah kulit yang sering terganggu, seperti bagian yang pernah
menjalani operasi terakhir, luka, luka tusuk, maag, atau dermatitis. Karena pada bagian
tersebut merupakan daerah yang paling mungkin bagi bakteri untuk masuk. Beberapa jenis
gigitan serangga atau laba-laba juga dapat menularkan bakteri. Daerah kering, kulit
terkelupas juga dapat menjadi titik masuk bagi bakteri.

Gejala

Kemungkinan tanda dan gejala cellulitis meliputi:


1. Kemerahan
2. Bengkak
3. Lunak
4. Nyeri
5. Hangat
6. Demam

Perubahan pada kulit mungkin disertai dengan demam. Seiring berjalannya waktu,
daerah kemerahan cenderung untuk meluas. Bintik-bintik merah kecil mungkin muncul di
atas kulit yang memerah.

Pengobatan

Pengobatan cellulitis mungkin melibatkan resep antibiotik oral. Perlu untuk


berkonsultasi lagi dengan dokter jika setelah 1-3 hari memulai antibiotik untuk memastikan
bahwa infeksi merespon pengobatan. Konsumsi antibiotik biasanya hingga 14 hari. Dalam
kebanyakan kasus, tanda dan gejala cellulitis hilang setelah beberapa hari.

Jika dalam beberapa hari setelah mengonsumsi antibiotik masih meluas atau jika
mengalami demam tinggi, mungkin perlu dirawat di rumah sakit dan menerima antibiotik
melalui pembuluh darah (intravena). Biasanya, dokter meresepkan obat yang efektif terhadap
kedua streptokokus dan stafilokokus. Dokter akan memilih antibiotik sesuai dengan kondisi
pasien.

Infeksi adalah kolonalisasi yang dilakukan oleh spesies asing terhadap organisme
inang, dan bersifat pilang membahayakan inang. Organisme penginfeksi, atau patogen,
menggunakan sarana yang dimiliki inang untuk dapat memperbanyak diri, yang pada
akhirnya merugikan inang. Patogen mengganggu fungsi normal inang dan dapat berakibat
pada luka kronik, gangrene, kehilangan organ tubuh, dan bahkan kematian. Respons inang
terhadap infeksi disebut peradangan. Secara umum, patogen umumnya dikategorikan sebagai
organisme mikroskopik, walaupun sebenarnya definisinya lebih luas, mencakup bakteri,
parasit, fungi, virus, prion, dan viroid.
Simbiosis antara parasit dan inang, di mana satu pihak diuntungkan dan satu pihak
dirugikan, digolongkan sebagai parasitisme. Cabang kedokteran yang menitikberatkan infeksi
dan patogen adalah cabang penyakit infeksi.
Secara umum infeksi terbagi menjadi dua golongan besar:[1]
Infeksi yang terjadi karena terpapar oleh antigen dari luar tubuh
Infeksi yang terjadi karena difusi cairan tubuh atau jaringan, seperti virus HIV, karena
virus tersebut tidak dapat hidup di luar tubuh.

1. Kandidiasis
Di Amerika Serikat, infeksi kandida dewasa ini merupakan penyebab infeksi pada
darah nomor empat paling banyak, dan tampaknya meningkatnya infeksi ini terutama
didapati pada lanjut usia (lansia). Infeksi jamur kandida ini lebih sering terjadi pada lansia
karena daya tahan tubuh yang menurun, penyakit kencing manis (diabetes melitus/DM), lebih
sering menggunakan obat antibiotik, memakai obat kortikosteroid yang dihirup misalnya
memakai obat triamcinolone pada penderita penyakit asma, penyakit paru obstruktif menahun
(PPOM) seperti bronkhitis, mulut kering (xerostomia) yang dapat disebabkan penyakit dan
obat, memakai alat-alat untuk membantu pemberian makanan, penggunaan alat-alat yang
harus dimasukkan ke dalam tubuh di dalam ruang rawat intensif, kurang gizi, penyinaran
dengan sinar rontgen dan lain-lain. Selain daripada itu, pada lansia lebih sering pula
mengalami transplantasi atau pencangkokan organ-organ vital tubuh, mendapat pengobatan
dengan khemoterapi untuk penyakit kanker secara agresif, serta mengalami penyakit-penyakit
kulit dan tulang, yang kesemuanya ini sering menggunakan obat-obat yang dapat
menurunkan daya tahan tubuh. Infeksi kandida juga menyebabkan tingginya angka kesakitan
bagi lansia. karena pemakaian obat-obat tertentu, perawatan diri yang kurang baik, dan
berkurangnya produksi air ludah, yang kesemuanya hal ini sering terjadi pada lansia. Oleh
karena itu, infeksi jamur kandida merupakan suatu masalah yang perlu dipertimbangkan pada
lansia, mengingat seringnya terjadi infeksi ini.
Infeksi jamur kandida pada kulit dan kuku
Intertigo : infeksi jamur kandida pada kulit di bawah payudara, daerah antara kemaluan dan
lubang dubur
Paronychia : infeksi jamur kandida pada bagian samping dan bawah kuku, ditandai dengan
menebalnya kuku dan bahkan dapat tanggal sendiri
Onychomycosis : penderita DM lebih sering mendapat infeksi jamur ini. Penyakit ini
ditandai dengan sulitnya memotong kuku kaki, yang memudahkan penderita cenderung
mengalami kukunya terbentur dan infeksi pada kuku.
Vulvovaginitis : infeksi pada daerah kemaluan dan liang senggama wanita. Gejala yang palin
sering adalah gatal pada daerah kemaluan terutama pada malam hari, dan keluarnya secret
atau cairan dari liang senggama berwarna keju sampai dengan keruh encer.
Herpes Zoster

Herpes, demikianlah para medis


menyebut penyakit radang kulit yang ditandai dengan pembentukan gelembung-gelembung
berkelompok ini. Gelembung-gelembung tersebut berisi air pada dasar perdangan. Ada dua
macam penyakit herpes, yaitu herpes genitalis dan herpes zoster. Herpes genitalis disebabkab
oleh virus herpes simplek dan merupakan penyakit kelamin, sedangkan herpes zoster
disebabkan oleh virus varisela zoster dan menyerang kulit secara umum. Herpes zoster
intinya memang berurusan dengan daya tahan tubuh. Tak heran kalau penyakit ini banyak
menyerang kaum lanjut usia atau mulai di atas 50 tahun. Pada usia di atas 50 tahun, banyak
orang yang terserang akibat daya tahan tubuhnya lemah. Terjadinya nyeri pascaherpes
disebabkan lambatnya pengobatan saat seseorang terserang virus varisela zoster. Akibatnya,
virus sempat merusak jaringan saraf di sekitarnya. Jika gejala ini telanjur terjadi, kulit yang
terkena sentuhan sedikit saja bisa menimbulkan nyeri. Atau, kadang saraf memancarkan
sinyal nyeri terus-menerus. Sekitar 75% penderita nyeri ini mengaku, rasanya seperti
terbakar.Faktor usia sangat menentukan kerentanan serangan nyeri. Semakin tua seseorang
saat terkena herpes zoster, semakin besar kemungkinannya menderita nyeri. Jumlah mantan
penderita yang berlanjut ke nyeri kira-kira 10% 15% populasi. Di atas 50 tahun
kemungkinannya menjadi 40%, di atas 60 tahun jadi 50%, dan di atas 80 tahun menjadi 80%
dari populasi. Kaum lanjut usia dengan gangguan saraf akibat penuaan atau diabetes lebih
mudah terkena nyeri pascaherpes. Akan tetapi, bukan berarti penderita herpes zoster berusia
muda tak mungin terkena nyeri. Jika serangannya parah, misalnya sampai ke mata, si
penderita muda juga mungkin terkena nyeri pascaherpes. Jika terkena penyakit ini, penderita
akan mengalami nyeri pada saat kondisi ketahanan tubuhnya menurun. Pada usia di atas 50
tahun, banyak orang yang terserang herpes zoster akibat daya tahan tubuhnya lemah.
Gejala
Demam
Malaise
Nyeri yang menyerupai appendisistis
Pleuritis
Nyeri musculoskeletal
Penatalaksanaan
Memberikan vaksin pada lansia
Mengalihkan perhatian untuk manajemen nyeri
Memberikan obat-obatan untuk memblok impuls di saraf kulit agar tidak sampai ke
otak, seperti amitriplitin
Varisela, infeksi enterovirus dan meningococcemia
merupakan contoh mikroorganisme sampai ke kulit
melalui aliran darah dan menyebabkan kelainan pada
kulit tanpa kontribusi faktor imun pejamu. Pada
penyakit seperti morbili, rubela dan gonococcemia
sukarnya mikroorganisme ditemukan pada kultur
Neurodermatitis
Neuroermatitis disebabkan oleh garukan yang berlebihan pada kulit yang gatal.Gatal
dapat terbatas pada leher, skrotum atau bagian tubuh lainnya. Akibat garukantersebut akan
membentuk bercak-bercak eksema yang kering,menebal, dan linear

2.2.3. Alergi
Alergi merupakan kelainan sistem imun, disebut juga atopi.
Reaksi allergi dipicu oleh zat2x yang tidak berbahaya yang disebut Allergen.
Alergi (hipersensitifitas tipe 1) merupakan salah satu dari 4 tipe hipersensitifitas.
Ciri khas allergi ialah aktifasi berlebihan sel Mast dan basofil oleh IgE sehingga timbul
respon inflamasi ekstrim

Alergi termasuk gangguan yang menjadi permasalahan kesehatan penting pada usia anak.
Gangguan ini ternyata dapat menyerang semua organ tanpa terkecuali. Mulai dari ujung
rambut sampai ujung kaki dengan berbagai bahaya dan komplikasi yang mungkin bisa
terjadi. Gejala alergi pada bayi sering dicetuskan dan disebabkan karena banyak faktor. Tetapi
yang paling sering terjadi justru dipicu atau diperberat karena infeksi virus ringan yang tidak
terdeteksi. Sedangkan faktor lainnya dengan manifestasi lebih ringan disebabkan karena diet
ibu bila minum ASI dan makanan yang dikonsumsi termasuk susu sapi. Seringkali dokter
atau orangtua sulit membedakan faktor mana yang menjadi penyebab, bahkan seringkali
setiap kali timbul gejala alergi langsung divonis alergi susu sapi dan harus ganti susu khusus
padahal belum tentu alergi susu sapi.

BAB III
PENUTUP

3.1. Kesimpulan
Pelayanan keperawatan komunitas pelayanan professional yang ditujukan pada klien
(individu, keluarga, kelompok, komunitas) yang akan mempengaruhi kesehatan masyarakat.
Praktik keperawatan komunitas merupakan asuhan professional yang diberikan oleh perawat
profesional yang memiliki kewenangan, menggunakan proses keperawatan, sesuai standar
praktik dan kode etik mengarahkan praktik dilakukan di tatanan pelayanan keperawatan
komunitas. keperawatan kesehatan di rumah merupakan salah satu bentuk praktik
keperawatan komunitas. Isu-isu yang mungkin timbul terkait keperawatan di rumah perlu
dicermati dan antisipasi.
3.2. Saran
Sebagai mahasiswa keperawatan, sebaiknya lebih memahami tentang bagaimana
berkomunikasi yang baik terhadap klien yang akan dihadapi. Selain itu dalam melakukan
tindak keperawatan, seorang perawat harus bertindak sesuai dengan prinsip-prinsip dan
teknik-teknok komunikasi tersebut.

DAFTAR PUSTAKA

Marcia stanhope, Ruth N. Kollmueller. 2008. Keperawatan Komunitas. Jakarta : Penerbit buku
Kedokteran EGC.
Effendy Nasrul. 1998. Dasar-Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Edisi 2. Jakarta: Penerbit
buku Kedokteran EGC.

Das könnte Ihnen auch gefallen