Sie sind auf Seite 1von 87

BAB III

FORM PENGKAJIAN KEPERAWATAN GERONTIK


ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELOMPOK KHUSUS DI WISMA
INDROKILO BALAI PELAYANAN SOSIAL TRESNA WHERDA YOGYAKARTA
UNIT ABIYOSO

TINJAUAN KASUS
PENGKAJIAN
A. IDENTITAS KELOMPOK
1. Nama Kelompok : Indrokilo
2. Jumlah Lansia : 10 Orang
3. Pengasuh Wisma :
4. Identitas Anggota Kelompok: Profesi Ners angkatan XI
Status
No Nama L/P Alamat Umur TMT Agama Pend
Marital
1. Ny. Wg P Kranggan, 87 01-061-990 Islam TS Belum
Galur, Thn Menikah
Kulonprogo
2. Ny. Sr P Symberejo, 72 04-09-2015 Islam TS Janda
Tempel, Sleman Thn
3. Ny. Ss P Sindumartani, 77 10-04-2006 Kristen SMP Janda
Ngemplok, Thn
Sleman
4. Ny. Mj P Kricak, 84 08-08-2007 Islam TS Janda
Tegalrejo, Thn
Yogyakarta
5. Ny. Sj P Mantrijeron, 75 15-09-2012 Islam TS Janda
Yogyakarta Thn
6. Ny. Ks P Ngampilan, 82 13-02-2012 Islam SD Janda
Yogyakarta Thn
7. Ny. Rb P Pakualaman, 81 27-06-2016 Islam SMA Belum
Yogyakarta Thn menikah
8. Ny. Wr P Cangkringan 67 04-01-2011 Islam TS Janda
Thn
9. Ny. Wn P Sentolo, 62 02-03-2015 Islam TS Janda
Kulonprogo Thn
10. Ny. Tk P Gilangharjo, 69 01-07-2016 Kristen TS Janda
Bantul Thn

B. RIWAYAT KESEHATAN
No Nama Penyakit yang pernah diderita
1. Ny. Wg Atrasia
2. Ny. Sr Hipertensi, Dispepsia
3. Ny. Ss Myalgia,
4. Ny. Mj Dispepsia, Artalgia
5. Ny. Sj Osteoatritis
6. Ny. Ks Myalgia
7. Ny. Rb Hipertensi
8. Ny. Wr Jiwa
9. Ny. Wn Osteotritis

10. Ny. Tk Bronkitis, Hipertensi

C. STATUS KESEHATAN SAAT INI


Status A KY Keluhan/masalah
No Nama BB/TB TD SF SP SK
Gizi K D kesehatan saat ini
1. Ny. Wg BB : 40kg Klien mengeluh
TB : 130cm nyeri pinggan,
IMT: 23.66 Baik 120/70 3 1 2 2 2 sering terbangun
dimalam hari
karena BAK.
2. Ny. Sr BB : 42kg Klien mengeluh
TB : 130cm nyeri kepala dan
IMT: 24.85 nyeri tengkuk,
Baik 160/73 3 1 2 2 2
sering terbangun
dimalam hari
karena BAK.
3. Ny. Ss BB: 40kg
Klien mengeluh
TB: 145cm Baik 125/85 3 2 3 4 4
pusing
IMT: 19,04
4. Ny. Mj BB: 45kg
Klien mengeluh
TB: 140cm Baik 130/80 3 1 2 2 2
nyeri pinggang
IMT: 22.95
5. Ny. Sj BB: 51kg Klien mengeluh
TB: 150cm Baik 110/70 3 1 2 2 4 nyeri di kedua
IMT: 22.66 kakinya
6. Ny. Ks BB: 40kg
Klien mengeluh
TB: 145cm Baik 125/85 3 2 3 4 4
nyeri pinggang
IMT: 19,04
7. Ny. Rb BB: 45kg Klien mengatakan
Tb: 155cm tidak tahu bahwa
IMT: 18.75 Baik 140/80 3 2 2 4 1 dirinya mempunyai
riwayat darah
tinggi.
8. Ny. Wr BB: 45kg Baik 120/80 3 2 2 4 1 Klien tampak
Tb: 150cm menyendiri dan
IMT: 20 tidak bisa berbicara
9. Ny. Wn BB: 45kg Klien mengeluh
TB: 156cm Baik 120/60 3 2 3 4 1 nyeri cekot-cekot
IMT: 18.49 pada kaki
10. Ny. Tk BB: 37kg Klien mengeluh
TB: 140cm pusing, nyeri pada
IMT: 18,87 tengkuk dan
Baik 140/90 3 1 3 3 1
pinggang, sering
terbangun dimalam
hari karena bising.
Keterangan:
Kolom 6 (Status Fungsional/SF) : (1) tergantung; (2) dibantu; (3) mandiri
Kolom 7 (Aktivitas Keseharian/AK) : (1) dengan alat bantu; (2) tanpa alat bantu
Kolom 8 (Status Psikososial/SP) : (1) depresi berat; (2) depresi sedang; (3)
depresi ringan
Kolom 9 (Status Kognisi/SK) : (1) gangguan kognitif berat; (2) gangguan
kognitif sedang; (3) gangguan kognitif
ringan; (4) status kognitif utuh
Kolom 10 (Keterbatasan Yang Dimiliki/KYD) :(1) gangguan penglihatan; (2)
gangguan mobilisasi; (3) gangguan
pendengaran; (4) gangguan lainnya
1. Pola Kebiasaan sehari-hari
No Nama Istirahat & tidur Nutrisi Kebersihan diri Spiritual Aktivitas sehari-hari
(dalam sehari) (makan &
minum)
1) 2) 3) 4) 5) 6) 7)

1. Ny. Istirahat kurang max. Makan 3x Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL mandiri dan
Wg 5 jam/hari. sehari, selalu dengan menggunakan sholat 5 waktu mengikuti semua
Siang: tidak pernah habis tetapi sabun, ganti baju setiap dengan tepat, kegiatan rutin di
tidur dengan mandi pagi, potong kuku mengikuti kegiatan BPSTW (seperti senam,
Malam: 5 jam beberapa kali jika sudah panjang, cuci rohani setiap senin karawitan,
ESS: 9
makan rambut 2x seminggu dan kamis. keterampilan, dll).
(sedikit- dengan shampo,
sedikit). Nafsu menggosok gigi setiap
makan baik mandi dengan pasta gigi.
Semua dilakukan dengan
mandiri
2. Ny. Sr Istirahat cukup 6-7 Makan 3x Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL mandiri dan
jam/hari. sehari, kadang dengan menggunakan shalat 5 waktu di mengikuti semua
Malam : 6-7 jam tidak habis 1 sabun, ganti baju mandiri mushola, mengikuti kegiatan rutin di
Siang : tidak tidur porsi, minum ganti sehari 1 kali, kuku kegiatan pengajian BPSTW (seperti senam,
siang 1000cc/hari. kaki dan tangan di potong rutin di mushola karawitan,
ESS: 10
tidak tentu, cuci rambut setiap Senin dan keterampilan, dll).
seminggu 1 kali dengan Kamis.
shampoo, menggosok gigi
1 kali sehari dengan pasta
gigi.
3. Ny.Ss Istirahat dan tidur Makan 3 kali Klien tampak bersih, tidak Klien mengatakan ADL mandiri dan
cukup, rata rata tidur sehari, habis tercium bau badan, klien sering mengikuti mengikuti semua
7 jam. 1/2 porsi, mandi 2x sehari ibadah rutin di ruang kegiatan rutin di
Malam : 6 jam minum menggunakan sabun, , kegiatan rohani BPSTW (seperti senam,
Siang : 1 jam 500cc/hari ganti baju mandiri setiap BPSTW setiap Senin karawitan,
ESS : 7
habis mandi dan mencuci dan Kamis. keterampilan, dll).
pakaian 2 hari sekali,
gosok gigi 2x sehari ketika
mandi menggunakan pasta
gigi, cuci rambut 1 kali
dalam seminggu, kuku kaki
dan tangan tampak bersih.
4. Ny.Mj Istirahat kurang 5 Makan 3x Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL mandiri dan
jam/hari. sehari, habis 1 dengan menggunakan shalat 5 waktu, mengikuti semua
Malam : 5 jam porsi, minum sabun, ganti baju mandiri mengikuti kegiatan kegiatan rutin di
Siang : tidak tidur 800cc/hari. ganti sehari 1 kali, pengajian rutin di BPSTW (seperti senam,
siang mushola setiap karawitan,
Skor ESS: 10
Senin dan Kamis. keterampilan, dll).
5. Ny. Sj Istirahat cukup 6 Makan 3x Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL mandiri dan
jam/hari. sehari, habis 1 dengan menggunakan shalat 5 waktu mengikuti semua
Malam : 6 jam porsi, minum sabun, ganti baju mandiri kadang-kadang kegiatan rutin di
Siang : tidak tidur 800cc/hari. ganti sehari 1 kali, kuku sholat subuh sering BPSTW (seperti senam,
siang kaki dan tangan di potong bolong, mengikuti karawitan,
Skor ESS: 6
1 x sebulan, cuci rambut 1- kegiatan pengajian keterampilan, dll).
2 kali seminggu dengan rutin di mushola
shampoo, menggosok gigi setiap Senin dan
1 kali sehari dengan pasta Kamis.
gigi.
6. Ny. Ks Istirahat kurang max. Makan 3x Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL mandiri dan
5 jam/hari. sehari, selalu dengan menggunakan sholat 5 waktu mengikuti semua
Siang: tidak pernah habis tetapi sabun, ganti baju setiap dengan tepat, kegiatan rutin di
tidur dengan mandi pagi, potong kuku mengikuti kegiatan BPSTW (seperti senam,
Malam: 5 jam beberapa kali jika sudah panjang, cuci rohani setiap senin karawitan,
ESS: 10
makan rambut 2x seminggu dan kamis. keterampilan, dll).
(sedikit- dengan shampo,
sedikit). Nafsu menggosok gigi setiap
makan baik mandi dengan pasta gigi.
Semua dilakukan dengan
mandiri
7. Ny. Rb Istirahat cukup 7-8 Makan 3x Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL mandiri dan
jam/hari. sehari, selalu dengan menggunakan sholat 5 waktu mengikuti semua
Malam : 7-8 jam habis. Nafsu sabun, ganti baju setiap dengan tepat, kegiatan rutin di
Siang : 1-2 jam makan baik mandi pagi, potong kuku mengikuti kegiatan BPSTW (seperti senam,
ESS: 10
jika sudah panjang, cuci rohani setiap senin karawitan,
rambut 1x seminggu dan kamis. keterampilan, dll).
dengan shampo, gigi klien
sudah tanggal, berkumur
menggunakan obat kumur
2x sehari. Semua dilakukan
dengan mandiri
8. Ny. Istirahat cukup 7-8 Makan 3x Klien mandi 2x sehari sholat 5 waktu ADL mandiri dan
Wr jam/hari. sehari, selalu dengan menggunakan dengan tepat, mengikuti semua
ESS: 10 habis. Nafsu sabun, ganti baju setiap mengikuti kegiatan kegiatan rutin di
makan baik mandi pagi rohani setiap senin BPSTW (seperti senam,
dan kamis. karawitan,
keterampilan, dll).
9. Ny. Istirahat kurang 5-6 Makan 3 kali Klien mandi 2x sehari Klien mengatakan ADL klien mandiri dan
Wa jam/hari sehari, habis 1 menggunakan sabun, ganti rutin mengikuti mengikuti semua
Malam : 6 jam porsi baju 2 x, gosok gigi 2x ibadah rutin di kegiatan rutin di
Siang : 1 jam Minum sehari, sampo 1x mesjid BPSTW BPSTW (senam,
ESS: 7 1500cc/hari seminggu, potong kaki dan setiap senin dan karawitan,
tangan ketika panjang dan kamis keterampilan, dll)
bersih
10. Ny.TK Istirahat dan tidur Makan 3 kali Klien tampak bersih, tidak Klien mengatakan ADL mandiri dan
cukup, rata rata tidur sehari, habis tercium bau badan, klien sering mengikuti mengikuti semua
7 jam. 1/2 porsi, mandi 2x sehari ibadah rutin di ruang kegiatan rutin di
Malam : 6 jam minum menggunakan sabun, , kegiatan rohani BPSTW (seperti senam,
Siang : 1 jam 500cc/hari ganti baju mandiri setiap BPSTW setiap Senin karawitan,
ESS : 7
habis mandi dan mencuci dan Kamis. keterampilan, dll).
pakaian 2 hari sekali,
gosok gigi 2x sehari ketika
mandi menggunakan pasta
gigi, cuci rambut 1 kali
dalam seminggu, kuku kaki
dan tangan tampak bersih.

2. Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan Cepalo-Kaudal
No Nama
Kepala Leher Punggung Thoraks Abdomen Ekstremitas Genetalia

1. Ny. Wg Bentuk: meso I: Tidak ada I: Tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: Tidak ada Klien sudah
sephal, tidak jejas atau jejas atau I: Tidak ada retraksi abdomen pembengkakan menopause dan
ada jejas. lesi lesi postur dinding dada, tidak simetris, tidak pada kaki, tidak tidak ada
Rambut: hitam P: tidak ada tubuh tegak ada jejas ada jejas, tidak ada kelainan keluhan saat
dengan uban, pembengk berjalan. P: tidak ada nyeri ada ascites bentuk kaki, BAB/BAK.
tampak bersih. akan P: Tidak ada tekan dan krepitasi atau massa Terdapat bekas Klien
kelenjar nyeri tekan P: suara perkusi paru A: Saat
Mata: mata luka bakar di mengatakan
tyroid sonor diauskultasi
simetris. Tidak ekstremitas atas kondisi organ
A: Auskultasi paru
ada gangguan terdengar dan bawah. genetalia bersih
vesikuler
penglihatan, bising usus Kekuatan Otot: dan tidak ada
visus 4/6 VOD Jantung 10x/ menit luka.
dan VOS. I : tidak ada jejas, P: Perkusi
Ki Ka
Telinga:tampak tidak ada abdomen
5 5
bersih, tidak ada pembesaran. terdengar
5 5
serumen, tidak Pal : tidak ada nyeri tympani
menggunakan tekan. P: Palpasi tidak
alat bantu P: Saat diperkusi suara ada nyeri tekan
dengar, tidak jantung terdengar
ada nyeri tekan redup
Hidung: bentuk A: Auskultasi
simetris, masih terdengar suara S1
dapat mencium dan S2 dan tidak
bau-bauan. ada suara tambahan.
Mulut: mukosa
bibir lembab,
tidak ada lesi di
bibir maupun
gusi.
Gigi: masih ada
sebagian, tidak
menggunakan
gigi palsu
2. Ny.Sr Bentuk: meso I: Tidak ada I: tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: tidak terdapat Klien sudah
sephal, tidak jejas atau lesi, postur I: Tidak ada retraksi abdomen perubahan menopause dan
ada jejas lesi tubuh tegak dinding dada, tidak simetris, tidak warna, kekuatan tidak ada
Rambut: P: Tidak P: Tidak ada ada jejas ada jejas, tidak otot normal, keluhan saat
beruban, ada nyeri tekan P: Tidak ada nyeri ada ascites tidak ada luka. BAB/BAK,
tampak bersih pembeng tekan dan krepitasi atau massa Kekuatan otot: klien tidak
kakan P: Suara perkusi paru A: Saat
tidak lengket Ki Ka menggunakan
kelenjar sonor diauskultasi 5 5
ketika pampers. Klien
A: Auskultasi paru
dipeggang tyroid terdengar 5 5 mengatakan
vesikuler
Mata: ada bising usus kondisi organ
Jantung
keluhan, I : tidak ada jejas, 15x/ menit Fall Risk genetalia bersih
penglihatan P: Perkusi Assessment Toll: dan tidak ada
tidak ada
kabur abdomen 8 Moderate Fall luka.
pembesaran.
Visus 20/60 Pal : tidak ada nyeri terdengar Risk
VOD dan tekan. tympani
VOS. P: Saat diperkusi P: Palpasi tidak
Telinga: suara jantung ada nyeri tekan
tampak bersih, terdengar redup
tidak ada A: Auskultasi
serumen, tidak terdengar suara S1
menggunakan dan S2 dan tidak
alat bantu ada suara tambahan
dengar, tidak
ada nyeri
tekan.
Pendengaran
masih baik
Hidung:
bentuk
simetris, masih
dapat mencium
bau-bauan
Mulut:mukosa
bibir kering,
tidak ada lesi
Gigi: gigi
masih baik,
tidak
menggunakan
gigi palsu
3. Ny. Ss Bentuk: meso I: Tidak ada I: Klien Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: tidak ada Klien sudah
sephal, tidak jejas atau mengalami I: Tidak ada retraksi abdomen deformitas, ada menopause dan
ada jejas lesi kifosis, tidak dinding dada, tidak simetris, tidak keterbatasan tidak ada
Rambut: hitam P: Tidak ada ada jejas ada jejas ada jejas, tidak rentang gerak keluhan saat
P: Tidak ada nyeri
dengan uban, pembeng atau lesi, tekan dan krepitasi ada ascites pada ekstremitas BAB/ BAK.
tampak bersih kakan P: Tidak ada P: suara perkusi paru atau massa bagian bawah Klien
Mata: Klien kelenjar nyeri tekan sonor A: Saat Kekuatan otot: mengatakan
menggunakan tyroid A: Auskultasi paru diauskultasi Ki Ka keadaan organ
kacamata/ vesikuler terdengar 5 5 genetalia bersih
Jantung bising usus 6x/
lensa, 5 5 dan tidak ada
I : tidak ada jejas,
Visus 3/6 VOD menit luka.
dan VOS. tidak ada P: Perkusi Morse scale :
Telinga: pembesaran. abdomen (resiko sedang)
Pal : tidak ada nyeri
telinga tampak terdengar
tekan.
bersih dan tympani
P: Saat diperkusi suara
simetris, tidak P: Palpasi tidak
jantung terdengar
mengalami ada nyeri tekan
redup
penurunan A: Auskultasi
pendengaran di terdengar suara S1
kedua telinga dan S2 dan tidak
Hidung: ada suara tambahan
bentuk
simetris, masih
dapat mencium
bau-bauan
Mulut: mukosa
bibir lembab
Gigi: bersih,
masih lengkap.
4 Ny. Bentuk: meso I: Tidak ada I: Tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: Tidak ada Klien sudah
SRM sephal, tidak jejas atau kelainan I: Tidak ada retraksi abdomen pembengkakan menopause dan
dinding dada, tidak
ada jejas lesi tulang ada jejas simetris, tidak pada kaki, tidak tidak ada
Rambut: warna P: Tidak belakang, P: Tidak ada nyeri ada jejas, tidak ada kelainan keluhan saat
putih sudah ada punggung tekan dan krepitasi ada ascites bentuk kaki, BAB/BAK.
tertutup uban, pembeng tidak ada P: Suara perkusi paru atau massa Terdapat bekas Keadaan organ
tampak bersih kakan jejas atau sonor A: Saat luka bakar di tidak terkaji.
Mata: mata kelenjar A: Auskultasi paru diauskultasi
lesi ekstremitas atas Klien
simetris, klien tyroid P: Tidak ada vesikuler terdengar dan bawah. mengatakan
Jantung
mengatakan nyeri tekan bising usus Kekuatan Otot: kondisi organ
I : tidak ada jejas,
peglihatan 12x/ menit genetalia bersih
tidak ada
kabur/ tidak P: Perkusi dan tidak ada
pembesaran. Ki Ka
jelas, Visus abdomen luka.
Pal : tidak ada nyeri 5 5
mata VOD 2/6 terdengar
tekan. 5 5
dan VOS 1/6. P: Saat diperkusi suara tympani
Telinga: jantung terdengar P: Palpasi tidak Morse Scale : 35
tampak bersih, redup ada nyeri tekan (resiko rendah)
tidak ada A: Auskultasi
serumen, tidak terdengar suara S1
menggunakan dan S2 dan tidak
alat bantu ada suara tambahan
dengar, tidak
ada nyeri tekan
Hidung:
bentuk
simetris, masih
dapat mencium
bau-bauan
Mulut: mukosa
bibir lembab,
tidak ada lesi
Gigi: gigi tidak
ada,
menggunakan
gigi palsu.
5. Ny. Sj Bentuk: I: Tidak ada I: klien Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: adanya deformitas Klien sudah
mesosephal, jejas atau mengalami I: bentuk simetris, abdomen pada kedua kaki, menopause dan
tidak ada jejas lesi kifosis, Tidak ada retraksi simetris, tidak lutut bengkak, tidak ada
Rambut: hitam P: Tidak ada punggung dinding dada, tidak ada jejas, tidak dengan gaya keluhan saat
bercampur pembeng tidak ada ada jejas, ada ascites berjalan bungkuk BAB/BAK.
kakan jejas atau P: tidak ada nyeri atau massa menggunakan Klien
uban, tampak
kelenjar lesi berjalan tekan dan krepitasi A: bising usus alat bantu tripot mengatakan
bersih
tyroid P: suara perkusi paru 12x/ menit
Mata: bungkuk Kekuatan otot: kondisi
P: Tidak ada sonor dikedua P: Perkusi
konjungtiva Ki Ka genetelia bersih
nyeri tekan lapang paru abdomen 5 5
tidak anemis, tidak ada luka.
A: Auskultasi paru terdengar
ada gangguan 5 5
vesikuler tympani
penglihatan Jantung
P: Palpasi tidak Fall Risk: 15
dengan visis I : tidak ada jejas,
ada nyeri tekan (resiko tinggi)
OD 4/6 dan OS tidak ada
4/6, tidak pembesaran
menggunakan jantung.
alat bantu Pal : tidak ada nyeri
penglihatan. tekan.
Telinga: P: Saat diperkusi suara
tampak bersih, jantung terdengar
tidak ada redup
serumen, A: Auskultasi
terjadi terdengars uara S1
gangguan dan S2 dan tidak
pendengaran ada suara tambahan
dikedua
telinga, tidak
menggunakan
alat bantu
dengar, tidak
ada nyeri tekan
Hidung:
bentuk
simetris, masih
dapat
membedakan
antara bau
harum dan bau
tidak sedap
Mulut: mukosa
bibir lembab
Gigi: gigi
nampak bersih
dan beberapa
gigi ada yang
tanggal
6. Ny. Ks Bentuk: meso I: Tidak ada I: Tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: Tidak ada Klien sudah
sephal, tidak jejas atau kelainan I: Tidak ada retraksi abdomen pembengkakan menopause dan
ada jejas lesi tulang dinding dada, tidak simetris, tidak pada kaki tidak ada
Rambut: sudah P: Tidak belakang, ada jejas ada jejas, tidak Kekuatan otot: keluhan saat
tertutup uban, ada punggung P: Tidak ada nyeri ada ascites Ki Ka BAB/BAK.
tampak bersih pembeng tidak ada tekan dan krepitasi atau massa 5 5 Keadaan organ
Mata: kakan jejas atau P: Suara perkusi paru A: Saat 5 5 genetelia klien
konjungtiva kelenjar lesi sonor diauskultasi mengatakan
tidak anemis, tyroid P: Tidak ada A: Auskultasi paru terdengar Fall risk skor 3 low bersih dan tidak
tidak nyeri tekan vesikuler bising usus 9x/ fall risk ada luka.
Jantung
meengalami menit
I : tidak ada jejas,
penurunan P: Perkusi
tidak ada
penglihatan, abdomen
pembesaran.
visus 6/6 VOD terdengar
Pal : tidak ada nyeri
dan VOS. tympani
tekan.
Telinga: tampak P: Palpasi tidak
P: Saat diperkusi suara
bersih, tidak ada ada nyeri tekan
jantung terdengar
serumen, tidak redup
menggunakan A: Auskultasi
alat bantu terdengar suara S1
dengar, tidak dan S2 dan tidak
ada nyeri tekan, ada suara tambahan
pendengaran
berkurang pada
telinga sebelah
kiri.
Hidung: bentuk
simetris, masih
dapat mencium
bau-bauan
Mulut: mukosa
bibir lembab
Gigi: gigi
beberapa sudah
tanggal

7. Ny. Rb Bentuk: bentuk I: Tidak ada I: punggung Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: Tidak ada Klien sudah
mesosephal, jejas atau tidak ada I: Tidak ada retraksi abdomen pembengkakan menopause dan
tidak ada jejas lesi jejas atau dinding dada, tidak simetris, tidak pada kaki tidak ada
Rambut: tampak P: Tidak lesi tegak ada jejas ada jejas, tidak Kekuatan otot: keluhan saat
beruban. ada saat P: Tidak ada nyeri ada ascites atau Ki Ka BAB/BAK.
Mata: penurunan pembeng berjalan. tekan dan krepitasi massa 5 5 Keadaan organ
kakan P: Tidak ada P: Suara perkusi paru A: Saat 5 5
dalam genetelia klien
kelenjar nyeri tekan sonor diauskultasi
penglihatan mengatakan
A: Auskultasi paru
jarak jauh tyroid terdengar Fall Risk : 14 bersih dan tidak
vesikuler (resiko tinggi)
Visus : 3/6 bising usus ada luka.
Jantung
VOD dan VOS. I : tidak ada jejas, 10x/ menit
Telinga: bersih, P: Perkusi
tidak ada
tidak ada nyeri abdomen
pembesaran.
tekan, tidak ada Pal : tidak ada nyeri terdengar
penurunanpende tekan. tympani
ngaran. P: Saat diperkusi suara P: palpasi tidak
Hidung: simetris, jantung terdengar ada nyeri
tidak ada nafas redup tekan
cuping hidung A: Auskultasi
Mulut: bersih, terdengar suara S1
tidak ada lesi dan S2 dan tidak
dan lembab ada suara tambahan
Gigi : Gigi sudah
tanggal, tidak
ada gigi palsu.
8. Ny. Bentuk: bentuk I: Tidak ada I: Tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: Tidak ada Klien sudah
SGY mesosephal, jejas atau kelainan I: Tidak ada retraksi abdomen pembengkakan menopause dan
tidak ada jejas lesi tulang dinding dada, tidak simetris, tidak pada kaki, tidak ada
Rambut: beruban, P: Tidak belakang, ada jejas ada jejas, tidak maupun keluhan saat
tampak sedikit ada punggung P: Tidak ada nyeri ada ascites atau deformitas BAB/BAK.
Mata: pembeng tidak ada tekan dan krepitasi massa gerakan kaki Keadaan organ
kakan P: Suara perkusi paru A: Saat
konjungtiva jejas atau bebas genetelia klien
kelenjar sonor diauskultasi
tidak anemis, lesi. Kekuatan otot: mengatakan
A: Auskultasi paru
tidak tyroid P: Tidak ada terdengar Ki Ka bersih dan tidak
vesikuler
menggunakan nyeri tekan bising usus 6x/ 5 5 ada luka.
Jantung
alat bantu I : tidak ada jejas, menit 5 5
penglihatan, P: Perkusi
tidak ada
Visus 6/6 VOD abdomen Morse scale : 35
pembesaran.
dan VOS. Pal : tidak ada nyeri terdengar (resiko rendah)
Telinga: bentuk tekan. tympani
simetris, P: Saat diperkusi suara P: Palpasi tidak
tampak bersih, jantung terdengar ada nyeri tekan
tidak ada nyeri redup
tekan, tidak A: Auskultasi
terdapat terdengar suara S1
serumen dan S2 dan tidak
Hidung:bentuk ada suara tambahan
simetris, tidak
ada nafas
cuping hidung,
tidak nyeri
tekan
Mulut: bersih,
tidak ada lesi
dan lembab
Gigi: sebagian
sudah tanggal.
9 Ny. Wn Bentuk: bentuk I: Tidak ada I: Tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: tidak ada Klien sudah
mesosephal, jejas atau kelainan I: Tidak ada retraksi abdomen pembengkakan menopause dan
tidak ada jejas lesi tulang dinding dada, tidak simetris, tidak pada sendi, tidak tidak ada
Rambut: beruban P: Tidak belakang, ada jejas ada jejas, tidak ada deformitas keluhan saat
pendek ada punggung P: Tidak ada nyeri ada ascites atau pada jari kaki. BAK,
Mata: pembeng tidak ada tekan dan krepitasi massa Kekuatan otot: sedangkan BAB
kakan P: Suara perkusi paru A: Saat
konjungtiva jejas atau Ki Ka klien tidak
kelenjar sonor diauskultasi
tidak anemis, lesi saat 5 5 mampu
A: Auskultasi paru
Visus : 2/6 tyroid berjalan terdengar mengontrol
vesikuler
VOD dan VOS. sedikit bising usus 12x 5 5 untuk mencapai
Jantung
Telinga: bentuk membungku I : tidak ada jejas, permenit Fall risk : 8 toilet. Keadaan
simetris, k P: Perkusi (moderate fall risk) organ genetelia
tidak ada
tampak bersih, P: Tidak ada abdomen klien
pembesaran.
tidak ada nyeri nyeri tekan Pal : tidak ada nyeri terdengar mengatakan
tekan, tidak tekan. tympani bersih dan tidak
terdapat P: Saat diperkusi suara P: Palpasi tidak
ada luka.
serumen jantung terdengar ada nyeri tekan
Hidung:bentuk redup
simetris, tidak A: Auskultasi
ada nafas terdengar suara S1
cuping hidung, dan S2 dan tidak
tidak nyeri ada suara tambahan
tekan
Mulut: bersih,
tidak ada lesi
dan lembab
Gigi: masih
terdapat
beberapa gigi
yang utuh, tidak
ada gigi palsu.
10. Ny.TK Bentuk: bentuk I: Tidak ada I: Tidak ada Thoraks (Paru-paru) I: Bentuk I: tidak ada Klien sudah
mesosephal, jejas atau kelainan I: Ada retraksi dinding abdomen pembengkakan menopause dan
tidak ada jejas lesi tulang dada, tidak ada simetris, tidak pada sendi, tidak tidak ada
Rambut: beruban P: Tidak belakang, jejas ada jejas, tidak ada deformitas keluhan saat
Mata: ada punggung P: Tidak ada nyeri ada ascites atau pada jari kaki. BAK, SaatBAB
konjungtiva pembeng tidak ada tekan dan krepitasi massa Kekuatan otot: klien mampu
kakan P: Suara perkusi paru A: Saat
tidak anemis, jejas atau Ki Ka mengontrol
Visus : 20/50 kelenjar sonor diauskultasi
lesi saat 5 5 untuk mencapai
A: Auskultasi paru
VOD dan VOS. tyroid berjalan terdengar 5 5 toilet. Keadaan
vesikuler
Telinga: bentuk sedikit bising usus 8x organ genetelia
Jantung
simetris, membungku I : tidak ada jejas, permenit klien
tampak bersih, k P: Perkusi Risk Fall Scale : 6 mengatakan
tidak ada
tidak ada nyeri P: Tidak ada abdomen (resiko rendah) bersih dan tidak
pembesaran.
tekan, tidak nyeri tekan Pal : tidak ada nyeri terdengar ada luka
terdapat tekan. tympani
serumen P: Saat diperkusi suara P: Palpasi tidak
Hidung:bentuk jantung terdengar ada nyeri tekan
simetris, tidak redup
ada nafas A: Auskultasi
cuping hidung, terdengar suara S1
tidak nyeri dan S2 dan tidak
tekan ada suara tambahan
Mulut: bersih,
tidak ada lesi
dan lembab
Gigi: masih
terdapat
beberapa gigi
yang utuh, tidak
ada gigi palsu.

3. Fasilitas kesehatan
100% lansia di wisma Godomadono mengatakan tidak ada masalah mengenai fasilitas kesehatan karena seminggu sekali (setiap hari
rabu) biasa memeriksakan kesehatan di poliklinik PSTW Abiyoso.

4. Keadaan biologis kelompok


a. Keadaan Kesehatan
Keadaan kesehatan di Wisma Godomadono dari 9 lansia terdapat 3 (33,3%) lansia yang menggunakan alat bantu (krek, tripod, dan
tongkat) dalam pemenuhan ambulasi dan 3 (33,3%) lansia mengalami hipertensi.
b. Kebersihan Perorangan
N Nama Kebersihan diri
o
1. Ny. Klien tampak bersih, tidak tercium bau badan, rambut tampak bersih, kuku tangan dan kaki bersih, cuci rambut 1
Mujirah kali seminggu seminggu
2. Ny. Klien tampak rapi, tidak tercium bau badan, rambut tambak bersih, kuku tangan dan kaki bersih, cuci rambut 2 kali
Jumirah seminggu menggunakan shampoo, gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi
3. Ny. Klien tampak bersih, tidak tercium bau badan, mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi, cuci rambut 2 kali
Marmi seminggu menggunakan sampo, kuku kaki dan tangan bersih,
4 Ny. Klien tampak bersih, mandi 2x sehari menggunakan sabun, tidak tercium bau badan, cuci rambut 2 kali seminggu
Sadremi menggunakan sampo, kuku kaki dan tangan tampak bersih.
5. Ny. Klien tampak bersih, tidak tercium bau badan, mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi 2x sehari saat
Sujilah mandi menggunakan pasta gigi, cuci rambut 1-2 kali seminggu, kuku kaki dan tangan masih panjang belum
dipotong
6. Ny. Klien tampak bersih, tidak tercium bau badan, mandi 2x sehari menggunakan sabun, gosok gigi setiap mandi
Kasmina menggunakan pasta gigi, cuci rambut 2 kali seminggu, kuku kaki dan tangan bersih dan tidak panjang.
h
7. Ny. Klien tampak rapi, tidak tercium bau badan, rambut tampak bersih, kuku tangan dan kaki bersih, cuci rambut 2 kali
Susilah seminggu menggunakan shampoo, gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi
8. Ny. Klien tampak rapi, tidak tercium bau badan, rambut tampak bersih, kuku tangan dan kaki bersih, cuci rambut 2 kali
Sugiyah seminggu menggunakan shampoo, gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi
9 Ny. Wanti Klien tampak rapi, tercium bau badan, rambut tampak bersih, kuku tangan dan kaki kotor, cuci rambut seminggu
sekali menggunakan shampoo, gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi, dalam BAB dan BAK klien tidak ada
keluhan.
10 Ny.TK Klien tampak rapi, tidak tercium bau badan, rambut tampak bersih, kuku tangan dan kaki bersih, cuci rambut
. seminggu sekali menggunakan shampoo, gosok gigi 2 kali sehari dengan pasta gigi.

c. Penyakit yang Banyak Diderita


Terdapat 4 (44,4%) lansia menderita hipertensi, dan 8 (88,9%) lansia mengeluhkan nyeri di anggota badan seperti dada, pinggang,
paha dan betis.
d. Penyakit Kronis/ Menular
1 dari 9 (11,1%) lansia mengalami penyakit decompensasi cordis.
e. Pola Makan
Pola makan dari keseluruhan lansia di wisma Godomadono baik 3x1 hari dengan nasi, lauk pauk, sayur, dan buah-buahan. Tidak ada
alergi makanan.
f. Pola Tidur
Terdapat 4 (44,4%) lansia yang mengeluh gangguan pola tidur, klien tidur selama 6-7 jam, Klien sering terbangun pada malam hari
untuk BAK dan sulit kembali memulai tidur karena suara berisik. Nilai PSQI lansia yang mengalami gangguan pola tidur yaitu
sebesar 7 s.d. 9.
g. Kecacatan
Di wisma Godomadono dari 9 lansia tidak ada yang cacat, hanya terdapat 2 orang yang mengalami kelainan bentuk tulang kifosis.
Terdapat 3 (33,3%) lansia yang menggunakan alat bantu jalan, dan sisanya mengalami penurunan organ penglihatan.
h. Sistem pendukung kesehatan
Di BPSTW Yogyakarta Unit Abiyoso terdapat poli kesehatan yang bisa digunakan untuk pemeriksaan kesehatan lansia setiap hari
rabu di BPSTW. Kegiatan senam dilakukan setiap pagi pukul 08.00 WIB kecuali hari minggu libur.
Psikologis kelompok
a. Keadaan emosi
Di Wisma Godomadono dari 9 lansia terdapat 2 lansia yang memiliki emosi tinggi, ada 2 pasien yang belum bisa memanajemen
tingkat emosi nya.
b. Kebiasaan buruk
Di Wisma godomadono dari 9 lansia terdapat 2 (22,2%) lansia tidak mengikuti kegiatan diluar wisma karena kondisi fisik yang tidak
memungkinkan.
c. Pengambilan keputusan
Lansia di Wisma godomadono mengambil keputusan secara mandiri dan memasrahkan semuanya pada yang Kuasa.
d. Ketergantungan obat
Lansia di Wisma godomadono ada yang ketergantungan obat 3 lansia yaitu Ny. P, Ny.M, Ny.S
e. Mencari pelayanan kesehatan
Semua Lansia di Wisma godomadono dalam mencari pelayanan kesehatan diperiksakan di Poli dan rutin mendatangi poli untuk
memeriksakan kesehatannya.
f. Rekreasi
Lansia di Wisma godomadono melakukan rekreasi 1 tahun sekali saat ulang tahun BPSTW Yogyakarta Unit Abiyoso dan jalan santai
dilakukan 1 tahun sekali.

2. Kegiatan sosial kelompok


a. Keadaan ekonomi (rata-rata)
Untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari lansia sudah tersedia dari pihak BPSTW.
b. Hubungan di luar kelompok
Lansia di Wisma godomadono melakukan kegiatan diluar wisma secara baik dan mampu bersosialisasi dengan lansia lain diluar
wisma.
c. Kegiatan organisasi sosial
Lansia di Wisma godomadono mengikuti kegiatan organisasi secara baik seperti kesenian, keterampilan, keagamaan dan bimbingan
psikologi.
d. Hubungan antara anggota kelompok
Semua lansia di Wisma godomadono masing-masing memiliki kemauan yang berbeda tetapi tetap menganggap semua seabagai
teman, dan mereka terlihat rukun meski ada satu dua yang kadang berselisih dengan perbedaan yang kentara diantara mereka.
3. Spiritual kelompok
a. Ketaatan beribadah
Lansia di wisma godomadono taat beribadah sesuai keyakinannya masing-masing
b. Keyakinan tentang kesehatan
Mayoritas klien mengatakan kesehatan merupakan cobaan dari Tuhan YME.

4. Kultural
a. Adat yang mempengaruhi kesehatan
Tidak ada adat istiadat yang mengganggu kesehatan klien
b. Tabu-tabu
Tidak ada hal yang tabu mempengaruhi kesehatan lansia

5. Keadaan lingkungan dalam panti

a. Gambaran ruangan panti


Halaman Kamar Kamar
pengasuh sumur
depan pengasuh
Kamar Toilet
Tidur
Ny.S & Ny.J Dap
Halaman Toilet ur
Kamar
depan Tidur Kamar Kamar Kamar
Tidur Tidur Tidur
Ny. s Ny.M& Ny.S Ny.Ks&ny.M Ny. P
b. Penerangan
c. Penerangan dalam ruangan panti sudah cukup terang.
d. Kebersihan dan kerapian
e. Ruangan panti tampak kurang bersih dan rapi kadang tercium bau yang tidak sedap
f. Sirkulasi udara
g. Sirkulasi udara baik, ventilasi sudah cukup memadai
h. Dapur
i. Ruangan dapur tampak kurang bersih dan rapi
j. Jamban
k. Terdapat 2 jamban dari 2 kamar mandi yang terlihat bersih tidak tercium bau tidak sedap karena tiap hari diberihkan oleh lansia.
l. Struktur bangunan wisma
n. Konstruksi bangunan o. Terbuat dari beton
q. Bahan lantai wisma r. Keramik
t. Handrail : u.
a. Kamar mandi v. Ada 1 handrail
b. Kamar tidur w. Tidak ada handrail
c. Lorong/ ruangan x. Ada 5 handrail
z. Ventilasi dalam wisma (aliran udara) aa. Baik dan lancer
ac. Pencahayaan dalam wisma ad. Pencahayaan cukup terang
af. Letak perabotan dan kebersihan lantai ag. Perabotan dan kebersihan lantai diletakkan di beranda
wisma belakang wisma
ai. Kebersihan lingkungan wisma aj. Lingkungan wisma tampak bersih karena setiap hari
dibersihkan oleh anggota wisma
al. Letak kamar mandi dan WC am. Kamar mandi di bagian belakang kamar klien
ao. Kondisi lantai kamar mandi dan WC, ap. Kondisi lantai sudah terseting aman buat lansia
lingkungan panti
ar. Penyediaan air bersih/ minum as. Air bersih buat mandi dan mencuci diambil dari air sumur
dan untuk minum sudah disediakan dari pengelola panti
at.
6. Keadaan lingkungan di halaman panti
a. Pemanfaatan halaman
au. Dihalaman wisma BPSTW terdapat berbagai macam tanaman.
b. Pembuangan air kotor
av. Disetiap wisma sudah ada pembuangan air kotor.
c. Pembuangan sampah
aw. Sampah disetiap wisma selalu dibuang ditempat pembuangan sampah yang ada di utara BPSTW dan di wisma terdapat tempat
sampah di depan wisma dan di dalam wisma.
d. Sanitasi
ax. Sanitasi lingkungan bersih dan rapi.
e. Sumber pencemaran
ay. Tidak ada tanda-tanda pencemaran lingkungan.
az.
ba.
bb.
bc.
bd.
be.
bf.
bg.
bh.
bi.
bj.
bk.
bl.
bm.
bn.
bo.
bp.
bq.
br.
bs.
bt.
bu.
bv.
bw.
bx.
by.
bz.
ca.
cb.
cc.
cd.
ce.
cf.
cg.
ch.
ci.
cj.
ck.
cl.
cm.
cn.
co.
cp.
cq.
cr. ANALISA DATA
cs.
cu. Data cv. cw.
Eti Pro
o b
l l
o e
g m
i
cy. DS : dd. F de. R
- 4 dari 10 klien (40%) mengatakan a e
pernah mengalami riwayat jatuh. k s
- 2 (20%) menggunakan alat bantu jalan t i
(tripod) o k
- 6 (60%) berjalan tanpa menggunakan r o
alat bantu r
cz. e J
da. DO : s a
- Keadaan kesehatan di Wisma i t
Indrokilo dari 10 lansia terdapat 2 k u
(20%) lansia yang menggunakan alat o h
bantu (tripod) dalam pemenuhan
ambulasi. u
- Terdapat 4 (40%) lansia yang memiliki s
nilai Fall Risk beresiko jatuh tinggi i
- Terdapat 6 (60%) lansia yang memiliki a
nilai Fall Risk beresiko jatuh rendah
- Seluruh lansia di wisma indrokilo >
berusia > 65 tahun.
- Kekuatan otot lansia dari 10 (100%) 6
rata-rata: 5
5 5

5 5
db.
dc. t
- Pemeriksaan Visus mata 4 dari 10 a
(40%) mengalami penurunan h
penglihatan (penglihatan kabur) u
n
,
r
i
w
a
y
a
t
j
a
t
u
h
,
p
e
n
g
g
u
n
a
a
n

a
l
a
t
b
a
n
t
u

t
r
i
p
o
t
,
g
a
n
g
g
u
a
n
f
u
n
g
s
i
k
o
g
n
i
t
i
f
,
A
r
t
r
i
t
i
s
,
g
a
n
g
g
u
a
n

p
a
d
a

k
a
k
i
d
a
n

k
e
s
u
l
i
t
a
n
g
a
y
a

b
e
r
j
a
l
a
n
dg. DS : dp. - dq. S
- 7 dari 10 (70%) klien mengatakan i
nyeri. n
- 4 (40%) klien mengatakan nyeri pada
d
pinggang
r
- 1 (10%) Klien mengatakan nyeri
o
bagian kedua lutut dan tidak bisa
m
ditekuk karena lutut bengkak
- 1 (10%) klien mengatakan nyeri kaki
- 1 (10%) klien nyeri pada kepala N
bagian belakang y
dh. P : 1 (10%) nyeri karena lutut
e
bengkak, 1 (10%) nyeri kaki dan 4
(40%) nyeri karena pegal linu serta 1 r
(10%) nyeri tengkuk i
di. Q : Nyeri terasa cenut- cenut
K
dj. R : 2 (20%) kedua lutut kaki dan 4
r
(40%) nyeri pada pinggang dan 1
o
(10%) nyeri bagian kepala belakang
dk. S : 2 (20%) nyeri Skala 4 dan 5 n
(50%) nyeri skala 3 i
dl. T : hilang timbul
s
dm. DO:
- 7 (70%) Klien tampak menahan rasa
sakit lokasi nyerinya
- 1 (10%) Deformitas kedua kaki
terutama pada lutut
- 1 (10%) Lutut bengkak
- 7 (70%) Kekuatan otot :
dn. 5 5

do. 5
5
- 3 (30%) mengalami gangguan pola
tidur
ds. DS: dv. F dw.R
- Terdapat 3 (30%) lansia yang a i
mengalami hipertensi, klien k s
mengatakan kepala pusing dan leher t i
terasa kaku. o k
- 3 (30%) Klien mengatakan setaip hari r o
R
mengkonsusmi obat anti hipertensi.
i K
dt.
du. DO: s e
- Rentang sistolik pada 3 (30%) lansia i t
k i
yang mengalami hipertensi adalah
o d
140-160mmHg. Dan rentang diastolik a
pada 4 lansia yang mengalami H k
i e
hipertensi adalah 70-85mmHg.
p f
e e
r k
t t
e i
n f
s a
i n

P
e
r
f
u
s
i
J
a
r
i
n
g
a
n

O
t
a
k

(
2
5
2
)

dy. DS : ed. H ef. G


- Terdapat 5 lansia (50%) dari 10 lansia a a
yang mengeluh gangguan pola tidur, l n
lama tidur 5-6 jam. a g
- 5 lansia (50%) sering terbangun pada n g
malam hari untuk BAK dan sulit g u
kembali memulai tidur karena suara a a
berisik pada malam hari. n n
- Beberapa klien mengatakan ada rekan
wisma yang melakukan kegiatan l P
dimalam hari i o
dz. n l
ea. DO : g a
- Nilai ESS lansia (50%) yang k T
mengalami gangguan pola tidur yaitu u i
sebesar 9 (kualitas tidur kurang). n d
- 5 klien tampak menguap, mengantuk g u
terdapat kantung mata a r
- Lingkungan wisma pada siang hari n (
ramai ee. ( 2
eb.
5 2
ec.
0 9
% )
eg.
k
a
r
e
n
a

s
u
a
r
a
b
e
r
i
s
i
k
)
ei. DS: ek. F el. R
- Terdapat 3 (30%) lansia yang
a i
mengalami hipertensi, klien
k s
mengatakan terkadang kaki dan tangan
t i
kesemutan.
o k
- Terdapat 3 (30%) lansia setiap hari
r o
mengkonsumsi obat antihipertensi.
ej. DO: r
- Rentang sistolik pada 3 lansia yang K
i
mengalami hipertensi adalah 140-160 e
s
mmHg. t
i
- Rentang diastolic pada 3 lansia yang
k i
mengalami hipertensi adalah 73-90
o d
mmHg.
a
H k
i e
p f
e e
r k
t t
e i
n f
s a
i n

P
e
r
f
u
s
i
J
a
r
i
n
g
a
n

P
e
r
i
f
e
r
(
2
5
3
)

em. en. DS : - Faktor resiko es. R


- 2 dari 10 (20%) lansia mengatakan deprivasi e
saat diwisma sering terjadi masalah, emosional s
sering bertengkar dengan teman satu i
- Faktor resiko
wismanya. k
Isolasi sosial
- 6 dari 10 (60%) lansia mengatakan o
jarang sekali dijenguk oleh keluarga - Faktor resiko
Isolasi fisik K
atau saudaranya. 4 dari 10 (40%) tidak e
pernah dijenguk selama tinggal di s
wisma. e
- 1 dari 10 (10%) klien tidak dapat p
berbicara dan selalu menyendiri i
- 5 dari 10 (50%) klien tidak menegur a
sapa dengan klien lain di wisma jika n
tidak disapa dulu.
eo.
ep. DO :
- Skor UCLA : 6 dari 10 (60%)
memiliki skor kategori kesepian
sedang dan 4 dari 10 (40%) lansia
memiliki skor kategori kesepian
rendah
eq.
er.
et. PRIORITAS MASALAH ASUHAN KEPERAWATAN DI WISMA INDROKILO
eu.
fj.

ew. D fi.
x.
Kepe ex. ey. ez. fb. fd. fg. fh.
rawa
tan

fl. Resik
fx.
o fm. fy.
Jatuh
ga. Re
siko
Ketid
aksta
bilan gm.
gb. gc. gd. ge. gg. gh. gk. gn.
Kadar 33
Gluko
sa
Dara
h
gp. Risiko gq. gu. gw. gx. ha. hb. hc.
Gangg
uan
fj.

ew. D fi.
x.
Kepe ex. ey. ez. fb. fd. fg. fh.
rawa
tan

Fungsi
Kardio
vaskul
er

he. Risiko
Penuru
nan
Perfusi
hq. hr.
Jaringa hg. hh. hk. hm. hn. ho. hp.

n
Jantun
g

ht. Risiko hu. hw. hx. if. ig.


Ketida
fj.

ew. D fi.
x.
Kepe ex. ey. ez. fb. fd. fg. fh.
rawa
tan

kefekti
fan
Perfusi
Jaringa
n Otak

ii. Risiko
Ketida
kefekti
iu. iv.
fan im.

Perfusi
Ginjal

ix. Resiko
Kesepi jj. jk.
an
fj.

ew. D fi.
x.
Kepe ex. ey. ez. fb. fd. fg. fh.
rawa
tan

jm. Halusi jy.


jz.
nasi
kb. Ketida
kefekti
fan
Perfusi kn.
kd. kg. kh. km. ko.
Jaringa
n
Perifer

kp.
kq.
kr.
ks.
kt.
ku. RENCANA KEPERAWATAN
kw.D
i
a
g
n
o
s
a

K kx. Tujuan ky. Intervensi


e (NOC) (NIC)
p
e
r
a
w
a
t
a
n
la. S lb. Setelah le. Menejemen Nyeri
i dilakukan (1400)
n tindakan 1. Observasi tanda non verbal
d keperawatan dari ketidaknyamanan
2. Kontrol faktor lingkungan
r selama 3 x 8
yang mempengaruhi
o jam. Klien
ketidaknyamanan
m diharapkan
3. Kaji faktor yang
nyerinya
mengakibatkan
n berkurang
ketidakyamanan
y dengan 4. Kaji pengetahuan dan
e kriteria kepercayaan terhadap nyeri
r 5. Kaji nyeri (P,Q,R,S,T)
hasil:
6. Ajarkan manajemen nyeri
i lc. Kontrol non farmakologi dengan
Nyeri nafas dalam teknik
k (1605) relaksasi otot dan teknik
r 1. Klien mampu melaporkan imajinery. Dan genggam
o nyeri sudah mulai jari
n 7. Kolaborasi dengan dokter
berkurang dari 4 menjadi
i pemberian analgesik.
0 (skala target 1 menjadi
lf. Distraksi
s 5). 8. Dorong individu memilih
2. Klien mampu mengontrol teknik distraksi klien yang
nyeri dengan sukai seperti musik,
menggunakan teknik percakapan yang menarik,
manajemen nyeri non atau humor.
9. Evaluasi dan dokumentasi
farmakologis
respon dari teknik distraksi.
3. Klien mampu mengenali
lg. Simple massage
kapan nyeri tanda nyeri 10. Pilih area tubuh untuk
(skala target 1 menjadi 5). dilakukan pemijatan.
11. Hindari terlalu banyak
4. Klien mampu
percakapan selama
menggunakan pencegahan
pemijatan kecuali
nyeri (skala target 1
menggunakan teknin
menjadi 5).
distraksi.
ld. Tingkat Nyeri (2102)
12. Dorong klien menarik
5. Klien tidak ada ekspresi
nafas dalam dan relaks
wajah ketidaknyamanan
selama pemijatan.
dari respon nyeri 13. Gunakan minyak saat
6. Vital sign dalam rentang pemijatan
normal RR (12-24
x/menit), nadi (60-
100x/menit), TD (120-
140/60-80 mmHg)
li. Risiko lj. Setelah lm. Pencegahan Jatuh
jatuh Faktor resiko dilakukan (6490)
1. Monitor gaya berjalan
usia > 65 tahun, tindakan
(kecepatan, keseimbangan,
riwayat jatuh, keperawatan
dan kelelahan).
penggunaan alat selama 3 x 8
bantu tripot, jam 2. Bagi dengan pasien terkait
gangguan fungsi diharapkan (hasil) observasi pada gaya
kognitif, Artritis, risiko jatuh berjalan terutama
gangguan pada dapat kecepatan, keseimbangan,
kaki dan kesulitan teratasi dan kelelahan.
3. Identifikasi perilaku dan
gaya berjalan dengan
faktor yang mempengaruhi
kriteria hasil
risiko jatuh.
:
4. Sarankan klien untuk
lk. Perilaku
menggunakan alas kaki
Pencegahan
yang aman.
Jatuh 5. Ajarkan pasien bagaimana
(1909) jika jatuh untuk
1. Klien mampu secara meminimalkan cedera.
6. Kolaborasikan dengan
konsisten meminta bantuan
tenaga medis lain untuk
(skala target 2 menjadi 5).
meminimalkan efek
2. Menggunakan pegangan
samping dari penggunaan
tangan seperti yang
obat yang berkontribusi
diperlukan (skala target 3
pada kejadian jatuh
menjadi 5).
(misalkan hipotensi
ll.
ortostatik).
ln.
lp. Gangguan lq. Setelah lt. Peningkatan Tidur
pola tidur dilakukan (1850)
1. Monitor pola tidur klien dan
berhubungan tindakan
jumlah jam tidur.
dengan halangan keperawatan
2. Identifikasi faktor yang
lingkungan selama 3 x 8
dapat meningkatkan mood
jam
tidur.
diharapkan 3. Sesuaikan lingkungan
gangguan (seperti cahaya, suhu, kasur,
pola tidur dan tempat tidur).
4. Anjurkan pasien untuk
dapat
menghindari makanan dan
teratasi
minuman yang dapat
dengan
menggangggu tidur.
kriteria hasil 5. Berikan informasi
: mengenai teknik yang dapat
lr. Tidur membantu meningkatkan
(0004) tidur.
6. Ajarkan pasien bagaimana
1. Tidak ada kesulitan
melakukan relaksasi otot
memulai tidur (skala target
atau bentuk intervensi non-
1 menjadi 5).
farmakologi lainnya untuk
2. Perasaan segar setelah
memancing tidur.
tidur (skala target 3
7. Kolaborasi pemberian obat
menjadi 5).
tidur dengan dokter, jika
3. Tidak terganggunya pola
diperlukan.
tidur (skala target 1 lu.
menjadi 5).
ls.
lw. R lx. Setelah mb. Monitor
i dilakukan Tanda-
s tindakan Tanda Vital
i keperawatan (6680)
k selama 3 x 8 1. Monitor tekanan darah dan
o jam. Klien nadi.
diharapkan mc. Manajemen Obat
K nyerinya (2380)
e berkurang 1. Tentukan obat apa yang
t dengan diperlukan, dan kelola
i kriteria menurut resep.
d hasil: 2. Anjurkan pasien mengenai
a ly. Manajemen kapan harus mencari
k Diri : bantuan medis.
e Hipertensi md. Manaje
f 1. Menggunakan teknik men Sensasi
e relaksasi Perifer
k 2. Klien mengkonsumsi obat (2660)
t secara teratur
1. Monitor adanya parathesia
i lz. Perfusi
(kesemutan).
f Jaringan : me. Pengece
a Perifer kan Kulit
n (0407) 1. Monitor warna dan suhu
1. Tekanan darah sistolik kulit.
p mf. Relaksasi Otot
klien menjadi normal (skala
e Progresif (1460)
target 3 menjadi 5).
1. Pilih lingkungan yang
r 2. Tekanan darah diastolik
tenang dan nyaman
f klien menjadi normal (skala
2. Dudukan pasien di kursi
u target 3 menjadi 5).
untuk menciptakan
3. Klien tidak mengalami mati
s kenyamanan
rasa (target 3 menjadi 5)
i 4. Suhu kulit ujung kaki dan 3. Skrining adanya cedera
otot pada leher atau
tangan tetap hangat
j punggung atau lainnya
(dipertahankan 1)
a 5. Pengisian kapiler jari tetap yang menyebabkan cedera

r dalam kisaran normal < 3 fisiologi


4. Instruksikan pada pasien
i detik (dipertahankan 1)
6. Pengisian kapiler jari kaki untuk melakukan latihan
n
tetap dalam kisaran normal relaksasi rahang
g 5. Biarkan pasien tegang
< 3 detik (dipertahankan 1)
a selama 5 sampai 10 detik
ma.
n 6. Regangkan otot kaki tidak
lebih dari 5 detik untuk
p menghindari kram
7. Instruksikan pasien
e
berfokus pada sensasi yang
r
terjadi dalam otot ketika
i
pasien meregangkan otot
f 8. Instruksikan pasien untuk
e bernapas dalam dan pelan
r serta menghembuskan
napas dan melepaskan
d ketegangan
e 9. Akhiri sesi rileksasi secara
n berangsur
10. Berikan waktu pasien
g
untuk mengekpresikan
a
n perasaan terkait dengan
intervensi
f
a
c
t
o
r

r
i
s
i
k
o

h
i
p
e
r
t
e
n
s
i
mh. mi. Setelah dilakukan mm. Monitor
Risi tindakan selama 3 x 8 jam klien Neurologi
k
tidak menunjukan risiko (2620)
o
ketidakefektifan perfusi 1. Monitor tingkat kesadaran
k jaringan otak dengan kriteria 2. Monitor tekanan darah dan
e
hasil: nadi
t
i mj. Manajemen Diri : 3. Catat keluhan sakit kepala
d Hipertensi (3107) 4. Monitor tekanan darah
a 1. Menggunakan teknik mn. Manajemen Obat
k relaksasi otot progresif. (2380)
e
2. Klien mengkonsumsi obat mo. 1. Tentukan obat apa
f
e secara teratur. yang diperlukan, dan kelola
k mk. menurut resep
t
ml. Perfusi mp. 2. Anjurkan pasien
i
f Jaringan : mengenai kapan harus mencari
a Serebral bantuan medis.
n
(0406) mq. Relaksasi Otot
p 1. Tidak ada sakit kepala Progresif (1460)
e 2. Tidak 1. Pilih lingkungan yang
ada penurunan
r tenang dan nyaman
kesadaran
f 2. Dudukan pasien di kursi
u 3. Tekanan darah dalam batas untuk menciptakan
s normal
kenyamanan
i 3. Skrining adanya cedera

j otot pada leher atau


a punggung atau lainnya
r yang menyebabkan cedera
i
n fisiologi
4. Instruksikan pada pasien
g
a untuk melakukan latihan
n relaksasi rahang
5. Biarkan pasien tegang
o
selama 5 sampai 10 detik
t 6. Regangkan otot kaki tidak
a
lebih dari 5 detik untuk
k
menghindari kram
d 7. Instruksikan pasien
e berfokus pada sensasi yang
n
terjadi dalam otot ketika
g
a pasien meregangkan otot
8. Instruksikan pasien untuk
n
bernapas dalam dan pelan
F serta menghembuskan
a
napas dan melepaskan
k
t ketegangan
o 9. Akhiri sesi rileksasi secara
r berangsur
10. Berikan waktu pasien
R
untuk mengekpresikan
i
s perasaan terkait dengan
i intervensi
k
o

H
i
p
e
r
t
e
n
s
i

(
2
5
2
)

ms.R mt. Setelah my. Emotional Support


e dilakukan 1. Diskusikan dengan klien
s tindakan emosi yang dialami
2. Gunakan dukungan dan
i keperawatan
teknik empati
k selama
3. Bantu klien dalam
o tinggal di
mengungkapkan perasaan
wisma
kecemasan marah dan
k diharapkan
kesedihan dengan cara
e resiko
yang baik
s kesepian 4. Diskusikan dengan klien
e tidak ada untuk menerima kondisi
p dengan yang dialami
i 5. Identifikasi adanya
kriteria hasil
a : marah, frustasi yang
n mu. Social nonadaptif pada klien
6. Jelaskan pada klien untuk
involvement
bercerita dan menangis
1. Berinteraksi dengan teman
sebagai respon emosional
terdekat
2. Berinteraksi dengan lansia yang dialami
7. Diskusikan dengan klien
di PSTW
3. Berpatisipasi dalam untuk merespon teknik
kegiatan di panti adaptif terhadap
mv.
emotional yang dialami
mw.
mz. Socialization
mx.
Enhancement
1. Anjurkan klien untuk
membina hubungan sosial
di wisma dan lingkungan
panti
2. Jelasakan kepada klien
pentingnya membina
hubungan dan saling
berbagi dengan teman
terdekat
3. Dukung klien untuk aktif
dalam kegiatan di panti
4. Bantu klien dalam
meningkatkan
kemampuan untuk
berkomunukasi dan
berinteraksi dengan orang
lain
5. Kaji kekuatan dan
kelemahan klien dalam
bersosialisasi
na.
nb.
nc. CATATAN PERKEMBANGAN
nd.
ne. Tempat : Wisma Indrokilo
nf. Diagnosa 1 : Sindrom Nyeri Kronis
ng. nh. ni. Implementasi nj. Evaluasi nk.
H

nl. nm. ob. oe. Evaluasi 31/01/2017 Pukul 14.00 or.


oc. of. S :
S os.
1. Membina hubungan saling percaya - 7 dari 10 (70%) Klien mengatakan masih
2. Mengkaji tentang nyeri secara komprehensif (P,Q,R,S,T) ot.
mengeluh nyeri
3. Mendiskusikan tentang penyebab nyeri yang muncul
nn. - 2 (20%) klien mengeluh nyeri pada lutut
4. Mengajarkan teknik manajemen nyeri non farmakologis
- 4 (40%) klien mengeluh nyeri pada pinggang
3
nafas dalam - 1 (10%) klien mengeluh nyeri pada kepala
5. Memotivasi klien untuk menerapkan teknik manajemen
bagian belakang
no. nyeri non farmakologis dengan melakukan napas dalam og. P : 1 (10%) nyeri karena lutut bengkak,
6. Mengukur vital sign
0 1 (10%) nyeri kaki dan 4 (40%) nyeri karena
7. Memberikan reinforcement positif atas kemauan untuk
pegal linu dan 1 (10%) nyeri bagian kepala
melakukan apa yang diajarkan
np. belakang
od.
oh. Q : Nyeri terasa cenut- cenut
0
oi. R : 2 (20%) kedua lutut kaki dan 4
(40%) nyeri pada pinggang dan 1 (10%) nyeri
nq.
kepala bagian belakang
0 oj. S : 2 (20%) nyeri Skala 4 dan 6 (60%)
nyeri skala 3
ok. T : hilang timbul
nr.
- 7 dari 10 (70%) Klien mengatakan terasa
1
nyaman setelah dilakukan teknik napas dalam
- 7 dari 10 (70%) Klien mengatakan akan
ns. melakukan napas dalam ini lagi apabila
nyerinya muncul kembali
ol. O:
nt.
- 7 (70%) Klien kooperatif saat diajak
1
berbincang-bincang
- 7 (70%) Klien dapat mempraktekkan kembali
nu. cara napas dalam
- Ny. Sj= TD : 110/70 mmHg, RR: 20 x/ menit,
HR : 80 x/ menit
nv.
- Ny. Wn= TD : 130/70 mmHg, RR: 18 x/ menit,
1
HR : 85x/ menit
- Ny. Rb = TD : 140/80 mmHg, RR: 18 x/ menit,
nw. HR : 80x/ menit
- Ny. Ks= TD : 120/60 mmHg, RR: 18 x/ menit,

nx. HR : 85x/ menit


- Ny.Sr=TD ; 160/80 mmHg, RR: 20x/menit, HR:
80x/menit
ny. - Ny. Tk=TD: 120/70 mmHg, RR: 18x/menit, HR:
80x/menit
nz. - Ny. Si=TD: 110/60 mmHg, RR: 18x/menit, HR:
82x/menit
oa. om. A : - Masalah teratasi sebagian
- Teratasi : 7 (70%) klien mampu melakukan
teknik napas dalam untuk mengurangi rasa
nyeri, 6 (60%) vital sign dalam rentang
normal
- Belum teratasi: 7 (70%) nyeri belum
berkurang, 7 (70%) masih mengalami nyeri
on. P : - Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
2. Ajarkan teknik managemen nyeri dengan
masase daerah nyeri
3. Evaluasi dan dokumentasi respon dari masase
daerah nyeri
oo.
op.
oq.
ou. ov. ph. pj. Evaluasi 01/02/2017 Pukul 14.00 pv.
pi. pk. S : pw.
R
1. Mengkaji tentang nyeri secara komprehensif (P,Q,R,S,T) px.
- 7 dari 10 (70%) Klien mengatakan masih
2. Mendiskusikan tentang penyebab nyeri yang muncul
3. Mengevaluasi teknik manajemen nyeri non farmakologis mengeluh nyeri namun sedikit berkurang
ow. dengan mengurut daerah nyeri
nafas dalam
1
4. Mengajarkan teknik managemen nyeri masase daerah - 2 (20%) klien mengatakan nyeri berkurang
nyeri dari skala 4 menjadi 3
ox. 5. Mengukur vital sign
6. Memberikan analgetik Natrium Diklofenak 50 mg/ 12 jam - 5 (50%) klien mengetakan nyeri berkurang
0
oral dari skala 3 menjadi 2
oy. pl. P : 1 (10%) nyeri karena lutut bengkak,
0 1 (10%) nyeri kaki dan 4 (40%) nyeri karena
pegal linu, 1 (10%) nyeri kepala
oz. pm. Q : Nyeri terasa cenut- cenut
pn. R : 2 (20%) kedua lutut kaki dan 4
1
(40%) nyeri pada pinggang, 1 (10%) nyeri
kepala belakang
pa. po. S : 2 (20%) nyeri berkurang dari Skala
4 menjadi skala 3 dan 5 (50%) nyeri skala 3
pb. menjadi 2
1 pp. T : hilang timbul
- 7 dari 10 (70%) Klien mengatakan akan
mengurut lututnya dan pinggangnya lagi
pc.
apabila nyerinya muncul kembali

pq. O:
pd.
- 7 (70%) Klien kooperatif saat diajak
1
berbincang-bincang
- 7 (70%) Klien dapat mempraktekkan kembali
pe. cara massage dareah nyeri
1 - Natrium Diklofenak 50 mg/ 12 jam oral
- Ny. Sj= TD : 120/60 mmHg, RR: 18 x/ menit,
HR : 79 x/ menit
pf. - Ny. Wn= TD : 110/80 mmHg, RR: 18 x/ menit,
pg. HR : 80x/ menit
- Ny. Rb = TD : 140/70 mmHg, RR: 20 x/ menit,
HR : 83x/ menit
- Ny. Ks= TD : 110/60 mmHg, RR: 18 x/ menit,
HR : 85x/ menit
- Ny.Sr=TD ; 150/80 mmHg, RR: 22x/menit, HR:
83x/menit
- Ny. Tk=TD: 120/70 mmHg, RR: 18x/menit, HR:
85x/menit
- Ny. Si=TD: 120/60 mmHg, RR: 18x/menit, HR:
82x/menit
pr.
ps. A : - Masalah teratasi sebagian
- Teratasi : 7 (70%) klien mampu melakukan
teknik teknik massase daerah nyeri untuk
mengurangi rasa nyeri, 6 (60%) vital sign
dalam rentang normal, 7 (70%) nyeri sedikit
berkurang)
- Belum teratasi: 7 (70%) masih mengalami
nyeri
pt. P : - Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
2. Ajarkan teknik managemen nyeri
nonfarmakologi dengan genggam jari
3. Evaluasi dan dokumentasi respon dari teknik
genggam jari
pu.
py. pz. qp. qs. Evaluasi 02/02/2017 Pukul 14.00 rd.
qq. qt. S : re.
K
1. Mengkaji tentang nyeri (P,Q,R,S,T) rf.
- 7 dari 70 (70%) Klien mengatakan nyeri
2. Mengevaluasi teknik manajemen nyeri non farmakologis
berkurang
qa. masase daerah nyeri
3. Mengajarkan teknik managemen nyeri genggam jari - 7 (70%) klien mengatakan nyeri berkurang
2
4. Memotivasi klien untuk menerapkan teknik manajemen dari skala 3 menjadi 2
nyeri non farmakologis dengan melakukan genggam jari
qu. P : 1 (10%) nyeri karena lutut bengkak,
qb. 5. Mengukur vital sign
qr. 1 (10%) nyeri kaki dan 4 (40%) nyeri karena
0
pegal linu, 1 (10%) nyeri kepala
qv. Q : Nyeri terasa cenut- cenut
qc. qw. R : 2 (20%) kedua lutut kaki dan 4
0 (40%) nyeri pada pinggang, dan 1 (10%) nyeri
bagian kepala belakang
qx. S : 7 (70%) nyeri berkurang dari Skala
qd.
3 menjadi skala 2
qy. T : hilang timbul
qe. - 7 dari 10 (70%) Klien mengatakan slalau
1 memijit daerah nyeri sebelum tidur
- 7 (70%) Klien mengatakan sudah bisa
melakukan genggam jari
qf.
qz. O:
1 - 7 (70%) Klien kooperatif saat diajak
berbincang-bincang
- 7 (70%) Klien slalu mengucapkan terimakasih
qg. - Klien dapat mempraktekkan kembali genggam
jari walaupun masih tampak bingung
- Ny. Sj= TD : 110/60 mmHg, RR: 20 x/ menit,
qh.
HR : 82x/ menit
1
- Ny. Wn= TD : 110/70 mmHg, RR: 19 x/ menit,
HR : 86x/ menit
qi. - Ny. Rb = TD : 130/70 mmHg, RR: 20 x/ menit,
HR : 83x/ menit
qj. - Ny. Ks= TD : 120/60 mmHg, RR: 18 x/ menit,
HR : 85x/ menit
- Ny.Sr=TD ; 160/80 mmHg, RR: 20x/menit, HR:
qk.
79x/menit
1 - Ny. Tk=TD: 120/70 mmHg, RR: 18x/menit, HR:
85x/menit
ql. - Ny. Si=TD: 110/60 mmHg, RR: 18x/menit, HR:
82x/menit

qm. ra. A : - Masalah teratasi sebagian


- Teratasi : 7 (70%) klien mampu melakukan

qn. teknik genggam jari untuk mengurangi rasa


nyeri, 6 (60%) vital sign dalam rentang

qo. normal, 7 (70%) nyeri sedikit berkurang)


- Belum teratasi: 7 (70%) masih mengalami
nyeri
rb. P : - Lanjutkan intervensi
1. Kaji tingkat nyeri
2. Evaluasi dan dokumentasi respon dari teknik
genggam jari
rc.
rg.
rh.
ri.
rj.
rk.
rl.
rm.
rn.
ro.
rp.
rq.
rr.
rs.
rt.
ru.
rv.
rw.
rx. CATATAN PERKEMBANGAN
ry.
rz. Tempat : Wisma Indrokilo
sa. Diagnosa 2 : Resiko Jatuh Faktor resiko usia > 65 tahun, riwayat jatuh, penggunaan alat bantu tripot, gangguan fungsi
kognitif, Artritis, gangguan pada kaki dan kesulitan gaya berjalan
sb. sc. sd. Implementasi se. Evaluasi sf.
H

sg. sh. st. td. Evaluasi 31/01/2017 pukul 14.00 tm.


S su. te. S : tn.

1. Mengidentifikasi keterbatasan fisik dan kognitif klien yang - Keadaan kesehatan di Wisma Indrokilo dari 10
si. dapat meningkatkan potensi jatuh lansia terdapat 2 (20%) lansia yang menggunakan
alat bantu (tripod) dalam pemenuhan ambulasi.
3 2. Megidentifikasi perilaku yang bisa mempengaruhi resiko
- 2 (20%) menggunakan alat bantu jalan (tripod)
jatuh - 6 (60%) berjalan tanpa menggunakan alat bantu
- 4 dari 10 klien (40%) mengatakan pernah
sj.3. Menganjurkan menggunakan alat bantu jalan
mengalami riwayat jatuh.
0 4. Menilai Fall Risk Assessment Tool, dan MMSE tf.
MMSE tg. O:
sk. - Lingkungan aman (tidak icin, penerangan baik,
sv. 30 27 : rentang Normal
sw. 20 26 : Demensia ringan tidak ada barang yang berserakan)
sx. 10 19 : Demensia sedang - Terdapat 4 (40%) lansia yang memiliki nilai Fall
sl.
sy. < 10 : Demensia berat Risk beresiko jatuh tinggi
0 Fall Risk Assessment Tool - Terdapat 6 (60%) lansia yang memiliki nilai Fall
sz. 6-13 Total Points = Moderate Fall Risk Risk beresiko jatuh rendah
ta. >13 Total Points = High Fall Risk - Seluruh lansia di wisma indrokilo berusia > 65
sm.
tb. tahun.
- Kekuatan otot dari 10 lansia (100%):
sn. tc. th.
5 5
0 ti.
5 tj.5
- Pemeriksaan Visus mata 4 dari 10 lansia (40%)
so.
mengalami penurunan penglihatan (penglihatan
1
kabur)
- Hasil pemeriksaan MMSE didapat 4 dari 10 lansia
sp. (40%) memiliki nilai demensia sedang, 6 dari 10
(60%) memiliki nilai demensia ringan
- Hasil pemeriksaan fall risk assessment tool 4 dari
sq.
10 lansia (40%) memiliki nilai >13 Total Points =
High Fall Risk dan 6 lansia (60%) 6-13 total
sr.
poin= moderate fall
tk. A : Masalah risiko jatuh tidak
ss.
terjadi
Klien dapat menggunakan alat bantu jalan
dengan benar.
Terdapat penghalang/side rail untuk mencegah
jatuh.
Klien dapat mobilisasi/berpindah secara aman
tl. P : Lanjutkan Intervensi
1. Identifikasi karakteristik lingkungan yang
mungkin terjadi resiko jatuh
2. Identifikasi perilaku yang bisa mempengaruhi
resiko jatuh
3. Anjurkan menggunakan alat bantu jalan
to. tp. tz. uc. Evaluasi 01/02/2017 pukul 14.15 uj.
R ua. ud. S : uk.
1. Menayakan keadaan klien - 4 dari 10 klien (40%) mengatakan seluruh aktifitas ul.
tq.2. Mengidentifikasi keterbatasan fisik dan kognitif klien yang menggunakan alat bantu jalan (tripod) um.
- 6 lansia (60%) tidak menggunakan alat bantu jalan
1 dapat meningkatkan potensi jatuh un.
ue. O:
3. Menyediakan lingkungan yang aman untuk klien (cahaya uo.
- 4 dari 10 lansia (40%) tampak menggunakan
tr. atau penerangan, kebersihan, menjaga lantai agar tidak up.
tripod sebagai alat bantu jalan
0 licin.) uq.
- Lingkungan aman (tidak icin, penerangan baik,
4. Mendampingi untuk pemeriksaan kesehatan dipoliklinik ur.
tidak ada barang yang berserakan)
ts.5. Memindahkan barang-barang yang dapat membahayakan uf. us.
0 ub. ug. A : Masalah risiko jatuh tidak ut.
terjadi uu.
tt. Klien dapat menggunakan alat bantu jalan uv.
dengan benar. uw.
tu. Terdapat penghalang/side rail untuk mencegah ux.
0 jatuh. uy.
Klien dapat mobilisasi/berpindah secara aman
uz.
uh. P:
tv. va.
ui. Lanjutkan Intervensi
1. Monitor gaya berjalan (kecepatan,
tw.
keseimbangan, dan kelelahan).
2. Sarankan klien untuk menggunakan alas kaki
tx. yang aman.
3. Ajarkan pasien bagaimana jika jatuh untuk
1
meminimalkan cedera.

ty.
1

vb. vc. vm. vp. Evaluasi 02/02/2017 pukul 14.00 vz.


K vn. vq. S : wa.
1. Menayakan keadaan klien - Keadaan kesehatan di Wisma Indrokilo dari 10 wb.
lansia terdapat 2 (20%) lansia yang menggunakan
vd.2. Megidentifikasi perilaku yang bisa mempengaruhi resiko wc.
alat bantu (tripod) dalam pemenuhan ambulasi.
2 jatuh - 2 (20%) menggunakan alat bantu jalan (tripod) wd.
3. Menganjurkan menggunakan alat bantu jalan - 6 (60%) berjalan tanpa menggunakan alat bantu we.
- 4 dari 10 klien (40%) mengatakan pernah
ve.4. Membuat lingkungan yang aman untuk klien (cahaya atau mengalami riwayat jatuh. wf.
0 penerangan, kebersihan, menjaga lantai agar tidak licin.) vr. wg.
vo. vs. O: wh.
- Lingkungan aman (tidak icin, penerangan baik,
vf. wi.
tidak ada barang yang berserakan)
0 wj.
- Terdapat 4 lansia (40%) lansia yang memiliki nilai
wk.
Fall Risk beresiko jatuh tinggi, 6 lansia (60%)
vg. wl.
lansia yang memiliki nilai Fall Risk beresiko jatuh
wm.
rendah
vh. wn.
0 - Kekuatan otot dari 10 lansia (100%): wo.
vt. wp.
5 5
vi. vu. wq.
5 vv.
5
0 wr.
- Pemeriksaan Visus mata 4 dari 10 lansia (40%)
mengalami penurunan penglihatan (penglihatan
vj.
kabur)
vw.A : Masalah risiko jatuh tidak
vk.
terjadi
Klien dapat menggunakan alat bantu jalan
vl.
dengan benar.
Terdapat penghalang/side rail untuk mencegah
jatuh.
Klien dapat mobilisasi/berpindah secara aman
vx. P : Lanjutkan Intervensi
vy. 1.Identifikasi karakteristik lingkungan yang
mungkin terjadi resiko jatuh
2. Identifikasi perilaku yang bisa mempengaruhi
resiko jatuh
3. Anjurkan menggunakan alat bantu jalan
ws.
wt.
wu. CATATAN PERKEMBANGAN
wv.
ww. Tempat: Wisma Indrokilo
wx. Diagnosa 3 : Gangguan pola tidur berhubungan dengan Halangan lingkungan (suasana wisma berisik)
wy. wz. xa. Implementasi xb. Evaluasi xc.
H

xd. xe. xo. xr. Evaluasi 31/01/2017 Pukul 14.00 xz.


S xp. xs. S : ya.
1. Mengidentifikasi faktor yang dapat meningkatkan mood 1. 5 Klien mengatakan senang jika tidur
tidur. menggunakan selimut dan sebagian klien lebih
xf.2. Menyesuaikan lingkungan (seperti cahaya, suhu, kasur, dan senang tidur dengan kondisi lampu menyala.
tempat tidur). 2. 3 Klien mengatakan terbangun di malam hari
3
3. Memonitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur.
karena BAK 3x dan 2 klien BAK 2x. 5 klien
xq.
susah untuk tidur kembali karena suara berisik.
xg. 3. 5 Klien tidur sekitar 5-6 jam.
1 xt.
xu. O:
1. 5 Klien terlihat sedikit lesu dan sesekali
xh. menguap.
1 2. 2 klien terlihat lebih banyak berdiam diri di
kamar.
xv.
xi. xw. A: Masalah dapat teratasi sebagian,
1 - Teratasi: 5 klien mampu menyesuaikan
lingkungan saat tidur seperti cahaya dan suhu.
- Belum teratasi: 5 klien masih mengalami
xj. gangguan tidur
xx.
xk. xy. P: Lanjutkan intervensi :
1. Monitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur.
2. Bantu klien untuk meningkatkan jumlah jam
xl. tidur, jika diperlukan.
3. Berikan informasi mengenai teknik yang dapat
membantu meningkatkan tidur.
xm.

xn.

yb. yc. yi. yl. Evaluasi 01/02/2017 Pukul 14.00 ys.


yj. ym. S :
R yt.
1. Memonitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur. 1. 5 Klien mengatakan masih suka terbangun di
2. Membantu klien untuk meningkatkan jumlah jam tidur, jika yu.
malam hari karena BAK sebanyak 2x.
yd. diperlukan. 2. 3 Klien tidur sekitar 5-6 jam yv.
3. Memberikan informasi mengenai teknik yang dapat
1 3. 2 klien tidur 7 jam yw.
membantu meningkatkan tidur dengan teknik relaksasi otot
4. 5 klien mengatakan mengerti dengan
(rendam kaki) yx.
yk. penjelasan mengenai teknik relaksasi otot
ye. rendam kaki. yy.
1 yn. yz.
yo. O:
za.
- 5 klien mampu mempraktikan teknik relaksasi
yf. otot (rendam kaki) untuk membantu zb.
1 meningkatkan tidur. zc.
- 2 klien tidak tampak menguap dan mengantuk
zd.
yp. A: Masalah dapat teratasi sebagian:
yg. - Teratasi Sebagian klien (2 klien) meningkat ze.
1 jumlah jam tidur, klien mampu mempraktikan zf.
teknik relaksasi otot (rendam kaki) untuk zg.
membantu meningkatkan tidur.
yh. - Belum teratasi: 3 dari 5 klien masih mengeluh zh.
gangguan pola tidur zi.
yq. P: Lanjutkan intervensi : zj.
1. Monitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur.
2. Anjurkan pasien untuk menghindari makanan
dan minuman yang dapat menggangggu tidur.
3. Validasi penggunaan teknik relaksasi otot
(rendam kaki).
yr.
zk. zl. zt. zv. Evaluasi 02/02/2017 Pukul 14.00 aad.
zu. zw. S :
K aae.
1. Memvalidasi teknik relaksasi otot (rendam kaki) untuk 1. 5 Klien mengatakan masih suka terbangun di
meningkatkan tidur. malam hari karena BAK sebanyak 2x.
2.
zm. Memonitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur. aaf.
2. 4 klien mengatakan mampu memulai tidur
3. Menganjurkan pasien untuk menghindari makanan dan
2 dengan cepat ketika terbangun di malam hari. aag.
minuman yang dapat menggangggu tidur.
3. 4 Klien mengatakan tidur 7 jam.
aah.
4. 5 Klien mengatakan paham jenis makanan dan
zn. minuman yang dapat mengganggu tidur seperti aai.
1 kopi dan teh. aaj.
zx.
aak.
zy. O:
zo. - 5 Klien melakukan kembali teknik relaksasi aal.
1 otot (rendam kaki) untuk membantu aam.
meningkatkan tidur. aan.
- 4 klien tidak tampak mengup dan mengantuk
zp. zz. aao.
aaa. A: Masalah dapat teratasi sebagian: aap.
- Sebagian besar klien (4 klien) meningkat
zq. aaq.
jumlah jam tidur.
- 5 klien mampu mempraktikan teknik relaksasi aar.
zr. otot (rendam kaki) untuk membantu aas.
meningkatkan tidur.
aab. aat.
zs. aac. P: Lanjutkan intervensi : aau.
1. Monitor pola tidur klien dan jumlah jam tidur. aav.
aaw.
aax.
aay.
aaz.
aba.
abb.
abc.
abd.
abe.
abf.
abg.
abh.
abi.
abj.
abk.
abl.
abm. CATATAN PERKEMBANGAN
abn.
abo. Tempat: Wisma Indrokilo
abp. Diagnosa 4 : Ketidakefektifan Perfusi Jaringan Perifer dengan Faktor Risiko Hipertensi (252)
abq. abr. abs. Implementasi abt. Evaluasi abu.
H

abv. abw. acf. ach. Evaluasi 31/01/2017 Pukul aco.


S acg. 14.00 acp.
aci.S :
1. Mengingatkan klien untuk minum obat antihipertensi. acq.
2. Memonitor tekanan darah dan nadi. - 1 dari 10 klien (10%) mengatakan kesemutan di
abx. acr.
3. Menganjurkan klien mengenai kapan harus mencari bantuan
bagian tangan
3
medis. - 2 dari 10 klien (20%) mengatakan kesemutan di
4. Menanyakan adanya parathesia (kesemutan). acs.
bagian kaki
5. Memonitor warna dan suhu kulit.
aby. - 3 (30%) klien mengatakan sudah minum obat act.
0 acj. O : acu.
- TD : 130/90 mmHg, Nadi : 80 x/menit acv.
- TD : 160/80mmHg, Nadi : 82 x/menit
abz. - TD : 120/70mmHg, Nadi : 74 x/menit acw.
- 3 (30%) akral klien teraba hangat acx.
- 3 (30%) pengisian kapiler jari < 3 detik
aca. - 3 (30%) warna ekstremitas atas dan bawah tampak acy.
1 kemerahan acz.
ack. A : Masalah teratasi sebagian ada.
1. Suhu kulit ujung kaki dan tangan tetap hangat
acb. adb.
(dipertahankan 1)
adc.
2. Pengisian kapiler jari tetap dalam kisaran normal
acc. add.
< 3 detik (dipertahankan 1)
3. Pengisian kapiler jari kaki tetap dalam kisaran ade.
acd. normal < 3 detik (dipertahankan 1) adf.
4. Klien mengkonsumsi obat secara teratur
adg.
acl.Masalah belum teratasi
ace. 1. Tekanan darah sistolik klien menjadi normal adh.
(skala target 3 menjadi 5). adi.
2. Tekanan darah diastolik klien menjadi normal
adj.
(skala target 3 menjadi 5).
3. 3 (30%) klien masih mengalami parathesia (mati
rasa) (target 3 menjadi 5)
acm. P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernafasan.
2. Ingatkan klien untuk minum obat antihipertensi.
3. Monitor adanya parathesia (kesemutan).
4. Monitor warna dan suhu kulit.
acn.
adk. adl. ads. adu. Evaluasi 01/02/2017 Pukul aeb.
R adt. 14.00 aec.
adv. S :
1. Memonitor tekanan darah dan nadi.
2. Memberikan klien obat antihipertensi. - 2 (20%) klien mengatakan kesemutan di bagian
adm. aed.
1 3. Menanyakan adanya parathesia (mati rasa atau kesemutan). tangan aee.
4. Memonitor warna dan suhu kulit. - 1 (10%) klien mengatakan tidak kesemutan di bagian
aef.
5. Mengajarkan terapi alternatif pengobatan hipertensi yaitu
kaki dan tangan
adn. aeg.
teknik relaksasi otot progresif - 3 (30%) klien mengatakan rileks dan nyaman setelah
1 aeh.
dilakukan ROP
- 3 (30%) klien mengatakan sudah minum obat aei.
ado. adw. O : aej.
- TD sebelum diterapi : 140/80 mmHg, Nadi : 82 aek.
x/menit.
adp. ael.
- TD setelah diterapi : 138/70 mmHg, Nadi : 80
1 aem.
x/menit.
- TD sebelum diterapi : 130/80mmHg, Nadi : 78 aen.
adq. x/menit. aeo.
- TD setelah diterapi : 125/75mmHg, Nadi : 75 aep.
x/menit.
adr. aeq.
- TD sebelum diterapi :130/90mmHg, Nadi : 86
1 aer.
x/menit.
- TD setelah diterapi : 130/80mmHg, Nadi : 80 aes.
x/menit.
- 3 (30%) akral klien teraba hangat
- 3 (30%) pengisian kapiler jari < 3 detik
- 3 (30%) warna ekstremitas atas dan bawah tampak
kemerahan
- 3 (30%) klien tampak mampu melakukan gerakan
dengan baik
adx. A : Masalah teratasi sebagian
ady. Masalah teratasi
1. Suhu kulit ujung kaki dan tangan tetap hangat
(dipertahankan 1)
2. Pengisian kapiler jari tetap dalam kisaran normal
< 3 detik (dipertahankan 1)
3. Pengisian kapiler jari kaki tetap dalam kisaran
normal < 3 detik (dipertahankan 1)
4. Menggunakan teknik relaksasi
5. Klien mengkonsumsi obat secara teratur
adz. Masalah belum teratasi
1. Klien masih mengalami parathesia (mati rasa)
(target 3 menjadi 5)
2. Tekanan darah sistolik klien menjadi normal
(skala target 3 menjadi 5).
3. Tekanan darah diastolik klien menjadi normal
(skala target 3 menjadi 5).
aea. P : Lanjutkan intervensi
1. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernafasan.
2. Mengingatkan klien untuk minum obat
antihipertensi.
3. Monitor adanya parathesia (kesemutan).
4. Monitor warna dan suhu kulit.
5. Ajarkan terapi alternatif pengobatan hipertensi
yaitu teknik relaksasi otot progresif
aet. aeu. afc. afe. Evaluasi 02/02/2017 Pukul afj.
K afd. 14.30 afk.
1. Mengingatkan klien untuk minum obat antihipertensi. aff.S : afl.
2. Memonitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
aev. - 3 (30%) klien mengatakan tidak kesemutan di bagian afm.
pernafasan.
2 kaki dan tangan
3. Menanyakan adanya parathesia (mati rasa atau kesemutan).
- 3 (30%) klien mengatakan perasaannya lebih baik
4. Memonitor warna dan suhu kulit. afn.
5. Mengevaluasi terapi alternatif pengobatan hipertensi yaitu setelah diberikan terapi ROP
aew. afo.
- 3 (30%) klien mengatakan tidak hafal semua gerakan
teknik relaksasi otot progresif.
1 afp.
ROP
- 3 (30%) klien mengatakan sudah minum obat afq.
aex. afg. O : afr.
1 - TD sebelum diterapi : 132/84 mmHg, Nadi : 88 afs.
x/menit. aft.
- TD setelah diterapi : 125/79 mmHg, Nadi : 82
aey. afu.
x/menit.
- TD sebelum diterapi : 134/85mmHg, Nadi : 78 afv.
aez. x/menit afw.
- TD setelah diterapi : 127/76mmHg, Nadi : 75 afx.
afa. x/menit. afy.
- TD sebelum diterapi :126/83mmHg, Nadi : 82
afz.
x/menit
afb. - TD setelah diterapi : 119/78mmHg, Nadi : 80 x/menit aga.
- 3 (30%) akral klien teraba hangat agb.
- 3 (30%) pengisian kapiler jari klien < 3 detik
- 3 (30%) warna ekstremitas atas dan bawah tampak
kemerahan
- 3 (30%) klien tampak melakukan teknik relaksasi otot
progresif tidak sesuai urutan
- 3 (30%) klien tampak agak bingung saat melakukan
teknik relaksasi otot progresif
afh. A : Masalah teratasi sebagian
1. Suhu kulit ujung kaki dan tangan tetap hangat
(dipertahankan 1)
2. Pengisian kapiler jari tetap dalam kisaran normal <
3 detik (dipertahankan 1)
3. Pengisian kapiler jari kaki tetap dalam kisaran
normal < 3 detik (dipertahankan 1)
4. Tekanan darah sistolik klien menjadi normal (skala
target 3 menjadi 5).
5. Tekanan darah diastolik klien menjadi normal
(skala target 3 menjadi 5).
6. 3 (30%) klien tidak mengalami parathesia (mati
rasa) (target 3 menjadi 5)
7. 3 (30%) klien menggunakan teknik relaksasi
8. 3 (30%) klien mengkonsumsi obat secara teratur
afi. P : Lanjutkan intervensi
1. Monitor tekanan darah, nadi, suhu, dan status
pernafasan.
2. Ingatkan klien untuk minum obat antihipertensi.
3. Monitor adanya parathesia (kesemutan).
4. Monitor warna dan suhu kulit.
agc.
agd. CATATAN PERKEMBANGAN
age.
agf. Tempat: Wisma Indrokilo
agg. Diagnosa 5 : Risiko ketidakefektifan perfusi jaringan otak dengan Faktor Risiko Hipertensi (252)
agh. agi. agj. Implementasi agk. Evaluasi agl.
H

agm. agn. aha. ahd. Evaluasi 31/01/2017 Pukul ahk.


S ahb. 14.00 ahl.
ahe. S :
1. Memonitor tingkat kesadaran ahm.
ago.2. Mengingatkan klien untuk minum obat anti hipertensi - 3 (30%) Klien mengatakan pusing dan leher ahn.
3 secara teratur terasa kaku
3. Menganjurkan klien mengenai kapan harus mencari - 3 (30%) Klien mengatakan sudah minum obat

agp. bantuan medis. anti hipertensi. aho.


1 4. Memonitor tekanan darah dan nadi ahf. O: ahp.
5. Mencatat keluhan sakit kepala ahq.
- 3 (30%) Kesadaran klien compos mentis
agq. ahc. - TD : 130/90 mmHg, Nadi: 80x/menit ahr.
- TD : 160/80mmHg. Nadi: 82x/menit
1 ahs.
- TD : 120/70mmHg, Nadi: 74x/menit
aht.
ahg. A : Masalah teratasi sebagian
agr. ahh. Masalah teratasi: ahu.
ahv.
- Tidak ada penurunan kesadaran
ags. ahw.
ahi.Masalah belum teratasi:
1 ahx.
- Tidak ada sakit kepala ahy.
agt. - Tekanan darah dalam batas normal ahz.
ahj.P : Lanjutkan intervensi (monitor aia.
agu. tanda-tanda vital dan mengajarkan aib.
terapi alternative pengobatan
1 aic.
hipertensi yaitu Tehnik relaksasi
otot progresive.) aid.
agv. aie.
aif.
agw.

agx.

agy.

agz.

aig. aih. aio. air.Evaluasi 01/02/2017 Pukul 14.00 aiy.


ais.S :
R aip. aiz.
1. Memonitor tanda-tanda vital - 2 (20%) Klien mengatakan masih terasa pusing
2. Memberikan klien obat anti hipertensi.
aii. dan lehernya terasa kaku. aja.
3. Mencatat keluhan sakit kepala - 3 (30%) Klien mengatakan rileks dan nyaman
1 ajb.
4. Mengajarkan terapi alternatif pengobatan hipertensi yaitu setelah melakukan terapi alternatif pengobatan ajc.
tehnik relaksasi otot progresive. hipertensi yaitu tehnik relaksasi otot progresive.
aij. ajd.
1 aiq. - 3 (30%) Klien mengatakan sudah minum obat aje.
anti hipertensi. ajf.
aik. ait. O : ajg.
- TD sebelum terapi : 140/80 mmHg, Nadi: 82x/menit
1 ajh.
- TD setelah terapi : 138/70 mmHg, Nadi: 80x/menit
- TD sebelum terapi : 130/80 mmHg, Nadi: 78x/menit aji.
- TD setelah terapi : 125/75 mmHg, Nadi: 75x/menit
ail. ajj.
- TD sebelum terapi : 130/90 mmHg, Nadi: 86x/menit
- TD setelah terapi : 130/80 mmHg, Nadi: 80x/menit ajk.
- 3 (30%) klien tampak mampu melakukan gerakan
aim. ajl.
dengan baik.
1 ajm.
aiu.A : Masalah teratasi sebagian
aiv.Masalah teratasi: ajn.
ain. ajo.
- Tidak ada penurunan kesadaran
aiw. Masalah belum teratasi:

- Tidak ada sakit kepala


- Tekanan darah dalam batas normal
aix.P : Lanjutkan intervensi (monitor
tanda-tanda vital dan evaluasi
teknik relaksasi otot progresif)

ajp. ajq. ajy. aka. Evaluasi Pukul 14.30 akh.


ajz. akb. S:
K aki.
1. Mengingatkan klien untuk minum obat
2. Mengukur tanda-tanda vital anti hipertensi secara teratur - 3 (30%) Klien mengatakan sudah minum obat akj.
3. Mengevaluasi pemberian terapi alternatif pengobatan
ajr. anti hipertensi. akk.
hipertensi yaitu tehnik relaksasi otot progresive.
2 - 3 (30%) Klien mengatakan perasaannya lebih
baik setelah diberikan terapi.
- 3 (30%) Klien mengatakan tidak hafal gerakan
ajs. akl.
tehnik relaksasi otot progresif.
1 akm.
akc. O :
akn.
- TD sebelum diterapi: 132/84 mmHg, Nadi: 88x/menit
ajt. - TD setelah diterapi : 125/79 mmHg, Nadi: 82x/menit ako.
- TD sebelum diterapi : 134/85 mmHg, Nadi:
1 akp.
78x/menit
akq.
- TD setelah diterapi : 127/76 mmHg, Nadi: 75x/menit
aju. - TD sebelum diterapi :126/83 mmHg, Nadi: 82x/menit akr.
- TD setelah diterapi : 119/78 mmHg, Nadi: 80x/menit
aks.
- 3 (30%) Klien tampak melakukan tehnik relaksasi
ajv. akt.
otot progresif tetapi tidak sesui dengan urutan.
- 3 (30%) Klien tampak agak bingung saat melakukan aku.
ajw. tehnik relaksasi otot progresif. akv.
akd. A : Masalah teratasi sebagian
akw.
ake. Masalah teratasi:
ajx. akx.
- Tidak ada penurunan kesadaran aky.
- Tidak ada sakit kepala
akz.
akf. Masalah belum teratasi:

- Tekanan darah dalam batas normal


akg. P : Lanjutkan intervensi
(Monitor tanda-tanda vital dan
evaluasi terapi alternatif
pengobatan hipertensi yaitu tehnik
relaksasi otot progresive.)

ala.
alb.
alc.
ald.
ale.
alf.
alg.
alh.
ali.
alj.
alk.
all.
alm.
aln. CATATAN PERKEMBANGAN
alo.
alp.Tempat : Wisma Indrokilo
alq. Diagnosa 6 : Resiko kesepian
alr. als. alt. Implementasi alu. Evaluasi alv.
H
alw. alx. amj. amm. at 13.00 amv.
1. Mendiskusikan dengan para klien emosi yang dialami
S amn. S: amw.
2. Menggunakan dukungan dan teknik empati
3. Membantu para klien dalam mengungkapkan perasaan 1. Klien di wisma Indrokilo 90% (9 dari 10) amx.
aly. kecemasan marah dan kesedihan dengan cara yang baik mengatakan sedih mengingat Jika mengingat amy.
4. Memotifasi dengan para klien untuk menerima kondisi
3 keluarga yang sudah tidak ada atau saudara amz.
yang dialami
yang jauh ana.
amk. 2.Klien di wisma Indrokilo 70% mengatakan
alz. anb.
aml. dikunjungi satu bulan sekali namun tidak pasti dan
1
yang lainnya tidak dijenguk karena keluarganya jauh
anc.
atau tidak mempunyai keluarga dekat lagi
ama. and.
3.Klien di wisma Indrokilo 90% mengatkan pasrah
1 ane.
terhadap kondisi saat ini
amo. anf.
amb. amp. O: ang.
amq. klien di wisma Indrokilo 90% anh.
amc. tampak sedih saat ditanya ani.
1 saudaranya anj.
amr. ank.
amd. ams. A : resiko kesepian tidak anl.
1 terjadi anm.
amt. ann.
ame. amu. P : Lanjutkan intervensi ano.
1. Pertahankan resiko kesepian tidak terjadi anp.
amf. anq.

amg.

amh.

ami.

anr. ans. anz. aoc. at 13.00 aok.


aoa.
R aod. S: aol.
1. Menanyakan perasaan klien di wisma Indrokilo
2. Mengevaluasi kembali topik yang dibicarakan kemaren 1. Klien di wisma Indrokilo 90% mengatakan aom.
3. Mengidentifikasi adanya marah, frustasi yang nonadaptif
ant. kadang prihatin saat teman wisma saling aon.
pada klien di wisma Indrokilo
1 berantem atau cekcok aoo.
4. Menjelaskan pada klien di wisma Indrokilo untuk bercerita
2.Klien di wisma Indrokilo 90 % mengatkan pasrah
aop.
dan menangis sebagai respon emosional yang dialami
terhadap kondisi saat ini
anu. 5. Mendiskusikan dengan klien di wisma Indrokilo untuk aoq.
3.Klien di wisma Indrokilo 70% mengatakn sering
1 merespon teknik adaptif terhadap emotional yang dialami aor.
berbagi cerita dengan teman sekamar
6. Menganjurkan klien di wisma Indrokilo untuk membina
aoe. aos.
hubungan sosial di wisma dan lingkungan panti
anv. aof. O :
7. Menjelaskan kepada klien di wisma Indrokilo pentingnya
1 1. klien di wisma Indrokilo 100% tampak aktif aot.
membina hubungan dan saling berbagi dengan teman
dalam kegiatan di panti dan mampu bersosialisasi aou.
terdekat
anw.8. Mendukung klien di wisma Indrokilo untuk aktif dalam dengan baik dengan penghuni panti aov.
2. klien di wisma Indrokilo 70 % mampu
kegiatan di panti aow.
anx. aob. menyebutkan dan mempraktekkan mengontrol aox.
1 emosi dengan tarik napas dalam dan beribadah aoy.
aog.
aoz.
aoh. A : resiko kesepian tidak
any. apa.
terjadi
aoi.
apb.
aoj.P : Lanjutkan intervensi
1. Pertahankan resiko kesepian tidak terjadi resiko
kesepian tidak terjadi
apc. apd. 1. Mengevaluasi kembali merespon teknik adaptif terhadap apq. at 12.00 apx.
K emotional yang dialami apr.S : apy.
2. Memotifasi klien di wisma Indrokilo untuk membina
1. Klien di wisma Indrokilo 70% mengatakan apz.
hubungan sosial di wisma dan lingkungan panti
ape. memahami pentingnya mengontrol perasaan aqa.
3. Memotifas klien di wisma Indrokilo pentingnya membina
2 emosional aqb.
hubungan dan saling berbagi dengan teman terdekat
2. Klien di wisma Indrokilo 70% mengatakan
4. Mendukung klien di wisma Indrokilo untuk aktif dalam aqc.
sedih adalah respon yang normal dialami semua
apf. kegiatan di panti aqd.
orang
1 apn. aqe.
3.Klien di wisma Indrokilo 70% mengatakan terus
apo. aqf.
belajar menerima kondisi yang ada dan
apg. app. aqg.
meningkatkan kualitas ibadah
4.Klien di wisma Indrokilo 70% mengatakn sering aqh.
aph. berbagi cerita dengan teman sekamar
aps. O: aqi.
api. 1. klien di wisma Indrokilo 100% tampak aktif aqj.
1 dalam kegiatan di panti dan mampu bersosialisasi aqk.
dengan baik dengan penghuni panti aql.
2. klien di wisma Indrokilo 70% mampu
apj. aqm.
menyebutkan dan mempraktekkan mengontrol
aqn.
emosi dengan tarik napas dalam dan beribadah
apk. aqo.
apt.
aqp.
apu. A : resiko kesepian tidak
apl.
terjadi
apv.
apm.
apw. P : Lanjutkan intervensi
1. Pertahankan resiko kesepian tidak terjadi
aqq.
aqr.

Das könnte Ihnen auch gefallen