Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
Solikhah, Erlin Setiawati, Purnomo Siddhi, Fitrana Kurniawan A., Mega Kurnia P.
Kelompok 1 Pelatihan Instrumen 2014
Jurusan Kimia, FMIPA, Universitas Negeri Semarang
Abstrak
PENDAHULUAN
d) Mematikan Instrumen
Untuk mematikan FID dengan menutup
kran gas (air,hydrogen, aux gas) pada
instrument putar kebalikan arah jarum
jam. Setelah itu matikan software cerity
QA-QC dengan mengarahkan pada tab
instrument lalu pilih status.
HASIL PEMBAHASAN gas helium sebagai gas pembawa kemudian
di dalam kolom diubah fasenya dari cair ke
Percobaan ini betujuan untuk
gas, kemudian didorong oleh gas pembawa
memisahkan campuran menggunakan
untuk melalui kolom. Perbedaan laju migrasi
kromatografi gas. Gas yang digunakan
masing-masing komponen dalam kolom
sebagai gas pembanding dan gas pembawa
disebabkan oleh perbedaan titik didih dan
adalah gas helium karena di samping
interaksi masing-masing komponen dengan
nitrogen cenderung murah jika dibandingkan
fasa stasioner.
dengan jenis gas yang lain, nitrogen juga
inert, aman (dibandingkan dengan gas lain Sampel yang digunakan dalam
yang mudah terbakar), dan mudah didapat. percobaan ini adalah isoamil alkohol, n-
Perbedaan waktu retensi yang dihasilkan heksana, dan campran iso-amil alkohol dan
tiap-tiap komponen dipengaruhi oleh n-heksana. Iso-amil alkohol dan n-heksana
beberapa faktor, antara lain: titik didih akan digunakan sebagai standar untuk
masing-masing komponen, massa molekul digunakan sebagai pembanding pada
relative (Mr), ukuran komponen, dan campuran yang akan dipisahkan. Hal ini
interaksi masing-masing komponen dengan dilakukan untuk mengetahui waktu retensi
fasa diam contohnya sifat kepolaran antara dari masing-masing sampel sehingga dapat
fasa diam dengan fasa geraknya. digunakan untuk mengidentifikasi campuran
yang akan dipisahkan.
Kromatografi gas merupakan
metode yang tepat dan cepat untuk Sampel standar
memisahkan campuran. Komponen
Kolom memisahkan komponen
campuran dapat diidentifikasikan dengan dalam suatu sampel berdasarkan titik didih
menggunakan waktu tambat (waktu retensi) dan kepolarannya, karena sampel dalam
yang khas pada kondisi yang tepat. Waktu percobaan ini memiliki kepolaran yang
tambat ialah waktu yang menunjukkan berbeda maka keluarnya komponen pada
berapa lama suatu senyawa tertahan dalam GC berdasarkan kepolaran. Fase diam yang
kolom. Proses kromatografi dalam alat GC digunakan dalam percobaaan ini adalah
dimulai dengan menyuntikkan sampel ke senyawa polar sehingga sampel yang berupa
dalam kolom. Mula-mula komponen- polar akan tertahan di kolom dan
komponen diinjeksikan dengan menyebabkan sampel yang kurang polar
menggunakan syringe yang didorong dengan
akan keluar terlebih dahulu daripada yang keluar daripada iso-amil alkohol atau
sampel polar. Pada percobaan ini sampel dengan kata lain waktu retensi n-heksana
yang digunakan adalah iso-amil alkohol dan lebih kecil daripada iso-amil alkohol..
n-heksana. Hasil kromatogram kedua
Berdasarkan kromatogram, didapat
standar dapat dilihat pada gambar 3 dan 4.
jumlah intensitas masing-masing komponen
yang berbeda ketinggiannya, hal ini
menandakan konsenterasi komponennya
juga berbeda. Konsenterasi pada puncam n-
heksana lebih pekat dikarenakan
intensitasnya yang lebih besar. Pada
percobaan ini, jika kita memperhatikan hasil
cetakan dari alat kromatografi gas
kromatogram yang dihasilkan melebar dan
Gambar 3. Kromatogram Iso-amil alkohol
juga terdapat peak-peak yang sangat
kecil. Puncak-puncak kecil itu adalah
pengotor, baik itu pengotor yang ada di
dalam kolom yang akhirnya terbaca oleh
detektor, maupun pengotor yang ada di
dalam senyawa (terbawa oleh senyawa
Gambar 4. Kromatogram n-heksana ketika penyuntikkan). Hasil yang paling
ideal adalah ketika yang dihasilkan adalah
suatu garis lurus yang ada pada base yang
Pada gambar 3 menunjukkan waktu retensi
diikuti oleh puncak-puncak yang cukup
iso-amil alkohol sebesar 2,664 menit
significant yang menunjukkan komponen
sedangkan pada gambar 4 menunjukkan
utama dari senyawa tersebut.
waktu retensi n-heksana sebesar 2,051
Variasi temperatur kolom
menit. Hal ini dikarenakan iso-amil alkohol
merupakan senyawa polar dan n-heksana Pada percobaan ini sampel yang
merupakan senyawa polar sehingga iso-amil akan dipisahkan menggunakan kromatografi
alkohol akan lebih tertahan oleh kolo.. Hal gas adalah campuran antara iso-amil alkohol
ini menyebabkan n-heksana lebih cepet dengan n-heksana. Temperatur kolom yang
digunakan divariasi pada suhu 100oC, Berdasarkan standar diproleh waktu
120oC, 140oC dan 160oC. Pada percobaan ini retensi n-heksana lebih kecil
akan dibahas mengenai pengaruh suhu dibandingkan dengan iso-amil
kolom terhadap hasil pemisahan campuran. alkohol dan intensitasnya juga lebih
besar. Hal ini menunjukkan bahwa
a. Temperatur kolom 100oC
pada gambar 5, peak pertama
Hasil pemisahan campuran pada
merupakan n-heksana dengan waktu
temperatur kolom 100oC dapat
retensi 2,297 menit dan peak kedua
ditunjukkan pada gambar 5 dibawah
merupakan iso-amil alkohol dengan
ini.
waktu retensi 2,504.
b. Temperatur kolom 120oC
Gambar 2. N-Hexana
Gambar 6. Metode 6
Gambar 4. Metode 2
Gambar 5. Metode 3
KESIMPULAN Hart C. 2003. Kimia Organik. Suminar.
Penerjemah. Jakarta: Erlangga.
Kromatografi gas merupakan alat yang
Terjemahan dari: Organic Chemistry.
digunakan untuk memisahkan campuran
yang sangat rumit dengan fase diam berupa Khopkar S.M. 2007. Konsep Dasar Kimia
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA