Sie sind auf Seite 1von 14

HANDOUT MATA KULIAH

ILMU RESEP

DISUSUN OLEH:
PRIMA HAPPY RATNAPURI, M.Sc., Apt
HERNINGTYAS NAUTIKA LINGGA, M.Sc., Apt

PROGRAM STUDI D-III ANALIS FARMASI DAN MAKANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2016
KATA PENGANTAR

1
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena rahmat dan
karunia-Nya Handout Matakuliah Ilmu Resep ini dapat terselesaikan. Handout ini
disusun sebagai pedoman untuk membantu mahasiswa dalam mengikuti
matakuliah Ilmu Resep. Handout ini dapat digunakan sebagai pegangan untuk
mahasiswa dalam mengikuti perkuliahan sehingga lebih memahami materi yang
diajarkan dengan banyak melaksanakan pembelajaran mandiri.
Handout Matakuliah Ilmu Resep berisi materi-materi yang akan
disampaikan dalam mata kuliah yang disesuaikan dengan Rencana Pembelajaran
Semester (RPS) Matakuliah Ilmu Resep.
Penyusun mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu proses penyelesaian Handout ini. Semoga Handout ini dapat
memberikan manfaat terutama bagi mahasiswa. Masukan berupa kritik dan
saran yang membangun sangat kami harapkan untuk menyempurnakan Handout
Matakuliah ini.

Banjarbaru, November 2016

Penyusun

2
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

DAFTAR ISI

Halaman Muka ............................................................................................... i


Kata Pengantar .............................................................................................. ii
Daftar Isi ........................................................................................................ iii
Materi I. Dasar-Dasar Farmakologi-Toksikologi ............................................... 1
A. Definisi dan Ruang Lingkup Farmakologi ............................................. 1
B. Farmakokinetika .................................................................................. 1
1. Absorpsi Obat ................................................................................ 2
2. Distribusi Obat ............................................................................... 3
3. Metabolisme dan Eliminasi Obat .................................................... 3
C. Farmakodinamika ................................................................................ 4
Materi II. Antihipertensi ................................................................................. 9
A. Pendahuluan ....................................................................................... 9
B. Epidemiologi ....................................................................................... 9
C. Etiologi ................................................................................................ 10
D. Patofisiologi ......................................................................................... 11
E. Klasifikasi Hipertensi ........................................................................... 11
F. Penatalaksanaan Hipertensi ................................................................ 12
1. Diuretik .......................................................................................... 12
2. Beta blocker ................................................................................... 13
3. Inhibitor enzim pengubah angiotensin ........................................... 14
4. Penghambat reseptor angiotensin II............................................... 14
5. Antagonis kalsium .......................................................................... 14
6. Alpha blocker ................................................................................. 14
7. Vasodilator ..................................................................................... 15
Materi III. Antihiperlipidemia ......................................................................... 16
A. Pendahuluan ....................................................................................... 16
B. Klasifikasi ............................................................................................ 16
C. Patofisiologi ......................................................................................... 19
D. Manifestasi klinis ................................................................................. 20
E. Penatalaksanaan Hiperlipidemia ......................................................... 21
1. Asam Fibrat .................................................................................... 21

3
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

MATERI I
RESEP DAN BAHASA LATIN

A. PENGERTIAN RESEP
Resep adalah permintaan tertulis seorang dokter, dokter gigi atau dokter
hewan yang diberi ijin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku
kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat,
meracik serta menyerahkan obat kepada pasien.
Dokter gigi diberi ijin menulis resep dari segala macam obat untuk
pemakaian gigi dan mulut dengan cara injeksi/parenteral atau cara pakai lainnya.
Sedangkan untuk pembiusan secara umum tetap dilarang bagi dokter gigi.
Dokter hewan diberi ijin untuk menulis resep dari segala macam obat yang
digunakan khusus untuk hewan.
Resep asli tidak boleh diberikan kembali setelah obatnya diambil oleh
pasien, hanya dapat diberikan copy resep atau salinan resepnya. Resep asli
harus disimpan di apotek dan tidak boleh diperlihatkan kepada orang lain, kecuali
diminta oleh:
1. Dokter yang menulis resep atau yang merawat pasien
2. Pasien yang bersangkutan
3. Pegawai (kepolisian, kehakiman, kesehatan) yang ditugaskan untuk
memeriksa
4. Yayasan atau lembaga lain yang menanggung biaya pasien
Resep selalu dimulai dengan tanda R/ yang artinya recipe (ambillah). Di
belakang tanda R/ tertera nama dan jumlah obat. Umumnya resep ditulis dalam
bahasa latin. Jika tidak jelas atau tidak lengkap, apoteker harus menanyakan
kepada dokter penulis resep.

B. KOMPONEN RESEP
Komponen resep menurut fungsi dari bahan obat terbagi menjadi 4, yaitu:
1. Remidium Cardinale, merupakan bahan atau obat yang berkhasiat utama.
2. Remidium Adjuvantia/Adjuvans, merupakan bahan atau obat yang
menunjang kerja bahan obat utama.
3. Corrigens, merupakan bahan atau obat tambahan guna memperbaiki
warna, rasa, dan bau dari obat utama.
Corrigens dapat berupa:
a. Corrigens actionis, yaitu obat yang memperbaiki atau menambah efek
obat utama. Misalnya: pulvis Doveri terdiri atas kalii sulfas, ipecacuanhae
radix dan pulvis opii. Pulvis opii sebagai obat yang berkhasiat utama
menyebabkan orang susah buang air besar, kalii sulfas sebagai pencahar
sekaligus memperbaiki kerja pulvis opii.
b. Corrigens saporis, yaitu obat yang memperbaiki rasa obat utama.
Misalnya: sirup aurantiorum, aqua menthae piperitae, dan lain-lain.

1
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

c. Corigens odoris, yaitu obat yang memperbaiki bau dari obat utama.
Misalnya: oleum rosae, oleum cinnamomi, dan lain-lain.
d. Corrigens coloris, yaitu obat yang memperbaiki warna dari obat utama.
Misalnya: carmin (merah), caramel (coklat), tint. Croci (kuning), dan lain-
lain.
e. Corrigens solubilis, yaitu obat yang memperbaiki kelarutan dari obat
utama. Misalnya: I2 tidak larut dalam air, tetapi dengan penambahan KI
menjadi mudah larut.
4. Constituen/Vehiculum/Exipiens, merupakan bahan tambahan yang dipakai
sebagai bahan pengisi dan pemberi bentuk untuk memperbesar volume
obat. Misalnya: laktosa pada serbuk, amilum dan talk pada bedak tabur.
Contoh resep berdasarkan fungsi bahan obatnya:

R/ Sulfadiazin remidium cardinale

0,500 g remidium adjuvantia

Bic-Natric corrigens saporis

0,300 g constituens

Saccharum
0,100 g

Komponen resep yang lengkap memuat 5 bagian, yaitu:


1. Inscriptio, memuat identitas dokter penulis resep (nama, alamat, no SIP),
tanggal dan tempat penulisan resep.
2. Invocatio, memuat tanda R/ pada bagian kiri (pembuka resep).
3. Praescriptio, memuat nama obat, jumlah/dosis, bentuk sediaan, dan cara
membuat obat.
4. Signatura, memuat aturan pemakaian obat dalam resep.
5. Subscriptio, memuat tanda tangan atau paraf dokter penulis resep.
Resep yang mengandung obat golongan narkotik tidak boleh ada tulisan
atau tanda iter (iteratie) yang artinya dapat diulang, m.i (mihi ipsi) yang berarti
untuk dipakai sendiri, atau u.c (usus cognitus) yang berarti pemakaiannya
diketahui. Untuk resep-resep yang memerlukan penanganan dengan segera,
dokter dapat memberi tanda di bagian kanan atas pada resep dengan kata-kata:
Cito (segera), Statim (penting), Urgent (sangat penting), P.I.M (berbahaya bila
ditunda). Urutan resep yang didahulukan adalah PIM, urgent, statim, cito.

2
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Gambar 1. Contoh resep

C. BAHASA LATIN
Bahasa latin merupakan bahasa yang sering digunakan dalam resep.
Singkatan bahasa latin merupakan petunjuk penggunaan obat dalam resep yang
ditulis dokter. Singkatan bahasa latin telah lazim digunakan dan disepakati oleh
semua pihak yang bersangkutan. Bahasa latin biasa digunakan untuk penulisan
nama obat, bentuk obat, ketentuan mengenai pembuatan obat dan aturan
pemakaian obat.
Alasan penggunaan bahasa latin dalam penulisan resep adalah:
1. Bahasa latin adalah bahasa mati dan tidak dipakai dalam percakapan
sehari-hari
2. Bahasa latin dapat mencegah terjadinya dualisme tentang bahan yang
dimaksud dalam resep
3. Bahasa latin merupakan bahasa internasional dalam dunia profesi
kedokteran dan farmasi
4. Dalam hal tertentu, karena faktor psikologi ada baiknya pasien tidak perlu
mengetahui obat yang diberikan kepadanya.

D. SINGKATAN BAHASA LATIN DALAM RESEP


Berikut ini adalah singkatan bahasa latin yang lazim digunakan dalam
resep beserta kepanjangan dan artinya:

3
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Tabel 1. Singkatan bahasa latin dalam resep


Singkatan Kepanjangan Arti
A
A ante, auris sebelum, telinga
Aa ana masing-masing
abs.febr absente febre jika tidak demam
Ac ante coenam sebelum makan
Ad auris dextra telinga kanan
Ad ad sampai
Ah alteris horis selang satu jam
Am ante meridiem sebelum tengah hari
An ante noctem sebelum tengah malam
As auris sinister telinga kiri
ad aur ad aurem pada telinga
ad 2 vic ad duas vices untuk dua kali
ad lib ad libitum sesukanya
ad man med ad manus medici serahkan ke tangan dokter
ad part dolent ad partes dolentes pada bagian yang sakit
ad 3 vic ad tertiam vicem untuk tiga kali
ad us ext ad usum externum untuk pemakaian luar
ad us int ad usum internum untuk pemakaian dalam
ad us prop ad usum propium untuk pemakaian sendiri
Add adde tambahkan
Agit agita kocok
Aq aqua air
aq bidest aqua bidestilata air bidestilata
aq bull aqua bullients air mendidih
aq coct aqua cocta air masak
aq steril aqua sterilisata air steril
Aur auris telinga
Aurist auristilae tetes telinga
B
B bis dua kali
Bdd bis de die dua kali sehari
bddC bis de die cochlear dua kali sehari 1 sendok makan
b in d bis in die dua kali sehari
C
C cochlear sendok makan (15 mL)
Cp cochlear pultis sendok bubur (8 ml)
Cth cochlear theae sendok teh (5 ml)
Cap capsula kapsul
cc, cm3 centimetrum cubicum sentimeter kubik
Cito cito segera
Collut collutio,collutorium obat kumur
Collun collunarium obat semprot hidung
Collyr collyrium obat cuci mata
Cr cremor krim
D
D die hari
dc durante coenam selagi makan

4
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Dcf da cum formula berikan dengan resepnya


Dd de die setiap hari
d in 2 plo, d in da in duplo berikan dua kali banyaknya
dup
Did da in dimidio berikan separuhnya
Dtd da tales dosis berikan dengan takaran
sebanyak itu
Det detur serahkan
Dext dexter kanan
Dim dimidium setengah
Div divide bagi-bagilah
div in part aeq divide in partes bagilah dalam bagian yang
aequales sama
dur dol durante dolore selagi sakit
E
Epith epithema obat kompres
ext ut externum utendum untuk pemakaian luar
extend ten extende tenuiter oleskan tipis-tipis
F
feb dur febre durante sewaktu demam
Fol folia daun
Form formula resep
Frust frustum sepotong
Fl flesh botol
G
g, gr gramma gram
Garg gargarisma obat kumur
Gran granulum butir
Gtt guttae tetes
Guttat guttatim tetes demi tetes
H
H hora jam
Hd hora decubitus pada waktu tidur
Hm hora matutina pada pagi hari
Hs hora somni pada saat ingin tidur
Hv hora vespertina pada sore hari
Haust haustus teguk sekaligus
I
Ic inter cibos antara dua waktu makan
Id idem sama saja
in 2 vic in duabus vicibus dua kali
in d in dies setiap hari
in p aeq in partes aequales dalam bagian yang sama
Iter iteratie, iteratur hendaknya diulang
J
Jentac jentaculum makan pagi
juac aven juaculum avenacum bubur yang encer
L
lag gutt lagene guttatoris botol tetesan
Liq liquor cairan
lit or litus oris dioleskan pada mulut
loc dol locus dolens bagian yang sakit

5
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

M
m et v mane et vespere pagi dan sore
Mf misce fac campur dan buatlah
m, man mane pagi hari
Merid meridie tengah hari
Mg miligramma miligram
Mixt mixture mikstur
N
n, noct nocte tengah malam/malam
Ni ne iteratur jangan diulang
Nedet ne detur belum diserahkan
Nig niger hitam
No nomero jumlah
non rep non repetatur jangan diulang
Nov novus baru, segar
O
o alt h omnibus alternis horis tiap dua jam
Od oculus dexter mata kanan
oh omni dimidia hora tiap setengah jam
Oh omni hora tiap jam
Om omni mane tiap pagi
On omni nocte tiap tengah malam
Os oculus sinister mata kiri
oculent oculentum salep mata
P
Pa parti affectae dipakai pada bagian yang sakit
Paeq partes aequales bagian yang sama
Pc post coenam setelah makan
Pim periculum in mora berbahaya bila ditunda
Pm post meridiem setelah tengah hari
part dol partes dolentes pada bagian yang sakit
Prand prandium makan malam
pro us ext pro usus externum untuk pemakaian luar
Pulv pulveres, pulvis serbuk terbagi, serbuk
pulv adsp pulvis adspersorius serbuk tabur
Q
Q quarta, quinque 4, 5
Qd quarter die empat kali sehari
Qs quantum satis secukupnya
R
R/ recipe ambillah
rec par recenter paratus dibuat segar
Reiter reiteratur hendaknya diulang lagi
S
S signa tandai
sddC semel de die cochlear 1 kali sehari 1 sendok makan
Simm signa in manus serahkan ke dokter
medici
Sos si opus sit jika perlu
Sns si necesse sit jika diperlukan
Sol solutio larutan
Supp suppositorium suppositoria

6
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Syr syrupus sirup


T
Tdd ter de die tiga kali sehari
Tab tabletta tablet
Tinct tinctura tingtur
Tuss tussis batuk
U
Uc usus cognitus pemakaian diketahui
Ue usus externus pemakaian luar
Ui usus internus pemakaian dalam
Un usus notus pemakaian diketahui
Ung unguentum salep
V
v, vesp vespere sore hari
Vehic vehiculum bahan pembawa
Vol volatilis menguap, atsiri

E. VALIDASI RESEP
Validasi resep merupakan suatu kegiatan yang dilakukan oleh Apoteker
seterlah mendapat resep dari dokter. Validasi resep dilakukan untuk mencegah
terjadinya kesalahan dalam penyerahan obat. Validasi resep adalah suatu
tahapan yang wajib dilakukan sebelum proses dispensing obat.
Tujuan dilakukan validasi resep adalah:
1. Mencegah terjadinya pelayanan resep yang palsu
2. Menghindari adanya penyalahgunaan obat oleh pihak yang tidak memiliki
wewenang
3. Menjamin obat yang diberikan kepada pasien adalah obat yang benar
diperlukan oleh pasien
Hal mendasar yang perlu diperhatikan saat proses validasi adalah resep
mencantumkan identitas dokter penulis resep (nama, alamat dan no. SIP),
kesesuaian tanggal yang tertulis di resep dengan waktu saat pasien menebus
obat, serta kelengkapan resep lainnya (skrining resep).

7
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

MATERI II
APOTEK, PELAYANAN RESEP DAN NON RESEP

A. APOTEK
Menurut PP no 26 tahun 1965 tentang Apotek, Apotek didefinisikan
sebagai suatu tempat tertentu dimana dilakukan usaha-usaha dalam bidang
farmasi dan pekerjaan kefarmasian. Sedangkan berdasarkan PP no 25 tahun 1980
tentang perubahan atas PP no 26 tahun 1965 menyebutkan bahwa Apotek
merupakan suatu tempat tertentu, tempat dilakukan pekerjaan kefarmasian dan
penyaluran obat kepada masyarakat. Permenkes no 922 tahun 2003
menyebutkan definisi Apotek adalah tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran perbekalan farmasi kepada masyarakat. Sedangkan
berdasarkan Kepmenkes no 1332 tahun 2002 dan Kepmenkes no 1027 tahun
2004, Apotek didefinisikan sebagai tempat tertentu tempat dilakukan pekerjaan
kefarmasian dan penyaluran sediaan farmasi, perbekalan kesehatan lainnya
kepada masyarakat.
Tugas dan fungsi sebuah apotek adalah:
1. Tempat pengabdian profesi seorang apoteker yang telah mengucapkan
sumpah jabatan
2. Sarana farmasi yang melaksanakan peracikan, pengubahan bentuk,
pencampuran, dan penyerahan obat atau bahan obat
3. Sarana penyalur perbekalan farmasi yang harus menyebarkan obat yang
diperlukan masyarakat secara meluas dan merata
Menurut Undang-Undang no 23 tahun 1992 tentang Kesehatan, pekerjaan
kefarmasian adalah pembuatan termasuk pengendalian mutu sediaan farmasi,
pengamanan, penyimpanan dan distribusi obat, pengelolaan obat, pelayanan
obat atas resep dokter. Sedangkan perbekalan kesehatan adalah semua bahan
dan peralatan yang diperlukan untuk menyelenggarakan upaya kesehatan.
B. PELAYANAN APOTEK
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan apotek adalah sebagai
berikut:
1. Apotek wajib melayani resep dokter, dokter gigi dan dokter hewan
2. Pelayanan resep sepenuhnya menjadi tanggung jawab Apoteker Pengelola
Apotek (APA)

8
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

3. Apoteker tidak boleh mengganti obat generik yang tertulis dalam resep
dengan obat paten
4. Jika pasien tidak mampu menebus obat yang tertulis di resep, apoteker
wajib berkonsultasi dengan dokter untuk pemilihan obat yang lebih tepat
dan terjangkau
5. Apotek dilarang menyalurkan barang dan/atau menjual jasa yang tidak ada
hubungannya dengan fungsi pelayanan kesehatan
6. Yang berhak meracik obat adalah apoteker dan tenaga teknis kefarmasian
di bawah pengawasan apotekernya
C. PELAYANAN RESEP
Pelayanan resep didefinisikan sebagai suatu proses pelayanan terhadap
permintaan tertulis dokter, dokter gigi, dokter hewan kepada apoteker untuk
menyediakan obat bagi pasien sesuai peraturan perundang-undangan yang
berlaku. Prosedur tetap pelayanan resep adalah:
1. Skrining resep
a) Melakukan pemeriksaan kelengkapan dan keabsahan resep
b) Melakukan pemeriksaan kesesuaian farmasetik
c) Mengkaji aspek klinis
d) Mengkonsultasikan ke dokter tentang masalah dalam resep bila
diperlukan
2. Penyediaan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a) Menyiapkan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan sesuai dengan
permintaan pada resep
b) Menghitung kesesuaian dosis dan tidak melebihi dosis maksimum
c) Mengambil obat dengan menggunakan sarung tangan/alat/spatula/sendok
d) Menutup kembali wadah obat setelah pengambilan dan mengembalikan
ke tempat semula
e) Meracik obat (timbang, campur, dan kemas)
f) Mengencerkan sirup kering sesuai takaran dengan air yang layak minum
g) Menyiapkan etiket
h) Menulis nama dan cara pemakaian obat pada etiket sesuai dengan
permintaan dalam resep
3. Penyerahan sediaan farmasi dan perbekalan kesehatan
a) Melakukan pemeriksaan akhir sebelum dilakukan penyerahan (kesesuaian
antara penulisan etiket dengan resep)
b) Memanggil nama dan nomor tunggu resep
c) Memeriksa ulang identitas dan alamat pasien
d) Menyerahkan obat yang disertai dengan pemberian informasi obat
e) Membuat salinan resep sesuai dengan resep asli dan diparaf oleh
apoteker
f) Menyimpan resep pada tempatnya dan mendokumentasikan

9
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Gambar 2. Alur pelayanan resep

D. PELAYANAN NON RESEP


Golongan obat yang dapat dilayani di apotek tanpa resep adalah obat
bebas, obat bebas terbatas, dan obat wajib apotek.
1. Obat bebas

10
Handout Ilmu Resep_D-III Analis Farmasi dan Makanan

Merupakan obat yang dapat dibeli secara bebas dan tidak membahayakan
bagi si pemakai dalam batas dosis yang dianjurkan. Obat bebas diberi tanda
berupa lingkaran berwarna hijau dengan tepi berwarna hitam.

2. Obat bebas terbatas


Merupakan obat keras yang dapat diserahkan tanpa resep dokter dalam
bungkus aslinya dari produsen (disertai tanda peringatan P1-P6). Obat bebas
terbatas diberi tanda berupa lingkaran berwarna biru dengan tepi berwarna
hitam.
3. Obat wajib apotek
Merupakan obat keras yang dapat diserahkan oleh Apoteker di apotek tanpa
resep dokter. Obat wajib apotek ini biasanya diberi tanda berupa lingkaran
berwarna merah dengan huruf K di dalamnya.
Hal yang perlu diperhatikan dalam pelayanan non resep adalah:
1. Penyerahan obat tanpa resep harus disertai nota penjualan
2. Obat diserahkan dengan kemasan asli dari produsen
3. Jika diperlukan, dapat dilengkapi etiket yang memuat cara pemakaian obat

11

Das könnte Ihnen auch gefallen