Sie sind auf Seite 1von 3

Manifestasi Klinis

Manifestasi klinins tergantung pada etiologi dan lokasi tulang yang cedera, dapat berkembang
secara progresif atau cepat. Infeksi hematogen akut, sering terjadi dengan manifestasi klinis
septikemia yaitu mengigil, demam tinggi, denyut nadi cepat, dan malaise umum, sedangkan
gejala lokal yang terjadi berupa rasa nyeri, nyeri tekan, bengkak, dan kesulitan menggerakan
anggota tubuh yang sakit (Smeltzer, 2002 dan Sjamsuhidajat, 1997). Klien menggambarkan
nyeri konstan berdenyut, semakin nyeri bila digerakkan, dan berhubungan dengan tekanan
pus yang terkumpul.

Osteomielitis yang terjadi akibat penyebaran infeksi disekitarnya atau kontaminasi, tidak
akan ada gejala septikemia. Daerah terinfeksi membengkak, teraba hangat, rasa nyeri, dan
nyeri tekan. Sementara osteomielitis kronik akan ditandai dengan pus yang mengalir keluar,
periode nyeri berulang, inflamasi, dan pembengkakan.

Pemeriksaan Penunjang

1. Pemeriksaan Darah
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 gr/dl disertai peningkatan laju endapan
darah.
2. Pemeriksaan Titer Antibodi-Antistaphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif)dan diikuti dengan
uji sensitivitas.
3. Pemeriksaan Feses
Pemeriksaan kultur feses dilakukan apabila terdapat kecurigaan infeksi oleh bakteri
Salmonella.
4. Pemeriksaan Biopsi Tulang
5. Pemeriksaan Ultrasound
Pemeriksaan ini untuk memperlihatkan adanya efusi pada sendi.
6. Pemeriksaan Radiologis
Pemeriksaan foto polos dalam 10 hari pertama biasanya tidak ditemukan kelainan
radiologik, setelah dua minggu akan terlihat berupa refraksi tulang yang bersifat
difuse.

Penatalaksanaan
Prinsip penatalaksanaa osteomielitis, yaitu: a) istirahat dan pemberian analgetik untuk
menghilangkan nyeri, b) pemberiaan cairan intravena dan kalau perlu transfusi darah, c)
istirahat lokal dengan pemasangan bidai atau traksi, d) pemberian antibiotika secepatnya
sesuai penyebab, e) drainase bedah.

Tujuan terapi adalah untuk mengontrol dan menghentikan proses infeksi, manajemen nyeri,
dan pencegahan komplikasi imobiltas. Tulang yang sakit harus diimobilisasi untuk
mengurangi ketidaknyamanan dan mencegah terjadinya fraktur. Lakukan rendaman salin
hangat selama 20 menit beberapa kali per hari untuk meningkatkan aliran darah. Perawat
harus terus mendorong klien untuk melakukan ROM, latihan isotonik dan isometrik untuk
menjaga kekuatan otot dan fleksibilitas sendi. Juga perlu diajarkan teknik relaksasi, untuk
mengurangi nyeri dan meningkatkan kenyamanan klien.

Pemeberian antibiotik sesuai dosis, waktu dan order sangat penting untuk mencapai kadar
antibiotik dalam darah yang adekuat. Antibiotik parenteral harus diberikan sesuai dosis yaitu
selama enam minggu (Reeves, 2011). Sebelum pemberian antibiotik, sebaiknya dilakukan
kultur darah dan kultur abses untuk mengetahui organisme penyebab. Bila infeksi tampak
terkontrol, antibiotik dapat diberikan per oral dan diberikan selama tiga bulan. Untuk
meningkatkan absorpsi antibiotik oral, jangan diminum bersama makanan.

Squestrektomi, denga pengangkatan involukrum secukupnya dapat dilakukan. Semua tulang


dan kartilago yang terinfeksi dan mati diangkat supaya dapat terjadi proses penyembuhan
yang permanen. Luka ditutup rapat atau dipasang tampon agar dapat diisi oleh jaringan
granulasi atau dilakukan grafting dikemudian hari. Dapat juga dipasang drainase untuk
mengontrol hematoma dan mengangkat debris. Irigasi larutan salin normal dapat diberikan
selama 7-8 hari.

Pencegahan

Beberapa tindakan dari upaya yang dapat mencegah terjadinya osteomielitis antara lain
sebagai berikut:

1. Penanganan infeksi lokal dapat menurunkan angka penyebaran hematogen.


2. Penanganan infeksi jaringan lunak dapat mengontrol erosi tulang.
3. Pemeriksaan klien secara teliti, perhatikan lingkungan pembedahan, dan teknik
pembedahan.
4. Penggunaan antibiotik profilaksis, untuk mencapai kadar jaringan yang memadai saat
pembedahan dan selama 24-48 jam setelah operasi.
5. Teknik perawatan luka pascaoperasi aseptik.

Das könnte Ihnen auch gefallen