Sie sind auf Seite 1von 8

EPISODE DEPRESI BERAT DENGAN GEJALA PSIKOTIK PADA

WANITA: SEBUAH LAPORAN KASUS


Jasmine S. Christian, Nyoman Ratep, Wayan Westa
Bagian / SMF Ilmu Kedokteran Jiwa
Rumah Sakit Sanglah - Fakultas Kedokteran Universitas Udayana, Denpasar, Bali

ABSTRAK
Gangguan depresif adalah masalah kesehatan mental serius yang menjadi penyebab
disabilitas keempat terbanyak di dunia. Prevalensi seumur hidup gangguan ini bervariasi
di tiap negara berkisar antara 1,5% - 19,0% dan lebih banyak terjadi pada wanita.
Gangguan ini juga menghabiskan biaya tahunan yang besar akibat hilangnya
produktivitas serta untuk perawatan penyakit, diperkirakan mencapai 80 miliar dollar
U.S per tahunnya di Amerika Serikat. Meskipun depresi dapat memiliki efek yang
menghancurkan seperti kejadian bunuh diri, namun pada kebanyakan orang penyakit ini
dapat diobati. Pada laporan kasus ini dibahas kasus episode depresif berat dengan gejala
psikotik pada wanita berusia 31 tahun yang diterapi dengan sertraline 1 x 50 mg serta
psikoterapi. Tingkat kesembuhan dari pasien gangguan depresif dipengaruhi banyak
faktor yang didalamnya adalah pengobatan yang teratur serta psikoedukasi bagi pasien
dan keluarga
Kata Kunci: episode depresi berat, gejala psikotik

THE EPISODE OF MAJOR DEPRESSIVE WITH PSYCHOTIC


SYMPTOMS IN WOMEN: A CASE REPORT
ABSTRACT
Depressive disorders are serious mental health problems that are the fourth leading
cause of disability in the worldwide. The lifetime prevalence of this disorder varies in
each country, ranging from 1.5% - 19.0% and is more common in women. This disorder
also spends a large annual cost due to lost productivity as well as for the treatment of
the disease, estimated at 80 billion U.S. dollars per year in the United States. Although
depression have devastating effects such as suicide, but in most people the disease can
be treated. In this case report, we discussed the case of severe depressive episode with
psychotic symptoms in a 31-year-old woman treated with 1 x 50 mg sertraline and
psychotherapy. Prognosis from patient with depressive disorders is influenced by many
factors, including medical treatment and psycho-education for patient and family.
Keywords: major depressive episodes, psychotic symptoms
PENDAHULUAN Interview Schedule (DIS). Prevalensi
Gangguan depresi adalah suatu seumur hidup berkisar antara 1,5 %
gangguan berulang dan serius terkait (Taiwan) sampai 19,0 % (Beirut).
dengan menurunnya fungsi dan kualitas Prevalensi 12 bulan berkisar antara 0,8
hidup, morbiditas medis, dan kematian. % (Taiwan) sampai 5,8 %
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) (Christchurch, Selandia Baru).1
menempatkan depresi sebagai
Depresi semakin diakui sebagai
peringkat keempat penyebab disabilitas
penyakit kronis atau berulang.
di seluruh dunia, dan diperhitungkan
Berdasarkan hasil penelitian sejumlah
pada tahun 2020, akan menjadi
studi pada pasien depresi yang dirawat
penyebab utama yang kedua. Depresi
oleh spesialis, hampir 50% pasien tidak
berat mungkin sama melumpuhkan
sembuh dalam kurun waktu 6 bulan
seperti halnya penyakit kronis lain
dan 10% memiliki perjalanan penyakit
dalam hal waktu yang dihabiskan di
yang kronis. Para peneliti meyakini
tempat tidur dan hilangnya
bahwa lebih dari setengah kasus bunuh
produktivitas kerja. Biaya tahunan
diri terjadi pada orang yang mengalami
untuk depresi di Amerika Serikat
depresi. Ini menunjukkan depresi dapat
diperkirakan mencapai 80 miliar dollar
memiliki efek yang menghancurkan.
U.S akibat hilangnya produktivitas serta
Namun pada kebanyakan orang,
untuk perawatan penyakit.
penyakit ini bisa diobati. Ketersediaan
Meskipun informasi langsung tentang pengobatan yang efektif dan
prevalensi depresi tidak ada untuk pemahaman yang lebih baik tentang
sebagian besar negara, data yang dasar biologis terjadinya depresi dapat
tersedia menunjukkan variabilitas yang mengurangi hambatan dalam deteksi
tinggi dalam tingkat prevalensi. dini, diagnosis yang akurat serta
Weissman et al. (2003). menerbitkan keputusan untuk mencari perawatan
perbandingan lintas - nasional pertama medis.3
depresi berat seperti yang didefinisikan
ILUSTRASI KASUS
oleh Manual Diagnostik dan Statistik
Pasien wanita berusia 31 tahun, belum
untuk Gangguan Mental, edisi ketiga
menikah, tamat SMP, tidak bekerja,
(DSM - III ) dari 10 survei berbasis
beragama Kristen Protestan, datang
populasi yang menggunakan Diagnostic
diantar ibunya ke UGD RSUP Sanglah tidak bekerja dan menyuruhnya untuk
dengan keluhan sakit kepala. Pasien tidak perlu membantu ibunya. Selain itu
lupa kapan tepatnya muncul gejala ini, pasien juga melihat bayangan laki-laki
namun sakit ini sudah cukup lama atau anak kecil yang terkadang
dirasakan dan sampai mengganggu mengganggunya dengan menarik-narik
aktivitasnya sehari-hari seperti rambutnya serta meloncat-loncat di atas
membantu ibunya membersihkan tempat tidurnya. Pasien juga mengeluh
rumah. Sakit kepalanya membaik dirinya sulit untuk tidur lelap dan sering
dengan beristirahat. Apabila pasien terbangun di tengah malam. Nafsu
berjalan sakit kepalanya dirasakan lebih makannya dikatakan berkurang sejak
berat dan terkadang pasien satu bulan yang lalu. Pasien sangat
sempoyongan. ingin sembuh dari sakit yang
dideritanya ini.
Mengenai perasaannya, pasien
mengatakan sedang sedih karena merasa Menurut ibunya, anaknya mengeluh
tidak berguna dan hanya merepotkan sering sakit kepala, mendengar suara-
orang tua. Pasien mengatakannya suara aneh dan melihat bayangan sejak
sambil menangis. Akhir-akhir ini, mereka pindah ke kos yang baru kurang
pasien merasa badannya lemas dan lebih 2 bulan yang lalu. Selama
mudah lelah sehingga dia hanya tidur- seminggu terakhir sebelum masuk
tiduran di rumahnya dan tidak berniat rumah sakit, pasien tidak mau mandi,
melakukan apapun. Pasien pernah minta disuapi, suka bengong, dan tidak
mencoba untuk bunuh diri sehari mau bekerja. Menurut pengakuan
sebelum ke rumah sakit dengan ibunya, sebelumnya pasien adalah anak
meminum cairan pemutih pakaian yang baik dan penurut. Apabila
karena perasaan tidak berguna ini. melakukan kesalahan, pasien akan
Selain itu, pasien juga mengalami hal langsung minta maaf kepada ibunya.
yang aneh yaitu mendengar suara-suara Dari riwayat keluarga tidak ada yang
yang tidak didengar oleh ibunya. Suara- mengalami keluhan serupa. Riwayat
suara yang didengar pasien adalah suara penyakit sistemik pada keluarga
laki-laki atau suara anak kecil yang disangkal.
terdengar cukup keras di kedua telinga. Pasien merupakan anak kedua dari tiga
Suara tersebut mengejeknya karena ia bersaudara dan memiliki 1 orang adik
laki-laki yang diadopsi oleh ibunya dari psikotik (F32.3), axis II: ciri
kecil. Adik kandungnya meninggal kepribadian dependen, axis III: tidak
sewaktu SD karena hepatitis sedangkan ada diagnosis, axis IV: masalah dengan
ayah pasien meninggal sekitar 5 tahun primary support group, axis V: GAF
yang lalu karena stroke. Saat ini pasien 60-51. Pasien mendapatkan terapi yaitu
tinggal dengan ibunya dan adik psikoterapi dan farmakoterapi berupa
angkatnya. Hubungan pasien dengan sertraline 1 x 50 mg per oral.
saudara angkatnya dalam keadaan baik,
DISKUSI
namun hubungan pasien dengan kakak
Depresi merupakan masalah kesehatan
kandungnya tidak begitu baik. Menurut
masyarakat yang mempengaruhi jutaan
ibunya pasien sering dimarah dan
orang dewasa setiap tahunnya.
dipukuli oleh kakaknya.
Gangguan ini termasuk dalam gangguan
Dari pemeriksaan fisik didapatkan
suasana perasaan/mood dengan kelainan
status interna dan neurologi dalam batas yang mendasar berupa perubahan
normal. Dari status psikiatri didapatkan suasana perasaan ke arah depresi
kesan umum dengan penampilan wajar, (suasana perasaan yang menurun) dan
roman muka sesuai umur dan tampak biasanya disertai dengan perubahan
sedih. Selama wawancara berlangsung
tingkat aktivitas.4 Menurut data WHO,
pasien bersikap kooperatif, kesadaran
depresi berada pada peringkat ke empat
jernih, namun konsentrasi dan perhatian
sebagai penyakit yang menyebabkan
berkurang. Proses pikir terdiri dari
ketidakmampuan di dunia dan pada
bentuk pikir yang logis realis, arus pikir
tahun 2020 diperkirakan akan naik
koheren, isi pikir ditemukan adanya
menjadi peringkat kedua.4 Gangguan
preokupasi terhadap masalah yang
depresi dapat mempengaruhi orang-
dihadapi dan riwayat ide bunuh diri ada.
orang di semua kelompok demografis,
Mood/afek yang didapatkan pada pasien
meskipun beberapa kelompok memiliki
sedih/appropriate. Persepsi didapatkan
kemungkinan lebih besar dalam
halusinasi (auditorik dan visual).
mengalami depresi daripada yang lain.
Insomnia ada dan pemahaman pasien
Pada tahun 2007, diperkirakan 16,5 juta
akan penyakitnya memiliki tilikan 6.
orang berusia 18 tahun atau lebih tua
Diagnosis multiaxial pasien adalah axis (7,5 % dari populasi orang dewasa)
I: Episode depresif berat dengan gejala mengalami setidaknya satu episode
depresi utama (Major Depressive Faktor risiko lain yaitu: ras/etnis,
Episodes/MDE) dalam satu tahun kemiskinan, stres tinggi dalam
terakhir.4 Depresi terjadi 70% lebih pekerjaan, pengangguran, tingkat
sering pada wanita dibandingkan pada kesehatan yang buruk, jumlah keluarga
pria. Alasan dari kejadian ini masih yang lebih besar, perceraian dan
belum sepenuhnya dipahami. Tanpa menjadi orang tua tunggal. Adanya
pengobatan, frekuensi dan tingkat stigma yang kuat sebagai bagian dari
keparahan gejala cenderung meningkat budaya etnis juga berperan dalam
dari waktu ke waktu.2 Prevalensi timbulnya depresi. Wanita yang
episode depresi berat meningkat dari menghadapi keadaan yang
25,5% pada episode pertama menjadi mengharuskan penyesuaian diri dengan
50,0% di episode kelimabelas dan budaya baru lebih cenderung memiliki
prevalensi episode psikotik meningkat depresi berat. Depresi muncul dari
dari 8,7% pada episode pertama beberapa faktor ini yang mungkin
menjadi 25,0% di episode kelimabelas. terjadi secara bersamaan. Pengalaman
Pola yang sama ditemukan terlepas dari hidup seseorang, warisan genetik, usia,
jenis kelamin, usia saat terjadinya jenis kelamin, ketidakseimbangan kimia
depresi, dan tahun saat terjadinya otak, perubahan hormon, penggunaan
episode yang pertama.5 narkoba dan penyakit lainnya semua
memainkan peran penting dalam
Berbagai faktor berkaitan dengan risiko
timbulnya depresi.2 Pada kasus ini
depresi persisten atau berulang yang
ditemukan beberapa faktor risiko yang
lebih tinggi. Faktor risiko ini di
dimiliki oleh pasien, yaitu jenis kelamin
antaranya faktor yang berhubungan
wanita, pengangguran, serta tidak
dengan riwayat klinis sebelumnya
berkeluarga. Pasien harus menyesuaikan
(misalnya riwayat depresi berulang,
diri dengan kehidupan barunya sejak
riwayat dysthymia, komorbiditas medis
pergi dari rumah dan pindah ke rumah
dan psikiatris, gangguan cemas
kos-kosan bersama ibunya. Masalah
komorbid, serta riwayat penyakit medis
dengan kakaknya juga memberikan
yang kronis), dan karakteristik indeks
beban mental tersendiri untuk pasien.
episode depresi (misalnya keparahan
gejala pada awal depresi, pemulihan Diagnosis gangguan depresi yang akurat
sepenuhnya setelah pengobatan).3 merupakan hal penting. Untuk
mendapatkan diagnosis yang tepat, gagasan atau perbuatan yang
perlu disingkirkan kemungkinan kondisi membahayakan diri seperti bunuh diri.6
medis lain yang serupa dengan depresi,
Pada pasien ini ditemukan ketiga gejala
seperti hipotiroid, komplikasi dari
utama depresi disertai dengan 4 gejala
penyalahgunaan zat atau
tambahan lainnya, yaitu ide bunuh diri,
ketergantungan, penyakit menular,
perasaan tidak berguna, gangguan tidur,
anemia dan gangguan neurologis
serta penurunan nafsu makan. Gejala-
tertentu. Memahami resiko gangguan
gejala ini telah dirasakan oleh pasien
bipolar dan penilaian risiko keselamatan
sejak 2 bulan yang lalu dan
juga merupakan aspek penting dari
menyebabkan pasien tidak dapat
evaluasi.2 Berdasarkan PPDGJ III, beraktivitas sebagaimana biasanya.
kriteria diagnosis dari gangguan depresi Selain gejala depresi, pasien juga
meliputi adanya gejalagejala depresi mengalami halusinasi auditorik dan
yang terjadi selama 2 minggu atau visual yang sesuai dengan suasana
lebih. Namun, apabila gejala perasaan. Sesuai dengan gejala yang
berlangsung cepat dengan intensitas dialami pasien, berdasarkan PPDGJ III,
yang sangat berat, diagnosis dapat pasien didiagnosis dengan episode
ditegakkan meskipun belum
depresi berat dengan gejala psikotik
berlangsung selama 2 minggu. Gejala (F32.3).
gangguan depresi dikelompokkan
Untuk episode depresi dengan gejala
menjadi gejala utama dan gejala
psikotik, di mana ciri-ciri psikotik
tambahan Terdapat tiga gejala utama
muncul dalam konteks episode depresi
dari gangguan depresi, yaitu suasana
berat, terapi elektrokonvulsif (ECT)
perasaan dan afek depresif, hilangnya
dianggap oleh kebanyakan dokter
kegembiraan dan minat, serta merasa
sebagai terapi yang paling efektif
mudah lelah sehingga aktivitas
sehingga merupakan pengobatan lini
menurun. Gejala tambahan dari depresi
pertama. Farmakoterapi juga dianggap
meliputi gangguan tidur, menurunnya
sebagai pengobatan lini pertama yang
konsentrasi dan perhatian, perasaan
sesuai, karena banyak pasien lebih
bersalah dan tidak berguna, nafsu
memilih terapi obat dibandingkan ECT
makan berkurang, menurunnya
dan terlebih lagi, setelah program ECT
kepercayaan diri, pesimistis, serta
berhasil, terapi lanjutan dengan obat
seringkali diperlukan untuk mencegah KESIMPULAN
kekambuhan. Jika pilihannya adalah Gangguan depresif berat merupakan
farmakoterapi, beberapa review gangguan mental yang menyebabkan
menyarankan bahwa monoterapi disabilitas terbanyak ke empat di dunia.
antidepresan perlu dipertimbangkan Prevalensinya meningkat seiring dengan
sebelum menambahkan antipsikotik.7 berjalannya waktu. Pada kasus ini,
Pada pasien ini, selain psikoterapi pasien didiagnosis dengan episode
diberikan farmakoterapi berupa depresif berat dengan gejala psikotik
sertraline 1 x 50 mg. Sertraline serta diberikan psikoterapi dan
merupakan obat anti-depresan dari sertraline 1 x 50 mg per oral.
golongan SSRI (Selective Serotonin Pengobatan yang teratur serta
Reuptake Inhibitor). Selective serotonin psikoedukasi bagi pasien dan keluarga
reuptake inhibitor (SSRI) bertindak untuk mengenali dan mengatasi gejala
secara khusus pada neurotransmitter depresi sedini mungkin dapat
serotonin. Obat ini menghambat mengontrol gejala serius dari gangguan
pengambilan kembali serotonin dari ini.
sinaps ke sel saraf, sehingga
DAFTAR PUSTAKA
meningkatkan kadar serotonin pada
celah sinaps. Sertraline merupakan obat 1. Bromet E. Cross-national
SSRI yang memiliki efek kardiologik, epidemiology of DSM-IV major
sedasi, dan otonomik yang minimal.8 depressive episode.BMC Medicine

Oleh karena itu, obat ini cocok 2011;9:90-116.

digunakan untuk retarded depression, 2. Duckworth K. Depression. National


yaitu depresi yang disertai perlambatan Alliance on Mental Illness. 2012:1-
tindakan dan pikiran seperti halnya 25
yang ditemukan pada pasien ini. Obat-
3. Simon GE. Long-term prognosis of
obatan seringkali efektif mengontrol
depression in primary care. Bulletin
gejala serius dari depresi tetapi orang-
of the World Health Organization
orang dengan depresi juga harus belajar
2000; 78 (4):439-45.
untuk mengenali pola masing-masing
4. Substance Abuse and Mental Health
gejala dan mempelajari cara-cara untuk
Service Administration. NSDUH
mengatasinya.
Report: Major Depressive Episode
and Treatment among
Adults.Rockville: Office of Apllied
Studies, 2009,hlm 149-51.

5. Kessing LV. Severity of depressive


episodes during the course of
depressive disorder. BJP
2008;192:290-3.

6. Maslim R. Diagnosis gangguan


Jiwa: Rujukan Ringkas dari PPDGJ-
III. Dalam: Maslim R (editor).
Episode Depresif. Jakarta: PT Nuh
Jaya, 2003, hlm 64-5.

7. Wijkstra J. Pharmacological
treatment for unipolar psychotic
depression: Systematic review and
meta-analysis. BJP 2006;188:410-5.

8. Maslim R. Penggunaan Klinis Obat


Psikotropika. Dalam: Maslim R
(editor). Obat Anti-Depresi.Jakarta:
PT Nuh Jaya, 2007, hlm 23-7.

Das könnte Ihnen auch gefallen