Beruflich Dokumente
Kultur Dokumente
ASKEP APENDISITIS
DEPARTEMEN KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH
Di Ruang Lontara 2 atas depan (Digestif)
RSUP Dr. Wahidin Sudirohusodo Makassar
02-07-2017 January 2017
Oleh
A. Anatomi apendiks
Saluran pencernaan (traktus digestivus) pada dasarnya adalah suatu saluran
(tabung) dengan panjang sekitar 30 kaki (9m). yang berjalan melalui bagian tengah
tubuh dari mulut sampai ke anus (sembilan meter adalah panjang saluran pencernaan
pada mayat; panjangnya pada manusia hidup sekitar separuhnya karena kontraksi
terus menerus dinding otot saluran). Saluran pencernaan mencakup organ_organ
berikut: mulut; faring; esophagus; lambung; usus halus; (terdiri dari duodenum,
jejunum, dan ileum); usus besar (terdiri dari sekum, apendiks, kolon dan rectum); dan
anus.
Apendiks merupakan organ berbentuk tabung, panjangnya kira-kira 10 cm
(kisaran 3-15 cm), dan berpangkal di sekum. Lumennya sempit di bagian proksimal
dan melebar di bagian distal. Namun demikian, pada bayi, apendiks berbentuk
kerucut, lebar pada pangkalnya dan menyempit pada ujungnya. Keadaan ini mungkin
menjadi sebab rendahnya insiden apendisitis pada usia itu. Pada 65% kasus, apendiks
terletak intraperitoneal. Kedudukan itu memungkinkan apendiks bergerak dan ruang
geraknya bergantung pada panjang mesoapendiks penggantungnya. Pada kasus
selebihnya, apendiks terletak retroperitoneal, yaitu di belakang sekum, di belakang
kolon asendens, atau di tepi lateral kolon asendens. Gejala klinis apendisitis
ditentukan oleh letak apendiks.
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang n.vagus yang mengikuti
a.mesenterika superior dan a.apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal
dari n.torakalis X. oleh karena itu, nyeri visceral pada apendisitis bermula di sekitar
umbilikus. Pendarahan apendiks berasal dari a.apendikularis yang merupakan arteri
tanpa kolateral. Jika arteri in tersumbat, misalnya karena trombosis pada infeksi,
apendiks akan mengalami gangren(
B. Fisiologi Apendiks
Apendiks menghasilkan lendir 1-2ml per hari. Lendir itu normalnya
dicurahkan ke dalam lumen dan selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran
lendir di muara apendiks tampaknya berperan pada pathogenesis apendisitis.
Immunoglobulin sekretoar yang dihasilkan oleh GALT (gut
associated lymphoid tissue) yang terdapat di sepanjang saluran
cerna termasuk apendiks , ialah IgA. Imunoglobulin itu sangat efektif
sebagai pelindung terhadap infeksi. Namun demikian,
pengangkatan apendik tidak memengaruhi system imun tubuh
karena jumlah jaringan limf di sini kecil sekali jika dibandingkan
dengan jumlahnya di saluran cerna dan di seluruh tubuh
BAB II
APENDISITIS
A. Pengertian
Apendisitis adalah perdangan akibat infeksi pada usus buntu atau umbai
cacing (apendiks). Usus buntu sebenarnya adalah sekum (cacum). Infeksi ini biasanya
mengakibatnkan peradangan akut sehingga memerlukan tindakan bedah segera untuk
mencegah komplikasi yang pada umumnya berbahaya.
Apendisitis adalah peradangan yang terjadi pada apendiks vermiformis dan
merupakan penyebab abdomen akut yang paling sering terjadi
B. Etiologi
Apendiks merupakan organ yang belum diketahui fungsinya tetapi
menghasilkan lender 1-2 mm/hari yang normalnya dicurahkan ke dalam lumen dan
selanjutnya mengalir ke sekum. Hambatan aliran lender di muara apendiks tampaknya
berperan dalam pathogenesis apendiks.
Klasifikasi :
1. Apendiksitis akut merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan factor
pencetus lainnya disebabkan oleh sumbatan lumen apendiks. Selian itu
hyperplasia jaringan limpe, fikalit, (tinja atau batu), tumor apendiks, dan cacing
askaris yang dapat menyebabkan sumbatan dan juga erosi mukosa apendiks
karena parasit.
2. Apendisitis rekurens yaitu jika ada riwayat nyeri berulang diperut kanan bawah
yang mendorong dilakukannya apendiktomi. Ini terjadi bila serangan apendisitis
akut pertama kali sembuh spontan. Namun apendisitis tidak pernah kembali ke
bentuk aslinya karena terjadi fibrosis atau jaringan parut
3. Apendisitis kronik memiliki semua gejala riwayat nyeri perut kanan bawah lebih
dari 2 minggu. Radang kronik apendiks secara makroskopi dan mikroskopi
( (fibrosis menyeluruh dinding apendiks, sumbatan parsial, atau lumen apendiks,
adanya jaringan parut, dan ulkus lama di mukosa).
C. Patofisiologi
Apendisitis biasanya disebabkan ole penyumbatn lumen apendiks oleh
hyperplasia folikel limfoid, fekalit, benda asing, struktur karena fikosis akibat
peradangan sebelumnya atau neoplasma. Obstruksi tersebut menyebabkan mulkus di
produksi mukosa mengalami bendungan. Makin lama mucus tersebut makin banyak
namun elastisitas dindin apendiks mempunyai keterbatasan sehingga menyebbkan
peningktan tekanan. Tekanan yang meningkat tersebut akan menghambat aliran limfe
yang mengakibatkan edema. Diaphoresis bakteri dan ulserasi mukosa pada saat ini
terjadi apendisitis akut fokal yang ditandai oleh nyeri, epigastrium.
Sekresi mukosa terus berlanjut, tekanan akan terus meningkat hal tersebut
akan menyebabkan obtruksi vena. Edema bertambah dan bakteri kana menenbus
dinding apendiks. Peradangan yang timbul meluas dan mengenai peritoneum setempat
sehingga menimbulkan nyeri di abdomen kanan bawah, keadaan ini disebut dengan
apendisitis sekuratif akut. Aliran darah terganggu akan terjadi infark diniding
apendiks yang diikuti dengan gangrene stadiu ini di sebut dengan apendisitis
ganggrenosa. Bila dinding pecah akan terjadi apendisitis perforasi.
Semua proses berjalan lambat, omentum dan usus yang berdekatan akan
bergerak kepada apendiks sehingga timbul suatu massa lokak yang disebut infiltrate
opendukularis. Peradangan apendiks tersebut dapar diakses atau menghilang anak-
anak karena omentum lebih pendek dan apendiks lebih panjang, dinding apendiks
lebih tipis keadaan tersebut ditambah dengan daya tahan tubuh yang masih kurang
memudahkan terjadinya perforasi, sedangkan pada orang tua perforasi mudah terjadi
karena telah ada ganguan pembuluh darah.
D. WOC
iskemik apendiks
APENISITIS
Nutrisi
DS :
Tidak nafsu makan
Mual
Muntah
DO:
Tampak tidak nafsu makan
System gastrointestinal
DS :
Riwayat penyakit pencernaan
Hemoroid
Konsttipasi
DO:
Pengkajian abdomen
Inspeksi pada apendisitis sudah buruk Tampak kemerahan pada perut
kanan bawah
Palpasi pada kuadran kanan bawah akan menghasilkan nyeri tekan dan
nyeri lepas
Perkusi abdomen pekak
Auskultasi bising usu normal hingga tidak ada bising usus
Kenyamanan
DS :
Nyeri pada perut terutama kanan bawah
DO:
Tampak kesakitan dan gelisah
J. Diagnosa keperawatan
1. Nyeri abdomen b/d obstruksi atau peradangan apendiks
2. Resiko kekurangan volume cairan b/d mual, muntah
3. Kerusakan integritas kulit b/d luka pembedahan
4. Resiko infeksi
K. Intervensi Keperawatan
Diagnose NOC NIC
Nyeri abdomen b/d Setelah dilakukan Kaji TTV
obstruksi atau interensi keperawatan Kaji keluhan nyeri,
peradangan selama 3x24 jam tentukan lokasi jenis dan
apendiks. diharapkan nyeri integritas nyeri ukur
berkurang : dengan skala 1-10
Klien Jelaskan penyebab rasa
mengugkapkan nyeri, cara mengurangi
rasa nyeri Jelaskan penyebab rasa
berkurang nyeri
Wajah dan posisi Berikan posisi duduk
tubuh tapak rileks untuk mengurangi
Skala ntyeri penyebab infeksi paa
berkurang abdomen
TTV dalam batas Ajarkan tehnik relaksasi
normal Kompres es pada daerah
sakit untuk mengurangi
nyeri
Anjurkan klien untuk tidur
pada posisi nyaman
Puasa makan dan minum
apabila akan melakukan
tindakan
Ciptakan lingkungan yang
tenang
Laksanakan program
medic
Pantau efek terapiutik dan
non terapiutik dari
pemberian analgetik
TINJAUAN KASUS
A. Identitas
1. Klien
Nama : Ny.R
TTL/Umur : Debani 01-07-1999
Jenis kelamin : Perempuan
Status perkawinan : Pelajar
Jumlah anak : -
Agama/Suku : Islam/ Endrekang
Warga Negara : Indonesia
Bahasa yg digunakan : Bahasa Daerah (Endrekang)
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Alamat : Maroang, Endrekang
2. Penanggung jawab
Nama : Ny.S
Hubungan dengan klien : Kakak kandung
B. Data medik
1. Dikirim oleh : Rs.Daerah Endrekang
2. Diangnosa medik
Saat masuk : apendisitis
Saat Pengkajian : Post Laparatomi Explorasi ct cau perporasi ileum +
wound dehisceac
C. Kedaan umum
1. Kedaan sakit : klien tampak sakit sedang, dan setelah operasi klien Nampak
baring lemah.
2. Penggunaan alat medik : Tampak terpasang Intravena Cath dengan Cairan RL,
terpasang Colostomi bagian abdomen sebelah kanan.
3. Keluahan utama : nyeri bagian operasi dirasakan setelah operasi Apendisitis
Infeksi usus buntu.
4. Tanda-tanda vital
a. Kesadaran
1. Kualitatif : compos mentis
2. Kuantitatif
Scala coma Glasgow : 15
Respon Motorik :6
Respon verbal :5
Respon eye :4 :
Kesimpulan : (kesadaran penuh)
Tremor : klien Nampak tidak tremor
b. Tekanan darah : 100/70 mmHg
Kesimpulan : tekanan darah normal
c. Suhu : 35.40 C, Via Axsilla
d. Nadi : 70 X / Menit
e. Pernafasan : 22 X / menit
5. Pengukuran
a. Lingkar lengan atas : 21cm
b. Tinggi badan : 148cm
c. Berat badan : 39 kg
D. Genogram
Ket:
Bapak
Ibu
Pasien
kesimpulan : klien nampak kotor dalam kebersihan dan menjaga kebersihan badan
b. Data objektif
1) Hasil observasi didapatkan : klien minum hanya 1-2 gelas setiap harinya
dan makan hanya 1-2 sendok bubur, klien Nampak kurus dan lemah
H. Kajian Pola Aktivitas dan Latihan
a. Data subyektif
1) Keadaan sebelum sakit : klien tidak dapat beraktivitas seperti biasanya
semenjak 2 bulan yang lalu setelah tiba-tiba menerita penyakit usus buntu yang
dialaminya
2) Keadaan sejak sakit : klien tidak dapat beraktivitas secara maksimal, klien
tidak dapat beraktivitas seperti duduk dan jalan (pasien baring)
b. Data obyektif
1) Observasi : klien Nampak baring setelah operasi.
2) Terapi
atur posisi yang nyaman.
I. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
1. Laboratorium
a. Fungsi ginjal
1. Ureum : 57 (normalnya 5-25)
2. Kreatinin : 1,56 (normalnya 0,5-1,0 mg/dl)
b. Fungsi hati
1. SGOT (serum gutamic oxaloacetic transaminase) : 75 (normalnya 3-45)
2. SSPT ( serum glutamic pyruvate transaminase) : 69 (normalnya 0-35)
3. Albumin : 3.9 (normalnya 3,4-4,8)
ANALISA DATA
Pasien mengatakan nyeri perut Defenisi : pengalaman sensori dan emosional tidak
bagian bawah kanan
menyenagkan yang muncul akibat kerusakan
Pasien mengatakan nyeri perut
kanan bagian bawah bila ditekan jaringan aktual atau potensial atau yang
Pasien mengatakan nyeri digambarkan sebagai kerusakan (international
dirasakan sejak 2 bulan yang lalu.
Associate for to study pain) : awitan yang tiba-tiba
Pasien mengatakan nyeri pada
operasi bagian abdomen. atau lambat dari intensitas ringanhingga berat
dengan akhir yang dapat diantisipasi atau
Do :
diprediksi.
Nampak terpasang perban (luka
operasi) pada daerah abdomen NANDA halaman 469
Pengkajian nyeri:
Lokasi nyeri : pada abdomen Domain 12 : kenyamanan
Frekuensi : tiap batuk timbul
nyeri pada luka post operasi Kelas 1 : kenyamanan fisik
Skala : skala nyeri yang
dirasakan yaitu skala 4 dalam
kategori sedang (comparative Kode : 00132
pain scale)
Durasi : nyeri yang dirasakan
berdurasi sekitar 2 menit
Gambaran nyeri : nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk
pada daerah abdomen luka post
operasi.
Penyebab nyeri : nyeri yang
dirasakan karena reaksi batuk
sehingga menekan daerah luka
post operasi sehingga
menimbulkan nyeri.
Ds: Kerusakan integritas kulit
Kode : 00004
Pasien mengatakan nafsu makan Defenisi : asupan nutrisi tidak cukup untuk
berkurang
memenuhi kebutuhan metabolic
Pasien mengatakan hanya makan
Pasien mengatakan berat
badannya menurun dari 44-39 kg NANDA halaman 177
Pasien mengatakan hanya minum
Domain 2 : Nutrisi
1-2 gelas setiap hari Kelas 1 : Makan
1. Nyeri akut
NANDA halaman 469
Domain 12 : kenyamanan
Kelas 1 : kenyamanan fisik
Kode : 00132
3. Resiko infeksi
NANDA halaman 405
Domain 11 : keamanan / perlindungan
Kelas 1 : infeksi
Kode : 00004
Diagnose 1
Do :
Nampak terpasang
perban (luka
operasi) pada
daerah abdomen
Pengkajian nyeri:
Lokasi nyeri :
pada abdomen
Frekuensi : tiap
batuk timbul nyeri
pada luka post
operasi
Skala : skala nyeri
yang dirasakan
yaitu skala 4 dalam
kategori sedang
(comparative pain
scale)
Durasi : nyeri
yang dirasakan
berdurasi sekitar 2
menit
Gambaran nyeri :
nyeri yang
dirasakan seperti
tertusuk-tusuk pada
daerah abdomen
luka post operasi.
Penyebab nyeri :
nyeri yang
dirasakan karena
reaksi batuk
sehingga menekan
daerah luka post
operasi sehingga
menimbulkan
nyeri.
Diagnose 2
Do :
Diagnose 3
Do:
Pasien nampak
lemas
Bibir pasien
tampak kering
Pasien nampak
tidak
menghabiskan
porsi makan
BAB pasien sedikit
(kolostomi)
BAK hanya 2
kali/hari
IMT : 17,8
Berat badan :
2
tinggi badan : 100
39 : 148 : 1002 =
17,8
Diagnose 5
Do:
Kulit pasien
nampak kering
Rambut pasien
sedikit kotor
Bibir pasien
nampak kering
Mulut pasien
nampak kotor
IMPLEMENTASI
meringis
P : lanjutkan intervensi
terbuka
P : lanjutkan intervensi
luka operasi
O : Nampak kemerahan di
P : lanjutkan intervensi
menghabiskan porsi
mkanannya
A : masalah teratasi
P : lanjutkan intervensi
berikutnya
P : lanjutkan intervensi
DAFTAR PUSTAKA
Indonesia.
indonesia
Wijaya.A.S & Putri.Y.M, 2013 keperawatan medical bedah (KMB) 1, Nuhaka Meika
Yogyakarta
Sue.M, Marion.J, Meridean L,M. & Elizabet,S. 2016 Nursing Outcome Classification
. Singapur-Indonesia.