Sie sind auf Seite 1von 19

PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

Materi :
1. Sinyal dan sistem diskrit
2. Analisa Frekuensi
3. Sampling dan rekonstruksi sinyal
4. Transformasi Z
5. Perencanaan Filter digital
6. Realisasi Filter digital

Pustaka :
1. Alan V. Oppenheim, R. W. Schafer Discrete Time
Signal Processing, Prentice Hall, second edition, 1999.
2. J. G. Proakis, Digtital Signal Processing, Prentice
Hall,
3. Monson H. Hayes, Digtital Signal Processing,
Schaums Outlines Series, 1999.
4. L. C. Ludeman, Fundamentals of Digital Signal
Processing, Harper & Row, 1986.
Evaluasi :
1. Kehadiran = 10 %
2. Tugas + Kuis = 20 %
3. UTS = 30 %
4. UAS = 40 %
BAB I PENDAHULUAN
PENGOLAHAN SINYAL DIGITAL

1.1. Pengertian

Sinyal diartikan sebagai suatu fungsi dari sekumpulan

variabel bebas, membawa suatu informasi yang

kemungkinan besar terdapat dalam suatu pengamatan.

Pengolahan diartikan sebagai suatu operasi dalam suatu

bentuk tertentu pada suatu sinyal, yang untuk selanjutnya

diekstrak ke dalam suatu bentuk yang lebih bermanfaat.

Dalam banyak kasus, pengolahan akan berlaku sebagai

suatu transformasi yang bersifat non destruktif

(merusak/memusnahkan) yang menghasilkan sinyal data.


Digital memberi arti bahwa pengolahan yang dilakukan

menggunakan komputer digital atau perangkat keras

digital khusus.

1.2.Sejarah Perkembangan

Perkembangan sekilas dari pengolahan sinyal :

Tahun 1807 :

Foirier mengembangkan Transformasi Fourier untuk

menyelesaikan permasalahan pada suatu persamaan yang

sulit.

Awal abad 18 :

Laplace memodifikasi Transformasi Fourier di atas untuk

menyelesaikan persamaan-persamaan diferensial yang

lebih luas.

Masih di awal abad 18 :

Gauss menemukan suatu metode yang dapat secara cepat

digunakan untuk menghitung Transformasi Fourier.


Gauss kemudian mengembangkan dasar-dasar filter

digital untuk proses penelitian tentang planet dan komet.

Tahun 1900-an :

Bunsen menggunakan analisis spektral untuk

menemukan elemen-elemen baru.

Awal 1900-an :

Einstein menunjukkan hubungan yang penting antara

spektrum daya dan fungsi korelasi.

Tahun 1940-an :

Teknologi radar dan sonar telah dikembangkan .

Kemajuan-kemajuan dalam bidang pemrosesan sinyal

digunakan pada sistem komunikasi.

Tahun 1960-an :

Kalman mengembangkan filter yang praktis untuk

menunjukkan optimasi dari suatu filter/kontrol.


Tahun 1960-an :

Filter digital yang lebih kompleks berikut sistem-sistem


kontrol digital diimplementasikan di NASA dan tempat-
tempat lain. Pada masa ini pula filter adaptif (perangkat
komputasi yang mencoba untuk memodelkan hubungan
antara dua sinyal secara real time secara berulang-ulang)
telah mulai dikembangkan.
Tahun 1964 :

Kecepatan Transformasi Fourier dikembangkan kembali.

Algoritma-algoritma Markov yang penting telah

dikembangkan.

Tahun 1970 :

Teori dn pengertian dari filter/kontrol digital telah

mapan. Awal tahun 1980-an :

Filter digital sudah sangat populer dikenal.


Tahun 1980-an :

Terjadi kemajuan yang pesat pada bidang pengkodean

gambar dan sinyal bicara, pengenalan sinyalbicara,

pencitraan bentuk radar, pencitraan di bidang medis, dsb.

Akhir tahun 1980-an :

Jaringan syaraf, Wavelets, dan fractal mulai ditemukan.

TV digital mulai semakin dikembangkan.

Tahun 1990-an :

Terjadi ledakan di dalam penggunaan teknik-teknik

pengolahan sinyal digital untuk menggantikan sirkit-

sirkit elektronik konvensional (seperti : filter, kode-kode,

modulator, dsb).

1.3. Kapabilitas (Kemampuan) Pengolahan Sinyal Digital

Perkembangan Chip tidak lepas dari teknologi IC yaitu LSI

(Large Scale Integration) dan VLSI (Very Large Scale

Integration), ULSI (Ultra Large Scale Integration) serta GSI

(Giant Scale Integration).


LSI mengandung 1.000 sampai 9.999 transistor per chip.

VLSI mengandung 10.000 sampai 99.999 transistor per

chip.

ULSI mengandung 100.000 sampai 999.999 transistor

per

chip.

GSI mengandung jutaan transistor per chip.

Dilihat dari fungsinya, Chip DSP sebagai pengolah suatu

sinyal , maka disebut juga sebagai prosesor DSP. Semakin

handal perangkat yang dikendalikan oleh chip tersebut, maka

semakin cepat proses pengolahan sinyalnya. Kecepatan suatu

prosesor juga tergantung waktu siklus (cycle time) yaitu

selang waktu antara pemanggilan (call) akan informasi dan

penyerahannya (delivery) dari piranti penyimpan. Waktu

siklus ini merupakan parameter unjuk kerja dari kecepatan

prosesor yang terkait dengan proses pengepakan rangkaian.


Gambar 1. menunjukkan evolusi kinerja prosesor DSP.

Gambar 1. Evolusi Kinerja Prosesor DSP

Contoh chip DSP yang sering digunakan adalah tipe TMS.

Berikut aplikasi yang menggunakan chip DSP tipe TMS 320,

keluaran Texas Instrument yang merupakan keluarga

mekroprosesor khusus pengolah sinyal digital.

Grafik menunjukkan bahwa semakin rumit aplikasi, maka

nilai BIPS (Billion Input Per Second)/GFLOPS (Giga

Floating Point Solutions) juga semakin tinggi.

Nilai BIPS/GFLOPS menunjukkan input dalam satu detik

sebagai solusi pengolahan bagi banyaknya data floating.


Aplikasi yang menggunakan Chip DSP sebagai unjuk data

perbandingan adalah :

Video Conferencing

Graphics Processing

Speech Processing

Virtual reality

Video Recognisers

Radar/Sonar Processing dsb.

Gambar 2. Kebutuhan Kinerja Berdasarkan Servis


Kecepatan untuk konverter Analog ke Digital (ADC) terus

bertambah seiring dengan perkembangan jaman. Sebagai

contoh kecepatan konverter A/D untuk 12 bit setiap tahunnya

menunjukkan pertambahan kecepatan yang pesat.

Halini terlihat dari pertambahan sampel sinyal yang dapat

dikodekan per detiknya terus bertambah.

Sebagai gambaran pertumbuhan kecepatan konverter A/D dari

tahun ke tahun untuk tipe 12 bi adalah :

Tahun 1983 : 100.000 sampel / detik.

Tahun 1987 : dalam jutaan sampel / detik.

Tahun 1993 : 30 juta sampel / detik.

Tahun 1996 : 50 juta sampel / detik.

Saat ini : ????


Dari sisi harga dapat ditunjukkan bahwa :

Tahun 1982 : Chip TMS320C10 biayanya berkisar US$300

Tahun 1996 : Chip TMS320C30 (kecepatannya lebih tinggi

dibanding TMS320C10) biayanya berkisar US$30

Grafik pertumbuhan pasar Chip DSP dapat ditunjukkan pada

gambar 3.

Gambar 3. Grafik Pertumbuhan Pasar Chip DSP

1.4. Sekilas Pengolahan Sinyal Digital

Pengolahan sinyal Digital secara umum meliputi 3 tahap

yaitu :

Sinyal analog didigitasi melalui proses pencuplikan dan


kuantisasi , sehingga sinyal dikuantisasi ke bentuk bit-bit

sejumlah terbatas. Proses ini disebut konversi Analog ke

Digital.

Sampel-sampel terdigitasi diolah oleh Digital Signal

Processor (DSP).

Sinyal keluaran DSP dikonversi kembali ke bentuk

analog oleh analog reconstructor (yang disebut dengan

proses Digital to Analog Convertion/DAC) .

DSP dapat diprogram dan dapat dibuat untuk mengolah

sinyal secara adaptif dengan menambahkan suatu

algoritma adaptasi.

1.4.1. Keuntungan dan Kerugian Pengolahanan secara Digital

Keuntungan Pengolahanan secara Digitalantara lain :

Toleransi terhadap harga komponen tidak kritis

Performansi relatif tidak sensitif terhadap lingkungan

,misalnya temperatur.

Akurasi tinggi, karena dapat dikontrol secara presisi.


Keakurasian tergantung dari panjang word.

Rangkaian mudah direproduksi.

Dapat merealisasikan sistem yang relatif ideal, misal

filter

berfasa linear.

Parameter-parameter filter seperti frekuensi cut-off,

dapat dikontrol dengan mudah.

Mudah dikembangkan ke sistem adaptif.

Teori matematika yang komplek sekalipun dapat

diimplementasikan seperti : Aljabar linear untuk

Coding/Decoding dalam error control, Transformasi

Diskrit (DFT, DCT dsb), Teori filter kalman untuk

pemrosesan sinyal acak.

Simulasi software dapat secara eksak

menunjukkan/mewakili performansi hasil.


Dengan perkembangan teknologi VLSI : Reliabilitas

tinggi, Ukuran Kecil, Pemrosesan kompleks, Harga

murah.

Dan sebaginya Kerugian Pengolahanan secara digital

antara lain :

DSP selalu menggunakan daya listrik, tidak ada

rangkaian dijital pasif.

Keterbatasan frekuensi tinggi yang diolah, karena

keterbatasan frekuensi ADC.

Sinyal alamadalah sinyal analog.

Dan sebagainya

1.4.2. Bidang Ilmu yang terkait :

Teori Komunikasi

Analisis Numerik

Statistik dan Probabilitas

Pemrosesan Sinyal Analog

Teori Keputusan
Elektronika Dijital dan Elektronika Analog

Dan sebagainya

1.4.3. Aplikasi Pengolahan Sinyal Digital Medical :

Pencitraan untuk diagnosis

Analisis Elektrokardiogram

Medical Image

Komersial :

Kompresi Suara dan Citra untuk Multimedia

Efek Spesial pada film

Video Conferencing

Telephon :

Kompresi data dan Voice

Echo

Multipleksing Sinyal

Filtering
Pengkodean sinyal bicara, Pemrosesan Sinyal bicara dan

Audio, Pengenalan sinyal Bicara Militer :

Radar

Sonar

Pemandu Koordinat

Keamanan Komunikasi

Industri :

Kontrol dan monitoring proses

Pengetesan non destruktif

CAD

Scientific :

Perekaman dan analisis gempa

Akuisisi data

Analisis Spektral

Simulasi dan pemodelan

Ruang angkasa :

Perbaikan kualitas foto udara


Kompresi data

Remote sensing

1.4.4. Penyebab Perkembangan Pengolahan Sinyal Digital

Tiga hal utama yang menyebabkan perkembangan pengolahan

sinyal secara dijital adalah :

Teknologi Piranti : Mikroelektronik, Superkonduktor,

dsb Teknologi Sensor : Sistem Intelegen, Interface

mesin-

manusia.

Teknologi algoritma : Sistem adaptif, Sistem Expert,

Algoritma pemodelan (jaringan syaraf tiruan, Fuzzy logic,

algoritma genertika dsb) .

1.4.5. Pengolahan Sinyal Digital di masa depan


W : Wireless (GSM,CDMA)
A : Autonomous (single chip MP)
M : Mobile (GSM,CDMA,)
D : Digital (SSI, MSI, LSI,VLSI,)
S : Signal
L : Low Price
A : Adaptive (filtering, estimation,)
M : Multimedia (coding, compression,).
P : Processing

Das könnte Ihnen auch gefallen